Oleh:
c. Virus
Virus ini biasanya sih Virus HTLV penyebab utamanya. HTLV ituT-cell Leukemia
Viruses yang merupakan penyebab utama dari ketidak normalan perkembangan sel
darah putih. Biasanya sih HTLV I atau II. Virus lainnya antara lain retrovirus atau
virus leukemia feline.
d. Herediter/ Keturunan
Biasanya orang yang memiliki Sindrom Down lebih rentan terkena Leukemia
dibanding yang tidak. Kemungkinan terkenanya sekitar 20 kali lebih rentan dibanding
yang normal.
4. Patofisiologi
Komponen sel darah terdiri atas eritrosit atau sel darah merah (RBC) dan leukosit
atau sel darah putih (WBC) serta trombosit atau platelet. Seluruh sel darah normal
diperoleh dari sel batang tunggal yang terdapat pada seluruh sumsum tulang. Sel batang
dapat dibagi ke dalam lymphpoid dan sel batang darah (myeloid), dimana pada
kebalikannya menjadi cikal bakal sel yang terbagis epanjang jalur tunggal khusus.
Proses ini dikenal sebagai hematopoiesis dan terjadi di dalam sumsum tulang
tengkorak, tulang belakang., panggul, tulang dada, dan pada proximal epifisis pada
tulang-tulang yang panjang.ALL meningkat dari sel batang lymphoid tungal dengan
kematangan lemah dan pengumpulan sel-sel penyebab kerusakan di dalam sumsum
tulang. Biasanya dijumpai tinmgkat pengembangan lymphoid yang berbeda dalam
sumsum tulang mulai dari yang sangat mentah hingga hampir menjadi sel normal.
Derajat kementahannya merupakan petunjuk untk menentukan/meramalkan
kelanjutannya. Pada pemeriksaan darah tepi ditemukan sel muda limfoblas dan biasanya
ada leukositosis, kadang-kadang leukopenia (25%). Jumlah leukosit neutrofil seringkali
rendah, demikian pula kadar hemoglobin dan trombosit. Hasil pemeriksaan sumsum
tulang biasanya menunjukkan sel-sel blas yang dominan. Pematangan limfosit B dimulai
dari sel stem pluripoten, kemudian sel stem limfoid, pre-B, early B, sel B intermedia, sel
B matang, sel plasmasitoid dan sel plasma. Limfosit T juga berasal dari sel stem
pluripoten, berkembang menjadi sel stem limfoid, sel timosit imatur, cimmom thymosit,
timosit matur, dan menjadi sel limfosit T helper dan limfosit T supresor.
Peningkatan prosuksi leukosit juga melibatkan tempat-tempat ekstramedular sehingga
anak-anak menderita pembesaran kelenjar limfe dan hepatosplenomegali. Sakit tulang
juga sering dijumpai. Jugaa timbul serangan pada susunan saraf pusat, yaitu sakit kepala,
muntah-muntah, “seizures” dan gangguan penglihatan (Nuratif & Kusuma, 2015).
5. Pathway
Pertumbuhan berlebih
Melalui sirkulasi darah Melalui sistem limfatik
Kebutuhan nutrisi
Pembesaran hati dan Nodus limfe
meningkat
limfe
Limfadenopati
Hepatosplenomegali
Hipermetabolisme
Penurunan fungsi
leukosit Daya tahan tubuh Risiko infeksi(D.0142)
Fraktur fisiologis
2) Nutrisi-Metabolik
Menggambarkan intake makanan, keseimbangan cairan dan elektrolit, nafsu makan,
pola makan, diet, fluktuasi BB dalam 6 bulan terakhir, kesulitan menelan, mual /
muntah, kebutuhan julah zat gizi, masalah / penyembuhan kulit, akanan kesukaan.
Komponen:
a. Gambaran yang biasa dimakan (Pagi,siang,sore,snack)
b. Tipe dan intake cairan
c. Gambaran bagaimana nafsu makan, kesulitan dan keluhan yang mempengaruhi
makan dan nafsu makan
d. Penggunaan obat diet
e. Makanan Kesukaan, Pantangan,alergi
f. Penggunaan suplemen makanan
g. Gambaran BB, perubahan BB dalam 6-9 bln,
h. Perubahan pada kulit (lesi, kering, membengkak,gatal)
i. Proses penyembuhan luka (cepat-lambat)
j. Adakah faktor resiko terkait ulcer kulit (penurunan sirkulasi, defisit
sensori,penurunan mobilitas)
3) Eliminasi
Menggambarkan pola fungsi eksresi, kandung kemih dan kulit. Komponen :
a. Berapa kali miksi dalam sehari, karakteristik urin
b. Adakah masalah dalam proses miksi, adakah penggunaan alat bantu untuk
miksi
c. Gambaran pola BAB, karakteritik
d. Penggunaan alat bantu
e. Bau badan, Keringat berlebih,lesi & pruritus
4) Aktivitas-Latihan
Menggambarkan pola aktivitas dan latihan, fungsi pernafasan dan sirkulasi.
Komponen:
a. Gambaran level aktivitas, kegiatan sehari-hari dan olahraga
b. Aktivitas saat senggang/waktu luang
c. Apakah mengalami kesulitan dalam bernafas, lemah, batuk, nyeri
dada,palpitasi,nyeri pada tungkai, gambaran dalam pemenuhan ADL : Level
Fungsional (0-IV), Kekuatan Otot (1-5)
5) Tidur-Istirahat
Menggambarkan pola tidur-istirahat dan persepsi pada level energi. Komponen:
a. Berapa lama tidur dimalam hari
b. Jam berapa tidur-Bangun
c. Apakah terasa efektif
d. Adakah kebiasaan sebelum tidur
e. Apakah mengalami kesulitan dalam tidur
6) Kognitif-Persepsi
Menggambarkan pola pendengaran, penglihatan, pengecap, taktil penciuman,
persepsi nyeri, bahasa, memori dan pengambilan keputusan. Komponen:
a. Kemampuan menulis dan membaca
b. Kemampuan berbahasa
c. Kemampuan belajar
d. kesulitan dalam mendengar
e. Penggunaan alat bantu mendengar/melihat
f. Bagaimana visus
g. Adakah keluhan pusing bagaimana gambarannya
h. Apakah mengalami insensitivitas terhadap dingin, panas,nyeri
i. Apakah merasa nyeri (Skala dan karaketeristik)
7) Persepsi Diri – Konsep Diri
Menggambarkan sikap terhadap diri dan persepsi terhadap kemampuan,harga diri,
gambaran diri dan perasaan terhadap diri sendiri. Komponen:
a) Bagaimana menggambarkan diri sendiri
b) Apakah ada kejadian yang akhirnya mengubah gambaran terhadap diri
c) Apa hal yang paling menjadi pikiran
d) Apakah sering merasa marah, cemas, depresi, takut, bagaimana gambarannya
8) Peran – Hubungan
Menggambarkan keefektifan hubungan dan peran dengan keluarga-lainnya.
Komponen:
a) Bagaimana gambaran pengaturan kehidupan (hidup sendiri/bersama)
b) Apakah mempunyai orang dekat?Bagaimana kualitas hubungan?Puas?
c) Apakah ada perbedaan peran dalam keluarga, apakah ada saling
keterikatan
d) Bagaimana dalam mengambil keputusan dan penyelesaian konflik
e) Bagaimana keadaan keuangan
f) Apakah mempunyai kegiatan sosial?
9) Seksualitas – Reproduksi
Menggambarkan kepuasan/masalah dalam seksualitas-reproduksi.
Komponen:
a) Apakah kehidupan seksual aktif
b) Apakah menggunakan alat bantu/pelindung
c) Apakah mengalami kesulitan/perubahan dalam pemenuhan kebutuhan
seks
d) Khusus wanita : TMA, gambaran pola haid, usia menarkhe/ menopause
riwayat kehamilan, masalah terkait dengan haid
10) Koping – Toleransi Stres
Menggambarkan kemampuan untuk menangani stres dan menggunakan sistem
pendukung. Komponen:
a) Apakah ada perubahan besar dalam kehidupan dalam beberapa tahun
terakhir
b) Dalam menghadapi masalah apa yang dilakukan?efektif?
c) Apakah ada orang lain tempat berbagi?apakah orang tersebut ada sampai
sekarang?
d) Apakah anda selalu santai/tegang setiap saat
e) Adakah penggunaan obat/zat tertentu
11) Nilai – Kepercayaan
Menggambarkan spiritualitas, nilai, sistem kepercayaan dan tujuan dalam hidup.
Komponen:
a. Apakah anda selalu mendapatkan apa yang diinginkan
b. Adakah tujuan,cita-cita,rencana di masa yang akan datang
c. Adakah nilai atau kepercayaan pribadi yang ikut berpengaruh
d. Apakah agama merupakan hal penting dalam hidup? Gambarkan
c. Pemeriksaan Fisik
1) Keadaan Umum
Keadaan umum pada penderita leukemia tampak lemah, kesadaran
bersifat composmentis selama belum terjadi komplikasi.
2) Tanda-Tanda Vital
Tekanan darah : tidak normal (TD normal 120/80 mmHg)
Nadi : bisa meningkat
Suhu : meningkat jika terjadi infeksi
RR : Dispneu, takhipneu
3) Pemeriksaan fisik Head To Toe
a) Pemeriksaan Kepala
Inspeksi : Perhatikan bentuk kepala apakah simetris atau tidak. Biasanya pada
penderita leukemia betuk kepala simetris. Rambut: Perhatikan
keadaan rambut mudah dicabut atau tidak,warna, hygiene
Palpasi : Palpasi nyeri tekan, ada atau tidak. Biasanya pada penderita tidak
ada nyeri tekan.
b) Pemeriksaan Mata
Inspeksi
Palpebra : Perhatikan kesimetrisan kiri dan kanan
Konjungtiva : Anemis atau tidak. Pada penderita leukemia akan ditemukan
konjungtiva yang anemis.
Sclera : Ikterik atau tidak. Sclera penderita leukemia akan terlihat
tidak ikterik.
c) Pemeriksaan Hidung
Inspeksi kesimetrisan bentuk hidung, mukosa hidung, palpasi adanya polip.
Penderita leukemia memiliki pemeriksaan hidung yang normal.
d) Pemeriksaan Mulut
Inspeksi apakah terdapat peradangan (infeksi oleh jamur atau bakteri ),
perdarahan gusi. Biasa papa penderita leukemia, ditemukan bibir pucat, sudut
– sudut bibir pecah – pecah.
e) Pemeriksaan Telinga
Inspeksi simetris kiri dan kanan, sirumen. Palpasi nyeri tekan. Periksa fungsi
pendengaran dan keseimbangan. Pada penderita leukemia biasanya tidak
ditemukan kelainan dan bersifat normal.
f) Pemeriksaan Leher
Inspeksi dan palpasi adanya pembesaran getah bening kelenjer tiroid, JVP,
normalnya 5-2. Penderita leukemia tidak mengalami pembesaran kelenjer
tiroid.
g) Pemeriksaan Thorak
Jantung
Inspeksi :Iktus terlihat atau tidak, inspeksi kesimetrisan. Pada penderita
leukemia, iktus terlihat
Palpasi : Raba iktus kordis. Normalnya, iktus teraba.
Perkusi : Tentukan batas jantung.
Auskultasi : Terdengar bunyi jantung 1 dan 2, normal.
Paru – paru
Inspeksi : Kesimetrisan kiri dan kanan saat inspirasi dan ekspirasi, biasanya
normal.
Palpasi : Vokal femoris teraba, simetris kiri dan kanan.
Perkusi : bunyi suara pekak atau normal
Auskultasi : Biasanya bunyi nafas vesikuler.
h) Pemeriksaan abdomen
Inspeksi : Apakah dinding abdomen mengalami memar, bekas operasi, dsb.
Auskultasi : Bising usus normal
Palpasi : Palpasi apakah ada nyeri tekan, hepar teraba atau tidak. Biasaya
terdapat nyeri tekan, dan hepar akan teraba.
Perkusi :Lakukan perkusi, biasa didapat bunyi tympani untuk semua
daerah abdomen
i) Pemeriksaan Ekstremitas
Inspeksi kesemetrisan, palpasi adanya nyeri tekan pada ekstremitas atas dan
bawah. Biasanya pada penderita leukemia akan mengalami nyeri pada tulang
dan persendian.
d. Pemeriksaan Penunjang
1) Hitung darah lengkap Complete Blood Cell (CBC). Anak dengan CBC kurang dari
10.000/mm3 saat didiagnosis memiliki memiliki prognosis paling baik; jumlah lekosit lebih
dari 50.000/mm3 adalah tanda prognosis kurang baik pada anak sembarang umur, hitung
darah lengkap biasanya juga menunjukkan normositik, anemia normositik.
2) Hemoglobulin: dapat kurang dari 10 gr/100ml
3) Retikulosit: jumlah biasaya rendah
4) Trombosit: sangat rendah (< 50000/mm)
5) SDP: mungkin lebih dari 50000/cm dengan peningkatan SDP immature
6) PTT: memanjang
7) LDH: mungkin meningkat
8) Asam urat serum: mungkin meningkat
9) Muramidase serum: pengikatan pada leukemia monositik akut dan mielomonositik
10) Copper serum: meningkat
11) Zink serum: menurun
2. DIAGNOSA
1) Nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera fisiologis (mis: inflamasi, iskemia,
neoplasma).
2) Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
ketidakmampuan menelan makanan.
3) Hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan penurunan kekuatan otot.
4) Risiko perdarahan berhubungan dengan gangguan koagulasi (misalnya trombositopenia).
5) Risiko infeksi berhubungan dengan penyakit kronis.
6) Ketidakefektifan perfusi jaringan perifer berhubungan dengan penurunan konsentrasi
hemoglobin.
7) Hipertermia berhubungan dengan penyakit
3. RENCANA
Diagnosa Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi
Nyeri akut Luaran Utama: Tingkat Nyeri Manajemen Nyeri
berhubungan dengan Setelah diberikan asuhan Observasi:
agen pencedera keperawatan selama …x… 1. Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi,
fisiologis (mis. diharapkan pengalaman sensorik frekuensi, kualitas, intensitas nyeri,
inflamasi, iskemia, atau emosional yang berkaitan 2. Indentifikasi skala nyeri,
neoplasma) dengan kerusakan jaringan actual 3. Identifikasi renpon nyeri non verbal
atau fungsional dengan onset 4. Monitor efek samping penggunaan
mendadak atau lambat dan analgetik
berintensitas ringan hingga berat Terapeutik
dan konstan . 5. Berikan Teknik non farmakologi untuk
Kriteria Hasil : mengurangi rasa nyeri (mis. TENS,
Keluhan nyeri menurun (5) hypnosis, akupresure, terapi music, bio
Meringis menurun (5) feed back, terapi pijat, aroma terapi,
Sikap protektif menurun (5) Teknik imajinasi terbimbing, kompres
Gelisah menurun (5) hangat/dingin, terapi bermain)
Kesulitan tidur menurun (5) 6. Kontron lingkungan yang memberat
Frekuensi nadi membaik (5) rasa nyari (mis. Suhu ruangan,
pencahayaan, kebisingan)
7. Fasilitas istirahat dan tidur
Edukasi
8. Jelaskan penyebab, periode, dan pemicu
nyeri
9. Jelaskan strategi meredakan nyeri
10. Anjurkan memonitor nyeri secara
mandiri
11. Ajarkan Teknik non farmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri
Kolaborasi
12. Kolaborasi pemberian analgetik (jika
perlu)
Defisit Nutrisi Luaran Utama: status nutrisi Manajemen Nutrisi
berhubungan Setelah diberikan asuhan Observasi
dengan keperawatan selama …x… 1.Identifikasi status nutrisi
Ketidakmampuan diharapkan keadekuatan asupan 2.Identifikasi alergi dan intoleransi
menelan makanan nutrisi untuk memenuhi kebutuhan makanan
metabolisme 3.Identifikasi makanan yang disukai
Kriteria Hasil : 4.Monitor asupan makanan
Porsi makanan yang dihabiskan 5.Monitor berat badan
meningkat (5) 6.Monitor hasil pemeriksaan laboratorium
Berat badan membaik (5) Terapeutik
Indeks Masa Tubuh (IMT) 7.Lakukan oral hygiene sebelum makan,
membaik (5) jika perlu
8.Fasilitasi menentukan pedoman diet (mis.
Piramida makanan)
9.Sajikan makanan secara menarik dan
suhu yang sesuai
10.Berikan makanan tinggi serat untuk
mencegah konstipasi
11.Berikan suplemen makanan jika perlu
Edukasi
12.Anjurkan posisi duduk, jika perlu
13.Ajarkan diet yang diprogramkan
Kolaborasi
14.Kolaborasi pemberian medikasi
sebelum makan (mis. Pereda nyeri,
antiemetic) jika perlu
15.Kolaborasi dengan ahli gizi untuk
menentukan jumlah kalori dan jenis
nutrient yang dibutuhkan
Promosi Berat Badan
Observasi
1.Identifikasi kemungkinan penyebab BB
kurang
2.Monitor adanya mual muntah
3.Monitor berat badan
4.Monitor albumin, limfosit, dan elektrolit
serum
Terapeutik
5.Berikan perawatan mulut sebelum
pemberian makan , jika perlu
6.Hidangkan makanan secara menarik,
7.Berikan pujian pada pasien atau keluarga
untuk peningkatan yang dicapai.
Edukasi
8.Jelaskan jenis makanan yang bergisi
tinggi, namun tetap terjangkau
9.Jelaskan peningkatan asupan kalori yang
dibutuhkan
Gangguan Luaran Utama : Mobilitas Fisik Dukungan Ambulasi
Mobilitas Fisik Setelah dilakukan asuhan keperawatan Observasi
Berhubungan selama …x… diharapkan kemampuan 1. identifikasi adanya nyeri atau keluhan
dengan Penurunan dalam gerakan fisik dari suatu atau fisik lainnya
kekuatan otot lebih ekstremitas secara mandiri 2. identifikasi toleransi fisik melakukan
Kriteria Hasil : ambulasi
Pergerakan ekstremitas 3. monitor kondisi umum selama
meningkat (5) melakukan ambulasi
kekuatan otot meningkat (5) Terapeutik
rentang gerak (ROM) 4. fasilitasi aktivitas ambulasi dengan alat
meningkat (5) bantu
nyeri menurun (5) 5. fasilitasi melakukan mobilisasi fisik, jika
kelemahan fisik menurun (5) perlu
Edukasi
6. jelaskan tujuan dan prosedur ambulasi
7. anjurkan melakukan ambulasi dini
8. ajarkan ambulasi sederhana yang harus
dilakukan (mis. Berjalan dari tempat tidur
ke kursi roda, berjalan dari tempat tidur ke
kamar mandi, berjalan sesuai toleransi)
Dukungan Mobilisasi
Observasi
9. Identifikasi fisik melakukan pergerakan
10.Monitor frekuensi jantung dan tekanan
darah
Terapeutik
11. Fasilitasi melakukan pergerakan, jika
perlu
12. Libatkan keluarga untuk membantu
pasien dalam meningkatkan pergerakan
Edukasi
13. Jelaskan tujuan dan prosedur mobilisasi
14. Anjurkan melakukan mobilisasi dini
15. Ajarkan mobilisasi sederhana yang
harus dilakukan (mis. Duduk di tempat
tidur, duduk disisi tempat tidur, pindah
dari tempat tidur ke kursi)
4. IMPLEMENTASI
Implementasi merupakan pelaksanaan rencana keperawatan oleh perawat terhadap pasien. ada
beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan rencana keperawatan diantaranya :
intervensi dilaksanakan sesuai dengan rencana setelah dilakukan validasi : keterampilan
interpersonal, teknikal dan intelektual dilakukan dengan cermat dan efisien pada situasi yang
tepat, keamanan fisik dan psikologis klien dilindungi serta dokumentasi intervensi dan respon
pasien. pada tahap implementasi ini merupakan aplikasi secara kongkrit dari rencana
intervensi yang telah dibuat untuk mengatasi masalah kesehatan dan perawatan yang muncul
pada pasien.
5. EVALUASI
Evaluasi adalah tindakan intelektual untuk melengkapi proses keperawatan yang
menandakan seberapa jauh diagnose keperawatan, rencana tindakan dan pelaksanaannya
sudah berhasil dicapai kemungkinan terjadi pada tahap evaluasi proses dan evaluasi hasil.
Evaluasi adalah suatu penilaian terhadap keberhasilan rencana keperawatan untuk memenuhi
kebutuhan-kebutuhan klien. Hasil yang diharapkan pada klien dengan leukemia adalah:
a) Anak tidak menunjukkan tanda-tanda infeksi
b) Berpartisipasi dalam aktifitas sehari-sehari sesuai tingkat kemampuan, adanya laporan
peningkatan toleransi aktifitas.
c) Anak tidak menunjukkan bukti-bukti perdarahan.
d) Anak menyerap makanan dan cairan, anak tidak mengalami mual dan muntah
e) Membran mukosa tetap utuh, ulkus menunjukkan tidak adanya rasa tidak nyaman
f) Masukan nutrisi adekuat
g) Anak beristirahat dengan tenang, tidak melaporkan dan atau menunjukkan bukti-bukti
ketidaknyamanan, tidak mengeluhkan perasaan tidak nyaman.
h) Anak mengungkapkan masalah yang berkaitan dengan kerontokan rambut, anak
membantu menentukan metode untuk mengurangi efek kerontokan rambut dan
menerapkan metode ini dan anak tampak bersih, rapi, dan berpakaian menarik.
i) Anak dan keluarga menunjukkan pemahaman tentang prosedur, keluarga menunjukkan
pengetahuan tentang penyakit anak dan tindakannya.
DAFTAR PUSTAKA
Tarwoto dan Wartonah. 2008. Keperawatan Medikal Bedah gangguan
Hematologi. Jakarta : Trans Info Media.
Sunaryati shinta.S. 2014. Penyakit Paling Sering Menyerang dan Sangat Mematikan.
Jogjakarta : FlashBooks.
Betz Lynn.C & Sowden.A Linda. 2009. Buku Saku Keperawatan Pediatri. Jakarta :
Buku Kedokteran EGC.
Nuratif Huda.A & Kusuma Hardhi. 2015. Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan
Diagnosa Medis & NANDA NIC-NOC Jilid 2. Jogjakarta : Medication.
Ngastyah. 2005. Perawatan Anak Sakit Edisi 2. Jakarta : Buku Kedokteran EGC.
Tim Pokja SDKI DPP PPNI. 2017. Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia. Jakarta.
DPP PPNI
Tim Pokja SDKI DPP PPNI. 2017. Standar Intervensi Keperawatan Indonesia. Jakarta.
DPP PPNI
Tim Pokja SDKI DPP PPNI. 2017. Standar Luaran Keperawatan Indonesia. Jakarta.
DPP PPNI