Anda di halaman 1dari 33

LAPORAN KASUS

TUMOR INTRA ABDOMEN


RUANG PERAWATAN LONTARA 2 ATAS DEPAN (BEDAH DIGESTIVE)
RSUP DR. WAHIDIN SUDIROHUSODO

Oleh

Hasni
R014192020

CI LAHAN CI INSTITUSI

( ) (Dr. Takdir Tahir, S.Kep.,Ns.,M.Kes)

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2020
PENGKAJIAN KEPERAWATAN

Nama/RM : Tn. A/910854


Jenis Kelamin : Laki-laki
Umur : 01-07-1955/ 64 Tahun
Ruangan: : Lontara 2 Atas Depan (Bedah Digestive)
Data Pengkajian
Tanggal : 18 Februari 2020 S : 36 0C P : 20 x/mnt N : 82 x/mnt SaO 2 : -
Jam : 07.30 WITA
Cara dengan : TD : 100/50 mmHg
⃝ Jalan kaki ⃝ Kursiroda Cara Ukur : ⃝ Berdiri ⃝ Berbaring ⃝ Duduk
⃝vBrankard ⃝ Lainnya : ditopang
Datang melalui : TB : 166 cm BB : 67 Kg LILA : 27 cm
⃝ UGD ⃝ Poliklinik IMT : 24 (Normal)
⃝ OK ⃝ Lainnya :
Diagnosa Masuk : Tumor intraabdomen suspek hepatoma
Diagnosis Medis : Tumor intraabdomen suspek hepatoma
Keluhan utama:
Nyeri pada perut bagian kanan atas
Riwayat keluhan utama:
Paien mengeluh nyeri pada perut bagian kanan atas. Pasien nampak gelisah dan lemah. Keluarga
mengungkapkan bahwa sesekali pasien menanyakan terkait kondisinya (cemas terhadap penyakitnya).
mengungkapkan bahwa ia belum BAB sejak 10 hari terakhir. Pasien juga mengeluh kram pada kedua kaki
Keluhan masuk RS:
Nyeri perut kanan atas dialami sejak 3 minggu terakhir, seperti tertusuk-tusuk, dirasakan hilang timbul. K
muncul bersamaan dengan perut yang mengeras di kanan atas, lama-kelamaan muncul benjolan di perut
atas. Mual ada. Muntah tidak ada. Demam dirasakan hilang timbul. Pasien juga mengeluh sesak nafa
muncul benjolan di perut yang bersamaan dengan nyeri. Tidak ada riwayat hepatitis, hipertensi, atau di
Pasien merokok 1 bungkus/hari sejak masih muda dan baru berhenti sejak 2 minggu terakhir. Riwayat sak
sama pada keluarga tidak ada.
Riwayat Alergi : Ada/ Tidak
⃝ Makanan laut : ⃝ Udara dingin ⃝ Lainnya :
⃝ Obat : ⃝ Debu
Penggunaan alat bantu : Ya/ Tidak
⃝ Kacamata/lensa kontak ⃝ Alat bantu dengar ⃝ Lainnya : brankar
⃝ Gigi palsu ⃝ Kruk/walker/kursiroda
Riwayat Pasien
Riwayat penyakit : Ya/tidak
⃝ Hipertensi : ⃝ PPOK : ⃝ Diabetes : ⃝ Kanker:
⃝ Penyakit jantung : ⃝ Asma : ⃝ Hepatitis : ⃝ Stroke:
⃝ TB : ⃝ Gangguan mental : ⃝ Lainnya :
Riwayat operasi : Ya/tidak
Merokok : Ya/ tidak
Konsumsi alcohol : Ya/tidak
Riwayat Penyakit Keluarga
Riwayat penyakit: Ya/tidak
⃝ Hipertensi : ⃝ PPOK : ⃝ Diabetes : ⃝ Kanker:
⃝ Penyakitjantung : ⃝ Asma : ⃝ Hepatitis : ⃝ Stroke:
⃝ TB : ⃝ Gangguan mental : ⃝ Lainnya :

Psikososial/Ekonomi
Status pernikahan : ⃝ Belum menikah ⃝ Menikah ⃝ Janda/duda
Keluarga : ⃝ tinggal bersama ⃝ tinggal sendiri
Tempat tinggal : ⃝ Rumah ⃝ Panti ⃝ Lainnya :
Pekerjaan : ⃝ PNS ⃝ Wiraswasta ⃝ Pensiunan
⃝ Lainnya : pelajar
Status emosi : ⃝ Kooperatif ⃝ Tidak kooperatif
Pengalaman hospitalisasi : Ya/ tidak
Keterangan : -
Sumber informasi : ⃝ Pasien ⃝ Keluarga ⃝ Lainnya :
Pemeriksaan Fisik (Ceklist pada bagian yang tidak normal)
MATA, TELINGA, HIDUNG

⃝Gangguan Penglihatan : Tidak


⃝Gangguan pendengaran : Tidak
⃝ Gangguan penciuman : Tidak
⃝Kemerahan : ⃝Bengkak: ⃝Drainase:
⃝Nyeri : ⃝Lesi:
Catatan:
Tidak ada kelainan

⃝ Asimetri:- ⃝ Takipnea :- ⃝ Crackles :-


⃝Kanan atas/bawah ⃝ Kiri atas/bawah ⃝ Ronkhi: -
⃝ Bentuk dada :- ⃝ Bradipnea : - ⃝ Sputum-warna :-
RESPIRASI

⃝ Batuk :- ⃝ Dispnea:-
⃝ Wheezing: - ⃝Kiri atas/bawah
⃝ Kanan atas/bawah ⃝ Modulasi O2 :
Catatan :
Tidak ada kelainan
INTESTINALGASTRO VASKULARKARDIO

⃝ Takikardi : ⃝ Iregular:
⃝ Tingling: ⃝ Edema:
⃝ Bradikardi: ⃝ Murmur:
⃝ Mati rasa : ⃝ Nadi tidak teraba:
Catatan :
Tidak ada kelainan
⃝ Distensi ⃝ Hipoperistaltik : 3
⃝ Anoreksia: ⃝ Diare: ⃝ Inkontinensia:
⃝ Rigiditas: ⃝ Hiperperistaltik : ⃝ Disfagia: ⃝ Konstipasi: ⃝ Ostomi:
⃝ Diet khusus: ⃝ Intoleransi diit:
Catatan :
Nyeri pada perut bagian atas. Auskultasi: peristaltik usus 3 (5-34 kali/menit). Palpasi: teraba mas
pada kuadran kanan atas abdomen (RUQ). Perkusi: pekak di atas massa, pada bagian lain timpan
⃝ penurunan BB > 10% satu bulan terakhir: ⃝ Dekubitus : Stage 1/2/3/4
NUTRISI

⃝ perubahan nafsu makan lebih dari 3 hari : ⃝ TPN/PPN/tube feeding


⃝Diare-frekuensi : ⃝ Malnutrisi
Catatan :
Nyeri yang dialami mengakibatkan makan pasien terganggu

NEUROLOGI GENITOURINARI/ GINEKOLOGI


⃝ Disuria ⃝ Hesitansi ⃝ Nokturia ⃝ Folley ⃝ Menopause ⃝ Lendir
⃝ Frekuensi ⃝ Inkontinensia ⃝ hematuria ⃝ Urostomy ⃝ Kehamilan
Catatan :
Tidak ada kelainan

⃝ Konfusi ⃝ Sedasi ⃝ Pupil non reaktif ⃝ vertigo/nyeri kepala ⃝ Tremor ⃝ tidak seim
⃝ Koma ⃝ letargi ⃝ afasia ⃝ Sakit kepala ⃝ mati rasa ⃝ Paralise
⃝ Semi-koma ⃝ Suara serak ⃝ Seizure ⃝ Tingling ⃝ Kelemahan
Catatan :
Tidak ada kelainan
⃝ Bengkak ⃝ Diaforesis ⃝ Lembab
⃝ prosthesis ⃝ Warna kulit ⃝ teraba panas
⃝ atrofi/deformitas ⃝ turgor buruk ⃝ teraba dingin ⃝ Drainase :
Gambaran area luka dan jelaskan karakteristik luka (Gambarkan
lukanya)
INTEGUMEN

Catatan :
Tidak ada kelainan

Kondisi fisik 1. Sangat 2. Buruk 3. Sedang 4. Baik


buruk
Kondisi mental 1. Stupor 2. Konfusi 3. Apatis 4. Sadar
NORTON SCALE (Skin Risk Assessment)

Aktivitas 1. Ditempat 2. Kursi 3. Jalan dengan 4. Jalan Sendiri


tidur roda bantuan
Mobilitas 1. Tidak 2. Sangat 3. Agak terbatas 4. Bebas bergerak
mampuberg terbatas
erak
Inkontinensia 1. Inkontinen 2. Selalu 3. Kadang- 4. Inkontinen
urin dan alvi inkontine kadang
nurin inkontinen
urin
Ket : Skor :
< 12 : resiko tinggi decubitus, 12-15 resiko sedang decubitus, 16-20 :
resiko rendah
Mengendalikan rangsang 1. Perlu pencahar 2. Kadang perlu 3. Mandiri
BAB pencahar
Mengendalikan rangsang 1. Pakai kateter/ 2. Kadang tak 3. Mandiri

al Status Assassment)BARTEL INDEX (Function


BAK tak terkendali terkendali
Membersihkan diri 1. Butuh 2. Mandiri
bantuan
Melepas dan memakai 1. Tergantung 2. Tergantung pada 3. Mandiri
celana, membersihkan, orang lain beberapa kegiatan
menyiram jamban pada setiap
kegiatan
Makan 1. Tidak mampu 2. Perlu dibantu 3. Mandiri
memotong
makanan
Berubah posisi dari 1. Tidak mampu 2. Dibantu lebih dari 2 3. Dibantu 1 atau 2
berbaring keduduk orang orang
Berpindah/berjalan 1. Tidak mampu 2. Dengan kursiroda 3. dibantu 1 orang
Memakai baju 1. tergantung 2. sebagian dibantu 3. mandiri
Naik turun tangga 1. tidak mampu 2. sebagian dibantu 3. mandiri
Mandi 1. tergantung 2. mandiri
Total Skor
Keterangan :
20 : Mandiri, 12-19 : ketergantungan ringan, 9-11 : ketergantungan sedang, 5-8 : ketergantungan berat,0-4 : ketergan
total
Riwayat jatuh 3 bulanterakhir Tidak = 0 Ya = 25
Diagnosis medis skunder> 1 Tidak = 0 Ya = 15
Alat bantu jalan Dibantu orang = 0 Penopang = 15 Furniture = 30
FALL RISK

Menggunakan infus Tidak = 0 Ya = 25


Cara berjalan/berpindah Bed rest = 0 Lemah = 15 Terganggu =
30
Status mental Orientasi sesuai = 0 Orientasi tidak sesuai = 15
Total Skor
Keterangan :
0-24 : tidak beresiko, 25-50 : resiko rendah, > 50 : resiko tinggi
Skala nyeri : ⃝ Skala angka (6 NRS) ⃝ Face scale
Lokasi : RUQ abdomen
Onset : akut
Paliatif :
NYERI

Kualitas : 3-5 menit


Medikasi :
Efek nyeri :
⃝ Hubungan relasi ⃝ tidur ⃝ Nafsu makan ⃝ aktivitas ⃝ Emosi ⃝ Lainnya :
Obat Dosis/Rute Tujuan Cara Kerja Obat
Tramadol 50 g/ Tramadol atau tramadol hydrochloride (HCl) Tramadol adalah analge
8jam/Intravena merupakan obat golongan opioid yang yang bekerja pada resept
digunakan untuk mengatasi nyeri Tramadol mengikat
stereospesifik pada rese
sistem saraf pusat
MEDIKASI

memblok sensasi rasa n


respon terhadap nyeri. D
itu, tramadol juga men
pelepasan neurotransmitt
syaraf aferen yang sensitif
rangsang, akibatnya impu
terhambat.
Azithromycin 500 mg/24 jam/ Azithromycin adalah antibiotik untuk Azithromycin adalah obat a
Oral makrolida. Obat ini bekerja
mengobati berbagai infeksi akibat bakteri. cara menghentikan pertu
Obat ini sering digunakan untuk mengobati dan mencegah penyebaran
infeksi di paru-paru, hidung dan agar tidak meluas ke bagia
lainnya.
tenggorokan, sendi dan tulang, kulit, darah,
alat kelamin, serta infeksi pada organ-organ
dalam lainnya
Ranitidine HCl 25 mg/mL/12 Tukak lambung dan tukak duodenum, Obat ini menduduki resept
jam/intravena reflux. Esogitis, dispesia episodik akibat mukosa lambung yang
AINS, tukak duodenum karena H. Pylori, produksi asam klorida (res
sindrom Zolliner Ellison, kondisi lain dimana terdapat pula sususan sar
pengurangan asam lambung akan dan pembuluh darah).
bermanfaat demikian, seluruh sekre
dihambat olehnya yaitu b
basal (alamiah) maupu
disebabkan oleh ran
makanan, insulin atau kof
produksi pepsin dan selur
lambung berkurang, pH-n
meningkat sampai pH 6-7
Ceftazidime 1 g/ 12 Ceftazidime adalah antibiotik golongab Ceftazidime merupakan a
pentahydrate jam/intravena sefalosporin yang digunakan untuk sefalosporin semisintetik
mengobati infeksi bakteridi berbagai organ bersifat bakterisdal. Me
kerja antibakteri
tubuh, seperti paru-paru dan juga saluran
menghambat enzyme
kemih bertanggung jawab
sintesis dinding sel. Secara
ceftazidime dapat memp
mikroorganismedalam
range/spectrum yang luas,
strain yang resisten
gentamizin danamin
lainnya. Selai itu, ceftazidim
stabilterhadap sebagian
betalaktamase, plasmid
kromosomal yang secar
dihasilkan kuman gram ne
dengan demikin Ceftazidi
terhadap eberapa strain
terhadap ampisilin dan sef
lainnya.
Paracetamol 500 mg/oral Paracetamol adalah obat yang digunakan Paracetamol bekerja deng
(bila demam) untuk membantu mengobati nyeri dan sakit mengurangi produksi zat p
ringan hingga sedang. Selain itu, obat ini peradanagan, yaitu prost
Dengan penurunan
juga dignunakan untuk membantu
prostaglandin di dalam tubu
menurunkan demam. peradangan seperti dem
nyeri akan berkurang.
PENUNJANGPEMERIKSAAN

Jenis pemeriksaan : Foto Thoraks PA/AP


Tanggal pemeriksaan : 13 Februari 2020/15:25:39
Kesan :
1. Observasi nodul soliter lapangan atas paru kananDD/Pneumonia Dextra
2. Elongatio et atherosclerosisi aortae
PE

04 Februari 2020
Pemeriksaan Hasil Rentang Normal Interpretas
HEMATOLOGI
Koagulasi
PT 12.4 detik 10-14 Normal
INR 1.21 …
APTT 24.6 detik 22.0-30.0 Normal
Kimia Darah
Glukosa
GDS 140 mg/dl 140 Normal
MERIKSAAN LABORATORIUM

Fungsi ginjal
Ureum 30 mg/dl 10-50 Normal
kreatinin 0.60 mg/dl L(<1.3); P(<1.1) Normal
Fungs hati
Bilirubin total 1.36 mg/dl Dewasa (<1.1) Neonatus (<11.0) Hiperbilirubine
Bilirubin direk 0.93 mg/dl Dewasa (<0.30) Neonatus (<3.0) Hiperbilirubine
SGOT 88 U/L <38
SPGT 98 U/L <41
Albumin 3.1 gr/dl 3.5-5.0 Normal
Imunoserologi
Tumor marker
CEA 4.29 ng/ml 0-4.70 Normal
AFP 4.59 IU/ml 0-7.02 Normal
Kimia darah
Elektrolit
Natrium 132 mmol/l 136-145 Normal
Kalium 3.7 mmol/l 3.5-5.1 Normal
Klorida 100 mmol/l 97-111 Normal
*Jika perlu terutama pada kasus herediter
GENOGRAM
ANALISA MASALAH KEPERAWATAN
No. RM : 910854
Inisial Pasien : Tn. A

No Data Fokus Analisa Masalah


1. DS:
 Pasien mengeluh nyeri perut kanan atas
DO:
 TTV
Tekanan darah: 100/50 mmHg
Nadi : 82 x/menit
Pernapasan : 20 x/menit
Suhu : 36 ℃ Agen cedera
Nyeri akut
 Skala nyeri 6 (NRS 1-10) biologis
Hasil pengkajian nyeri:
P : Tumor intraabdomen
Q : Nyeri dirasakan seperti tertusuk-tusuk
R : Nyeri pada bagian kanan atas abdomen (RUQ)
S : 6 NRS
T : 3-5 menit
 DIagnosa:Tumor intraabdomen
2. DS:
 Pasien mengatakan nyeri pada perut
DO:
 Nyeri abdomen
 Kurang minat pada makanan Ketidakseimbangan
 Terdapat distensi abdomen Asupan diet kurang nutrisi kurang dari
 TTV kebutuhan tubuh
Tekanan darah: 100/50 mmHg
Nadi : 82 x/menit
Pernapasan : 20 x/menit
Suhu : 36 ℃
2. DS: Malnutrisi Disfungsi motilitas
 Pasien mengatakan belum pernah BAB selama 10 hari gastrointestinal
terakhir
 Pasien mengatakan nyeri pada perut
DO:
 Terdapat distensi abdomen
 Auskultasi: peristaltik usus 3 (5-34 kali/menit)
 Palpasi: teraba massa pada kuadran kanan atas
abdomen (RUQ)
 Perkusi: pekak di atas massa, pada bagian lain timpani
3. DS:
 Pasien sesekali menanyakan terkait kondisinya (cemas
terhadap penyakitnya)
Perubahan status
DO: Ansietas
 Tekanan darah: 100/50 mmHg kesehatan
 Nadi : 82 x/menit
 Pasien tampak lemah
4. Faktor resiko:
 Pasien mengeluh lemah
 Pasien mengeluh kram pada kedua kaki
 Usia pasien:64 tahun Hambatan mobilitas Resiko jatuh
 Pasien nampak gelisah
 Pasien terlihat mengantuk
Fall risk (> 50 : resiko tinggi)
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN

No. RM : 910854
Inisial Pasien : Tn. A
Diagnosa Keperawatan Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi Keperawatan
No
(Nanda) (NOC) (NIC)
1. Nyeri akut berhubungan dengan agen cedera biologis Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama Manajemen nyeri
3x24 jam pasien memperlihatkan: a. Observai vital sign
Domain 12 kenyamanan 1. Tingkat nyeri b. Lakukan pengkajian nyeri secara
Kelas 1 kenyamanan fisik 2. Kontrol nyeri komprehensif
Dengan kriteria hasil: c. Observasi adanya petunjuk nonverbal
DS:  Mampu mengenali nyeri (skala, intensitas, terkait nyeri maupun ketidaknyamanan
 Pasien mengeluh nyeri perut bagian kanan atas frekuensi, dan tanda nyeri) terutama pada pasien yang tidak dapat
DO:  Mampu mengontrol nyeri (mampu berbicara
menggunakan teknik nonfarmakologi/ d. Gunakan strategi komunkasi terapeutik
 TTV untuk mengetahui pengalaman klien
relaksasi untuk mengurangi nyeri)
Tekanan darah: 100/50 mmHg terkait nyeri dan penerimaan klien
 Mampu melaporkan bahwa nyeri berkurang
Nadi : 82 x/menit  Menyatakan rasa nyaman setelah nyeri terhadap nyeri
Pernapasan : 20 x/menit berkurang e. Pilih dan implementasikan tindakan yang
Suhu : 36 ℃ beragam seperti farmakologis dan non
farmakolois untuk memfasilitasi
 Skala nyeri 6 (NRS 1-10)
penurunan nyeri
 Pasien tampak gelisah f. Ajarkan penggunaan teknik
nonfarmakologis seperti relaksasi nafas
dalam, aplikasi panas/dingin.
g. Kolaborasikan dengan tim kesehatan
unntuk menggunakan teknik farmakologi
jika memungkinkan

2. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama Manajemen nutrisi
tubuh berhubungan dengan asupan diet kurang 3x24 jam pasien memperlihatkan: a. Identifikasi adanya alergi atau toleransi
Status nutrisi: (asupan makanan dan cairan) makanan pada pasien
Domain 2 Nutrisi Dengan kriteria hasil: b. Anjurkan pasien untuk makan dalam
Kelas 1 Makan  Asupan makanan secara oral menjadi posisi duduk tegak
adekuat. Manajemen cairan
DS:
 Pasien mengatakan nyeri pada perut  Asupan cairan secara oral menjadi a. Pantau tekanan darah, denyut jantung dan
DO: adekuat status pernapasan
 Nyeri abdomen  Asupan cairan intravena menjadi b. Periksa CRT pasien
 Kurang minat pada makanan adekuat c. Periksa turgor kulit pasien
 Terdapat distensi abdomen d. Berikan terpi IV sesuai yang telah
 TTV ditentukan
Tekanan darah: 100/50 mmHg
Nadi : 82 x/menit
Pernapasan : 20 x/menit
Suhu : 36 ℃
3. Disfungsi motilitas gastrointestinal berhubungan Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama Manajemen saluran cerna
dengan malnutrisi 3x24 jam pasien memperlihatkan: a. Monitor bising usus
Fungsi gastrointestinal b. Ajarkan kepada keluarga agar mengurangi
Domain 3 Eliminasi dan pertukaran Dengan kriteria hasil: konsumsi makanan pembentuk gas
Kelas 2 Fungsi gastrointestinal  Frekuensi BAB teratur c. Ajarkan pasien/keluarga untuk
 Peristaltik usus meningkat mengonsumsi makanan tinggi serat,
DS:  Nyeri perut berkurang dengan cara yang tepat
 Pasien mengatakan belum pernah BAB selama 10 hari  Distensi abdomen tidak ada d. Kolaborasikan penggunaan supositoria
terakhir rektal atau enema sesuai dengan
 Pasien mengatakan nyeri pada perut
DO: kebutuhan
 Terdapat distensi abdomen
 Auskultasi: peristaltik usus 3 (5-34 kali/menit)
 Palpasi: teraba massa pada kuadran kanan atas
abdomen (RUQ)
 Perkusi: pekak di atas massa, pada bagian lain
timpani
4. Ansietas berhubungan dengan ancaman pada status Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama Pengurangan kecemasan
terkini (perubahan status kesehatan) 3x24 jam pasien memperlihatkan: a. Menggunakan pendekatan yang tenang
1. Tingkat kecemasan dan meyakinkan
Domain 9 Koping/toleransi stress 2. Kontrol kecemasan diri b. Mengkaji tanda verbal dan non verbal
Kelas 2 Respons Koping Dengan kriteria hasil: kecemasan
 Pasien tidak gelisah c. Memberikan informasi faktual terkait
 Rasa cemas berkurang diagnosis, perawatan dan prognosis
DS:  Tidak ada rasa cemas yang disampaikan d. Mendorong keluarga untuk mendampingi
 Pasien sesekali menanyakan terkait kondisinya  Pasien mampu beradaptasi dengan perubahan klien dengan cara yang tepat
(cemas terhadap penyakitnya)  Terhindar dari perasaan negatif e. Mendengarkan klien berbicara
DO:  Tidak ada peningkatan tekanan darah, f. Membantu klien mengidentifikasi situasi
 Tekanan darah: 100/50 mmHg pernapasan, dan nadi yang memicu kecemasan
 Nadi : 82 x/menit g. Menginstruksikan klien untuk
 Pasien tampak lemah menggunakan teknik relaksasi
 Pasien tampak gelisah
5. Resiko jatuh dengan faktor resiko kesulitan gaya Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama Pencegahan jatuh
berjalan 3x24 jam pasien/keluarga memperlihatkan: a. Identifikasi kekurangan baik kognitif atau
Perilaku pencegahan jatuh fisik dari pasien yang mungkin
meningkatkan resiko jatuh pada lingkungan
Domain 11 Keamanan/perlindungan Dengan kriteria hasil:
tertentu
Kelas 2 Cedera fisik  Pasien dapat meminta bantuan ketika aka b. Monitor gaya berjalan, keseimbangan dan
berpindah tingkat kelelahan
Faktor resiko:  Keluarga dapat menempatkan penghalang c. Identifikasi karakteristik dari lingkungan
 Pasien mengeluh lemah untuk mencegah jatuh yang mungkin meningkatkan potensi jatuh
 Pasien mengeluh kram pada kedua kaki (lantai licin)
 Pasien dapat berjalan dengan baik d. Bantu ambulasi individu yang memiliki
 Usia pasien:64 tahun
menggunakan pegangan tangan ketidakseimbangan
 Pasien nampak gelisah
 Pasien terlihat mengantuk  Pasien dan keluarga dapat menyesuaikan e. Instruksikan pasien untuk memanggil
 Fall risk (> 50 : resiko tinggi) ketinggian tempat tidur sesuai yang bantuan terkait pergerakan dengan tepat
diperlukan f. Instruksikan pasien untuk meminta banutan
saat kelur dari tempat tidur
g. Instruksikan keluarga agar mendampingi
pasien ketika akan ke kamar mandi

CATATAN IMPLEMENTASI DAN PERKEMBANGAN


Inisial Pasien : Tn. A
Diagnosa Medis : Tumor intra abdomen suspek tumor hepatoma
Ruang Rawat : Lontara 2 Atas Depan (Bedah Digestive)
Diagnosa Keperawatan : Nyeri Akut b/d agen cedera biologis
Hari/ Jam Implementasi Evaluasi
Tanggal
Selasa/18 10.30 a. Mengobservasi vital sign Selasa, 18 Februari 2020
Februari 2020 Hasil : Pukul 15.00 WITA
(Hari Pertama) TD : 110/60 mmHg S:
N : 88 x/menit  Pasien masih mengeluh nyeri pada bagian kanan
P : 24x/menit atas abdomen
S : 36,5 ℃ O:
10.40 b. Melakukan pengkajian nyeri secara komprehensif
 TTV
Hasil : TD : 110/70mmHg
P : Nyeri abdomen N : 80 x/menit
Q : Nyeri dirasakan seperti tertusuk-tusuk P : 22 x/menit
R : Nyeri pada bagian kanan atas abdomen (RUQ) S : 36,5 ℃
S : 6 NRS
 Pasien tampak gelisah bila nyeri timbul
T : 3-5 menit
10.50 c. Mengajarkan penggunaan teknik nonfarmakologis seperti  Skala nyeri 6 NRS
relaksasi nafas dalam A : Nyeri belum teratasi
P : Lanjutkan intervensi
Hasil :
a. Observasi vital sign
Pasien telah diajarkan teknik relaksasi nafas dalam dan
mampu melakukannya b. Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif
c. Observasi adanya petunjuk nonverbal terkait
nyeri maupun ketidaknyamanan terutama pada
pasien yang tidak dapat berbicara
d. Gunakan strategi komunkasi terapeutik untuk
mengetahui pengalaman klien terkait nyeri dan
penerimaan klien terhadap nyeri
e. Pilih dan implementasikan tindakan yang
beragam seperti farmakologis dan non
farmakologis untuk memfasilitasi penurunan
nyeri
f. Ajarkan penggunaan teknik nonfarmakologis
seperti relaksasi nafas dalam, aplikasi
panas/dingin.
g. Kolaborasikan dengan tim kesehatan unntuk
menggunakan teknik farmakologi jika
memungkinkan
Rabu/ 19 07.30 a. Mengobservasi vital sign Rabu, 19 Februari 2020
Februari 2020 Hasil : Pukul 10.00 WITA
(Hari Kedua) TD : 110/70 mmHg S : Pasien masih mengeluh nyeri, namun sudah sedikit
N : 82 x/menit berkurang
P : 20 x/menit O:
S : 36,6 ℃  Vital sign
07.40 b. Melakukan pengkajian nyeri secara komprehensif TD : 110/70 mmHg
Hasil : S : 36,4℃
P : Nyeri abdomen P : 20 x/menit
Q : Nyeri dirasakan seperti tertusuk-tusuk N : 80 x/menit
R : Nyeri pada bagian kanan atas abdomen (RUQ)  Skala nyeri 5 NRS
S : 5 NRS
A : Nyeri belum teratasi
T : 3-5 menit
P : Lanjutkan intervensi
07.55 d. Mengajarkan penggunaan teknik nonfarmakologis seperti  Observasi vital sign
relaksasi nafas dalam  Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif
Hasil:  Observasi adanya petunjuk nonverbal terkait
Pasien telah diajarkan teknik relaksasi nafas dalam dan nyeri maupun ketidaknyamanan terutama pada
mampu melakukannya pasien yang tidak dapat berbicara
07.00
e. Kolaborasikan penggunaan teknik farmakologi  Gunakan strategi komunkasi terapeutik untuk
Hasil: mengetahui pengalaman klien terkait nyeri dan
Pada pukul 07.00 WITA injeksi obat Tramadol 50 penerimaan klien terhadap nyeri
g/intravena
 Pilih dan implementasikan tindakan yang
beragam seperti farmakologis dan non
farmakolois untuk memfasilitasi penurunan nyeri
 Ajarkan penggunaan teknik nonfarmakologis
seperti relaksasi nafas dalam, aplikasi
panas/dingin.
 Kolaborasikan dengan tim kesehatan unntuk
menggunakan teknik farmakologi jika
memungkinkan

Kamis/20 7.30 a. Mengobservasi vital sign Kamis, 20 Februari 2020


Februari 2020 Hasil : Pukul 15.00 WITA
(Hari Ketiga) TD : 120/70 mmHg S : Pasien masih mengeluh nyeri, namun sudah
N : 80 x/menit berkurang
P : 22 x/menit O:
S : 36,7 ℃  Vital sign
b. Melakukan pengkajian nyeri secara komprehensif TD : 11/70 mmHg
Hasil: N : 72 x/menit
P : Nyeri abdomen P : 22 x/menit
Q : Nyeri dirasakan seperti tertusuk-tusuk S : 36,7 ℃
R : Nyeri pada bagian kanan atas abdomen (RUQ)  Skala nyeri 4 NRS
S : 4 NRS A : Nyeri belum teratasi
T : Hilang timbul P : Lanjutkan intervensi
c. Mengajarkan penggunaan teknik nonfarmakologis seperti  Observasi vital sign
relaksasi nafas dalam  Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif
Hasil:
 Pilih dan implementasikan tindakan yang
Pasien telah diajarkan teknik relaksasi nafas dalam dan
beragam seperti farmakologis dan non
mampu melakukannya
farmakolois untuk memfasilitasi penurunan nyeri
d. Kolaborasikan penggunaan teknik farmakologi
 Ajarkan penggunaan teknik nonfarmakologis
Hasil:
seperti relaksasi nafas dalam, aplikasi
Pada pukul 07.00 WITA injeksi obat Ranitidine Hcl 50
g/intravena panas/dingin
 Kolaborasikan dengan tim kesehatan unntuk
menggunakan teknik farmakologi jika
memungkinkan
Diagnosa Keperawatan : Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d asupan diet kurang
Hari/
Jam Implementasi Evaluasi
Tanggal
Selasa/18 11.00 a. Mengidentifikasi adanya alergi atau toleransi Selasa, 18 Februari 2020
Februari 2020 makanan pada pasien Pukul 15.30 WITA
(Hari Pertama) Hasil: S:
Tidak ditemukan alergi terhadap makanan O:
b. Menganjurkan pasien untuk makan dalam  CRT pasien < 2 detik
posisi duduk tegak  Turgor kulit bagus
Hasil:  TTV:
Megajarkan kepada keluarga agar saat TD : 110/70mmHg
makan, pasien dalam posisi duduk tegak N : 80 x/menit
c. Melakukan pemeriksaan CRT pasien P : 22 x/menit
Hasil: A : Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
Memeriksa CRT pasien (CRT < 2 detik) P : Lanjutkan intervensi
d. Melakukan pemeriksaan turgor kulit pasien  Anjurkan pasien untuk makan dalam posisi duduk tegak
Hasil:  Pantau tekanan darah, denyut jantung dna status pernapasan
Memeriksa turgot kulit pasien, turgor kulit  Periksa CRT pasien
pasien baik  Periksa turgor kulit pasien
e. Memantau tekanan darah, denyut jantung dan
 Berikan terapi intravena sesuai yang telah ditentukan
status pernapasan
Hasil:
TD : 110/60 mmHg
N : 88 x/menit
P : 24x/menit
f. Memberikan terapi intravena sesuai yang
telah ditentukan
Hasil:
Terpasang infus Dextrose 5% 28
tetes/menit

Rabu/ 19 08.00 a. Menganjurkan pasien untuk makan dalam Rabu, 19 Februari 2020
Februari 2020 posisi duduk tegak Pukul 15.30 WITA
(Hari Kedua) Hasil: S:
Megajarkan kepada keluarga agar saat O:
makan, pasien dalam posisi duduk tegak  CRT pasien < 2 detik
b. Melakukan pemeriksaaan CRT pasien  Turgor kulit bagus
Hasil:  TTV:
Memeriksa CRT pasien (CRT < 2 detik) TD : 110/70 mmHg
c. Melakukan pemeriksaan turgor kulit pasien N : 80 x/menit
Hasil: P : 20 x/menit
Memeriksa turgot kulit pasien, turgor kulit A : Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
pasien baik P : Lanjutkan intervensi
d. Memantau tekanan darah, denyut jantung dan  Anjurkan pasien untuk makan dalam posisi duduk tegak
status pernapasan  Pantau tekanan darah, denyut jantung dna status pernapasan
Hasil:  Periksa CRT pasien
TD : 110/60 mmHg  Periksa turgor kulit pasien
N : 88 x/menit
 Berikan terapi intravena sesuai yang telah ditentukan
P : 24x/menit
e. Memberikan terapi intravena sesuai yang
telah ditentukan
Hasil:
Terpasang infus Dextrose 5% 28
tetes/menit
Kamis/20 08.00 a. Menganjurkan pasien untuk makan dalam Kamis, 20 Februari 2020
September 2019 posisi duduk tegak Pukul 16.00 WITA
(Hari Ketiga)
Hasil: S:
Mengajarkan kepada keluarga agar saat  Keluarga mengatakan pasien dapat BAB
makan, pasien dalam posisi duduk tegak O:
b. Memeriksa CRT pasien  CRT pasien < 2 detik
Hasil:  Turgor kulit bagus
Memeriksa CRT pasien (CRT < 2 detik)  TTV:
c. Memeriksa turgor kulit pasien TD : 11/70 mmHg
Hasil: N : 72 x/menit
Memeriksa turgot kulit pasien, turgor kulit P : 22 x/menit
pasien baik A : Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
d. Memantau tekanan darah, denyut jantung dan P : Lanjutkan intervensi
status pernapasan  Anjurkan pasien untuk makan dalam posisi duduk tegak
Hasil:  Pantau tekanan darah, denyut jantung dna status pernapasan
TD : 110/60 mmHg  Periksa CRT pasien
N : 88 x/menit
 Periksa turgor kulit pasien
P : 24x/menit
 Berikan terapi intravena sesuai yang telah ditentukan
e. Memberikan terapi intravena sesuai yang
telah ditentukan
Hasil:
Terpasang infus Dextrose 5% 28 tetes/menit

Diagnosa Keperawatan : Disfungsi motilitas gastrointestinal b.d malnutrisi


Hari/
Jam Implementasi Evaluasi
Tanggal
Selasa/18 1130 a. Monitor bising usus Selasa, 18 Februari 2020
Februari 2020 Hasil: Pukul 14.00 WITA
(Hari Pertama) Auskultasi abdomen mendapatkan hasil S:
bising usus pasien 3 kali/menit  Pasien mengeluh belum BAB
b. Mengajarkan kepada keluarga untuk O:
mengurangi konsumsi makanan pembentuk  Distensi abdomen
gas  Bising usus 3 kali/menit
Hasil: A : Disfungsi motilitas gastrointestinal
Keluarga mengerti P : Lanjutkan intervensi
c. Mengajarkan pasien/keluarga untuk  Monitor bising usus
mengonsumsi makanan tinggi serat  Ajarkan kepada keluarga agar mengurangi konsumsi
Hasil: makanan pembentuk gas
Keluarga mengerti dan memberikan pasien  Ajarkan pasien/keluarga untuk mengonsumsi makanan tinggi
jus buah serat, dengan cara yang tepat
 Kolaborasikan penggunaan supositoria rektal atau enema
sesuai dengan kebutuhan
Rabu/ 19 08.20 a. Monitor bising usus Rabu, 19 Februari 2020
Februari 2020 Hasil: Pukul 15.50 WITA
(Hari Kedua) Auskultasi abdomen mendapatkan hasil S:
bising usus pasien 5 kali/menit  Pasien mengeluh belum BAB
b. Mengajarkan kepada keluarga untuk O:
mengurangi konsumsi makanan pembentuk  Distensi abdomen
gas  Bising usus 7 kali/menit
Hasil: A : Disfungsi motilitas gastrointestinal
Keluarga mengerti P : Lanjutkan intervensi
c. Mengajarkan pasien/keluarga untuk  Monitor bising usus
mengonsumsi makanan tinggi serat  Ajarkan kepada keluarga agar mengurangi konsumsi
Hasil: makanan pembentuk gas
Keluarga mengerti dan memberikan pasien  Ajarkan pasien/keluarga untuk mengonsumsi makanan tinggi
jus buah serat, dengan cara yang tepat
 Kolaborasikan penggunaan supositoria rektal atau enema
sesuai dengan kebutuhan
Kamis/20 08.20 a. Monitor bising usus Kamis, 20 Februari 2020
September 2019 Hasil: Pukul 16.20 WITA
(Hari Ketiga) Auskultasi abdomen mendapatkan hasil
bising usus pasien 6 kali/menit S:
b. Mengajarkan kepada keluarga untuk  Keluarga mengatakan pasien dapat BAB
mengurangi konsumsi makanan pembentuk O:
gas  Distensi abdomen berkurang
Hasil:  Bising usus 11 kali/menit
Keluarga mengerti A : Disfungsi motilitas gastrointestinal teratasi
c. Mengajarkan pasien/keluarga untuk P : Pertahankan intervensi
mengonsumsi makanan tinggi serat  Monitor bising usus
Hasil:  Ajarkan kepada keluarga agar mengurangi konsumsi
Keluarga mengerti dan memberikan pasien makanan pembentuk gas
jus buah  Ajarkan pasien/keluarga untuk mengonsumsi makanan tinggi
d. Kolaborasi penggunaan obat pencahar sesuai serat, dengan cara yang tepat
12.00- dengan kebutuhan
15.00 Hasil:
Pasien meminum Niflexc dicampur 2 liter air
putih (persiapan pemeriksaan LGIE)
Diagnosa Keperawatan : Ansietas b.d ancaman pada status terkini (perubahan status kesehatan)
Hari/
Jam Implementasi Evaluasi
Tanggal
Selasa/18 11.40 a. Menggunakan pendekatan yang tenang dan Selasa, 18 Februari 2020
Februari 2020 meyakinkan Pukul 16.10 WITA
(Hari Pertama) Hasil :
Menutup sampiran dan memulai S :
berkomunikasi setelah melakukan kontrak  Pasien mengatakan cemas terhadap kondisi penyakitnya
waktu bersama pasien O:
b. Mengkaji tanda verbal dan nonverval  Pasien tampak cemas
kecemasan A : Ansietas
Hasil: P : Lanjutkan intervensi
 Keluarga mengatakan bahwa pasien  Menggunakan pendekatan yang tenang dan meyakinkan
sesekali menanyakan terkait kondisi  Mengkaji tanda verbal dan non verbal kecemasan
penyakitnya  Memberikan informasi faktual terkait diagnosis, perawatan
 Pasien tampak cemas dan prognosis
c. Memberikan informasi faktual terkait  Mendorong keluarga untuk mendampingi klien dengan cara
diagnosis perawatan dan prognosis yang tepat
Hasil:  Membantu klien mengidentifikasi situasi yang memicu
Memberikan informasi kepada pasien dan kecemasan
keluarga apabila mematuhi keteraturan  Mengajarkan klien untuk menggunakan teknik relaksasi
pengobatan akan memberikan prognosis
yang baik terhadap penyakitnya

d. Mendorong keluarga untuk mendampingi


pasien
Hasil:
Mengajarkan keluarga agar selalu
mendampingi pasien sebagai upaya untuk
mengurangi kecemasannya
e. Membantu pasien untuk mengidentifikasi
situasi yang memicu kecemasan
Hasil:
Pasien merasa cemas karna belum pernah
BAB selama 10 hari terakhir
f. Mengajarkan pasien untuk melakukan teknik
relaksasi
Hasil:
Teknik relaksasi yang diajarkan yaitu
relaksasi nafas dalam
Rabu/ 19 08.20 a. Menggunakan pendekatan yang tenang dan Rabu, 19 Februari 2020
Februari 2020 meyakinkan Pukul 15.50 WITA
(Hari Kedua) Hasil :
Menutup sampiran dan memulai S:
berkomunikasi setelah melakukan kontrak  Pasien mengatakan cemas terhadap kondisi penyakitnya
waktu bersama pasien O:
b. Mengkaji tanda verbal dan nonverval  Pasien tampak cemas
kecemasan A : Ansietas
Hasil: P : Lanjutkan intervensi
 Keluarga mengatakan bahwa pasien masih
menanyakan terkait kondisi penyakitnya  Menggunakan pendekatan yang tenang dan meyakinkan
 Pasien tampak cemas  Mengkaji tanda verbal dan non verbal kecemasan
c. Memberikan informasi faktual terkait  Memberikan informasi faktual terkait diagnosis, perawatan
diagnosis perawatan dan prognosis dan prognosis
Hasil:  Mendorong keluarga untuk mendampingi klien dengan cara
Memberikan informasi kepada pasien dan yang tepat
keluarga apabila mematuhi keteraturan  Membantu klien mengidentifikasi situasi yang memicu
pengobatan akan memberikan prognosis kecemasan
yang baik terhadap penyakitnya  Mengajarkan klien untuk menggunakan teknik relaksasi
d. Mendorong keluarga untuk mendampingi
pasien
Hasil:
Mengajarkan keluarga agar selalu
mendampingi pasien sebagai upaya untuk
mengurangi kecemasannya
e. Membantu pasien untuk mengidentifikasi
situasi yang memicu kecemasan
Hasil:
Pasien merasa cemas karna belum pernah
BAB selama 10 hari terakhir
f. Mengajarkan pasien untuk melakukan teknik
relaksasi
Hasil:
Teknik relaksasi yang diajarkan yaitu
relaksasi nafas dalam
Kamis/20 08.40 a. Menggunakan pendekatan yang tenang dan Kamis, 20 Februari 2020
September 2019 meyakinkan Pukul 16.40 WITA
(Hari Ketiga) Hasil :
Menutup sampiran dan memulai S:
berkomunikasi setelah melakukan kontrak  Cemas pasien berkurang setelah BAB (pasien dapat BAB
waktu bersama pasien setelah diberikan Niflex)
b. Mengkaji tanda verbal dan nonverval  Pasien mengatakan merasa lebih nyaman
kecemasan O:
Hasil:  Pasien tampak lebih ceria
 Keluarga mengatakan bahwa pasien masih A : Ansietas teratasi
menanyakan terkait kondisi penyakitnya P : Pertahankan intervensi
 Pasien tampak cemas  Menggunakan pendekatan yang tenang dan meyakinkan
c. Memberikan informasi faktual terkait  Mengkaji tanda verbal dan non verbal kecemasan
diagnosis perawatan dan prognosis  Memberikan informasi faktual terkait diagnosis, perawatan
Hasil: dan prognosis
Menjelaskan kepada keluarga terkait  Mendorong keluarga untuk mendampingi klien dengan cara
instruksi dokter yang akan dilakukan yang tepat
pemberian obat Niflexc untuk menangani  Membantu klien mengidentifikasi situasi yang memicu
konstipasi pasien dan persiapan pemeriksaan kecemasan
LGIE  Menginstruksikan klien untuk menggunakan teknik relaksasi
d. Mendorong keluarga untuk mendampingi
pasien
Hasil:
Mengajarkan keluarga agar selalu
mendampingi pasien sebagai upaya untuk
mengurangi kecemasannya
e. Membantu pasien untuk mengidentifikasi
situasi yang memicu kecemasan
Hasil:
Pasien merasa cemas karna belum pernah
BAB selama 10 hari terakhir
f. Mengajarkan pasien untuk melakukan teknik
relaksasi
Hasil:
Teknik relaksasi yang diajarkan yaitu
relaksasi nafas dalam

Diagnosa Keperawatan : Resiko jatuh dengan faktor resiko kesulitan gaya berjalan
Hari/
Jam Implementasi Evaluasi
Tanggal
Selasa/18 12.30 a. Identifikasi kekurangan baik kognitif atau fisik Selasa, 18 Februari 2020
Februari 2020 dari pasien yang mungkin meningkatkan resiko Pukul 16.00 WITA
(Hari Pertama) jatuh pada lingkungan tertentu S:
Hasil: O:
Pasien lemah pada bagian ekstremitas  Pengaman tempat tidur terpasang
bawah (kedua kaki)
 Keluarga mendampingi pasien
b. Monitor gaya berjalan, keseimbangan dan
 Lingkungan aman (lantai tidak licin)
tingkat kelelahan
A : Tidak cedera
Hasil: P : Lanjutkan intervensi
Pasien nampak lemah dalam berjalan  Identifikasi kekurangan baik kognitif atau fisik dari pasien
c. Identifikasi karakteristik dari lingkungan yang yang mungkin meningkatkan resiko jatuh pada lingkungan
mungkin meningkatkan potensi jatuh (lantai tertentu
licin)  Monitor gaya berjalan, keseimbangan dan tingkat kelelahan
Hasil:  Identifikasi karakteristik dari lingkungan yang mungkin
Memastikan bahwa lantai tidak licin meningkatkan potensi jatuh (lantai licin)
d. Bantu ambulasi individu yang memiliki  Bantu ambulasi individu yang memiliki ketidakseimbangan
ketidakseimbangan  Instruksikan keluarga agar mendampingi pasien ketika akan
Hasil: ke kamar mandi
Membantu pasien saat hendak bangun
e. Instruksikan keluarga agar mendampingi
pasien ketika akan ke kamar mandi
Hasil:
Keluarga mengerti

Rabu/ 19 09.30 a. Identifikasi kekurangan baik kognitif atau fisik Rabu, 19 Februari 2020
Februari 2020 dari pasien yang mungkin meningkatkan resiko Pukul 16.00 WITA
(Hari Kedua) jatuh pada lingkungan tertentu S:
Hasil: O:
Pasien lemah pada bagian ekstremitas  Pengaman tempat tidur terpasang
bawah (kedua kaki)
 Keluarga mendampingi pasien
b. Monitor gaya berjalan, keseimbangan dan
 Lingkungan aman (lantai tidak licin)
tingkat kelelahan
Hasil: A : Tidak cedera
Pasien nampak lemah dalam berjalan P : Lanjutkan intervensi
 Identifikasi kekurangan baik kognitif atau fisik dari pasien
c. Identifikasi karakteristik dari lingkungan yang yang mungkin meningkatkan resiko jatuh pada lingkungan
mungkin meningkatkan potensi jatuh (lantai tertentu
licin)  Monitor gaya berjalan, keseimbangan dan tingkat kelelahan
Hasil:  Identifikasi karakteristik dari lingkungan yang mungkin
Memastikan bahwa lantai tidak licin meningkatkan potensi jatuh (lantai licin)
d. Bantu ambulasi individu yang memiliki  Bantu ambulasi individu yang memiliki ketidakseimbangan
ketidakseimbangan  Instruksikan keluarga agar mendampingi pasien ketika akan
Hasil: ke kamar mandi
Membantu pasien saat hendak bangun
e. Instruksikan keluarga agar mendampingi
pasien ketika akan ke kamar mandi
Hasil:
Keluarga mengerti

Kamis/20 09.30 a. Identifikasi kekurangan baik kognitif atau fisik Kamis, 20 Februari 2020
September 2019 dari pasien yang mungkin meningkatkan resiko Pukul 17.00 WITA
(Hari Ketiga) jatuh pada lingkungan tertentu S:
Hasil: O:
Pasien lemah pada bagian ekstremitas  Pengaman tempat tidur terpasang
bawah (kedua kaki)
 Keluarga mendampingi pasien
b. Monitor gaya berjalan, keseimbangan dan
 Lingkungan aman (lantai tidak licin)
tingkat kelelahan
Hasil: A : Risiko jatuh teratasi/tidak cedera
Pasien nampak lemah dalam berjalan P : Pertahankan intervensi
c. Identifikasi karakteristik dari lingkungan yang  Identifikasi kekurangan baik kognitif atau fisik dari pasien
mungkin meningkatkan potensi jatuh (lantai yang mungkin meningkatkan resiko jatuh pada lingkungan
tertentu
licin)  Monitor gaya berjalan, keseimbangan dan tingkat kelelahan
Hasil:  Identifikasi karakteristik dari lingkungan yang mungkin
Memastikan bahwa lantai tidak licin meningkatkan potensi jatuh (lantai licin)
d. Bantu ambulasi individu yang memiliki  Bantu ambulasi individu yang memiliki ketidakseimbangan
ketidakseimbangan  Instruksikan keluarga agar mendampingi pasien ketika akan
Hasil: ke kamar mandi
Membantu pasien saat hendak bangun
e. Instruksikan keluarga agar mendampingi
pasien ketika akan ke kamar mandi
Hasil:
Keluarga mengerti
Web Of Caution
Etiologi tumor (Genetik, karsinogen, gaya hidup, hormon)

Pertumbuhan sel yang abnormal

Sel-sel neoplasma mendapat energi terutama dari anaerob karena


kemampuan sel untuk oksidasi berkurang

Peningkatan jumlah sel-sel neoplasma


dibandingkan sel normal

Peningkatan massa abdomen

TUMOR INTRA ABDOMEN Pembesaran pada abdomen


Tekanan intraabdomen Perubahan status kesehatan

Perubahan kontnuitas jaringan Tekanan pada area gaster Kurang informasi

Sel melepaskan
Inflamasimediator Merangsang N. X (Vagus) Kurang pengetahuan tentang
nyeri:prostaglandin, sitokinin penyakit

Mual
Koping tidak efektif

Impuls ke pusat
Merangsang nyeri
nociseptor Hilang nafsu makan
di otak (Thalamus) Ansietas

Soma sensori korteks otak: Perubahan pola diet Terjadi


nyeri dipersepsikan kelemahan
fisik
Penurunan motilitas
Nyeri Akut usus
Resiko jatuh

Disfungsi motilitas
gastrointestinal

Ketidakseimbangan nutrisi
kurang dari kebutuhan tubuh
DAFTAR PUSTAKA

Bulechek, G. M., Butcher, H. K., Dochterman, J. M., & Wagner, C. M. (2013). Nursing
Interventions Classification (6th ed.). Elsevier.
Herdman, T. H., & Kamitsuru, S. (2015). NANDA-I Diagnosis Keperawatan Definisi dan
Klasifikasi 2015-2017. Jakarta: EGC.
.(2018). NANDA-I Diagnosis Keperawatan Definisi
dan Klasifikasi 2018-2020. Jakarta: EGC.
Moorhead, S., Johnson, M., Maas, M. L., & Swanson, E. (2013). Nursing Outcomes
Classification (5th ed.). Elsevier.

Anda mungkin juga menyukai