I. Konsep Penyakit
I.1 Definisi
Acut limphosityc leukemia adalah proliferasi maligna / ganas
lymphoblast dalam sum-sum tulang yang disebabkan oleh sel inti
tunggal yang dapt bersifat sistemik.
I.2 Etiologi
Penyebab ALL sampai saat ini belum jelas, diduga kemungkinan
karena virus (virus onkogenik) dan factor lain yang mungkin
berperan yaitu :
Factor eksogen :
I.2.1 terpapar sinar-X, dan sinar radioaktif
I.2.2 hormon
I.2.3 bahan kimia seperti : bensol, arsen, preparat sulfat,
chloramphinecol, anti neoplastic agent.
Factor endogen :
I.2.4 Ras
I.2.5 Kongenital (kelainan kromosom, terutama pada anak
dengan sindrom down
I.2.6 Herediter (kaka beradik atau kembar satu telur)
I.4 Patofisiologi
Sel kanker menghasilkan leukosit yang imatur/ abnormal dalam
jumlah yang berlebihan. Leukosit imatur ini menyusup ke berbagai
organ, termasuk sum-sum tulang dan menggantikan unsure-unsur
sel yang normal. Limfosit imatur berproliferasi dalam sum-sum
tulang dan jaringan perifer sehingga mengganggu perkembangan
sel normal. Hal ini menyebabkan haemopoesis normal terhambat,
akibatnya terjadi penurunan jumlah leukosit, sel darah merah dan
trombosit.
I.6 Komplikasi
I.6.1 infeksi , komplikais ini yang sering ditemukan dalam
terapi kanker masa anak-anak adalah infeksi berat
sebagai akibat sekunder karena neutropenia. Anak
paling rentan terhadap infeksi berat selama tiga fase
penyakit berikut :
I.6.1.1 pada saat diagnosis ditegakkan dan saat relaps
(kambuh) ketika proses leukemia telah
menggantika leukosit normal
I.6.1.2 selama terapi imunosepresi
I.6.1.3 sesudah pelaksanaan terapi antibiotic yang lama
sehingga mempredisposisi pertumbuhan
mikroorganisme yang resisten.
I.6.2 perdarahan
sebelum penggunaan terapi tranfusi trombosit,
perdarahan merupakan penyebab kematian yang utama
pada pasien leukemia. Kini sebagian besar episode
perdarahan dapat dicegah atau dikendalikan dengan
pemberian konsentrat trombosit atau plasma kaya
trombosit.
I.6.3 Anemia
Pada awalnya, anemia dapat menjadi berat akibat
penggantian total sumsum tulang oleh sel-sel leukemia.
Selama terapi induksi, tranfusi darah mungkin
diperlukan. Tindakan kewaspadaan yang biasa
dilakukan dalam perawatan anak yang menderita
anemia harus dilaksanakan,
I.7 Penatalaksanaan
Penatalaksanaan terapi :
I.7.1 tranfusi darah, biasanya dilakukan jika kadar Hb -6g %.
Pada troombositopenia yang berat dan perdarahan
massif. Dapat diberikan tranfusi trombosit dan bila
terdapat tanda-tanda DIC dapat diberikan heparin.
I.7.2 Kortikostioid, (prednisone, kortison, deksametason)
setelah dicapai remisi dosis dikurangi sedikit demi
sedikit dan akhirnya dihentikan
I.7.3 Sitostatika, selain sitostatika yang lama (6-merkatopurin
atau 6-mp, metotreksat atau MTX) pada waktu ini
dipakai pula yang baru dan lebih poten seperti vinkristin
(oncovin), rubidomisin (daunorubycine) dan berbagai
nama obat lainnya. Umumnya sitostatika diberikan
dalam kombinasi bersama-sama dengan prednisone.
I.7.4 Infeksi sekunder dihindarkan (lebih baik pasien dirawat
dikamar yang suci hama)
I.7.5 Imunoterapi, merupakan cara pengobatan yang terbaru
I.8 Pathway
Proliferasi sel kanker
Infiltrasi
Eritrosit Leukosit F Pembekuan Darah Perubahan Metabolism Tubuh Infiltrsi Ekstra Medular
Resiko Ketidakseimbangan
kekurangan nutrisi < dari Tulang Mengecil
Intoleransi volume cairan
aktivitas kebutuhan tubuh
Nyeri
II. Rencana Asuhan Keperawatan
II.1 Pengkajian factor predisposisi
II.1.1 Riwayat keperawatan
II.1.1.1keluhan utama
II.1.1.2riwayat penyakit sekarang
II.1.1.3riwayat penyakit dahulu
II.1.1.4riwayat penyakit keluarga
II.1.2 Pemeriksaan fisik : data focus
2.1.1.5 keadaan umum
2.1.1.6 kulit
2.1.1.7 kepala dan leher
2.1.1.8 mata dan penglihatan
2.1.1.9 hidung dan penciuman
2.1.1.10 telinga dan mulut
2.1.1.11 dada dan abdomen
2.1.1.12 genitalia
2.1.1.13 ekstremitas
II.1.3 Pemeriksaan penunjang
2.1.3.1 pemeriksaan darah tepi
2.1.3.2 pemeriksaan sum-sum tulang
2.1.3.3 biopsi hati
2.1.3.4 sitogenik
………………………………… ……………………………….