OLEH
RUSLIA MAYAU
R014202033
FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
2021
1
PENGKAJIAN
Nama/RM : Tn T
Umur : 79 Tahun
Data Pengkajian
⃝ Brankard ⃝ Lainnya :
⃝ UGD ⃝ Poliklinik
⃝ OK ⃝ Lainnya :
Riwayat Pasien
Psikososial/Ekonomi
Keterangan : Klien pernah dirawat dengan keluhan yang sama di RS Soppeng dan RS Masamba
⃝Nyeri : ⃝Lesi:
Catatan: -
Catatan : P : 32x/menit
Catatan : -
Catatan : -
⃝ penurunan BB > 10% satu bulan terakhir : Tidak ⃝ Dekubitus : Stage 1/2/3/4 : Tidak
⃝ perubahan nafsu makan lebih dari 3 hari : Tidak ⃝ TPN/PPN/tube feeding : Tidak
NUTRISI
Catatan : -
⃝ Urostomy ⃝ Kehamilan
Catatan : -
⃝ atrofi/deformitas : Tidak ⃝turgor buru : Tidak ⃝ teraba dingin : Tidak ⃝ Drainase : Tidak
Gambaran area luka dan jelaskan karakteristik luka (Gambarkan lukanya)
Catatan : -
Ket : Skor 16
< 12 : resiko tinggi decubitus, 12-15 resiko sedang decubitus, (resiko rendah)
16-20 : resiko rendah
mampu orang
Memakai baju 0. tergantung 1. sebagian dibantu 2. mandiri 0
Keterangan :
Keterangan :
Lokasi :
Onset : -
Paliatif : -
Kualitas : -
NYERI
Medikasi : -
Efek nyeri : -
⃝ aktivitas ⃝ Emosi
⃝ Lainnya :
Methyprednisolone 125 mg/24 Sebagai anti inflamasi Obat ini termasuk golongan
jam/IV atau imunosupresi kortikosteroid yang bekerja menurunkan
pada beberapa sistem kekebalan tubuh terhadap
penyakit hematologi, berbagai penyakit untuk mengurangi
alergi, inflamasi, gejala pembengkakan atau reaksi alergi.
neoplasma maupun
autoimun
N-ace 200 mg/8 Obat yang digunakan Bekerja dengan cara memecah serat
jam/Oral untuk mengencerkan asam mukopolisakarida yang membuat
dahak pada penyakit dahak lebih encer dan mengurangi
saluran pernafasan adhesi lendir pada dinding tenggorokan
dimana terjadi banyak sehingga mempermudah pengeluaran
lendir atau dahak lendir pada saat batuk
Azytomicine 500 mg/24 Antibiotik generik Bekerja dengan mengikat sub unit 50s
jam/Oral golongan makrolida dari ribosom bakteri sehingga
yang digunakan untuk menghambat translasi mRNA. Dengan
infeksi yang demikian sintesis protein akan terganggu
disebabkan oleh H. sehingga pertumbuhan bakteri akan
influenzae, M. terhambat.
catarrhalis, S.
pneumoniae, C.
pneumoniae,
streptococcus
pyogenes, S. aureus,
atau S. Agalactiae
Paracetamol 500 mg/8 Paracetamol adalah Untuk orang dewasa, dianjurkan untuk
jam/Oral salah satu obat yang mengonsumsi paracetamol 1-2 tablet
masuk ke dalam sebanyak 500 miligram hingga 1 gram
golongan analgesik tiap 4-6 jam sekali dalam 24 jam.
(pereda nyeri) dan
antipiretik (penurun Paracetamol mengurangi rasa sakit
demam). Obat ini dengan cara menurunkan produksi zat
dipakai untuk dalam tubuh yang disebut prostaglandin.
meredakan rasa sakit Prostaglandin adalah unsur yang
ringan hingga dilepaskan tubuh sebagai reaksi terhadap
menengah, serta
kerusakan jaringan atau infeksi, yang
menurunkan demam.
memicu terjadinya peradangan, demam,
dan rasa nyeri. Paracetamol
menghalangi produksi prostaglandin,
sehingga rasa sakit dan demam
berkurang.
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan Hasil Rentang normal Interpretasi
Glukosa
Fungsi Ginjal
Fungsi Hati
Elektrolit
Darah Lengkap
6,4
10,4
Usia : 79 tahun
Ruangan : Interna
No. RM :-
DS :
Klien mengeluh sesak napas
DO :
Takipnea (P : 32x/menit)
Dispnea Gangguan Pertukaran Gas
1.
Analisa gas darah :
- PH 7.561 Tinggi
- PO2 58.1 Rendah
- SO2 92.7% Rendah
- PCO2 39.2 Normal
- HCO3 35.5 Tinggi
Kesan : Alkalosis Metabolik
2. DS :
DO : Ketidakefektifan bersihan
jalan napas
Pernapasan 32x/menit
Takipnea
Pada pengkajian medikasi ditemukan
klien diresepkan obat N-ace 200 mg/8
jam/Oral (Obat yang digunakan untuk
mengencerkan dahak pada penyakit
saluran pernafasan dimana terjadi
banyak lendir atau dahak)
3. DS : Intoleransi aktivitas
Klien memiliki riwayat tidak dapat
beraktivitas karena sesak
DO :
P : 32 kali/menit
Pasien tampak lemah
HGB 7.7 g/dl (13-18 g/dl)
(Anemia)
Mata : Anemis
Hematokrit rendah : 23.6%
4. Faktor Risiko :
Penggunaan alat bantu kursi roda Risiko Jatuh
Usia lebih dari 65 tahun
Hambatan mobilitas
Fall risk score = 40
5. Faktor Risiko :
Risiko Infeksi
WBC rendah : 3.38 x103/mm3
Area insersi kateter urine
6. DO : -
Gangguan pola tidur
DS : klien mengatakan sulit tidur karena sesak
INTERVENSI KEPERAWATAN
Gangguan Pertukaran gas berhubungan dengan Setelah dilakukan intervensi keperawatan selama 3 Monitor Pernapasan
Perubahan Membran Alveolar-kapiler x 24 jam diharapkan status pernapasan (Pertukaran
Monitor kecepatan, irama, kedalaman dan kesulitan
gas) membaik dengan kriteria hasil:
DS : bernapas
Klien mengeluh sesak napas Status Pernapasan: Pertukaran gas: Monitor pola napas (takipnea, dipsnea,
DO : hiperventilasi dll)
Tekanan parsial oksigen di darah arteri (PaO2)
Takipnea (P : 32x/menit) Monitor saturasi oksigen pada pasien (seperti SO2,
Dispnea tidak ada deviasi dalam kisaran normal
SpO2) sesuai protokol yang ada
Analisa gas darah : PH arteri tidak ada deviasi dalam kisaran Pantau keluhan sesak napas pasien, termasuk
- PH 7.561 Tinggi
normal kegiatan yang meningkatkan atau memperburuk
- PO2 58.1 Rendah
- SO2 92.7% Rendah Saturasi oksigen tidak ada deviasi dalam sesak napas tersebut
- PCO2 39.2 Normal kisaran normal Catat perubahan pada saturasi O2, volume tidal
- HCO3 35.5 Tinggi
Kesan : Alkalosis Metabolik Dypnea tidak ada akhir CO2, dan nilai analisa gas darah dengan tepat.
Catat pergerakan dada, kesimetrisan dada,
Frekuensi pernapasan tidak ada deviasi dari
penggunaan otot-otot bantu nafas, dan retraksi pada
kisaran normal (16-24x/menit)
otot supraclaviculas dan intercosta
Penggunaan otot bantu nafas tidak ada Auskultasi suara nafas, catat area dimana terjadi
penurunan atau tidak adanya ventilasi dan
keberadaan suara nafas tambahan
14
Berikan bantuan terapi napas jika diperlukan
Terapi Oksigen
Ketidakefektifan bersihan jalan napas berhubungan Setelah dilakukan tindakan keperawatan … x 24 Manajemen jalan nafas
dengan mucus berlebihan jam pasien menunjukan keeftifan jalan napas
Posisikan pasien utuk memaksimalkan ventilasi
dengan kriteria hasil :
DO : (posisi semifowler)
Buang sekret dan memotifasi pasien untunk
Pernapasan 32x/menit Status pernapasan : melakukan batuk efektif
Takipnea Motivasi pasien untuk bernafas pelan, dalam
Meningkat dari level 1 menjadi level 5 yang berputar dan batuk
DS : ditandai dengan : Intruksikan bagaimana agar pasien bisa
melakukan batuk efektif
Klien mengeluh sesak napas Pola napas membaik
Auskultasi suara nafas catat area ventilasinya
Keluhan sudah dirasa sejak 2 bulan terakhir Frekuensi napas membaik
menurun atau tidak da nada tidaknya suara napas
dan bertambah pada 2 pekan sebelum masuk Sesak menurun
tambahan.
RS
Kolaborasi pemberian bronkodilator
(ipraprotium/inhaler/ dosis 20-40 mcg)
Peningkatan (manajemen) batuk
Damping pasien untuk bisa duduk pada posisi
dengan kepala sedikit lurus, bahu relaks dan lutut
ditekuk atau posisi fleksi
Dukung pasien menarik nafas dalam, tahan
selama 2 detik, bungkukan kedepan, tahan 2
detik dan batukan 2-3 kali
Minta pasien untuk menarik nafas dalam,
bungkukan kedepan, lakukan 3-4 kali hembusan
(untuk membuka area glottis
Meminta pasien untuk menarik nafas dalam
beberapa kali, keluarkan perlahan dan batukkan
diakhir ekhalasi
Meminta pasien untuk batuk dilanjutkan dengan
beberapa periode napas dalam
Kolaborasi pemberian N-Ace 200 mg/8 jam/Oral
Intoleransi aktivitas berhubungan dengan Setelah dilakukan intervensi selama 2 x 24 jam Manajemen Energi
ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan diharapkan tingkat kelelahan berkurang dengan
oksigen kriteria hasil :
Monitor gangguan fungsi tubuh yang
DS : Toleransi Terhadap Aktivitas mengakibatkan kelelahan
Klien memiliki riwayat tidak dapat
Monitor kelelahan fisik dan emosional
beraktivitas karena sesak Frekuensi pernapasan ketika beraktivitas tidak
Mandi dibantu Monitor lokasi dan ketidaknyamanan selama
terganggu (16-24x/menit)
Makan dibantu melakukan aktivitas
Saturasi oksigen ketika beraktivitas tidak
Berjalan dibantu
Lakukan latihan rentang gerak pasif dan/atau aktif
Naik turun tangga dibantu terganggu
DO : Ajarkan strategi koping untuk mengurangi kelelahan
Kemudahan bernapas ketika beraktivitas tidak
P : 32 kali/menit
terganggu
Pasien tampak lemah Terapi Aktivitas
HGB 7.7 g/dl (13-18 g/dl) (Anemia) Kemudahan dalam melakukan Aktivitas Hidup
Harian tidak terganggu Pertimbangkan kemampuan klien dalam berpartisipasi
Kekuatan tubuh bagian bawah tidak terganggu Monitor respon emosi, fisik, sosial, dan spiritual
- Pola tidur tidak terganggu kebisingan, suhu ruangan dan tempat tidur)
- Jam tidur tidak terganggu - Monitor pola tidur pasien dan catat kondisi
Black, J., & Hawks, J. (2014). Keperawatan Medikal Bedah Manajemen Klinis
untuk Hasil yang diharapkan, Buku 3 (8 ed.). (J. Mulyanto, N. Setiyawan,
K. Kadar, S. Kurnianingsih, R. Martanti , Natalia, et al., Penerj.) Jakarta:
Salemba Medika.
Bulechek, G., Butcher, H., Dochterman, J., & Wagner, C. (2016). Nursing
Intervertions Classification. Singapura: Elsevier.
22