Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN PENDAHULUAN

PADA PASIEN DENGAN DIAGNOSA MEDIS ALL ( ACUTE LYMPHOBLASTIC


LEUKIMIA ) DI RUANG A1
RSPAL DR. RAMELAN SURABAYA

Oleh:
Yulian Dwi Damayanti
2130107

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN HANG TUAH SURABAYA
TAHUN AJARAN 2021/2022
A. KONSEP KASUS
1. Definisi
Pengertian Leukemia proliferasi sel darah putih yang masih imatur dalam
jaringan pembekuan darah ( Suriadi & Yuliani, 2010). Leukemia adalah kanker
jaringan yang menghasilkan sel darah putih (leukosit), dihasilkan leukosit yang
imatur atau abnormal dalam jumlah berlebihan, dan leukosit – leukosit tersebut
melakukan invasi ke berbagai organ tubuh (Betz & Sowden, 2019). Leukemia
merupakan produksi sel darah putih yang berlebihan, jumlah leukosit dalam
bentuk seringkali rendah, sel – sel imatur ini tidak sengaja menyerang dan
menghacurkan sel darah normal atau jaringan vaskuler (Apriany, 2016).
Leukemia merupakan produksi sel darah putih yang berlebihan, jumlah
leukosit dalam bentuk seringkali rendah, sel – sel imatur ini tidak sengaja
menyerang dan menghacurkan sel darah normal atau jaringan vaskuler (Apriany,
2016).

2. Etiologi
Faktor predisposisi:
a. Faktor genetik: virus tertentu menyebabkan terjadinya perubahan struktur gen
(T cell leukimia-lymphoma virus/HTLV)
b. Radiasi ionisasi: lingkungan kerja, prenatal, pengobatan kanker sebelumnya
c. Terpapar zat-zat kimiawi seperti benzen, arsen, kloramfenikol, fenilbutazon,
dan agen anti neoplastik.
d. Obat-obat imunosupresif, obat karsinogenik seperti diethylstilbestrol
e. Kelainan kromosom

3. Patofisiologi
Leukemia merupakan proliferasi tanpa batas sel – sel darah putih yang imatur
dalam jaringan tubuh yang membentuk darah. Sel – sel imatur ini tidak sengaja
menyerang dan menghansurkan sel darah normal atau jaringan vascular. Walaupun
bukan suatu tumor, sel – sel leukemia memperlihatkan sifat neoplastik yang sama
seperti sel – sel kanker yang solid. Oleh karena itu, keadaan patologi dan
menifestasi klinisnya disebabkan oleh infiltrasi dan penggantian setiap jaringan
tubuh dengan sel – sel leukemia nonfungsional. Organ – organ yang terdiri banyak
pembuluh darah, seperti limpa dan hati, merupakan organ yang terkena paling
berat.
Timbul perdarahan akibat menurunnya jumlah trombosit yang bersirkulasi.
Infeksi juga lebih sering terjadi karena berkurangnya jumlah leukosit normal.
Invasi sel – sel leukemik kedalam organ – organ vital menimbulkan hepatomegali,
splenomegali, dan limfadenopati. Respon tubuh terhadap fisiologi :
a. System pernafasan
Sel – sel leukemia menginvasi sistem saraf pusat yang menyebabkan
peningkatan intrakranial. Akibatnya terjadi desakan pada otak dan selaput
sehingga aliran darah ke serebral menurun , perfusi tidak adekuat, PCO2
meningkat dan PO2 menurun, karena PO2 menurun otak mengalami
kekurangan oksigen. Kekurangan oksigen dapat mengakibatkan penurunan
kesadaran
b. System endokrin
Adanya infiltrasi pada ektra medular akan berakibat terjadinya pembesaran hati
dan limpa, kemudian terjadi penekanan pada ruang abdomen sehingga tekanan
intra abdomen meningkat, menimbulkan nyeri pada pada abdomen. Nyeri
abdomen dapat menghilangkan nafsu makan.
c. System ekstermitas
Infiltrasi pada ektra medula juga mengakibatkan nyeri pada sendi dan tulang
akibat dari susum tulang didesak oleh sel darah putih, sehingga terjadi
kelemahan tulang akibatnya tulang lunak dan lemah dapat terjadi fraktur
fisiologis.
d. System integritas
Proliferasi sel kanker menginvasi sumsum tulang, sel normal digantikan oleh
sel kanker sehingga terjadi depresi produksi sumsum tulang mengakibatkan
penurunan trombosit. Terjadi penurunan trombosit terjadinya trombositopenia
yang dapat terjadi perdarahan pada tubuh, salah satu perdrahan secara tidak
langsung adalah terdapat petekie pada kulit dan ruam kemerahan tanpa sebab.
e. System pencernaan
Pencegahan sel leukemia menginvasi keorgan lain dilakukan terapi, salah
satunya kemoterapi. Obat – obat emoterapi tidak hanya menghancurkan sel –
sel kanker tetapi juga pada sel normal, sehingga menimbulkan berbagai efek
samping salah satunya meyebabakan luka pada mulut, bibir, mual dan muntah,
penurunan nafsu makan

4. Manifestasi Klinis

Organ atau Jaringan Akibat Manifestasi


Disfungsi sum-sum 1. Penurunan jumlah eritrosit Pucat, letih, demam,
tulang mengakibatkan anemia perdarahan
2. Penurunan jumlah (petekie),
neutropenia kecenderungan
mengakibatkan infeksi mengalami fraktur,
3. Penurunan jumlah dan nyeri
trombosit mengakibatkan
kecenderungan perdarahan
4. Invasi sum-sum tulang
mengakibatkan kelemahan
tulang, invasi periostrum
Hati Infiltrasi, pembesaran dan Hepatomegali
akhirnya fibrosis/ jaringan
parut pada paru
Limpa Splenomegali
Kelenjar limfe Limfedenopati
SSP, Meninges 1. Peningkatan tekanan Sakit kepala hebat,
intracranial, pelebaran muntah, iritabilitas,
ventriculus letargi papilledema,
2. Iritasi meninges akhirnya koma.
Nyeri, kaki kuduk
dan pumgguk
Hipermetabolisme Sel-sel normal mengalami Pelisutan (atrofi)
kekurangan zat gizikarena otot,
dirampas oleh sel-sel yang Penurunan berat
menginvasi badan
Anoreksia
Keletihan

5. Pemeriksaan Diagnostik
a. Pemeriksaan laboratorium
Pemeriksaan darah tepi, gejala yang terlihat pada darah tepi berdasarkan pada
kelainan sumsum tulang berupa adanya pansitopenia, limfositosis yang kadang
– kadang menyebabkan gambaran tepi monoton dan terdapat sel blas. Terdapat
sel blas dalam darah tepi merupakan gejala patognomik untuk leukemia. Dari
pemeriksaan sumsum tulang akan ditemukan gambaran yang monoton, yaitu
hanya terdiri dari sel limfopoietik patologis sedangkan sistem lain terdesak
(aplasia sekunder). Anak dengan sel darah putih lebih dari 50.000/mmγ adalah
tanda prognosis kurang baik. Kadar hematokrit dan hemoglobin rendah
mengindikasikan anemia. Trombosit rendah mengindikasikan potensial
perdarahan.
b. Aspirasi sumsum tulang (BMP), hiperselular terutama banyak terdapat sel
muda.
c. Biopsy limpa
Pemeriksaan ini memperlihatkan proliferasi sel leukemia dan sel yang berasal
dari jaringan limpa yang terdesak, seperti limfosit normal, RES, granulosit.
d. Cairan serebrospinalis atau Liquor Cerebro Spinalis (LCS)
Bila terdapat jumlah patologis dan protein, berarti suatu leukemia meningeal.
Untuk mencegahnya diberikan metotreksat (MTX) secara intratekal secara
rutin pada setiap pasien yang menunjukkan gejala tekanan intrakranial
meninggi.

6. Penatalaksanaan
a. Transfusi darah, biasanya diberikan jika kadar hemoglobin (Hb) kurang dari 6 g
%. Pada trombositopenia yang berat dan perdarahan masif, dapat diberikan
transfusi trombosit dan bila terdapat tanda – tanda DIC dapat diberikan heparin.
b. Terapi leukemia meliputi pemakaian agens kemoterapeutik, tujuannya untuk
membunuh atau memperlambat pertumbuhan sel kanker, kemoterapi dapat
membunuh sel kanker yang telah lepas dari sel kanker induk atau bermetastase
melalui darah dan limfe ke bagian tubuh lain.
c. Terapi radiasi (radiotherapy) dilakukan dengan menggunakan sinar – sinar
bertenaga tinggi untuk membunuh sel – sel leukemia.pada terapiini, radiasi
diarahkan pada limpa, otak, atau bagian – bagian dari tubuh yang menjadi
tempat berkumpulnya sel – sel leukemia. Radiasi ini biasanya diberikan
sebelum transplantasi sumsum tulang. Ketika pasien menerima terapi radiasi
umumnya kulit menjadi kemerahan, kering, dan peka pada area yang dirawat
d. Terapi radiasi (radiotherapy) dilakukan dengan menggunakan sinar – sinar
bertenaga tinggi untuk membunuh sel – sel leukemia.pada terapiini, radiasi
diarahkan pada limpa, otak, atau bagian – bagian dari tubuh yang menjadi
tempat berkumpulnya sel – sel leukemia. Radiasi ini biasanya diberikan
sebelum transplantasi sumsum tulang. Ketika pasien menerima terapi radiasi
umumnya kulit menjadi kemerahan, kering, dan peka pada area yang dirawat
B. KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN
1. Pengkajian
a. Identitas pasien
Meliputi nama lengkap, tempat tinggal, jenis kelamin, tanggal lahir, umur,
tempat lahir, asal suku bangsa, nama orang tua, pekerjaan orang tua,
penghasilan orang tua.
b. Keluhan utama
1.) Riwayat penyakit sekarang
Biasanya pasien mengeluhkan demam, nafas sesak, anak tampak bernafas
cepat, terdapat petekie pada tubuh pasien, pasien tampak letih. Pasien
meneguluh nyeri pada ekstremitas, berkeringat pada malam hari,
penurunan selera makan, sakit kepala dan perasaan tidak enak badan
2.) Riwayat penyakit dahulu
Riwayat kesehatan dahulu juga mencakup riwayat kesehatan keluarga
yaitu keluarga juga mengalami leukemia
2. Pemeriksaan Fisik
a) Keadaan umum
Kesadaran composmentis sampai koma
Tekanan darah hipotensi
Nadi takikardi
Suhu tubuh tinggi
Pernapasan takipnea sesak napas
b) Kepala dan leher
Pada umumnya tidak ada kelainan pada kepala, kadang ditemukan pembesaran
Kelenjer getah bening.
c) Mata
Biasanya pada pasien dengan leukemia konjungtiva anemis
d) Hidung
Biasanya pada hidung terjadi epistaksis
e) Mulut
Biasanya pada wajah klien leukemiasering terjadi perdarahan pada gusi
f) Thorax
Nyeri tekan pada tulang dada, terdapat efusi pleura.
g) Abdomen
Biasanya pasien mengalami hepatomegali, spenomegali, limfadenopati, nyeri
abdomen
h) Kulit
Biasanya pada klien leukemia terdapat petekie pada tubuh akibat perdarahan
i) Ekstermitas
Biasanya pada ekstremitas terasa nyeri terutama pada persendian apabila
digerakkan
3. Pemeriksaan penunjang
a) Pemeriksaan darah
Didapatkan Hb dan eritrosit menurun, leukosit rendah, trombosit rendah
b) Pemeriksaan sumsum tulang
Hasil pemeriksaan hampir selalu penuh dengan blastosit abnormal dan sistem
hemopoitik normal terdesak. Aspirasi sumsum tulang (BMP) didapatkan
hiperseluler terutama banyak terdapat sel muda
c) Lumbal pungsi
Untuk mengetahui apakah sistem saraf pusat terinfiltrasi
d) Biopsy limpa
Memperlihatkan proliferasi el leukemia dan sel yang berasal dari jaringan
limpa akan terdesak seperti limfosit normal, RES, granulosit.
4. Diagnosa
a) Keletihan
b) Nyeri akut
c) Deficit nutrisi
d) Resiko infeksi
e) Resiko perdarahan
5. Intervensi keperawatan

Diagnose SLKI SIKI RASIONAL


Nyeri akut Luaran Utama Intervensi Utama 1. Agar
Tingkat Nyeri Managemen nyeri mengetahui
(SLKI. L.08066) (SIKI. 1.08238) lokasi,
Hal. 145 : Hal. 201 : karakteristik,
1. Keluhan nyeri 1. Identifikasi durasi,
menurun lokasi, frekuensi,
2. Meringis karakteristik, kualitas dan
menurun durasi, skala nyeri
3. Kesulitan tidur frekuensi, pasien
menurun kualitas, 2. Agar tepat
4. Tekanan darah integritas nyeri dalam
membaik dan skala nyeri memberikan
2. Pertimbangkan intervensi
jenis dan sumber dalam
nyeri dalam mengatasi
pemilihan nyeri
strategi 3. Agar pasien
meredakan nyeri mengetahui
3. Jelaskan penyebab
penyebab, nyeri
periode, dan 4. Agar dapat
pemicu nyeri mengurangi
4. Kolaborasi rasa nyeri
pemberian pasien dengan
analgetik, jika menggunakan
perlu teknik
farmokologi
Resiko Luaran Utama Intervensi Utama 1. Agar
Tingkat perdarahan Pencegahan mengetahui
perdarahan
(SLKI. L.02017) perdarahan nilai
Hal. 147 : (SIKI. 1.02067) hemoglobin
1. Perdarahan anus Hal. 283: dan
menurun 1. Monitor nilai hematocrit
2. Hemoglobin hematocrit/ yang sebelum
membaik hemoglobin dan setelah
3. Hematokrit sebelum dan kehilangan
membaik setelah darah
4. Tekanan darah kehilangan darah 2. Agar dapat
membaik 2. Anjurkan segera memeberikan
5. Suhu tubuh melapor jika tindakan
membaik terjadi secara cepat
pendarahan dan tepat pada
3. Kolaborasi pasien yang
pemberian obat mengalami
pengontrol pendarahan
perdarahan, jika 3. Agar dapat
perlu menghentikan
4. Kolaborasi pendarahan
pemberian dengan
produk darah, memberikan
jika perlu obat
4. Agar dapat
menghindari
terjadinya
syok
hipovolemik
Deisiti nutrisi Luaran Utama Intervensi Utama 1. Agar
Status nutrisi Menjemen nutrisi mengetahui
membaik (SIKI. 1.03119) status nutria
(SLKI. L.03030) 1. Identifikasi pasien
status nutrisi 2. Agar
2. Monitor asupan mengetahui
makan dan berat pengurangan
badan berat badan
3. Berikan pasien
makanan tinggi 3. Agar dapat
kalori dan tinggi memenuhi
protein kebutuhan
4. Kolaborasi nutrisi pasien
dengan ahli gizi 4. Agar pasien
untuk mendapat
menentukan makanan
jumlah kalori sesuai dengan
dan jenis yang
nutrient yang dibutuhkan
dibutuhkan, jika
perlu

6. Implementasi
Implementasi keperawatan adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan oleh
perawat untuk membantu klien dari masalah status kesehatan yang dihadapi ke
status kesehatan yang lebih baik yang menggambarkan kriteria hasil yang
diharapkan. Komponen tahap implementasi :
1. Tindakana keperawatan independen : suatu keiatan yang dilaksanakan oleh
perawat tanpa petunujk dan perintah dari dokter atau tenaga kesehatan
lainnya. Tipe tindakan didefinisikan berdasarkan diagnosa keperawatan
seperti, pengkajian, menentukan diagnose, mengeidentifikasi
tindakan,melaksanakan rencana keperawatan dan mengevalusai.
2. Tindakan keperawatan dependen : Tindakan dependen berhubungan
dengan pelaksanaan rencana tindakan medis. Tindakan tersebut
menandakan suatu cara dimana tindakan medis dilakukan.
3. Tindakan keperawatan interdependen : Tindakan keperawatan
interdependen adalah tindakan yang lebih memrlukan suatu kerjasama
dengan tenag eksehatan lainnya, misalnya pada ahli gizi, fisioterapi,
tenagn sosial dan dokter.
7. Evaluasi
Evaluasi dilakukan berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan sebelumnya
dalam perencanaan, membandingkan hasil tindakan keperawatan yang telah
dilaksanakan dengan tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya dan menilai
efektivitas proses keperawatan mulai dari tahap pengkajian, perencanaan dan
pelaksanaan.
Ada tiga alternative dalam menafsirkan hasil evaluasi yaitu :
1. Masalah teratasi
Masalah teratasi apabila pasien menunjukkan perubahan tingkah laku dan
perkembangan kesehatan sesuai dengan kriteria pencapaian tujuan yang telah
ditetapkan.
2. Masalah sebagian teratasi
Masalah sebagian teratasi apabila pasien menunjukkan perubahan dan
perkembangan kesehatan hanya sebagian dari kriteria pencapaian tujuan yang telah
ditetapkan.
3. Masalah belum teratasi
Masalah belum teratasi, jika pasien sama sekali tindak menunjukkan perubahan
perilaku dan perkembangan kesehatan atau bahkan timbul masalah yang baru

C. PATOFISIOLOGI

Faktor internal (genetic dan imunologi) Faktor eksternal (karsinogenik, agent,


obat-obatan, raiasi)

LEUKIMIA

Proliferasi infoblas abnormal dalam sumsum


tulang

ALL
(Acute Lymphoblastic Leukimia)
Gangguan Leuko memfagosit Gangguan pembekuan
pembentukan Eritrosit & Trombosit komponen darah
leukosit

Leukopeni MK : Resiko Anemia


Perdarhan

Daya tahan
tubuh turun Factor Psikologis
(efek kemoterapi,
mual, anorexia
Kurang energi, lesu,
WBC turun peningkatan
kebutuhan istirahat

MK : MK : Defisit Nutrisi
Resiko
Infeksi MK : Keletihan

Leukositosi MK : Nyeri
Akut

DAFTAR PUSTAKA
Apriany, Dyna. 2016. Asuhan Keperawatan Anak dengan Keganasan. Bandung :
PT Refika Aditama.
Nurarif, A, H & Kusuma, H. (β01γ). Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan
Diagnosa Medis. Yogyakarta: Media Action

Anda mungkin juga menyukai