Anda di halaman 1dari 12

SATUAN ACARA PENYULUHAN

MANAJEMEN LAKTASI

PENYULUHAN KESEHATAN

Disusun Oleh:

Retno Hastuti J230181102


Datik Wahyuningsih J230181074
Santika Primaratri J230181078

PROGRAM PROFESI NERS

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

2018
SATUAN ACARA PENYULUHAN

Topik : Manajemen Laktasi


Sasaran : Ibu Menyusui
Hari/ Tanggal : Kamis / 20 Desember 2018
Waktu : 30 menit
Tempat : Ruang Bersalin 2 RSUD Dr. Moewardi

A. Latar Belakang
Di Indonesia, angka kematian bayi masih sangat tinggi. Diperkirakan
setiap 18 bayi di Indonesia meninggal dunia(Ramawati, Latifah, &
rahmawati, 2013). Penyebab kematian bayi umumnya adalah faktor sosial
ekonomi, demografi dan faktor gizi. Faktor sosial ekonomi meliputi tingkat
pedapatan, kemiskinan, pendidikan ibu, pekerjaan ibu dan tempat tinggal.
Faktor demografi meliputi jenis kelamin bayi, umur ibu, urutan kelahiran dan
jarak kelahiran. Faktor gizi meliputi pemberian Air Susu Ibu (ASI), Berat
Bayi Lahir Rendah (BBLR) dan imunisasi.
Air Susu Ibu (ASI) menjadi salah satu program World Health
Organization (WHO) dan Pemerintah RI yang gencar dikemukakan di sektor
kesehatan untuk mengurangi morbiditas dan mortalitas anak. (Wattimena &
Werdani, 2015).
Permasalahan yang utama adalah perilaku menyusui yang kurang
mendukung atau yang dikenal deengan manajemen laktasi. Faktor sosial
budaya, kesadaran akan pentingnya ASI, gencarnya promosi susu formula,
pelayanan kesehatan dan petugas kesehatan yang belum sepenuhnya
mendukung PP-ASI, kurangnya rasa percaya diri ibu bahwa ASI cukup untuk
bayinya adalah beberapa hal yang menjadi faktor yang memengaruhi (Singh,
2010).
Tahun 2013, UNICEF mengatakan bahwa menyusui merupakan
penyelamat anak yang paling murah dan efektif dalam sejarah kesehatan
manusia. Diharapkan minimal 6 bulan ibu menyusui anaknya sedapat
mungkin secara ekskluif. Cakupan pemberian ASI esklusif di Jawa Tengah

2
sekitar 28,96% jauh dibawah Standar Pelayanan Minimal (SPM) 2010
sebesar 80% (Departemen Kesehatan Jawa Tengah, 2008).
Bangsal Teratai I RSUD Karanganyar diketahui banyak ibu nifas yang
baru pertama kali melahirkan sehingga belum mempunyai pengetahuan dan
pengalaman dalam manajemen laktasi. Pendidikan kesehatan managemen
laktasi diharapkan mampu untuk menambah pengetahuan untuk ibu nifas di
bangsal Teratai.
B. Tujuan
1. Umum
Setelah mengikuti pendidikan kesehatan, ibu menyusi dapat mengetahui
cara manajemen laktasi.
2. Khusus
a. Mampu mengetahui manajemen laktasi
b. Mampu memahami manfaat ASI
c. Mampu memahami hal-hal yang memengaruhi produksi ASI
d. Mampu memahami teknik menyusui yang baik dan benar
e. Mampu memahami cara memerah ASI
C. Bahasan
1. Pokok Bahasan : Manajemen laktasi
2. Sub Pokok Bahasan :
a. Pengertian manajemen laktasi
b. Manfaat ASI
c. Hal-hal yang memengaruhi produksi ASI
d. Teknik menyusui yang baik dan benar
e. Cara Memerah ASI
D. Metode
1. Ceramah
2. Diskusi
3. Praktik
E. Media
1. Leaflet

3
F. Materi
(Terlampir)
G. Pengorganisasian
Pelaksana
Moderator : Datik Wahyuningsih
Penyaji : Retno Hastuti.
Notulis : Santika Primaratri
Fasilitator : Santika Primaratri
H. Setting Tempat
MODERATOR NOTULIS
A A A A Keteranga
A A A A n : A = Audience
A A A A I. Susunan
PENYAJI
A A A A Acara Penyuluhan
A A A A
A A A A
A A A A A A A A
A A A A A A A A
No Waktu Kegiatan Respon
1 5 Menit Pembukaan : 1. Membalas salam
1. Salam penyaji
2. Perkenalan diri 2. Mendengarkan dan
3. Kontrak waktu memperhatikan
4. Apersepsi 3. Menyetujui konrak
waktu
4. Menjawab apersepsi
2 30 menit 1. Pelaksanaan : 1. Mendengarkan dan
a. Memberikan penjelasan memperhatikan
pengertian manajemen 2. Audience bertanya
laktasi dengan penyaji
b. Memberikan penjelasan 3. Memberikan pertanyaan
tentang manfaat ASI bagi kepada audience

4
bayi dan ibu menyusui
c. Memberikan penjelasan
mengenai hal yang
memengaruhi produksi ASI
d. Memberikan penjelasan
teknik menyusui yang baik
dan benar
e. Menjelaskan cara memijat
untuk perangsang ASI
2. Memberikan waktukepada
audience untuk bertanya
3. Melakukan evaluasi
3 5 Menit 1. Menyimpulkan materi 1. Mendengarkan dan
2. Menutup dan mengungkapkan memperhatikan
salam 2. Menjawab salam

J. Rencana Evaluasi
1. Evaluasi Struktur
Audience dapat terkoordinir dengan mudah dan mengikuti penyuluhan
dengan tenang.
2. Evaluasi Proses
a. Pre-test dan post-test materi terlaksana dengan lancar.
b. Penyaji menyampaikan materi dengan baik.
c. Audience dapat mengikuti dengan tenang dan lancer walaupun ada
beberapa yang tidak memperhatikan.
d. Tanya jawab berjalan lancar.
Daftar pertanyaan :
1) Apa manfaat ASI bagi bagi dan apa manfaat menyusui bagi ibu ?
2) Sebutkan hal-hal yang dapat memengaruhi produksi ASI !
3) Bagaimana teknik menyusui yang baik dan benar ?
4) Bagaimana cara memerah ASI ?

5
3. Evaluasi hasil
Peserta dapat menyebutkan :
a. 60% peserta dapat menyebutkan manfaat ASI bagi bayi dan ibu
menyusui
b. 60% peserta dapat menyebutkan hal yang memengaruhi produksi ASI
c. 60% peserta dapat mendemonstrasikan teknik menyusui yang baik dan
benar
d. 60% peserta dapat menyebutkan cara memerah ASI

6
LAMPIRAN MATERI
A. Pengertian Manajemen Laktasi
Manajemen Laktasi adalah merupakan segala daya upaya yang
dilakukan untuk membantu ibu mencapai keberhasilan dalam menyusui
bayinya. Usaha ini dilakukan terhadap dalam tiga tahap, yakni pada masa
kehamilan (antenatal), sewaktu ibu dalam persalinan sampai keluar rumah
sakit (perinatal), dan masa menyusui selanjutnya sampai anak berumur 2
tahun (postnatal) (Susiana, H, 2009).
Laktasi adalah keseluruhan proses menyusui mulai dari ASI diproduksi
sampai proses bayi menghisap dan menelan ASI. Laktasi merupakan bagian
integral dari siklus reproduksi mamalia termasuk manusia (Direktorat Gizi
Masyarakat, 2005).
Laktasi adalah produksi dan pengeluaran ASI, dimana calon ibu ibu
harus sudah siap baik secara psikologis dan fisik. Jika laktasi baik maka bayi
cukup sehat menyusu. Produksi ASI disesuaikan dengan kebutuhan bayi,
volume ASI 500 – 800 ml/hari (3000 ml/hari) (Rukiyah, dkk, 2011).
Ruang Lingkup manajemen laktasi adalah periode postnatal, antara lain
ASI eksklusif, teknik menyusui, memeras ASI, memberikan ASI peras,
menyimpan ASI peras, pemenuhan gizi selama periode menyusui
(Maryunani, 2012).
ASI eksklusif adalah pemberian hanya ASI saja tanpa makanan dan
minuman lain. ASI eksklusif dianjurkan sampai 6 bulan pertama kehidupan
bayi (World HealthOrganization, 2007).
ASI eksklusif merupakan pemberian hanya ASI saja selama enam bulan
tanpa tambahan cairan apapun, seperti susu formula, jeruk, madu, air teh, air
putih dan tanpa pemberian makanan tambahan lain, seperti pisang, bubur
susu, biscuit, bubur atau nasi tim. Setelah bayi berusia enam bulan, barulah
bayi diberikan makanan pendamping ASI dengan ASI tetap diberikan sampai
usia bayi 2 tahun atau lebih (Wiji, 2013).
B. Manfaat ASI bagi Bayi dan Menyusui bagi Ibu
Air Susu Ibu (ASI) merupakan nutrisi alamiah terbaik bagi bayi
karena mengandung kebutuhan energi dan zat yang dibutuhkan selama

7
enam bulan pertama kehidupan bayi. Seorang ibu sering mengalami masalah
dalam pemberian ASI eksklusif, salah satu kendala utamanya yakni produksi
ASI yang tidak lancar. Hal ini akan menjadi faktor penyebab rendahnya
cakupan pemberian ASI eksklusif kepada bayi baru lahir (Wulandari dan
Handayani, 2011).Pemberian ASI memiliki banyak manfaat bagi ibu dan
bayi.
1. Manfaat ASI bagi bayi
a. Sebagai makanan terbaik yang mudah dicerna dan sesuai dengan
pencernaan bayi
b. Memberikan kekebalan tubuh alami bagi bayi dan mencegah infeksi
c. Mencegah terjadinya alergi pada bayi
d. Menunjang perkembangan rahang, gigi dan gusi bayi dikemudian
hari
e. Pertumbuhan dan perkembangan lebih optimal dan mencerdaskan
otak bayi
2. Manfaat menyusui bagi ibu
a. Memperkuat ikatan batin dan kasih sayang antara ibu dan bayi
b. Mempercepat berhentinya pendarahan setelah melahirkan
c. Mempercepat pengembalian bentuk dan ukuran rahim
d. Menjarangkan kehamilan atau sebagai alat KB alami
e. Mengurangi kemungkinan terjadinya kanker payudara
f. Menghemat pengeluaran uang karena ASI GRATIS
C. Hal-hal yang Memengaruhi Produksi ASI
1. Makanan
Kualitas dan produksi ASI dipengaruhi oleh makanan yang ibu
konsumsi sehari-hari. Selama masa menyusui, ibu harus mengkonsumsi
makanan yang sehat, beragam dan mengandung gizi yang seimbang. Jika
pola makan ibu tidak tepat dan ibu tidak mengkonsumsi makanan sehat,
maka akibatnya produksi ASI akan menjadi terpengaruh. Terdapat
berbagai jenis makanan yang dapat mempengaruhi produksi ASI, di
antaranya yaitu daun katuk, sayuran hijau, daun pepaya dan lain
sebagainya.

8
2. Keadaan Psikis dan Emosi Ibu
Keadaan psikis dan emosi ibu dapat mempengaruhi refleks
pengaliran susu. Refleks ini berperan untuk mengontrol perintah, yang
mana perintah tersebut dikirim oleh hipotalamus yang terdapat pada
kelenjar bawah otak. Apabila ibu mengalami cemas, tegang, stres, dan
kebingungan maka ASI tidak dapat turun dari alveoli menuju ke puting.
Keadaan ini biasanya akan terjadi pada awal-awal menyusui, ketika
refleks pengaliran susu belum dapat befungsi dengan sepenuhnya. Refleks
pengaliran susu itu sendiri dapat berfungsi dengan baik apabila ibu dalam
keadaan tenang, nyaman, rileks dan tidak tegang atau merasa cemas.
Anda dapat mendengar suara tangisan bayi atau selalu memikirkannya
sehingga dapat membantu refleks air susu bekerja. Efeknya produksi ASI
akan terbantu.
3. Frekuensi Menyusui
Apabila bayi menyusu semakin sering, maka produksi ASI akan
semakin banyak. Selain menyusui langsung, anda juga dapat memerah
ASI dengan pompa ASI. Apabila menyusui bayi jarang dilakukan, ASI
pun tidak akan dihisap oleh bayi anda yang akan berpengaruh pada
pengeluaran ASI.
4. Pemakaian Alat Kontrasepsi
Penggunaan alat kontrasepsi harus ibu perhatikan selama masa
menyusui. Pasalnya, pemakaian alat kontrasepsi yang tidak tepat dapat
mempengaruhi produksi ASI
D. Teknik Menyusui yang Baik dan Benar
1. Satu lengan, kepala bayi diletakkan pada siku dan bokong bayi pada
lengan
2. Satu lengan bayi diletakkan dibelakang badan ibu dan yang satu didepan
3. Perut bayi menempel badan ibu, kepala bayi menghadap payudara
4. Telinga dan lengan bayi terletak pada satu garis lurus
5. Ibu menatap bayi dengan kasih sayang
6. Tangan kanan menyangga payudara kiri dan keempat jari serta ibu jari
menekan payudara bagian atas areola

9
7. Bayi diberi rangsangan untuk membuka mulut dengan cara menyemtuh
pipi bayi dengan putting susu.
8. Setelah bayi membuka mulut, dengan cepat kepala bayi didekatkan
kepayudara ibu dengan putting serta areola dimasukkan kemulut bayi
9. Melepas isapan bayi
10. Setelah selesai menyusui ASI dikeluarkan sedikit kemudian dioleskan
pada putting dan areola
11. Menyendawakan bayi
Hal-hal yang Memengaruhi Teknik Menyusui Yang Benar adalah cara
memberikan ASI kepada bayi dengan perlekatan dan posisi ibu dan bayi
dengan benar (Perinasia, 1994). Berikut cara menyusui yang benar :
1. Duduk dengan posisi santai, tegak lurus, punggung menyandar, dan kaki
menapak dilantai
2. Sebelum menyusui ASI dikeluarkan sedikit kemudian oleskan pada
putting dan areola
3. Gunakan bantal atau selimut untuk menopang bayi
E. Cara Memerah ASI
Memerah ASI diperlukan untuk merangsang pengeluaran ASI pada
keadaan payudara sangat bengkak, puting sangan lecet, dan pada bayi yang
tidak dapat diberikan minum ASI karena alasan tertentu. Memerah ASI yang
dilakukan dengan rutin dapat meningkatkan produksi ASI. Berikut cara
memerah ASI dengan Tangan:
1. Cuci tangan terlebih dahulu dan duduk santai dengan mencondongkan
badan sedikit kedepan
2. Payudara dipijat dengan lembut dari dasar payudara ke arah puting susu
3. Letakkan ibu jari di bagian atas areola dan jari telunjuk serta jari tengah di
bagian bawah areola
4. Tekan jari kea rah dada, kemudian pencet dan tekan payudara diantara jari-
jari, lalu lepaskan, dorong ke puting seperti mengikuti gerakan mengisap
bayi
5. Ulangi hal ini berulang-ulang sampai payudara menjadi lembek dan
kosong

10
F. Cara Menyimpan ASI Perah
Beberapa Cara Menyimpan ASI perah diantaranya :
1. Menyediakan tempat untuk menyimpan ASI perah, yaitu berupa botol
kaca atau botol dari plastic keras yang mempunyai penutup rapat dan
polos. Volumenya sesuai dengan kebutuhan bayi untuk sekali minum
yaitu sekitar 80 ml - 100 ml.
2. ASI perah didinginkan terlebih dahulu selama 30 menit di dalam lemari
pendingin. Setelah itu barulah ASI perah dimasukan ke dalam freezer.
3. Menuliskan hari, tanggal dan jam saat ASI diperah.
4. Apabila akan diberikan kepada bayi maka ASI perah dicairkan terlebih
dahulu dengan cara diletakan di baskom yang berisi air hangat. Dan
setelah ASI dicairkan tidak diperbolehkan dimasukan lagi ke dalam
freezer untuk di simpan. Dengan kata lain hanya sekali minum saja.
5. Walaupun ASI yang sudah dibekukan dapat diberikan kepada bayi di saat
ibu berada di luar rumah namun setelah ibu berada di rumah sedapat
mungkin diusahakan untuk memberikan ASI langsung dari payudara ibu
kepada bayi. Karena ASI yang telah dibekukan kehilangan sebagian dari
zat anti infeksinya.
Perlu diperhatikan juga untuk daya tahan ASI perah, diantaranya sebagai
berikut:
1. ASI dapat bertahan selama 6-8 jam di udara biasa
2. ASI dapat bertahan selama 24 jam di dalam termos es (chiller)
3. ASI dapat bertahan selama 2 hari dalam lemari es (pintu llemari es)
4. ASI dapat bertahan selama 2 minggu di dalam freezer
5. ASI dapat bertahan selama 3 bulan di freezer lemari es 2 pintu

11
DAFTAR PUSTAKA

Ambarwati, Eny Retna. (2009). Asuhan Kebidanan Nifas. Jogjakarta: Mitra


Cendikia Press.
Direktorat Gizi Masyarakat (2005). Manajemen Laktasi. Kemenkes RI No.
450/Menkes/SK/IV/2004 tentang pemberian ASI secara Eksklusif pada
bayi di Indonesia.
Jurusan Gizi. (2016). Diunduh pada tanggal 31 Oktober 2018.
http://gizi.fk.ub.ac.id/manajemen-laktasi/
Maryunani, A. (2012). Inisiasi Menyusui Dini, Asi Eksklusif dan Manajemen
Laktasi. Jakarta: Trans Info Medika.
Ramawati, D., Latifah, L., & rahmawati, E. (2013). Efektivitas Modul untuk
Manajemen Laktasi Pasca Melahirkan . Jurnal Keperawatan Soedirman
(The Soedirman Journal of Nursing) Volum 8, No. 1 Maret, 49-55.
Rukiyah, Aiyeyeh, dkk. (2011). Asuhan Kebidanan III (Nifas). Jakarta: Trans Info
Media.
Singh, B. (2010). Knowlagde, Attitude and Practice of Breast Feeding A Case
Study. Europian Journal of Scientific ISSN 1450-216X Vol 40 No. 3 , 404-
422.
Susiana, H. (2009). Manajemen Laktasi yang baik.Diunduh pada tanggal 31
Oktober 2018.
http://lifestyle.okezone.com/index.php/read/2009/08/03/27/244418/manaje
men-laktasi-yang-baik/
Wattimena, I., & Werdani, y. D. (2015). Manajemen Laktasi dan Kesejahteraan
Ibu Menyusui. Jurnal Psikologi Volume 42, No.2, Desember , 231-242.
Wiji, R.N. (2013). ASI danPanduanIbuMenyusui, Yogyakarta: NuhaMedika.

World Health Organization. (2007).Community-based Strategies for


Breastfeeding Promotion and Support in Developing Countries. Geneva.
Wulandari & Handayani. (2011). Asuhan kebidanan ibu masa nifas. Yogyakarta:
Gosyen Publishing.

12

Anda mungkin juga menyukai