Anda di halaman 1dari 10

ANALISA TINDAKAN PRAKTIK KEPERAWATAN DASAR

RUANG LONTARA 1 ATAS DEPAN


RSUP Dr. WAHIDIN SUDIROHUSODO

OLEH :
HASNI

PRESEPTOR KLINIK PRESEPTOR INSTITUSI

(H. Nur Kamar, S.Kep.,Ns M.Kep.,Sp.KV) (Dr. Rosyidah Arafat, S.Kep.,Ns., M.Kep.,Sp.KMB)

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2020
MINGGU 1

ANALISA TINDAKAN

Nama Mahasiswa : Hasni

NIM :

1. Tindakan yang dilakukan: Pemeriksaan Gula Darah


2. Justifikasi tindakan yang dilakukan
Pemeriksaan gula darah dilakukan pada Ny. P (Kamar 6 Bed 6). Pemeriksaan ini
dilakukan karena pasien mengeluh lemas.
3. Teori Singkat Tindakan
Pemeriksaan gula darah dilakukan untuk mengetahui kadar glukosa darah pasien.
Salah satu keterampilan pemeriksaan gula darah adalah dengan metode POCT (Point
of care Testing). POCT didefinisikan sebagai pemeriksaan yang hasilnya dapat
diketahui sesegera mungkin dalam membantu menentukan tindakan selanjutnya bagi
pasien, contohnya ialah mengunakan glukometer (Bagian Patologi Klinik Fakultas
Kedokteran Universitas Hasanuddin, 2018). Firgiansyah (2016) dalam karya
ilmiahnya juga menjelaskan, bahwa POCT bertujuan untuk mempermudah
pengambilan sampel (karena membutuhkan sampel yang sedikit) dan memperoleh
hasil pada periode waktu yang cepat sehingga perencanaan pengobatan dapat
dilakukan sesuai kebutuhan dan sesegera mungkin.
4. Hasil Tindakan
Pasien Ny. P (Kamar 6 Bed 6) telah dilakukan pemeriksaan gula darah. Setelah
dilakukan tindakan tersebut, gula darah pasien dapat diketahui dan menentukan
terapi yang akan diberikan .
5. Analisa Tindakan
Tindakan pemeriksaan gula darah dilakukan dengan menggunakan
glukometer. Setelah strip dipasangkan ke alat glukometer, dilakukan pemilihan
lokasi penusukan dan mendesinfeksi menggunakan alcohol swab. Tetesan darah yang
keluar dari lokasi penusukan kemudian dialirkan ke strip yang telah terpasang ke
glukometer. Setelah itu, lokasi penusukan ditekan menggunakan alcohol swab.
Tindakan ini dilakukan oleh penulis sendiri dibantu oleh rekan praktik profesi ners
lainnya. Analisis tindakan ini dilakukan berdasarkan buku Climical Nursing
Prosedures oleh Jacob, R, & Tarachand (2014) dan perbandingan dengan hasil
tindakan yang telah dilakukan. Salah satu tahapan yang sebaiknya dilakukan ialah
tidak menggunakan tetesan darah pertama yang keluar setelah penusukan Dengan
kata lain, darah yang keluar pertama kali sebaiknya di lap terlebih dahulu karna
mengandung serosa. Namun dalam pelaksanaan tindakan, tetesan darah yang
diteteskan ke strip tidak di lap terlebih dahulu. Hal ini dikarenakan pasien merasa
lemas, gelisah. dan tidak nyaman saat dilakukan penusukan.
Laisouw, Anggaraini, & Ariyadi (2017), dalam hasil penelitiannya
menemukan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara kadar glukosa darah
tanpa hapusan kapas kering dan dengan hapusan kapas kering dengan metode POCT.
Pada hasil pemeriksaan kadar glukosa darah tanpa hapusan kapas kering
menunjukkan hasil kadar glukosa darah yang lebih rendah dibandingkan kadar
glukosa dengan hapusan kapas kering. Hal ini dikarenakan sampel darah kapiler
tanpa hapusan kapas kering masih tercampur dengan sisa cairan jaringan karena
adanya sedikit pemijatan sebelum dilakukan penusukan, sehingga darah menjadi
lebih encer yang menyebabkan kadar glukosa darah ketika diperiksa menjadi rendah.
Sedangkan pada hasil kadar glukosa darah dengan hapusan kapas kering,
menunjukkan hasil yang lebih tinggi dan sudah tidak mengandung sisa cairan
jaringan.
6. Hambatan
Hambatan yang didapatkan pada saat pemeriksaan gula darah adalah pasien yang
merasa kesakitan saat dilakukan penusukan sehingaa tetesan darah yang dialirkan ke
strip tidak dilap terlebih dahulu.
7. Kesimpulan dan Saran
Pemeriksaan gula darah merupakan salah satu bentuk pemeriksaan pada pasien
dengan ketidakseimbangan gula darah. Pemeriksaan gula darah dilakukan untuk
mengetahui kadar gula daah pasien untuk menentukan terapi yang akan diberikan.
Metode pemeriksaan gula darah yang banyak dilakukan yaitu metode POCT. Dalam
melakukan metode ini, sebaiknya dlakukan hapusan tetesan darah pertama dan
menggunakan tetesan kedua untuk selanjutnya dialirkan ke strip glukometer.
Daftar Pustaka:

Bagian Patologi Klinik Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin. (2018). Buku panduan kerja
keterampilan pemeriksaan glukosa darah metode POCT. Retrieved from
https://med.unhas.ac.id/kedokteran/wp-content/uploads/2018/03/PEMERIKSAAN-
GLUKOSA-DARAH.pdf

Firgiansyah, A. (2016). Perbandingan kadar glukosa darah mengunakan spektrofotometer dan


glukometer. Universitas Muhammadiyah Semarang. Retrieved from
http://repository.unimus.ac.id/id/eprint/111

Jacob, A., R, R., & Tarachand, J. S. (2014). Buku Ajar Clinical Nursing Prosedures. (E. Huriani &
M. C. da Silva, Eds.) (2nd ed.). Tangerang Selatan: Binarupa Aksara.

Laisouw, A. J., Anggaraini, H., & Ariyadi, T. (2017). Perbedaan kadar glukosa darah tanpa dan
dengan hapusan kapas kering metode POCT (Point of care testing). In “Implementasi
Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Untuk Peningkatan Kekayaan Intelektual”
Universitas Muhammadiyah Semarang, 30 September 2017 (pp. 661–665). Semarang:
Universitas Muhammadiyah Semarang. Retrieved from https://jurnal.unimus.ac.id

Tim Keperawatan Dasar. (2019). SOP keterampilan Klinik Profesi Keperawatan Dasar. Makassar:
Fakultas Keperawatan Universitas Hasanuddin.
ANALISA TINDAKAN

Nama Mahasiswa : Hasni

NIM :

1. Tindakan yang Dilakukan: Memindahkan klien di atas tempat tidur


2. Justifikasi Tindakan yang Dilakukan
Memindahkan pasien Kamar HCU/B6 dengan kondisi tirah baring dari brangkar ke
tempat tidur. Pemindahan ini dilakukan ketika pasien kembali dari ruang radiologi
setelah pemeriksaan foto thorax. Setelah pemindahan dari brangkar ke tempat tidur,
pasien diposisikan di atas tempat tidur agar merasa nyaman.
3. Teori Singkat Tindakan
Memindahkan pasien di atas tempat tidur dari brangkar atau sebaliknya yaitu
memindahkan pasien yang tidak berdaya, pasien yang tirah baring, pasien yang
mengalami imobilisasi, ketidakmampuan lain seperti fraktur. Setelah dipindahkan,
pasien diposisikan di atas tempat tidur dengan tujuan mencegah rasa tidak nyaman
pada otot, mempertahankan kekuatan otot, serta mencegah terjadinya komplikasi
imobilissai, seperti ulkus dekubitus (Tim Keperawatan Dasar, 2019).
4. Hasil Tindakan
Pasien kamar HCU/B6 telah dipindahkan ke atas tempat tidur lalu kemudian
diposisikan dengan baik di atas tempat tidur sehingga pasien dapat beristirahat
kembali
5. Analisa Tindakan
Tindakan pemindahan dari brangkar ke tempat tidur dilakukan oleh penulis sendiri
serta dibantu oleh keluarga pasien. Analisis tindakan ini dilakukan berdasarkan buku
Climical Nursing Prosedures oleh Jacob, R, & Tarachand (2014) dan buku SOP
Keterampilan Klinik Profesi Keperawatan Dasar (2019), serta perbandingan dengan
hasil tindakan yang telah dilakukan. Salah satu tahapan yang harus dilakukan ialah
mencuci tangan sebagai upaya meminimalkan transmisi mikroorganisme, namun
sebelum tindakan dilakukan tidak dilakukan cuci tangan terlebih dahulu. Hal ini
dikarenakan setelah pemindahan pasien dari brangkar ke tempat tidur, pasien merasa
tidak nyaman dengan posisinya sehingga penulis berinisiatif untuk memperbaiki
posisi pasien dibantu oleh keluarga pasien. Beberapa prinsip tindakan yang perlu
diperhatikan saat memindahkan pasien diatas tempat tidur adalah memperhatikan
agar kasur yang digunakan dapat memeberikan support yang baik bagi tubuh, bersih,
dan kering karena alas tidur yang lembab atau terlipat akan meningkatkan resiko
terjadinya ulkus dekubitus. Tidak dianjurkan meletakkan satu bagian tubuh di atas
bagian tubuh yang lain terutama di daerah tonjolan tulang. Selain itu, perlu dilakukan
pembuatan jadwal posisi (perubahan posisi) selama 24 jam dan dilakukan secara
teratur (Tim Keperawatan Dasar, 2019).
6. Hambatan
Hambatan yang didapatkan pada saat pemindahan adalah tidak dilakukan pengaturan
ketinggian tempat tidur sehingga orang yang memindahkan pasien bereiso
mengalami regangan otot atau keseleo.
7. Kesimpulan dan Saran
Pemindahan pasien merupakan salah satu bentuk upaya yang dilakukan pada pasien
yang mengalami ketidakmampuan dan keterbatasan mobilisasi untuk tujuan tertentu.
Dalam teknik pemindahan pasien, sangat penting dilakukan prosedur yang tepat guna
mencegah terjadinya kondisi yang dapat memperburuk kondisi pasien ataupun
petugas kesehatan serta agar pasien tetap merasa aman dan nyaman.

Daftar PustakaBagian Patologi Klinik Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin.


(2018). Buku panduan kerja keterampilan pemeriksaan glukosa darah metode POCT.
Retrieved from https://med.unhas.ac.id/kedokteran/wp-
content/uploads/2018/03/PEMERIKSAAN-GLUKOSA-DARAH.pdf
Firgiansyah, A. (2016). Perbandingan kadar glukosa darah mengunakan spektrofotometer
dan glukometer. Universitas Muhammadiyah Semarang. Retrieved from
http://repository.unimus.ac.id/id/eprint/111
Jacob, A., R, R., & Tarachand, J. S. (2014). Buku Ajar Clinical Nursing Prosedures. (E.
Huriani & M. C. da Silva, Eds.) (2nd ed.). Tangerang Selatan: Binarupa Aksara.
Laisouw, A. J., Anggaraini, H., & Ariyadi, T. (2017). Perbedaan kadar glukosa darah tanpa
dan dengan hapusan kapas kering metode POCT (Point of care testing). In
“Implementasi Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Untuk Peningkatan Kekayaan
Intelektual” Universitas Muhammadiyah Semarang, 30 September 2017 (pp. 661–
665). Semarang: Universitas Muhammadiyah Semarang. Retrieved from
https://jurnal.unimus.ac.id
Tim Keperawatan Dasar. (2019). SOP keterampilan Klinik Profesi Keperawatan Dasar.
Makassar: Fakultas Keperawatan Universitas Hasanuddin.
ANALISA TINDAKAN

Nama Mahasiswa : Hasni

NIM :

1. Tindakan yang dilakukan: Bed making


2. Justifikasi tindakan yang dilakukan
Bed making atau penggantian linen pasien dilakukan pada Ny. J (Kamar 6 Bed 1).
Tindakan ini dilakukan karna linen pasien tampak kotor dan tampak beberapa bercak
darah.
3. Teori Singkat Tindakan
Pemeriksaan gula darah dilakukan untuk mengetahui kadar glukosa darah pasien.
Salah satu keterampilan pemeriksaan gula darah adalah dengan metode POCT (Point
of care Testing). POCT didefinisikan sebagai pemeriksaan yang hasilnya dapat
diketahui sesegera mungkin dalam membantu menentukan tindakan selanjutnya bagi
pasien, contohnya ialah mengunakan glukometer (Bagian Patologi Klinik Fakultas
Kedokteran Universitas Hasanuddin, 2018). Firgiansyah (2016) dalam karya
ilmiahnya juga menjelaskan, bahwa POCT bertujuan untuk mempermudah
pengambilan sampel (karena membutuhkan sampel yang sedikit) dan memperoleh
hasil pada periode waktu yang cepat sehingga perencanaan pengobatan dapat
dilakukan sesuai kebutuhan dan sesegera mungkin.
4. Hasil Tindakan
Tindakan bed making atau penggantian linen pasien telah dilakukan pada pasien Ny.
J (Kamar 6/Bed 1). Setelah dilakukan tindakan tersebut tempat tidur pasien menjadi
lebih bersih dan pasien merasa lebih nyaman.
5. Analisa Tindakan
Tindakan bed making atau penggantian linen pasien bertujuan untuk
memberikan lingkungan yang bersih dan nyaman, menghilangkan segala sesuatu
yang dapat mengiritasi kulit dengan menciptakan peralatan tempat tidur yang bebas
dari lipatan dan kotoran, meningkatkan gambaran diri dan harga diri klien, serta
sebagai upaya untuk mengontrol penyebab mikroorganisme (Tim Keperawatan
Dasar, 2019).
pemeriksaan gula darah dilakukan dengan menggunakan glukometer. Setelah
strip dipasangkan ke alat glukometer, dilakukan pemilihan lokasi penusukan dan
mendesinfeksi menggunakan alcohol swab. Tetesan darah yang keluar dari lokasi
penusukan kemudian dialirkan ke strip yang telah terpasang ke glukometer. Setelah
itu, lokasi penusukan ditekan menggunakan alcohol swab. Tindakan ini dilakukan
oleh penulis sendiri dibantu oleh rekan praktik profesi ners lainnya. Analisis tindakan
ini dilakukan berdasarkan buku Climical Nursing Prosedures oleh Jacob, R, &
Tarachand (2014) dan perbandingan dengan hasil tindakan yang telah dilakukan.
Salah satu tahapan yang sebaiknya dilakukan ialah tidak menggunakan tetesan darah
pertama yang keluar setelah penusukan Dengan kata lain, darah yang keluar pertama
kali sebaiknya di lap terlebih dahulu karna mengandung serosa. Namun dalam
pelaksanaan tindakan, tetesan darah yang diteteskan ke strip tidak di lap terlebih
dahulu. Hal ini dikarenakan pasien merasa lemas, gelisah. dan tidak nyaman saat
dilakukan penusukan.
Laisouw, Anggaraini, & Ariyadi (2017), dalam hasil penelitiannya
menemukan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara kadar glukosa darah
tanpa hapusan kapas kering dan dengan hapusan kapas kering dengan metode POCT.
Pada hasil pemeriksaan kadar glukosa darah tanpa hapusan kapas kering
menunjukkan hasil kadar glukosa darah yang lebih rendah dibandingkan kadar
glukosa dengan hapusan kapas kering. Hal ini dikarenakan sampel darah kapiler
tanpa hapusan kapas kering masih tercampur dengan sisa cairan jaringan karena
adanya sedikit pemijatan sebelum dilakukan penusukan, sehingga darah menjadi
lebih encer yang menyebabkan kadar glukosa darah ketika diperiksa menjadi rendah.
Sedangkan pada hasil kadar glukosa darah dengan hapusan kapas kering,
menunjukkan hasil yang lebih tinggi dan sudah tidak mengandung sisa cairan
jaringan.
6. Hambatan
Hambatan yang didapatkan pada saat pelaksanaan tindakan bed making atau
penggantian linen pasien adalah tidak tersedianya linen yang bersih sehingga
penggantian linen tidak dilakukan dengan sesegera mungkin..
7. Kesimpulan dan Saran
Tindakan bed making atau penggantian bed pasien merupakan tindakan yang
dilakukan agar lingkungan pasien menjadi bersih nyaman. pasien tetap merasa
nyamanPemeriksaan gula darah merupakan salah satu bentuk pemeriksaan pada
pasien dengan ketidakseimbangan gula darah. Pemeriksaan gula darah dilakukan
untuk mengetahui kadae gula daah pasien untuk menentukan terapi yang akan
diberikan. Metode pemeriksaan gula darah yang banyak dilakukan yaitu metode
POCT. Dalam melakukan metode ini, sebaiknya dlakukan hapusan tetesan darah
pertama dan menggunakan tetesan kedua untuk selanjutnya dialirkan ke strip
glukometer.

Anda mungkin juga menyukai