Anda di halaman 1dari 45

LAPORAN PENDAHULUAN ANSIETAS

DI RUMAH SAKIT IBNU SINA YAYASAN WAKAF UMI MMAKASSAR

DI SUSUN OLEH:

ISLAH ANANDA JARNAWI

2104014

CI Lahan CI Institusi

( ) ( )

YAYASAN PERAWAT SULAWESI SELATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN PANAKKUKANG MAKASSAR

PROGRAM STUDI PROFESI NERS

TAHUN AKADEMIK 2021/2022


LAPORAN PENDAHULUAN

ANSIETAS

A. Defenisi
Istilah kecemasan dalam bahasa inggris yaitu Anxiety yang berasal
dari Bahasa latin angustus yang memiliki arti kaku, dan ango, anci yang
berarti mencekik (Annisa & Ifdil, 2016). Ansietas adalah perasaan tidak
nyaman atau kekhawatiran yang samar disertai respons otonom (sumber
sering kali tidak spesifik atau tidak diketahui oleh individu), ansietas
merupakan perasaan takut yang disebabkan oleh antisipasi terhadap
bahaya. Hal ini merupakan isyarat kewaspadaan yang memperingatkan
individu akan adanya bahaya dan memampukan individu untuk bertindak
menghadapi ancaman. (Herdman & Kamitsuru, 2018).
Ansietas merupakan kondisi emosi dan pengalaman subyektif
individu terhadap objek yang tidak jelas dan spesifik akibat antisipasi
bahaya yang memungkinkan individu melakukan tindakan untuk
menghadapi ancaman (PPNI, 2016).
B. Etiologi

Berbagai teori yang telah dikembangkan oleh para ahli untuk


mengetahui dari penyebab anstietas, menurut Stuart & Sundden (2014)
menjelaskan ansietas disebabkan oleh :
1. Faktor Predisposisi :
a. Dalam pandangan psikoanalitis, ansietas adalah konflik emosional
yang terjadi antara dua elemen kepribadian : id dan superego. Id
mewakili dorongan instring dan impuls primitif, sedangkan
superego mencerminkan hati nurani dan dikendalikan oleh norma
budaya. Ego atau Aku, berfungsi menengahi tuntutan dari dua
elemen yang bertentangan tersebut, dan fungsi ansietas adalah
meningkatkan ego bahwa ada bahaya.
b. Menurut pandangan interpersonal, ansietas timbul dari perasaan
takut terhadap ketidaksetujuan dan penolakan interpersonal.
Ansietas juga berhubungan dengan perkembangan trauma, seperti
perpisahan dan kehilangan, yang menimbulkan kerentanan tertentu.
Individu dengan harga diri rendah terutama rentan mengalami
ansietas yang berat.
c. Menurut pandangan perilaku, ansietas merupakan produk frustasi
yaitu segala sesuatu yang mengganggu kemampuan individu untuk
mencapai tujuan yang diinginkan. Ahli teori perilaku lain
menganggap ansietas sebagai suatu dorongan yang dipelajari
berdasarkan keinginan dari dalam diri untuk menghindari
kepedihan. Ahli teori pembelajaran meyakini bahwa individu yang
terbiasa sejak kecil dihadapkan pada ketakutan yang berlebihan
lebih sering menunjukkan ansietas pada kehidupan selanjutnya.
Ahli teori konflik memandang ansietas sebagai pertentangan antara
dua kepentingan yang berlawanan. Mereka meyakini adanya
hubungan timbal balik antara konflik dan ansietas : konflik
menimbulkan ansietas, dan ansietas menimbulkan perasaan tidak
berdaya, yang pada gilirannya meningkatkan konflik yang
dirasakan.
d. Kajian keluarga menunjukkan bahwa gangguan ansietas biasanya
terjadi dalam keluarga. Gangguan ansietas juga tumpang tindih
antara gangguan ansietas dengan depresi.
e. Kajian biologis menunjukkan bahwa otak mengandung reseptor
khusus untuk benzodiazepine, obat-obatan yang meningkatkan
neuroregulator inhibisi asam gama-aminobutirat (GABA) yang
berperan dalam mekanisme biologis yang berhubungan dengan
ansietas.
2. Faktor Presipitasi
Stresor pencetus dapat berasal dari sumber internal atau eksternal.
Stresor pencetus dapat dikelompokkan dalam dua kategori :
a. Ancaman terhadap integritas fisik meliputi disabilitas fisiologi yang
akan terjadi atau penurunan kemampuan untuk melakukan aktivitas
hidup sehari-hari.
b. Ancaman terhadap sistem diri dapat membahayakan identitas, harga
diri, dan fungsi sosial yang terintegrasi pada individu.
C. Manifestasi klinis
Tanda dan gejala ansietas disajikan dalam tabel berikut ini :

Gejala dan Tanda Mayor Ansietas

Sumber : (Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI), 2016)

Gejala dan Tanda Minor Ansietas

Sumber : (Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI), 2016)


D. Psikopatologi/ Psikodinamika (Pengkajian Stres Adaptasi Stuart)

Biologi : Sosial budaya :


Psikologis:
- Trauma fisik/kepala - Diskriminasi ras
- Penyakit kronis - Perasaan kehilangan - Intimidasi lingkungan
- Post stroke - stigma - Konflik

FAKTOR PRESDISPOSISI

- Biologi seperti - Psikologi seperti dilema etik, - Sosial kultur


kelelahan fisik, gangguan komunikasi seperti status
operasi atau interpersonal, peristiwa kasta, status
cedera. kematian. ekonomi.

FAKTOR PRESIPITASI

Kognitif: Afektif: Fisiologis: Simpatik dan


parasimpatik:
- Gelisah - Distress - Tremor dan
- Ekspresi khawatir - Ketakutan berkeringat - Palpitasi
- Waspada - Bingung dingin - Kesulitan bernafas
- Tidak percaya diri - Wajah tegang - Gangguan tidur
- Nyeri abdomen

TANDA DAN GEJALA

Personal Social Support: Material Assets: Positive


Abillity: beliefs:
- Dukungan keluarga - Status keuangan
- Latihan tarik dan lingkungan klien yang Mempertahan
nafas dalam tidak memicu belum bekerja kan keyakin
timbulnya stressor berspiritual

SUMBER KOPING
Kontruksif: melakukan tarik Destruktif: ketidakmampuan
nafas dalam mengontrol diri

MEKANISME KOPING

LANJUTAN MEKANISME KOPING:


Maladaptif respon

Anxietas berat Ketakutan Gangguan pola tidur

E. Pemeriksaan Diagnostik / Penunjang


Pemeriksaan Diagnostik / Penunjang ansietas yaitu:
1. Pemerikasaan laboratorium, pada pemeriksaan laboratorium
didapatkan peningkatan fungsi adrenal, peningkatan glukosa dan
menurunnya fungsi paratiroid, tingkat oksigen dan kalsium.
2. Uji psikologis
F. Penatalaksanaan medis
Menurut Hawari (2008) penatalaksanaan ansietas pada tahap pencegahaan
dan terapi memerlukan suatu metode pendekatan yang bersifat holistik,
yaitu mencangkup fisik (somatik), psikologik atau psikiatrik, psikososial
dan psikoreligius. Selengkpanya seperti pada uraian berikut :
1. Upaya meningkatkan kekebalan terhadap stress, dengan cara :
a. Makan makan yang bergizi dan seimbang.
b. Tidur yang cukup.
c. Cukup olahraga.
d. Tidak merokok.
e. Tidak meminum minuman keras.
2. Terapi psikofarmaka
Terapi psikofarmaka merupakan pengobatan untuk cemas dengan
memakai obat-obatan yang berkhasiat memulihkan fungsi gangguan
neuro-transmitter (sinyal penghantar saraf) di susunan saraf pusat otak
(limbic system). Terapi psikofarmaka yang sering dipakai adalah obat
anti cemas (anxiolytic), yaitu seperti diazepam, clobazam,
bromazepam, lorazepam, buspirone HCl, meprobamate dan
alprazolam.
3. Terapi somatic
Gejala atau keluhan fisik (somatik) sering dijumpai sebagai gejala
ikutan atau akibat dari kecemasan yang bekerpanjangan. Untuk
menghilangkan keluhan-keluhan somatik (fisik) itu dapat diberikan
obat-obatan yang ditujukan pada organ tubuh yang bersangkutan.
4. Psikoterapi
Psikoterapi diberikan tergantung dari kebutuhan individu, antara lain :
a. Psikoterapi suportif, untuk memberikan motivasi, semangat dan
dorongan agar pasien yang bersangkutan tidak merasa putus asa
dan diberi keyakinan serta percaya diri.
b. Psikoterapi re-edukatif, memberikan pendidikan ulang dan
koreksi bila dinilai bahwa ketidakmampuan mengatsi kecemasan.
c. Psikoterapi re-konstruktif, untuk dimaksudkan memperbaiki
kembali (re-konstruksi) kepribadian yang telah mengalami
goncangan akibat stressor.
d. Psikoterapi kognitif, untuk memulihkan fungsi kognitif pasien,
yaitu kemampuan untuk berpikir secara rasional, konsentrasi dan
daya ingat.
e. Psikoterapi psiko-dinamik, untuk menganalisa dan menguraikan
proses dinamika kejiwaan yang dapat menjelaskan mengapa
seseorang tidak mampu menghadapi stressor psikososial sehingga
mengalami kecemasan.
f. Psikoterapi keluarga, untuk memperbaiki hubungan kekeluargaan,
agar faktor keluarga tidak lagi menjadi faktor penyebab dan
faktor keluarga dapat dijadikan sebagai faktor pendukung.
5. Terapi psikoreligius
Untuk meningkatkan keimanan seseorang yang erat hubungannya
dengan kekebalan dan daya tahan dalam menghadapi berbagai
problem kehidupan yang merupakan stressor psikososial.
G. Komplikasi
1. Depresi
2. Somatoform
3. Skizofrenia Hibefrenik
4. Skizofrenia Simplek
BAB II

KONSEP KEPERAWATAN

A. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan


1. Pengkajian Keperawatan
a. Pengkajian
Pengkajian Keperawatan pada pasien dengan ansietas menurut (Stuart,
2007) yaitu:
Identitas Klien
1) Initial :Ansietas lebih rentan terjadi pada wanita daripada laki-
laki, karena wanita lebih mudah stress dibanding pria.
2) Umur : Toddler-lansia
3) Pekerjaan : Pekerajaan yang mempunyai tingkat stressor yang besar.
4) Pendidikan : Orang yang mempunyai tingkat pendidikan yang rendah
lebih rentan mengalami ansietas
b. Alasan Masuk
Sesuai diagnosa awal klien ketika pertama kali masuk rumah sakit.
c. Faktor Predisposisi
1) Dalam pandangan psikoanalitis, ansietas adalah konflik emosional
yang terjadi antara dua elemen kepribadian : id dan superego.
2) Menurut pandangan interpersonal, ansietas timbul dari perasan takut
terhadap ketidaksetujuan dan penolakan interpersonal. Ansietas juga
berhubungan dengan perkembangan trauma, seperti perpisahan dan
kehilangan, yang menimbulkan kerentanan tertentu.
3) Menurut pandangan perilaku, ansietas merupakan produk frustasi
yaitu segala sesuatu yang mengganggu kemampuan individu untuk
mencapai tujuan yang diinginkan
4) Kajian keluarga menunjukan bahwa gangguan ansietas biasanya
terjadi dalam kelurga. Gangguan ansietas juga tumpang tindih antara
gangguan ansietas dengan depresi
d. Fisik
Tanda Vital:
TD: Meningkat, palpitasi, berdebar-debar bahkan sampai pingsan.
N : Menurun
S: Normal (36˚C - 37,5˚C ), ada juga yang mengalami hipotermi
tergantung respon individu dalam menangania ansietasnya
P: Pernafasan , nafas pendek, dada sesak, nafas dangkal, rasa tercekik
terengah- engah
1) Ukur : TB dan BB: normal (tergantung pada klien)
2) Keluhan Fisik : refleks, terkejut, mata berkedip-kedip, insomnia,
tremor, kaku, gelisah, wajah tegang, kelemahan umum, gerakan
lambat, kaki goyah.
e. Psikososial:
Konsep diri:
1) Gambaran diri : wajah tegang, mata berkedip-kedip, tremor, gelisah,
keringat berlebihan.
2) Identitas : gangguan ini menyerang wanita daripada pria serta terjadi
pada seseorang yang bekerja dengan sressor yang berat.
3) Peran : menarik diri dan menghindar dalam keluarga / kelompok /
masyarakat.
4) Ideal diri : berkurangnya toleransi terhadap stress, dan kecenderungan
ke arah lokus eksternal dari keyakinan kontrol.
5) Harga diri : klien merasa harga dirinya rendah akibat ketakutan yang
tidak rasional terhadap objek, aktivitas atau kejadian tertentu.
Hubungan Sosial:

1) Orang yang berarti: keluarga


2) Peran serta dalam kegiatan kelompok/masyarakat: kurang berperan
dalam kegiaran kelompok atau masyarakat serta menarik diri dan
menghindar dalam keluarga / kelompok / masyarakat.
3) Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain: +
Spiritual:

1) Nilai dan keyakinan


2) Kegiatan ibadah
f. Status Mental:
1) Penampilan : pada orang yang mengalami ansietas berat dan panik
biasanya penampilannya tidak rapi.
2) Pembicaraan : bicara cepat dan banyak, gagap dan kadang-kadang
keras.
3) Aktivitas motorik : lesu, tegang, gelisah, agitasi, dan tremor.
4) Alam perasaan : sedih, putus asa, ketakutan dan khawatir.
5) Afek : labil
6) Interaksi selama wawancara: tidak kooperatif, mudah tersingung dan
mudah curiga, kontak mata kurang.
7) Persepsi : berhalusinasi, lapang persepsi sangat sempit dan tidak
mampu menyelesaikan masalah.
8) Proses pikir : persevarsi
9) Isi pikir : obsesi, phobia dan depersonalisasi
10) Tingkat kesadaran : bingung dan tidak bisa berorietansi terhadap
waktu, tempat dan orang (ansietas berat)
11) Memori : pada klien yang mengalami OCD (Obsessive Compulsif
Disorder) akan terjadi gangguan daya ingat saat ini bahkan sampai
gangguan daya ingat jangka pendek.
12) Tingkat konsentrasi dan berhitung : tidak mampu berkonsentrasi
13) Kemampuan penilaian : gangguan kemampuan penilaian ringan
14) Daya titik diri : menyalahkan hal-hal diluar dirinya: menyalahkan
orang lain/ lingkungan yang menyebabkan kondisi saat ini.
g. Kebutuhan Persiapan Pulang
1) Kemampuan klien memenuhi/ menyediakan kebutuhan makanan,
keamanan, tempat tinggal, dan perawatan.
2) Kegiatan hidup sehari-hari:
3) Kurang mandiri tergantung tingkat ansietas
4) Perawatan diri
5) Nutrisi
6) Tidur
h. Mekanisme Koping
Adaptif (ansietas ringan) dan maladaptif (ansietas sedang, berat dan
panik). Menurut Stuart (2007). Individu menggunakan berbagai
mekanisme koping untuk mencoba mengatasinya, ketidakmampuan
mengatasi ansietas secara konstruktif merupakan penyebab utama
terjadinya perilaku patologis. Ansietas ringan sering ditanggulangi tanpa
pemikiran yang sadar, sedangkan ansietas berat dan sedang menimbulkan
2 jenis mekanisme koping :
1) Reaksi yang berorientasi pada tugas yaitu upaya yang disadari dan
berorientasi pada tindakan untuk memenuhi tuntunan situasi stres
secara realistis
2) Mekanisme pertahanan ego membantu mengatasi ansietas ringan dan
sedang. Tetapi karena mekanisme tersebut berlangsung secara relative
pada tingkat tidak sadar dan mencakup penipuan diri dan distorsi
realitas, mekanisme ini dapat menjadi repon maladaptif terhadap stres.
i. Masalah Psikososial dan Lingkungan
1) Masalah dengan dukungan kelompok: klien kurang berperan dalam
kegiatan kelompok atau masyarakat serta menarik diri dan
menghindar dalam keluarga/ kelompok/ masyarakat.
2) Masalah berhubungan dengan lingkungan: lingkungan dengan tingkat
stressor yang tinggi akan memicu timbulnya ansietas.
3) Masalah dengan pendidikan: seseorang yang pernah gagal dalam
menempuh pendidikan, tidak ada biaya untuk melanjutkan jenjang
pendidikan berikutnya.
4) Masalah dengan pekerjaan: mengalami PHK, target kerja tidak
tercapai.
5) Masalah dengan perumahan: pasien kehilangan tempat tinggalnya
karena bencana alam, pengusuran dan kebakaran.
6) Masalah ekonomi: pasien tidak mempunyai kemampuan finansial
dalam mencukupi kebutuhannya sehari-hari dan keluarganya.
7) Masalah dengan pelayanan kesehatan: kurang percaya dengan petugas
kesehatan.
j. Pengetahuan Kurang
Pasien kurang mempunyai pengetahuan tentang faktor presipitasi,
koping, obat-obatan, dan masalah lain tentang ansietas
k. Aspek medik
Diagnosa Medik:
1) Adanya perasaan cemas atau khawatir yang tidak realistic terhadap
dua atau lebih hal yang dipersepsi sebagai ancaman perasaan ini
menyebabkan individu tidak mampu istirahat dengan tenang (inability
to relax)
2) Terdapat paling sedikit 6 dari 18 gejala-gejala berikut:
Ketegangan Motorik:
a) Kedutan otot atau rasa gemetar
b) Otot tegang/kaku/pegel linu
c) Tidak bisa diam
d) Mudah menjadi lelah
Hiperaktivitas Otonomik:

a) Nafas pendek/ terasa berat


b) Jantung berdebar-debar
c) Telapak tangan basah dingin
d) Mulut kering
e) Kepala pusing/rasa melayang
f) Mual, mencret, perut tidak enak
g) Muka panas/ badan menggigil
h) Buang air kecil lebih sering
i) Sukar menelan/rasa tersumbat
Kewaspadaan berlebihan dan Penangkapan Berkurang

a) Perasaan jadi peka/ mudah ngilu


b) Mudah terkejut/kaget
c) Sulit konsentrasi pikiran
d) Sukar tidur
e) Mudah tersinggung
3) Hendaknya dalam fungsi kehidupan sehari-hari, bermanifestasi dalam
gejala: penurunan kemampuan bekerja, hubungan social, dan
melakukan kegiatan rutin.
B. Diagnose keperawatan
1. Asietas
2. Gangguan pola tidur
INTERVENSI KEPERAWATAN
No Diagnosis Keperawatan SLKI SIKI
1. Ansietas (D.0080) Tingkat Ansietas (L.09093) Reduksi ansietas (I.09314)
Definisi : Definisi : kondisi emosional dan Definisi :
Kondisi emosi dan pengalaman pengalaman subjektif terhadap objek Meminimalkan kondisi individu
subjektif individu terhadap objek yang yang tidak jelas dan spesifik akibat dan pengalaman subyektif
tidak jelas dan spesifik akibat antisipasi antisispasi bahaya yang terhadap objek yang tidak jelas
bahaya yang memungkinkan individu memungkinkan individu melakukan dan spesifik akibat antisipasi
lakukan tindakan untuk mengahadapi tindakan untuk menghadai ancaman. bahaya yang memungkingkan
ancaman. Kriteria hasil : individu melakukan tindakan
Penyebab : 1. Verbalisasi kebingungan untuk menghadapi ancaman.
1. Krisis situasional menunurun Tindakan :
2. Kebutuhan tidak terpenuhi 2. Verbalisasi khawatir akibat Observasi :
3. Krisis maturasional kondisi yang dihadapi menurun. 1. Identifikasi sangat singkat
4. Ancaman terhadap konsep diri ansietas berubah (mis.
5. Ancaman terhadap kematian Kondisi, waktu, stresor)
6. Kekhawatiran mengalami 2. Monitor tanda-tanda ansietas
kegagalan (verbal dan nonverbal)
7. Disfungsi sistem keluarga Terapeutik :
8. Hubungan orang tua-anak tidak 1. Ciptakan suasana terapeutik
memuaskan utuk menumbuhkan
9. Faktor keturunan (temperamen kepercayaan
mudah teragitasi sejal lahir) 2. Pahami situasi yang
10. Penyalahgunaan zat membuat ansietas
11. Terpapar bahaya lingkungan (mis. Edukasi :
toksin,volutan, dan lain-lain) 1. Jelaskan prosedur, termasuk
12. Kurang terpapar informasi sensasi yang mungkin
Gejala dan Tanda Mayor dialami
Subjektif : 2. Anjurkan mengungkapkan
1. Merasa bingung perasaan dan persepsi
2. Merasa khawatir dengan akibat 3. Latih teknik relaksasi
dari kondisi yang dihadapi Kolaborasi :
3. Sulit berkonsentrasi Kolaborasi pemberian obat
Objektif antiansietas, jika perlu
1. Tampak gelisah
Gejala dan Tanda Minor
Subjektif :
1. Mengeluh pusing
2. Anoreksia
3. Palpitasi
4. Merasa tidak berdaya
Objektif :
1. Frekuensi napas meningkat
2. Frekuensi nadi meningkat
3. Tekanan darah meningkat
4. Diaphoresis
5. Tremor
6. Muka tampak pucat
7. Suara bergetar
8. Kontak mata buruk
9. Sering berkemih
10. Berorientasi pada masa lalu
2. Gangguan pola tidur ( D. 0055) Pola tidur ( L.05045) Dukungan Tidur ( I.05174)
Kategori: Fisiologis Setelah melakukan pengkajian Definisi :Memfaslitasi siklus tidur
Subkategori : Aktivitas/istirahat selama 3 × 24 jam tingkat gangguan dan terjaga yang teratur.
Definisi : Gangguan kualitas dan pola tidur menurun, dengan criteria Observasi :
kuantitas waktu tidur akibat faktor hasil : 1. Identifikasi pola aktivitas dan
eksternal 1. Keluhan sulit tidur membaik tidur
Penyebab : 2. keluhan sering terjaga cukup 2. Identifikasi faktor penggangu
1. Hambatan lingkungan (mis. membaik tidur (fisik dan/atau
Kelembapan lingkungan sekitar, 3. keluhan tidak puas tidur cukup psikologis)
suhu lingkungan, pencahayaan, membaik Terapeutik :
kebisingan, bau tidak sedap, jadwal 4. keluhan pola tidur berubah 1. Modifikasi lingkungan (mis.
pemantauan/pemeriksaan/tindakan sedang Pencahayaan, kebisingan,
2. Kurangnya control tidur 5. keluhan istiraht tidak cukup suhu, matras dan tempat
3. Kurangnya privasi cukup membaik tidur)
4. Restraint fisik (PPNI, 2019). 2. Batasi waktu tidur siang,jika
5. Ketiadaan teman tidur perlu
6. Mengeluh istirahat tidak cukup 3. Fasilitasi menghilangkan
Gejala dan tanda mayor stress sebelum tidur
DS: 4. Tetapkan jadwal tidur rutin
1. Mengeluh sulit tidur 5. Lakukan prosedur untuk
2. Mengeluh sering terjaga meningkatkan kenyamanan
3. Mengeluh tidak puas tidur ( mis, pijat, mengatur
4. Mengeluh pola tidur berubah posisi,terapi akupresur)
5. Mengeluh istirahat tidak cukup 6. Sesuaikan jadwal pemberian
DO : ( tidak tersedia) obat dan/atau tindakan untuk
Gejala dan tanda minor menunjang siklus tidur-
DS: terjaga.
1. Mengeluh kemampuan beraktivitas Edukasi :
menurun 1. Jelaskan pentingnya tidur
DO: ( tidak tersedia ) cukup selama sakit.
Kondisi klinis terkait 2. anjurkan menepati kebiasaan
1. Nyeri/kolik waktu tidur
2. Hipertiroidisme 3. anjurkan mengurangi
3. Kecemasan makanan/minuman yang
4. Penyakit paru obstruktsi kronik mengganggu tidur
5. Kehamilan 4. anjurkan penggunaan obat
6. Periode pasca partum tidur yang tidak mengandung
7. Kondisi pasca operasi supresor terhadap tidur REM.
(PPNI, 2017). 5. ajarkan faktor-faktor yang
berkontribusi terhadap
gangguan pola tidur
( mis,psikologis, gaya hidup,
sering berubah shift bekerja)
6. ajarkan relaksasi otot
autogenic atau cara
nonfarmakologi lainnya.
(PPNI, 2018).
DAFTAR PUSTAKA

Annisa, D. F., & Ifdil. (2016). Konsep Kecemasan (Anxiety) Pada Lnjut Usia
(Lansia). Jurnal Ilmu Konselor Vol. 5 no. 2, 93-99.
Asmadi. ( 2008 ), Konsep Dasar Keperawatan, Jakarta : EGC
Carpenito-Moyet, L. J. (2007). Buku Saku Diagnosis Keperawatan, Edisi 10.
Jakarta: EGC
Direja Surya, Herman Ade. 2011. Buku Ajar Asuhan Keperawatan Jiwa.
Yogyakarta: Nuha Medika
Erna Cahyani.2016. Laporan Pendahuluan dan Strategi Pelaksanaan Ansietas.
(Online. Available) From: https://www.scribd.com/document/320503011/LP-
SP-Ansietas , Diakses pada Kamis, 1 September 2016 pukul 16.00
Hawari, Dadang. (2008). Manajemen Stres Cemas dan Depresi. Jakarta : FK
Universitas Indonesia
SDKI: standar diagnose keperawatan Indonesia
SLKI: standar luaran keperawatan Indonesia
SIKI:standar intervensi keperawatan Indonesia
ASUHAN KEPERAWATAN PADA TN. B DENGAN KASUS CA RECTI
(PSIKOSOSIAL)
DI RUANG PERAWATAN AR-RAHMAN RUMAH SAKIT IBNU SINA
YAYASAN WAKAF UMI MAKASSAR

OLEH :
ISLAH ANANDA JARNAWI
21.04.014

CI Lahan CI Institusi

( ) ( )

STIKES PANAKUKKANG MAKASSAR


PROGRAM STUDI PROFESI NERS
TAHUN AJARAN 2021/2022

ASUHAN KEPERAWATAN PSIKOSOSIAL

A. INFORMASI UMUM
Inisial klien : Tn. S
Usia : 52 tahun
Jenis kelamin : Laki-laki
Bahasa dominan : Bahasa Indonesia
Status perkawinan : Menikah
Alamat : Jln. BORONG DALAM
Tanggal masuk : 10-04-2022
Tanggal pengkajian : 11 April 2022
Ruang rawat : AR-RAHMAN kmr 302/03
Nomor rekam medik : 226433
Diagnosa medis : CA RECTI + DM
Riwayat alergi : pasien alergi makanan seafood
Diet : Diet tinggi gula
B. KELUHAN UTAMA
Pasien mengatakan nyeri di bagian perut (luka operasi)
PENAMPILAN UMUM DAN PERILAKU KOTOR
1. Fisik
Berat badan : 60 Kg
Tinggi badan : 169 Cm
Tanda-tanda vital : TD: 130/90, P: 20x/m, N: 80x/m, S: 36.5oC
Riwayat pengobatan fisik : Pasien mengatakan tidak pernah meminum
obat bebas selain resep dokter
Pemeriksaan Laboratorium

Hematologi
Hasil Nilai Rujukan Satuan
Rutin
WBC 22.8 4.0 – 9.0 10^3/ul
RBC 4.09 3.76 – 3.70 10^6/uL
HGB 11.1 12.0 – 18.0 gr/dl
HCT 35.6 33.0 – 52.0 %
MCV 87.0 30.0 – 32.0 fL
MCH 27.1 31.0 – 35.0 Pg
MCHC 31.2 31.0 – 37.0 gr/dl
PLT 485 150 – 400 10^3/ul
RDW-CV 14.3 11.0 – 14.0
PDW 18.2 15.0 – 17.0 fL
MPV 5.5 7.0 – 11.0 fL
PCT 0.27 16.0 – 33.0 %

2. Tingkat Ansietas
Tingkat ansietas (lingkari tingkat ansietas dan chek list perilaku yang
ditampilkan)
Ringan Sedang  Berat Panik
PERILAKU  PERILAKU 

Tenang  Menarik diri -

Ramah  Bingung -

Pasif  Disorientasi -

Waspada - Ketakutan -

Merasa membenarkan lingkungan  Hiperventilasi -


Kooperatif  Halusinasi/ delusi -

Gangguan perhatian - Depersonalisasi -

Gelisah  Obsesi -

Sulit berkonsentrasi - Kompulsi -

Waspada berlebihan - Keluhan somatik -

Tremor - Hiperaktivitas -

Bicara cepat - Lainnya: -

Masalah Keperawatan :
Pasien kooperatif dan ramah saat dilakukan pengkajian dan banyak bertanya
tentang kondisi, keadaannya dan tindakan yang diberikan serta banyak
meminta pendapat dan saran dari perawat yang melakukan pengkajian.
C. KELUARGA
Genogram
GI X X X 80

GII ? X ? ? ? ? ? 52 ?

26 24 22 11

Keterangan :

= Laki-laki X = Meninggal

= Perempuan = Garis keturunan


= Pasien ? = Umur tidak di ketahui

GII : Ayah dari pasien sudah meninggal, dan ibu pesien masih hidup
GIII : Pasien anak 6 dari 7 bersaudara, memiliki 4 orang anak. Istrinya sudah
meninggal. Sekarang Tn.S sedang dirawat di RS Ibnu sina dengan
diagnosa CA RECTI (Post Op) + DM dengan masalah psikososial
ansietas ringan
Tipe keluarga
 Nuclear family diad family
Extended family Single parent family
Pengambilan keputusan
 Kepala keluarga  Istri
 Orang tua  Bersama-sama
Kebiasaan yang dilakukan bersama keluarga
Jelaskan: Pasien mengatakan jika di rumah seelalu berinteraksi dengan
keluarga
Kegiatan yang dilakukan keluarga dalam masyarakat
Jelaskan:Pasien aktif ikut kerja bakti di lingkunganya
Masalah Keperawatan :Tidak ada masalah keperawatan

D. RIWAYAT SOSIAL
1. Pola social
a. Teman/orang terdekat
Pasien dekat dengan ibunya dan anak-anaknya serta semua keluarga dan
tetangga sekitar.
b. Peran serta dalam kelompok
Pasien aktif dalam dalam kegaitan kelompok di masyarakat
c. Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain
Pasien aktif berhubungan dengan orang lain tampa adanya hambatan
2. Obat-obatan yang dikonsumsi klien saat ini
15) Adakah obat herbal/obat lain yang dikonsumsi diluar resep.
Pasien mengatakan tidak pernah mengkonsumsi obat herbal maupun obat
bebas, pasien hanya mengonsumsi obat seseuai dengan resep dokter.
Obat – obatan yang didapat saat ini
Ceftriaxone : 19/m
NaCl 0,45% : 20 Tpm
Raditidin : 1 ampul
16) Apakah klien menggunakan obat-obatan dan alkohol untuk
mengatasi masalahnya?
Pasien mengatakan tidak pernah mengkonsumsi alkohol dan obat-obatan.
Masalah Keperawatan: Tidak ada masalah keperawatan.
E. STATUS MENTAL DAN EMOSI
3) Penampilan
a. Cacat fisik
Ada, Jelaskan
Tidak ada, Jelaskan :Semua anggota tubuh klien dalam keadaan utuh
b. Kontak mata
Ada, Jelaskan :Kontak mata antara pasien dengan perawat dimana
klien selalu menjaga kontak matanya ketika berbicara.
Tidak ada, jelaskan
c. Pakaian
Rapi, Jelaskan : Pasien berpakaian rapi
Penggunaan tidak sesuai, Jelaskan :
d. Perawatan diri
Jelaskan :Pasien mengatakan hanya dilap basah badanya 1x sehari selama
perawatan.
Masalah Keperawatan :Tidak ada masalah keperawatan
4) Tingkah Laku
Tingkah laku Jelaskan

Resah √ Pasien mengatakan cemas kalau nyerinya
muncul
Agitasi –
Letargi –
Sikap √ Pasien kooperatif saat dilakukan
pengkajian
Ekspresi wajah √ Ekspresi wajah tenang
Lain – lain
Masalah Keperawatan :Ansietas ringan

5) Pola Komunikasi
POLA KOMUNIKASI √ POLA KOMUNIKASI √
Jelas √ Aphasia
Koheren – Perseverasi –
Bicara kotor – Rumination –
Inkoheren – Tangensial –
Neologisme – Banyak bicara/dominan –
Asosiasi longgar – Bicara lambat √
Flight of ideas – Sukar berbicara : –
Lainnya : Klien berbicara lambat tentang penyakit yang dideritanya
Masalah Keperawatan :Tidak ada masalah keperawatan

6) Mood dan Afek


Tingkah laku Jelaskan

Senang .
Sedih √ Awal sakit Pasien mengatakan merasa
sedih, cemas dengan sakitnya. Serang
setelah selesai operasi klien cemasnya
hanya jika uncul nyeri.
Patah hati –
Putus asa –
Gembira –
Euporia –
Curiga –
Lesu –
Marah/bermusuhan –
Lain – lain –
Masalah Keperawatan :Tidak ada masalah keperawatan

7) Proses pikir
PERILAKU

Jelas √
Logis √
Mudah diikuti –
Relevan √
Bingung –
Bloking –
Delusi –
Arus cepat –
Asosiasi lambat –
Curiga –
Memori jangka Hilang Utuh √
pendek
Memori jangka Hilang Utuh √
panjang
Masalah Keperawatan :Tidak ada masalah keperawatan
8) Persepsi

PERILAKU √ JELASKAN

Halusinasi – Tidak ada kelainan


Ilusi – Tidak ada kelainan
Depersonalisasi – Tidak ada kelainan
Derealisasi – Tidak ada kelainan

HALUSINASI JELASKAN

Pendengaran – Tidak ada kelainan
Penglihatan – Tidak ada
Perabaan – Tidak ada kelainan
Pengecapan – Tidak ada kelainan
Penghidungan – Tidak ada kelainan
Lain – lain Tidak ada kelainan
Masalah Keperawatan : tidak ada masalah keperawatan

9) Kognitif
8) Orientasi realita
Waktu : Pasien mampu mengatakan orientasi waktu yang sesuai.
Tempat : Pasien mampu mengatakan tentang dimana klien dirawat.
Orang : Pasien mampu mengenali perawat yang bertugas.
Situasi : Pasien mengetahui kenapa dirawat, dan merasakan sedih
karena sakit yang di derita tetapi selalu di kuatkan anak-
anaknya.
9) Memori
GANGGUAN √ JELASKAN
Ganguan daya ingat – Pasien tidak ada gangguan daya ingat
jangka panjang jangka panjang.
Ganguan daya ingat – Pasien tidak ada gangguan daya ingat
jangka pendek jangka pendek dimana klien masih
ingat kapan klien masuk rumah sakit.
Gangguan daya ingat – Pasien tidak ada gangguan daya ingat
saat ini saat ini dimana klien masih ingat
klien dirawat di ruang Maleo
Paramnesia, sebutkan – Tidak ada kelainan
Hipermnesia, sebutkan – Tidak ada kelainan
Amnesia, sebutkan – Tidak ada kelainan

10) Tingkat konsentrasi dan berhitung


TINGKATAN JELASKAN

Mudah beralih – Tidak ada kelainan.
Tidak mampu berkonsentrasi – Tidak ada kelaina.
Tidak mampu berhitung – Pasienmampu berhitung seperti
sederhana 10+2=12
Paramnesia, sebutkan – Tidak ada kelainan
Hipermnesia, sebutkan – Tidak ada kelainan
Amnesia, sebutkan – Tidak ada kelainan
Masalah Keperawatan :Tidak ada masalah keperawatan
F. IDE-IDE BUNUH DIRI
Ide-ide merusak diri sendiri / orang lain
Ya  Tidak

Jelaskan :
Pasien mengatakan tidak ada niat untuk bunuh diri maupun orang lain. Pasien
masih merasakan betapa berharganya hidup yang diberikan oleh Allah SWT.
Masalah Keperawatan :Tidak ada masalah keperawatan
G. KULTURAL DAN SPIRITUAL
C. Agama yang dianut
a. Kebutuhan klien terhadap spiritual dan pelaksanaannya
Pasien mengatakan selama dirawat klien tidak pernah menjalankan
kewajiban sholat 5 waktu tetapi hanya berzikir dan berdoa
b. Gangguan dalam menjalankan kegiatan spiritualnya setelah mengalami
kekerasan atau penganiayaan
Tidak ada
c. Pengaruh spiritual terhadap koping individu
Pasien mengatakan menyerahkan kondisi penyakitnya kepada Allah
SWT.
D. Budaya yang diikuti
l. Budaya pasien yang mempengaruhi terjadinya masalah
Pasien merasa tidak mempunyai masalah dalam penyakit keturunan dan
merasa penyakitnya karena dulunya jarang memperhatikan perilaku dan
gaya hidup.
E. Tingkat perkembangan saat ini
Pasien sudah mulai tenang, senang dan menerima kondisi saat ini. Kemudia
dalam fungsi keluarga dalam fase fungsi perawatan kesehatan yang
terganggu karena kondisi klien yang menderita penyakit akut.
Masalah Keperawatan :Tidak ada masalah keperawatan

ANALISA DATA

No Data focus Masalah Keperawatan


1 DS :
- Pasien mengatakan ketika muncul nyeri Ansietas Ringan
pasien cemas dan khawatir
- Pasien khawatir bila sakitnya makin
parah
- Pasien mengatakan nafsu makan baik
DO :
- Pasien tampak sering bertanya tentang
penyakitnya
- Pasien terlihat tenang dan suka
bercanda dengan anak-anaknya
2 DS : Gangguan pola tidur
- Pasien mengatakan bila muncul nyeri
pasien cemas hingga sulit tidur
- Klien mengatakan akan sulit tidur jika
nyeri muncul
DO :
- Pasien nampak serius bercerita
- Tanda-tanda vital :
TD: 130/80 mmHg
N : 80 x/menit
P : 20 x/menit
S : 36.4 oC

POHON MASALAH

Efek:
Koping individu tidak efektif

Core problem:
Ansietas

Causa:
Kurangnya terpapar informasi
DIAGNOSA KEPERAWATAN
Nama Klien :Tn.S
Ruangan : Ar-Rahman kmr 302/3
Diagnose Keperawatan Tanggal ditemukan Tanggal teratasi
Ansietas ringan
11 April 2022
Gangguan pola tidur
INTERVENSI KEPERAWATAN

Nama Pasien : Tn.S

Ruangan : Ar-Rahman kmr 302/3

No Diagnose Tujuan Intervensi


1 Ansietas ringan Setelah dilakukan tindakan Terapi relaksasi
keperawatan diharapkan Observasi :
tingkat ansietas menurun 1. Identifikasi penurunan tingkat energi, ketidakmampuan
dengan kriteria hasil : konsentrasi, atau gejala lain yang mengangggu
1. Verbalisasi kebingungan kemampuan kognitif
menurun 2. Monitor respon terhadap terapi relaksasi
2. Verbalisasi khawatir Terapeutik :
akibat kondisi yang 1. Ciptakan lingkungan tenang dan tanpa gangguan dengan
dihadapi menurun pencahayaan dan suhu ruangan nyamann
3. Perilaku gelisah menurun 2. Berikan informasi tertulis tentang persiapan dan prosedur
4. Perilaku tegang menurun Teknik relaksasi
Edukasi :
1. Jelaskan secara rinci intervensi relaksasi yang dipilih
2. Anjurkan mengambil posisi yang nyaman
3. Anjurkan rileks dan merasakan sensasi relaksasi
4. Anjurkan sering melatih dan mengulangi Teknik yang
dipilih
5. Demonstrasikan dan latih Teknik relaksasi (mis. Napas
dalam, peregangan, atau imajinasi terbimbing)
2 Gangguan pola tidur Pola tidur ( L.05045) Dukungan Tidur ( I.05174)
Setelah melakukan tindakan Definisi :Memfaslitasi siklus tidur dan terjaga yang teratur.
keperawatan diharapkan Observasi :
gangguan pola tidur 3. Identifikasi pola aktivitas dan tidur
menurun, dengan criteria 4. Identifikasi faktor penggangu tidur (fisik dan/atau
hasil : psikologis)
6. keluhan sering terjaga Terapeutik :
cukup membaik 7. Modifikasi lingkungan (mis. Pencahayaan, kebisingan,
7. keluhan tidak puas suhu, matras dan tempat tidur)
tidur cukup membaik 8. Batasi waktu tidur siang,jika perlu
8. keluhan pola tidur 9. Fasilitasi menghilangkan stress sebelum tidur
berubah sedang 10. Lakukan prosedur untuk meningkatkan kenyamanan
9. keluhan istiraht tidak ( mis, pijat, mengatur posisi,terapi akupresur)
cukup cukup membaik Edukasi :
7. Jelaskan pentingnya tidur cukup selama sakit.
8. anjurkan menepati kebiasaan waktu tidur
9. anjurkan mengurangi makanan/minuman yang
mengganggu tidur
IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

Nama Klien : Tn.S


Ruangan : Ar-Rahman 302/3
Hai/Tanggal : Senin,11 April 2022
Hari Pertama
Diagnosa Tanggal Implementasi Keperawatan Jam Evaluasi (SOAP)
Keperawatan Dan
Jam
Ansietas Senin 1. Membina hubungan saling 10.30 S:
sedang 11.04.2022 percaya dengan klien - Pasien mengatakan ketika muncul nyeri
11.00 Hasil : Klien menerima pasien cemas dan khawatir
11.05 dengan baik - Pasien khawatir bila sakitnya makin parah
2. Menjadi pendengar yang - Pasien mengatakan nafsu makan baik
hangat dan responsif O:
Hasil : Mendengarkan dengan - Pasien tampak sering bertanya tentang
baik masalah kesehatan yang penyakitnya
11.10
dialami klien sekarang - Klien tampak mau mempraktekkan teknik
3. Mengidentifikasi situasi yang napas
membuat klien ansietas
Hasil : Klien merasa cemas A :Masalah Ansietas belum teratasi
11.15 dengan penyakitnya sekarang P : Lanjutkan intervensi Motivasi latihan teknik
4. Melatih teknik relaksasi napas Relaksasi
Hasil : Pasien melakukan
tehnik relaksasi napas dalam

Gangguan 1. Mengidentifikasi pola aktivitas S:


pola tidur dan tidur - Pasien mengatakan bila muncul nyeri
Hasil : tidur baik bila tidak pasien cemas hingga sulit tidur
muncul nyeri. - Klien mengatakan akan sulit tidur jika
2. Mengidentifikasi faktor nyeri muncul
penggangu tidur (fisik O:
dan/atau psikologis) - Pasien bercerita dengan serius
Hasil : nyeri di bagian perut - Mimic wajah pasien jadi sedih
yang menyebabkan tidak bisa
tidur A:
Terapeutik : masalah gangguan pola tidur belum teratasi
3. Memfasilitasi menghilangkan P:
stress sebelum tidur Intervensi di lanjutkan
Hasil : pasien bisa tidur bila
nyeri sudah terasa ringan
4. Melakukan prosedur untuk
meningkatkan kenyamanan
( mis, pijat, mengatur
posisi,terapi akupresur)
Hasil : pasien mengatur posisi
agar dapat kenyamanan.

IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

Nama Klien : Tn. S


Ruangan : AR-RAHMAN 302/3
Hai/Tanggal : Selasa 12 Maret 2022
Hari kedua
Diagnosa Tanggal Implementasi Keperawatan Jam Evaluasi (SOAP)
Keperawatan Dan
Jam
Ansietas Selasa 6. Mengkaji kembali kebutuhan rasa 10.00 S:
sedang 12 .04.2022 aman klien a. Klien mengatakan rasa khawatir
Hasil : Klien masih merasa gelisah yang kadang-kadang muncul itu
dengan penyakitnya sekarang sudah berkurang..
7. Melatih teknik distraksi b. Klien mengatakan perasaannya
Hasil : Klien melakukan teknik tenang.
relaksasi napas dalam
O:
mempraktekkannya dan
j) Klien mempraktekkan tehnik
membayangkan hal-hal yang
distraksi dan relaksasi
menyenangkan sehingga pasien lebih
k) Ekpresi rileks dan tenang
rileks dan merasa lebih nyaman
A :Masalah Ansietas belum teratasi
8. Menganjurkan klien melakukan tehnik
P : Lanjutkan intervensiMotivasi latihan
relaksasi dan distraksi untuk
teknik
mengurangi kecemasan
Relaksasi
Hasil :Klien mempraktekkan yaitu
mengataur dan napas dan melakukan
relaksasi dapas dalam
9. Memberikan pendidikan kesehatan
kepada klien dan kelurga tentang
mengatasi kecemasan
Hasil : Klien mendengarkan dan
memperhatikan apa yang disampaikan

Edukasi : S:
1. Menjelaskan pentingnya tidur cukup - Klien mengatakan akan sulit
selama sakit. tidur jika nyeri muncul
Hasil : pasien memahami terhadap apa O:
yang dijelaskan - Pasien nampak tenang
2. Menganjurkan menepati kebiasaan A : masalah gangguan pola tidur belum
waktu tidur teratasi
Hasil : pasien paham tetapi nyeri yang P : pertahankan intervensi
muncul tidak bisa membuat pasien
bangun tiba-tiba
3. Menganjurkan mengurangi
makanan/minuman yang mengganggu
tidur
Hasil : pasien tidak makan makanan
selain dari rumah sakit.

IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

Nama Klien : Tn. S


Ruangan : Ar-rahman 302/3
Hari/Tanggal : Rabu,13-april-2022
Hari Ketiga
Diagnosa Tanggal Implementasi Keperawatan Jam Evaluasi (SOAP)
Keperawatan Dan
Jam
Ansietas Rabu 5) Mengkaji kembali kebutuhan rasa aman 10.40 S:
sedang 13.04.2022 klien a. Klien mengatakan perasaannya
Hasil : Klien merasa sudah lebih tenang
dengan nyeri yang muncul. sudah mulai membaik.
6) Melatih teknik distraksi b. Klien mengatakan tidak khawatir
Hasil :Klien mempraktekkannya bila muncul nyeri
dengan membayangkan hal-hal yang
O:
merasa lebih nyaman
a. Klien mempraktekkan tehnik
7) Menganjurkan klien melakukan tehnik
distraksi dan relaksasi
relaksasi dan distraksi untuk
b. Ekpresi rileks dan tenang
mengurangi kecemasan
Hasil :Klien mempraktekkan hal
A :Masalah Ansietas teratasi
tersebut
P : Pertahankan intervensi Motivasi
latihan teknik
Relaksasi
3. Memfasilitasi menghilangkan stress S:
- Pasien mengatakan nyeri yang
sebelum tidur
muncul sudah lebih ringan
Hasil : pasien bisa tidur bila nyeri O:
- Nampaknya pasien sudah mulai
sudah terasa ringan
ceria
4. Melakukan prosedur untuk A:
meningkatkan kenyamanan ( mis, Masalah gangguan pola tidur teratasi
pijat, mengatur posisi,terapi
akupresur) P : intervensi tetap di pertahankan
Hasil : pasien mengatur posisi agar
dapat kenyamanan.

Anda mungkin juga menyukai