Anda di halaman 1dari 20

JURNAL 1

POSISI SEMI FOWLER MENURUNKAN FREKUENSI NAPAS PASIEN ASMA

BRONKIAL

A. Analisa PI(C)OT

1. populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah pasien asma bronkial di RSUD Koja

Jakarta.

2. Intervention

pemberian intervensi keperawatan yaitu posisi semi fowler pada pasien asma

bronkial di RSUD Koja Jakarta. Pemberian intervensi keperawatan yaitu posisi

semi fowler pada pasien asma bronkial efektif mengurangi frekuensi napas

sehingga sesak nafas pasien menjadi berkurang. Hal ini dapat diketahui melalui

sebelum dan sesudah pemberian semi fowler. Pernapasan pada pasien asma yang

mengalami sesak napas sebelum diberikan posisi semi fowler frekuensinya

cenderung meningkat dan frekuensi pernapasan pada pasien asma bronkial yang

mengalami sesak napas sesudah diberikan posisi semi fowler mengalami

penuruan.

3. Comparation

tidak ada comparation dlam jurnal “POSISI SEMI FOWLER

MENURUNKAN FREKUENSI NAPAS PASIEN ASMA BRONKIAL”

4. Outcome

Keuntungan
- posisi semi fowler bisa meningkatkan expansi paru dan menurunkan

frekuensi sesak napas dikarenakan dapat membantu otot pernapasan

mengembang maksimal

- dapat mengetahui tingkat efektivitas pemberian intervensi keperawatan

yaitu posisi semi fowler pada pasien asma bronkial di RSUD Koja

Jakarta.

- dapat menurunkan frekuensi napas sehingga sesak napas pasien

akan berkurang.

Manfaat

- posisi semi fowler untuk menurunkan frekuensi napas sehingga sesak

napas pasien akan berkurang.

- mengetahui tingkat efektivitas pemberian intervensi keperawatan yaitu

posisi semi fowler.

- pemberian posisi semi fowler dengan kejadian sesak napas pasien asma

bronchial didapatkan hasil bahwa posisi semi fowler bisa meningkatkan

expansi paru dan menurunkan frekuensi sesak napas.

Efek

- Untuk mendapaatkan perawatan yang maksimal bagi pasien tentunya

perlu asuhan keperawatan yang komprehensif. asuhan keperawatan yang

diberikan oleh perawat akan sangat mempengaruhi kualitas pelayanan

kesehatan yang akan di terima oleh pasien. apabila pasien asma tidak

diberikan tindakan seperti pemberian posisi semi powler akan

menimbulkan obstruksi selama ekspirasi kemudian hal ini menyebabkan

peningkatan frekuensi napas dan sesak napas.


Time

- penelitian ini dilakukan pada mei- agustus 2020

JURNAL 2

EFEKTIFITAS POSISI SEMI FOWLER DAN POSISI ORTHOPNEA

TERHADAP PENURUNAN SESAK NAPAS PASIEN TB PARU

A. Analisa PI(C)OT

1. Populasi

pasien TB paru yang mengalami sesak napas pada bulan Januari-

Februari 2016 di Rumah Sakit Muhammadiyah Lamongan.

2. Intervention

Pemberian posisi semi fowler sangat efektif dan penting dalam

memberikan terapi dalam menurunkan frekuensi sesak nafas pasien TB paru.

Posisi semi fowler merupakan suatu posisi dimana bagian kepala tempat tidur

dinaikkan 15 – 45°, bagian ujung dan tungkai kaki sedikit diangkat, lutut

diangkat dan ditopang, dengan demikian membuat cairan dalam rongga

abdomen berkumpul di area pelvis. sebagian besar responden mengalami

penurunan sesak, hal ini dikarenakan responden mudah memahami dan merasa

lebih nyaman dengan pemberian posisi semi fowler sehingga responden mau

melaksanakan sesuai dengan prosedur tindakan yang telah dijelaskan peneliti.

3. comparation

Adapun komparasi pada jurnl ini adalah pemberian Posisi orthopnea

yang merupakan adaptasi dari posisi fowler tinggi, klien dengan posisi 90°

klien duduk di tempat tidur atau di tepi tempat tidur dengan meja yang
menyilang di atas tempat tidur. Tujuan pemberian posisi orthopnea sebagai

berikut : 1) Membantu mengatasi masalah kesulitan pernafasan dengan

memberikan ekspansi dada maksimum, 2) Membantu klien yang mengalami

masalah ekshalasi, 3) Membantu memaksimalkan ekspansi dada dan paru, 4)

Menurunkan upaya pernapasan, vetilasi maksimal membuka area atelektasis

dan meningkatkan gerakan sekret ke dalam jalan napas besar untuk

dikeluarkan.

4. Outcome

Keuntungan

- Pemberian posisi semi fowler sangat efektif dan penting dalam

memberikan terapi dalam menurunkan frekuensi sesak nafas pasien TB

paru. Hasil penelitian sebagian besar responden mengalami penurunan

sesak, hal ini dikarenakan responden mudah memahami dan merasa lebih

nyaman dengan pemberian posisi semi fowler

- posisi orthopnea efektif untuk penurunan sesak pada pasien TB paru

dengan ditunjukkan rata-rata penurunan sesak 5 dibandingkan posisi semi

fowler dengan rata-rata penurunan sesak 4.

Mamfaat

- Mengurangi tegangan intra abdomen dan otot abdomen,

- Membantu mengatasi masalah kesulitan pernapasan dan kardiovaskular,

- Memperlancar gerakan pernafasan pada pasien yang bedrest total,

- Pada ibu post partum akan memperbaiki drainase uterus,

- Membantu klien yang mengalami masalah ekshalasi,

- Membantu memaksimalkan ekspansi dada dan paru,


- Menurunkan upaya pernapasan, vetilasi maksimal membuka area

atelektasis dan meningkatkan gerakan sekret ke dalam jalan napas besar

untuk dikeluarkan.

Efek

- Hasil penelitian ini menunjukkan sebagian kecil responden yang diberi

perlakuan posisi orthopnea tidak mengalami penurunan sesak nafas hal

ini dikarenakan responden merasa kurang nyaman dan pemahaman

responden yang kurang terhadap prosedur yang telah dijelaskan oleh

peneliti. Sehingga responden tidak kooperatif untuk melakukan tindakan

sesuai dengan prosedur.

- Sebagian kecil responden yang diberikan perlakuan posisi semi fowler

tidak mengalami penurunan sesak atau tetap dikarenakan responden tidak

kooperatif sehingga posisi sering berubah-ubah.

Time

penelitian ini dilakukan pada bulan Januari-Februari 2016 di Rumah

Sakit Muhammadiyah Lamongan.

JURNAL 3

EFEKTIVITAS POSISI SEMI FOWLER DENGAN PURSED LIP

BREATHING DAN SEMI FOWLER DENGAN DIAPHRAGMA

BREATHINGTERHADAP SaO2 PASIEN TB PARU DI RSP DR.

ARIOWIRAWAN SALATIGA

A. Analisa PI(C)OT

1. Populasi
semua pasien tuberkulosis paru di RSP dr Ario Wirawan

Salatiga didapatkan jumlah pasien dari Januari-Desember 2016

sebanyak 520 pasien tuberkulosis, sehingga didapat rata-rata 43

penderita tiap bulan.

2. Intervention

intervensi keperawatan yang bisa dilakukan adalah pemberian

posisi semi fowler. Posisi semi fowler mengandalkan gaya gravitasi

untuk membantu melancarkan jalan nafas menuju ke paru sehingga

oksigen akan mudah masuk. Hal ini dapat meningkatkan oksigen

yang diinspirasi atau dihirup pasien. Dengan meningkatnya oksigen

dalam tubuh, meningkat pula oksigen yang dibawa sel darah merah

dan hemoglobin, sehingga saturasi oksigen . Kondisi ini sesuai

dengan penelitian yang dilakukan oleh Fitriyani, Kristiyawati, &

Supriyadi (2015) yang berjudul perbedaan posisi tripod dan posisi

semi fowler terhadap peningkatan saturasi oksigen pasien asma

menunjukkan adanya peningkatan saturasi oksigen.

3. Comparation

Intervensi lain yang dapat meningkatkan SaO2 adalah

pernafasan bibir (pursed lip breathing).Latihan pernafasan

menggunakan bibir yang dirapatkan bertujuan melambatkan

ekspirasi, mencegah kolap paru, mengendalikan frekuensi nafas ke

dalam pernafasan dan meningkatkan oksigen dalam hemoglobin.

Intervensi lain Juga yang dapat meningkatkan saturasi oksigen

selanjutnya adalah diaphragma breathing. Diaphragma breathing

dilakukan dengan menggunakan pengembangan otot diafragma yang


dapat meningkatkan gas oksigen. Pernapasan diafragma dilakukan

untuk meningkatkan distribusi gas pada volume paru yang lebih

tinggi dan dapat mengurangi energi saat ventilasi. Diaphragma

Breathing adalah suatu pola pernapasan dilakukan dengan cara

menggunakan otot perut dan diafragma. Menghirup udara melalui

hidung dengan menggembungkan otot perut dan menarik diaphragma

ke atas. Sehingga dapat mengurangi sesak nafas pasien

4. Outcome

keuntungan

- Membantu mengatasi masalah kesulitan pernapasan dan

kardiovaskular,

- pemberian pursed-lip breathing (PLB) terhadap penurunan

respiratory rate (RR) dan peningkatan Pulsed Oxygen

Saturation (SpO2).

- deep diaphragma breathing efektif dalam meningkatkan saturasi

oksigen dan menurunkan derajat dyspnea, tekanan darah, nadi

dan respirasi pada pasien gagal jantung.

Manfaat

- untuk meningkatkan saturasi oksigen pasien TB paru dapat

dilakukan pengaturan posisi semi fowler dengan dilakukan

latihanpursed lip breathing

- deep diaphragma breathing efektif dalam meningkatkan saturasi

oksigen dan menurunkan derajat dyspnea


- mengurangi sesak nafas karena adanya ekshalasi yang

diperpanjang, sehingga karbondioksida akan lebih banyak

dibuang dan lebih mengoptimalkan oksigen yang masuk

Efek

- pemberian posisi semi fowler terhadap peningkatan saturasi

oksigen pasien asma menunjukkan adanya peningkatan saturasi

oksigen. Hasil penelitiannya adalah terdapat peningkatan

saturasi oksigen setelah dilakukan pemberian posisi semi fowler.

Time

penelitian ini dilakukan pada tahun 2017

B. LATAR BELAKANG

Pasien yang mengidap penyakit jantung coroner disebabkan karna adanya

akibat akibat adanya penimbunan abnormal lipid atau bahan lemak dan jaringan

fibrosa di dinding pembuluh darah yang mengakibatkan perubahan struktur dan

fungsi arteri yang disebut aterosklerosis menyebabkan suplai darah ke jantung tidak

adekuat dan sel-sel otot jantung kekurangan komponen darah. Gagal jantung

memiliki tanda dan gejala yang penting, yaitu sesak nafas, batuk, mudah lelah,

disfungsi ventrikel, dan kegelisahan yang diakibatkan oleh gangguan oksigenisasi.

Gejala lain yang muncul yaitu dispnea, ortopnea, dispnea nocturnal paroksimal

(DNP), obstructive sleep apnea, dan edema pulmonal. Penderita gagal jantung

identik dengan pernafasan cepat, dangkal, dan kesulitan mendapatkan udara yang

cukup. Penderita akan sering terbangun tengah malam karena mengalami nafas

pendek yang hebat dikarenakan perpindahan cairan dari jaringan ke dalam


kompartemen intravascular akibat posisi terlentang ketika berbaring, sehingga

muncul keluhan kesulitan untuk tidur

Angka kematian yang disebabkan oleh penyakit kardiovaskuler ini sangat

tinggi, maka dari itu perlu dilakukan tindakan yang dapat mengurangi angka

kematian pada pasien dengan penyakit kardiovaskuler, salah satu tindakan yang

bisa dilakukan adalah dengan angiografi koroner Tujuan dilakukannya angiografi

koroner ini adalah untuk menemukan letak sumbatan sehingga dapat diperbaiki

aliran darah dengan memecah plak yang tertimbun didalam pembuluh darah.

Positioning atau menyesuaikan posisi adalah tindakan keperawatan yang

dilakukan dengan cara memberikan pasien posisi tubuh sesuai dengan hambatan

yang diderita dengan tujuan memanajemen keselarasan dan kenyamanan fisiologis .

berpendapat bahwa pemberian posisi bertujuan untuk meningkatkan ekspansi paru

secara maksimal dan mengatasi kerusakan pertukaran gas sehingga pasien

memperoleh kualitas tidur yang baik. posisi semi fowler akan mempengaruhi

keadaan curah jantung dan pengembangan rongga paru-paru pasien, sehingga sesak

nafas berkurang dan akan mengoptimalkan kualitas tidur pasien Pengembangan

rongga dada dan paru-paru akan menyebabkan asupan oksigen membaik, sehingga

proses respirasi akan kembali normal [ CITATION sha16 \l 1033 ]

C. HASIL PENCARIAN EBF

JURNAL 1

Literature-literatur yang di gunakan evidence based practice ini di dapatkan dari :

1. Jurnal : Jurnal antara keperawatan

2. Situs web : Google scholar

3. Rentang jurnal : tahun 2020

4. Kata kunci : Asma bronkial, frekuensi napas, Posisi semi fowler


1. JURNAL 2

1. Jurnal ilmiah : Jurnal of ners comunity

2. Situs WEB : google scholar

3. Rentang Jurnal : 2016

4. Dengan menggunakan kata kunci Pasien TB Paru, posisi semi fowler, posisi

orthopnea, sesak napas.

JURNAL 3

1. Jurnal ilmiah : jurnal ilmu keperawatan dan kebidanan

2. Situs WEB : Google shooler

3. Rentang Jurnal : 2017

4. Dengan menggunakan kata kunci : TB paru, Saturasi oksigen, posisi semi fowler

dengan pursed lip breathing, semi fowler dengan diaphragma breathing

D. RANGKUMAN RESEARCH

JUDUL DESAIN INTERVENSI HASIL KESIMPULAN

POSISI SEMI FOWLER Penelitian ini Bentuk intervensi Hasil penelitian Berdasarkan hasil

MENURUNKAN menggunakan yang diberikan menunjukan rata- penelitian dapat

FREKUENSI NAPAS desain penelitian adalah pemberian rata frekuensi disimpulkan

PASIEN ASMA Quasi Eksperiment posisi semi fowler napas pasien bahwa pasien

BRONKIAL dengan rancangan kepada pasien. asma bronkial asma bronkial

One Group Pre sebelum efektif diberikan

test-Post test diberikan intervensi

dengan jumlah intervensi yaitu keperawatan


sampel sebanyak 20 28x/menit dan berupa posisi semi

responden.. setelah diberikan fowler untuk

intervensi posisi menurunkan

semi fowler yaitu frekuensi napas

21 x/menit yang sehingga sesak

berarti ada napas pasien akan

perbedaan berkurang.

frekuensi napas

antara sebelum

dan sesudah

diberikan posisi

semi fowler.

Kemudian hasil

uji statistik

diperoleh r-

hitung (8,729) >

r-tabel (2,306)

dengan nilai p-

value 0,001.
Dalam penelitian

EFEKTIFITAS POSISI Penelitian ini ini pasien diberi Hasil penelitian Hasil penelitian

SEMI FOWLER DAN menggunakan posisi semi fowler menunjukan menunjukkan

POSISI ORTHOPNEA metode Pra- dimana bagian bahwa ada bahwa posisi

TERHADAP Eksperiment dengan kepala tempat pengaruh posisi orthopnea lebih

PENURUNAN SESAK Two-group pre-post tidur dinaikkan 15 semi fowler efektif

NAPAS PASIEN TB test design. Teknik – 45°, bagian terhadap dibandingkan


PARU sampling pada ujung dan tungkai penurunan sesak dengan posisi

penelitian ini kaki sedikit napas pasien TB semi fowler, dan

menggunakan diangkat, lutut Paru, ada posisi orthopnea

consecutive diangkat dan pengaruh posisi lebih dianjurkan

sampling. Sample ditopang, dengan orthopnea untuk pengaturan

pasien TB paru demikian terhadap posisi tidur untuk

yang mengalami membuat cairan penurunan sesah mengurangi sesak

sesak napas pada dalam rongga napas pasien TB pada pasien TB

bulan Januari- abdomen paru dan ada paru..

Februari 2016 di berkumpul di area efektifitas posisi

Rumah Sakit pelvis. semi fowler dan

Muhammadiyah posisi orthopnea

Lamongan. terhadap

Pengambilan data penurunan sesak

dengan lembar napas pasien TB

observasi dan data paru. Pengaturan

dianalisis posisi yang tepat

menggunakan dan nyaman pada

pairet t-test dan pasien adalah

independent t-test sangat penting

dengan signifikasi terutama pasien

p=0,000 (p < 0,05). yang mengalami

sesak napas, hasil

penelitian ini

menunjukkan
bahwa posisi

semi fowler lebih

nyaman dan lebih

mudah dipahami

oleh responden

akan tetapi posisi

orthopnea lebih

efektif untuk

penurunan sesak

pada pasien TB

paru dengan

ditunjukkan rata-

rata penurunan

sesak 5

dibandingkan

posisi semi

fowler dengan

rata-rata

penurunan sesak

4.
Dalam penelitian diperoleh hasil

EFEKTIVITAS POSISI Penelitian ini ini pasien diberi bahwa posisi Dapat

SEMI FOWLER menggunakan quasi posisi semi fowler semi fowler disimpulkan

DENGAN PURSED LIP experiment dengan dimana bagian dengan Pursed bahwa posisi semi

BREATHING DAN SEMI pre-test and post- kepala tempat Lip Breathing fowler dengan

FOWLER DENGAN test. Jumlah sample tidur dinaikkan 15 lebih efektif pursed lip
DIAPHRAGMA pada penelitian ini – 45°, bagian untuk breathinglebih

BREATHINGTERHADAP sebanyak 38 ujung dan tungkai meningkatkan efektif

SaO2 PASIEN TB PARU responden dengan kaki sedikit saturasi oksigen dibandingkan

DI RSP DR. teknik pengambilan diangkat, lutut pasien TB Paru posisi semi fowler

ARIOWIRAWAN sampel diangkat dan dibandingkan dengan

SALATIGA menggunakan ditopang, dengan dengan Semi Diaphragma

purposive sampling. demikian Fowler dengan breathing.

Uji statistik membuat cairan Diaphragma Rekomendasi pada

menggunakan uji dalam rongga Breathing penelitian ini

wilcoxon dengan abdomen berdasarkan uji adalah untuk

hasil posisi semi berkumpul di area Mann-Withney meningkatkan

fowler dengan pelvis. diperoleh p-value saturasi oksigen

pursed lip sebesar 0,049 pasien TB paru

breathing dan semi Pursed lip dapat dilakukan

fowler dengan breathing adalah pengaturan posisi

diaphragma suatu pola semi fowler

breathing efektif pernafasan yang dengan dilakukan

untuk meningkatkan dilakukan latihan pursed lip

saturasi oksigen seseorang di breathing.

dengan p-value mana pada saat

0,000 dan mengambil udara

dilanjutkan dengan dengan cara

uji mann-withney meniupkan

melalui mulut

dengan bibir
dirapatkan dan

dilakukan secara

perlahan-lahan.

E. CRITICAL ANALYSIS

NO JUDUL TUJUAN METODE HASIL KOMENTR

(desain,sampel,variabel,instrumen,analisis)
1. POSISI Tujuan Desain: Penelitian ini menggunakan Hasil Pemberian

SEMI Penelitian: desain penelitian Quasi Eksperiment penelitian posisi semi

FOWLER Penelitian ini dengan rancangan One Group Pre test- menunjukan powler pada

MENURUN bertujuan Post test rata-rata pasien asma

KAN untuk Sampel: dengan jumlah sampel sebanyak frekuensi bronkial

FREKUENS mengetahiu 20 responden. napas pasien efektif

I NAPAS efektivitas Variabel independen : pemberian posisi asma bronkial mengurangi

PASIEN pemberian semi powler sebelum frekuensi

ASMA intervensi Variabel dependen: frekuensi napas diberikan napas

BRONKIAL keperawatan pasien asma brongkial. intervensi sehingga

yaitu Instrumen: instrumen penelitian yang yaitu sesak nafas

posisi semi digunakan adalah Pre test-Post test. 28x/menit pasien

fowler pada Analisis: Berdasarkan hasil penelitian dan setelah menjadi

pasien asma dapat diketahui bahwa dari 20 responden diberikan berkurang.

bronkial di di dapatkan data r-hitung (8,729) > r-Tabel intervensi Hal ini dapat

RSUD Koja (2,306) dengan nilai P-Value : 0,001 yang posisi semi diketahui

Jakarta. berarti ada pengaruh yang signifikan fowler yaitu melalui

frekuensi pernapasan antara sebelum dan 21 x/menit sebelum dan


sesudah diberikan posisi semi fowler. yang berarti sesudah

ada pemberian

perbedaan semi fowler.

frekuensi Pernapasan

napas antara pada pasien

sebelum dan asma yang

sesudah mengalami

diberikan sesak napas

posisi semi sebelum

fowler. diberikan

Kemudian posisi semi

hasil uji fowler

statistik frekuensinya

diperoleh r- cenderung

hitung meningkat

(8,729) > r- dan frekuensi

tabel (2,306) pernapasan

dengan nilai pada pasien

p-value asma bronkial

0,001. yang

mengalami

sesak napas

sesudah

diberikan

posisi semi
fowler

mengalami

penuruan.
2. EFEKTIFIT Penelitian ini Desain: Penelitian ini menggunakan Hasil Pemberian

AS POSISI bertujuan metode Pra-Eksperiment dengan Two- penelitian posisi semi

SEMI memperjelas group pre-post test design. menunjukan fowler dan

FOWLER efektivitas Sampel: Sample yang diambil adalah bahwa ada posisi

DAN posisi semi pasien TB paru yang mengalami sesak pengaruh orthopnea

POSISI fowler dan napas pada bulan Januari-Februari 2016 posisi semi dapat

ORTHOPNE posisi sebanyak 32 pasien di Rumah Sakit fowler membantu

A orthopnea Muhammadiyah Lamongan. terhadap pengembanga

TERHADA terhadap Variabel independen: efektivitas posisi penurunan n rongga dada

P penurunan semi powler dan posisi orthopnea. sesak napas sehingga

PENURUN sesak napas Variabel dependen: penurunan sesak pasien TB pasien

AN SESAK pasien TB napas pasien TB paru. Paru, ada mengalami

NAPAS Paru. Instrumen: Pengambilan data dengan pengaruh penurunan

PASIEN TB lembar observasi dan data dianalisis posisi sesak napas.

PARU menggunakan pairet t-test dan orthopnea

independent t-test dengan signifikasi p < terhadap

0,05. penurunan

Analisis: sesah napas

1. Ada pengaruh posisi semi fowler pasien TB

terhadap penurunan sesak nafas pasien TB paru dan ada

paru. efektifitas

2. Ada pengaruh posisi orthopnea posisi semi

terhadap penurunan sesak nafas pasien TB fowler dan


paru. posisi

3.Ada perbedaan efektifitas posisi semi orthopnea

fowler dan posisiorthopnea terhadap terhadap

penurunan sesak nafas pasien TB paru. penurunan

sesak napas

pasien TB

paru.

Hasil

penelitian

menunjukkan

bahwa posisi

orthopnea

lebih efektif

dibandingkan

dengan posisi

semi fowler,

dan posisi

orthopnea

lebih

dianjurkan

untuk

pengaturan

posisi tidur

untuk

mengurangi
sesak pada

pasien TB

paru.
3. EFEKTIVIT Penelitian ini Desain: Penelitian ini menggunakan quasi diperoleh adanya

AS POSISI bertujuan experiment dengan pre-test and post-test hasil bahwa perbedaan
SEMI untuk Sampel: sampel pada penelitian ini posisi semi efektifitas
FOWLER
mengetahui sebanyak 38 responden dengan teknik fowler antara Semi
DENGAN
efektivitas pengambilan sampel menggunakan dengan Fowler
PURSED LIP
posisi semi purposive sampling. Pursed Lip dengan
BREATHING
fowler Variabel independen: posisi semi powler Breathing Pursed Lip
DAN
dengan dengan purshed lip breathing dan semi lebih efektif Breathing dan
SEMI
pursed lip powler dengaan diagfragmaa breathing. untuk Semi
FOWLER

DENGAN breathing dan Vaiabel dependen: pasien TB aru di meningkatka Fowler

DIAPHRAG semi fowler RSP.DR Airowirawawan Salatiga. n saturasi dengan

MA dengan Instrumen: Penelitian ini oksigen Diaphragma

BREATHING diaphragma menggunakan quasi experiment dengan pasien Breathing


TERHADAP breathing pre-test and post-test. TB Paru terhadap
SaO2 PASIEN
terhadap Analisis: Uji statistik menggunakan uji dibandingkan saturasi
TB
saturasi wilcoxon dengan hasil posisi semi fowler dengan Semi oksigen
PARU DI
oksigen dengan pursed lip breathing dan semi Fowler pasien TB
RSP DR.
pasien TB fowler dengan diaphragma breathing dengan Paru di
ARIOWIRA
paru di RSP efektif untuk meningkatkan saturasi Diaphragma RSP dr. Ario
WAN
dr Ario oksigen dengan p-value 0,000 dan Breathing Wirawan
SALATIGA
wirawan dilanjutkan dengan uji mann-withney. berdasarkan Salatiga

Salatiga. Hasil menunjukkan bahwa p-value pada uji Mann-

uji mann-withney adalah 0,020. Withney


. diperoleh p-

value sebesar

0,049.

Anda mungkin juga menyukai