Oleh:
210141040004
2022
LAPORAN PENDAHULUAN AKUT LIMFOBLASTIK LEUKIMIA (ALL)
A. DEFINISI
Leukemia adalah keganasan organ pembulu darah, sehingga sumsum tulang didominasi oleh
limfoblas yang abnormal. Faktor resiko leukemia limfoblastik akut adalah faktor kelainan
kromosom, bahan kimia, radiasi, faktor hormonal, infeksi virus (Landier, 2021)
Akut limfoblastik leukemia (ALL) adalah neoplasia agresif yang ditandai dengan prolifearasi
limfosit menyimpang yang tidak terkontrol, dan merupakan jenis kanker yang paling umum
terjadi pada anak-anak, yaitu 30 % dari semua kanker yang didiagnosis pada anak-anak di
bawah usia 15 tahun (Parondi, 2012 dalam Nurhidayah, Oktovianti, Haq & Hidayati, 2022)
B. EPIDEMIOLOGI
Epidemiologi leukemia secara global prevelensi 13,7 per 100.000 populasi dengan tingkat
mortalitas 6,8 per 100.000 populasi per tahun. Di Indonesia menunjukkan bahwa leukemia
merupakan salah satu kanker yang paling banyak ditemui pada anak-anak (Kementrian
Kesehatan RI, 2017).
Menurut Riset Kesehatan Dasar tahun 2017 menunjukkan prevelensi kanker anak umur 0-14
tahun sebesar 16.291 kasus, dan jenis kanker yang paling banyak diderita anak di Indonesia
yaitu leukemia dan retinoblastoma. Pada riset yang dilakukan pada pasien anak di RS Kanker
Dharmais pada tahun 2017 menyatakan bahwa leukemia adalah penyakit dengan jumlah
kasus baru dan jumlah kematian terbanyak di RS Kanker Dharmais (Kementerian Kesehatan
RI, 2017)
C. KLASIFIKASI
1. Leukimia Akut
Leukemia akut adalah keganasan primer sumsum tulang yang berakibat terdesaknya
komponen darah normal oleh komponen darah abnormal (blastosit) yang disertai dengan
penyebaran ke organ-organ lain. Leukemia akut memiliki perjalanan klinis yang cepat,
tanpa pengobatan penderita akan meninggal rata-rata dalam 4-6 bulan.
Klasifikasi leukemia akut antara lain : (Handayani & Haribowo, 2008)
a. Akut Limfoblastik Leukimia (ALL)
ALL merupakan jenis leukemia dengan karakteristik adanya proliferasi dan
akumulasi sel-sel patologis dari sistem limfopoetik yang mengakibatkan
organomegali (pembesaran alat-alat dalam) dan kegagalan organ.
ALL lebih sering ditemukan pada anak-anak (82%) daripada umur dewasa (18%).
Insiden ALL akan mencapai puncaknya pada umur 3-7 tahun. tanpa pengobatan
sebagian anak-anak akan hidup 2-3 bulan setelah terdiagnosis terutama diakibatkan
oleh kegagalan dari sumsum tulang.
b. Leukemia mielossitik akut (LMA)
Merupakan leukemia yang mengenai sel stem hematopoetik yang kelak
berdiferensiasi ke semua sel myeloid. LMA merupakan leukemia nonlimfositik yang
paling sering terjadi.
2. Leukemia Kronik
Merupakan suatu penyakit yang ditandai proliferasi neoplastic dari salah satu sel yang
berlangsung atau terjadi karena keganasan hematologi.
a. Leukemia Limfositik Kronis (LLK)
LLK adalah suatu keganasan klonal limfosit B (jarang pada limfosit T).
Perjalanan penyakit ini biasanya perlahan, dengan akumulasi progresif yang
berjalan lambat dari limfosit kecil yang berumur panjang.
b. Leukemia Granulositik/Mielositik Kronik (LGK/LMK)
LGK/LMK adalah gangguan mieloproliferatif yang ditandai dengan produksi
berlebihan sel myeloid (seri granulosit) yang relative matang. LGK/LMK
mencakup 20 % leukemia dan paling sering dijumpai pada orang dewasa usia
pertengahan (40-50 tahun). abnormalitas genetic yang dinamakan kromosom
Philadelphia ditemukan pada 90-95% penderita LGK/LMK.
D. ETIOLOGI
Hingga kini penyebab leukemia limfoblastik akut belum diketahui. Namun beberapa
faktor resiko diduga bisa meningkatkan resiko seseorang terkena antara lain:
1. Pernah menjalani pengobatan kanker
Anak-anak dan orang dewasa yang pernah menjalani kemoterapi dan terapi radiasi
jenis tertentu untuk jenis kanker lain memilki resiko lebih tinggi terkena leukemia
limfoblastik akut
2. Paparan radiasi
Pasien yang terpapar radiasu tingkat sangat tinggi, seperti orang yang selamat dari
kecelakaan nuklir, memilki resiko lebih tinggi menderita leukemia limfoblastik akut
3. Kelaianan genetic
Kelaianan genetic seperti sindrom Down, bisa meningkatkan resiko ALL
E. PATOFISIOLOGI
Komponen sel darah terdiri atas eritrosit atau sel darah merah (RBC) dan leukosit sel
darah putih (WBC) serta trombosit atau platelet. Seluruh sel darah normal diperoleh dari
sel batang tunggal yang terdapat pada seluruh sumsum tulang. Sela batang dapat dibagi
ke dalam lymphpoid dan sela batang darah (myeloid), dimana pada kebalikannya menjadi
cikal bakal sel yang terbagi sepanjang jalur tunggal khusus. Proses ini dikenal sebagai
hematopoiesis dan terjadi di dalam sumsum tulang tengkorak, tulang belakang, panggul,
tulang dada, dan pada proximal epifasis pada tulang-tilang yang panjang.
ALL meningkat dari sel batang lymphoid tunggal dengan kematangan lemah dan
pengumpulan sel-sel penyebab kerusakan di dalam sumsum tulang. Biasanya dijumpai
tingkat pengembangan lymphoid yang berbeda dalam sumsum tulang mulai dari yang
sangat mentah hingga hampir menjadi sel normal. Derajat kematnagannya merupakan
petunjuk untuk menentukan/meramalkan kelanjutannya. Pada pemeriksaan darah tepi
ditemukan sel muda limfoblas dan biasanya ada leukositosi, kadang-akadang leukopenia
(25%). Jumlah leukosit neutrophil seringkali rendah, demikian pula kadar hemoglobin
dan trombosit. Hasil pemeriksaan sumsum tulang biasanya menujukkan sel-sel blas yang
dominan. Pematangan limfosit B dimulai dari sel pluripotent, kemudian sel stem
limfosid, pre pre-B, early B, sel B intermedia, sel B matang, sel plasmasitoid, dan sel
plasma. Limfist T juga berasal dari sel stem pluipoten, berkembang menjadi sel stem
limfosid, sel timosit imatur, cimmom thymosit, timosit matur, dan menjadi sel limfosit T
helper dan limfosit T supresor.
Peningkatan produksi leukosit juga melibatkan tempat-tempat ekstramedular sehingga
anak-anak menderita pembesaran kelenjar limfe dan hepatomegaly. Sakit tulang juga
sering dijumpai. Juga timbul serangan pada susunan saraf pusat, yaitu sakit kepala,
muntah-muntah, dan gangguan penglihatan.
Sel kanker menghasilakn leukosit imatur/abnormal dalam jumlah yang berlebihan.
Leukosit imatur ini menyusup ke berbagai organ, termasuk sumsum tulang dan
menggantikan unsur-unsur sel yang normal. Hal ini menyebabkan haemopoesis normal
terhambat, akibatnya terjadi penurunan jumlah leukosit, sel darah merah dan trombosit.
Infiltrasi sel kanker ke berbagai organ menyebabkan pemebsaran hati, limpa,
limfodenopati, sakit kepala, muntah dan nyeri tulang serta persendian. Penurunan jumlah
eritrosit menimbulkan anemia, penurunan jumlah trombosit mempengaruhi terjadinya
perdarahan (echimosis, perdarahan gusi, epitaksis, dll). Adanya sel kanker juga
mempengaruhi sistem retikuloendotelial yang dapat menyebabkan gangguan sistem
pertahanan tubuh, sehingga mudah mengalami infeksi. Adanya sel kanker juga
mengganggu metabolisme sehingga sel keurangan makanan.
F. MANIFESTASI KLINIK
1. Anemia : mudah lelah, letargi, pusing, sesak, nyeri dada
2. Anoreksia, kehilangan berat badan, malaise
3. Nyeri tulang dan sendi (karena infiltrasi sumsum tulang oleh sel leukemia), biasanya
terjadi pada anak
4. Demam, banyak berkeringat pada malam hari (hipermetabolisme)
5. Infeksi mulut, saluran napas, selulitis, atau sepsis. Penyebab tersering adalah
gramnegatif usus stafilokokus, streptokokus, serta jamur
6. Perdarahan kulit, gusi, otak, saluran cerna, hematuria
7. Hepatomegaly, splenomegaly, limfadenopati
8. Massa di mediastinum (T-ALL)
9. Leukemia SSP (Leukimia serebral), nyeri kepala, tekanan intracranial naik, muntah,
kelumpuhan saraf otak (VI dan VII), kelainan neurologic fokal, dan perubahan satus
mental.
G. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Hitung darah lengkap menunjukkan normositik, anemia normositik
2. Hemoglobin: dapat kurang dari 10 g/100 ml
3. Retikulosit : jumlah biasanya rendah
4. Jumlah trombosit: mungkin sangat rendah (<50.000/mm)
5. SDP: mungkin lebih rendah dari 50.000/cm dengan peningkatan SDP yang imatur.
Mungkin ada sel blast leukemia
6. PT/PTT: memanjang
7. LDH: mungkin meningkat
8. Asam Urat serum.urine: mungkin meningkat
9. Muramidase serum (lisozim) : penignkatan pada leukemia monositik akut dan
mielomonositik
10. Copper serum : meningkat
11. Zinc serum: meningkat
12. Biopsy sumsum tulang : SDM abnormal biasanya lebih dari 50% atau lebih dari SDP
pada sumsum tulang. Sering 60%-90% dari blast, dengan prekusor eritroid, sel matur,
dan megakariostisis menurun
13. Foto dada dan biopsy nodus limfe: dapat mengindikasikan derajat keterlibatan
H. PENATALAKSANAAN
Tujuan pengobatan adalah mencapai kesembuhan total dengan menghancurkan sel-sel
leukemik sehingga sel normal bisa tumbuh kembali di dalam sumsum tulang.
penatalaksanaan pada ALL antara lain:
1. Kemoterapi
a. Melalui mulut
b. Dengan suntikan langsung ke pembuluh darah
c. Melalui kateter (tabung kecil yang fleksibel)
d. Dengan suntikan langsung ke cairan cerebrospinal
e. Pengobatan umumnya terjadi secara bertahap, meskipun tidak semua fase yang
digunakan untuk semua orang
2. Tahap I (Terapi Induksi)
Tujuan: untuk membunuh sebagian besar sel-sel leukemia di dalam darah dan
sumsum tulang. biasanya memerlukan perawatan di rumah sakit yang panjang karena
obat menghancurkan banyak sel normal dalam proses membunuh sel leukemia.
Diberikan kemoterapi kombinasi yaitu daunorbisin, vincristine, prednisone, dan
asparaginase.
3. Tahap II (terapi konsolidasi/intensifikasi
Bertujuan untuk mengeliminasi sel leukemia residual untuk mencegah relaps dan juga
timbul sel resisten terhadap obat. Terapi ini dilakukan setelah 6 bulan kemudian
4. Tahap III (profilaksis SSP)
Bertujuan untuk mencegah kekambuhan pada SSP. Perawatan diberikan dosis yang
rendah. Menggunakan obat kemoterapi berbeda kadang-kadang dikombinasikan
dengan terapi radiasi untuk mencegah leukemia memasuki otak dan sistem saraf
pusat.
5. Tahap IV (pemeliharaan jangka panjang)
Mempertahan masa remisi. Memerlukan waktu 2-3 tahun.angka harapan hidup yang
membaik dengan pengobatan yang dramatis. Tidak hanya 95% anak dapat mencapai
masa remisi penuh tetapi 60% menjadi sembuh.
6. Terapi Biologi
Untuk meningkatkan daya atahn tubuh alami terhadap kanker. Diberikan suntikan di
dalam pembuluh darah balik.
7. Transfuse darah
Sebelum sumsum tulang kembali berfungsi normal, penderita mungkin memerlukan
transfuse sel darah merah mengatasi anemia, transfuse trombosit untuk mengatasi
perdarahan
8. Terapai radiologi
9. Transplantasi Sel Induk (Stem Cell)
10. Kortikosteroid
11. Sitostatika
12. Infeksi sekunder dihindarkan (bila mungkin penderita diisolasi dalam kamar suci
hama)
13. Imunoterapi
I. KOMPLIKASI
1. Perdarahan, memar, pethecie (bintik perdarahan kemerahan atau keabuan besar ujung
jarum dipermukaan kulit, perdarahan berat
2. Infeksi
3. Pembentukan batu ginjal dan kolik ginjal
4. Anemia
5. Masalah gastrointestinal: mual, muntah, anoreksia, diare, lesi mukosa mulut.
Brunner & Suddarth. 2015. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta : Penerbit Buku
Kedokteran (EGC)
Handayani & Haribowo. 2008. Asuhan Keperawatan pada Klien dengan Gangguan Sistem
Hematologi. Jakarta: Penerbit Salemba Medika
Alvionita & Arifah. 2021. Gambaran Gejala Akibat Kemoterapi pada Anak Usia Sekolah dengan
Leukimia Akut Limfoblastik di RSUD Dr. Moewardi Surakarta. Prosiding Seminar
Nasional Keperawatan, Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Fernandes. 2020. Kelelahan pada Anak dengan Leukimia Limfoblastik Akut dalam Mnejalani
Kemoterapi Fase Induksi. Jurnal Kesehatan Perintis, 69-74.
Khasanna, Asnindari & Widiastuti. 2021. Faktor Yang Mempengaruhi Psikososial Anak dengan
Leukimia Limfoblastik Akut : Literature Riview.
Magifroh. 2021. Literature Riview: Status Gizi pada Anak dengan Leukimia Limfoblastik Akut
usia Sekolah (6-18 tahun) yang Menjalani Kemoterapi. Doctoral Dissertation, Poltekes
Kemenkes Surabaya
PPNI. 2017. Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia Definisi dan Indikator Diagnostik Edisi 1
Cetakan 2. Jakarta: Dewan Pengurus Pusat Persatuan Perawat Nasional Indonesia
PPNI. 2017. Standar Luaran Keperawatan Indonesia. Edisi 1 Cetakan 2. Jakarta: Dewan
Pengurus Pusat Persatuan Perawat Nasional Indonesia
PPNI. 2017. Standar Intervensi Keperawatan Indonesia Definisi dan Tindakan Keperawatan
Edisi 1 Cetakan 2. Jakarta: Dewan Pengurus Pusat Persatuan Perawat Nasional
Indonesia
LAPORAN ASUHAN KEPERAWATAN ANAK USIA 0-18 TAHUN IRINA ESTELA
I. PENGKAJIAN
Nama Mahasiswa : Evi Makal, S.Kep.
NIM : 210141040004
Ruang : Estela
Tanggal Pengkajian : 16 November 2022
Tanggal Praktek : 16 November 2022
A. IDENTITAS PASIEN
No. Rekam Medis : 00770552
Nama Pasien : An. E A
Nama Panggilan :E
Tempat/Tanggal Lahir : Ambon/ 9 September 2015
Umur : 4 tahun 9 bulan
Jenis Kelamin : Laki laki
Bahasa Yang Dimengerti : Bahasa Indonesia
Orang Tua/Wali
Nama Ayah : Tn. R.A
Umur : 41 tahun
Pekerjaan : Karyawan swasta
Pendidikan Terakhir : S1
Nama Ibu : Ny. J.S
Umur : 38 tahun
Pekerjaan : IRT (Ibu Rumah Tangga)
Pendidikan : SMK
Alamat Orang Tua : Maluku tengah
B. KELUHAN UTAMA
Ibu pasien mengatakan pasien sering mengeluh mudah lelah
C. RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG
1. Munculnya Keluhan
a. Tanggal munculnya keluhan
Ibu pasien mengatakan pasien sering mengeluh badan lemah sejak bulan
September 2022
b. Waktu munculnya keluhan
Ibu pasien mengatakan rasa lelah muncul saat pasien banyak beraktifitas
c. Presipitasi/predisposisi
Ibu pasien mengatakan awal bulan September 2022 pasien MRS di Rumah
Sakit di Ambon karena demam. Pasien kemudian dilakukan pemeriksaan
darah dan ditemukan hasil laboratorium Leukosit 168.000, Hb: 6 gr/dl,
trombosit 32.000. Setelah melihat hasil laboratorium pasien kemudian
dirujuk ke RSUD Ambon. Dari RSUD Ambon, pasien kemudian dirujuk
ke RSUP Prof Dr R. D. Kandou Manado untuk tindakan kemoterapi.
2. Karakteristik
a. Karakter (kualitas, kuantital & konsistensi)
Ibu pasien mengatakan pasien sering mangatakan merasa lelah jika terlalu
lama bermain dan kadang muncul secara tiba tiba
b. Lokasi
Pasien mengatakan saat merasa lelah seluruh badan terasa lemah
c. Timing
Kelelahan dirasakan sebelum, saat dan setelah melakukan aktivitas
d. Hal-hal yang meningkatkan/menghilangkan/mengurangi keluhan
Ibu pasien mengatakan pasien akan tidur untuk mengatasi rasa lelah
e. Gejala-gejala lain yang berhubungan
Ibu pasien mengatakan pasien sering menglami demam dan mudah lebam
jika terbentur
3. Masalah sejak munculnya keluhan
a. Serangan mendadak berulang
Ibu pasien mengatakan kelelahan dan kelemahan pasien secara tiba-tiba
dan terjadi secara berulang
b. Perkembangan
Ibu pasien mengatakan setelah menjalani kemoterapi pasien mengalami
perbaikan seperti trombosit dan Hb yang mulai naik. Tetapi ibu pasien
mengatakan saat ini kadar Leukosit pasien mengalami penurunan hingga
dibawah nilai normal.
c. Efek dari pengobatan
Ibu pasien mengatakan selera makan pasien mengalami penurunan setelah
menjalani kemoterapi.
E. RIWAYAT KELUARGA
1. Penyakit yang pernah/sedang diderita keluarga
Ibu pasien mengatakan keluarga baik dari ayah maupun ibi tidak ada yang
menderita penyakit kronik
2. Genogram
Keterangan :
: laki-laki
: perempuan
: sudah meninggal
: pasien
F. RIWAYAT SOSIAL
1. Yang Mengasuh : orang tua
2. Hubungan dengan anggota keluarga : baik
3. Hubungan dengan teman sebaya :
Ibu pasien mengatakan pasien memiliki hubungan yang baik dengan keluarga
dan teman sepermainan
4. Pembawaan secara umum :
Pasien mudah akrab dengan orang lain, suka tersenyum,tampak sangat manja
jika ditemani oleh ibunya.
G. KEADAAN KESEHATAN SAAT INI
1. Diagnosa Medis : Akut Limfoblastik Leukimia (ALL) high risk fase
induksi
2. Tindakan Operasi : pasien tidak ada tindakan operasi
3. Obat-obatan :
Kemoterapi MTX IT 12 mg
Kemoterapi Vincristine 1,2 mg/IV
Kemoterapi Doxorubisin 15,6 mg/iv
Kemoterapi L. Asparginase 5.850 mg/iv
Dexametasone 4 – 3 – 2 /PO
4. Tindakan Keperawatan :
Pemasangan IVFD 16 september 2022
Kemoterapi via intra fekal
Kemoterapi via intravena
5. Hasil Laboratorium 16/11-2022
J. PEMERIKSAAN PERKEMBANGAN
(Berdasarkan hasil pengkajian melalui DDST untuk 0-6 tahun)
1. Personal social :
Pasien tampak bisa mengambil makanan sendiri, ibu pasien mengatakan jika
tidak sakit pasien sudah bisa gosok gigi dan berpakaian sendiri.
2. Adaptif motoric halus : pasien tampak bisa menggambar orang yang terdiri
dari kepala, tangan dan kaki
3. Kognitif dan bahasa : pasien mampu mengartikan kata sifat baik dan nakal,
4. Motoric kasar : ibu pasien mengatakan jika dalam keadaan sehat pasien bisa
berdiri dengan 1 kaki
K. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK PENUNJANG : -
L. INFORMASI LAIN (mencakup rangkuman kesehatan klien dari gizi, fisioterapis,
terapi medis, dll) : -
M. ANALISA DATA
Ndx. KELETIHAN
IV. RENCANA KEPERAWATAN