Oleh
Nama : Ni Putu Sri Arya Trisnawati
Kelas : B13A
NIM : 219012829
3. Etiologi
Menurut Firani (2018), penyebab leukemia belum diketahui secara pasti
banyak hal yang mempengaruhi diantaranya:
a. Genetik
1) Keturunan
Adanya Penyimpangan Kromosom
Insidensi leukemia meningkat pada penderita kelainan kongenital, diantaranya
pada sindroma Down, sindroma Bloom, Fanconi’s Anemia, sindroma
Wiskott-Aldrich, sindroma Ellis van Creveld, sindroma Kleinfelter, D-
Trisomy sindrome, sindroma von Reckinghausen, dan neurofibromatosis.
Kelainan-kelainan kongenital ini dikaitkan erat dengan adanya perubahan
informasi gen, misal pada kromosom 21 atau C-group Trisomy, atau pola
kromosom yang tidak stabil, seperti pada aneuploidy.
Saudara kandung
Dilaporkan adanya resiko leukemia akut yang tinggi pada kembar identik
dimana kasus-kasus leukemia akut terjadi pada tahun pertama kelahiran. Hal
ini berlaku juga pada keluarga dengan insidensi leukemia yang sangat tinggi
2) Faktor Lingkungan
Beberapa faktor lingkungan di ketahui dapat menyebabkan kerusakan kromosom
dapatan, misal: radiasi, bahan kimia, dan obat-obatan yang dihubungkan dengan
insiden yang meningkat pada leukemia akut, khususnya ALL.
b. Virus
Dalam banyak percobaan telah didapatkan fakta bahwa RNA virus
menyebabkan leukemia pada hewan termasuk primata. Penelitian pada manusia
menemukan adanya RNA dependent DNA polimerase pada sel-sel leukemia tapi
tidak ditemukan pada sel-sel normal dan enzim ini berasal dari virus tipe C yang
merupakan virus RNA yang menyebabkan leukemia pada hewan. Salah satu virus
yang terbukti dapat menyebabkan leukemia pada manusia adalah Human T-Cell
Leukemia. Jenis leukemia yang ditimbulkan adalah Acute T- Cell Leukemia.
4. Patofisiologi
Komponen sel darah terdiri atas eritrosit atau sel darah merah (RBC) dan
leukosit atau sel darah putih (WBC) serta trombosit atau platelet. Seluruh sel darah
normal diperoleh dari sel batang tunggal yang terdapat pada seluruh sumsum tulang.
Sel batang dapat dibagi ke dalam lymphpoid dan sel batang darah (myeloid), dimana
pada kebalikannya menjadi cikal bakal sel yang terbagis epanjang jalur tunggal
khusus.
Proses ini dikenal sebagai hematopoiesis dan terjadi di dalam sumsum tulang
tengkorak, tulang belakang., panggul, tulang dada, dan pada proximal epifisis pada
tulang-tulang yang panjang. ALL meningkat dari sel batang lymphoid tungal dengan
kematangan lemah dan pengumpulan sel-sel penyebab kerusakan di dalam sumsum
tulang. Biasanya dijumpai tingkat pengembangan lymphoid yang berbeda dalam
sumsum tulang mulai dari yang sangat mentah hingga hampir menjadi sel normal.
Derajat kementahannya merupakan petunjuk untk menentukan/meramalkan
kelanjutannya. Pada pemeriksaan darah tepi ditemukan sel muda limfoblas dan
biasanya ada leukositosis, kadang-kadang leukopenia (25%). Jumlah leukosit neutrofil
seringkali rendah, demikian pula kadar hemoglobin dan trombosit. Hasil pemeriksaan
sumsum tulang biasanya menunjukkan sel-sel blas yang dominan. Pematangan
limfosit B dimulai dari sel stem pluripoten, kemudian sel stem limfoid, pre-B, early B,
sel B intermedia, sel B matang, sel plasmasitoid dan sel plasma. Limfosit T juga
berasal dari sel stem pluripoten, berkembang menjadi sel stem limfoid, sel timosit
imatur, cimmom thymosit, timosit matur, dan menjadi sel limfosit T helper dan
limfosit T supresor.
Peningkatan prosuksi leukosit juga melibatkan tempat-tempat ekstramedular
sehingga anak-anak menderita pembesaran kelenjar limfe dan hepatosplenomegali.
Sakit tulang juga sering dijumpai. Jugaa timbul serangan pada susunan saraf pusat,
yaitu sakit kepala, muntah-muntah, “seizures” dan gangguan penglihatan (Nuratif dan
Kusuma, 2015).
5. Pathway
FACTOR PENCETUS
Sel neoplasma
- Genetik - kelainan kromosom
berproliferasi didalam
- Radiasi - infeksi virus
- Obat – obatan - paparan bahan kimia
sumsum tulang
Pertumbuhan berlebih
Melalui sirkulasi darah Melalui sistem limfatik
Kebutuhan nutrisi
Pembesaran hati dan Nodus limfe
meningkat
limfe
Limfadenopati
Hepatosplenomegali
Hipermetabolisme
Penurunan fungsi
leukosit Daya tahan tubuh turun Risiko infeksi (D.0142)
Fraktur fisiologis
7. Pemeriksaan diagnostik
Adapun pemeriksaan penunjang atau pemeriksaan diagnostik pada penderita leukemia
sebagai berikut (Nuratif & Kusuma, 2015; Ngastyah, 2005) yaitu :
a. Pemeriksaan darah tepi
Adanya pensitopenia, limfositosis yang kadang-kadang menyebabkan gambaran
darah tepi yang monoton, terdapat sel blast, yang merupakan gejala patogonomik
untuk leukimia.
b. Sumsum tulang
Dari pemeriksaan sumsum tulang akan ditemukan gambaran yang monoton yaitu
hanya terdiri dari sel limfopoetik patologis, sedangkan sistem lain terdesak
(apabila sekunder).
c. Biopsi limfe
Pemeriksaan ini memperlihatkan proliperasi sel leukemia dan sel yang berasal dari
jaringan limfe yang mendesak, seperti limfosit normal, Res, granulosit dan pulp
cell.
d. Cairan serebrospinalis
Bila terdapat peninggian jumlah sel patologis dan protein, berarti suatu leukemia
meningeal. Kelainan ini dapat terjadi setiap saat pada perjalanan penyakit baik
dalam keadaan remisi maupun keadaan kambuh. Untuk mencegahnya diberikan
metrotreksat (MTX) secara intra tekal.
8. Penatalaksanaan
Pengobatan pada penderita leukemia dapat dilakukan dengan beberapa cara yaitu
antara lain sebagai berikut :
a. Kemoterapi dengan obat
Penggunaan ini bersifat menyerang dan menghancurkan sel-sel kanker patologis
yang menyerang akan tubuh. Nah kalau tadi penggunaan kemoterapi dapat
mengakibatkan kanker baru memang benar. Biasanya penggunaan obat ini
ditambahkan dengan obat penghambat munculnya penyakit baru. Biasanya obat
yang digunakan adalah hydrea / hydroksiurea, mercapto purinetol dan myleran.
Rosy Periwinkle di hutan madagaskar sering juga digunakan untuk penyembuhan
Leukemia ini. Sayangnya tumbuhan ini terancam punah.
b. Transplantasi Sumsung tulang belakang
Biasanya adalah sumsum tulang belakang dari saudara kandung atau saudara
dekat. Keuntungannya adalah sisem imun tidak akan aktif untuk membunuh sel
hasil transplantasi. Kerugiannya sendiri adalah sel yang akan berfungsi dalam
waktu yang sangat lama, tidak akan berfungsi dengan baik dalam waktu yang
singkat.
c. Radioterapi
Untuk menghancurkan dan menghambat pertumbuhan sel-sel kanker.
d. Terapi terfokus
Untuk menyerang bagian-bagian rentan dalam sel-sel kanker.
e. Terapi biologis
Untuk membantu sistem kekebalan tubuh mengenali dan menyerang sel-sel
kanker.
9. Komplikasi
Adapun komplikasi dari leukemia ada beberapa yaitu sebagai berikut:
a. Kelelahan (fatigue). Jika leukosit yang abnormal menekan sel-sel darah merah,
maka anemia dapat terjadi. Kelelahan merupakan akibat dari kedaan anemia
tersebut. Proses terapi Leukemia juga dapat meyebabkan penurunan jumlah sel
darah merah.
b. Pendarahan (bleeding). Penurunan jumlah trombosit dalam darah
(trombositopenia) pada keadaan Leukemia dapat mengganggu proses hemostasis.
Keadaan ini dapat menyebabkan pasien mengalami epistaksis, pendarahan dari
gusi, ptechiae, dan hematom.
c. Rasa sakit (pain). Rasa sakit pada leukemia dapat timbul dari tulang atau sendi.
Keadaan ini disebabkan oleh ekspansi sum-sum tulang dengan leukosit abnormal
yang berkembang pesat.
d. Pembesaran Limpa (splenomegali). Kelebihan sel-sel darah yang diproduksi saat
keadaan leukemia sebagian berakumulasi di limpa. Hal ini menyebabkan limpa
bertambah besar, bahkan beresiko untuk pecah.
e. Stroke atau clotting yang berlebihan (excess clotting). Beberapa pasien dengan
kasus leukemia memproduksi trombosit secara berlebihan. Jika tidak
dikendalikan, kadar trombosit yang berlebihan dalam darah (trombositosis) dapat
menyebabkan clot yang abnormal dan mengakibatkan stroke.
f. Infeksi. Leukosit yang diproduksi saat keadaan leukemia adalah abnormal, tidak
menjalankan fungsi imun yang seharusnya. Hal ini menyebabkan pasien menjadi
lebih rentan terhadap infeksi. Selain itu pengobatan leukemia juga dapat
menurunkan kadar leukosit hingga terlalu rendah, sehingga sistem imun tidak
efektif.
g. Kematian.
B. KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN
1. Pengkajian
Penting dilakukan Pengkajian terhadap Klien secara holistik (Biologis, Psikologis,
Social dan Spiritual) untuk mendapatkan data yang lengkap dan sistematis. Adapun
metode yang dapat dipakai dalam Proses Pengkajian yaitu :
a. Status kesehatan
1) Status kesehatan saat ini
2) Status kesehatan masa lalu
3) Riwayat penyakit keluarga
4) Riwayat kehamilan dan kelahiran
5) Riwayat imunisasi
b. Pola kebutuhan dasar
1) Persepsi dan Penanganan Kesehatan
Menggambarkan persepsi, pemeliharaan dan penanganan kesehatan. Persepsi
terhadap arti kesehatan, dan piñata laksanaan kesehatan, kemampuan menyusun
tujuan, pengetahuan tentang praktek kesehatan. Komponen:
a) Gambaran kesehatan secara umum dan saat ini,
b) Alasan kunjungan dan harapan,
c) Gambaran terhadap sakit dan penyebabnya dan penanganan yang
dilakukan:
- Kepatuhan terhadap pengobatan
- Pencegahan/tindakan dalam menjaga kesehatan
- Penggunaan obat resep dan warung,
- Penggunaan produk atau zat didalam kehidupan sehari-hari dan
frekuensi (misal: rokok, alkohol)
- Penggunaan alat keamanan dirumah/sehari-hari, dan faktor resiko
timbulnya penyakit
- Gambaran kesehatan keluarga
2) Nutrisi-Metabolik
Menggambarkan intake makanan, keseimbangan cairan dan elektrolit, nafsu
makan, pola makan, diet, fluktuasi BB dalam 6 bulan terakhir, kesulitan
menelan, mual / muntah, kebutuhan julah zat gizi, masalah / penyembuhan kulit,
akanan kesukaan. Komponen:
a. Gambaran yang biasa dimakan (Pagi,siang,sore,snack)
b. Tipe dan intake cairan
c. Gambaran bagaimana nafsu makan, kesulitan dan keluhan yang
mempengaruhi makan dan nafsu makan
d. Penggunaan obat diet
e. Makanan Kesukaan, Pantangan, alergi
f. Penggunaan suplemen makanan
g. Gambaran BB, perubahan BB dalam 6-9 bln,
h. Perubahan pada kulit (lesi, kering, membengkak, gatal)
i. Proses penyembuhan luka (cepat-lambat)
j. Adakah faktor resiko terkait ulcer kulit (penurunan sirkulasi, defisit sensori,
penurunan mobilitas)
3) Eliminasi
Menggambarkan pola fungsi eksresi, kandung kemih dan kulit. Komponen:
a. Berapa kali miksi dalam sehari, karakteristik urin
b. Adakah masalah dalam proses miksi, adakah penggunaan alat bantu untuk
miksi
c. Gambaran pola BAB, karakteritik
d. Penggunaan alat bantu
e. Bau badan, Keringat berlebih, lesi & pruritus
4) Aktivitas-Latihan
Menggambarkan pola aktivitas dan latihan, fungsi pernafasan dan sirkulasi.
Komponen:
a. Gambaran level aktivitas, kegiatan sehari-hari dan olahraga
b. Aktivitas saat senggang/waktu luang
c. Apakah mengalami kesulitan dalam bernafas, lemah, batuk, nyeri dada,
palpitasi, nyeri pada tungkai, gambaran dalam pemenuhan ADL : Level
Fungsional (0-IV), Kekuatan Otot (1-5)
5) Tidur-Istirahat
Menggambarkan pola tidur-istirahat dan persepsi pada level energi.
Komponen:
a. Berapa lama tidur dimalam hari
b. Jam berapa tidur-Bangun
c. Apakah terasa efektif
d. Adakah kebiasaan sebelum tidur
e. Apakah mengalami kesulitan dalam tidur
6) Kognitif-Persepsi
Menggambarkan pola pendengaran, penglihatan, pengecap, taktil penciuman,
persepsi nyeri, bahasa, memori dan pengambilan keputusan. Komponen:
a. Kemampuan menulis dan membaca
b. Kemampuan berbahasa
c. Kemampuan belajar
d. kesulitan dalam mendengar
e. Penggunaan alat bantu mendengar/melihat
f. Bagaimana visus
g. Adakah keluhan pusing bagaimana gambarannya
h. Apakah mengalami insensitivitas terhadap dingin, panas, nyeri
i. Apakah merasa nyeri (Skala dan karaketeristik)
7) Persepsi Diri – Konsep Diri
Menggambarkan sikap terhadap diri dan persepsi terhadap kemampuan, harga
diri, gambaran diri dan perasaan terhadap diri sendiri. Komponen:
a) Bagaimana menggambarkan diri sendiri
b) Apakah ada kejadian yang akhirnya mengubah gambaran terhadap diri
c) Apa hal yang paling menjadi pikiran
d) Apakah sering merasa marah, cemas, depresi, takut, bagaimana
gambarannya
8) Peran – Hubungan
Menggambarkan keefektifan hubungan dan peran dengan keluarga-lainnya.
Komponen:
a) Bagaimana gambaran pengaturan kehidupan (hidup sendiri/bersama)
b) Apakah mempunyai orang dekat?Bagaimana kualitas hubungan?Puas?
c) Apakah ada perbedaan peran dalam keluarga, apakah ada saling
keterikatan
d) Bagaimana dalam mengambil keputusan dan penyelesaian konflik
e) Bagaimana keadaan keuangan
f) Apakah mempunyai kegiatan sosial?
9) Seksualitas – Reproduksi
Menggambarkan kepuasan/masalah dalam seksualitas-reproduksi.
Komponen:
a) Apakah kehidupan seksual aktif
b) Apakah menggunakan alat bantu/pelindung
c) Apakah mengalami kesulitan/perubahan dalam pemenuhan kebutuhan
seks
d) Khusus wanita : TMA, gambaran pola haid, usia menarkhe/ menopause
riwayat kehamilan, masalah terkait dengan haid
10) Koping – Toleransi Stres
Menggambarkan kemampuan untuk menangani stres dan menggunakan sistem
pendukung. Komponen:
a) Apakah ada perubahan besar dalam kehidupan dalam beberapa tahun
terakhir
b) Dalam menghadapi masalah apa yang dilakukan? efektif?
c) Apakah ada orang lain tempat berbagi?apakah orang tersebut ada sampai
sekarang?
d) Apakah anda selalu santai/tegang setiap saat
e) Adakah penggunaan obat/zat tertentu
11) Nilai – Kepercayaan
Menggambarkan spiritualitas, nilai, sistem kepercayaan dan tujuan dalam
hidup. Komponen:
a. Apakah anda selalu mendapatkan apa yang diinginkan
b. Adakah tujuan, cita-cita, rencana di masa yang akan datang
c. Adakah nilai atau kepercayaan pribadi yang ikut berpengaruh
d. Apakah agama merupakan hal penting dalam hidup? Gambarkan
c. Pemeriksaan Fisik
1) Keadaan Umum
Keadaan umum pada penderita leukemia tampak lemah, kesadaran
bersifat composmentis selama belum terjadi komplikasi.
2) Tanda-Tanda Vital
Tekanan darah: tidak normal (TD normal 120/80 mmHg)
Nadi: bisa meningkat
Suhu: meningkat jika terjadi infeksi
RR: Dispneu, takhipneu
3) Pemeriksaan fisik Head To Toe
a) Pemeriksaan Kepala
Inspeksi : Perhatikan bentuk kepala apakah simetris atau tidak. Biasanya
pada penderita leukemia betuk kepala simetris. Rambut:
Perhatikan keadaan rambut mudah dicabut atau tidak,warna,
hygiene
Palpasi : Palpasi nyeri tekan, ada atau tidak. Biasanya pada penderita
tidak ada nyeri tekan.
b) Pemeriksaan Mata
Inspeksi
Palpebra : Perhatikan kesimetrisan kiri dan kanan
Konjungtiva : Anemis atau tidak. Pada penderita leukemia akan ditemukan
konjungtiva yang anemis.
Sclera : Ikterik atau tidak. Sclera penderita leukemia akan terlihat
tidak ikterik.
c) Pemeriksaan Hidung
Inspeksi kesimetrisan bentuk hidung, mukosa hidung, palpasi adanya
polip. Penderita leukemia memiliki pemeriksaan hidung yang normal.
d) Pemeriksaan Mulut
Inspeksi apakah terdapat peradangan (infeksi oleh jamur atau bakteri ),
perdarahan gusi. Biasa papa penderita leukemia, ditemukan bibir pucat,
sudut – sudut bibir pecah – pecah.
e) Pemeriksaan Telinga
Inspeksi simetris kiri dan kanan, sirumen. Palpasi nyeri tekan. Periksa
fungsi pendengaran dan keseimbangan. Pada penderita leukemia biasanya
tidak ditemukan kelainan dan bersifat normal.
f) Pemeriksaan Leher
Inspeksi dan palpasi adanya pembesaran getah bening kelenjer tiroid,
JVP, normalnya 5-2. Penderita leukemia tidak mengalami pembesaran
kelenjer tiroid.
g) Pemeriksaan Thorak
Jantung
Inspeksi :Iktus terlihat atau tidak, inspeksi kesimetrisan. Pada penderita
leukemia, iktus terlihat
Palpasi : Raba iktus kordis. Normalnya, iktus teraba.
Perkusi : Tentukan batas jantung.
Auskultasi : Terdengar bunyi jantung 1 dan 2, normal.
Paru – paru
Inspeksi : Kesimetrisan kiri dan kanan saat inspirasi dan ekspirasi,
biasanya normal.
Palpasi : Vokal femoris teraba, simetris kiri dan kanan.
Perkusi : bunyi suara pekak atau normal
Auskultasi : Biasanya bunyi nafas vesikuler.
h) Pemeriksaan abdomen
Inspeksi : Apakah dinding abdomen mengalami memar, bekas operasi,
dsb.
Auskultasi : Bising usus normal
Palpasi : Palpasi apakah ada nyeri tekan, hepar teraba atau tidak.
Biasaya terdapat nyeri tekan, dan hepar akan teraba.
Perkusi :Lakukan perkusi, biasa didapat bunyi tympani untuk semua
daerah abdomen
i) Pemeriksaan Ekstremitas
Inspeksi kesemetrisan, palpasi adanya nyeri tekan pada ekstremitas atas
dan bawah. Biasanya pada penderita leukemia akan mengalami nyeri
pada tulang dan persendian.
d. Pemeriksaan Penunjang
1) Hitung darah lengkap Complete Blood Cell (CBC). Anak dengan CBC kurang dari
10.000/mm3 saat didiagnosis memiliki memiliki prognosis paling baik; jumlah lekosit
lebih dari 50.000/mm3 adalah tanda prognosis kurang baik pada anak sembarang umur,
hitung darah lengkap biasanya juga menunjukkan normositik, anemia normositik.
2) Hemoglobulin: dapat kurang dari 10 gr/100ml
3) Retikulosit: jumlah biasaya rendah
4) Trombosit: sangat rendah (< 50000/mm)
5) SDP: mungkin lebih dari 50000/cm dengan peningkatan SDP immature
6) PTT: memanjang
7) LDH: mungkin meningkat
8) Asam urat serum: mungkin meningkat
9) Muramidase serum: pengikatan pada leukemia monositik akut dan mielomonositik
10) Copper serum: meningkat
11) Zink serum: menurun
2. Diagnosa
a. Nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera fisiologis (mis: inflamasi, iskemia,
neoplasma).
b. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
ketidakmampuan menelan makanan.
c. Hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan penurunan kekuatan otot.
d. Risiko perdarahan
e. Risiko infeksi
f. Ketidakefektifan perfusi jaringan perifer berhubungan dengan penurunan konsentrasi
hemoglobin.
g. Hipertermia berhubungan dengan penyakit
h. Resiko jatuh
3. Rencana Keperawatan
Diagnosa Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi
Nyeri akut Luaran Utama: Tingkat Nyeri Manajemen Nyeri
berhubungan dengan Setelah diberikan asuhan Observasi:
agen pencedera keperawatan selama …x… 1. Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi,
fisiologis (mis. diharapkan pengalaman sensorik frekuensi, kualitas, intensitas nyeri,
inflamasi, iskemia, atau emosional yang berkaitan 2. Indentifikasi skala nyeri,
neoplasma) dengan kerusakan jaringan actual 3. Identifikasi renpon nyeri non verbal
atau fungsional dengan onset 4. Monitor efek samping penggunaan
mendadak atau lambat dan analgetik
berintensitas ringan hingga berat Terapeutik
dan konstan . 1. Berikan Teknik non farmakologi untuk
Kriteria Hasil : mengurangi rasa nyeri (mis. TENS,
Keluhan nyeri menurun (5) hypnosis, akupresure, terapi music, bio
Meringis menurun (5) feed back, terapi pijat, aroma terapi,
Sikap protektif menurun (5) Teknik imajinasi terbimbing, kompres
Gelisah menurun (5) hangat/dingin, terapi bermain)
Kesulitan tidur menurun (5) 2. Kontron lingkungan yang memberat
Frekuensi nadi membaik (5) rasa nyari (mis. Suhu ruangan,
pencahayaan, kebisingan)
3. Fasilitas istirahat dan tidur
Edukasi
1. Jelaskan penyebab, periode, dan pemicu
nyeri
2. Jelaskan strategi meredakan nyeri
3. Anjurkan memonitor nyeri secara
mandiri
4. Ajarkan Teknik non farmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri
Kolaborasi
1. Kolaborasi pemberian analgetik (jika
perlu)
Defisit Nutrisi Luaran Utama: status nutrisi Manajemen Nutrisi
berhubungan Setelah diberikan asuhan Observasi
dengan keperawatan selama …x… 1.Identifikasi status nutrisi
Ketidakmampuan diharapkan keadekuatan asupan 2.Identifikasi alergi dan intoleransi
menelan makanan nutrisi untuk memenuhi kebutuhan makanan
metabolisme 3.Identifikasi makanan yang disukai
Kriteria Hasil : 4.Monitor asupan makanan
Porsi makanan yang dihabiskan 5.Monitor berat badan
meningkat (5) 6.Monitor hasil pemeriksaan laboratorium
Berat badan membaik (5) Terapeutik
Indeks Masa Tubuh (IMT) 1. Lakukan oral hygiene sebelum makan,
membaik (5) jika perlu
2.Fasilitasi menentukan pedoman diet (mis.
Piramida makanan)
3.Sajikan makanan secara menarik dan
suhu yang sesuai
4. Berikan makanan tinggi serat untuk
mencegah konstipasi
5.Berikan suplemen makanan jika perlu
Edukasi
1. Anjurkan posisi duduk, jika perlu
2.Ajarkan diet yang diprogramkan
Kolaborasi
1. Kolaborasi pemberian medikasi
sebelum makan (mis. Pereda nyeri,
antiemetic) jika perlu
2. Kolaborasi dengan ahli gizi untuk
menentukan jumlah kalori dan jenis
nutrient yang dibutuhkan
Promosi Berat Badan
Observasi
1.Identifikasi kemungkinan penyebab BB
kurang
2.Monitor adanya mual muntah
3.Monitor berat badan
4.Monitor albumin, limfosit, dan elektrolit
serum
Terapeutik
5.Berikan perawatan mulut sebelum
pemberian makan , jika perlu
6.Hidangkan makanan secara menarik,
7.Berikan pujian pada pasien atau keluarga
untuk peningkatan yang dicapai.
Edukasi
8.Jelaskan jenis makanan yang bergisi
tinggi, namun tetap terjangkau
9.Jelaskan peningkatan asupan kalori yang
dibutuhkan
Gangguan Luaran Utama : Mobilitas Fisik Dukungan Ambulasi
Mobilitas Fisik Setelah dilakukan asuhan keperawatan Observasi
Berhubungan selama …x… diharapkan kemampuan 1. identifikasi adanya nyeri atau keluhan
dengan Penurunan dalam gerakan fisik dari suatu atau fisik lainnya
kekuatan otot lebih ekstremitas secara mandiri 2. identifikasi toleransi fisik melakukan
Kriteria Hasil : ambulasi
Pergerakan ekstremitas
meningkat (5)
3. monitor kondisi umum selama
melakukan ambulasi
kekuatan otot meningkat (5)
Terapeutik
rentang gerak (ROM) 1. fasilitasi aktivitas ambulasi dengan alat
meningkat (5) bantu
nyeri menurun (5) 2. fasilitasi melakukan mobilisasi fisik, jika
kelemahan fisik menurun (5) perlu
Edukasi
1. jelaskan tujuan dan prosedur ambulasi
2. anjurkan melakukan ambulasi dini
3. ajarkan ambulasi sederhana yang harus
dilakukan (mis. Berjalan dari tempat tidur
ke kursi roda, berjalan dari tempat tidur ke
kamar mandi, berjalan sesuai toleransi)
Dukungan Mobilisasi
Observasi
4. Identifikasi fisik melakukan pergerakan
5. Monitor frekuensi jantung dan tekanan
darah
Terapeutik
6. Fasilitasi melakukan pergerakan, jika perlu
7. Libatkan keluarga untuk membantu pasien
dalam meningkatkan pergerakan
Edukasi
8. Jelaskan tujuan dan prosedur mobilisasi
9. Anjurkan melakukan mobilisasi dini
10. Ajarkan mobilisasi sederhana yang
harus dilakukan (mis. Duduk di tempat
tidur, duduk disisi tempat tidur, pindah
dari tempat tidur ke kursi)
4. Implementasi
Implementasi merupakan pelaksanaan rencana keperawatan oleh perawat terhadap
pasien. ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan rencana keperawatan
diantaranya: intervensi dilaksanakan sesuai dengan rencana setelah dilakukan validasi :
keterampilan interpersonal, teknikal dan intelektual dilakukan dengan cermat dan efisien
pada situasi yang tepat, keamanan fisik dan psikologis klien dilindungi serta dokumentasi
intervensi dan respon pasien. pada tahap implementasi ini merupakan aplikasi secara
kongkrit dari rencana intervensi yang telah dibuat untuk mengatasi masalah kesehatan dan
perawatan yang muncul pada pasien.
5. Evaluasi
Evaluasi adalah tindakan intelektual untuk melengkapi proses keperawatan yang
menandakan seberapa jauh diagnose keperawatan, rencana tindakan dan pelaksanaannya
sudah berhasil dicapai kemungkinan terjadi pada tahap evaluasi proses dan evaluasi hasil.
Evaluasi adalah suatu penilaian terhadap keberhasilan rencana keperawatan untuk
memenuhi kebutuhan-kebutuhan klien. Hasil yang diharapkan pada klien dengan leukemia
adalah:
a. Anak tidak menunjukkan tanda-tanda infeksi
b. Berpartisipasi dalam aktifitas sehari-sehari sesuai tingkat kemampuan, adanya laporan
peningkatan toleransi aktifitas.
c. Anak tidak menunjukkan bukti-bukti perdarahan.
d. Anak menyerap makanan dan cairan, anak tidak mengalami mual dan muntah
e. Membran mukosa tetap utuh, ulkus menunjukkan tidak adanya rasa tidak nyaman
f. Masukan nutrisi adekuat
g. Anak beristirahat dengan tenang, tidak melaporkan dan atau menunjukkan bukti-bukti
ketidaknyamanan, tidak mengeluhkan perasaan tidak nyaman.
h. Anak mengungkapkan masalah yang berkaitan dengan kerontokan rambut, anak
membantu menentukan metode untuk mengurangi efek kerontokan rambut dan
menerapkan metode ini dan anak tampak bersih, rapi, dan berpakaian menarik.
i. Anak dan keluarga menunjukkan pemahaman tentang prosedur, keluarga menunjukkan
pengetahuan tentang penyakit anak dan tindakannya.
DAFTAR PUSTAKA
Betz Lynn.C & Sowden.A Linda. 2009. Buku Saku Keperawatan Pediatri. Jakarta :
Buku Kedokteran EGC.
Ngastyah. 2005. Perawatan Anak Sakit Edisi 2. Jakarta : Buku Kedokteran EGC.
Novi Khila Firani. 2018. Mengenali Sel – Sel Darah dan Kelainan Darah. Malang :
UB Press.
Purba dkk. 2020. Ilmu Kesehatan Anak. Jakarta : Yayasan Kita Menulis.
Sunaryati shinta.S. 2014. Penyakit Paling Sering Menyerang dan Sangat Mematikan.
Jogjakarta : Flash Books.
Tim Pokja SDKI DPP PPNI. 2017. Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia.
Jakarta. DPP PPNI
Tim Pokja SDKI DPP PPNI. 2017. Standar Intervensi Keperawatan Indonesia.
Jakarta. DPP PPNI
Tim Pokja SDKI DPP PPNI. 2017. Standar Luaran Keperawatan Indonesia. Jakarta.
DPP PPNI
ASUHAN KEPERAWATAN PADA
An. HA DENGAN ACUTE LYMPHOBLASTIC LEUKEMIA (ALL)
DI RUANG PUDAK RSUP SANGLAH DENPASAR
TANGGAL 14 – 17 JUNI 2022
I. IDENTITAS PASIEN
Nama : An. HA
No Rekam Medis : 22007147
Tempat/ tanggal lahir : NTB/ 23 Agustus 2020
Umur : 1 Tahun 9 Bulan 25 Hari
Jenis Kelamin : Laki - laki
Suku bangsa : Indonesia
Bahasa yang dimengerti : Indonesia
Agama : Islam
Nama Ayah : Bp. YI
Pendidikan ayah : SMA
Pekerjaan ayah/ibu/wali : Swasta
Alamat/ no telp : Kembang Kerang I Desa Aik Dareq Lombok Tengah NTB /
Yayasan Kanker Anak Bali Jln P Morotai/ 081805728737
Tanggal MRS : 10 Juni 2022
Diagnosa medis : Trombositopenia berat et causa keganasan (ALL) + ALL high
risk minggu ke 2 + gizi baik
Postnatal
• Usaha nafas : Tanpa bantuan.
• Kebutuhan resusitasi : tidak ada
• Apgar skor : normal
• Bayi langsung menangis : ya/ tidak
• Tangisan bayi : kuat/lemah/ lainnya (sebutkan)
• Obat-obatan yang diberikan setelah lahir :
• Trauma lahir : Ada ( ) Tidak ( )
V. RIWAYAT PERTUMBUHAN
Ibu pasien mengatakan anaknya lahir dengan berat badan 3200 gram dan panjang 49 cm.
Ibu pasien mengatakan bahwa pertumbuhan dan perkembangan anaknya tidak ada
masalah dan sesuai dengan umur anaknya. Tidak ada kelainan pertumbuhan pada
anaknya.
VI. TINGKAT PERKEMBANGAN (Gunakan Format DENVER II dan lampirkan)
a. Sosial
Ibu pasien mengatakan bahwa anaknya sudah bisa mencontoh / menirukan aktivitas
sehari hari seperti makan menggunakan sendok/garpu, membuka pakaian dan
menyuapi boneka
b. Motorik halus
Ibu pasien mengatakan bahwa anaknya sudah bisa mencorat coret, mengmbil manik –
manik dan menunjukkannya, menyusun menara 2 – 4 kubus
c. Bahasa
Ibu pasien mengatakan bahwa anaknya sudah bisa mengartikan 6 kata
d. Motorik kasar
Ibu pasien mengatakan bahwa anaknya mampu berlari dan menaiki tangga dengan
bantuan
Keterangan:
: Laki – laki
: Perempuan
: Pasien
: Meninggal
Saat sakit : ibu pasien mengatakan saat anaknya demam, flu, diare pasien langsung
dibawa ke puskesmas terdekat.
c. Aktifitas :
Sebelum sakit : Ibu pasien mengatakan sebelum sakit anaknya sangat aktif, pasien
sering bermain di halaman rumah bersama kakak pasien.
Saat sakit : Ibu pasien mengatakan saat sakit pasien tidak bisa bermain aktif karena
kondisinya lemah, pasien dikatakan lebih banyak bermain di tempat tidur.
Saat pengkajian : Ibu pasien mengatakan setelah dilakukan pemberian obat kemoterapi
secara intratekal pasien lebih rewel dari biasanya, pasien terlihat gelisah dan meringis.
Didapatkan skala nyeri 4 (F1L0A1C1C1) dan skor risiko jatuh 18 dengan Humpty
Dumpty Scale.
e. Eliminasi :
Sebelum sakit : Ibu pasien mengatakan anaknya biasanya BAB 1 kali sehari, BAB
normal lembek, warna dan bau khas feses, tidak terdapat darah ataupun lendir, BAK 5-
6 kali sehari berwarna kuning dan bau khas urine.
Saat sakit : Ibu pasien mengatakan selama di rumah sakit anakanya BAB 1x dalam 2
hari, lembek warna dan bau khas feses tidak ada darah ataupun lendir , BAK 5-6 kali
sehari warna kuning bau khas urine.
Saat pengkajian : Ibu mengatakan pasien BAB 1 kali dalam 2 hari, konsistensi lembek,
warna kuning dan bau khas feses, tidak ditemukan darah ataupun lendir, BAK 5 – 6 kali
sehari warna kuning dengan bau khas urine.
f. Pola hubungan :
Ibu pasien mengatakan lebih dekat dengan ibunya, dan anaknya memiliki hubungan
baik dengan anggota keluarga.
g. Kognitif :
Kognitif : Ibu pasien mengatakan tahu tentang penyakit yang sedang diderita oleh
anakanya saat ini.
Persepsi : Ibu pasien mengatakan ingin merawat anaknya sampai sembuh.
h. Konsep diri :
Ibu pasien mengatakan bahwa pasien ingin cepat pulang dan bisa bermain dengan
kakaknya.
i. Seksual :
Ibu pasien mengatakan anaknya berjenis kelamin laki-laki berusia 1 tahun 9 bulan.
j. Nilai :
Ibu pasien mengatakan semua keluarga beragama islam dan percaya akan adanya
kekuasaan Allah yang membantu kesembuhan anaknnya.
Jantung :
i. Abdomen :
Inspeksi : Bentuk simetris, tidak ada memar atau lesi
Auskultasi : Bising Usus 16 kali permenit
Palpasi : teraba pembesaran organ hati
Perkusi : timpani
j. Genetalia : tampak bersih
k. Ekstremitas :
Atas : tidak bisa bergerak aktif dan terpasang infus, akral hangat, CRT kurang dari 2
detik, terdapat petekie.
Bawah : Bisa bergerak , tidak ada pembengkakan, akral teraba hangat, terdapat
memar pada tempat bekas tusukan jarum.
- Kaku kuduk (-) : Tanda kaku kuduk negatif
- Kernig Sign (-) : Tanda kerniq sign negative karena didapatkan ekstensi sendi lutut dan
kaki sempurna.
- Brudzinski 1 (-) : Tanda brudzinski negative karena tidak ada gerakan fleksi dari sendi
lutut panggul saat kepala difleksikan hingga menyentuh dada.
- Kekuatan otot
5555 5555
5555 5555
l. Neurologi :
1) Saraf I : tidak ada kelainan fungsi penciuman.
2) Saraf II : Tes ketajaman penglihatan dalam batas normal
3) Saraf III, IV, dan VI : pupil isokor.
4) Saraf V : tidak ada kelainan.
5) Saraf VII : Persepsi pengecapan dalam batas normal, wajah simetris.
6) Saraf VIII : Tidak ditemukan adanya tuli konduktif atu tuli persepsi.
7) Saraf IX dan X : Kemampuan menelan baik
8) Saraf XI : Tidak ada atrofi otot sternokledomastoideus dan trapezius.
9) Saraf XII : Lidah simetris. Indra pengecapan normal.
XIII. INFORMASI LAIN (mencakup rangkuman kesehatan klien dari gizi, fisioterapis, dll)
15.00 wita - Memonitor tanda dan DS: ibu pasien mengatakan tidak Sri Arya
2 gejala perdarahan tampak adanya tanda perdarahan
dari gusi anaknya atau dari tempat
lain
DO: tampak petekie pada
ekstremitas
- Memonitor tanda-tanda
DS: -
16.00 wita vital ortostatik DO:
1,2
- TD = 105/45 mmHg Sri Arya
- Suhu = 36,8oC
- Nadi 130 x/menit
- RR = 26 x/menit
Jumat, 16 - Mengindentifikasi
DS: Ibu mengatakan pasien tenang Sri arya
4 Juni 2022 skala nyeri dan respon
DO: Pasien tampak rileks dan asik
1 nyeri nonverbal
bermain dengan mobil –
14.00 wita
mobilannya, skala nyeri 0 (FLACC)
- Mengukur tanda vital DS: -
DO:
1,2 - TD = 95/40 mmHg Sri arya
- Suhu = 36,7 oC
- Nadi 105 x/menit
- RR = 25 x/menit
Sri arya
DS: Ibu mengatakan bitnik – bitnik
- Memonitor tanda dan
merah di badan anaknya sudah
gejala perdarahan
2 berkurang
DO: Petekie berkurang pada badan
dan ektremitas, Hb 9,3 gr/dL, PLT
37 103/µL
I. EVALUASI
3 Jumat, Risiko jatuh dibuktikan S : Ibu mengatakan pasien tenang Sri Arya
17 Juni dengan Ibu mengatakan O: pasien berusia kurang dari 2
2022 tahun, Hb 9,3 gr/dL dan skor
pasien post pemberian obat
14.00
MTX-IT, pasien berusia risiko jatuh 16 dengan Humpty
Wita
kurang dari 2 tahun, Hb 9 Dumpty Scale.
Lampiran