Anda di halaman 1dari 36

PERBANDINGAN FLUKTUASI KADAR GULA DARAH PADA PASIEN YANG

MENGGUNAKAN GENERAL ANESTESI INTUBASI DAN LARYNGEAL MASK


AIRWAY DI RUMAH SAKIT IBNU SINA MAKASSAR
M Fauzan Fahmy1, Fendy Dwimartyono2, Sri Irmandha K3
1. Mahasiswa Program Studi Pendidikan Dokter,
2. Dosen Departemen Anestesiologi Fakultas Kedokteran Universitas Muslim Indonesia/ Rumah
Sakit Ibnu Sina Makassar,
3. Dosen Departemen Bagian Mata, Fakultas Kedokteran Universitas Muslim Indonesia
Email : Fauzanfahmy1997@gmail.com

ABSTRAK
Latar belakang: Glukosa merupakan istilah yang mengacu pada kadar atau banyaknya kandungan
gula di dalam sirkulasi darah dalam tubuh. Gula yang ada di dalam darah disebut sebagai glukosa,
yakni bentuk-bentuk gula yang paling sederhana. Peningkatan gula dalam darah (glukosa) yang
abnormal yang biasa disebut hiperglikemia yang berlebihan maka akan menyebabkan gangguan
metabolisme dalam tubuh, gangguan saraf dan gangguan aliran darah. Pada stress operasi, glukosa
dapat meningkat karena adanya peningkatan level growth hormone. Glukagon dan kortisol
menginduksi glukogenesis. Stress anastesi bisa saja merupakan salah satu faktor pencetus
terjadinya ketidakseimbangan glukosa selama operasi. Hal ini terjadi akibat suatu respon stress
anestesi dan pembedahan yang menyebabkan aktivasi system simpatis dan pembebasan hormonal
serta metabolic tubuh sehinggah akan mempengaruhi fluktuasi kadar gula darah pada tindakan
operasi.

Tujuan: Untuk membandingkan fluktuasi kadar gula darah pada pasien yang menggunakan general
anestesi intubasi dan laryngeal mask airway di rumah sakit ibnu sina makassar.
Metode: Penelitian ini termasuk penelitian analitik dengan metode cross sectional. Sampel dalam
penelitian ini adalah pasien yang melakukan operasi menggunakan anestesi umum di Ibnu Sina
pada tanggal 14 Januari 2019 – 18 Maret 2019 sebanyak 52 orang yang memenuhi kriteria inklusi.
Teknik sampling yang digunakan adalah Purposive sampling. Alat ukur yang digunakan adalah alat
pengukur glukosa darah (Multi-monitoring System Autocheck 3 in 1) dan strip glukosa darah.
Hasil: Dari 52 subjek penelitian didapatkan fluktuasi yang signifikan di kedua variable. Fluktuasi
kadar gula darah pasien yang menggunakan alat bantu jalan napas Intubasi pada pasien operasi
General Anestesi diperoleh nilai p=0,001 (p<0,05), yang menyatakan bahwa terdapat fluktuasi yang
signifikan begitupun pada variable Laryngeal Mask Airway didapatkan nilai p=0,002 (p<0,05), yang
menyatakan bahwa terdapat fluktuasi yang signifikan terhadap kadar gula darah. Uji statistik bivariat
pada kedua variabel Intubasi dan Laryngeal Mask Airway diperoleh hasil Intubasi 23,46 ± 36,32 dan
Laryngeal Mask Airway 17,42 ± 25,15 dengan nilai p= 0,442 (p>0,05). Artinya, tidak ada perbedaan
fluktuasi yang signifikan atau bermakna terhadap kadar glukosa pada pasien operasi General
Anestesi baik yang menggunakan alat bantu jalan napas Intubasi dan Laryngeal Mask Airway.

Kesimpulan : Berdasarkan hasil uji analisis T-Test Paired antara 2 kelompok yaitu, Intubasi dan
Laryngeal Mask Airway terhadap Glukosa darah pasien pada operasi dengan anestesi umum,
didapatkan nilai p value (0,442) dengan (p = >0,05). Dengan demikian tidak terdapat perbedaan
yang signifikan terhadap fluktuasi kadar glukosa darah antara pasien yang menggunakan alat bantu
jalan napas Intubasi dan Laryngeal Mask Airway pada pasien operasi dengan anestesi umum.
Kata Kunci: Kadar Glukosa Darah, Intubasi, Laryngeal Mask Airway dan Anestesi Umum.
Pendahuluan
1. Latar Belakang
Glukosa merupakan istilah yang mengacu pada kadar atau banyaknya kandungan gula di dalam
sirkulasi darah dalam tubuh. Gula yang ada di dalam darah disebut sebagai glukosa, yakni bentuk-
bentuk gula yang paling sederhana. Selain glukosa terdapat gula yang disebut sebagai glikogen.
Pada keadaan normal, kadar glukosa darah berkisar antara 60-100 mg/dL pada keadaan puasa dan
akan meningkat sampai 120–140 mg/dL setela makan.

Peningkatan gula dalam darah (glukosa) yang abnormal yang biasa disebut hiperglikemia yang
berlebihan maka akan menyebabkan gangguan metabolisme dalam tubuh, gangguan saraf dan
gangguan aliran darah.

Anestesia umum adalah suatu keadaan tidak sadar yang bersifat sementara yang diikuti oleh
hilangnya rasa nyeri diseluruh tubuh akibat pemberian obat anestesia. Pada saat pembedahan,
anestesia umum yang sering digunakan adalah pemberian anestesia melalui intravena dan inhalasi
untuk menunjang tindakan pembedahan yang adekuat. Tetapi anestesia umum tidak selalu menjadi
pilihan. Hal ini tergantung pada keadaan klinis pasien.

Anestesia umum tidak berpengaruh langsung terhadap perubahan-perubahan fisiologis dan


metabolik yang akan terjadi sebagai respon terhadap stres, sehingga dapat meningkatakan sekresi
kortisol dan menyebabkan peningkatan kadar gula darah.

Setiap tindakan operasi dapat menyebabkan terjadinya stress operasi. Stress operasi dapat
merupakan stress psikologi, stress anestesi dan stress pembedahan. Respon tubuh terhadap stress
operasi menunjukkan suatu pola tertentu, yang bersifat sentral, perifer dan imunologikal. Respon
stress normal dicirikan oleh respon sympathetic neurohormonal akibat stimulasi dari
sympathoadrenergic dan pituitary pathways mengakibatkan peningkatan level pada norepinefrin,
epinefrin, glukagon dan kortisol.

Pada stress operasi, glukosa dapat meningkat karena adanya peningkatan level growth hormone.
Glukagon dan kortisol menginduksi glukogenesis. Stress anastesi bisa saja merupakan salah satu
faktor pencetus terjadinya ketidakseimbangan glukosa selama operasi.

Efek zat anestesi terhadap metabolisme karbohidrat, lemak dan protein adalah belum dapat
dijelaskan secara pasti. Hal ini disebut sebagai akibat peningkatan kadar katekolamin, glukagon dan
kortisol, sehingga terjadi mobilisasi karbohidrat dan protein yang menyebabkan terjadinya
hiperglikemia.

Respon stress oleh endokrin disebut dapat ditekan dengan teknik regional anestesi, general
anestesi yang dalam dan dengan menghambat selama operasi sebenarnya disebutkan bahwa
banyak faktor yang akan dapat menaikkan kadar glukosa darah.

Manajemen jalan napas merupakan keterampilan penting dalam praktek anestesi. Manajemen
teknik anestesi dalam jalan napas mencakup laryngoscopy, intubasi, dan ekstubasi. Pada penelitian
kali ini manajemen saluran napas lebih dititik beratkan pada penggunaan intubasi dan laryngeal
mask airway (LMA).

Pada penelitian sebelumnya, menurut Michele Carron dkk penggunaan laryngeal mask airway
(LMA) lebih baik dibandingkan intubasi dan laryngeal mask airway (LMA) tidak memiliki pengaruh
terhadap respon hemodinamik dan respon hormonal pada tubuh. Beberapa literatur mengatakan
bahwa penggunaan intubasi pada operasi GERD lebih baik dibandingkan laryngeal mask airway
(LMA).

Mengacu pada kedua penelitian diatas dalam masalah anestesi maka peneliti bermaksud
mengadakan penelitian mengenai fluktuasi kadar gula darah pada pasien yang menggunakan
general anestesi intubasi dan laryngeal mask airway (LMA) di Rumah Sakit Ibnu Sina Makassar.
Sehubungan dengan hal ini, penelitian ini merupakan hal baru dalam beberapa penelitian terhadap
kadar glukosa dan harapannya dapat memberikan hasil yang bermanfaat terhadap keadaan glukosa
darah pasien yang optimal dan dapat mencegah terjadinya hiperglikemi dan selama dan post
operasi.
2. Rumusan Masalah
“Berdasarkan latar belakang yang dijelaskan di atas maka rumusan masalah pada penelitian ini
adalah bagaimana perbandingan fluktuasi kadar gula darah pada pasien yang menggunakan general
anestesi intubasi dan laryngeal mask airway (LMA) ?”

3. Tujuan Penelitian
3.1 Tujuan Umum
Untuk melihat perbandingan fluktuasi kadar gula darah pada pasien yang menggunakan general
anestesi intubasi dan laryngeal mask airway (LMA).

3.2 Tujuan Khusus


1. Mengukur kadar glukosa pasien sebelum operasi pada anestesi umum yang menggunakan
bantuan jalan napas intubasi

2. Mengukur kadar glukosa pasien setelah operasi pada anestesi umum yang menggunakan
bantuan jalan napas intubasi.

3. Menilai kadar glukosa pasien operasi anestesi umum yang menggunakan bantuan jalan napas
intubasi

4. Mengukur kadar glukosa pasien sebelum operasi pada anestesi umum yang menggunakan
bantuan jalan napas laryngeal mask airway (LMA).

5. Mengukur kadar glukosa pasien setelah operasi pada anestesi umum yang menggunakan
bantuan jalan napas laryngeal mask airway (LMA).

6. Menilai kadar glukosa pasien operasi anestesi umum yang menggunakan bantuan jalan napas
laryngeal mask airway (LMA)

7. Membandingkan fluktuasi kadar glukosa pasien pada anestesi umum yang menggunakan
bantuan jalan napas intubasi dan laryngeal mask airway (LMA).

4. Manfaat Penelitian
4.1 Manfaat Bagi Akademik
Bahwa hasil penelitian dapat dijadikan rujukan bagi upaya pengembangan Ilmu Pengetahuan
kedokteran dalam bidang anestesi, dan Berguna untuk menjadi referensi bagi mahasiswa yang
melakukan kajian terhadap tindakan anestesi umum dengan menggunakan intubasi atau laryngeal
mask airway (LMA).

4.2 Manfaat Bagi Praktis


Yang diharapkan adalah bahwa seluruh proses penelitian serta hasil penelitian yang diperoleh
dapat memperluas wawasan dan ilmu pengetahuan mengenai penerapan pemberian anestesi umum
dengan menggunakan intubasi atau laryngeal mask airway (LMA) dalam ilmu kedokteran khususnya
dalam bidang anestesi. Dari hasil penelitian ini penulis berharap manfaat akan hasil penelitian dapat
diterima sebagai kontribusi untuk meningkatkan ilmu pengetahuan dibidang kedokteran

5. Hipotesis
H0 : Terdapat perbandingan fluktuasi kadar glukosa yang signifikan anatara penggunaan bantuan
jalan napas Intubasi dan Laryngeal Mask Airway pada operasi dengan menggunakan Anestesi
Umum
H1 : Tidak terdapat perbandingan fluktuasi kadar glukosa yang signifikan antara penggunaan
bantuan jalan napas Intubasi dan Laryngeal Mask Airway pada operasi dengan menggunakan
Anestesi Umum.

6. Jenis/Rancangan Penelitian
Penelitian ini termasuk penelitian analitik dengan metode cross sectional. Variabel bebas dalam
penelitian ini adalah Intubasi dan Laryngeal Mask Airway (LMA), Variabel dependentnya adalah
kadar gula darah dan Variabel bebasnya ialah angka kejadian operasi dengan anestesi umum di RS.
Ibnu Sina.
7. Tempat dan Waktu Penelitian
A. Tempat
Penelitian dilakukan di Rumah Sakit Ibnu Sina Makassar

B. Waktu
Penelitian dilakukan Januari 2019 – Maret 2019

8. Kriteria Inklusi dan Kriteria Eksklusi


8.1 Kriteria Inklusi
a. Kriteria inklusi yang dianjurkan adalah:
b. Pasien dengan Operasi Anestesi Umum
c. Termasuk dalam ASA 1 dan 2
d. Menggunakan bantuan jalan napas Intubasi dan Laryngeal Mask Airway (LMA)
e. Bersedia mengikuti prosedur penelitian
f. Tidak ada kontraindikasi prosedur awal anestesi umum

8.2 Kriteria Eksklusi


Kriteria eksklusi kasus yang dianjurkan adalah:
a. Tidak bersedia mengikuti prosedur penelitian
b. Pasien dengan positif Diabetes Melitus
c. Termasuk dalam kategorai ASA 3-5
8.3 Kriteria Drop Out
a. Durasi operasi memanjang lebih dari 4 jam
b. Perdarahan intra operasi lebih dari 30%
c. Rawat ICU pasca bedah

9. Definisi Operasional
1) Fluktuasi Glukosa Darah
 Glukosa darah yang diukur adalah sesaat sebelum diinduksikan anestesi dan 1 jam setelah
operasi selesai.

 Hasil Pengukuran berdasarkan dengan skala pengukuran numerik yaitu: Baik apabila kadar
glukosa <200 mg/dl dan Buruk jika > 200 mg/dl

 Alat untuk mengukur Glukosa darah: (Multi-monitoring System Autocheck 3 in 1).


2) Alat bantu jalan napas yang digunakan ialah Intubasi dan Laryngeal Mask Airway dan anestesi
umum

10. Teknik Pengumpulan data


Pengumpulan data dilakukan secara langsung yaitu dengan melakukan pemeriksaan glukosa
darah sewaktu. Data yang diperoleh ialah kadar glukosa darah preoperatif dengan post operatif pada
pasien operasi anestesi umum yang menggunakan alat bantu jalan napas Intubasi dan Laryngeal
Mask Airway di Rumah Sakit Ibnu Sina Makassar.

11. Pengolahan dan Penyajian Data


Data dikumpulkan dan diolah secara manual, kemudian disajikan dalam bentuk diagram dan
tabel distribusi frekuensi. Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan program Microsoft Excel
2016 dan SPSS versi 21 for windows

12. Hasil Penelitian


Penelitian ini dilaksanakan di Rumah Sakit Ibnu Sina Makassar. Penelitian dilakukan pada bulan
Januari 2019 dengan jumlah responden sejumlah 52 orang. Data yang didapatkan kemudian diolah
dengan bantuan program Microsoft Office Excel 2016 dan Statistical Package for the Social
Sciences 21 (SPSS 21).
Pada penelitian ini memiliki 2 kelompok yang berbeda, yakni: kelompok yang menggunakan
alat bantu jalan napas Intubasi dan kelompok yang menggunakan alat bantu jalan napas Laryngeal
Mask Airway. Pada masing – masing kelompok gula darah pasien yang menjalani operasi anestesi
umum diukur dalam 2 waktu yaitu 1 jam sebelum operasi dan 1 jam setelah operasi. Berikut tabel
hasil pengukuran pada responden.

Tabel 5.1 Hasil pengukuran Gula Darah Pasien Pre dan Post Operasi pada Operasi Kaki Diabetik

Gula Darah
Kelompok pre pos perubahan Pre pos perubahan pre pos Perubahan
t t t
99 89 -10 87 73 -14 76 84 8
74 94 20 104 104 0 72 179 107
77 74 -3 99 113 14 72 169 97
10 189 85 85 100 15 66 110 44
4
Intubasi 98 108 10 94 114 20 74 96 22
88 104 16 70 98 28 73 80 7
67 77 10 92 189 97 88 100 12
87 94 7 129 90 -39 77 82 15
88 105 17 80 95 15

Gula Darah
Kelompo Pre post Perubahan Pre post perubahan pre post perubahan
k
72 70 -2 80 75 -5 86 82 4
95 83 -12 82 83 1 79 93 14
10 136 32 90 81 -9 89 99 10
4
LMA 82 74 -8 69 97 28 11 203 91
2
92 96 4 86 93 7 65 110 45
77 82 5 93 93 0 45 84 39
75 86 11 10 129 26 82 85 3
3
85 130 45 88 125 37 76 84 8
73 142 69 10 123 18
5

Berdasarkan tabel hasil pengukuran gula darah pasien diatas menjelaskan bahwa setiap
masing – masing kelompok mengalami fluktuasi yang berbeda. Tabel diatas, Fluktuasi kadar gula
darah pasien yang diberikan alat bantu jalan napas Intubasi 23,46 ± 36,32 dan Laryngeal Mask
Airway 17,42 ± 25,15. Namun perubahan tersebut masih dalam batas nilai normal gula darah
sewaktu.

8.1 Analisis Univariat


Analisis univariat berikut ini menjelaskan mengenai pengaruh alat bantu jalan napas Intubasi dan
Laryngeal Mask Airway terhadap fluktuasi kadar gula darah pada pasien operasi dengan
menggunakan anestesi umum. Adapun hasil analisis data tersebut sebagai berikut:

a. Intubasi

Tabel 5.7 Fluktuasi kadar gula darah pasien yang diberikan alat bantu jalan napas Intubasi pada pasien operasi

yang menggunakan anestesi umum.

Glukosa
Waktu N Perubahan P
Mean ± SD
Mean ± SD
Pretest 26 85,38 ± 14,49
Postes 26 108,85 ± 34,56
23,46 ± 36,32 0,001
t
Sumber Data: Data Primer diolah dengan SPSS 21, 2019

Berdasarkan tabel penelitian di atas menunjukkan bahwa fluktuasi kadar gula darah pasien
yang diberikan alat bantu jalan napas Intubasi pada pasien operasi yang menggunakan anestesi
umum diperoleh nilai p=0,001 (p<0,05), yang menyatakan bahwa terdapat fluktuasi yang signifikan
terhadap kadar gula darah pasien yang diberikan alat bantu jalan napas Intubasi pada pasien
operasi yang menggunakan anestesi umum.
b. Laryngeal Mask Airway

Tabel 5.8 Fluktuasi kadar gula darah pasien yang diberikan alat bantu jalan napas Laryngeal Mask Airway pada
pasien operasi yang menggunakan anestesi umum.

Glukosa
Waktu N Perubahan P
Mean ± SD
Mean ± SD
Pretest 26 84,04 ± 14,08 17,42 ± 25,15 0,002
Postes 26 101,46 ± 29,33

t
Sumber Data: Data Primer diolah dengan SPSS 21, 2019

Berdasarkan tabel penelitian di atas menunjukkan bahwa fluktuasi kadar gula darah yang
diberikan alat bantu jalan napas Laryngeal Mask Airway pada pasien operasi yang menggunakan
anestesi umum diperoleh nilai p=0,02 (p<0,05), yang menyatakan bahwa terdapat fluktuasi yang
signifikan terhadap kadar gula darah pasien yang diberikan alat bantu jalan napas Intubasi pada
pasien operasi yang menggunakan anestesi umum.

8.2 Analisis Bivariat


Untuk melihat perbedaan fluktuasi antara dua variabel, yaitu variabel independen dan dependen,
maka dilakukan uji statistik dengan menggunakan Uji U Test. Adapun hasil analisis data tersebut
sebagai berikut:

Tabel 5.9 Perbandingan Fluktuasi kadar gula darah pasien yang diberikan alat bantu jalan napas Intubasi dan
Laryngeal Mask Airway pada operasi yang menggunakan anestesi umum
Selisih
Variabel Mean SD Nilai p
Mean SD
Intubas Pre 85.38 14.49
0.001 23.46 36.32
i Post 108.85 34.56
Pre 84.04 14.08
LMA 0.002 17.42 25.15
Post 101.46 29.33
Nilai p 0.442

* Tidak Signifikan (p>0,05) Sumber Data: Data Primer diolah dengan SPSS 21, 2019

Berdasarkan tabel 5.4 diatas, Fluktuasi kadar gula darah pasien yang diberikan alat bantu jalan
napas Intubasi 23,46 ± 36,32 dan Laryngeal Mask Airway 17,42 ± 25,15 pada operasi yang
menggunakan anestesi umum menunjukkan hasil uji statistik (T Test Paired) dengan nilai p= 0,442
(p>0,05). Artinya, tidak ada perbedaan fluktuasi yang signifikan atau bermakna terhadap kadar
glukosa darah pada pasien operasi dengan menggunakan anestesi umum antara pasien yang
diberikan alat bantu jalan napas Intubasi dan Laryngeal Mask Airway.

13. Pembahasan

Berdasarkan hasil dari uji statistik fluktuasi kadar glukosa darah pasien dengan alat bantu jalan
napas Intubasi dan Laryngeal Mask Airway pada pasien operasi yang menggunakan anestesi umum
1 jam sebelum operasi dan 1 jam sesudah operasi didapatkan hasil nilai p=0,442 (p=>0,05) yang
menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan fluktuasi glukosa darah yang signifikan antara kedua
variable. Tetapi, pada uji masing-masing variable (Univariat) menunjukan adanya fluktuasi yang
signifikan pada pre dan post test glukosa darah sampel.

Pada kesimpulan diatas. Hal tersebut disebabkan, Setiap tindakan operasi dapat menyebabkan
terjadinya stress operasi. Stress operasi dapat merupakan stress psikologi, stress anestesi dan
stress pembedahan. Respon tubuh terhadap stress operasi menunjukkan suatu pola tertentu, yang
bersifat sentral, perifer dan imunologikal. Respon stress normal dicirikan oleh respon sympathetic
neurohormonal akibat stimulasi dari sympathoadrenergic dan pituitary pathways mengakibatkan
peningkatan level pada norepinefrin, epinefrin, glukagon dan kortisol.

Berbeda dengan penelitian Michele Carron dkk pada pasien yang menjalani operasi GERD
menyatakan bahwa penggunaan laryngeal mask airway (LMA) lebih baik dibandingkan intubasi dan
laryngeal mask airway (LMA) tidak memiliki pengaruh terhadap respon hemodinamik dan respon
hormonal pada tubuh. Beberapa literatur mengatakan bahwa penggunaan intubasi pada operasi
GERD lebih baik dibandingkan laryngeal mask airway (LMA).

Teori lain menyatakan pada stress operasi, glukosa dapat meningkat karena adanya
peningkatan level growth hormone. Glukagon dan kortisol menginduksi glukogenesis. Stress
anastesi bisa saja merupakan salah satu faktor pencetus terjadinya ketidakseimbangan glukosa
selama operasi.

Efek zat anestesi terhadap metabolisme karbohidrat, lemak dan protein adalah belum dapat
dijelaskan secara pasti. Hal ini disebut sebagai akibat peningkatan kadar katekolamin, glukagon dan
kortisol, sehingga terjadi mobilisasi karbohidrat dan protein yang menyebabkan terjadinya
hiperglikemia.

14. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan, maka dapat diambil
beberapa kesimpulan sebagai berikut:
1. Kadar glukosa pasien yang menggunakan alat bantu jalan napas intubasi rata-rata memiliki angka
yang rendah sesaat sebelum dilakukan operasi.
2. Kadar glukosa pasien yang menggunakan alat bantu jalan napas intubasi rata-rata meningkat
setelah dilaksanakannya operasi.
3. Fluktuasi glukosa pasien terhadap pemberian alat bantu jalan napas Intubasi didapatkan nilai
p=0,01 (p<0.05). Artinya terdapat fluktuasi kadar glukosa darah sebelum dan setelah operasi
secara signifikan.
4. Kadar glukosa pasien yang menggunakan alat bantu jalan napas Laryngeal Mask Airway rata-rata
memiliki angka yang rendah sesaat sebelum dilakukan operasi.
5. Kadar glukosa pasien yang menggunakan alat bantu jalan napas Laryngeal Mask Airway rata-rata
meningkat setelah dilaksanakannya operasi.
6. Fluktuasi glukosa pasien terhadap pemberian alat bantu jalan napas Laryngeal Mask Airway
didapatkan nilai p=0,02 (p<0.05). Artinya terdapat fluktuasi kadar glukosa darah sebelum dan
setelah operasi secara signifikan
7. Berdasarkan hasil uji analisis T-Test Paired antara 2 kelompok yaitu, Intubasi dan Laryngeal Mask
Airway terhadap Glukosa darah pasien pada operasi dengan anestesi umum, didapatkan nilai p
value (0,442) dengan (p = >0,05). Dengan demikian tidak terdapat perbedaan yang signifikan
terhadap fluktuasi kadar glukosa darah antara pasien yang menggunakan alat bantu jalan napas
Intubasi dan Laryngeal Mask Airway pada pasien operasi dengan anestesi umum.

15. Saran
a. Sebaiknya peneliti selanjutnya harus memperhatikan faktor sekunder yang dapat mempengaruhi
glukosa pasien baik dalam pre operasi maupun dalam post operasi.
b. Sebaiknya peneliti selanjutnya dapat melakukan penelitian dengan menggunakan parameter
selain kadar glukosa darah.

DAFTAR PUSTAKA
Sherwood L. Fisiologl Manusia. Vol 6.; 2011.
Murray RK. Biokimia Harper Edisi 27.; 2014. doi:10.1007/s13398-014-0173-7.2
PERKENI. Konsensus Pengendalian Dan Pencegahan Diabetes Melitus Tipe 2 Di Indonesia 2015.;
2015. doi:10.1017/CBO9781107415324.004
Tambajong HF, Kambey BI. Perbandingan kadar gula darah pasca pembedahan dengan anestesia
umum dan anestesia spinal. 2016;4.
Singh M, Anaesthesiology H, Singh MM. Stress Response and Anaesthesia Altering the Peri and
Post-Operative Management. Indian J Anaesth. 2003;47(6):427-434.
A EF. PENGARUH INFUS DEKSTROSA 2,5 % NaCl 0,45% TERHADAP KADAR GLUKOSA
DARAH PERIOPERATIF PADA PASIEN PEDIATRI. 2007:83.
http://eprints.undip.ac.id/17418/1/Erna_Fitriana_Alfanti.pdf.
Smith S. Anestesia for Infants and Chirdlren. 6th ed. St. Louis: Mosby; 1996.
M VD, Gowda D V, Hv R. Complications and risk management of diabetic foot ulcer : A review.
2014;3(3):363-371.
Leksana E. Cairan Tubuh, Terapi Cairan Elektrolit. 2004.
Pardian E. The Effect of Dextrose to Blood of Glucose and Ketone Bodies Level in Pediatric Patent
Underwent Labiopasty. Bandung: Indonesian Journal Anasthesial Crit Care Bandung; 2004.
Robert K. Fluids and electrolytes : Parenteral fluid therapy. Pediatr Rev. 2001.
Pediatric Surgery Volume One. http://www.meb.uni-bonn.de/dtc/primsurg/index.html. Accessed May
17, 2018.
Carron M, Veronese S, Gomiero W, et al. Hemodynamic and Hormonal Stress Responses to
Endotracheal Tube and ProSeal Laryngeal Mask Airway TM for Laparoscopic Gastric Banding.
2018;(2).
Cameron F. Standards of Medical Care in Diabetes - 2016. Aust Fam physician. 2006;35(6):386-390.
doi:10.2337/dc14-S014
QURRATUAENI. Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Terkendalinya Kadar Gula Darah Pada
Pasien Diabetes Mellitus Di Rumah Sakit Umum Pusat (Rsup) Fatmawati Jakarta Tahun 2009.
2009:31-35.
Barash P. Clinical Anestesia. 4th ed. Philadephia: lipincott Company; 2001.
Association AD. Diagnosis and classification of diabetes mellitus. Diabetes.
Sari DM. "Pemanfaatan Lidah Buaya ( Aloe Vera ) Terhadap Penurunan Kadar Gula Darah Pada
Penderita Diabetes Mellitus Tipe II Di Kecamatan Rantau Selatan Kabupaten Labuhan Batu.
In: Skripsi Fakultas Keperawatan Universitas Sumatra Utara; 2010:1-10.
Diabetes DOF. Diagnosis and classification of diabetes mellitus. Diabetes Care.
2013;36(SUPPL.1):67-74. doi:10.2337/dc13-S067
H G. Schaum’s : Outlines Biologi. 2nd ed. Jakarta: Erlangga; 2006.
Cryer, P. E. M. Severe Hypoglicemia Predicts Mortality in Diabetes. Diabetes Care, 35(9).; 2012.
http://search.proquest.com/docview/1039305035?accountid=25704.
Seaquist, E. R., M.D., Anderson, J., M.D., Childs, Belinda, ARNP, MN,B.C.A.D.M., C.D.E., Cryer, P.,
M.D., Dagogo-Jack, S., Fish, L., M.D., Vigersky, R. M. Hypoglicemia and diabetes: A report of
a workgroup of the american diabetes association and endocrine society. Diabetes Care, 36(5).
2013:1384-1395. http://search.proquest.com/docview/1353342486?accountid=25704.
Zhao, Y., P.H.D., Campbell, C.R., P.H.D., Fonseca, V., M.D., & Shi, L. PH. Impact of hypoglicemia
associated with anti hyperglicemic medications on vascular risks in veterans with type 2
diabetes. Diabetes Care, 35(5). 2012:1126-1132.
http://search.proquest.com/docview/1013612903?accountid=25704.
Sjamsulhidayat. R Dan Wim de Jong. Buku Ajar Ilmu Bedah. edisi revi. Jakarta: EGC; 2005.
Dorland N. Kamus Kedokteran Dorland. In: Kamus Kedokteran Dorland. 29th ed. Jakarta; 2002:1765.
Latief SA. Petunjuk Praktis Anestesi. 2nd ed. Jakarta: Bagian Anestesiologi dan Terapi Intensif FK
UI; 2002.
Pearl RG. Clinical Anesthesiology. Vol 75.; 1992. doi:10.1213/00000539-199210000-00057
Longnecker D, Brown D, Newman M ZW. Anesthesiology. USA: The McGraw-Hill Companies; 2008.
Indian JA. Laryngeal Mask Airway and It’s Variant. 2005;49(4):275-280.
Campo SL, Denman WT. The laryngeal mask airway: Its role in the difficult airway. Int Anesthesiol
Clin. 2000;38(3):29-45. doi:10.1097/00004311-200007000-00004
Bogetz MS. Using the laryngeal mask airway to manage the difficult airway. Anesthesiol Clin North
America. 2002;20(4):863-870. doi:10.1016/S0889-8537(02)00047-0
Rasanen J. The Laryngeal Mask Airway-First class on Difficult Airways. In: 33(3). Finnanest;
2000:302-05.
Khan RM(ed). Supraglotic airway devices. In: Airway Management-Made Easy. A manual for Clinical
Paractitioners and Examinees. In: 12th ed. Paras Medical Publisher, Hyderabad; 2005:82-95.
Warner MA, Surgery O, Andre B, York PDN, Hill M, Price P. Ⅵ Reviews of Educational Material.
2018;(6):2006-2007.
Polat R, Aydin GB, Ergil J, Sayin M. Comparison of the i-gel TM and the Laryngeal Mask Airway
Classic TM in terms of clinical performance. Elsevier. 2015;65(5). doi:10.1016/j.bjane.2014.02.009
LAMPIRAN 1
Naskah Penjelasan untuk Mendapatkan Persetujuan dari Subyek Penelitian

Naskah Penjelasan untuk Mendapatkan Persetujuan dari Subyek Penelitian

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Saya yang bernama Dzulfachri Kurniawan / 11020150066 adalah mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Muslim
Indonesia. Saat ini saya sedang melakukan penelitian yang berjudul ”Fluktuasi Kadar Gula Darah Pasien Yang Diberikan
Cairan Ringer Laktat dan NaCl 0,9 % Intraoperatif Pada Operasi Kaki Diabetik Di RS. Ibnu Sina Makassar”. Penelitian ini
merupakan salah satu kegiatan untuk memenuhi salah satu syarat untuk mencapai gelar sarjana kedokteran.
Tujuan dilakukan penelitian ini adalah untuk melihat adanya Fluktuasi Kadar Gula Darah Pasien Yang Diberikan Cairan
Ringer Laktat dan NaCl 0,9 % Intraoperatif Pada Operasi Kaki Diabetik Di RS. Ibnu Sina Makassar . Adapun Manfaat yang
dapat diperoleh subyek penelitian yaitu, memberikan informasi mengenai pengaruh pemberian cairan ringer laktat dan
Nacl 0,9 % terhadap fluktuasi glukosa darah bagi pasien yang akan menjalani operasi kaki diabetik dan dapat dijadikan
sebagai acuan ataupun wacana untuk penelitian lebih lanjut dalam menganalisis pengaruh antara kedua objek. Selain
itu manfaat penelitian ini sebagai acuan dalam memilih pemberian cairan intraoperative yang tepat dalam tindakan
operasi.

Jadi Maksud kedatangan saya disini, Saya mengajak Bapak/Ibu/Saudara untuk ikut serta dalam penelitian ini. Apabila
Bapak/Ibu/Saudara bersedia berpartisipasi dalam penelitian ini maka bapak merupakan subyek penelitian saya dalam
hal ini sampel dalam penelitian ini dan Bapak/Ibu/Saudara diminta menandatangani lembar persetujuan ini rangkap
dua, satu untuk Bapak/Ibu/Saudara simpan, dan satu untuk saya sebagai peneliti. Prosedur selanjutnya setelah disetujui
dan ditandatangani maka saya diizinkan untuk mengambil data dalam hal ini saya ingin mengambil sampel gula darah
bapak. Setelah itu saya langsung minilai dan menganalisis data tersebut sampai jumlah sampel terpenuhi. Oleh
karenanya sebelum saya mengambil data bapak perlu mengetahui risiko yang nantinya terjadi dalam proses
pengambilan data.

Pada penelitian ini Kemungkinan resiko yang Bapak/Ibu/saudara akan didapatkan ialah subjek akan merasakan sakit
ringan pada saat dilakukan pengukuran kadar glukosa darah dengan menggunakan strip dan alat glukometer. Namun
resiko tersebut akan diminamilisir. Oleh karena itu Sebelum pengambilan sampel peneliti penelitian ini akan didampingi
oleh dokter alih pada saat pengambilan sampel darah perifer pasien, adapun masalah yang tidak di inginkan pada saat
pengambilan sampel seperti pengeluaran darah yang berlebihan maka akan dilakukan bebat tekan menggunakan
Alkohol Swab.

Maka dari itu Semua data dana informasi yang telah saya dapatkan yang berkaitan dengan identitas subyek penelitian
akan dirahasiakan dan hanya akan diketahui oleh peneliti. Hasil penelitian akan dipublikasikan tanpa identitas subyek
penelitian.

Dalam Penelitian ini Bapak/Ibu/Saudara bebas memilih mengizinkan saya dalam proses pengambilan data langsung
pada penelitian ini tanpa ada paksaan. Bila Bapak/Ibu/Saudara sudah memutuskan untuk menyetujui,
Bapak/Ibu/Saudara juga bebas untuk menolak/berubah pikiran jika ada yang kurang sesuai dalam penelitian ini tanpa
dikenai denda atau pun sanksi. Apabila Bapak/Ibu/Saudara menolak maka tidak perlu menandatangani lembar
perjanjian ini dan tidak dijadikan sebagai sampel pada penelitian ini.
Semua biaya yang terkait penelitian akan ditanggung oleh saya sendiri. Bapak/Ibu/Saudara diberi kesempatan untuk
menanyakan semua hal yang belum jelas sehubungan dengan penelitian ini. Bila membutuhkan penjelasan lebih lanjut,
Bapak/Ibu/Saudara dapat menghubungi saya selaku peneliti utama.

Demi memenuhi etika dalam penelitian ini, saya memohon agar Bapak/Ibu/Saudara menandatangani lembar
persetujuan ini. Atas kesediaan dan kerjasamanya saya mengucapkan terima kasih.

Makasarssar, 11 Agustus 2018

Peneliti Responden

(Dzulfachri Kurniawan) ( )

Identitas Peneliti :

Nama : Dzulfachri Kurniawan

Alamat : Jl. Satando 2 No. 8

Telepon : 082237600100

DISETUJUI OLEH KOMISI ETIK PENELITIAN KESEHATAN UNIVERSITAS MUSLIM


INDONESIA DAN RS IBNU SINA YW-UMI
LAMPIRAN 2
Lembar Persetujuan Setelah Penjelasan

FORMULIR PERSETUJUAN SETELAH PENJELASAN

Judul :

Fluktuasi Kadar Gula Darah Pasien Yang Diberikan Cairan Ringer Laktat dan NaCl 0,9 % Intraoperatif Pada Operasi Kaki
Diabetik

Saya yang bertandatangan dibawah ini :

Nama : ..................................................................

Umur : ...................................................................

Alamat : ...................................................................

No Telp : …...............................................................
Setelah mendengar/membaca dan mengerti penjelasan yang diberikan mengenai tujuan,
manfaat apa yang akan dilakukan pada penelitian ini, saya menyatakan setuju untuk ikut dalam
penelitian ini secara sukarela tanpa paksaan.

Saya mengerti bahwa dari semua hal yang dilakukan oleh peneliti dan timnya kepada saya
termasuk pengambilan darah yang bisa menimbulkan masalah, saya percaya kemungkinan
tersebut sangat kecil karena dilakukan secara bebas hama oleh petugas yang terlatih.

Saya tahu bahwa keikutsertaan saya ini bersifat sukarela tanpa paksaan, sehingga saya
bisa menolak ikut atau mengundurkan diri dari penelitian ini tanpa kehilangan hak saya untuk
mendapat layanan pendidikan. Juga saya berhak bertanya atau meminta penjelasan pada peneliti
bila masih ada hal yang belum jelas atau masih ada hal yang ingin saya ketahui tentang penelitian
ini.

Saya juga mengerti bahwa semua biaya yang dikeluarkan sehubungan dengan penelitian
ini, akan ditanggung oleh peneliti. Demikan juga biaya perawatan dan pengobatan bila terjadi hal-
hal yang tidak diinginkan akibat penelitian ini, akan dibiayai oleh peneliti.

Saya percaya bahwa keamanan dan kerahasiaan data penelitian akan terjamin dan saya
dengan ini menyetujui semua data saya yang dihasilkan pada penelitian ini untuk disajikan
dalam bentuk lisan maupun tulisan. Apabila suatu waktu saya merasa dirugikan dalam bentuk
apapun, saya berhak membatalkan persetuuan ini.

NAMA TANDA TANGAN TG/BLN/THN

Sampel ......................................... .............................. ..............................

Saksi 1 ......................................... .............................. ..............................

Saksi 2 ......................................... .............................. ..............................

Penanggung Jawab Penelitian:

Nama : Dzulfachri Kurniawan

Alamat : Jl. Satando 2 No. 8

Telepon : 082237600100
Penanggung jawab Medis:

Nama :

Alamat :

Telepon :

LAMPIRAN 3
Surat Permohonan Izin Meneliti
LAMPIRAN 4
Surat Rekomendasi Persetujuan Etik
LAMPIRAN 5
Surat Keterangan Selesai Meneliti
LAMPIRAN 6
Master Tabel
LAMPIRAN 7
Hasil Pengolahan Data Dalam SPSS
Explore

Kelompok

Tests of Normality

Kelompok Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic df Sig.

NaCl 0,9% ,304 4 . ,919 4 ,532


GDS (Pre)
RL ,288 4 . ,870 4 ,296

NaCl 0,9% ,250 4 . ,902 4 ,441


GDS (Post)
RL ,302 4 . ,834 4 ,179

NaCl 0,9% ,299 4 . ,800 4 ,103


Perubahan GDS
RL ,197 4 . ,969 4 ,836

a. Lilliefors Significance Correction

MEANS

Case Processing Summary

Cases

Included Excluded Total

N Percent N Percent N Percent

GDS (Pre) * Kelompok 8 100,0% 0 0,0% 8 100,0%

GDS (Post) * Kelompok 8 100,0% 0 0,0% 8 100,0%

Perubahan GDS * Kelompok 8 100,0% 0 0,0% 8 100,0%


Report

Kelompok GDS (Pre) GDS (Post) Perubahan GDS

Mean 124,75 111,25 13,50

N 4 4 4

Std. Deviation 35,065 23,329 36,189


NaCl 0,9%
Median 118,50 117,00 -,50

Minimum 89 80 -11

Maximum 173 131 66

Mean 140,50 137,00 3,50

N 4 4 4

Std. Deviation 24,365 22,774 26,134


RL
Median 136,00 145,00 7,00

Minimum 120 104 -30

Maximum 170 154 30

Mean 132,63 124,13 8,50

N 8 8 8

Std. Deviation 29,194 25,396 29,708


Total
Median 120,50 129,00 3,00

Minimum 89 80 -30

Maximum 173 154 66

T-TEST NaCl 0,9%

Paired Samples Statistics

Mean N Std. Deviation Std. Error Mean

GDS (Pre) 124,75 4 35,065 17,533


Pair 1
GDS (Post) 111,25 4 23,329 11,665
Paired Samples Correlations

N Correlation Sig.

Pair 1 GDS (Pre) & GDS (Post) 4 ,284 ,716

T-TEST RL

Paired Samples Statistics

Mean N Std. Deviation Std. Error Mean

GDS (Pre) 140,50 4 24,365 12,183


Pair 1
GDS (Post) 137,00 4 22,774 11,387

Paired Samples Correlations

N Correlation Sig.

Pair 1 GDS (Pre) & GDS (Post) 4 ,387 ,613

T-TEST

Group Statistics

Kelompok N Mean Std. Deviation Std. Error Mean

NaCl 0,9% 4 13,50 36,189 18,095


Perubahan GDS
RL 4 3,50 26,134 13,067
T-TEST

Group Statistics

Kelompok N Mean Std. Deviation Std. Error Mean

NaCl 0,9% 4 57,00 12,193 6,096


Umur
RL 4 57,75 3,202 1,601

Correlations

Correlations

Umur Perubahan GDS

Pearson Correlation 1 ,170

Umur Sig. (2-tailed) ,688

N 8 8

Pearson Correlation ,170 1

Perubahan GDS Sig. (2-tailed) ,688

N 8 8
LAMPIRAN 8
Dokumentasi Penelitian
DOKUMENTASI PENELITIAN
LAMPIRAN 9
Curriculum Vitae
CURRICULUM VITAE

1. Identitas Peneliti
Nama Lengkap : Dzulfachri Kurniawan

Stambuk : 110 2015 0066

Tempat/Tanggal Lahir : Ujung Pandang, 17 Maret 1998

Alamat : Jalan Satando 2 No. 8

Telepon : 082237600100

Suku Bangsa : Bugis

2. Riwayat Pendidikan
Tahun 2001 – 2004 : TK Aisyah Bahagia

Tahun 2004 – 2010 : SD Inpres Bertingkat Melayu 1 Makassar

Tahun 2010 – 2012 : SMP Negeri 6 Makassar

Tahun 2012 – 2015 : SMA Negeri 16 Makassar

Tahun2015–Sekarang: Fakultas Kedokteran Universitas Muslim Indonesia

3. Riwayat Organisasi
Tahun 2012 – 2015 : Pramuka

Tahun 2016 – 2018 : - Forum Studi Islam Kedokteran UMI

- Asian Medical Students Association


- Academic And Research Team Asian medical Students Association
- Avicenna Youth Researcher FK UMI
Tahun 2017-2018: - Forum Studi Islam Kedokteran UMI

- Asian Medical Students Association


- Ikatan Persaudaraan Asisten
- Kord. Divisi Humas dan Kesekretariatan Avicenna Youth Researcher FK UMI
Tahun2017–2018: - Forum Studi Islam Kedokteran UMI

- Asian Medical Students Association


- Ikatan Persaudaraan Asisten
- Ketua Avicenna Youth Researcher FK UMI

Anda mungkin juga menyukai