Anda di halaman 1dari 34

ASUHAN KEPERAWATAN PADA An.

EA DENGAN AKUT LIMFOBLASTIK


LEUKIMIA (ALL) DI IRINA ESTELA RSUP Prof.R.D KANDOU MANADO

Oleh:

EVI URSULIN MAKAL, S.Kep

210141040004

CT: Ns SEFTY ROMPAS, S.Kep, M.Kes

CI: Ns KONDA TAWALUYAN, SKM, S.Kep, M.Kes.

PROGRAM STUDI PROFESI NERS FAKULTAS KEPERAWATAN

UNIVERSITAS SAM RATULANGI MANADO

2022
LAPORAN PENDAHULUAN AKUT LIMFOBLASTIK LEUKIMIA (ALL)

A. DEFINISI
Leukemia adalah keganasan organ pembulu darah, sehingga sumsum tulang didominasi oleh
limfoblas yang abnormal. Faktor resiko leukemia limfoblastik akut adalah faktor kelainan
kromosom, bahan kimia, radiasi, faktor hormonal, infeksi virus (Landier, 2021)
Akut limfoblastik leukemia (ALL) adalah neoplasia agresif yang ditandai dengan prolifearasi
limfosit menyimpang yang tidak terkontrol, dan merupakan jenis kanker yang paling umum
terjadi pada anak-anak, yaitu 30 % dari semua kanker yang didiagnosis pada anak-anak di
bawah usia 15 tahun (Parondi, 2012 dalam Nurhidayah, Oktovianti, Haq & Hidayati, 2022)

B. EPIDEMIOLOGI
Epidemiologi leukemia secara global prevelensi 13,7 per 100.000 populasi dengan tingkat
mortalitas 6,8 per 100.000 populasi per tahun. Di Indonesia menunjukkan bahwa leukemia
merupakan salah satu kanker yang paling banyak ditemui pada anak-anak (Kementrian
Kesehatan RI, 2017).
Menurut Riset Kesehatan Dasar tahun 2017 menunjukkan prevelensi kanker anak umur 0-14
tahun sebesar 16.291 kasus, dan jenis kanker yang paling banyak diderita anak di Indonesia
yaitu leukemia dan retinoblastoma. Pada riset yang dilakukan pada pasien anak di RS Kanker
Dharmais pada tahun 2017 menyatakan bahwa leukemia adalah penyakit dengan jumlah
kasus baru dan jumlah kematian terbanyak di RS Kanker Dharmais (Kementerian Kesehatan
RI, 2017)

C. KLASIFIKASI
1. Leukimia Akut
Leukemia akut adalah keganasan primer sumsum tulang yang berakibat terdesaknya
komponen darah normal oleh komponen darah abnormal (blastosit) yang disertai dengan
penyebaran ke organ-organ lain. Leukemia akut memiliki perjalanan klinis yang cepat,
tanpa pengobatan penderita akan meninggal rata-rata dalam 4-6 bulan.
Klasifikasi leukemia akut antara lain : (Handayani & Haribowo, 2008)
a. Akut Limfoblastik Leukimia (ALL)
ALL merupakan jenis leukemia dengan karakteristik adanya proliferasi dan
akumulasi sel-sel patologis dari sistem limfopoetik yang mengakibatkan
organomegali (pembesaran alat-alat dalam) dan kegagalan organ.
ALL lebih sering ditemukan pada anak-anak (82%) daripada umur dewasa (18%).
Insiden ALL akan mencapai puncaknya pada umur 3-7 tahun. tanpa pengobatan
sebagian anak-anak akan hidup 2-3 bulan setelah terdiagnosis terutama diakibatkan
oleh kegagalan dari sumsum tulang.
b. Leukemia mielossitik akut (LMA)
Merupakan leukemia yang mengenai sel stem hematopoetik yang kelak
berdiferensiasi ke semua sel myeloid. LMA merupakan leukemia nonlimfositik yang
paling sering terjadi.
2. Leukemia Kronik
Merupakan suatu penyakit yang ditandai proliferasi neoplastic dari salah satu sel yang
berlangsung atau terjadi karena keganasan hematologi.
a. Leukemia Limfositik Kronis (LLK)
LLK adalah suatu keganasan klonal limfosit B (jarang pada limfosit T).
Perjalanan penyakit ini biasanya perlahan, dengan akumulasi progresif yang
berjalan lambat dari limfosit kecil yang berumur panjang.
b. Leukemia Granulositik/Mielositik Kronik (LGK/LMK)
LGK/LMK adalah gangguan mieloproliferatif yang ditandai dengan produksi
berlebihan sel myeloid (seri granulosit) yang relative matang. LGK/LMK
mencakup 20 % leukemia dan paling sering dijumpai pada orang dewasa usia
pertengahan (40-50 tahun). abnormalitas genetic yang dinamakan kromosom
Philadelphia ditemukan pada 90-95% penderita LGK/LMK.

D. ETIOLOGI
Hingga kini penyebab leukemia limfoblastik akut belum diketahui. Namun beberapa
faktor resiko diduga bisa meningkatkan resiko seseorang terkena antara lain:
1. Pernah menjalani pengobatan kanker
Anak-anak dan orang dewasa yang pernah menjalani kemoterapi dan terapi radiasi
jenis tertentu untuk jenis kanker lain memilki resiko lebih tinggi terkena leukemia
limfoblastik akut
2. Paparan radiasi
Pasien yang terpapar radiasu tingkat sangat tinggi, seperti orang yang selamat dari
kecelakaan nuklir, memilki resiko lebih tinggi menderita leukemia limfoblastik akut
3. Kelaianan genetic
Kelaianan genetic seperti sindrom Down, bisa meningkatkan resiko ALL

E. PATOFISIOLOGI
Komponen sel darah terdiri atas eritrosit atau sel darah merah (RBC) dan leukosit sel
darah putih (WBC) serta trombosit atau platelet. Seluruh sel darah normal diperoleh dari
sel batang tunggal yang terdapat pada seluruh sumsum tulang. Sela batang dapat dibagi
ke dalam lymphpoid dan sela batang darah (myeloid), dimana pada kebalikannya menjadi
cikal bakal sel yang terbagi sepanjang jalur tunggal khusus. Proses ini dikenal sebagai
hematopoiesis dan terjadi di dalam sumsum tulang tengkorak, tulang belakang, panggul,
tulang dada, dan pada proximal epifasis pada tulang-tilang yang panjang.
ALL meningkat dari sel batang lymphoid tunggal dengan kematangan lemah dan
pengumpulan sel-sel penyebab kerusakan di dalam sumsum tulang. Biasanya dijumpai
tingkat pengembangan lymphoid yang berbeda dalam sumsum tulang mulai dari yang
sangat mentah hingga hampir menjadi sel normal. Derajat kematnagannya merupakan
petunjuk untuk menentukan/meramalkan kelanjutannya. Pada pemeriksaan darah tepi
ditemukan sel muda limfoblas dan biasanya ada leukositosi, kadang-akadang leukopenia
(25%). Jumlah leukosit neutrophil seringkali rendah, demikian pula kadar hemoglobin
dan trombosit. Hasil pemeriksaan sumsum tulang biasanya menujukkan sel-sel blas yang
dominan. Pematangan limfosit B dimulai dari sel pluripotent, kemudian sel stem
limfosid, pre pre-B, early B, sel B intermedia, sel B matang, sel plasmasitoid, dan sel
plasma. Limfist T juga berasal dari sel stem pluipoten, berkembang menjadi sel stem
limfosid, sel timosit imatur, cimmom thymosit, timosit matur, dan menjadi sel limfosit T
helper dan limfosit T supresor.
Peningkatan produksi leukosit juga melibatkan tempat-tempat ekstramedular sehingga
anak-anak menderita pembesaran kelenjar limfe dan hepatomegaly. Sakit tulang juga
sering dijumpai. Juga timbul serangan pada susunan saraf pusat, yaitu sakit kepala,
muntah-muntah, dan gangguan penglihatan.
Sel kanker menghasilakn leukosit imatur/abnormal dalam jumlah yang berlebihan.
Leukosit imatur ini menyusup ke berbagai organ, termasuk sumsum tulang dan
menggantikan unsur-unsur sel yang normal. Hal ini menyebabkan haemopoesis normal
terhambat, akibatnya terjadi penurunan jumlah leukosit, sel darah merah dan trombosit.
Infiltrasi sel kanker ke berbagai organ menyebabkan pemebsaran hati, limpa,
limfodenopati, sakit kepala, muntah dan nyeri tulang serta persendian. Penurunan jumlah
eritrosit menimbulkan anemia, penurunan jumlah trombosit mempengaruhi terjadinya
perdarahan (echimosis, perdarahan gusi, epitaksis, dll). Adanya sel kanker juga
mempengaruhi sistem retikuloendotelial yang dapat menyebabkan gangguan sistem
pertahanan tubuh, sehingga mudah mengalami infeksi. Adanya sel kanker juga
mengganggu metabolisme sehingga sel keurangan makanan.

F. MANIFESTASI KLINIK
1. Anemia : mudah lelah, letargi, pusing, sesak, nyeri dada
2. Anoreksia, kehilangan berat badan, malaise
3. Nyeri tulang dan sendi (karena infiltrasi sumsum tulang oleh sel leukemia), biasanya
terjadi pada anak
4. Demam, banyak berkeringat pada malam hari (hipermetabolisme)
5. Infeksi mulut, saluran napas, selulitis, atau sepsis. Penyebab tersering adalah
gramnegatif usus stafilokokus, streptokokus, serta jamur
6. Perdarahan kulit, gusi, otak, saluran cerna, hematuria
7. Hepatomegaly, splenomegaly, limfadenopati
8. Massa di mediastinum (T-ALL)
9. Leukemia SSP (Leukimia serebral), nyeri kepala, tekanan intracranial naik, muntah,
kelumpuhan saraf otak (VI dan VII), kelainan neurologic fokal, dan perubahan satus
mental.
G. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Hitung darah lengkap menunjukkan normositik, anemia normositik
2. Hemoglobin: dapat kurang dari 10 g/100 ml
3. Retikulosit : jumlah biasanya rendah
4. Jumlah trombosit: mungkin sangat rendah (<50.000/mm)
5. SDP: mungkin lebih rendah dari 50.000/cm dengan peningkatan SDP yang imatur.
Mungkin ada sel blast leukemia
6. PT/PTT: memanjang
7. LDH: mungkin meningkat
8. Asam Urat serum.urine: mungkin meningkat
9. Muramidase serum (lisozim) : penignkatan pada leukemia monositik akut dan
mielomonositik
10. Copper serum : meningkat
11. Zinc serum: meningkat
12. Biopsy sumsum tulang : SDM abnormal biasanya lebih dari 50% atau lebih dari SDP
pada sumsum tulang. Sering 60%-90% dari blast, dengan prekusor eritroid, sel matur,
dan megakariostisis menurun
13. Foto dada dan biopsy nodus limfe: dapat mengindikasikan derajat keterlibatan

H. PENATALAKSANAAN
Tujuan pengobatan adalah mencapai kesembuhan total dengan menghancurkan sel-sel
leukemik sehingga sel normal bisa tumbuh kembali di dalam sumsum tulang.
penatalaksanaan pada ALL antara lain:
1. Kemoterapi
a. Melalui mulut
b. Dengan suntikan langsung ke pembuluh darah
c. Melalui kateter (tabung kecil yang fleksibel)
d. Dengan suntikan langsung ke cairan cerebrospinal
e. Pengobatan umumnya terjadi secara bertahap, meskipun tidak semua fase yang
digunakan untuk semua orang
2. Tahap I (Terapi Induksi)
Tujuan: untuk membunuh sebagian besar sel-sel leukemia di dalam darah dan
sumsum tulang. biasanya memerlukan perawatan di rumah sakit yang panjang karena
obat menghancurkan banyak sel normal dalam proses membunuh sel leukemia.
Diberikan kemoterapi kombinasi yaitu daunorbisin, vincristine, prednisone, dan
asparaginase.
3. Tahap II (terapi konsolidasi/intensifikasi
Bertujuan untuk mengeliminasi sel leukemia residual untuk mencegah relaps dan juga
timbul sel resisten terhadap obat. Terapi ini dilakukan setelah 6 bulan kemudian
4. Tahap III (profilaksis SSP)
Bertujuan untuk mencegah kekambuhan pada SSP. Perawatan diberikan dosis yang
rendah. Menggunakan obat kemoterapi berbeda kadang-kadang dikombinasikan
dengan terapi radiasi untuk mencegah leukemia memasuki otak dan sistem saraf
pusat.
5. Tahap IV (pemeliharaan jangka panjang)
Mempertahan masa remisi. Memerlukan waktu 2-3 tahun.angka harapan hidup yang
membaik dengan pengobatan yang dramatis. Tidak hanya 95% anak dapat mencapai
masa remisi penuh tetapi 60% menjadi sembuh.
6. Terapi Biologi
Untuk meningkatkan daya atahn tubuh alami terhadap kanker. Diberikan suntikan di
dalam pembuluh darah balik.
7. Transfuse darah
Sebelum sumsum tulang kembali berfungsi normal, penderita mungkin memerlukan
transfuse sel darah merah mengatasi anemia, transfuse trombosit untuk mengatasi
perdarahan
8. Terapai radiologi
9. Transplantasi Sel Induk (Stem Cell)
10. Kortikosteroid
11. Sitostatika
12. Infeksi sekunder dihindarkan (bila mungkin penderita diisolasi dalam kamar suci
hama)
13. Imunoterapi
I. KOMPLIKASI
1. Perdarahan, memar, pethecie (bintik perdarahan kemerahan atau keabuan besar ujung
jarum dipermukaan kulit, perdarahan berat
2. Infeksi
3. Pembentukan batu ginjal dan kolik ginjal
4. Anemia
5. Masalah gastrointestinal: mual, muntah, anoreksia, diare, lesi mukosa mulut.

Konsep Asuhan Keperawatan


1. Pengkajian
1) Identitas
a. Identitas Anak
Sering terjadi pada umur kurang dari 5 tahun dan tersering pada laki-laki
dibandingkan perempuan
b. Identitas Orang Tua
- Pendidikan: pendidikan yang rendah pada orang tua mengakibatkan kurangnya
pengetahuan terhadap penyakit anaknya
- Pekerjaan: berhubungan dengan bahan kimia, radiasi sinar X, sinar radioaktif
berpengaruh pada anaknya.
2) Keluhan utama
Keluhan seperti nyeri sendi atau tulang, demam, sakit kepala penurunan berat badan,
kelelahan dan petecki
3) Riwayat kehamilan dan kelahiran
Saat hamil sering mengkonsumsi makana dengan bahan pengawet dan penyedap
rasa, radiasi ibu saat hamil meningkatkan resiko pada janinnya.
4) Riwayat keluarga
Insiden ALL lebih tinggi berasal dari saudara kandung anak-anak yang terserang
terlebih kembar monozigot(identic)
5) Riwayat tumbuh kembang
Pada penderita ALL pertumbuhan dan perkembangan mengalami
keterlamabatanakibat nutrisi yang didapat kurang
6) Data psikososio spiritual
a. Psikologi
Anak belum tahu penyakitnya, sehingga anak tidak merasa memiliki penyakit.
Orang tua mengalami kecemasan mengenai penyakit yang dialami anaknya.
b. Sosial
Anak jarang bermain denga teman-temannya, karena kondisi lemah.
c. Spiritual
Sebelum tidur anak diajarkan untuk berdoa.
7) ADL
a. Nutrisi
Pada ALL terjadi penurunan nafsu makan.
b. Aktivitas istirahat dan tidur
Saat beraktivitas anak cepat lelah, kebanyakan beristirahat dan sebagian aktivitas
dibantu keluarga
c. Eliminasi
Pada ALL umumnya mengalami diare dan penurunan haluaran urine
d. Personal hygiene
Anak mandi 2x sehari, gosok gigi 2x setelah makan dan mau tidur. Sebagian
aktivitas hygiene dibantu keluarga.
8) Keadaan umum
Tampak pucat, demam, lemah, sianosis
9) Pemeriksaan TTV
- RR: manifestasi klinis sesak napas (> 70x/menit)
- Nadi: pada ALL nadi teraba kuat dan cepat (takikardia)
- TD: pada ALL tekanan darah tinggi disebabkan oleh hiperviskositas
- Suhu: terjadi hipertermi karena terjadi infeksi
10) Pemeriksaan Fisik (Head To Toe)
- Kepala dan leher
Rongga mulut : apakah terdapat peradangan, perdarahan gusi, pertumbuhan gigi
apakah suda lengkap, ada karie gigi
Mata : konjungtiva anemis atau tidak
Telinga : ketulian
Leher : distensi vena jugularis
Perdarahan otak
- Pemeriksaan dada dan thorax
Inspeksi: bentuk thorax, adanya retraksi dinding dada
Palpasi denyut apeks
Perkusi untuk menentukan batas jantung
Auskultasi: suara nafas
- Pemeriksaan abdomen
Inspeksi: bentuk, terdapat bayangan vena
Auskultasi: peristaltic usus
Perkusi: asietes atau tidak
- Pemeriksaan genitalia
- Pemeriksaan integument
Perdarahan kulit, nodul subkutan, peningkatan suhu tubuh, kuku: rapuh, bentuk
sendok, sianosis
- Pemeriksaan ekstermitas
Adakah sianosis, kekuatan otot, nyeri tulang dan sendi
2. Diagnose
a. Resiko infeksi berhubungan dengan menurunnya sistem pertahanan tubuh
b. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahanakibat anemia
c. Resiko perdarahan berhubungan dengan trombositopenia
d. Nyeri berhubungan dengan agen pencedera fisiologis dari leukemia

3. Rencana Asuhan Keperawatan


SDKI SLKI SIKI
Resiko Infeksi Sistem Imun Manajemen Lingkungan
b/d penurunan Kriteria hasil: 1. Ciptakan lingkungan tenang
sitem kekebalan - Tidak adanya infeksi 2. Identifikasi kebutuhan keamanan
tubuh berulang pasien
- Tidak adanya tumor 3. Hindari lingkungan yang
- Status pencernaan berbahaya
membaik 4. Hindari objek yang bebahaya
- Status pernapasan 5. Damping pasien selama aktivitas
membaik di luar bangsal
- Berat badan dalam 6. Atur tinggi rendahnya tempat
batas normal tidur
- Tidak adanya 7. Sediakan tempat tidur yang bersih
kelelahan terus dan nyaman
menerus 8. Hindari pencajayaan yang tidak
- Jumlah sel darah penting
putih dalam batas 9. Batasi jumlah pengunjung
normal 10. Lakukan rutinitas sehari-hari
Status Nutrisi sesuai kebutuhan pasien
- Pemasukan nutrisi Manajemen Nutrisi
membaik 1. Tanyakan apakah pasien
- Pemasukan makanan mempunyai alergi terhadap
dan minuman makanan
membaik 2. Pastikan makanan kesukaan
- Energy meningkat pasien
- Masa tubuh dan 3. Dorong kenaikan pemasukan zat
berat badan dalam besi makanan dengan tepat
batas normal 4. Berikan pasien dengan protein
tinggi, kalori tinggi, nutrisi
makanan cemilan dan minuman
bisa dengan mudah
mengkonsumsi dengan tepat
5. Kontrol catatan pemasukan untuk
kandungan nutrisi dan kalori
Intoleransi Toleransi aktivitas Terapi Aktivitas
aktivitas - Saturasi oksigen 1. Monitor respon emosional
beruhubungan dalam batas normal 2. Identifikasi sumber daya yang
dengan - TTV saat beraktivitas dimiliki pasien dalam beraktivitas
kelemahan dalam batas normal 3. Pastikan lingkungan aman
- Warna kulit normal 4. Bantu pasien/keluarga
- Kekuatan tubuh beradaptasi dengan lingkungan
membaik 5. Bantu menyusun aktivitas fisik
Daya tahan tubuh 6. Pastikan lingkungan amanuntuk
- Aktivitas normal pergerakan otot
- Konsentrasi membaik 7. Jelaskan aktivitas motoric untuk
- Kepulihan energy meningkatkan tonus otot
setelah beraktivitas Manajemen energy
membaik 1. Monitor respon oksigenasi pasien
- Tingkat oksigen darah 2. Monitor efek obat depresan dan
normal stimulant
Tingkat kegelisahan 3. Monitor pola tidur
- Nyeri menurun 4. Monitor intake dan output
- Cemas menurun 5. Tentukan pembatasan aktivitas
- Mengerang menurun fisik pasien
- Stress menurun 6. Batasi stimulus lingkungan
- Takut menurun 7. Anjurkan bedrest
- Meringis menurun 8. Lakukan ROM aktif/pasif

Nyeri b/d agen Tingkat Kecemasan Manajemen Nyeri


pencedera - Menghindari 1. Ajarkan pasien tentang
biologis dd efek kecemasan bagaimana cara mengontrol nyeri
fisiologis - Menghindari serangan 2. Ajarkan pasien terapi non
leukemia panic farmakologi untuk mengontrol
- Mengontrol tekanan nyeri
darah 3. Ajrakan pasien dan keluarga
- Menghindari hal-hal menghindari diri dari rasa cemas
yang mengganggu
pola tidur
Tingkat Nyeri
- Mengendalikan rasa
nyeri
- Mengontrol rasa nyeri
Resiko Pembekuan darah Pencegahan Perdarahan
Perdarahan b/d - Perdarah menurun 1. Monitor kemungkinan terjdainya
trombositopenia - Hb membaik perdarahan
- Memar menurun 2. Catat kadar HB dan Ht setelah
- Petechie menurun pasien kehilangan bayak darah
3. Pantau gejala dan tanda
timbulnya perdarahan yang
berkelanjutan
4. Pantau faktor koagulasi
5. Pantau TTV
6. Anjurkan bedrest, jika perlu
7. Hindari tindakan invasive
8. Ajarkan pasien dan keluarga
untuk mengenali tnda dan gejala
terjadinya perdarahan dan
melapor jika ada perdarahan
DAFTAR PUSTAKA

Brunner & Suddarth. 2015. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta : Penerbit Buku
Kedokteran (EGC)

Handayani & Haribowo. 2008. Asuhan Keperawatan pada Klien dengan Gangguan Sistem
Hematologi. Jakarta: Penerbit Salemba Medika

Alvionita & Arifah. 2021. Gambaran Gejala Akibat Kemoterapi pada Anak Usia Sekolah dengan
Leukimia Akut Limfoblastik di RSUD Dr. Moewardi Surakarta. Prosiding Seminar
Nasional Keperawatan, Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Fernandes. 2020. Kelelahan pada Anak dengan Leukimia Limfoblastik Akut dalam Mnejalani
Kemoterapi Fase Induksi. Jurnal Kesehatan Perintis, 69-74.

Khasanna, Asnindari & Widiastuti. 2021. Faktor Yang Mempengaruhi Psikososial Anak dengan
Leukimia Limfoblastik Akut : Literature Riview.

Magifroh. 2021. Literature Riview: Status Gizi pada Anak dengan Leukimia Limfoblastik Akut
usia Sekolah (6-18 tahun) yang Menjalani Kemoterapi. Doctoral Dissertation, Poltekes
Kemenkes Surabaya

PPNI. 2017. Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia Definisi dan Indikator Diagnostik Edisi 1
Cetakan 2. Jakarta: Dewan Pengurus Pusat Persatuan Perawat Nasional Indonesia

PPNI. 2017. Standar Luaran Keperawatan Indonesia. Edisi 1 Cetakan 2. Jakarta: Dewan
Pengurus Pusat Persatuan Perawat Nasional Indonesia

PPNI. 2017. Standar Intervensi Keperawatan Indonesia Definisi dan Tindakan Keperawatan
Edisi 1 Cetakan 2. Jakarta: Dewan Pengurus Pusat Persatuan Perawat Nasional
Indonesia
LAPORAN ASUHAN KEPERAWATAN ANAK USIA 0-18 TAHUN IRINA ESTELA

I. PENGKAJIAN
Nama Mahasiswa : Evi Makal, S.Kep.
NIM : 210141040004
Ruang : Estela
Tanggal Pengkajian : 16 November 2022
Tanggal Praktek : 16 November 2022

A. IDENTITAS PASIEN
No. Rekam Medis : 00770552
Nama Pasien : An. E A
Nama Panggilan :E
Tempat/Tanggal Lahir : Ambon/ 9 September 2015
Umur : 4 tahun 9 bulan
Jenis Kelamin : Laki laki
Bahasa Yang Dimengerti : Bahasa Indonesia
Orang Tua/Wali
Nama Ayah : Tn. R.A
Umur : 41 tahun
Pekerjaan : Karyawan swasta
Pendidikan Terakhir : S1
Nama Ibu : Ny. J.S
Umur : 38 tahun
Pekerjaan : IRT (Ibu Rumah Tangga)
Pendidikan : SMK
Alamat Orang Tua : Maluku tengah

B. KELUHAN UTAMA
Ibu pasien mengatakan pasien sering mengeluh mudah lelah
C. RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG
1. Munculnya Keluhan
a. Tanggal munculnya keluhan
Ibu pasien mengatakan pasien sering mengeluh badan lemah sejak bulan
September 2022
b. Waktu munculnya keluhan
Ibu pasien mengatakan rasa lelah muncul saat pasien banyak beraktifitas
c. Presipitasi/predisposisi
Ibu pasien mengatakan awal bulan September 2022 pasien MRS di Rumah
Sakit di Ambon karena demam. Pasien kemudian dilakukan pemeriksaan
darah dan ditemukan hasil laboratorium Leukosit 168.000, Hb: 6 gr/dl,
trombosit 32.000. Setelah melihat hasil laboratorium pasien kemudian
dirujuk ke RSUD Ambon. Dari RSUD Ambon, pasien kemudian dirujuk
ke RSUP Prof Dr R. D. Kandou Manado untuk tindakan kemoterapi.
2. Karakteristik
a. Karakter (kualitas, kuantital & konsistensi)
Ibu pasien mengatakan pasien sering mangatakan merasa lelah jika terlalu
lama bermain dan kadang muncul secara tiba tiba
b. Lokasi
Pasien mengatakan saat merasa lelah seluruh badan terasa lemah
c. Timing
Kelelahan dirasakan sebelum, saat dan setelah melakukan aktivitas
d. Hal-hal yang meningkatkan/menghilangkan/mengurangi keluhan
Ibu pasien mengatakan pasien akan tidur untuk mengatasi rasa lelah
e. Gejala-gejala lain yang berhubungan
Ibu pasien mengatakan pasien sering menglami demam dan mudah lebam
jika terbentur
3. Masalah sejak munculnya keluhan
a. Serangan mendadak berulang
Ibu pasien mengatakan kelelahan dan kelemahan pasien secara tiba-tiba
dan terjadi secara berulang
b. Perkembangan
Ibu pasien mengatakan setelah menjalani kemoterapi pasien mengalami
perbaikan seperti trombosit dan Hb yang mulai naik. Tetapi ibu pasien
mengatakan saat ini kadar Leukosit pasien mengalami penurunan hingga
dibawah nilai normal.
c. Efek dari pengobatan
Ibu pasien mengatakan selera makan pasien mengalami penurunan setelah
menjalani kemoterapi.

D. RIWAYAT KESEHATAN MASA LALU


1. Prenatal
a. Keluhan saat hamil
Ibu pasien mengatakan waktu hamil sering mangalami muntah dan mual,
namun masih dapat diatasi
b. Tempat ANC
Rumah sakit
c. Kebutuhan nutrisi saat hamil
Ibu pasien mengatakan saat hamil kebutuhan nutrisi baik
d. Usia kehamilan (preterm, aterm, dan post term)
Usia kehamilan aterm (cukup bulan)
e. Kesehatan saat hamil dan obat yang diminum
Ibu pasien mengatakan selama kehamilan sehat dan hanya mengkonsumsi
obat vitamin hamil
2. Perinatal
a. Tindakan persalinan : Lahir normal
b. Tempat bersalin : RS Ambon
c. Obat-obatan : Vitamin.
3. Postnatal
a. Kondisi kesehatan : ibu pasien mengatakan tidak ada
penurunan kondisi kesehatan setelah melahirkan
b. APGAR skor : tidak diketahui
c. BB lahir, PB lahir : 3.250 gram, 47 cm
4. Penyakit yang pernah diderita : ibu pasien mengatakan pasien hanya
pernah sakit demam, batuk dan pilek.
5. Hospitalisasi/tindakan operasi : ibu pasien mengatakan pasien pernah MRS
di rs Ambon karena badan Panas
6. Injury/kecelakaan : Ibu pasien mengatakan pasien tidak pernah
mengalami kecelakaan
7. Alergi : tidak ada alergi
8. Imunisasi dan tes laboratorium : Ibu pasien mengatakan imunisasi dasar
pasien lengkap
9. Pengobatan :
Kemoterapi MTX IT 12 mg
Kemoterapi Vincristine 1,2 mg/IV
Kemoterapi Doxorubisin 15,6 mg/iv
Kemoterapi L. Asparginase 5.850 mg/iv
Dexametasone 4 – 3 – 2 /PO

E. RIWAYAT KELUARGA
1. Penyakit yang pernah/sedang diderita keluarga
Ibu pasien mengatakan keluarga baik dari ayah maupun ibi tidak ada yang
menderita penyakit kronik
2. Genogram

Keterangan :
: laki-laki

: perempuan

: sudah meninggal

: pasien

F. RIWAYAT SOSIAL
1. Yang Mengasuh : orang tua
2. Hubungan dengan anggota keluarga : baik
3. Hubungan dengan teman sebaya :
Ibu pasien mengatakan pasien memiliki hubungan yang baik dengan keluarga
dan teman sepermainan
4. Pembawaan secara umum :
Pasien mudah akrab dengan orang lain, suka tersenyum,tampak sangat manja
jika ditemani oleh ibunya.
G. KEADAAN KESEHATAN SAAT INI
1. Diagnosa Medis : Akut Limfoblastik Leukimia (ALL) high risk fase
induksi
2. Tindakan Operasi : pasien tidak ada tindakan operasi
3. Obat-obatan :
Kemoterapi MTX IT 12 mg
Kemoterapi Vincristine 1,2 mg/IV
Kemoterapi Doxorubisin 15,6 mg/iv
Kemoterapi L. Asparginase 5.850 mg/iv
Dexametasone 4 – 3 – 2 /PO
4. Tindakan Keperawatan :
Pemasangan IVFD 16 september 2022
Kemoterapi via intra fekal
Kemoterapi via intravena
5. Hasil Laboratorium 16/11-2022

Jenis Pemeriksaan Hasil Nilai Rujukan


Leukosit 3.700 5.0-13.0 10^3/Ul
Hemoglobin 10,2 gr/dl 11.5-15.5 g/dL
Hematocrit 30,7 % 35.0-45.0 %
Trombosit 253.000 170-450 10^3/Ul
Ureum Serum 25 mg/dl 10-40 mg/dl
Creatinin serum 0,3 mg/dl 0.5-1.5 mg/dL

H. PENGKAJIAN POLA KESEHATAN KLIEN SAAT INI


1. Pemeliharaan dan persepsi terhadap kesehatan
Ibu Pasien mengatakan kalau saat ini pasien rutin melaksanakan kemoterapi
dan ibu pasien yakin bahwa pasien bisa sembuh
2. Nutrisi
Pasien makan 3 kali sehari (nasi, ikan, sayur, buah) ditambah cemilan biscuit
Porsi makan dihabiskan sebanyak ¾ dari porsi yang diberikan
3. Cairan
Pasien minum air putih dan susu kurang lebih 1500 cc/hari. Tidak ada keluhan
saat minum.
4. Aktivitas
Pasien memerlukan bantuan orang lain dalam pemenuhan kebutuhan sehari
hari. Pasien tampak banyak berbaring di tempat tidur
5. Tidur dan Istirahat
Pasien tidur malam kurang lebih 8 jam dan tidur siang kurang lebih 2 jam.
Pasien mengatakan dapat tertidur dengan baik.
6. Eliminasi
BAK : 6-7 x/hari, tidak ada gangguan saat BAK
BAB : 1 x/hari
7. Pola hubungan
Ibu pasien mengatakan pasien memiliki pola hubungan baik dengan orang tua,
teman sekamar bahkan dengan perawat di ruang Estella.
8. Kognitif dan Persepsi
a. Respon secara umum dari anak
Pasien tampak menangis saat akan dilakukan pemasangan infus
b. Respon anak untuk bicara, suara atau objek sentuhan
Pasien dapat berbicara dengan baik namun pengucapan kata belum jelas
c. Kemampuan untuk mengidentifikasi kebutuhan miusalnya lapar, haus,
nyeri, dll
Pasien sudah mampu mengungkapkan keinginan seperti ingin makan apa,
ingin ke toilet ataupun mengantuk
9. Konsep diri
tidak dapat dikaji
10. Seksual dan menstruasi
Pasien berjenis kelamin laki laki
11. Nilai
a. Perkembangan moral anak dan perilaku anak : pasien tampak berprilaku
baik seperti kebanyakan anak seusianya
b. Keyakinan akan kesehatan, keyakinan agama : pasien menganut agama
Katolik
I. PEMERIKSAAN FISIK
1. Keadaan Umum
a. Tingkat Kesadaran : Composmentis (Sadar Penuh)
b. TTV :
Tekanan Darah : 100/60 mmHg
Nadi : 90 x/menit
RR : 24 x/menit
Suhu : 36.4 0C
c. Respon Nyeri : pasien mengatakan tidak ada nyeri
d. BB : 19,4 kg
Tinggi Badan : 115 cm
LLA : 18 cm
LK : 51 cm
LP : 65 cm
2. Kulit : lembab, tidak ada luka
3. Kepala :
Inspeksi : rambut berwarna hitam, tidak ada ketombe, tidak ada lesi
Palpasi : tidak ada hematoma
4. Mata :
Konjungtiva tampak anemis, sclera tidak icterus, tidak ada gangguan
penglihatan
5. Telinga : normal, tidak ada gangguan pendengaran
6. Hidung : simetris, tidak ada epitaksis
7. Mulut : tidak ada sariawan, tidak ada lesi dimulut
8. Leher : tidak ada pembesaran kelenjar getah bening,
9. Dada : bentuk dada normal, gerakan dada normal
10. Payudara : normal, tidak teraba benjolan
11. Paru-paru : suara napas normal, tidak ada suara napas
tambahan
12. Jantung : suara jantung: normal, CRT < 3 detik
13. Abdomen
Inspeksi : abdomen pasien tampak cembung
Palpasi : teraba pembesaran hepar dan limfa
Perkusi : terdengar bunyi pekak saat dilakukan perkusi abdomen
Auskultasi : peristaltk usus 16-18x/menit
14. Genitalia : tidak ada kelainan, tampak bersih
15. Anus dan rectum : tidak ada hemoroid, tidak ada luka
16. Musculoskeletal : pergerakan sendi bebas, tidak ada kelainan tulang
belakang, tidak ada fraktur.
4 4
Kekuatan otot :
4 4
17. Neurologi : tidak ada kelainan

J. PEMERIKSAAN PERKEMBANGAN
(Berdasarkan hasil pengkajian melalui DDST untuk 0-6 tahun)
1. Personal social :
Pasien tampak bisa mengambil makanan sendiri, ibu pasien mengatakan jika
tidak sakit pasien sudah bisa gosok gigi dan berpakaian sendiri.
2. Adaptif motoric halus : pasien tampak bisa menggambar orang yang terdiri
dari kepala, tangan dan kaki
3. Kognitif dan bahasa : pasien mampu mengartikan kata sifat baik dan nakal,
4. Motoric kasar : ibu pasien mengatakan jika dalam keadaan sehat pasien bisa
berdiri dengan 1 kaki
K. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK PENUNJANG : -
L. INFORMASI LAIN (mencakup rangkuman kesehatan klien dari gizi, fisioterapis,
terapi medis, dll) : -
M. ANALISA DATA

Data Fokus Etiologi Masalah Keperawatan


Data Subjektif : Penyakit kronis dan Keletihan
- Ibu pasien anemia menyebabkan
mengatakan pasien kelemahan pada tubuh
sering mengeluh
cepat lelah
Data Objektif :
- Keadaan kesehatan
saat ini diagnose
medis Akut
Limfoblastik
Leukimia (ALL)
- Pasien tampak
banyak berbaring di
tempat tidur
- Hb 10,2 gr/dl
- Pasien tampak
dibantu dalam
pemenuhan
kebutuhan sehari hari
- kekuatan otot
4 4
4 4
Data Subjektif : - Leukosit yang rendah Risiko infeksi
Data Objektif : menyebabkan
- Pasien terdiagnosa ketidakadekuatan
Akut Leukemia pertahanan tubuh
Limfoblastik sekunder : imunosupresi
- Leukosit : 3.700 dengan kondisi klinis
terkait penyakit ALL

II. DIAGNOSA KEPERAWATAN


1. Keletihan berhubungan dengan penyakit kronis dan anemia
2. Resiko Infeksi berhubungan dengan faktor resiko ketidakadekuatan pertahanan
tubuh sekunder :imunosupresi dengan kondisi klinis terkait penyakit ALL
III. PATHWAY KASUS
Etiologi : paparan radiasi dan zat
zat karsiogen

Menyerang sel batang Lymphoid

kerusakan pada sumsum tulang


belakang

Peningkatan produksi Lymphoid


Penurunan produksi hemoglobin
dari yang tidak matang

Penurunan kadar leukosit didalam Penurunan suplai Oksigen dan


darah nutrisi ke organ dan perifer tubuh

Penurunan system pertahanan Penurunan produksi metabolism


tubuh energy

Kerentanan terhadap infeksi Tubuh kekurangan energi

Pasien mengeluhkan kelemahan


Ndx. RESIKO INFEKSI
tubuh

Ndx. KELETIHAN
IV. RENCANA KEPERAWATAN

SDKI SLKI SIKI


Keletihan berhubungan Setelah dilakukan tindakan Manajemen energy
dengan penyakit kronis dan keperawatan selama 3 x 7 (I.05178)
anemia ditandai dengan : jam maka Tingkat Observasi
Data Subjektif : keletihan menurun 1. Identifikasi
- Ibu pasien dengan kriteria hasil: gangguan fungsi
mengatakan pasien Tingkat keletihan tubuh yang
sering mengeluh (L.05046) mengakibatkan
cepat lelah - verbalisasi lelah kelelahan
Data Objektif : cukup menurun (skala Terapeutik
- Keadaan kesehatan 4) 2. Sediakan lingkungan
saat ini diagnose - Kemampuan nyaman dan rendah
medis Akut melakukan aktivitas stimulus
Limfoblastik rutin cukup 3. Lakukan latihan
Leukimia (ALL) meningkat (skala 4) rentang gerak pasif
- Pasien tampak banyak atau aktif
berbaring di tempat 4. Berikan aktifitas
tidur distraksi yang
- Hb 10,2 gr/dl menenangkan
- Pasien tampak 5. Fasilitasi duduk
dibantu dalam disamping tempat
pemenuhan tidur
kebutuhan sehari hari Edukasi
- Kekuatan otot 6. Anjurkan melakukan
4 4 aktifitas bertahap
4 4
Kolaborasi
7. Kolaborasi dalam
penentuan asupan
gizi
Resiko Infeksi (D.0142) Setelah dilakukan tindakan Pencegahan Infeksi
berhubungan dengan faktor keperawatan selama 3 x 7 (I.14539)
resiko ketidakadekuatan jam maka Sistem Imun Observasi:
pertahanan tubuh membaik 1. Monitor tanda dan
sekunder :imunosupresi dengan kriteria hasil: gejala infeksi local
dengan kondisi klinis Status Imun (L.14133) dan sistemik
terkait penyakit ALL - Tidak adanya Terapeutik
Data Subjektif : kelelahan terus 2. Batasi jumlah
- Ibu Pasien menerus pengunjung
mengatakan pasien - Jumlah sel darah putih 3. Cuci tangan sebelum
sering mengeluh dalam batas normal dan sesudah kontak
lelah (5.0-13.0 10^3/Ul) dengan pasien dan
Data Objektif : lingkungan pasien
- Pasien terdiagnosa Edukasi :
Akut Leukemia 4. Jelaskan tanda dan
Limfoblastik gejala infeksi
- Leukosit : 3.700 5. Ajarkan cara mencuci
tangan dengan benar
6. Anjurkan
meningkatkan asupan
nutrisi
7. Anjurkan
meningkatkan asupan
cairan
Kolaborasi :
8. Kolaborasi pemberian
terapi, jika perlu
V. IMPLEMENTASI DAN EVALUASI HARI 1

Tanggal Diagnosa Implementasi Evaluasi


/Waktu Keperawatan
16/11- Keletihan 1. Mengidentifikasi gangguan fungsi tubuh yang 16 November 2022 jam 14.00
2022 mengakibatkan kelelahan
Hasil : kurangnya kadar Hemoglobin akibat S : Pasien mengatakan kelelahan tubuh
penyakit ALL menyebabkan tubuh pasien mulai berkurang
menjadi cepat lelah O:
2. Menyediakan lingkungan nyaman dan rendah - Pasien tampak bermain robot robotan
stimulus diatas tempat tidur
Hasil : mengatur suhu ruangan dengan - Pasien dapat minum dan makan
memasang AC dan mengatur penjaga satu sendiri
pasien satu penjaga A : Tingkat keletihan menurun
3. Memfasilitasi pasien untuk duduk disamping P : Intervensi dilanjutkan
tempat tidur dan diikuti oleh pasien
4. Melakukan latihan rentang gerak aktif dengan
mencontohkan gerakan fleksi dan ekstensi
tangan, kaki dan pergerakan kepala dan diikuti
oleh pasien
5. Memberikan aktifitas distraksi dengan
menemani pasien menonton tayangan kartun di
handphone
6. Menganjurkan pasien melakukan aktifitas
bertahap seperti berjalan pada pagi hari di
dalam ruangan Estella
7. Mengedukasi orangtua pasien terkait gizi
sesuai yang dianjurkan oleh ahli gizi rumah
sakit yakni makanan tinggi kalori dan tinggi
protein
16/11- Resiko 1. Mencuci tangan sebelum dan sesudah kontak 16 November 2022 jam 14.00
2022 infeksi dengan pasien dan lingkungan pasien dengan
menggunakan sabun dan air mengalir atau S:-
handrub O:
2. Memonitor tanda dan gejala infeksi lokal dan - SB : 36,5°C
sistemik - Tidak ada tanda tanda infeksi
Hasil : tidak ada tanda tanda infeksi local, A : Infeksi tidak terjadi
terdapat penurunan kadar leukosit darah : 3.700 P : Intervensi dilanjutkan
3. Menjelaskan tanda tanda infeksi seperti adanya
peningkatan suhu tubuh, leukosit naik melebihi
batas normal atau turun lebih rendah dari batas
normal, bengkak pada kulit maupun kemerahan
Hasil ; orang tua pasien mengerti dengan
penjelasan yang diberikan
4. Membatasi jumlah penjaga pasien satu pasien
dijaga oleh satu penjaga
5. Mengajarkan cara mencuci tangan dengan benar
dengan menggunakan 6 langkah cuci tangan
menurut WHO serta menganjurkan penjaga
untuk selalu menggunakan masker
6. Menganjurkan meningkatkan asupan nutrisi
dengan minum susu dan makan makanan yang
bergizi
7. Menganjurkan meningkatkan asupan cairan
dengan minum segelas air setiap 2 – 3 jam

IMPLEMENTASSI DAN EVALUASI HARI 2

Tanggal Diagnosa Implementasi Evaluasi


/Waktu Keperawatan
17/11- Keletihan 1. Menyediakan lingkungan nyaman dan rendah 17 November 2022 jam 14.00
2022 stimulus
Hasil : mengatur suhu ruangan dengan S : Pasien mengatakan kelelahan tubuh
memasang AC dan mengatur penjaga satu mulai berkurang
pasien satu penjaga O:
2. Memberikan aktifitas distraksi dengan - Pasien tampak bermain robot robotan
menemani pasien bermain robot robotan diatas tempat tidur
3. Menemani pasien melakukan aktifitas bertahap - Pasien dapat berjalan ke toilet sendiri
seperti berjalan di dalam ruangan Estella - Pasien berkomunikasi dengan teman
4. Mengedukasi kembali orangtua pasien terkait sekamarnya
gizi sesuai yang dianjurkan oleh ahli gizi A : Tingkat keletihan menurun
rumah sakit yakni makanan tinggi kalori dan P : Intervensi Stop
tinggi protein
17/11- Resiko 1. Mencuci tangan sebelum dan sesudah kontak 17 November 2022 jam 14.00
2022 infeksi dengan pasien dan lingkungan pasien dengan
menggunakan sabun dan air mengalir atau S:-
handrub O:
2. Memonitor tanda dan gejala infeksi lokal dan - SB : 36,8°C
sistemik - Tidak ada tanda tanda infeksi
Hasil : tidak ada tanda tanda infeksi local, SB : A : Infeksi tidak terjadi
36,8°C P : Intervensi dilanjutkan
3. Membatasi jumlah penjaga pasien satu pasien
dijaga oleh satu penjaga
4. Mengajarkan kembali cara mencuci tangan
dengan benar dengan menggunakan 6 langkah
cuci tangan menurut WHO serta menganjurkan
penjaga untuk selalu menggunakan masker
5. Menganjurkan meningkatkan asupan nutrisi
dengan minum susu dan makan makanan yang
bergizi
6. Menganjurkan lagi agar pasien diberi asupan
cairan dengan minum segelas air setiap 2 – 3
jam

IMPLEMENTASSI DAN EVALUASI HARI 3

Tanggal Diagnosa Implementasi Evaluasi


/Waktu Keperawatan
18/11- Resiko 1. Mencuci tangan sebelum dan sesudah kontak 18 November 2022 jam 14.00
2022 infeksi dengan pasien dan lingkungan pasien dengan
menggunakan sabun dan air mengalir atau S:-
handrub O:
2. Memonitor tanda dan gejala infeksi lokal dan - SB : 36,5°C
sistemik - Tidak ada tanda tanda infeksi
Hasil : tidak ada tanda tanda infeksi local, SB : A : Infeksi tidak terjadi
36,5°C P:
3. Membatasi jumlah penjaga pasien satu pasien Pasien pulang
dijaga oleh satu penjaga Intervensi dilanjutkan secara mandiri oleh
4. Mengajarkan kembali cara mencuci tangan orangtua
dengan benar dengan menggunakan 6 langkah
cuci tangan menurut WHO serta menganjurkan
penjaga untuk selalu menggunakan masker
5. Menganjurkan meningkatkan asupan nutrisi
dengan minum susu dan makan makanan yang
bergizi
6. Menganjurkan lagi agar pasien diberi asupan
cairan dengan minum segelas air setiap 2 – 3
jam

Anda mungkin juga menyukai