MOLA HIDATIDOSA
Oleh Kelompok : 5
1. Ayustina Dewi
2. Indah Cahyaningsih
3. Margareta Faustina Naes
4. Defri Surya Pramesti
5. Ika Kurnia
6. Eryni Kertika Putri
TAHUN 2020
BAB I
PENDAHULUAN
Kabupaten Kediri Angka kematian Ibu (AKI) pada tahun 2017, 53%
karena perdarahan disusul Pre Eklamsi 33%, selanjutnya dengan jantung
sebanyak 7%. Untuk emboli kita masukkan pada kelompok lain-lain
sebanyak 7% (Dinkes kabupaten kediri, 2018).
Salah satu komplikasi kehamilan dan persalinan yang menyebakan
kematian pada ibu adalah perdarahan. Perdarahan dalam kehamilan terbagi
dua yaitu perdarahan hamil muda dan hamil tua, yang termasuk perdarahan
hamil muda salah satunya adalah kehamilan trofoblas yang disebut dengan
mola hidatidosa atau hamil anggur. Pada kehamilan mola hidatidosa ini
terjadi penimbunan cairan dalam jaringan vili chorionic dan terbentuklah
gelembung mola. Telah diketahui bahwa penyakit ini banyak ditemukan
pada golongan sosial ekonomi rendah, umur dibawah 20 tahun dan diatas 34
tahun dan paritas tinggi (Prawirohardjo, 2007).
Mola hidatidosa diyakini sebagai penyebab aborsi yang paling
spontan pada trimester pertama.Nyeri tekan pada ovarium dan ovarium
kerap membesar kejadian itu sering terjadi pada penderita mola hidatidosa.
Perdarahan tanpa nyeri yang tidak teratur paling banyak terjadi pada 12
minggu kehamilan, mungkin terus – menerus atau (intermiten), biasanya
berwarna kecoklatan, dan tidak banyak seperti wanita yang sedang
menstruasi (Morgan, 2009).
1.2. Tujuan
1.2.1 Tujuan umum
5.1 Kesimpulan
5.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB II
TINJAUAN TEORI
b. Data obyektif
Data obyektif dapat diperoleh melalui pemeriksaan fisik sesuai
dengan kebutuhan dan pemeriksaan tanda-tanda vital, dan
pemeriksaan penunjang. Pemeriksaan fisik dilakukan dengan cara
inspeksi, palpasi, auskultasi dan perkusi.
Pemeriksaan fisik pada pasien molahidatidosa meliputi :
pemeriksaan keadaan umum, kesadaran pasien, TTV, pemeriksaan
kepala dan leher, pemeriksaan dada, perut, genetalia dan
ekstrimitas. Serta pemeriksaan dalam/ VT.
Sedangkan pemeriksaan penunjang dapat diperoleh melalui
pemeriksaan laboratorium (kadar Hb, hematocrit, leukosit,
golongan darah), dan USG
2. Interpretasi data
Interpretasi data merupakan identifikasi terhadap diagnosa,
masalah dan kebutuhan pasien pada pasien dengan molahidatidosa.
berdasarkan interpretasi yang benar atas data-data yang telah
dikumpulkan. Interpretasi data meliputi:
a. Diagnosa kebidanan
Contoh diagnosa kebidanan pada pasien dengan Molahidatidosa
adalah: G….P…..A….….usia kehamilan……minggu dengan
molahidatidosa
Masalah
Masalah dirumuskan bila bidan menemukan kesenjangan yang
terjadi pada pasoien dengan mollahidatidosa. Masalah ini terjadi
belum termasuk dalam rumusan diagnosa yang ada, tetapi masalah
tersebut membutuhkan penanganan bidan, maka masalah
dirumuskan setelah diagnosa. Pada pasien dengan molahidatidosa
masalah yang sering muncul adalah perdarahan
Kebutuhan
Kebutuhan pada pasien dengan molahidatidosa antara lain:
- Kebutuhan cairan
- Kebutuhan psikologis
- Pendidikan kesehatan
6. Implementasi
Pelaksanaan dapat dilakukan seluruhnya oleh bidan atau bersama –
sama dengan pasien atau anggota tim kesehatan. Bila tindakan
dilakukan oleh dokter atau tim kesehatan lain, bidan tetap memegang
tanggung jawab untuk mengarahkan kesinambungan asuhan berikutnya.
Kaji ulang apakah semua rencana asuhan telah dilaksanakan.
7. Evaluasi
Pada langkah ini dilakukan evaluasi keefektifan dari asuhan yang
telah diberikan. Evaluasi didasarkan pada harapan pasien yang
diidentifikasi saat merencanakan asuhan kebidanan.
Contoh :
- Berikan informasi tentang keadaan pasien serta kemungkinan
tindakan yanga akan dilakukan, ibu mengerti tentang kondisi yang
terjadi pada dirinya dan kehamilannya
- Lakukan resusitasi cairan , tampak pada tangan kiri pasien terpasang
infus RL dengan tetesan 40x/ menit
- Observasi tanda – tanda vital, TD : 90 mmHg, Nadi 100x/ menit,
RR: 22x/ menit
- Kolaborasi dengan bagian patologiklinik untuk pemeriksaan
laboratorium, hasil pemeriksaan HB 7 gr/dl
- Kolaborasi dengan dokter SpOG dalam perbaikan keadaan umum,
pengeluaran jaringan mola dan terapi selanjutnya, melaksanakan
advis dokter SpOG: tranfusi darah 3 labu WB dan rencana
dilakukan curetase.
Data Subjektif
Data Objektif
Pemeriksaan Umum
Pemeriksaan Fisik
Mata : pada kasus molahidatidosa dengan perdarahan yang
banyak didapatkan tanda konjuntiva pucat
Mulut : pada kasus molahidatidosa dengan perdarahan yang
banyak mulut tampak sianosis
Dada : Retraksi dada positif apabila pasien mengalami sesak
akibat kondisi pasien yang mengalami perdarahan
banyak
Abdomen : Pada pasien dengan molahidatidosa pertumbuhan
Rahim yang terjadi sangat pesat sehingga ukuran
Rahim lebih besar dari usiaa kehamilan. Pada
pemeriksaan palpasi tidak teraba adanya balotement
atau bagian janin. Pada pemeriksaan auskultasi tidak
terdengan DJJ.
Genetalia : Pada pemeriksaan VT didapatkan v/v darah
kecoklatan atau merah segar, portio menutup /
membuka dan teraba gelembung mola
Pemeriksaan Penunjang
Penatalaksanaan
NoProses
7 Langkah Varney
Menejemen 5 Langkah Dokumentasi Kebidanan
. Kebidanan (Kompetensi SOAP NOTES
Bidan)
1. Pengumpulan Data Data
Subjektif, Obyektif
2. Masalah/Diagnosis
3. Antisipasi masalah
potensi/diagnosa Analisis/Diagnosa
lain
Analisis/Diagnosa
4. Menetapkan
kebutuhan segera
untuk konsultasi,
kolaborasi
5. Perencanaan Perencanaan Penatalaksanaan
3. Rujukan
4. Pendidikan/konseling
5. Follow up
DAFTAR PUSTAKA
WHO, IDAI, IBI,. 2013. Buku Saku Pelayanan Kesehatan Ibu Di Fasilitas
Kesehatan Dasar Rujukan. Pertama. Jakarta: Kementrian Kesehatan RI.
Yanti, Damai. 2017. Konsep dasar Asuhan Kehamilan. Bandung: Refika Aitama
KEMENTERIAN KESEHATAN RI
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MALANG
JURUSAN KEBIDANAN
PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN KEBIDANAN KEDIRI
Jl. KH. Wakhid Hasyim No. 64 B Telp. (0354) 773095 – 772833
Website : http://www.poltekkes-malang.ac.id Fax. (0354) 778340
Email : direktorat@poltekkes-malang.ac.id Kediri 64114
I. PENGKAJIAN
Tanggal : 05-02-2020 Jam : 09.00 WIB
No. RM : 45xxxxx
Umur : 23 Th Umur : 23 Th
Pendidikan : D3 Pendidikan : D3
A. DATA SUBJEKTIF
1. Keluhan utama :
Ibu datang ke RS dengan keluhan mual-muntah, keluar darah dari jalan
lahir. G1P0000 usia kehamilan 16 minggu.
3. Riwayat menstruasi
Usia manarche : 12 tahun
Jumlah darah haid : 3x ganti pembalut
HPHT : 14 Oktober 2019
Keluhan saat haid : tidak ada
Lama haid : 7 hari
Flour albus : tidak ada
TP : 2i Juli 2020
Keluhan haid : tidak ada
Umur Keadaan
Tgl,th Tempat Jenis Penolong Anak
No kehamila Penyulit anak
partus partus persalinan persalinan JK/BB
n sekarang
1. Hami - - - - - - -
l ini
7. Status pernikahan : ya
Nikah 1 kali, nikah usia 22 tahun, lama menikah 8 bulan.
2. Pemeriksaan fisik
- Muka : pucat, tidak terdapat oedem
- Mata : conjungtiva anemis, sklera putih, palpebral tidak oedem.
- Dada : payudara puting menonjol, hyperpigmentasi areola
mammae
- Abdomen : terdapat linea alba, tfu setinggi pusat (24 cm), tidak teraba
ballottement, DJJ tidak terdengar
- Genetalia : terdapat pengeluaran darah segar berwarna merah dari
vagina sebanyak 25 cc, portio menutup.
3. Pemeriksaan laboratorium :
- Laboratorium lengkap :
Hb : 10 gr%
Golongan Darah : B
Protein : Negatif
Albumin : Negatif
HIV : Non Reaktif
HbSaG : Negatif
Sifilis : Negatif
- CTG : tidak dilakukan
- USG : terlihat seperti sarang lebah dan tidak terlihat
janin.
- Foto thorak : tidak dilakukan
- EKG : tidak dilakukan
C. ANALISA / INTEPRETASI DATA
G1P0000 Usia Kehamilan 16 Minggu Dengan Mola Hidatidosa
D. PENATALAKSANAAN
Tanggal : 05/02/2020 Jam :
09.10 WIB
Tanggal : 06/02/2020
Pukul : 06.00
Subjektif :
Objektif :
K/U : baik
Kesadaran : Composmentis
N : 80x/mnt
S : 36,5°C
RR : 22x/mnt
Assesment :
P0010 post kuretase 1 dengan mola hidatidosa dalam perawatan hari pertama.
Planning :
Bab ini berisi mengenai pembahasan kasus yang didapat, penulis akan
membahas dengan membandingkan antara teori yang ada dengan kasus. Kasus
yang dibahas adalah kehamilan pada Ny.E G1P0000 UK 16 minggu dengan mola
hidatidosa. Pengumpulan data diperoleh melalui, observasi, pemeriksaan, dan
wawancara langsung kepada klien maupun keluarga klien. Pengumpulan data
didapatkan pada hari Rabu tanggal 05-02-2020 pukul 09.00 WIB ibu mengeluh
mual muntah dan mengeluarkan darah dari jalan lahir. Data subjektif tersebut
didukung pula dengan data objektif yaitu didapatkan ibu dalam keadaan lemah
TD: 100/60 mmHg, N: 95 x/menit, RR: 24 x/menit, S: 36,5 °C. muka pucat,
konjungtiva anemis, TFU 24 cm teraba ballottement, DJJ tidak terdengar, terdapat
pengeluaran darah segar berwarna merah dari vagina sebanyak 25 cc, portio
menutup. Hasil laboratorium didapatakan Hb : 10 gr% dan hasil USG terlihat
seperti sarang lebah dan tidak terlihat janin. Menurut yanti (2017) diagnosis
kehamilan mola hidatidosa ialah terdapat perdarahan pervaginam, Mual muntah
berlebih karena peningkatan hormon HCG, ukuran uterus lebih besar dari usia
kehamilan, tidak ditemukan janin intrauterin, pada palpasi tidak teraba apa – apa,
DJJ negatif, nyeri perut, servix terbuka, keluar jarngan seperti anggur dan
kakikardi, berdebar - debar (tanda – tanda tirotoksikosis). Penegakan diagnosa
dapat dibantu dengan melakukan pemeriksaan USG.
Hasil pengkajian yang sudah didapatkan maka analisa dalam kasus ini yaitu
G1P0000 Usia Kehamilan 16 Minggu Dengan Mola Hidatidosa. Identifikasi
diagnosa dan masalah potensial yang mungkin terjadi pada pasien yaitu syok
hipovolemik, anemia, perdarahan dan dapat terjadi keganasan. untuk kebutuhan
segera digunakan apabila terjadi situasi darurat dimana harus segera melakukan
tidakan untuk menyelamatkan pasien. Identifikasi diagnosa dan masalah potensial
serta kebutuhan segera pada Ny E yaitu diebrikan infus RL 20 tpm, memasang
tampon pada jalan lahir, dan dilakukan kuretase. Menurut Wiknjosastro (2006)
terapi mola ada tiga yaitu perbaikan keadaan umum, Pengeluaran jaringan mola
dengan cara kuretase dan histerektomi dan pemeriksaan tindak lanjut
Penatalaksanaan dalam kasus ini telah tepat sesuai dengan kebutuhan ibu
seperti melakukan dilakukan perbaikan keadaan umum dengan diberikan cairan
infus 20 tpm, melakukan pemasangan tampon dan segera dilakukan kuretase,
memberikan informasi pada ibu dan keluarga tentang keadaan kehamilannya
bahwa ibu mengalami kehamilan mola atau hamil anggur sehingga harus segera
diakhiri dengan kuretase, ibu dan keluarga mengerti tentang keadaanya saat ini,
sesuai advis dokter kemudian mengevaluasi kolaborasi dengan dokter anastesi
untuk pemberian anastesi dan dokter SpOG untuk melakukan kuretase, memasang
oksigen 2 liter/menit, pemberian anti muntah cendanton 4mg IV, anastesi atropine
sulfas 0,25mg/IV, Miloz 2mg/IV diencerkan 2 ml aquades, ketamine 30mg/IV
diencerkan menjadi 3 ml dengan aquades.
BAB 5
PENUTUP
5.1 Simpulan
Setelah melakukan asuhan kebidanan dengan menggunakan pendekatan
manajemen Varney yang dilakukan secara berkelanjutan dan pendokumentasian
secara SOAP pada Ny. E, maka dapat disimpulkan :
a. Pada pengkajian data subjektif didapatkan bahwa Ny. E ibu ibu mengeluh
mual muntah dan mengeluarkan darah dari jalan lahir. Data subjektif tersebut
didukung pula dengan data objektif yaitu didapatkan ibu dalam keadaan
lemah TD: 100/60 mmHg, N: 95 x/menit, RR: 24 x/menit, S: 36,5 °C. muka
pucat, konjungtiva anemis, TFU 20 cm teraba ballottement, DJJ tidak
terdengar, terdapat pengeluaran darah segar berwarna merah dari vagina
sebanyak 5 cc, portio menutup. Hasil laboratorium didapatakan Hb : 10 gr%
dan hasil USG terlihat seperti sarang lebah dan tidak terlihat janin.
b. Pada identifikasi diagnosa dan masalah yang didapatkan dari analisa data
subjektif dan objektif didapatkan diagnose “G1P0000 UK 216 minggu
dengan mola hidatidosa.
c. Identifikasi diagnosa dan masalah potensial pada Ny. E yaitu syok
hipovolemik, anemis dan terjadi keganasan.
d. Kebutuhan segera yaitu pebaikan keadaan umum dan segera dilakukan
kuretase.
e. Asuhan kebidanan yang dilakukan pada Ny ”E” saat persalinan berjalan
lancar sesuai dengan intervensi yang telah disusun dan kebutuhan dari Ny
”E”.
f. Evaluasi yang didapat dari asuhan kebidanan pada Ny ”E” dalam keadaan
baik yang disusun dalam bentuk SOAP.
5.2 Saran
a. Bagi ibu
Diharapkan dapat dijadikan sebagai pengalaman dan pembelajaran untuk
mengenali tanda- tanda kehamilan selanjutnya, dan diharapkan ibu
melakukan kunjungan ulang ke fasilitas kesehatan untuk memantau
kondisinya.