Oleh:
Maria Dian Nurfita
R014211010
Ny. R 46 tahun masuk RS melalui UGD pada tanggal 11 Februari 2020 dan dikaji pada
tanggal 12 Februari 2020. Saat ini dirawat di ruang perawatan penyakit dalam kamar 4 bed 2.
Diagnosis masuk; Pansitopenia
Diagnosis medis; Pansitopenia
Keluhan saat dikaji; demam dan perdarahan gusi
Riwayat keluhan utama; keluhan dialami sejak 2 pekan yang lalu dan memberat 5 hari
sebelum masuk RS.
Riwayat penyakit keluarga; hipertensi dan diabetes
Psikososial/ekonomi; status menikah, tinggal bersama keluarga di rumah milik sendiri,
ASN.
Pemeriksaan fisik;
TD : 110/70 mmHg (berbaring) S : 40 ºC P : 22x/menit N 102x/menit
SaO2 : 98% TB : 147 cm BB : 56 kg IMT : 25,91 kg/m2
Nyeri pada pada dada kanan skala 5 NRS, seperti tertekan benda berat, intermitten, durasi 13
menit.
Mata; konjungtiva anemis, sclera ikterik.
Respirasi; dyspnea, Modulasi O2 via nasal kanul 4 lpm.
Hematologi: perdahan gusi.
Norton scale; sakit sedang, sadar penuh, aktivitas di tempat tidur, mobiltas terbatas,
inkontinensia. Bartel index; mampu mengendalikan rangsang BAB, BAK melalui kateter,
membersihkan diri dibantu, berganti pakaian dibantu, makan dibantu, berubah posisi
dibantu, tidak mampu berjalan/berpindah, tidak mampu naik turun tangga, mandi tergantung
bantuan orang lain.
Risiko jatuh; tidak ada riwayat jatuh 3 bulan terakhir, diagnosis medis sekunder>1, jalan
dengan bantuan orang, menggunakan infus, lemah, orientasi sesuai.
Hasil Pemeriksaan Laboratorium;
Pemeriksaan Penunjang;
Hasil pemeriksaan aspirasi sumsum tulang :
Selularitas: severe hiposeluler
Eritropoietik: aktivitas menurun, ditemukan prekusor eritroid satu-satu
Leukopoietik: aktivitas menurun, ditemukan prekusor myeloid satu-satu
Trombopoietik: aktivitas menurun, ditemukan megakariosit
Sel plasma: tidak ditemukan
Mitosis: tidak ditemukan
ME Ratio: sulit dinilai
Kesan : Severe Hipoplastik Marrow sesuai gambaran Anemia Aplastik
Terapi Medikasi; Leukogen 300mg/8jam/SC, Difenhidramin 125mg/iv/premedikasi,
Maxiliv 1tab/12jam/oral, Asam traneksamat 500mg/8jam/iv, Curcuma 1
tab/12jam/oral, Ceftazidime 1 ge/8jam/iv, Meropenem 1 gr/8jam/iv.
A. PENGKAJIAN
FORMAT PENGKAJIAN
KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH PSIK FK UH
Nama/RM : Ny.R
Jenis Kelamin : Perempuan
Umur : 46 tahun
Ruangan :Perawatan Penyakit Dalam Kamar 4 Bad 2
Data Pengkajian
Tanggal : 12-02-2020 S : 40oC P : 22 x/ menit N : 102 x/ menit
Jam : - SaO2 : 98%
Cara dengan : TD : 110/70 mmHg
⃝ Jalan kaki ⃝ Kursi roda Cara Ukur : ⃝ Berdiri ⃝ Berbaring
⃝ Brankard ⃝ Lainnya : ⃝ Duduk
Datang melalui : TB : 147 cm BB : 56 kg IMT : 25,91 kg/m 2
⃝ UGD ⃝ Poliklinik
⃝ OK ⃝ Lainnya : -
Diagnosa Masuk : Pansitopnia
Diagnosis Medis : Pansitopnia
Keluhan utama : Demam dan perdarahan pada gisi, keluhan dialami sejak 2 pekan yang lalu
dan memberat 5hari sebelum masuk rumah sakit
⃝Gangguan pendengaran : -
⃝ Gangguan penciuman : -
⃝Kemerahan : - ⃝Bengkak: - ⃝Drainase: -
⃝Nyeri : - ⃝Lesi: -
Catatan: konjungtiva anemis, sclera ikterik
HIDUNG
MATA,
⃝ Takikardi : - ⃝ Iregular: -
⃝ Tingling : - ⃝ Edema -
⃝ Bradikardi: - ⃝ Murmur: -
⃝ Mati rasa : - ⃝ Nadi tidak teraba:-
Catatan : 102 x / menit
P: Pansitopenia
Q: Seperti tertekan benda berat
VASKULAR
R: Dada Kanan
KARDIO
S: 5 NRS
T: Intermiten, durasi 13 menit
⃝ Distensi: - ⃝ Hipoperistaltik :-
⃝ Anoreksia: - ⃝ Diare: - ⃝ Inkontinensia: -
⃝ Rigiditas: - ⃝ Hiperperistaltik: - ⃝ Disfagia: -
⃝ Konstipasi: - ⃝ Ostomi: -
⃝ Diet khusus: - ⃝ Intoleransi diit: -
Catatan : -
INTESTINAL
GASTRO
⃝ penurunan BB > 10% satu bulan terakhir: - ⃝ Dekubitus : Stage 1/2/3/4 : -
⃝ perubahan nafsu makan lebih dari 3 hari: - ⃝ TPN/PPN/tube feeding: -
⃝Diare-frekuensi : /hari :- ⃝ Malnutrisi: -
NUTRISI Catatan : tidak ada
⃝ Tingling ⃝ Kelemahan
Catatan : -
buruk
Kondisi 1. Stupor 2. Konfusi 3. Apatis 4. Sadar 4
Risk Assessment)
mental
Aktivitas 1. Ditempa 2. Kursi 3. Jalan dengan 4. Jalan 1
ttidur roda bantuan Sendiri
Mobilitas 1. Tidak 2. Sangat 3. Agak terbatas 4. Bebas 2
Mampu terbatas bergerak
bergerak
Inkontine 1. Inkontine 2. Selalu 3. Kadang- 4. Inkontine -
nsia nurin inkontin kadang n
dan alvi en urin inkontinen
urin
Ket : Skor 10
< 12 : resiko tinggi decubitus, 12-15 resiko sedang
decubitus, 16-20 : resiko rendah
makanan
Berubah posisi dari 1. Tidak 2. Dibantu 3. Dibantu 4. Mandiri
berbaring ke duduk mampu lebih dari 2 1 atau 2
orang orang
Berpindah/berjalan 1. Tidak 2. Dengan kursi 3. Dibantu 4. Mandiri
mampu roda 1 orang
Memakai baju 1. Tergantung 2. Sebagian 3. Mandiri 0
dibantu
Naik turun tangga 1. Tidak 2. Sebagian 3. Mandiri 0
mampu dibantu
Mandi 1. Tergantung 2. Mandiri 0
Total Skor = 5
Keterangan :
20 : Mandiri, 12-19 : ketergantungan ringan, 9-11 : ketergantungan sedang,
5-8 : ketergantungan berat, 0-4 : ketergantungan total
Riwayat jatuh 3 Tidak = 0 Ya = 25 0
bulan terakhir
Diagnosis medis Tidak = 0 Ya = 15 15
skunder > 1
Alat bantu jalan Dibantu orang Penopang = 15 Furniture = 15
=0 30
Menggunakan Tidak = 0 Ya = 25 25
infus
Cara Bed rest = 0 Lemah = 15 Terganggu = 30
berjalan/berpindah 30
Status mental Orientasi Orientasi tidak 0
sesuai = 0 sesuai = 15
FALL RISK
Total Skor = 75
Keterangan :
0-24 : tidak beresiko, 25-50 : resiko rendah, > 50 : resiko tinggi
Skala nyeri : NRS ⃝ Skala angka ⃝ Face scale
NYERI
Ceftazidine bekerja
membunuh bakteri
dengan cara
menghambat
pembentukan dinding sel
bakteri
Meropenem 1 gr/8jam/Iv Antibiotic untuk Mencegah oertumbuhan
menangani infeksi bakteri dan membunuh
akibat bakteri penyebab infeksi
tersebut
Pemeriksaan Penunjang;
Hasil pemeriksaan aspirasi sumsum tulang :
Selularitas: severe hiposeluler
Eritropoietik: aktivitas menurun, ditemukan prekusor eritroid satu-satu
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Kimia Darah
Fungsi Ginjal: 06 Februari 2020
Elektrolit: 08 Februari 2020
Fungsi Hati: 11 Februari 2020
Pemeriksaan Hasil Rentan Normal Interprestasi
PEMERIKSAAN LABORATORIUM
Fungsi Ginjal:
Ureum 29 10-50 Normal
Kreatinin 0.59 L (<1.3);P (<1.1) Normal
Elektrolit :
Natrium 131 136-145 Rendah
Kalium 3.6 3.5-5.1 Normal
Klorida 95 97-111 Rendah
Fungsi Hati:
SGOT 52 < 38 Tinggi
SGPT 72 < 41 Tinggi
Tidak ada dalam kasus
GENOGRAM
B. ANALISA DATA
D. Implementasi
Pelaksanaan adalah realisasi rencana tindakan untuk mencapai tujuan yang
telah diterapkan. Kegiatan dalam pelaksanaan juga meliputi pengumpulan data
berkelanjutan, dan menilai data yang baru. Dalam pelaksanaan membutuhkan
keterampilan kognitif, interpersonal, psikomotor (Rohmah, 2010).
ada beberapa intervensi keperawatan yang disa diimplementasikan pada
masalah yang muncul dari kondisi klien
1. Manajemen nyeri akut pada klien dengan pansitopenia dengan Cognitive
behavioral therapy (CBT)
Manajemen nyeri CBT dapat mengurangi ketergantungan pada cara farmakologis
kontrol nyeri yang juga meningkatkan meningkatkan rasa kontrol pasien
pansitopenia (Enfermagem et al., 2019). Namun, kombinasi pendekatan
farmakologi dan non farmakologi diperlukan, karena tidak ada strategi manajemen
diri tunggal yang secara konsisten menunjukkan efek jangka pendek yang kuat atau
manfaat jangka panjang yang berkelanjutan untuk nyeri kronis sehingga kombinasi
dari manajemen nyeri (Turner & Ogbeide, 2021). Hal ini juga dijelaskan oleh
(Tandijono, 2020) bahwa terapi farmakologis yang biasanya digunakan adalah obat
golongan opioid, antidepresan, antikonvulsan, atau analgesik nonsteroid yang mana
sering kali obat-obatan ini tidak memberikan hasil yang memuaskan sebab,
persepsi nyeri tak hanya dipengaruhi faktor biologis, melainkan juga faktor
psikologis dan sosial.
2. Perawatan deman dengan teknik kompres hangat
Tidak sedikit pasien demam yang tidak terdiagnosis dengan pasti, untuk
memeroleh ketepatan diagnosis penyebab demam serta tipe demam, diperlukan
ketelitian pengambilan riwayat penyakit pasien dengan anamnesis yang cermat,
serta pemeriksaan fisik yang seteliti mungkin meliputi observasi perjalanan
penyakit dan evaluasi pemeriksaan laboratorium serta penunjang lainnya secara
tepat dan holistik sangat penting untuk mengetahui diagnosis etiologinya demi
kepentingan pasien untuk menghindari kesalahan diagnosi dan intervensi. Makin
tinggi suhu tubuh, pasien makin merasa kedinginan dan tidak berkeringat. Untuk
menurunkan suhu tubuh, pasien membutuhkan obat penurun panas, diselimuti dan
kompres hangat (Zein, 2012).
Pemberian kompres hangat pada daerah pembuluh darah besar merupakan
upayamemberikan rangsangan pada area preoptik hipotalamus agar menurunkan
suhu tubuh. Sinyal hangat yang dibawa oleh darah ini menuju hipotalamus akan
merangsang area preoptik mengakibatkan pengeluaran sinyal oleh sistem efektor.
Sinyal ini akan menyebabkan terjadinya pengeluarn panas tubuh yang lebih banyak
melalui dua mekanisme yaitu dilatasi pembuluh darah perifer dan berkeringat
(Potter & Perry, 2012). Menurut Swardana, Swasri, Suryaning (1998) mengatakan
bahwa menggunakan air dapat memelihara suhu tubuh sesuai dengan fluktuasi
suhu tubuh pasien. Dengan kompres hangat menyebabkan suhu tubuh diluaran
akan terjadi hangat sehingga tubuh akan menginterpretasikan bahwa suhu diluaran
cukup panas, akhirnya tubuh akan menurunkan kontrol pengatur suhu di otak
supaya tidak meningkatkan suhu pengatur tubuh, dengan suhu diluaran hangat akan
membuat pembuluh darah tepi dikulit melebar dan mengalami vasodilatasi
sehingga pori – pori kulit akan membuka dan mempermudah pengeluaran panas.
Sehingga akan terjadi perubahan suhu tubuh (Purwanti, 2015). Pengobatan demam
tergantung pada penyebabnya jika demam akibat infeksi virus, tidak diperlukan
antibiotik, hanya simtomatik namun bila penyebabnya influenza atau herpes,
diperlukan pemberian antivirus khususnya pada kasus ini diketahui dari
pemeriksaan penunjang kondisi klien mngarah pada diagnosis anemia aplastik
(Putra & Aprijadi, 2019) .
3. Pencegahan pendarahan dengan pemberian tranfusi darah
Salah satu intervensi keperawatan hemat biaya terbaik dalam perawatan
pansitopenia adalah dengan menjaga kebersihan pribadi, perawatan kulit yang
teliti, perawatan gigi yang baik dengan mencuci tangan sebelum melakukan
kesealuruhan prosedur (Goyal & Tilak, 2016).
E. Evaluasi
Evaluasi Tahap penilaian atau evaluasi adalah perbandingan yang sistematis
dan terncana tentang kesehatan klien dengan tujuan yang telah ditetapkan, dilakukan
dengan cara berkesinambungan dengan melibatkan klien, keluarga, dan tenaga
kesehatan lainnya. Evaluasi dibagi menjadi 2, yaitu :
1. Evaluasi formatif
Evaluasi formatif berfokus pada aktivitas proses keperawatan dan hasil tindakan
keperawatan. Evaluasi formatif ini dilakukan segera setelah perawat
mengimplementasikan rencana keperawatan guna menilai kefektifan tindakan
keperawatan yang telah dilaksanakan. Perumusan evaluasi formatif ini meliputi 4
komponen yang dikenal dengan SOAP, yakni subjektif (data berupa keluhan
klien), objektif (data hasil pemeriksaan), analisis data (perbandingan data dengan
teori), dan perencanaan.
2. Evaluasi sumatif
Evaluasi sumatif adalah evaluasi yang dilakukan setelah semua proses
keperawatan selesai dilakukan. Evaluasi sumatif ini bertujuan menilai dan
memonitor kualitas asuhan keperawatan yang telah diberikan. Metode yang dapat
digunakan pada evaluasi Janis ini adalah melakukan wawancara pada akhir layan,
menanyakan respon klien dan keluarga terkait layanan keperawatan, mengadakan
pertemuan pada akhir layanan.
DAFTAR PUSTAKA
Enfermagem, I. D. E., Pacientes, P., Dor, C. O. M., Enfermería, I. D. E., Pacientes, P., &
Dolor, C. O. N. (2019). Original Article Nursing Interventions for Patients With Acute
Pain. 13(3), 632–639.
Goyal, H., & Tilak, V. (2016). Idiopathic fatal pancytopenia: A case report. Journal of
Clinical and Diagnostic Research, 10(6), ED09-ED11.
https://doi.org/10.7860/JCDR/2016/19230.7996
Putra, M., & Aprijadi, H. (2019). Anemia Aplastik Berat dengan Komplikasi Febril
Neutropenia dan Perdarahan pada Perempuan Usia 20 Tahun. Journal Agromedicine,
6(1), 226–230.
T, & Herdman, H. (2018). NANDA-1 Diagnosis Keperawatan Definis dan klasifikasi 2018-
2020 (T. H. Herdman & S. Kamitsuru (eds.)).
Tandijono, P. L. (2020). Cognitive Behavioral Therapy (CBT) Dan Edukasi Untuk Mengatasi
Nyeri Kronis. ALOMEDIKA. https://www.alomedika.com/cognitive-behavioral-
therapy-cbt-dan-edukasi-untuk-mengatasi-nyeri-kronis
Tim Pokja SDKI DPP PPNI. (2017). Standar Diagnosis Keperawatan: Indonesia Definisi
dan Indikator Diagnostik (1 Cetakan). Dewan Pengurus Pusat Persatuan Perawat
Nasional Indonesi.
Turner, B. J., & Ogbeide, S. (2021). Self-Management of Chronic Pain in Primary Care Self-
Management of Chronic Pain in Primary Care. Practical Pan Management.
https://www.practicalpainmanagement.com/treatments/complementary/self-
management-chronic-pain-primary-care
Zein, U. (2012). Buku Saku Demam. In Cardiology Clinics (Vol. 29, Issue 2).