Anda di halaman 1dari 5

EFEKTIVITAS PEMBERIAN TERAPI KOMPLEMENTER KEROKAN

TERHADAP NADI DAN TEKANAN DARAH PADA REMAJA

Disusun Sebagai Acuan Untuk Melaksanakan Penelitian

Disusun Oleh
Nama : Endang Rumatumerik
NIM : 20130001

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN PROGRAM SARJANA


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS RESPATI YOGYAKARTA
2023/2024
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kerokan merupakan salah satu jenis pengobatan yang ada di Negara

asia tenggara. Kerokan adalah metode pengobatan tradisional dengan cara

menggosokan benda tumpul, seperti koin pada permukaan kulit dari bagian

leher sampai pinggang, hingga terlihat warnah merah (Juliansyah, 2022) dan

(Kemenkes, 2022). Kerokan disebut sebagai pengobatan yang murah dan

mudah tetapi memiliki efek penyembuhan yang cukup cepat dibandingkan

dengan pengobatan modern. Pada orang jawa teknik pengobatan alternative

sering sekali digunakan. Kerokan dapat secara signifikan meningkatkan

volume perfusi dara, meningkatkan suhu di area kerokan dan meningkatkan

sirkulasi dara local yang salah satunya yaitu tekanan darah. (Xu QY, 2012).

Hipertensi pada remaja didasarkan pada distribusi normal tekanan

darah pada anak sehat dan tidak dapat disebut dalam satu angka karena nilai

tekanan darah normal bervariasi pada berbagai usia. Khusus remaja hipertensi

dibagi menjadi hipertensi ringan apabila tekanan darah 140/90 – 149/99

mmHg, hipertensi sedang 150/100 – 159/109 mmHg, dan hipertensi berat ≥

160/100 mmHg. Jadi pada remaja dikatakan menderita hipertensi bila tekanan

darah sistolik ≥ 140 mmHg atau tekanan darah diastolik ≥ 90 mmHg. (susung

o. padede, 2016)
Masa remaja atau adolesens adalah suatu fase perkembangan dinamis

dalam kehidupan seorang individu. Pada umumnya remaja didefinisikan

apabila anak telah mencapai umur 10-18 tahun ntuk perempuan dan 12-20

tahun untuk laki-laki. World Health Organization (WHO) mendefinisikan

remaja sebagai kelompok anak usia 10-19 tahun. Tata laksana hipertensi pada

remaja ditujukan pada pengendalian tekanan darah dan penyakit yang

mendasarinya, meliputi tata laksana Farmakologi dan nonfarmakologi.

(susung o. padede, 2016)

Denyut nadi merupakan istilah yang digunakan untuk menggambarkan

frekuensi, irama, dan volume jantung yang dapat dilihat pada lokasi sentral

atau perifer. Nadi secara konsisten di atas 100 bpm per menit (takikardi) atau

di bawah 60 bpm (bradikardi) (nur rahman m, 2022). Denyut nadi bisa tidak

teratur karna dipengaruhi oleh aktivitas yang di lakukan. Seperti denyut

lambat dan stabil saat beristirahat, hingga denyut nadi yang cepat dan intens

ketika saat berolahraga. Jumlah denyut nadi berfariasi tergantung pada usia.

Detak jantung atau denyut nadi yang normal pada remaja berkisar antara 60

hingga 100 detak per menit (BPM). (zulfian fachru reza, 2022)

Pada peneliti sebelumnya yang di lakukan oleh Juliansyah dan

Syokumawena, 2022 kepada 35 sampel penelitian yang mengalami hipertensi,

dan dilakukan pengukuran tekanan darah, kemudian diberi perlakuan kerokan

kepada 35 sampel tersebut, setelah 15 menit tekanan darah sampel penelitian

kembali diukur. Hasil penelitian Juliansyah dan Syokumawena, 2022


menunjukkan bahwa, terdapat perbedaan yang bermakna antara sebelum

perlakuan dan sesudah perlakuan (p<0,05) dengan perbedaan nilai rerata

tertinggi pada rerata nilai sistole yaitu sebesar -8,94 mmHg dan rerata nilai

diastole, yaitu sebesar -3,57, dimana tanda (-) menunjukkan terjadinya

penurunan nilai antara sebelum perlakuan dengan sesudah perlakuan. Hasil ini

membuktikan bahwa kerokan memiliki efek positif yang mampu menurunkan

tekanan darah, walaupun hanya dengan 1 kali perlakuan (Juliansyah R. A,

2022).

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian tersebut maka rumusan masalah pada peneliti ini adalah

“Apakah terapi komplementer kerokan berpengaruh pada hipertensi”

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui pengaruh antara pemberian terapi komplomenter

kerokan terhadap hipertensi dan nadi pada remaja

2. Tujuan Khusus

1. diketahuinya pengaruh antara pemberian terapi komplementer kerokan

terhadap hipertensi.

2. diketahui pengaruh antara pemberian terapi kopplementer kerokan

terhadap nadi
DAFTAR PUSTAKA

Juliansyah R. A, s. (2022). pengaruh kerokan terhadap tekanan tekanan darah pada pasien
hipertensi. jurnal kesehatan poltekkes palembang, 1-5.
Juliansyah, R. S. (2022). Pengaruh kerokan terhadap tekanan darah pada pasien hipertensi.
Jurnal kesehatan poltekes palembang , 233 - 237.
Kemenkes. (2022). Kerokan . Kementrian kesehatan direktorat jendral pelayanan kesehatan.
nur rahman m, s. m. (2022). fakumi medical journal. jurnal mahasiswa kedokteran, 1-3.
susung o. padede, y. s. (2016). hipertensi pada remaja . majalala kedokteran UKI 2016 Vol
xxxii no 1 , 41-48.
Xu QY, Y. J. (2012). The effects of scrapping therapy on local temperature and blood
perfusion volume in healthy subjects. Evid based complement alternat med , 1 - 6.
zulfian fachru reza, t. s. (2022). aplikasi monitoring kesehatan dengan memanfaatkan
smartwatch berbasis android. jurnal penelitian mahasiswa teknik dan ilmu komputer,
85-86.

Anda mungkin juga menyukai