Anda di halaman 1dari 11

SAP (SATUAN ACARA PENYULUHAN)

MANAJEMEN LAKTASI

DOSEN PEMBIMBING : Ns. Rusmala Dewi, M. Kep., Sp. Kep. Mat

DISUSUN OLEH

KELOMPOK 5 :

Nyoman Ariastiti (1926080)

Oky Agung Aditya P (1926082)

Priselia Maharani (1926084)

Putri Aprilia (1926086)

Putu Dian Puspita S (1926088)

Rahmanto (1926090)

Ramona Safitri (1926092)

PROGRAM STUDI D III KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN PANCA BHAKTI BANDAR LAMPUNG

TAHUN AJARAN 2020/2021


SATUAN ACARA PENYULUHAN

Topik : Manajemen Laktasi

Sasaran : Ibu menyusui yang baru melahirkan di Bandar Lampung

Tempat : Gedung Kampus STIKPanca Bhakti Bandar Lampung

Hari/Tanggal : 29 Maret 2021

Waktu : 40 Menit / 09.00 – 09.40

Penyuluh : Mahasiswa D3 Keperawatan STIKPanca Bhakti Bandar Lampung

I. Tujuan Instruksional Umum

Setelah dilakukan penyuluhan diharapkan peserta memahami tentang manajemen laktasi

II. Tujuan Instruksional Khusus

Setelah mengikuti penyuluhan diharapkan peserta mampu :

1. Menjelaskan tentang manajemen laktasi


2. Menjelaskan manfaat laktasi
3. Menjelaskan tentang praktek menyusui yang benar
4. Menjelaskan keterampilan produksi ASI
5. Menjelaskan teknik menyusui
6. Menjelaskan kebersihan menyusui

III. Metode
1. Ceramah
2. Diskusi
3. Demonstasi
IV. Media
1. Leaflet
2. Flipchart

V. Kegiatan Penyuluhan

No Waktu Tahap Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Peserta


1 3 menit Pembukaan Membuka kegiatan dengan Ø
mengucapkan salam.  Menjawab salam
Memperkenalkan diri  Mendengarkan
Menjelaskan tujuan dari  Memperhatikan
penyuluhan dan kontrak  Memperhatikan
waktu  Memperhatikan
Menyebutkan materi
penyuluhan yang akan
diberikan
Menggali pengetahuan
audience

2 15 Menit Pelaksanaan  Menjelaskan tentang  Mendengarkan dan


pengertian memperhatikan
manajemen laktasi  Mendengarkan dan
 Menjelaskan manfaat memperhatikan
laktasi  Mendengarkan dan
 Menjelaskan tentang memperhatikan
praktek menyusui  Mendengarkan dan
yang benar memperhatikan
 Menjelaskan tentang  Mendengarkan dan
keterampilan produksi memperhatikan
ASI  Mendengarkan dan
 Menjelaskan tentang memperhatikan
teknik menyusui  Mengikuti demonstasi
 Menjelaskan tentang manajemen laktasi
kebersihan menyusui
 Mendemostrasikan
manajemen laktasi
3 10 menit Evaluasi  Memberi kesempatan Menjawab dan menjelaskan
kepada audience pertanyaan yang diajukan
untuk bertanya penyaji
 Menanyakan pada
peserta materi yang
diberikan dan
reinforcement kepada
pasien bila dapat
menjawab &
menjelaskan kembali
pertanyaan/materi
4 2 menit Penutup  Mengucapkan Mendengarkan dan
terimakasih kepada membalas salam
audience
 Mengucapkan salam

VI. Kriteria Evaluasi


1. Kriteria struktur :
a. Kesiapan materi SAP
b. Kesiapan media untuk SAP : Leaflet dan Flipchart
c. Peserta hadir di tempat penyuluhan tempat waktu
d. Penyelenggaraan penyuluhan dilaksanakan di Gedung B Ngudia Husada Madura
e. Pengorganisasian penyelenggaraan penyuluhan dilakukan satu minggu sebelum
pelaksanaan penyuluhan

2. Kriteria Proses
a. Peserta antusias terhadap materi penyuluhan
b. Peserts mengajukan pertanyaan dan menjawab pertanyaan secara benar
c. Peserta tidak meninggalkan tempat sebelum kegiatan selesai
d. Jalannya penyuluhan terfasilitasi dengan baik
e. Dapat menjalankan perannya sesuai dengan tugas

3. Kriteria Hasil
a. Kegiatan penyuluhan berjalan sesuai dengan waktu yang telah ditentukan
b. Peserta dapat memahami :
1) Pengertian manajemen laktasi
2) Praktek menyusui yang benar
3) Keterampilan produksi ASI
4) Teknik menyusui
5) Kebersihan menyusui
MATERI PENYULUHAN

MANAJEMEN LAKTASI

1. Manajemen Laktasi
Manajemen Laktasi adalah segala daya upaya yang dilakukan untuk membantu ibu
mencapai keberhasilan dalam menyusui bayinya. Laktasi adalah keseluruhan proses
menyusui mulai dari ASI diproduksi sampai proses bayi mengisap dan menelan ASI.

2. Manfaat Laktasi
a. Mencegah terjadi aspirasi/ tersedak pada bayi
b. Mencegah ASI masuk kedalam paru-paru
c. Memenuhi kebutuhan nutrisi bayi yang adekuat

3. Praktek Menyusui Yang Benar


a. The cradle (Posisi Mendekap). Posisi ini sangat baik untuk bayi yang baru lahir.
Bagaimana caranya? Pastikan punggung Anda benar-benar mendukung untuk posisi ini.
Jaga bayi di perut Anda, sampai kulitnya dan kulit Anda saling bersentuhan. Biarkan
tubuhnya menghadap ke arah Anda, dan letakkan kepalanya pada siku Anda.
b. The cross cradle hold (Posisi Mendekap Silang). Satu lengan mendukung tubuh bayi dan
yang lain mendukung kepala, mirip dengan posisi dudukan tetapi Anda akan memiliki
kontrol lebih besar atas kepala bayi. Posisi menyusui ini bagus untuk bayi prematur atau
ibu dengan puting payudara kecil.
c. The football hold (Posisi Pencengkram/Sepakbola). Caranya, pegang bayi di samping
Anda dengan kaki di belakang Anda dan bayi terselip di bawah lengan Anda, seolah-olah
Anda sedang memegang bola kaki. Ini adalah posisi terbaik untuk ibu yang melahirkan
dengan operasi caesar atau untuk ibu-ibu dengan payudara besar. Tapi, Anda butuh bantal
untuk menopang bayi.
d. Saddle hold (Posisi Duduk). Ini merupakan cara yang menyenangkan untuk menyusui
dalam posisi duduk. Ini juga bekerja dengan baik jika bayi Anda memiliki pilek atau sakit
telinga. Caranya, bayi Anda duduk tegak dengan kaki mengangkangi Anda sendiri.
e. The lying position (Posisi Berbaring). Menyusui dengan berbaring akan memberi Anda
lebih banyak kesempatan untuk bersantai dan juga untuk tidur lebih banyak pada malam
hari. Anda bisa tidur saat bayi menyusu. Dukung punggung dan kepala bayi dengan
bantal. Pastikan bahwa perut bayi menyentuh Ibu.

4. Teknik Menyusui
Teknik menyusui yang benar adalah cara memberikan ASI kepada bayi dengan perlekatan
dan posisi ibu dan bayi dengan benar (Perinasia, 1994). Teknik menyusui perlu diperhatikan,
karena sangat menentukan keberhasilan dalam mempertahankan menyusui dan
memperbanyak produksi ASI.
a. Posisi Ibu menyusui :
1) Duduklah dengan posisi enak dan santai kalau perlu pakailah kursi yang ada sandaran
punggung dan lengan.
2) Gunakan bantal untuk mengganjal bayi, agar jarak bayi tidak terlalu jauh dari payudara.

b. Memasukkan puting susu


1) Bila menyusukan mulai dengan payudara kanan, letakkanlah kepala bayi pada siku
bagian dalam lengan kanan, badan bayi menghadap ke badan ibu.
2) Lengan kiri bayi diletakkan diseputar pinggang ibu, tangan kanan ibu memegang
pantat/paha kanan bayi.
3) Sanggahlah payudara kanan ibu dengan keempat jari tangan kiri dibawahnya, dan ibu jari
diatasnya, tetapi tidak diatas bagian yang berwarna hitam (aerola mamae).
4) Sentuhlah mulut bayi dengan puting susu.
5) Tunggu sampai bayi membuka mulut lebar-lebar.
6) Masukkan puting susu secepatnya ke dalam mulut sampai daerah berwarna hitam.

c. Melepaskan hisapan bayi


Setelah selesai menyusui bayi selama 10 menit, lepaskanlah iapan bayi dengan cara:
1) Masukkanjari kelingking ibu yang bersih ke sudut mulut bayi atau dengan menekan dagu
bayi ke bawah.
2) Jangan menarik puting susu untuk melepaskannya.
d. Menyendawakan bayi
1) Sandarkan bayi di pundak ibu, tepuklah punggungnya dengan pelan sampai keluar
sendawa
2) Bayi ditelungkupkan di pangkuan ibu, sambil digosok punggungnya.

e. Tanda-tanda menyusui yang benar


1) Bayi cukup tenang
2) Mulut bayi terbuka lebar
3) Bayi menempel betul pada ibu
4) Mulut dan dagu bayi menempel betul pada payudara ibu
5) Seluruh aerola tertutup mulut bayi
6) Bayi nampak pelan-pelan menghisap dengan kuat
7) Puting susu ibu tidak terasa nyeri
8) Telinga dengan lengan bayi berada pada satu garis
9) Posisi ibu menyusui duduk, berbaring, berdiri, dan di gendong

f. Hal-hal yang perlu diingat


1) Susukanlah bayi dengan kedua payudara secara bergantian
2) Sebelum menyusui minumlah 1 gelas air putih/teh
3) Selama menyusui berikanlah perhatian yang penuh pada bayi
4) Bayi yang sehat dapat mengkosongkan payudara sekitar 5-7 menit
5) ASI dalam lambung bayi akan kosong dalam 2 jam sehingga bayi menjadi lapar
6) Pada awalnya bayi menyusui dengan jadwal yang tidak teratur dan akan mempunyai pola
tertentu setelah 1-2 minggu kemudian.

5. Keterampilan Produksi ASI


Persiapan memberikan ASI dilakukan bersamaan dengan kehamilan. Pada kehamilan,
payudara semakin padat karena retensi air, lemak serta berkembangnya kelenjar-kelenjar
payudara yang dirasakan tegang dan sakit. Bersamaan dengan membesarnya kehamilan,
perkembangan dan persiapan ASI makin tampak payudara semakin besar, puting susu
semakin menonjol, pembuluh darah semakin tampak dan aerola mammae menghitam.
Keterampilan produksi ASI :
a) Menyusui sesering mungkin
b) Motivasi yang kuat untuk menyusui bayi
c) Membersihkan putting susu dengan air atau minyak, sehingga epitel yang lepas tidak
menumpuk.
d) Penggunaan BH yang terlalu sempit akan mempengaruhi produksi ASI.
e) Setelah proses melahirkan, bayi langsung diperkenalkan dengan payudara.
f) Putting susu ditarik setiap mandi, sehingga menonjol untuk dapat memakai pompa susu
g) Bila putting susu belum menonjol dapat memakai pompa susu.

Selain itu agar proses menyusui dapat berjalan lancar, maka seorang ibu harus mempunyai
keterampilan menyusuui agar ASI dapat mengalir dari payudara inu ke bayi secara efektif.
Keterampilan menyusui yang baik meliputi menyusui dan perlekatan bayu pada payudara
yang tepat.

Posisi menyusui harus senyaman mungkin, dapat dengan posisi berbaring atau duduk. Posisi
yang kurang tepat akan menghasilkan perlekatan yang tidak baik. Posisi dasar menyusui
terdiri dari posisi badan ibu, posisi badan bayi, serta posisi mulut bayi dan payudara ibu
(perlekatan/ attachment). Posisi badan ibu saat menyusui dapat posisi duduk, posisi tidur
terlentang, atau posisi tidur miring.

6. Kebersihan Menyusui
a) Kebersihan diri atau personal hygiene
Kebersihan diri ibu membantu mengurangi sumber infeksi dan meningkatkan perasaan
nyaman pada ibu. Anjurkan ibu untuk menjaga kebersihan diri dengan cara mandi yang
teratur minimal 2 kali sehari, mengganti pakaian dan alas tempat tidur serta lingkungan
dimana ibu tinggal. Ibu harus tetap bersih, segar dan wangi.

b) Kebersihan Payudara
Bagi ibu yang menyusui bayinya perawatan putting susu merupakan suatu hal yang
sangat penting. Payudara harus dibersihkan dengan teliti setiap hari selama mandi dan
sekali lagi ketika hendak menyusui. Hal ini kan mengangkat kolostrum yang kering atau
sisa susu untuk mencegah akumulasi dan masuknya bakteri baik ke putting maupun ke
mulut bayi. Salep atau krim khusus dapat digunakan untuk mencegah pecah-pecah pada
putting. Apabila puting susu lecet, oleskan kolostrum atau ASI yang keluar pada sekitar
putting setiap kali selesai menyusui. Apabila lecet sangat berat, istrirahatkan selama 24
jam dan ASI dikeluarkan dan diminumkan dengan sendok.
DAFTAR PUSTAKA

Perkumpulan Perinatologi Indonesia. 2009. Manajemen Laktasi. Jakarta

http://aldiavanza.blogspot.com/2010/10/sap-teknik-menyusui-yang-baik-dan-benar.html

Http://karmiela77.blogspot.co.id/2012/12/perawatan-ibu-nifas-postpartum.html

Anda mungkin juga menyukai