DISUSUN OLEH :
Yulian Dwi Damayanti (1911035)
2019
KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur hanya milik Tuhan, karena berkat rahmat, karunia serta
hidayah-Nya saya dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Keperawatan
Maternitas Dengan Diagnosa Medis Mola Hodatidosa”.
Makalah ini saya susun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah
Keperawatan Maternitas. Maka pada kesempatan ini saya ingin mengucapkan
terimakasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Ibu Iis Fatimawati.,S.Kep.,Ns., M. Kes. Selaku Dosen PJMK mata kuliah
Keperawatan Maternitas
2. Teman-teman yang senantiasa memberikan semangat dan dukungan selama
penulisan makalah ini.
Saya menyadari bahwa makalah ini jauh dari sempurna. Oleh karena itu, saya
mengharapkan adanya kritik dan saran yang sifatnya membangun demi
kesempurnaan makalah ini.
Semoga makalah ini dapat berguna bagi saya, pihak-pihak yang telah
membantu dan kepada siapa saja yang ingin memanfaatkannya sebagai referensi
keilmuanya. Aamiin..
2.2. Etiologi
Belum diketahui pasti, ada yang menyatakan akibat infeksi, defisiensi makanan, dan
genetik. Yang paling cocok ialah teori Acosta sison, yaitu defisiensi protein. Faktor
resiko terdapat pada golongan sosioekonomi rendah, usia < 20 tahun dan paritas tinggi.
Menurut Heller (1986), penyebab dari mola hidatidosa adalah anomali yaitu karena
pembengkakan edematosa pada villi (degenerasi hidrofik) dan proliferasi trofoblast.
2.3. Patofisiologi
Faktor ovum, imunoselektif dari tropoblas, sosial-ekonomi yang rendah, paritas
tinggi, keurangan protein, infeksi virus, faktor kromosom yang belum jelas
menyebabkan chorionic vili berganda. Sebagian dari vili berubah menjadi gelembung-
gelembung berisi cairan jernih. Biasanya tidak ada janin. Secara histopatologik kadang-
kadang ditemukan jaringan mola pada plasenta dengan bayi normal. Suatu agonesis
yang lengkap/degenerasi dini dari sistem vaskularisasi buah kehamilan pada kehamilan
minggu ke III – V. Sirkulasi yang terus menerus tanpa adanya fetus menyebabkan sel
trofoblas memproduksi hormon. Cairan ini dapat berupa gelembung yang dapat sebesar
butir kacang hijau sampai sebesar buah anggur. Gelembung ini dapat mengisi kavum
uteri.
Stroma vili dan kelembaban, terlambat atau hilangnya pembuluh darah dan stroma,
adanya proliferasi dari trofoblast. Pada pemeriksaan kromosom poliploidi dan hampir
pada semua kasus mola susunan sex kromatin adalah wanita. Pada mola hidatidosa
ovarium dapat mengandung kista lutein kadang-kadang hanya ada satu ovarium, kadang-
kadang pada keduanya. Kista ini berdinding tipis dan berisikan cairan kekuning-
kuningan dan dapat mencapai ukuran tinju/kepala bayi. Kista lutein terjadi karena
perangsangan ovarium oleh kadar gonadotropin chorion yang tinggi. Kista akan
menghilang dengan sendirinya setelah mola dilahirkan.
2.5. Komplikasi
a. Anemia.
b. Syok.
c. Infeksi.
d. Eklamsia.
e. Tirotoksikosis.
f. Perdarahan hebat.
g. Anemis.
h. Perforasi usus.
i. Keganasan.
2.7 Penatalaksanaan
Terapi mola hidatidosa ada 3 tahapan, yaitu :
1. Perbaikan keadaan umum.
a. Koreksi dehidrasi.
b. Transfusi darah bila ada anemia (Hb 8 gr% atau kurang).
c. Bila ada gejala pre eklamsia dan hiperemesis gravidarum, diobati sesuai
dengan protokol penanganan dibagian obstetri.
d. Bila ada gejala-gejala tirotoksikosis, dikonsul ke bagian penyakit dalam.
Histerektomi.
Syarat melakukan histerektomi :
a. Umur ibu 35 tahun atau lebih.
b. Sudah memiliki anak hidup 3 orang atau lebih.
DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Gangguan rasa nyaman (nyeri) berhubungan dengan kerusakan jaringan intrauteri.
2. Resiko tinggi terhadap devisit volume cairan berhubungan dnegan perdarahan.
3. Resiko tinggi terhadap infeksi berhubungan dengan tidak adekuat pertahanan
sekunder.
4. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan masukan
yang tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan metabolisme (mual, anoreksia,
pembatasan medis).
5. Gangguan aktivitas berhubungan dengan kelemahan, penurunan sirkulasi.
6. Kurang perawatan diri berhubungan dengan kelelahan nyeri atau
ketidaknyamanan.
INTERVENSI KEPERAWATAN
a. Diagnosa Keperawatan I : Gangguan rasa nyaman (nyeri) berhubungan dengan
kerusakan jaringan intrauteri.
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan klien dapat
beradaptasi dengan nyeri yang dialami.
Intervensi :
1. Kaji kondisi nyeri yang dialami klien.
Rasional : Pengukuran nilai ambang nyeri dapat dilakukan dengan skala
maupun diskripsi.
2. Terangkan nyeri yang diderita klien dan penyebabnya.
Rasional : Meningkatkan koping klien dalam melakukan guidance mengatasi
nyeri.
3. Kolaborasi pemberian analgetika.
Rasional : Mengurangi onset terjadinya nyeri dapat dilakukan dengan
pemberian analgetika oral maupun sistemik dalam spectrum
luas/spesifik.
b. Diagnosa Keperawatan II : Resiko tinggi terhadap devisit volume cairan
berhubungan dnegan perdarahan.
Tujuan : Tidak terjadi devisit volume cairan, seimbang antara intake dan output
baik jumlah maupun kualitas.
Intervensi :
1. Kaji kondisi status hemodinamika.
Rasional : Pengeluaran cairan pervasinal sebagai akibat abortus memiliki
karakteristik bervariasi.
2. Ukur pengeluaran harian.
Rasional : Jumlah cairan ditentukan dari jumlah kebutuhan harian ditambah
dengan jumlah cairan yang hilang pervaginal.
3. Catat haluaran dan pemasukan.
Rasional : Mengetahui penurunan sirkulasi terhadap destruksi sel darah
merah.
4. Observasi nadi dan tensi.
Rasional : Mengetahui tanda hipovolume (perdarahan).
5. Berikan diet halus.
Rasional : Memudahkan penyerapan diet.
6. Nilai hasil lab.HB/HT.
Rasional : Menghindari peradarahan spontan karena proliferasi sel darah
merah.
7. Berikan sejumlah cairan IV sesuai indikasi.
Rasional : Mempertahankan keseimbangan cairan dan elektrolit dan transfusi
mungkin diperlukan pada kondisi perdarahan masif.
8. Evaluasi status hemodinamika.
Rasional : Penilaian dapat dilakukan secara harian melalui pemeriksaan fisik.
DO :
- turgor kulit tidak elastis
Crt > 2 detik
- BB 68 kg
- HR 120
- TD 130/90
3.1. Kesimpulan
Pesien dengan perdaraham mola hidatidosa memiliki keluhan dan
tanda gejala yang sama. Penanganan sedini mungkin pada fase akut akan
meningkatkan peluang hidup ibu yang cukup besar.
Dengan penanganan yang segera dan tepat dapat sangat membantu
seorang ibu, bukan hanya bantuan dari medis. Dukungan dari seorang
keluarga terutama suami juga bias membantu ibu semangat untuk menjalani
penyakitnya.
3.2. Saran
Penulis mengetahui bahwa makalah ini jauh dari kata sempurna
sehingga penulis mengharapkan saran atau kritik yang membangun dari
pembaca sehingga makalah ini bisa mendekati kata sempurna. Opini dari para
pembaca sangat berarti bagi kami guna evaluasi untuk menyempurnakan
makalah ini.
DAFTAR PUSTAKA
Kemenkes RI. 2014. “Pusat Data dan Informasi Kementrian kesehatan RI”
Jakarta.
Sari & Prabowo. 2018. Buku Ajar Perdarahan pada Kehamilan Trimester 1.
Fakultas Kedokteran Uniersitas Lampung