Anda di halaman 1dari 8

PROPOSAL KARYA TULIS ILMIAH

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN PASCA STROKE


MENGGUNAKAN TERAPI MUSIK DALAM MENURUNKAN TINGKAT
DEPRESI DI PUSKESMAS GEDONG AIR
BANDAR LAMPUNG 2021

Oleh :
KETRI ALICIA ALMA
1926055

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN PANCA BHAKTI
BANDAR LAMPUNG
TAHUN 2021
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Penyakit cerebrovaskuler memiliki dampak yang besar terhadap kesehatan dan

memerlukan perhatian yang besar di seluruh dunia. Salah satu contohnya yang

paling menakutkan adalah stroke. Menurut World Health Organization (WHO),

stroke adalah tanda-tanda klinik yang berkembang cepat akibat gangguan fungsi

otak fokal (global) dengan gejala-gejala yang berlangsung selama 24 jam/lebih

yang menyebabkan kematian tanpa adanya penyebab lain yang jelas selain

vaskuler (Hendro, 2000 dalam Judha & Rahil, 2011).

Stroke menurut World Health Organization (WHO) gangguan otak fokal ataupun

globai secara mendadak yang discbabkan olch gangguan vaskuler dan dapat

menyebabkan kematian yang berlangsung selama 24 jam atau lebih (Truelsen et

al, 2001). Berdasarkan laporan WHO pada tahun 2011 stroke merupakan

penyebab kematian nomor dua dan penyebab utama kecacatan dengan angka

sekitar 5,54 juta kematian, Jumlah ini merupakan 9,5% dari seluruh kematian di

dunia (Bahrudin, 2015). Berdasarkan data di negara maju seperti Amerika Serikat,

pada tahun 2013, stroke menduduki peringkat ke tiga sebagai penyebab kematian

setelah penyakit jantung dan kanker. Tahun 2011 didapatkan setiap tahunnya

700.000 orang menderita stroke dengan 550.000 diantaranya merupakan kasus

stroke baru (HS Dourman, 2013).


Menurut data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2013, stroke berada dalam

sepuluh besar penyakit tidak menular terbanyak di Indonesia. Kejadian stroke

sendiri meningkat dari tahun 2007 sebanyak 8,39% menjadi 12,1% di tahun

2013.Prevalensi stroke di Indonesia berdasarkan diagnosis tenaga kesehatan

didapati 7,0% dan yang berdasarkan diagnosis tenaga kesehatan atau gejala

sebesar 12,1%. Hal ini menunjukkan sebanyak 57,9% penyakit stroke telah

terdiagnosis oleh tenaga kesehatan. Prevalensi stroke di Lampung tahun 2013

berdasarkan diagnosis tenaga kesehatan adalah 3,7%. Sedangkan prevalensi stroke

di Lampung berdasarkan yang terdiagnosis tenaga kesehatan dan gejala adalah

5,496 (Riskesdas, 2013).

Stroke merupakan penyakit gangguan fungsional otak berupa kelumpuhan saraf

atau defisit neurologik akibat gangguan aliran darah pada salah satu bagian otak.

Secara sederhana stroke di definisi sebagai penyakit otak akibat terhentinya suplai

darah ke otak karena sumbatan atau perdarahan, dengan gejala lemas atau lumpuh

sesaat atau gejala berat sampai hilangnya kesadaran, dan kematian. Stroke bisa

berupa iskemik maupun perdarahan.

Bagi penderita pasca stroke, kondisi kesehatan setelah stroke dapat merupakan

tekanan tersendiri. Kecacatan yang ditimbulkan, perjalanan penyakit yang kronis,

adanya gangguan fungsi kognitif dan perawatan yang berulang kali di rumah sakit

akan menyebabkan keseimbangan emosionalnya terganggu. Individu menjadi

lebih mudah tergugah emosinya serta mudah sekali berada dalam keadaan cemas
dan stress. Sama seperti penyakit lain yang akibatnya kronis, stroke membawa

perubahan didalam kehidupan dan diri seseorang. Hal tersebut berakibat pula pada

perubahan penerimaan diri individu yang tercermin dalam perilakunya. Perilaku

penolakan terhadap kondisi diri yang biasanya muncul akibat serangan stroke,

misalnya penderita malu bertemu dengan orang lain, menolak perawatan atau

saran dokter, tidak percaya diri, menyalahkan diri, merasa tidak berguna, merasa

tidak berharga. Selain itu, penderita menjadi mudah bersedih, mudah tersinggung,

dan cepat marah. Jika penerimaan diri seseorang rendah, maka akan berdampak

pada kesehatan mentalnya yang akan memicu timbulnya penyakit dan gangguan

mental seperti depresi.

Diagnosis dan terapi depresi yang tepat pada pasien stroke dapat memperbaiki

penyakit stroke dengan meningkatkan status medisnya, meningkatkan kualitas

hidupnya dan mengurangi kesakitan dan ketidakberdayaannya. Pengobatan

depresi juga dapat memperpendek proses rehabilitasi yang akhirnya menuju

percepatan dari proses penyembuhan. Proses ini juga akan mengurangi biaya

perawatan yang dikeluarkan dalam pengobatan pasien stroke (Andri, 2010, hal 6).

Secara umum gejala depresi pada pasien stroke sama dengan depresi pada kasus

stroke non stroke. Data di Amerika mengatakan bahwa sekitar 10-27% dari

600.000 penderita stroke didiagnosis menderita depresi berat dalam waktu setahun

sejak awal mengalami stroke. Sebagai tambahan 15 sampai 40% mengalami

beberapa gejala depresi dalam dua bulan pertama setelah stroke.


Salah satu upaya untuk mengatasi depresi pada penderita storke dengan terapi

alternatif untuk menurunkan depresi pada pasien stroke yaitu dengan memberikan

terapi musik. Terapi musik adalah suatu proses yang terencana bersifat preventif

dalam usaha penyembuhan terhadap penderita yang mengalami hambatan dalam

pertumbuhannya baik fisik, motorik, sosial, emosional, maupun mental.

Musik memiliki kekuatan untuk mengobati penyakit dan meningkatkan

kemampuan pikiran seseorang. Ketika musik diterapkan menjadi sebuah terapi,

musik dapat meningkatkan, memulihkan, dan memelihara kesehatan fisik, mental,

emosional, sosial dan spiritual. Hal ini disebabkan musik memiliki beberapa

kelebihan, yaitu karena musik bersifat nyaman, menenangkan, membuat rileks,

berstruktur, dan universal (Eka, 2011).

Penelitian terkait terapi musik dilakukan oleh Suhartini (2008), hasil penelitian

menunjukkan 90% responden mengalami perubahan penurunan tekanan darah

sistol, 95% responden mengalami perubahan penurunan tekanan darah diastole,

60% responden mengalami perubahan penurunan respirasi, 100 % responden

mengalami perubahan penurunan nadi.

Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka peneliti tertarik melakukan

penelitian Asuhan Keperawatan Pada Pasien Pasca Stroke Menggunakan Terapi

Musik Dalam Menurunkan Tingkat Depresi di Puskesmas Gedong Air.


1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas maka masalah dalam penelitian ini

dirumuskan sebagai berikut: Bagaimanakah gambaran asuhan keperawatan

pada pasien pasca stroke dengan masalah keperawatan depresi dengan terapi

musik di daerah wilayah puskesmas gedong air bandar lampung ?

1.3 Tujuan

1.3.1 Tujuan Umum

Mengetahui tingkat depresi sebelum dan sesudah diberikan terapi musik

pada pasien pasca stroke di Puskemas Gedong Air.

1.3.2 Tujuan Khusus

1) Diketahui dan dianalisa penurunan depresi klien pasa stroke

sebelum dilakukan terapi musik pada pasien pasca stroke di Puskesmas

Gedong Air Bandar Lampung

2) Diketahui dan dianalisa penurunan depresi klien pasa stroke

sesudah dilakukan terapi musik pada pasien pasca stroke di Puskesmas

Gedong Air Bandar Lampung


1.4 Manfaat

1.4.1 Manfaat Praktis

1) Bagi Puskesmas

2) Digunakan sebagai informasi dalam pelayanan keperawatan pasien yang

mengalami masalah keperawatan penurunan tingkat depresi pada pasien

pasca stroke dengan terapi musik.

3) Bagi Institusi Pendidikan

4) Sebagai bahan diskusi dan refrensi bagi penelitian yang memerlukan

masukan berupa data atau pengembangan penelitian dengan masalah

keperawatan yang sama demi kesempurnaan penelitian.

5) Bagi Klien

6) Diharapakan menjadi sumber wawasan pasien dan keluarga dalam

menurunkan tingkat depresi pada pasien stroke hemoragik.

7) Bagi Peneliti Selanjutnya

8) Penelitian ini agar dapat menjadikan masukan dan refrensi bagi penelitian

selanjutnya dengan tema yang sama dan masalah yang sama.

1.4.1 Manfaat Pengembangan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat dimanfaatkan untuk menambah informasi,

menambah wawasan serta dijadikan bahan pustaka bagi STIKes Panca Bhakti

Bandar Lampung Prodi Keperawatan, diharapkan dapat menambah pengetahuan

perawat dalam memberikan asuhan keperawatan pada pasien stroke hemoragik

menggunakan terapi musik dalam menurunkan tingkat depresi dengan

menerapkan teori yang ada.


DAFTAR PUSTAKA

Muttaqin, Arif. Buku Ajar Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan


Sistem Persyarafan. Salemba Medika. Jakarta. 2008.

Lanny, L. Allbout Stroke Hidup Sebelum Dan Pasca Stroke. Gramedia.


Yogyakarta. 2013.

Suhartini, A. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik Edisi V. Rieka


Cipta. Jakarta. 2008.

Suhartini, A. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik Edisi V. Rieka


Cipta. Jakarta. 2008.

Campbell, D. (2003). Efek Mozart, Memanfaatkan Kekuatan Musik untuk


Mempertajam Pikiran, Meningkatkan Kreativitas dan Menyehatkan Tubuh.
Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.

Primadita, A. (2011). Efektifitas Intervensi Terapi Musik Klasik terhadap Stress


dalam Menyusun Skripsi pada Mahasiswa PSIK Undip Semarang.
Universitas Diponegoro

Anda mungkin juga menyukai