Anda di halaman 1dari 13

MUSKULOSKELENTAL RHEUMATOID ASTHRITIS

MATA KULIAH : KEPERAWATAN GERONTIK


DOSEN PENGAMPU : NS. ANTON SURYA PRASETYA, M.KEP., SP.KEP.J

•Kelompok 4 :
• 1. Almas Akhyani 1926008 9. Muhammad Farhan 1926066
• 2. priselia Maharani 1926084 10. Ni Wayan novayulia 1926076
• 3. Rahmanto 1926090 11. Suci Etikawati 1926108
• 4. Rona Safitri 1926102 12.Meli Santika 1926064
• 5. Suci Etikawati 1926108 13. Hani Rahma Yuliska 1926046
• 6. Deva febriyantika 1926026 14. Taufik saputra 1926110
• 7. Bela agustina 1926018 15. Vita refina putri 1926116
• 8. Indah Lestari 1926048
A. DEFINISI
Rematoid Artritis merupakan suatu penyakit inflamasi sistemik kronik yang manifestasi utamanya adalah poliartritis yang
progresif, akan tetapi penyakit ini juga melibatkan seluruh organ tubuh.(Hidayat, 2006)
Artritis Rematoid adalah suatu penyakit autoimun dimana persendian (biasanya sendi tangan dan kaki) secara simetris
mengalami peradangan, sehingga terjadi pembengkakan, nyeri dan seringkali akhirnya menyebabkan kerusakan bagian dalam
sendi.
 
B. Etiologi/Faktor resiko
Hingga kini penyebab Remotoid Artritis (RA) tidak diketahui, tetapi beberapa hipotesa menunjukan bahwa RA dipengaruhi
oleh faktor-faktor :
a.Mekanisme IMUN ( Antigen-Antibody) seperti interaksi antara IGC dan factor Rematoid
b. Gangguan Metabolisme
c. Genetik
d. Faktor lain : nutrisi dan faktor lingkungan (pekerjaan dan psikososial)
 
B. Tanda Dan Gejala
Gejala Rheumatoid Arthritis
Ada beberapa keluhan pada sendi yang dirasakan oleh penderita, antara lain:
- Nyeri sendi
- Sendi bengkak
- Sendi kemerahan, terasa hangat atau kaku (terutama pada pagi hari atau setelah lama tidak digerakkan)
Keluhan pada sendi ini biasanya berawal dari sendi di kaki, sehingga dapat menimbulkan keluhan:
Nyeri pada pergelangan kaki saat berjalan di tanjakan.
Nyeri pada tumit dan tulang kering saat berjalan di atas tanah yang tidak rata.
Perubahan bentuk telapak kaki sehingga sulit memakai sepatu, serta bentuk jari kuku dan kuku kaki.
Selain gejala pada sendi, penderita rheumatoid arthritis juga dapat merasakan gejala di bagian tubuh yang lain, yaitu pada mata berupa mata kering, serta pada jantung dan paru-paru berupa
nyeri dada.
•Patofisiologi
Pada penyakit Rheumatoid Arthritis terdapat 3 stadium yaitu :

a.Stadium Sinovisis

Pada stadium ini terjadi perubahan dini pada jaringan sinovial yang ditandai hiperemi, edema karena kongesti, nyeri pada saat
istirahat maupun saat bergerak, bengkak dan kekakuan.

a. Stadium Destruksi

Pada stadium ini selain terjadi kerusakan pada jaringan sinovial terjadi juga pada jaringan sekitarnya yang ditandai
adanya kontraksi tendon.

b. Stadium Deformitas

Pada stadium ini terjadi perubahan secara progresif dan berulang kali, deformitas dan gangguan fungsi secara menetap
A. Pemeriksaan Diagnostik
• Faktor Reumatoid : positif pada 80-95% kasus.
• Fiksasi lateks: Positif pada 75 % dari kasus-kasus khas.
• Reaksi-reaksi aglutinasi : Positif pada lebih dari 50% kasus-kasus khas.
• LED : Umumnya meningkat pesat ( 80-100 mm/h) mungkin kembali normal sewaktu
gejala-gejala meningkat.
• Protein C-reaktif: positif selama masa eksaserbasi.
• SDP: Meningkat pada waktu timbul prosaes inflamasi.
JDL : umumnya menunjukkan anemia sedang.
• Ig ( Ig M dan Ig G); peningkatan besar menunjukkan proses autoimun sebagai penyebab AR.
• Sinar X dari sendi yang sakit : menunjukkan pembengkakan pada jaringan lunak, erosi sendi,
dan osteoporosis dari tulang yang berdekatan ( perubahan awal ) berkembang menjadi formasi
kista tulang, memperkecil jarak sendi dan subluksasio. Perubahan
osteoartristik yang terjadi secara bersamaan.
• Scan radionuklida : identifikasi peradangan sinovium
• Artroskopi Langsung : Visualisasi dari area yang menunjukkan irregularitas/ degenerasi tulang pada sendi
• Aspirasi cairan sinovial : mungkin menunjukkan volume yang lebih besar dari normal: buram, berkabut, munculnya
warna kuning ( respon inflamasi, produk-produk pembuangan degeneratif ); elevasi SDP dan lekosit, penurunan viskositas
dan komplemen ( C3 dan C4 ).
• Biopsi membran sinovial : menunjukkan perubahan inflamasi dan perkembangan panas.
Untuk mendiagnosis penyakit arthritis, ada berbagai jenis pemeriksaan yang bisa dilakukan, di antaranya:
 

 
1.Tes Darah
Setelah menanyakan gejala, dokter akan melanjutkan pemeriksaan dengan tes darah. Tes ini dilakukan untuk
mengetahui penyebab radang sendi. Pasalnya, gangguan sendi ini bisa disebabkan oleh infeksi atau penyakit autoimun.
 
2.Pemindaian
Selain tes darah, dokter juga akan melakukan pemindaian untuk mengetahui kondisi tulang dan sendi. Pemindaian yang
bisa dilakukan untuk mendeteksi peradangan adalah USG, CT scan, Rontgen, dan MRI.
 
3.Analisis Cairan Sendi
Kondisi sendi juga bisa dicek melalui analisis cairan sendi. Pemeriksaan ini dilakukan untuk mengetahui apakah terjadi
peradangan atau infeksi pada sendi.
 
4. Arthrocentesis
Mendeteksi tanda infeksi pada sendi juga bisa dilakukan dengan pemeriksaan yang disebut dengan arthrocentesis.
 
A. Pengkajian

1. Anamnesis: pengkajian mengenai nama lengkap, jenis kelamin, tanggal lahir, umur, tempat lahir, asal suku bangsa, nama orang tua, pekerjaan orang tua, dan

penghasilan.

a. Keluhan Utama

Biasanya pasien mengeluh nyeri pada bagian persendian dengan skala antara 3-5 (Nursalam, 2008)

b. Riwayat Kesehatan Sekarang

Biasanya pasien mengalami:

Nyeri pada sendi,terkadang saendi sampai mengalami pembengkakan dengan sedikit kemerahan,nyerinya juga bisa mengakibatkan klien merasa tidak

nyaman sampai sulit tidur dan dapat juga mengakibatkan klien mengalami kesulitan bergerak karena merasa kaku pada persendian dan timbulnya nyeri .

c. Riwayat Kesehatan Dahulu

Biasanya klien mengeluh nyeri pada bagian sendi kaki,merasa kaku pada persendian terutama pada pagi hari.
a. Riwayat Kesehatan Keluarga

Rheumatoid Arthritis biasanya bisa terjadi karena ada salah satu orang tua klien yang mempunyai riwayat

Rheumatoid Arthritis sehingga penyakit tersebut dapat di turunkan

b. Riwayat Nutrisi

Riwayat pemenuhan nutrisi sebelum sakit, meliputi:

1) Klien sering mengkonsumsi makanan gorengan

2) Makan yang di masak dengan suhu tinggi

3) Produk susu

4) Alkohol

5) Garam dan pengawet

6) Daging merah
1. Pemeriksaan Fisik

a. Keadaan umum : klien biasanya masih sadar penuh (composmentis)

b. Berat badan : berat badan klien biasanya tidak mengalami penurunan,bisa mengalami penurunan jika klien sampai tidak nafsu makan di karenakan rasa nyeri yang di rasakan membuat

tidak nyaman.

1. Pemeriksaan khusus

a. Kulit

b. Warna : warna kulit pasien normal

c. Tekstur : lembut

d. Turgor : turgor kulit pasien kasar

e. Sianosis : tidak ada sianosis pada Pasien Kebersihan


DIAGNOSA KEPERAWATAN

Masalah keperawatan yang mungkin muncul pada lansia dengan muskuloskeletal ( rheumatoid
asthritis menurut Standar Diagnosis keperawatan Indonesia (SDKI) , adalah sebagai berikut:

1. Nyeri kronis berhubungan dengan Kondisi Muskuloskeletal kronis

2. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan

3. Gangguan rasa nyaman berhubungan gejala penyakit


   
No. Diagnosa Keperawatan Tujuan Intervensi
1. Nyeri kronis berhubungan dengan kondisi muskuloskeletal kronis. Setelah di lakukan asuhan keperawatan di harapkan tingkat nyeri klien dapat berkurang dengan kriteria hasil : Manajemen Nyeri (I.08238)
  1. keluhan nyeri menurun 5
  2. ketegangan otot menurun 5
  3. gelisah menurun 5
  4. kesulitan tidur menurun 5
    5. kemampuan menuntaskan aktivitas meningkat 5 Tindakan :
   
   
   
   
      1. identifikasi skla nyeri
   
   
   
   
  2.identifikasi lokasi, karakteristik,durasi,frekuensi, kualitas, intensitas nyeri.
     
   
3. berikan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi rasa nyeri
     
   
4. fasilitasi istirahat dan tidur

. RENCANA KEPERAWATAN
  Intoleransi Aktivitas berhubungan dengan kelemahan Setelah di lakukan asuhan keperawatan di harapkan keluhan lelah klien dapat teratasi dengan kriteria hasil : 5. anjurkan memonitor nyeri secara mandiri.
  1. kemudahan dalam melakukan aktivitas sehari hari meningkat 5 6. ajarkan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi rasa nyeri.
  2. kecepatan berjalan meningkat 5
 
  3. kekuatan tubuh bagian atas meningkat 5  
  4. kekuatan tubuh bagian bawah meningkat 5
 
    5. keluhan lelah menurun 5 Manajemen Energi ( I.05178)
  6. warna kulit membaik 5
 
  7. perasaan lemah menurun 5 Tindakan :
   
1. identifikasi gangguan fungsi tubuh yang mengakibatkan kelelahan.
    2. monitor kelelahan fisik dan emosional
     
3. fasilitasi duduk di sisi tempat tidur jika tidak dapat berpindah atau berjalan
    4. anjurkan strategi koping untuk mengurangi kelelahan.
    5. monitor lokasi dan ketidak nyamanan selama melakukan aktivitas.
   
 
     
 
   
 
     
   
 
     
     
 
     
   
 
     
     
     
 
     
     
   
 
     
     
 
   
 
     
   
 
     
       
   
 
     
     
   
   
  Setelah di lakukan asuhan keperawatan di harapkan rasa nyaman klien dapat membaik dengan kriteria hasil :  
   
 
  1. kesejahteraan fisik meningkat 5  
  2. keluhan tidak nyaman menurun 5
Manajemen Nyeri (I.08238)
2.   3. gelisah menurun 5
Gangguan rasa nyaman berhubungan dengan gejala penyakit. 4. lelah menurun 5
  5. merintih menurun 5
  6. postur tubuh membaik 5
  7. pola tidur membaik 5 Tindakan :
     

1. identifikasi skla nyeri


 

2.identifikasi lokasi, karakteristik,durasi,frekuensi, kualitas, intensitas nyeri.


   
3. berikan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi rasa nyeri
 
4. fasilitasi istirahat dan tidur
5. anjurkan memonitor nyeri secara mandiri.
  6. ajarkan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi rasa nyeri.

3.

Anda mungkin juga menyukai