OLEH :
R014211034
FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2021
KASUS 2
Tn. S, 46 tahun masuk RS melalui UGD pada tanggal 11 Maret 2019. Saat ini dirawat di perawatan
saraf (HCU) dan dikaji pada tanggal 12 Maret 2019.
Diagnosis masuk; hemiparese dextra
Diagnosis medis; NHS+cerebral infection.
Keluhan saat dikaji; tidak dapat menggerakan tangan dan kaki kanan
Riwayat penyakit keluarga; hipertensi dan sakit jantung.
Alergi; udara dingin
Pemeriksaan fisik;
- TD; 150/90 mmHg (berbaring)
- S : 36,10C
- P : 28x/menit
- N : 80x/menit
- SaO2 :98%
- TB : 155 cm
- BB : 61 kg
- IMT : kg/m2
Mata; Anemis, ikterik.
Respirasi; batuk bedahak, ronkhi di basal paru kanan, bernapas dibantu simple mask
dengan O2 6 lpm.
Gastrointestinal; konstipasi.
Neurologi; kelemahan, tidak dapat merasakan sentuhan, panas dan dingin di kedua
tungkai, kekuatan otot ekstremitas atas 0|5, dan ekstremitas bawah 0|5.
Norton scale; kondisi fisik sakit sedang, kondisi mental konfusi, aktivitas di tempat tidur,
mobilitas sangat terbatas, inkontinen urin dan alvi.
Barthel index; perlu pencahan untuk mengendalikan rangsang BAB dan BAK,
membersihkan diri dibantu, makan dibantu, berubah posisi dibantu 2 orang, berpindah dan
berjalan dibantu 2 orang, memakai baju dibantu, tidak mampu naik turun tangga, mandi
dibantu.
Risiko jatuh; tidak ada riwayat jatuh dalam 3 bulan terakhir, diagnosis medis sekunder >
1, dibantu untuk berjalan, menggunakan infus, lemah, status mental orientasi sesuai.
Hasil pemeriksaan laboratorium;
Pemeriksaan penunjang;
- CT Scan Kepala :
Multiple infark ganglia basalis sinistra dan corona radiata sinistra
Focal atrophy lobus temporparietal sinistra
- Foto thorax AP :
Corokan bronchovaskuler dalam batas normal
Tidak tampak proses spesifik pada kedua paru
COR: kesan normal, aorta normal
Kedua sinus dan diafragma baik
Tulang-tulang infark
Jaringan lunak sekitar kesan baik
Psikososial/ekonomi; status menikah, tinggal bersama keluarga di rumah milik sendiri,
bekerja sebagai PNS.
Terapi medikasi; ranitidine 50 mg/12 jam/iv, mecobalamin 500 mg/12 jam.iv, citicolin
5000 mg/12 jam/iv,
A. PENGKAJIAN
FORMAT PENGKAJIAN
KEPERAWATAN MEDIKA BEDAH PSIK Fkep UH
Nama/RM : Tn. s
Umur : 46 tahun
Ruangan : HCU
Data Pengkajian
⃝ UGD ⃝ Poliklinik
⃝ OK ⃝ Lainnya :
⃝ Obat : ⃝ Debu
⃝ Kanker:
⃝ Stroke:
⃝ TB : ⃝ Gangguan mental :
⃝ Lainnya :
⃝ Kanker:
⃝ Stroke:
⃝ TB : ⃝ Gangguan mental :
⃝ Lainnya :
Psikososial/Ekonomi
⃝ Lainnya :
Keterangan :
Sumber informasi : ⃝ Pasien ⃝ Keluarga ⃝ Lainnya :
⃝Gangguan pendengaran :
MATA, TELINGA, HIDUNG
⃝ Gangguan penciuman :
⃝Nyeri : ⃝Lesi:
⃝ Batuk : ⃝ Dispnea
RESPIRASI
Catatan :
Batuk berdahak, ronkhi di basal paru kanan, bernapas dibantu simple mask dengan 02 6 lpm
⃝ Takikardi : ⃝ Iregular:
⃝ Tingling : ⃝ Edema :
KARDIOVASKULAR
⃝ Bradikardi: ⃝ Murmur:
Catatan :
⃝ Distensi ⃝ Hipoperistaltik :
GASTROINTEST
Catatan :
Catatan :
⃝ Menopause ⃝ Lendir
⃝ Urostomy ⃝ Kehamilan
Catatan :
⃝ Tingling ⃝ Kelemahan
Catatan : kelemahan, tidak dapat merasakan sentuhan, panas dan dingin dikedua tungkai, kekuatan otot
ektremitas atas 0|5, dan ekstremitas bawah 0|5.
Catatan :
Keterangan :
Total Skor = 55
Keterangan :
Lokasi :
Onset :
Paliatif :
Kualitas :
Medikasi :
Efek nyeri :
⃝ aktivitas ⃝ Emosi
⃝ Lainnya
mecobalamin 500 mg/12jam/iv Untuk mengobati Senyawa vitamin yang bekerja larut kedalam air,
neuropati perifer secara fisiologis, bentuk suplemen ini mirip
MEDIKASI
- CT Scan Kepala :
Tulang-tulang infark
Jaringan lunak sekitar kesan baik
PEMERIKSAAN LABORATORIUM
DS : -
DO : Ketidakefektifan bersihan jalan napas
2. - R : 28x/menit (takipnue)
- Ronkhi basal paru dextra
- Terpasang nasal kanul 02 6 Lpm
- Batuk berdahak
DS :
- Kelemahan
DO : Risiko dekubitus
3 - BB berlebih (IMT : 25 kg/m2 = obesitas)
- Skor bartel index 6 = ketergantungan
berat
- Skor norton scale 9 = resiko tinggi
decubitus
DS :
- Kelemahan
DO:
- Membersihkan diri dibantu
- Makan dibantu
- Berpindah posisi dibantu
- Mandi dibantu Hambatan mobilitas fisik
4
- Mengganti baju dibantu
- Tidak dapat merasakan sentuhan
- Panas dan dingin di kedua tungkai,
- Kekuatan otot ekstremitas atas 0|5, dan
ekstremitas bawah 0|5.
- Skor nilai norton scale : ketergantungan
berat
C. INTERVENSI KEPERAWATAN (NOC & NIC)
Rencana keperawatan
No Diagnosa Keperawatan
NOC NIC
1 Risiko ketidakefektifan perfusi Setelah dilakukan intervensi selama 3 x 24 Perawatan emboli perifer : paruparu
jaringan otak b.d cedera otak jam, diharapkan ketidakefektifan perfusi pencegahan emboli
jaringan otak klien dapat terkontrol dengan pengaturan hemodinamik
Domain 4. Aktivitas/Istirahat kriteria hasil :
Manajemen edema serebral (2540)
Kelas 4. Respon Perfusi jaringan serebral 1. Monitor adanya kebingungan, perubahan
kardiovaskular/pulmonal - Tekanan darah sistolik ditingkatkan ke pikiran, keluhan pusing dan pingsan
tidak ada deviasi dari kisaran normal 2. Monitor status neurologi dengan ketat dan
Kode diagnosis 00201
- Tekanan darah diastolik ditingkatkan ke bandingkan dengan nilai normal
tidak ada deviasi dari kisaran normal 3. Monitor tanda-tanda vital
- Nilai rata-rata tekanan darah 4. Rencakan asuhan keperawatan untuk
ditingkatkan ke tidak ada deviasi dari memberikan periode istirahat
kisaran normal 5. Catat perubahan pasien dalam berespon
- Refleks saraf terganggu tidak ada terhadap stimulus
6. Saring percakapan dalam pendengaran pasien
Kontrol risiko stroke 7. Dorong keluarga/orang yang penting untuk
- Mencari informasi terkait pencegahan biacara pada pasien
stroke secara konsisten menunjukkan 8. lakukan latihan ROM pasif
- Mengenali faktor risiko stroke pada diri
secara konsisten menunjukkan Manajemen TIK
- Mengembangkan strategi yang efektif 1. bantu menyisipkan perangkat pemantauan TIK
dalam mengontrol risiko secara 2. monitor kualitas dan karakteristik gelombang
konsisten menunjukkan TIK
- Olahraga dan mengikuti diet yang 3. monitor ketekanan aliran darah otak
dianjurkan secara konsisten 4. monitor status neurologi
menunjukkan 5. monitor jumlah, nilai dan karakteristik
pengeluaran serebrospinal (CSF)
6. monitor intake dan output
7. periksa pasien terkait ada tidaknya gejala kaku
kuduk
8. sesuaikan kepala dan leher pasien dalam posisi
netral, hindari fleksi pinggang yang berlebihan
9. sesuaikan kepala tempat tidur untuk
mengoptimalkan perfusi serebral
10. monitor efek rangsangan lingkungan pada TIK
11. beritahu dokter untuk peningkatan TIK yang
tidak beraksi sesuai peraturan perawatan.
2 Ketidakefektifan bersihan jalan Setelah dilakukan intervensi selama 3 x 24 Monitor pernafasan (3350)
napas b.d mucus berlebihan jam, diharapkan ketidakefektifn pola napas 1. Monitor kesulitan bernafas
klien dapat terkontrol dengan kriteria hasil : 2. Monitor suara tambahan (ronkhi)
Domain 11. 3. Monitor pola napas (takipnue)
Keamanan/perlindungan Status pernafasan : ventilasi 4. Auskultasi suara napas
- frekuensi pernafasan ditingkatkan ke 5. Kaji perlunya penyedotan pada jalan napas
Kelas 2. Cedera fisik tidak ada deviasi dari kisaran normal dengan auskultasi suara nafas ronkhi paru
- Hasil rontgen dada ditingkatkan ke 6. Auskultasi suara napas setelah tindakan
Kode diagnosis 00031
tidak ada deviasi dari kisaran normal 7. Monitor kemampuan batuk efektif pasien
- Suara napas tambahan tidak ada 8. Catat onset, karakteristik dan lamanya batuk
9. Monitor hasil foto thorax
10. Berikan bantuan terapi napas jika diperlukan
(contoh nebulizer)
Bantuan ventilasi (3390)
1. Pertahankan kepatenan jalan napas
2. Bantu dalam hal perubahan posisi dengan sering
dan tepat
3. Posisikan untuk meminimalkan upaya bernapas
4. Mulai dan pertahanan oksigen tambahan
5. Monitor pernapasan dan status oksigenasi
6. Beri obat (bronkodilator dan inhaler)
7. Ajarkan teknik pernapasan dengan tepat
3 Risiko decubitus b.d imobilitas Setelah dilakukan intervensi selama 3 x 24 Pencegahan luka tekan (3540)
fisik jam, diharapkan krisiko dekubitus klien 1. Dorong pasien untuk tidak merokok dan
dapat teratasi, kriteria hasil : menghindari konsumsi alkohol
Domain 11. 2. Dokumentasi berat badan pasien pasien setiap
Keamanan/perlindungan Kontrol risiko : Cedera karena tekanan shift
1. Mengidentifikasi keterbatasan 3. Hindarkan kulit dari kelembaban berlebihan
Kelas 2. Cedera fisik pergerakan yang berasal dari keringat, inkontinensia BAK
2. Mengganti posisi paling tidak setiap 2 4. Berikan perlindungan pada kulit seperti krim
Kode diagnosis 00249
jam pelembab atau penyerap cairan untuk mengatasi
basah berlebihan
5. Ubah posisi pasien 1-2 jam sekali
6. Ubah posisi klien dengan teknik yang benar
7. Pasang jadwal perubahan posisi didekat tempat
tidu
8. Gunakan bantal untuk meninggikan area yang
tertekan
9. Lembabkan kulit yang kering dan pecah-pecah
10. Hindari air panas dan gunakan sabun yang
lembut untuk mandi
11. Monitor kemampuan bergerak dan aktivitas
pasien
12. Bantu pasien untuk mempertahankan BB ideal
4 Hambatan mobilitas fisik b.d Setelah dilakukan intervensi selama 3 x 24 Perawatan tirah baring (0740)
gangguan neuromuskular jam, diharapkan hambatan mobilitas klien 1. Jelaskan alasan diperlukannya tirah baring
dapat teratasi, kriteria hasil : 2. Tempatkan matras dan kasur trapeutik dengan
Domain 6. Aktivitas/Istirahat cara yang tepat
Toleransi terhadap aktivitas : 3. Posisikan sesuai body alignment yang tepat
Kelas 2. Aktivitas/olahraga 1. Kekuatan tubuh 4. Jaga kain linen kasur tetap bersih, kering
5. Balikkan pasien sesuai kondisi kulit
Kode diagnosis 00085 6. Balikkan pasien paling tidak setiap 2 jam
7. Bantu menjaga kebersihan
8. Monitor komplikasi tirah baring (misalnya :
konstipasi, kehilangan tonus otot)
DAFTAR PUSTAKA
Bulechek, G. M., Butcher, H. K., Dochterman, J., & Wagner, C. M. (2013). Nursing Intervention
Classification (NIC). Indonesia: Elsevier.