OLEH : KELOMPOK 6
NAMA NIM
KELAS : A15-B
2022
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur senantiasa kami panjatkan terhadap Tuhan yang Maha Esa. Berkat rahmat dan
karunian-Nya kami dapat menyusun tugas makalah ini dengan isi yang dapat membantu kami
mengenal lebih dalam mengenai ilmu kesehatan keperawatan. Dengan berkat beliau lah kelompok
kami dapat menyelesaikan makalah ini guna memenuhi tugas untuk mata kuliah Keterampilan Dasar
Keperawatan dengan judul yaitu Pemeriksaan Fisik Abdomen.
Kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dikarenakan
keterbatasan pengalaman dan pengetahuan yang kami miliki oleh karena itu kami mengharapkan
segala bentuk dan saran serta masukan bahkan kritik yang membangun dari berbagai pihak. Akhirnya
kami berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi perkembangan ilmu pendidikan
khususnya ilmu kesehatan.
Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membaca. Sehingga
makalah yang kami susun dapat berguna bagi kami sendiri maupun orang yang membacanya.
Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan ataupun
ada kesalahan dalam penulisan makalah ini.
Penulis
2
DAFTAR ISI
3
BAB I
PENDAHULUAN
4
1.3 Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui apa arti dari pemeriksaan fisik abdomen.
2. Untuk mengetahui bagaimana persiapan dan alat yang perlu disiapkan.
3. Untuk mengetahui prosedur melakukan pemeriksaan fisik abdomen.
5
BAB II
PEMBAHASAN
3. Epigastrica meliputi organ: pilorus gaster, duodenum, pankreas dan sebagian dari
hepar.
4. Lumbalis dextra meliputi organ: kolon ascenden, bagian distal ginjal kanan,
sebagian duodenum dan jejenum.
6
5. Lumbalis sinistra meliputi organ: kolon ascenden, bagian distal ginjal kiri,
sebagian jejenum dan ileum.
6. Umbilical meliputi organ: Omentum, mesenterium, bagian bawah duodenum,
jejenum dan ileum.
7. Inguinalis dextra meliputi organ: sekum, apendiks, bagian distal ileum dan ureter
kanan.
8. Inguinalis sinistra meliputi organ: kolon sigmoid, ureter kiri dan ovarium kiri.
9. Pubica/Hipogastric meliputi organ: ileum, vesica urinaria dan uterus (pada
kehamilan).
7
dipalpasi. Terutama pada pasien yang nyeri, alihkan perhatian pasien dengan
mengajak pasien berbicara agar pasien merasa lebih nyaman.
Posisi terbaik pada pemeriksaan fisik abdomen adalah supinasi dengan kedua
lengan di samping kanan dan kiri badan atau menyilang di dada. Kedua
tungkai difleksikan untuk membantu agar dinding abdomen lebih rileks.
Apabila lengan diletakkan di atas kepala, dinding abdomen akan teregang dan
menjadi lebih tegang, sehingga palpasi menjadi lebih sulit. Pemeriksa berada
di sebelah kanan pasien.
2. Persiapan Peralatan
1. INSPEKSI
1. Kulit
Perhatikan tinggi dinding perut dibanding dinding dada, wujud kelainan kulit,
jaringan parut pelebaran vena. Kemungkinan yang ditemukan : pink purple
striaepada Cushing’s syndrome, dilatasi vena pada sirosis hepatis atau
obstruksi vena cava inferior, jaringan parut bekas operasi, cullen”s sign dan
grey turner’s sign (hematoma pada daerah umbilikus dan pinggang), sebagai
tanda pankreatitis akut.
8
2. Umbilikus
3. Bentuk Perut
5. Adanya pulsasi
Normal : pada orang kurus terlih at pulsasi aorta abdominalis. Aneurisma aorta
: terlihat massa dengan pulsasi. Pulsasi epigastrium : pembesaran ventrikel
kanan.
2. AUSKULTASI
Dengarkan suara bising usus dan catat jumlah frekuensidan karakter bising.
Normal 5 sampai 34 kali permenit. Ada beberapa kemungkinan yang dapat
ditemukan, antara lain :
1. Bising usus dapat meningkat atau menurun. Perubahan didapatkan pada diare,
obstruksi usus, ileus paralitik dan peritonitis.
2. Desiran, didapatkan pada stenosis arteri renalis.
3. Friction rubs, didapatkan pada tumor hepar, infark splenikus.
4. Borborygmi dan metalic sound, didapatkan pada ileus obstruktif.
9
3. PERKUSI
Berguna untuk orientasi abdomen, untuk meyakinkan pemeriksaan hati, lien dan
mengidentifikasi adanya cairan asites, benda padat, massa yang terisi cairan dan
udara bebas di perut serta usus.
1. Perkusi Hepar
Prosedur pemeriksaan :
Liver span normal: 6-12 cm pada linea medioklav ikularis kanan sedangkan pada
linea mid sternalis 4-8 cm. Pada penyakit paru obstruktif pekak hati menurun tetapi
liver spannormal. Liver span melebar: hepatomegali (hepatitis, CHF), efusi pleura
kanan. Liver span menyempit : hepar kecil (sirosis hepatis), udara bebas di bawah
diafragma.
Perkusi sela iga terendah di linea aksilaris anterior kiri.Pada daerah ini
terdengar suara timpani. Minta penderita tarik napas dalam dan tahan nafas.
Perkusi lagi di tempat yang sama. Dalam keadaan normal suara tetap terdengar
timpani. Berarti tidak ada splenomegali.
Bila dicurigai terdapat splenomegali maka lakukan perkusi dari berbagai arah
mulai dari redup atau timpani ke arah daerah pekak yang diduga limpa
sehingga bisa memberikan gambar batas-batas lien.
10
4. PALPASI
1. PALPASI HATI
Langkah-langkah pemeriksaan :
2. PALPASI LIEN
11
melalui umbilikus menuju ke SIAS kanan. Garis ini dibagi menjadi 8
skala shuffner.
3. PALPASI GINJAL
Ginjal kanan :
12
BAB 3
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Pemeriksaan fisik abdomen merupakan prosedur diagnostik yang rutin
dilakukan pada berbagai kondisi dan keluhan yang terkait sistem gastrointestinal
seperti diare, gastritis, massa intra abdomen, ataupun trauma abdomen. Dengan tujuan
untuk mengidentifikasi tanda penyakit atau kelainan pada daerah abdomen. Abdomen
adalah bagian tubuh yang berbentuk rongga terletak diantara toraks dan pelvis.
Rongga ini berisi viscera dan dibungkus dinding abdomen yang terbentuk dari dari
otot abdomen, columna vertebralis, dan tulang ilium. Pemeriksaan fisik abdomen
terdiri empat tahap secara berurutan mulai dari inspeksi, auskultasi, perkusi dan
palpasi.
3.2 Saran
Diharapkan dengan adanya makalah ini dapat berguna dan dapat menambah
ilmu atau pemahaman dalam proses belajar pemeriksaan fisik abdomen. Agar
pemeriksaan fisik dapat dilakukan dengan baik, dan sebagai seorang mahasiswa
keperawatan harus memahami ilmu pemeriksaan fisik dengan sempurna dan
pemeriksaan fisik ini harus dikakukan dengan prosedur yang benar.
13
DAFTAR PUSTAKA
14