Oleh :
KETRI ALICIA ALMA
1926055
PENDAHULUAN
memerlukan perhatian yang besar di seluruh dunia. Salah satu contohnya yang
stroke adalah tanda-tanda klinik yang berkembang cepat akibat gangguan fungsi
yang menyebabkan kematian tanpa adanya penyebab lain yang jelas selain
Stroke menurut World Health Organization (WHO) gangguan otak fokal ataupun
globai secara mendadak yang discbabkan olch gangguan vaskuler dan dapat
al, 2001). Berdasarkan laporan WHO pada tahun 2011 stroke merupakan
penyebab kematian nomor dua dan penyebab utama kecacatan dengan angka
sekitar 5,54 juta kematian, Jumlah ini merupakan 9,5% dari seluruh kematian di
dunia (Bahrudin, 2015). Berdasarkan data di negara maju seperti Amerika Serikat,
pada tahun 2013, stroke menduduki peringkat ke tiga sebagai penyebab kematian
setelah penyakit jantung dan kanker. Tahun 2011 didapatkan setiap tahunnya
sendiri meningkat dari tahun 2007 sebanyak 8,39% menjadi 12,1% di tahun
didapati 7,0% dan yang berdasarkan diagnosis tenaga kesehatan atau gejala
sebesar 12,1%. Hal ini menunjukkan sebanyak 57,9% penyakit stroke telah
atau defisit neurologik akibat gangguan aliran darah pada salah satu bagian otak.
Secara sederhana stroke di definisi sebagai penyakit otak akibat terhentinya suplai
darah ke otak karena sumbatan atau perdarahan, dengan gejala lemas atau lumpuh
sesaat atau gejala berat sampai hilangnya kesadaran, dan kematian. Stroke bisa
Bagi penderita pasca stroke, kondisi kesehatan setelah stroke dapat merupakan
adanya gangguan fungsi kognitif dan perawatan yang berulang kali di rumah sakit
lebih mudah tergugah emosinya serta mudah sekali berada dalam keadaan cemas
dan stress. Sama seperti penyakit lain yang akibatnya kronis, stroke membawa
perubahan didalam kehidupan dan diri seseorang. Hal tersebut berakibat pula pada
penolakan terhadap kondisi diri yang biasanya muncul akibat serangan stroke,
misalnya penderita malu bertemu dengan orang lain, menolak perawatan atau
saran dokter, tidak percaya diri, menyalahkan diri, merasa tidak berguna, merasa
tidak berharga. Selain itu, penderita menjadi mudah bersedih, mudah tersinggung,
dan cepat marah. Jika penerimaan diri seseorang rendah, maka akan berdampak
pada kesehatan mentalnya yang akan memicu timbulnya penyakit dan gangguan
Diagnosis dan terapi depresi yang tepat pada pasien stroke dapat memperbaiki
percepatan dari proses penyembuhan. Proses ini juga akan mengurangi biaya
perawatan yang dikeluarkan dalam pengobatan pasien stroke (Andri, 2010, hal 6).
Secara umum gejala depresi pada pasien stroke sama dengan depresi pada kasus
stroke non stroke. Data di Amerika mengatakan bahwa sekitar 10-27% dari
600.000 penderita stroke didiagnosis menderita depresi berat dalam waktu setahun
alternatif untuk menurunkan depresi pada pasien stroke yaitu dengan memberikan
terapi musik. Terapi musik adalah suatu proses yang terencana bersifat preventif
emosional, sosial dan spiritual. Hal ini disebabkan musik memiliki beberapa
Penelitian terkait terapi musik dilakukan oleh Suhartini (2008), hasil penelitian
pada pasien pasca stroke dengan masalah keperawatan depresi dengan terapi
1.3 Tujuan
1) Bagi Puskesmas
5) Bagi Klien
8) Penelitian ini agar dapat menjadikan masukan dan refrensi bagi penelitian
menambah wawasan serta dijadikan bahan pustaka bagi STIKes Panca Bhakti