Disusun Oleh
Nama : Eva Septerina Dwi Hapsari
Nim : SN171067
D. Patofisiologi
Komponen sel darah terdiri atas eritrosit atau sel darah merah (RBC) dan
leukosit atau sel darah putih (WBC) serta trombosit atau platelet. Seluruh sel darah
normal diperoleh dari sel batang tunggal yang terdapat pada seluruh sumsum tulang.
Sel batang dapat dibagi ke dalam lymphpoid dan sel batang darah (meyloid), dimana
pada kebalikannya menjadi cikal bakal sel yang terbagi sepanjang jalur tunggal
khusus. Proses ini dikenal sebagai hematopoiesis dan terjadi di dalam sumsum
tulang tengkorak, tulang belakang, panggul , tulang dada dan pada proximal epifisis
pada tulang-tulang yang panjang
ALL meningkat dari sel batang lymphoid tunggal dengan kematangan
lemah dan pengumpulan sel-sel penyebab kerusakan di dalam sumsum tulang.
Biasanya dijumpai tingkat pengembangan lymphoid yang berbeda dalam sumsum
tulang mulai dari sangat mentah hingga hampir menjadi sel normal. Derajat
kementahannya merupakan petunjuk untuk menentukan/ meramalkan kelajutannya.
Pada pemeriksaan darah tepi ditemukan sel muda limfoblas dan biasanya ada
leukositosis, kadang-kadangleukopenia (25%). Jumlah leukosit neutrofil seringkali
rendah, demikian pula kadar hemoglobin dan trombosit. Hasil pemeriksaan sumsum
tulang bisanya menunjukkan sel-sel blas yang dominan. Pematangan limfosit B
dimulai dari sel stem pluripoten kemudian sel stem limfoid, pre-B early B, sel B
intermedia, sel B matang, sel plasmasitois dan sel plasma. Limfosit T juga berasal
dari sel sistem pluripotein, berkembang menjadi sel stem limfoid, sel timosit imatur,
cimmom thymosit, timosi matur, dan menjadi sel limfoit T helper dan limfoit T
supressor.
Peningkatan prosuksi leukosit juga melibakan tempat-tempat ektramedular
sehingga anak-anak menderita pembesaran limfe dan hepatosplenomgali. Sakit
tulang sering dijumpai. Juga timbul serangan pada susunan saraf pusat, yaitu sakit
kepala, muntah, seizures dan gangguan penglihatan.
Sel kanker menghasilkan leukosit yang immatur/ abnormal dalam jumlah
yang berlebihan leukosit imatur ini menyusun ke berbagai organ termasuk susmsum
tulang san menggantikan unsur-unsur sel yang normal. Limfosit immatur
berproliferasi dalam sumsum tulang dan jaringan perifer sehingga mengganggu
perkembangan sel normal. Hal ini menyebabkan haemopoesis normal terhambat
akibatnya terjadi penurunan jumlah lekosit sel darah merah dan trombosit. Infiltrasi
sel kanker ke berbagai organ menyebabkan pembesaran hati limfe limfodenopati
sakit kepala muntah nyeri tulang serta persendian. Penurunan jumlah eritrosit
menimbulkan anemia penurunan jumlah trombosit mempermudah terjadinya
perdarahan (echimisis perdarahan gusi epistaksis dll) adanya sel kanker juga
mempengaruhi sistem reikuloendotelial yang dapat menyebabkan gangguan sistem
pertahanan tubuh sehingga mudah emngalami infeksi. Adanya sel kanker juga
mengganggu metabolisme sehingga sel kekurangan makanan (Smetzer,2014)
E. Pathway
Faktor Eksternal (HTLV-1,
Faktor internal karinogenik, agen, obat-
( genetik, imunologi) obatan, radiasi
Leukemia
Penekanan BM
Gangguan Leuko memfagosit
gangguan pembentukan
pembentukan leukosit eritrosit & trombosit
komponen darah
c
Potensial terjadi
Anemia
Leukopeni perdarahan yang tidak
terkontrol
F. Penatalaksanaan
G. Pemeriksaan Penunjang
1. Darah tepi adanya : pensitopenia, limfositosis yang kadang-kadang
menyebabkan gambaran darah tepi monoton terdapat sel blast, yang merupakan
gejala patogonomik untuk leukemia
2. Sumsum tulang : dari pemeriksaan sumsum tulang akan ditemukan gambaran
yang monoton yaitu hanya terdiri dari sel limfopoetik patologis sedangkan
sistem lain terdesak (apabila sekunder)
3. Pemeriksaan lain
a. Biopsi limpa
b. Kimia darah
c. Cairan cerebrospinal
d. Sitogenik
H. Komplikasi
I. Asuhan Keperawatan
1. Pengkajian
Pengkajian adalah dasar utama dari proses keperawatan, pengumpulan data yang
akurat dan sistematis akan membantu penentuan status kesehatan dan pola
pertahanan klien, mengidentifikasi kekuatan dan kebutuhan klien serta
merumuskan diagnosa keperawatan. (Budi Anna Keliat, 1994)
Pengkajian pada leukemia meliputi:
a.Riwayat penyakit
b.Kaji adanya tanda-tanda anemia:
1).Pucat
2).Kelemahan
3).Sesak
4).Nafas cepat
c.Kaji adanya tanda-tanda leukopenia:
1).Demam
2).Infeksi
d.Kaji adanya tanda-tanda trombositopenia:
1).Ptechiae
2).Purpura
3).Perdarahan membran mukosa
e.Kaji adanya tanda-tanda invasi ekstra medulola:
1).Limfadenopati
2).Hepatomegali
3).Splenomegali
f.Kaji adanya pembesaran testis
g.Kaji adanya:
1).Hematuria
2).Hipertensi
3).Gagal ginjal
4).Inflamasi disekitar rektal
5).Nyeri (Suriadi,R dan Rita Yuliani, 2001: 178)
2. Diagnosa Keperawatan
a. Resiko infeksi berhubungan dengan menurunnya sistem pertahanan tubuh
b. Intoleransi aktiitas berhubungan dengan kelemahan
c. Resiko cidera berhubungan dengan penurunan jumlah trombosit
d. Resiko kekurangan volume cairan berhubungan dengan mual dan muntah
e. Perubahan membran mukosa mulut berhubungan dengan efek samping agen
kemoterapi
f. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
anoreksia , malaise , mual dan muntah, efek samping kemoterapi
g. Nyeri berhubungan dengan efek fisiologis
h. Kerusakan integritas kulit berhubunga dengan pemberian agen kemoterapi
3. Intervensi
DIAGNOSA
NO TUJUAN (NOC) INTERVENSI (NIC)
KEPERAWATAN
1 Resiko infeksi NOC : NIC :
Definisi : Immune Status Infection Control
Peningkatan resiko Knowledge : (Kontrol infeksi)
masuknya Infection control Bersihkan lingkungan
organisme patogen Risk control setelah dipakai pasien
Faktor-faktor resiko Kriteria Hasil : lain
: Klien bebas dari Pertahankan teknik
- Prosedur Infasif tanda dan gejala isolasi
- Ketidakcukupan infeksi Batasi pengunjung bila
pengetahuan untuk Mendeskripsikan perlu
menghindari proses
penularan Instruksikan pada
paparan patogen penyakit, factor pengunjung untuk
- Trauma yang mempengaruhi mencuci tangan saat
- Kerusakan jaringan penularan serta berkunjung dan setelah
dan peningkatan penatalaksanaannya, berkunjung
paparan lingkungan meninggalkan pasien
- Ruptur membran Menunjukkan Gunakan sabun
amnion kemampuan untuk antimikrobia untuk
- Agen farmasi mencegah cuci tangan
(imunosupresan) timbulnya infeksi Cuci tangan setiap
- Malnutrisi Jumlah leukosit sebelum dan sesudah
- Peningkatan dalam batas normal tindakan kperawtan
paparan lingkungan Menunjukkan Gunakan baju, sarung
patogen perilaku hidup sehat tangan sebagai alat
- Imonusupresi pelindung
- Ketidakadekuatan Pertahankan
imum buatan lingkungan aseptik
- Tidak adekuat selama pemasangan
pertahanan sekunder alat
(penurunan Hb, Ganti letak IV perifer
Leukopenia, dan line central dan
penekanan respon dressing sesuai dengan
inflamasi) petunjuk umum
- Tidak adekuat Gunakan kateter
pertahanan tubuh intermiten untuk
primer (kulit tidak menurunkan infeksi
utuh, trauma kandung kencing
jaringan, penurunan
Tingktkan intake
kerja silia, cairan
nutrisi
tubuh statis,
Berikan terapi
perubahan sekresi
antibiotik bila perlu
pH, perubahan
Infection Protection
peristaltik)
(proteksi terhadap
- Penyakit
infeksi)
kronikhiperplasia
dinding bronkus, Monitor tanda dan
alergi jalan nafas, gejala infeksi sistemik
asma. dan lokal
- Obstruksi jalan Monitor hitung
nafas : spasme jalan granulosit, WBC
nafas, sekresi Monitor kerentanan
tertahan, banyaknya terhadap infeksi
mukus, adanya jalan Batasi pengunjung
nafas buatan, sekresi Saring pengunjung
bronkus, adanya terhadap penyakit
eksudat di alveolus, menular
adanya benda asing Partahankan teknik
di jalan nafas. aspesis pada pasien
yang beresiko
Pertahankan teknik
isolasi k/p
Berikan perawatan
kuliat pada area
epidema
Inspeksi kulit dan
membran mukosa
terhadap kemerahan,
panas, drainase
Ispeksi kondisi luka /
insisi bedah
Dorong masukkan
nutrisi yang cukup
Dorong masukan
cairan
Dorong istirahat
Instruksikan pasien
untuk minum antibiotik
sesuai resep
Ajarkan pasien dan
keluarga tanda dan
gejala infeksi
Ajarkan cara
menghindari infeksi
Laporkan kecurigaan
infeksi
Laporkan kultur
positif
Menggunakan sikat
gigi yang lunak dan
lembut
Laporkan setiap tanda-
tanda perdarahan
(tekanan darah
menurun, denyut nadi
cepat, dan pucat)
Hindari obat-obat yang
mengandung aspirin
Ajarkan orang tua dan
anak yang lebih besar
ntuk mengontrol
perdarahan hidung
4 Defisit Volume NOC: NIC :
Cairan Fluid balance Fluid management
Definisi : Penurunan Hydration Timbang
cairan intravaskuler, Nutritional Status : popok/pembalut jika
interstisial, dan/atau Food and Fluid diperlukan
intrasellular. Ini Intake Pertahankan catatan
mengarah ke Kriteria Hasil : intake dan output yang
dehidrasi, Mempertahankan akurat
kehilangan cairan urine output sesuai Monitor status hidrasi
dengan pengeluaran dengan usia dan BB, ( kelembaban membran
sodium BJ urine normal, HT mukosa, nadi adekuat,
normal tekanan darah
Batasan Tekanan darah, nadi, ortostatik ), jika
Karakteristik : suhu tubuh dalam diperlukan
- Kelemahan batas normal Monitor vital sign
- Haus Tidak ada tanda Monitor masukan
- Penurunan turgor tanda dehidrasi, makanan / cairan dan
kulit/lidah Elastisitas turgor hitung intake kalori
- Membran kulit baik, membran harian
mukosa/kulit kering mukosa lembab,
Kolaborasikan
- Peningkatan denyut tidak ada rasa haus pemberian cairan IV
nadi, penurunan yang berlebihan
Monitor status nutrisi
tekanan darah,
Berikan cairan IV pada
penurunan
suhu ruangan
volume/tekanan
nadi Dorong masukan oral
- Pengisian vena Berikan penggantian
menurun nesogatrik sesuai
- Perubahan status output
mental Dorong keluarga
- Konsentrasi urine untuk membantu
meningkat pasien makan
- Temperatur tubuh Tawarkan snack ( jus
meningkat buah, buah segar )
- Hematokrit Kolaborasi dokter jika
meninggi tanda cairan berlebih
- Kehilangan berat muncul meburuk
badan seketika Atur kemungkinan
(kecuali pada third tranfusi
spacing) Persiapan untuk
tranfusi
Faktor-faktor yang
berhubungan:
- Kehilangan volume
cairan secara aktif
- Kegagalan
mekanisme
pengaturan
5 Perubahan membran Tujuan : pasien tidak Inspeksi mulut setiap
mukosa mulut : mengalami hari untuk adanya
stomatitis yang mukositis oral ulkus oral
berhubungan Gunakan sikat gigi
dengan efek berbulu lembut,
samping agen aplikator berujung
kemoterapi kapas, atau jari yang
dibalut
kasa
Berikan pencucian
mulut yang sering
dengan cairan salin
normal atau tanpa
larutan
bikarbonat
Gunakan pelembab
bibir
Hindari penggunaan
larutan lidokain pada
anak kecil
Berikan diet cair,
lembut dan lunak
Inspeksi mulut setiap
hari
Dorong masukan cairan
dengan menggunakan
sedotan
Hindari penggunaa
swab gliserin, hidrogen
peroksida dan susu
magnesi
Berikan obat-obat anti
infeksi sesuai
ketentuan
Berikan analgetik
Internal :
- Perubahan status
metabolik
- Tulang menonjol
- Defisit imunologi
- Faktor yang
berhubungan
dengan
perkembangan
- Perubahan sensasi
- Perubahan status
nutrisi (obesitas,
kekurusan)
- Perubahan status
cairan
- Perubahan
pigmentasi
- Perubahan sirkulasi
- Perubahan turgor
(elastisitas kulit)
DAFTAR PUSTAKA
Ribera JM, Oriol A . Acut Lymphoblastic leukemia in adolescents and young adults.
Hematol oncol Clin North Am. Oct 2009,23 (5): 10033-42.2
Smeltzer Suzanne C (2014). Buku Aajar Keeperawatan Medikal Bedah Brunner &
Suddart. Alih bahasa Agung Waluyo, dkk. Editor Monica Ester,dkk Ed 8.
Jakarta: EGC