Anda di halaman 1dari 7

LAPORAN PENDAHULUAN

CA OVARIUM
DI RUANG NIFAS (CEMPAKA) RSUD dr.H. SOEMARN SOSROATMODJO
KUALA KAPUAS

PRAKTEK PROFESI KEPERAWATAN MATERNITAS (PPKM)

Nama : Annisa
NPM : 2214901210097
Preseptor Klinik : Hj.Ruslinawati,Ns.M.Kep

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BANJARMASIN


FAKULTAS KEPERAWATAN DAN ILMU KESEHATAN
PROGRAM STUDI PROFESI NERS
TAHUN 2022/2023
LAPORAN PENDAHULUAN
CA OVARIUM

A. Definisi

Ca ovarium adalah tumor ganas pada ovarium ( indung telur)yang sering ditemukan
pada Wanita 50-70 tahun. Menyebar dibagian seperti panggul dan perut melaui sistem
getah bening dan melalui sistem pembuluh darah menyebar ke hati dan paru-paru.
(Padila,2019).

Ca ovarium adalah kaker ginekologi yang paling mematikan dan terdekteksi Ketika
sudah parah, beberapa Wanita mengalami ketidaknyaman pada abdomen dan bengkak
( Digiulio,2018)

B. Etiologi Manuaba (2013)

1. Menstruasi dini jika seorang wanita mengalami haid sejak usia dini akan memiliki
resiMenstruasi dini Jika seorang wanita mengalami haid sejak usia dini maka akan
memiliki resiko tinggi terkena kanker ovarium.
2. Faktor usia Wanita usia lebih dari 45 tahun lebih rentan terkena kanker ovarium
3. Faktor reproduksi
4. Wanita mandul atau tidak bisa hamil Wanita yang belum pernah hamil akan
memiliki resiko tinggi terkena kanker ovarium.
5. Wanita mandul atau tidak bisa hamil Wanita yang belum pernah hamil akan
memiliki resiko tinggi terkena kanker ovarium.
6. Wanita mandul atau tidak bisa hamil Wanita yang belum pernah hamil akan
memiliki resiko tinggi terkena kanker ovarium.
7. Faktor genetik
8. Makanan Terlalu banyak mengkonsumsi makanan berlemak hewani yang dapat
meningkatkan risiko terkena kanker ovarium.
9. Obesitas Wanita yang mengalami obesitas (kegemukan) memiliki resiko tinggi
terkena kanker ovarium

C. Tanda dan gejala Prawirohardjo (2014)

1. Perut membesar/merasa ada tekanan


2. Dyspareunia
3. Berat badan meningkat karena adanya massa/asites
4. Peningkatan lingkat abdomen
5. Tekanan panggul
6. Kembung,konstipasi
7. Nyeri abdomen, punggung, tungkai dan panggul
8. Urgensi kemih
9. Perdarahan abnormal
D. Pathway
E. Perencanaan keperawatan

No Diagnosa SLKI SDKI


Keperawatan
1 Nyeri akut Setelah dilakukan MANAJEMEN NYERI :
berhubungan dengan intervensi selama
1. Agen pencedera 3x24 jam. Maka Observasi
fisiologis tingkat nyeri
1. lokasi, karakteristik,
(mis.Inflamasi, menurun, dengan
iskemia, kriteria hasil : durasi, frekuensi,
neoplasma) 1. Keluhan kualitas, intensitas
Agen pencedra nyeri nyeri
kimiawi (mis. menurun 2. Identifikasi skala Nyeri
Terbakar, bahan 2. Meringis 3. Identifikasi respon
kimia iritan) menurun nyeri non verbal
2. Agen pencidra 3. Sikap
4. Identifikasi faktor yang
fisik (mis. protektif
Abses, trauma, menurun memperberat dan
amputasi, 4. Gelisah memperingan nyeri
terbakar, menurun 5. Indentifikasi
terpotong, pengetahuan tentang
mengangkat nyeri
berat,prosedur 6. Identifikasi pengaruh
operasi,trauma, budaya terhadap respon
Latihan fisik nyeri
berlebihan 7. Identifikasi pengaruh
nyeri pada kualitas
hidup

Terapeutik :
8. Berikan teknik
nonfarmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri
9. Control lingkungan
yang memperberat rasa
nyeri

Edukasi :
10. Jelaskan penyebab,
periode, dan pemicu
nyeri
11. Jelaskan strategi
meredakan nyeri
12. Anjurkan
menggunakan analgetik
secara tepat
13. Ajarkan Teknik
nonfarmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri
2. Kolaborasi:
14 kolaborasi pemberian
Risiko infeksi Setelah dilakukan analgetic sesuai indikasi
berhubungan dengan asuhan keperawatan
Agen pencedera selama 2 x 24 jam Observasi
fisik diharapkan klien - Batasi jumlah
terhindar dari resiko pengunjung
infeksi dengan - Cuci tangan sebelum dan
kriteria hasil: sesudah kontak dengan
Dengan kriteria hasil: pasien dan lingkungan
- Kebersihan pasien
tangan meningkat - Pertahankan teknik
- Kebersian badan aseptic pada pasien yang
meningkat beresiko tinggi
- Sel darah putih
membaik Edukasi
- Kadar sel darah - Jelakan tanda dan
merah membaik gejala infeksi
- Ajarkan meningkatkan
3 asupan nutrisi

Anjurkan meningkatkan
Intoleransi Aktivitas Setelah dilakukan asupan cairan
Berhubungan asuhan keperawatan
dengan ketidak selama 3 x 24 jam
seimbangan suplai diharapkan Toleransi Manajemen Energi
dan kebutuhan Aktivitas meningkat, Observasi
oksigen ( Anemia) kriteria hasil : - Identifkasi gangguan
1. Kemudahan fungsi tubuh yang
dalam melakukan mengakibatkan
aktivitas kelelahan
sehari-hari - Monitor kelelahan fisik
meningkat dan emosional
2. Kekuatan tubuh - Monitor pola dan jam
atas dan bawah tidur
meningkat - Monitorlokasi dan
3. Keluhan lelah ketidaknyamanan
menurun selama melakukan
4. Dispenea aktivitas
menurun
Terapeutik
- Sediakan lingkungan
nyaman dan rendah
stimulus (mis. cahaya,
suara, kunjungan)
- Lakukan rentang gerak
pasif dan/atau aktif
- Berikan aktivitas
distraksi yang
menyenangkan
- Fasilitas duduk di sisi
tempat t idur, jika tidak
dapat berpindah

Edukasi
- Anjurkan tirah baring
- Anjurkan melakukan
aktivitas secara
bertahap
- Anjurkan menghubungi
perawat jika tanda dan
gejala kelelahan tidak
berkurang
- Ajarkan strategi koping
untuk mengurangi
kelelahan

Kolaborasi
- Kolaborasi dengan ahli
gizi tentang cara
meningkatkan asupan
makanan

F. Discharge Planning dan Rencana Tindak Lanjut klien abortus


a. Dipulangkan dari rumah sakit dalam keadaan : meneruskan obat rawat jalan
b. Kontrol : 3 hari setelah dipulangkan ke rumah sakit yang sama
c. Lanjutkan tindakan perawatan kemoterapi dan teruskan obat-obatan
d. Aturan diit dan nutrisi :
 Makan buah dan sayur
 Makan teratur 3 kali sehari
 Konsumsi makanan sumber zat besi (bayam, biji-bijian, kacang panjang)
 Makanan kaya kalsium (susu)
 Minum air putih sebanyak 6-8 gelas perhari
e. Obat-obatan yang diminum: sesuai terapi medis
f. Aktivitas dan istirahat :jangan melakukan aktivitas berlebihan, tidur yang
cukup , hindari stess.
G. Evaluasi
Diharapkan :
a. Nyeri akut berkurang atau hilang
b. Resiko infeksi tidak terjadi
c. Intoleransi aktivitas dapat dapat teratasi
DAFTAR PUSTAKA

Manuaba ,IBG. 2013. Pengantar kuliah obstetric. Jakarta : EGC

Prawirohardjo, sarwono.2014. Ilmu kebidanan Sarwono Prawirohardjo.


Jakarta : Pt. Bina Pustaka Sarwona Prawirohardjo.

Tim Pokja SIKI DPP PPNI. (2018). Standar Interνensi Keperawatan

Indonesia Definisi dan Tindakan Keperawatan. Jakarta: DPP

Persatuan Perawat Nasional Indonesia.

Tim Pokja SLKI DPP PPNI. (2018). Standar Luaran Keperawatan

Indonesia Definisi dan Kriteria Hasil Keperawatan. Jakarta: DPP

Persatuan Perawat Nasional Indonesia.

Padila, N.R. 2019. Diagnosis Keperawatan Edisi 9. ECG: Jakarta

Kuala Kapuas, Desember 2022

Perseptor Klinik Mahasiswi

(Hj.Ruslinawati,Ns., M.Kep) (Annisa)

Anda mungkin juga menyukai