Kelompok 4 :
Alhamdulillahirobbilalamin puji syukur ke hadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan
hidayahnya, sehingga makalah ini dapat terselesaikan. Penyusunan makalah ini
dimaksudkan untuk memenuhi tugas "Keperawatan Gerontik". Sedikit menyinggung
mengenai makalah ini, makalah ini berisi tentang Muskuloskeletal ( Rheumatoid Asthritis )
pada lansia.
Makalah ini ditulis dari hasil penyusunan data-data sekunder yang saya peroleh dari
berbagai sumber yang berkaitan dengan Muskuloskeletal ( Rheumatoid Asthritis ) pada
lansia. serta infomasi dari media massa yang berhubungan dengan Rheumatoid Asthritis.
Saya menyadari bahwa makalah ini masih kurang sempurna oleh karena itu kritik dan
saran dari semua pihak sangat diharapkan guna penyempurnaan makalah ini. Semoga
makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca.
Penulis
i
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL................................................................................................i
KATA PENGANTAR.............................................................................................ii
DAFTAR ISI..........................................................................................................iii
BAB 1 PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.....................................................................................................3
b. rumusan masalah...................................................................................................4
c. tujuan.....................................................................................................................4
B. manfaat.................................................................................................................4
BAB II PEMBAHASAN
2.1 definisi rheumatoid asthritis...............................................................................5
2.2 faktor resiko rheumatoid arthritis........................................................................5
2.3 tanda dan gejala rheumatoid arthritis..................................................................5
2.4 patofisiologi rheumatoid arthritis........................................................................6
2.5 pemeriksaan Diagnostik rheumatoid arthritis.....................................................7
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan..........................................................................................................20
DAFTAR PUSTAKA
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perubahan – perubahan akan terjadi pada tubuh manusia sejalan dengan makin
meningkatnya usia. Perubahan tubuh terjadi sejak awal kehidupan hingga usia lanjut
pada semua organ dan jaringan tubuh.
Keadaan demikian itu tampak pula pada semua sistem muskuloskeletal dan jaringan lain
yang ada kaitannya dengan kemungkinan timbulnya beberapa golongan reumatik. Salah
satu golongan penyakit reumatik yang sering menyertai usia lanjut
yang menimbulkan gangguan muskuloskeletal terutama adalah osteoartritis. Kejadian
penyakit tersebut akan makin meningkat sejalan dengan meningkatnya usia manusia.
Reumatik dapat mengakibatkan perubahan otot, hingga fungsinya dapat menurun bila
otot pada bagian yang menderita tidak dilatih guna mengaktifkan fungsi otot. Dengan
meningkatnya usia menjadi tua fungsi otot dapat dilatih dengan baik. Namun usia lanjut
tidak selalu mengalami atau menderita reumatik. Bagaimana timbulnya kejadian reumatik
ini, sampai sekarang belum sepenuhnya dapat dimengerti.
Reumatik bukan merupakan suatu penyakit, tapi merupakan suatu sindrom
dan.golongan penyakit yang menampilkan perwujudan sindroma reumatik cukup
banyak, namun semuanya menunjukkan adanya persamaan ciri. Menurut kesepakatan
para ahli di bidang rematologi, reumatik dapat terungkap sebagai keluhan dan/atau tanda.
Dari kesepakatan, dinyatakan ada tiga keluhan utama pada sistem muskuloskeletal yaitu:
nyeri, kekakuan (rasa kaku) dan kelemahan, serta adanya tiga tanda utama yaitu:
pembengkakan sendi., kelemahan otot, dan gangguan gerak. (Soenarto, 1982)
Reumatik dapat terjadi pada semua umur dari kanak – kanak sampai usia lanjut, atau
sebagai kelanjutan sebelum usia lanjut. Dan gangguan reumatik akan meningkat dengan
meningkatnya umur. (Felson, 1993, Soenarto dan Wardoyo, 1994)
3
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa definisi arthritis rheumatoid ?
2. Apa etiologi/faktor resiko arthritis rheumatoid ?
3. Apa patofisiologi arthritis rheumatoid ?
4. apa tanda dan gejala arthritis rheumatoid ?
5. bagaimana pemeriksaan diagnostik pada arthritis rheumatoid ?
6. Bagaimana asuhan keperawatan pada arthritis rheumatoid ?
C. TUJUAN
1. Untuk mengetahui definisi arthritis rheumatoid
2. Untuk mengetahui etiologi/ faktor resiko arthritis rheumatoid
3. Untuk mengetahui patofisiologi arthritis rheumatoid
4. Untuk mengetahui tanda dan gejala arthritis rheumatoid
5. untuk mengetahui pemeriksaan diagnostik pada arthritis rheumatoid
6. Untuk mengetahui asuhan keperawatan pada arthritis rheumatoid
MANFAAT
1. Sebagai informasi dasar untuk mengenal arthritis rheumatoid
2. Untuk menambah wawasan dan pengetahuan pembaca mengenai arthritis
rheumatoid .
4
BAB II
PEMBAHASAN
A. DEFINISI
Rematoid Artritis merupakan suatu penyakit inflamasi sistemik kronik yang manifestasi
utamanya adalah poliartritis yang progresif, akan tetapi penyakit ini juga melibatkan
seluruh organ tubuh.(Hidayat, 2006)
Artritis Rematoid adalah suatu penyakit autoimun dimana persendian (biasanya sendi
tangan dan kaki) secara simetris mengalami peradangan, sehingga terjadi pembengkakan,
nyeri dan seringkali akhirnya menyebabkan kerusakan bagian dalam sendi.
B. Etiologi/Faktor resiko
Hingga kini penyebab Remotoid Artritis (RA) tidak diketahui, tetapi beberapa hipotesa
menunjukan bahwa RA dipengaruhi oleh faktor-faktor :
a.Mekanisme IMUN ( Antigen-Antibody) seperti interaksi antara IGC dan factor
Rematoid
b. Gangguan Metabolisme
c. Genetik
d. Faktor lain : nutrisi dan faktor lingkungan (pekerjaan dan psikososial)
5
Keluhan pada sendi ini biasanya berawal dari sendi di kaki, sehingga dapat menimbulkan
keluhan:
Nyeri pada pergelangan kaki saat berjalan di tanjakan.
Nyeri pada tumit dan tulang kering saat berjalan di atas tanah yang tidak rata.
Perubahan bentuk telapak kaki sehingga sulit memakai sepatu, serta bentuk jari kuku dan
kuku kaki.
Selain gejala pada sendi, penderita rheumatoid arthritis juga dapat merasakan gejala di
bagian tubuh yang lain, yaitu pada mata berupa mata kering, serta pada jantung dan paru-
paru berupa nyeri dada.
D. Patofisiologi
6
Pada penyakit Rheumatoid Arthritis terdapat 3 stadium yaitu :
a. Stadium Sinovisis
Pada stadium ini terjadi perubahan dini pada jaringan sinovial yang ditandai hiperemi,
edema karena kongesti, nyeri pada saat istirahat maupun saat bergerak, bengkak dan
kekakuan.
b. Stadium Destruksi
Pada stadium ini selain terjadi kerusakan pada jaringan sinovial terjadi juga pada jaringan
sekitarnya yang ditandai adanya kontraksi tendon.
c. Stadium Deformitas
Pada stadium ini terjadi perubahan secara progresif dan berulang kali, deformitas dan
gangguan fungsi secara menetap.
E. Pemeriksaan Diagnostik
• Faktor Reumatoid : positif pada 80-95% kasus.
• Fiksasi lateks: Positif pada 75 % dari kasus-kasus khas.
• Reaksi-reaksi aglutinasi : Positif pada lebih dari 50% kasus-kasus khas.
• LED : Umumnya meningkat pesat ( 80-100 mm/h) mungkin kembali normal sewaktu
gejala-gejala meningkat.
• Protein C-reaktif: positif selama masa eksaserbasi.
• SDP: Meningkat pada waktu timbul prosaes inflamasi.
JDL : umumnya menunjukkan anemia sedang.
• Ig ( Ig M dan Ig G); peningkatan besar menunjukkan proses autoimun sebagai penyebab
AR.
• Sinar X dari sendi yang sakit : menunjukkan pembengkakan pada jaringan lunak, erosi
sendi, dan osteoporosis dari tulang yang berdekatan ( perubahan awal ) berkembang
menjadi formasi kista tulang, memperkecil jarak sendi dan subluksasio. Perubahan
7
osteoartristik yang terjadi secara bersamaan.
• Scan radionuklida : identifikasi peradangan sinovium
• Artroskopi Langsung : Visualisasi dari area yang menunjukkan irregularitas/ degenerasi
tulang pada sendi
• Aspirasi cairan sinovial : mungkin menunjukkan volume yang lebih besar dari normal:
buram, berkabut, munculnya warna kuning ( respon inflamasi, produk-produk
pembuangan degeneratif ); elevasi SDP dan lekosit, penurunan viskositas dan
komplemen ( C3 dan C4 ).
• Biopsi membran sinovial : menunjukkan perubahan inflamasi dan perkembangan panas.
Untuk mendiagnosis penyakit arthritis, ada berbagai jenis pemeriksaan yang bisa
dilakukan, di antaranya:
1.Tes Darah
Setelah menanyakan gejala, dokter akan melanjutkan pemeriksaan dengan tes darah.
Tes ini dilakukan untuk mengetahui penyebab radang sendi. Pasalnya, gangguan sendi
ini bisa disebabkan oleh infeksi atau penyakit autoimun.
2.Pemindaian
Selain tes darah, dokter juga akan melakukan pemindaian untuk mengetahui kondisi
tulang dan sendi. Pemindaian yang bisa dilakukan untuk mendeteksi peradangan
adalah USG, CT scan, Rontgen, dan MRI.
4. Arthrocentesis
Mendeteksi tanda infeksi pada sendi juga bisa dilakukan dengan pemeriksaan yang
disebut dengan arthrocentesis.
8
BAB III
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN
A. Pengkajian
1. Anamnesis: pengkajian mengenai nama lengkap, jenis kelamin, tanggal lahir, umur,
tempat lahir, asal suku bangsa, nama orang tua, pekerjaan orang tua, dan penghasilan.
a. Keluhan Utama
Biasanya pasien mengeluh nyeri pada bagian persendian dengan skala antara 3-5
(Nursalam, 2008)
kemerahan,nyerinya juga bisa mengakibatkan klien merasa tidak nyaman sampai sulit
tidur dan dapat juga mengakibatkan klien mengalami kesulitan bergerak karena
Biasanya klien mengeluh nyeri pada bagian sendi kaki,merasa kaku pada persendian
Rheumatoid Arthritis biasanya bisa terjadi karena ada salah satu orang tua klien yang
turunkan
e. Riwayat Nutrisi
9
1) Klien sering mengkonsumsi makanan gorengan
3) Produk susu
4) Alkohol
6) Daging merah
2. Pemeriksaan Fisik
b. Berat badan : berat badan klien biasanya tidak mengalami penurunan,bisa mengalami
penurunan jika klien sampai tidak nafsu makan di karenakan rasa nyeri yang di
3. Pemeriksaan khusus
a. Kulit
- Tekstur : lembut
pasien
b. Kepala
10
- Kulit kepala : kulit kepala pasien bersih
kepala
c. Muka
di wajah
d. mata
terkena cahaya
jernih
11
normal
Normal
2) Hidung
lembab
- Penciuman : normal
cuping hidung
3) Telinga
telinga
12
4) Mulut dan tenggorokan
lembab
ada edema
ada sariawan
normal
ada bolongan
normal
pada pasien
5) Leher
atau normal
kelenjar tiroid
13
- Pembesaran kelenjar limfe : tidak ada pembesaran
kelenjar limfe
pasien normal
6) Thorax
dan kiri
berubah
7) Abdomen
ascites
meteorimus
14
- Spider ngevi :pasien normal
hati
abdomen
abdomen
abdomen
x/menit
pasien normal
tulang belakang
saat di ketuk
pasien
15
- Pemasangan kateter : pasien tidak terpasang kateter
skotum
hemoroid
antesia ani
pasien
pasien
ekstermitas
5555 5555
rheumathoid artritis
16
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
C. RENCANA KEPERAWATAN
17
2. Manajemen Energi ( I.05178)
Intoleransi Aktivitas Setelah di lakukan asuhan
berhubungan dengan keperawatan di harapkan Tindakan :
kelemahan keluhan lelah klien dapat 1. identifikasi gangguan fungsi
teratasi dengan kriteria hasil : tubuh yang mengakibatkan
1. kemudahan dalam melakukan kelelahan.
aktivitas sehari hari meningkat 2. monitor kelelahan fisik dan
5 emosional
2. kecepatan berjalan meningkat 3. fasilitasi duduk di sisi
5 tempat tidur jika tidak dapat
3. kekuatan tubuh bagian atas berpindah atau berjalan
meningkat 5 4. anjurkan strategi koping
4. kekuatan tubuh bagian bawah untuk mengurangi
meningkat 5 kelelahan.
5. keluhan lelah menurun 5 5. monitor lokasi dan ketidak
6. warna kulit membaik 5 nyamanan selama
7. perasaan lemah menurun 5 melakukan aktivitas.
3.
18
Terapi Relaksasi ( I.09326)
Gangguan rasa nyaman Setelah di lakukan asuhan
berhubungan dengan keperawatan di harapkan rasa Tindakan :
gejala penyakit. nyaman klien dapat membaik
dengan kriteria hasil : 1. periksa ketegangan otot,
frekuensi nadi, tekanan
1. kesejahteraan fisik meningkat darah, dan suhu.
5
2. identifikasi teknik relaksasi
2. keluhan tidak nyaman yang pernah efektif
menurun 5 digunakan.
19
BAB 4
PENUTUP
A. Kesimpulan
Penyakit reumatik adalah kerusakan tulang rawan sendi yang berkembang lambat dan
berhubungan dengan usia lanjut. Secara klinis ditandai dengan nyeri,
deformitas, pembesaran sendi, dan hambatan gerak pada sendi – sendi tangan dan
sendi besar yang menanggung beban.
Artritis rematoid adalah merupakan penyakit inflamasi sistemik kronik dengan
manifestasi utama poliartritis progresif dan melibatkan seluruh organ tubuh.
Terlibatnya sendi pada pasien artritis rematoid terjadi setelah penyakit ini
berkembang lebih lanjut sesuai dengan sifat progresifitasnya. Pasien dapat juga
menunjukkan gejala berupa kelemahan umum cepat lelah.
Wanita lebih sering terkena osteoartritis pada lutut dan sendi, sedang pria
lebih sering terkena osteoartritis pada paha, pergelangan tangan dan leher. Secara
keeluruhan dibawah 45 tahun frekuensi osteoartritis kurang lebih sama pada pria
dan wanita, tetapi diatas 50 tahun frekuensi oeteoartritis lebih banyak wanita dari
pada pria hal ini menunjukkan adanya peran hormonal pada patogenesis osteoartritis.
20
DAFTAR PUSTAKA
https://id.scribd.com/document/155333079/makalah-atritis-reumatoid-pada-lansia
Kalim, Handono, 1996., Ilmu Penyakit Dalam, Balai Penerbit FKUI, Jakarta.
Mansjoer, Arif, 2000., Kapita Selekta Kedokteran, Media Aesculaapius FKUI,
Jakarta.
Prince, Sylvia Anderson, 1999., Patofisiologi: Konsep Klinis Proses-Proses
Penyakit., Ed. 4, EGC, Jakarta.
Standar diagnosis keperawatan indonesia (SDKI)
Standar intervensi keperawatan indonesia ( SIKI)
Standar luaran keperawatan indonesia ( SLKI)
21