Anda di halaman 1dari 23

LAPORAN KASUS

“NY. R DENGAN DIGNOSA PANSITOPENIA”


DIRUANG PERAWATAN PENYAKIT DALAM

Oleh:
Maria Dian Nurfita
R014211010

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2021
Kasus 13
Pansitopenia

Ny. R 46 tahun masuk RS melalui UGD pada tanggal 11 Februari 2020 dan dikaji pada
tanggal 12 Februari 2020. Saat ini dirawat di ruang perawatan penyakit dalam kamar 4 bed 2.
Diagnosis masuk; Pansitopenia
Diagnosis medis; Pansitopenia
Keluhan saat dikaji; demam dan perdarahan gusi
Riwayat keluhan utama; keluhan dialami sejak 2 pekan yang lalu dan memberat 5 hari
sebelum masuk RS.
Riwayat penyakit keluarga; hipertensi dan diabetes
Psikososial/ekonomi; status menikah, tinggal bersama keluarga di rumah milik sendiri,
ASN.
Pemeriksaan fisik;
TD : 110/70 mmHg (berbaring) S : 40 ºC P : 22x/menit N 102x/menit
SaO2 : 98% TB : 147 cm BB : 56 kg IMT : 25,91 kg/m2
Nyeri pada pada dada kanan skala 5 NRS, seperti tertekan benda berat, intermitten, durasi 13
menit.
Mata; konjungtiva anemis, sclera ikterik.
Respirasi; dyspnea, Modulasi O2 via nasal kanul 4 lpm.
Hematologi: perdahan gusi.
Norton scale; sakit sedang, sadar penuh, aktivitas di tempat tidur, mobiltas terbatas,
inkontinensia. Bartel index; mampu mengendalikan rangsang BAB, BAK melalui kateter,
membersihkan diri dibantu, berganti pakaian dibantu, makan dibantu, berubah posisi
dibantu, tidak mampu berjalan/berpindah, tidak mampu naik turun tangga, mandi tergantung
bantuan orang lain.
Risiko jatuh; tidak ada riwayat jatuh 3 bulan terakhir, diagnosis medis sekunder>1, jalan
dengan bantuan orang, menggunakan infus, lemah, orientasi sesuai.
Hasil Pemeriksaan Laboratorium;
Pemeriksaan Penunjang;
Hasil pemeriksaan aspirasi sumsum tulang :
 Selularitas: severe hiposeluler
 Eritropoietik: aktivitas menurun, ditemukan prekusor eritroid satu-satu
 Leukopoietik: aktivitas menurun, ditemukan prekusor myeloid satu-satu
 Trombopoietik: aktivitas menurun, ditemukan megakariosit
 Sel plasma: tidak ditemukan
 Mitosis: tidak ditemukan
 ME Ratio: sulit dinilai
Kesan : Severe Hipoplastik Marrow sesuai gambaran Anemia Aplastik
Terapi Medikasi; Leukogen 300mg/8jam/SC, Difenhidramin 125mg/iv/premedikasi,
Maxiliv 1tab/12jam/oral, Asam traneksamat 500mg/8jam/iv, Curcuma 1
tab/12jam/oral, Ceftazidime 1 ge/8jam/iv, Meropenem 1 gr/8jam/iv.
A. PENGKAJIAN

FORMAT PENGKAJIAN
KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH PSIK FK UH

PENGKAJIAN KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH (KMB)

Nama/RM : Ny.R
Jenis Kelamin : Perempuan
Umur : 46 tahun
Ruangan :Perawatan Penyakit Dalam Kamar 4 Bad 2

Data Pengkajian
Tanggal : 12-02-2020 S : 40oC P : 22 x/ menit N : 102 x/ menit
Jam : - SaO2 : 98%
Cara dengan : TD : 110/70 mmHg
⃝ Jalan kaki ⃝ Kursi roda Cara Ukur : ⃝ Berdiri ⃝ Berbaring
⃝ Brankard ⃝ Lainnya : ⃝ Duduk
Datang melalui : TB : 147 cm BB : 56 kg IMT : 25,91 kg/m 2
⃝ UGD ⃝ Poliklinik
⃝ OK ⃝ Lainnya : -
Diagnosa Masuk : Pansitopnia
Diagnosis Medis : Pansitopnia
Keluhan utama : Demam dan perdarahan pada gisi, keluhan dialami sejak 2 pekan yang lalu
dan memberat 5hari sebelum masuk rumah sakit

Riwayat Alergi : Ada/ Tidak


⃝ Makanan laut : Tidak ⃝ Udara dingin: Tidak
⃝ Lainnya : Tidak
⃝ Obat : Tidak ⃝ Debu: Tidak
Penggunaan alat bantu : Ya/ Tidak
⃝ Kacamata/lensa kontak: Tidak ⃝ Alat bantu dengar: Tidak ⃝
Lainnya : Tidak
⃝ Gigi palsu: Tidak ⃝ Kruk/walker/kursiroda: Tidak
Riwayat Pasien
Riwayat penyakit : Ya/tidak
⃝ Hipertensi : Tidak ⃝ PPOK : Tidak ⃝ Diabetes : Tidak
⃝ Kanker: Tidak
⃝ Penyakit jantung : Tidak ⃝ Asma : Tidak ⃝ Hepatitis : Tidak
⃝ Stroke: Tidak
⃝ TBC : Tidak ⃝ Gangguan mental : Tidak
⃝ Lainnya : Tidak ada
Riwayat operasi : Ya/tidak
Merokok : Ya/ tidak
Konsumsi alkohol : Ya/tidak

Riwayat Penyakit Keluarga


⃝ Hipertensi : Ya ⃝ PPOK : Tidak ⃝ Diabetes : Ya
⃝ Kanker: Tidak
⃝ Penyakit jantung : Tidak ⃝ Asma : Tidak ⃝ Hepatitis : Tidak
⃝ Stroke: Tidak
⃝ TBC : Tidak ⃝ Gangguan mental : Tidak
⃝ Lainnya : Tidak
Psikososial/Ekonomi
Status pernikahan : ⃝ belum menikah ⃝ Menikah ⃝ Janda/duda
Keluarga : ⃝ tinggal bersama keluarga ⃝ tinggal sendiri
Tempat tinggal : ⃝ Rumah milik sendiri ⃝ Panti ⃝ Lainnya : -
Pekerjaan : ⃝ PNS ⃝ Wiraswasta ⃝ Pensiunan
⃝ Lainnya : -
Status emosi : ⃝ Kooperatif ⃝ Tidak kooperatif
Pengalaman hospitalisasi : Ya/ tidak
Keterangan : -

Sumber informasi : ⃝ Pasien ⃝ Keluarga ⃝ Lainnya : -

Pemeriksaan Fisik (Ceklist pada bagian yang tidak normal)


⃝Gangguan Penglihatan : -
TELINGA,

⃝Gangguan pendengaran : -
⃝ Gangguan penciuman : -
⃝Kemerahan : - ⃝Bengkak: - ⃝Drainase: -
⃝Nyeri : - ⃝Lesi: -
Catatan: konjungtiva anemis, sclera ikterik
HIDUNG
MATA,

⃝ Asimetri: - ⃝ Takipnea : - ⃝ Crackles : -


⃝Kanan atas/bawah ⃝Kiri atas/bawah
⃝ Bentuk dada : - ⃝ Bradipnea : - ⃝ Sputum-warna : -
⃝ Batuk : ⃝ Dispnea
⃝ Wheezing: - ⃝Kanan atas/bawah
⃝Kiri atas/bawah ⃝ Modulasi O2 : 4 lpm via: Nasal kanul
Catatan : respirasi 22 x/ menit
RESPIRASI

⃝ Takikardi : - ⃝ Iregular: -
⃝ Tingling : - ⃝ Edema -
⃝ Bradikardi: - ⃝ Murmur: -
⃝ Mati rasa : - ⃝ Nadi tidak teraba:-
Catatan : 102 x / menit
P: Pansitopenia
Q: Seperti tertekan benda berat
VASKULAR

R: Dada Kanan
KARDIO

S: 5 NRS
T: Intermiten, durasi 13 menit

⃝ Distensi: - ⃝ Hipoperistaltik :-
⃝ Anoreksia: - ⃝ Diare: - ⃝ Inkontinensia: -
⃝ Rigiditas: - ⃝ Hiperperistaltik: - ⃝ Disfagia: -
⃝ Konstipasi: - ⃝ Ostomi: -
⃝ Diet khusus: - ⃝ Intoleransi diit: -
Catatan : -
INTESTINAL
GASTRO
⃝ penurunan BB > 10% satu bulan terakhir: - ⃝ Dekubitus : Stage 1/2/3/4 : -
⃝ perubahan nafsu makan lebih dari 3 hari: - ⃝ TPN/PPN/tube feeding: -
⃝Diare-frekuensi : /hari :- ⃝ Malnutrisi: -
NUTRISI Catatan : tidak ada

⃝ Disuria: - ⃝ Hesitansi: - ⃝ Nokturia: - ⃝ Folley


⃝ Menopause ⃝ Lendir
GENITOURINARI/ GINEKOLOGI

⃝ Frekuensi ⃝ Inkontinensia ⃝ hematuria: -


⃝ Urostomy: - ⃝ Kehamilan: -
Catatan :
mampu mengendalikan rangsangan BAB,
BAK melalui cateter

⃝ Konfusi: - ⃝ Sedasi: - ⃝ Pupil non reaktif: -


⃝ vertigo: - ⃝ Tremor: - ⃝ tidak seimbang: -
⃝ Koma: - ⃝ letargi ⃝ afasia
⃝ Sakitkepala ⃝ mati rasa ⃝ Paralise
⃝ Semi-koma ⃝ Suara serak ⃝ Seizure
NEUROLOGI

⃝ Tingling ⃝ Kelemahan
Catatan : -

⃝ Bengkak: - ⃝ Diaforesis: - ⃝ Lembab: -


⃝ prosthesis: - ⃝ Warna kulit : - ⃝ teraba panas
⃝ atrofi/deformitas: - ⃝ turgor buruk: - ⃝ teraba dingin: - ⃝ Drainase : -

Gambaran area luka dan jelaskan karakteristik luka (Gambarkan lukanya)


INTEGUMEN

Catatan : suhu 40oC

1. Sangat 2. Buruk 3. Sedang 4. Baik 3


NORTON SCALE (Skin

buruk
Kondisi 1. Stupor 2. Konfusi 3. Apatis 4. Sadar 4
Risk Assessment)

mental
Aktivitas 1. Ditempa 2. Kursi 3. Jalan dengan 4. Jalan 1
ttidur roda bantuan Sendiri
Mobilitas 1. Tidak 2. Sangat 3. Agak terbatas 4. Bebas 2
Mampu terbatas bergerak
bergerak
Inkontine 1. Inkontine 2. Selalu 3. Kadang- 4. Inkontine -
nsia nurin inkontin kadang n
dan alvi en urin inkontinen
urin
Ket : Skor 10
< 12 : resiko tinggi decubitus, 12-15 resiko sedang
decubitus, 16-20 : resiko rendah

Mengendali 1. Perlu 2. Kadang perlu 3. Mandiri 2


kanrangsang BAB pencahar pencahar
Mengendalikan 1. Pakai 2. Kadang tak 3. Mandiri 0
rangsang BAK kateter/ tak terkendali
terkendali
Membersihkan diri 1. Butuh 2. Mandiri 0
bantuan
Melepas dan 1. Tergantung 2. Tergantung 3. Mandiri 0
memakai celana, orang lain pada
membersihkan, pada setiap beberapa
menyiram jamban kegiatan kegiatan
Makan 1. Tidak 2. Perlu 3. Mandiri 1
mampu dibantu
memotong
BARTEL INDEX (Functional Status Assassment)

makanan
Berubah posisi dari 1. Tidak 2. Dibantu 3. Dibantu 4. Mandiri
berbaring ke duduk mampu lebih dari 2 1 atau 2
orang orang
Berpindah/berjalan 1. Tidak 2. Dengan kursi 3. Dibantu 4. Mandiri
mampu roda 1 orang
Memakai baju 1. Tergantung 2. Sebagian 3. Mandiri 0
dibantu
Naik turun tangga 1. Tidak 2. Sebagian 3. Mandiri 0
mampu dibantu
Mandi 1. Tergantung 2. Mandiri 0
Total Skor = 5
Keterangan :
20 : Mandiri, 12-19 : ketergantungan ringan, 9-11 : ketergantungan sedang,
5-8 : ketergantungan berat, 0-4 : ketergantungan total
Riwayat jatuh 3 Tidak = 0 Ya = 25 0
bulan terakhir
Diagnosis medis Tidak = 0 Ya = 15 15
skunder > 1
Alat bantu jalan Dibantu orang Penopang = 15 Furniture = 15
=0 30
Menggunakan Tidak = 0 Ya = 25 25
infus
Cara Bed rest = 0 Lemah = 15 Terganggu = 30
berjalan/berpindah 30
Status mental Orientasi Orientasi tidak 0
sesuai = 0 sesuai = 15
FALL RISK

Total Skor = 75
Keterangan :
0-24 : tidak beresiko, 25-50 : resiko rendah, > 50 : resiko tinggi
Skala nyeri : NRS ⃝ Skala angka ⃝ Face scale
NYERI

Lokasi : Dada Kanan


Onset : Seperti tertekan benda berat
Paliatif : 5 NRS
Kualitas : Intermiten, durasi 13 menit
Medikasi : -
Efek nyeri : -
⃝ Hubungan relasi ⃝ tidur ⃝ Nafsu makan
⃝ aktivitas ⃝ Emosi
⃝ Lainnya : -

Obat Dosis/Rute Tujuan Cara KerjaObat


leukogen 300mg/8jam/Sc Meningkatkan Memperpendek masa
produksi granulosit neutropenia (kondisi
terutama neutrofil dimana sel darah putih
tidak normal pada pasien
dengan kanker, tumor
padat atau keganasan
non-mieloid yang
mendapatkan
kemoterapi sitoksik
Difenhidramin 125mg/Iv/ Meredahkan gejala Menghalangi efek
Premedikasi akibat reaksi alergi, histamine dalam tubuh
rhinitis, alergi dan yang menyebabkan
common cold bisa munculnya reaksi alergi
juga untuk
mengobati mabuk
perjalanan serta
kaku otot, tremor
dan kaku otot
Maxilif 1 tab/12 Memelihara fungsi Melindungi organ hati
jam/oral hati dari efek buruk radikal
bebas
Asam 500mg/8jam/Iv Menghentikan menghambat hancurnya
Traneksamat perdarahan, bekuan darah yang sudah
hemophilia, terbentuk
hereditary
angiodema
Curcuma 1 tab/ Menambah atau Suplemen yang
12jam/oral meningkatkan mengandung
nafsu makan dan kurkuminoid yang ampuh
memperbaiki fungsi meningkatkan nafsu
hati makan, menjaga daya
tahan tubuh serta
melindungi pencernaan
dan hati
Ceftazidine 1 gr/8jam/Iv Mengobati infeksi Efektif untuk mengobati
bakteri diberbagai infeksi akibat bakteri
organ tubuh seperti serta tidak dapat
paru-paru dan mengobati infeksi akibat
organ kemih virus atau jamur.
MEDIKASI

Ceftazidine bekerja
membunuh bakteri
dengan cara
menghambat
pembentukan dinding sel
bakteri
Meropenem 1 gr/8jam/Iv Antibiotic untuk Mencegah oertumbuhan
menangani infeksi bakteri dan membunuh
akibat bakteri penyebab infeksi
tersebut
Pemeriksaan Penunjang;
Hasil pemeriksaan aspirasi sumsum tulang :
 Selularitas: severe hiposeluler
 Eritropoietik: aktivitas menurun, ditemukan prekusor eritroid satu-satu
PEMERIKSAAN PENUNJANG

 Leukopoietik: aktivitas menurun, ditemukan prekusor myeloid satu-satu


 Trombopoietik: aktivitas menurun, ditemukan megakariosit
 Sel plasma: tidak ditemukan
 Mitosis: tidak ditemukan
 ME Ratio: sulit dinilai
Kesan : Severe Hipoplastik Marrow sesuai gambaran Anemia Aplastik

Darah Rutin tgl 11 Februari 2020


Pemeriksaan Hasil Rentan Normal Interprestasi
WBC 0.50 [103/uL] 4.00-10.00 Rendah
RBC 2.14 [106/uL] 4.00-6.000 Rendah
HGB 6.4 [g/dL] 12.0-16.0 Rendah
HCT 17.6 [%] 37.0-48.0 Rendah
PLT 7 [103/uL] 150-400 Rendah
Kesan: leukopenia, anemia, trombositopenia

Kimia Darah
Fungsi Ginjal: 06 Februari 2020
Elektrolit: 08 Februari 2020
Fungsi Hati: 11 Februari 2020
Pemeriksaan Hasil Rentan Normal Interprestasi
PEMERIKSAAN LABORATORIUM

Fungsi Ginjal:
Ureum 29 10-50 Normal
Kreatinin 0.59 L (<1.3);P (<1.1) Normal
Elektrolit :
Natrium 131 136-145 Rendah
Kalium 3.6 3.5-5.1 Normal
Klorida 95 97-111 Rendah
Fungsi Hati:
SGOT 52 < 38 Tinggi
SGPT 72 < 41 Tinggi
Tidak ada dalam kasus

GENOGRAM

B. ANALISA DATA

No Data Fokus Masalah Keperawatan


1 DS: pasien mengatakan: Nyeri Akut
 Nyeri pada dada kanan seperti
tertekan benda berat
DO:pasien tampak nyeri
 P: Pansitopenia
Q: Seperti tertekan benda berat
R: Dada Kanan
S: 5 NRS
T: Intermiten, durasi 13 menit
 Pernapasan: 22x/ menit
 Nadi: 102x/ menit
 TD: 110/70 mmHg
 Semua aktivitas dibantu
 pasien tampak sakit sedang
 pasien riwayat
2 DS: Pasien mengatakan demam sejak 2 Hipertermia
minggu yang lalu dan memberat 5 hari
yang lalu sebelum masuk rumah sakit
DO: Pasien tampak:
 Demam
 Suhu: 40oC
 Nadi: 102x/menit
 TD: 110/70x/menit
3 DS: - Perfusi Perifer tidak efektif
DO: Pasien tampak:
 Dispnea
 Pucat
 Konjungtiva anemis
 Pernapasan: 22x /menit
 Nadi: 102x/menit
 TD: 110/70x/menit
 SaO2: 98%
 WBC: 0.50 [103/uL]
 RBC : 2.14 [106/uL]
 HGB : 6.4 [g/dL]
 HCT : 17.6 [%]
 PLT : 7 [103/uL]
 Aspirasi sum-sum tulang kesan
severe hipoplastik marrow sesuai
gambaran anemia aplastik
4 Faktor Risiko: Risiko Perdarahan
 Perdarahan pada gusi, keluhan
dialami sejak 2 pekan yang lalu dan
memberat 5 hari
5 DS: Pasien mengatakan Intoleransi Aktivitas
 Terasa lemah pada seluruh tubuh
DO: Pasien tampak
 Lemah
 Bartel Index (Functional Status
Assassment): 5 ketergantungan berat
6 Faktor Risiko Risiko Gangguan Fungsi Hati
 Ikterik
 SGOT: 52 u/L
 SGPT : 72 u/L
7 Faktor Risiko Risiko Kerusakan Integritas
 Lemah Kulit
 Semua aktivitas dibantu
 Norton Scale (Skin Risk
Assessment): 12 risiko sedang
dekubitus

8 Faktor Risiko Risiko Jatuh


 Lemah
 Semua aktivitas dibantu
 Fall Risk: 75 resiko tinggi jatuh

C. DIAGNOSIS KEPERAWATAN DAN INTERVENSI KEPERAWATAN

No Diagnosis Keperawatan Tujuan dan Kriteria Intervensi Keperawatan


Hasil (NOC) / (SLKI) (NIC) / (SIKI)
1 Nyeri Akut berhubungan Setelah dilakukan Manajemen Nyeri (1400)
dengan peningatan tindakan keperawatan 1. Lakukan pengkajian
kompensasi jantung akibat selama 1x24 jam nyeri nyeri secara
anemia (00132) akut teratasi dengan komprehensif
kriteria hasil: menggunakan
Domain 12 Kenyamanan Kontrol Nyeri (1605) pendekatan PQRST
Kelas 1 Kenyamanan Pasien mampu
2. Observasi adanya respon
Fisik mengontrol nyeri (tahu
penyebab nyeri,
non verbal mengenai
mampu menggunakan ketidaknyamanan
tehnik non 3. Monitor vital sign
farmakologi untuk 4. Tingkatkan istirahat
mengurangi nyeri, 5. Anjurkan terapi
mencari bantuan) nonfarmakologi yaitu
Pasein mampu teknik relaksasi untuk
mengenali nyeri (skala, mengontrol nyeri dengan
intensitas, frekuensi
terapi musik
dan tanda nyeri)
6. Kolaborasi dengan
Pasien mampu
melakukan tindakan pasien, orang terdekat
pengurangan nyeri dan tim kesehatan
tanpa analgesik lainnya untuk memilih
Pasien mampu dan
melaporkan bahwa mengimplementasikan
nyeri berkurang tindakan penurun nyeri
dengan menggunakan non farmakologi sesuai
manajemen nyeri dengan kebutuhan
Tingkat nyeri (2102) 7. kolaborasi pemberian
Nyeri yang dilaporkan terapi farmakologi untuk
dari tingkat sedang mengurangi nyeri
(skala 5) menjadi
ringan (skala 3-1)
Pemberian Analgetik (2210)
hingga tidak ada (skala
0)
1. Tentukan lokasi,
Durasi nyeri dapat karakteristik, kualitas
berkurang dari 13 dan keparahan nyeri
menit hingga tidak ada sebelum mengobati
nyeri yang dirasakan pasien
Ekspresi wajah rileks 2. Cek perintah pengobatan
Frekuensi nafas: 16-20 meliputi : obat, dosis,
kali/ menit dan frekuensi analgetik
Frekuensi nadi: 60-100 yang diresepkan
kali/menit 3. Cek adanya riwayat
Tekanan darah: 120/80 alergi obat
mmHg atau dalam 4. Evaluasi kemampuan
batas yang terkontrol pasien untuk berperan
serta dalam pemilihan
analgetik, rute dan dosis
dan keterlibatan pasien
sesuai kebutuhan
5. Tentukan pilihan obat
analgetikberdasarka tipe
dan keparahan nyeri
Monitor tanda vital
sebelum dan setelah
memberikan analgetik
narkotikpada pemberian
dosis pertama kali atau
jika ditemukan tanda
tanda yang tidak
biasanya.

2 Hipertermia berhubungan Setelah dilakukan Perawatan Demam


proses infeksi dengan tindakan keperawatan 1. Kaji tanda-tanda vital
pelepasan mediatordalam jangka (suhu tubuh, frekuensi
kimiawi (pirogen) pada waktu 1x24 jam nadi, frekuensi napas dan
hipotalamus (00007) diharapkan suhu tubuh tekanan darah)
dalam batas 2. Kaji intake dan output
Domain 11 normal dengan kriteria cairan
Keamanan/Perlindungan hasil:
Kelas 6 Termoregulasi 3. Kaji komplikasi akibat
Termoregulasi demam (kejang,
Suhu tubuh dalam
penurunan kesadaran,
batas normal (36,50C-
37,70C)
kadar elektrolit
Nadi dan RR dalam abnormal, ketidak
rentang normal seimbangan asam basah,
Tidak ada perubahan aritmia)
warna kulit dan tidak 4. Tutupi badan dengan
ada rasa pusing selimut/ pakaian yang
tepat (selimut atau
pakaian yang tebal saat
merasa dingin atau
selimut dan pakaian yang
tipis saat merasa panas
5. Berikan terapi non
farmakologi : kompres
hangat (ida & Doby,
2020)
6. Berikan oksigen jika
perlu
7. Anjurkan tirah baring
8. Anjurkan banyak minum
air sesuai toleransi
9. Kolaborasi pemberian
cairan dan elektrolit intra
vena jika perlu
10. Kolaborasi pemberian
anti piretik jika perlu
11. Kolaborasi pemberian
antibiotiK jika perlu
3 Risiko Perdarahan Setelah dilakukan Pencegahan Perdarahan
berhubungan dengan tindakan keperawatan (4010)
meningkatnya selama 2x24 jam 1. Monitor tanda dan gejala
trombopoiesis dengan diharapkan tidak tejadi perdarahan
perdarahan dengan
meningkatnya 2. Monitor nilai
kriteria hasil:
megakariosit (00206) hematokrit/hemoglobin
Koagulasi Darah
(0409) sebelum dan setelah
Domain 11 Hemoglobin dalam kehilangan darah
Keamanan/Perlindung batas normal (12-14 3. Monitor tanda-tanda vital
an g/dL) ortostatik (Suhu, Nadi,
Kelas 2 Cidera Fisik Tekanan darah dalam TD, Respirasi)
batas normal ( TD: 4. Monitor CRT
120/80 mmHg) 5. Monitor koagulasi
Nadi dalam batas (prothrombin time,
normal ( partial tromboplastin
N:60-100x/menit) time, fibrinogen
Pernapasan degradasi fibrin dan atau
18-20x/menit platelet)
Saturas oksigen 6. Pertahankan bed rest dan
normal (100 %) batasi tindakan invasive
Akral hangat jika perlu
Tidak pucat
7. Jelaskan tanda dan gejala
Tidak lelah
perdarahan
CRT< 3 detik
8. Anjurkan banyak minum
Tidak ada memear,
dan makan sesuai
petekia, ekimosis,
purpura toleransi
Tidak ada perdarahan 9. Anjurkan menghindari
pada gusi aspirin atau antikoagulan
10. Anjurkan
untuksegera melapor jika
terjadi perdarahan
11. Kolaborasi untuk
pemberian obat
pengontrol perdarahan,
jika perlu
12. Kolaborasi untuk
pemberian transfuse
darah jika perlu
4 Ketidakefektifan perfusi Setelah dilakukan Perawatan Sirkulasi
jaringan perifer berhungan tindakan keperawatan (1.02079)
dengan penurunan jumlah selama 3x24 jam Observasi
eritrosit dan hemoglobin perfusi jaringan perifer 1. Periksa sirkulasi perifer
sehingga kurangnya efektif dengan kriteria (nadi perifer, edema,
pasokan oksigen keseluruh hasil: pengisian kapilari refile
tubuh (D.0009) Perfusi Jaringan: time, warna dan suhu
Perifer (0407)
kulit)
Kategori Fisiologi Pengisian CRT < 3
Subkategori Sirkulasi
2. Identifikasi factor risiko
detik
gangguan sirkulasi
Tanda-tanda vital
dalam batas normal (diabetes, hipertensi dsb)
(Nadi: 60-80x/menit, 3. Monitor
Pernapasan: ketidaknyamanan
18-20x/menit, SaO2: misalnya nyeri saat
100%, TD: 120/80 beraktivitas atau saat
mmHg) beristirahat, demam,
Tidak pucat, kemerahan, begkak
konjungtiva merah Terapeutik
muda 4. lakukan pencegahan
Tidak ada keram otot infeksi
dan nyeri pada ujung- 5. lakukan perawatan kaki
ujung jari kaki dan dan kuku
tangan
6. lakukan hidrasi
Tidak lemah Edukasi
7. anjurkan mengecek air
mandi sebelumnya untuk
menghindari kulit
terbakar
8. anjurkan minum obat
pengontrol tekanan darah
scara teratur
9. anjurkan melakukan
perawatan kulit yang
tepat
10. Ajarkan program
diet untuk memperbaiki
sirkulasi ( rendah lemak
jenuh, minyak ikan,
omega 3)
11. ajarkan tanda gejala
darurat yang harus
dilaporkan misalnya rasa
sakit/neri yang tidak
hilang saat istirahat,
hilang rasa/sensasi
Kolaborasi
12. Kolaborasi dengan
dokter untuk pemberian
transfuusi darah dan
pemberian obat
antiplatelet atau obat
antikoagulan dengan cara
yang tepat
5 Intoleransi aktivitas Setelah dilakukan Manajemen Energi (SIKI:
berhubungan dengan tindakan keperawatan I.05178)
kelelahan/ keletihan selama 3x24 jam 1. Identifikasi gangguan
(D0056) diharapkan tidak terjadi fungsi tubuh yang
intoleransi aktivitas mengakibatkan kelelahan
Kategori :Fisiologis dengan kriteria hasil: 2. Monitor kelelahan fisik
Sub Kategori : Aktivitas Toleransi Aktivitas dan emosional serta
dan Istirahat (SLKI: L.05047)
monitor jam istirahat
Pasien tidak kelelahan
3. Monitor lokasi
Kemudahan dalam
melakukan aktivitas ketidaknyamanan selama
sehari-hari melakukan aktivitas serta
Kemampuan otot anjurkan untuk
untuk beraktivitas melakukan aktivitas
meningkat bertahap
Tidak sesak saat 4. Sediakan lingkungan
beraktivitas dan yang nyaman, serta
saturasi oksigen dalam lakukan latihan rentan
batas normal gerak pasif atau aktif
Pernapasan: 5. Anjurkan pasien untuk
18-20x/menit tirah baring
SaO2: 100%
6. Berikan fasilitas disrtaksi
yang menenangkan
7. Ajarkan strategi koping
untuk mengurangi
kelelahan
8. Kolaborasi dengan ahli
gizi untuk cara
meningkatkan asupan
makanan
6 Risiko gangguan fungsi Setelah dilakukan Manajemen Pengobatan
hati berhubungan dengan tindakan keperawatan (2380)
pembentukan eritrosit selama 3x24 diharapkan 1. Identifikasi penggunaan
pada organ hati dan lien tidak terjadi gangguan obat sesuai resep dokter
ungsi hati dengan
meningkat (00178) 2. Identifikasii pengetahuan
kriteria hasil:
dan kemampuan
Fungsi Hati (0803)
Domain 2 Nutrisi Tidak ikterik dan pucat
menjalani pengobatan
Kelas 4 Metabolisme SGOT dalam batas 3. Monitor keefektifan dan
normal (<38 u/L) efek samping pemberian
SGPT dalam batas obat
normal (<41 u/L) 4. Monitor darah serum
Hasil bilirubun total , (elektrolit, protrombin)
direk, indirek dalam jika perlu
batas normal (total: 5. Monitor pemeriksaan
0.1-1.2mg/dL, direk: fungsi hati (SGOT,
0.1-0.3mg/dL, indirek: SGPT, Bilirubin total,
0.1-1.0mg/dL) direk indirek)
6. Sediakan sumber
informasi program
pengobatan secara visual
dan tertulis
7. Ajarkan pada pasien cara
mengelola obat ( mis,
penyimpanan, rute dan
waktu, pemberian)
8. Ajarkan cara menangani
atau mengurangi efek
samping jika terjadi
9. Anjurkan menghungi
petugas jika terjadi efek
samping obat
10. Kolaborasi dengan ahli
gizi mengenai diet pasien
7 Risiko kerusakan Setelah dilakukan Perawatan tirah baring
integritas kulit tindakan keperawatan (0740)
berhubungan dengan selama 3x24 jam 1. Posisikan pasien sesuai
penekanan pada kulit diharapkan tidak terjadi dengan body aligment
kerusakan integritas2. Tempatkan matras atau
tubuh terutama daerah
kulit dengan kriteria kasur terapeutik dengan
penonjolan tulang hasil:
(00047) cara tepat
Integritas jaringan :
3. Hindari menggunakan
kulit dan membran
Domain 11 mukosa (1101) kain linen yang
Keamanan/Perlindung teksturnya kasar
an  Integritas kulit 4. Jaga linen kasur tetap
Kelas 2 Cidera Fisik normal bersih kering dan bebas
kerutan
 Tidak terjadi 5. Aplikasikan alat untuk
lesi/luka tekan pada mencegah terjadinya foot
kulit drop
 Tidak terjadi 6. Letakkan alat untuk
lesi/luka pada memposisikan tempat
membran mukosa tidur dalam jangkauan
yang mudah
 Perfusi jaringan 7. Ubah posisi pasien yang
adekuat tidak dapat mobilisasi
paling tidak setiap 2 jam
8. Monitor kondisi kulit
9. Berikan stocking
antiemboli
10. Monitor komplikasi dari
tirah baring (misalnya
kehilangan tonus otot,
nyeri punggung,
konstipasi, kesulitan
berkemih).

Pengecekan kulit (3590)


1. Periksa kulit dan mukosa
terkait dengan adanya
kemerahan, kehangatan
ekstrime, edema atau
drainase
2. Gunakan alat pengkajian
untuk mengidentifikasi
pasien yang berisiko
mengalami kerusakan
kulit (misalnya skala
Braden, skala Norton)
3. Monitor warna dan suhu
kulit
4. Monitor ruam/lecet pada
kulit
5. Monitor sumber tekanan
dan gesekan
6. Amati warna,
kehangatan, bengkak,
pulsasi, tekstur, edema
dan ulserasi pada
ekstremitas.
7. Ajarkan anggota
keluarga / caregiver
mengenai tanda tanda
kerusakan kulit dengan
tepat.

8 Risiko Jatuh Setelah dilakukan Pencegahan Jatuh (6490)


berhubungan dengan tindakan keperawatan 1. Kaji faktor risiko jatuh
kelemahan ektremitas selama masa (penurunan tingkat
(00155) perawatan diharapkan kesadaran, gangguan
tidak terjadi kejadian
keseimbangan)
jatuh dengan kriteria
Domain 11 hasil:
2. Kaji risiko jatuh
Keamanan/Perlindung Kejadian Jatuh setidaknya setiap shif
an (1912) 3. Identifikasi faktor
Kelas 2 Cidera Fisik lingkungan yang
 Pasien tidak jatuh
meningkatkan risiko
saat pasien berdiri,
jatuh
berjalan, duduk
4. Hitung risiko jatuh
 Pasien tidak jatuh
dengan menggunakan
dari tempat
skala(Fall Morse Scale,
tidur,tidak jatuh
Humpty Dumpty Scale)
saat dipindahkan
jika perlu
 Pasien tidak jatuh 5. Monitor kemampuan
saat naik turun berjalan
tangga 6. Orientasi ruangan pada
 Tidak jatuh saat ke pasien dan keluarga
kamar mandi 7. Pasang handrall tempat
 Tidak jatuh saat tidur
membungkuk 8. Tempatkan pasien
berisiko tinggi jatuh
dekat dengan pantauan
perawat dari nurse
station
9. Gunakan alat bantu
berjalan
10. Dekatkan bel
pemanggil dalam
jangkaun pasien
11. Anjurkan
memanggil perawat
jika membutuhkan
bantuan berpindah atau
berjalan
12. Anjurkan
menggunakan alas kaki
yang tidak licin
13. Anjurkan
berkonsentrasi menjaga
keseimbangan tubuh
saat berjalan
14. Ajarkan
menggunakan bel
pemanggil untuk
memanggil perawat
Herdman, T (2018) & Tim Pokja SDKI DPP PPNI (2017)

D. Implementasi
Pelaksanaan adalah realisasi rencana tindakan untuk mencapai tujuan yang
telah diterapkan. Kegiatan dalam pelaksanaan juga meliputi pengumpulan data
berkelanjutan, dan menilai data yang baru. Dalam pelaksanaan membutuhkan
keterampilan kognitif, interpersonal, psikomotor (Rohmah, 2010).
ada beberapa intervensi keperawatan yang disa diimplementasikan pada
masalah yang muncul dari kondisi klien
1. Manajemen nyeri akut pada klien dengan pansitopenia dengan Cognitive
behavioral therapy (CBT) 
Manajemen nyeri CBT dapat mengurangi ketergantungan pada cara farmakologis
kontrol nyeri yang juga meningkatkan meningkatkan rasa kontrol pasien
pansitopenia (Enfermagem et al., 2019). Namun, kombinasi pendekatan
farmakologi dan non farmakologi diperlukan, karena tidak ada strategi manajemen
diri tunggal yang secara konsisten menunjukkan efek jangka pendek yang kuat atau
manfaat jangka panjang yang berkelanjutan untuk nyeri kronis sehingga kombinasi
dari manajemen nyeri (Turner & Ogbeide, 2021). Hal ini juga dijelaskan oleh
(Tandijono, 2020) bahwa terapi farmakologis yang biasanya digunakan adalah obat
golongan opioid, antidepresan, antikonvulsan, atau analgesik nonsteroid yang mana
sering kali obat-obatan ini tidak memberikan hasil yang memuaskan sebab,
persepsi nyeri tak hanya dipengaruhi faktor biologis, melainkan juga faktor
psikologis dan sosial.
2. Perawatan deman dengan teknik kompres hangat
Tidak sedikit pasien demam yang tidak terdiagnosis dengan pasti, untuk
memeroleh ketepatan diagnosis penyebab demam serta tipe demam, diperlukan
ketelitian pengambilan riwayat penyakit pasien dengan anamnesis yang cermat,
serta pemeriksaan fisik yang seteliti mungkin meliputi observasi perjalanan
penyakit dan evaluasi pemeriksaan laboratorium serta penunjang lainnya secara
tepat dan holistik sangat penting untuk mengetahui diagnosis etiologinya demi
kepentingan pasien untuk menghindari kesalahan diagnosi dan intervensi. Makin
tinggi suhu tubuh, pasien makin merasa kedinginan dan tidak berkeringat. Untuk
menurunkan suhu tubuh, pasien membutuhkan obat penurun panas, diselimuti dan
kompres hangat (Zein, 2012).
Pemberian kompres hangat pada daerah pembuluh darah besar merupakan
upayamemberikan rangsangan pada area preoptik hipotalamus agar menurunkan
suhu tubuh. Sinyal hangat yang dibawa oleh darah ini menuju hipotalamus akan
merangsang area preoptik mengakibatkan pengeluaran sinyal oleh sistem efektor.
Sinyal ini akan menyebabkan terjadinya pengeluarn panas tubuh yang lebih banyak
melalui dua mekanisme yaitu dilatasi pembuluh darah perifer dan berkeringat
(Potter & Perry, 2012). Menurut Swardana, Swasri, Suryaning (1998) mengatakan
bahwa menggunakan air dapat memelihara suhu tubuh sesuai dengan fluktuasi
suhu tubuh pasien. Dengan kompres hangat menyebabkan suhu tubuh diluaran
akan terjadi hangat sehingga tubuh akan menginterpretasikan bahwa suhu diluaran
cukup panas, akhirnya tubuh akan menurunkan kontrol pengatur suhu di otak
supaya tidak meningkatkan suhu pengatur tubuh, dengan suhu diluaran hangat akan
membuat pembuluh darah tepi dikulit melebar dan mengalami vasodilatasi
sehingga pori – pori kulit akan membuka dan mempermudah pengeluaran panas.
Sehingga akan terjadi perubahan suhu tubuh (Purwanti, 2015). Pengobatan demam
tergantung pada penyebabnya jika demam akibat infeksi virus, tidak diperlukan
antibiotik, hanya simtomatik namun bila penyebabnya influenza atau herpes,
diperlukan pemberian antivirus khususnya pada kasus ini diketahui dari
pemeriksaan penunjang kondisi klien mngarah pada diagnosis anemia aplastik
(Putra & Aprijadi, 2019) .
3. Pencegahan pendarahan dengan pemberian tranfusi darah
Salah satu intervensi keperawatan hemat biaya terbaik dalam perawatan
pansitopenia adalah dengan menjaga kebersihan pribadi, perawatan kulit yang
teliti, perawatan gigi yang baik dengan mencuci tangan sebelum melakukan
kesealuruhan prosedur (Goyal & Tilak, 2016).
E. Evaluasi
Evaluasi Tahap penilaian atau evaluasi adalah perbandingan yang sistematis
dan terncana tentang kesehatan klien dengan tujuan yang telah ditetapkan, dilakukan
dengan cara berkesinambungan dengan melibatkan klien, keluarga, dan tenaga
kesehatan lainnya. Evaluasi dibagi menjadi 2, yaitu :
1. Evaluasi formatif
Evaluasi formatif berfokus pada aktivitas proses keperawatan dan hasil tindakan
keperawatan. Evaluasi formatif ini dilakukan segera setelah perawat
mengimplementasikan rencana keperawatan guna menilai kefektifan tindakan
keperawatan yang telah dilaksanakan. Perumusan evaluasi formatif ini meliputi 4
komponen yang dikenal dengan SOAP, yakni subjektif (data berupa keluhan
klien), objektif (data hasil pemeriksaan), analisis data (perbandingan data dengan
teori), dan perencanaan.
2. Evaluasi sumatif
Evaluasi sumatif adalah evaluasi yang dilakukan setelah semua proses
keperawatan selesai dilakukan. Evaluasi sumatif ini bertujuan menilai dan
memonitor kualitas asuhan keperawatan yang telah diberikan. Metode yang dapat
digunakan pada evaluasi Janis ini adalah melakukan wawancara pada akhir layan,
menanyakan respon klien dan keluarga terkait layanan keperawatan, mengadakan
pertemuan pada akhir layanan.
DAFTAR PUSTAKA

Enfermagem, I. D. E., Pacientes, P., Dor, C. O. M., Enfermería, I. D. E., Pacientes, P., &
Dolor, C. O. N. (2019). Original Article Nursing Interventions for Patients With Acute
Pain. 13(3), 632–639.
Goyal, H., & Tilak, V. (2016). Idiopathic fatal pancytopenia: A case report. Journal of
Clinical and Diagnostic Research, 10(6), ED09-ED11.
https://doi.org/10.7860/JCDR/2016/19230.7996
Putra, M., & Aprijadi, H. (2019). Anemia Aplastik Berat dengan Komplikasi Febril
Neutropenia dan Perdarahan pada Perempuan Usia 20 Tahun. Journal Agromedicine,
6(1), 226–230.
T, & Herdman, H. (2018). NANDA-1 Diagnosis Keperawatan Definis dan klasifikasi 2018-
2020 (T. H. Herdman & S. Kamitsuru (eds.)).
Tandijono, P. L. (2020). Cognitive Behavioral Therapy (CBT) Dan Edukasi Untuk Mengatasi
Nyeri Kronis. ALOMEDIKA. https://www.alomedika.com/cognitive-behavioral-
therapy-cbt-dan-edukasi-untuk-mengatasi-nyeri-kronis
Tim Pokja SDKI DPP PPNI. (2017). Standar Diagnosis Keperawatan: Indonesia Definisi
dan Indikator Diagnostik (1 Cetakan). Dewan Pengurus Pusat Persatuan Perawat
Nasional Indonesi.
Turner, B. J., & Ogbeide, S. (2021). Self-Management of Chronic Pain in Primary Care Self-
Management of Chronic Pain in Primary Care. Practical Pan Management.
https://www.practicalpainmanagement.com/treatments/complementary/self-
management-chronic-pain-primary-care
Zein, U. (2012). Buku Saku Demam. In Cardiology Clinics (Vol. 29, Issue 2).

Anda mungkin juga menyukai