Anda di halaman 1dari 9

PENGARUH SENAM JANTUNG TERHADAP PENURUNAN TEKANAN

DARAH PADA LANSIA DI UPT PUSKESMAS LABUHAN RATU

PRPOSAL

Oleh :
LIZA AULIA
NPM : 22O1O1O12P

PROGRAM STUDI SI KEPERAWATAN


FAKULTAS KESEHATAN
UNIVERSITAS AISYAH PRINGSEWU
TAHUN 2023/2024
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Masalah kesehatan yang terjadi pada lansia umumnya berhubungan

dengan penurunan fungsi organ yang memicu terjadinya penyakit degeneratif

yang salah satunya adalah hipertensi. Hipertensi merupakan peningkatan

tekanan darah diatas nilai normal. Menurut Nurarif A.H. & Kusuma H.

(2016), Penyakit hipertensi jika tidak ditangani dengan baik maka akan

menurunkan kualitas hidup lansia (Kemenkes RI, 2018). Penatalaksanaan

hipertensi pada lansia selain dengan pengobatan farmakologi dapat pula

dilakukan dengan non-farmakologi seperti senam jantung (Yanti., 2017).

Data dari WHO (World Health Organization) menyebutkan

bahwa hipertensi menyerang 22% penduduk dunia, dan mencapai

36% angka kejadian di Asia Tenggara. Hipertensi juga menjadi penyebab

kematian dengan angka 23,7% dari total 1,7 juta kematian di Indonesia tahun

2016 (Anitasari, 2019). Pada kelompok lansia, prevalensi penyakit tidak

menular tertinggi adalah hipertensi sebesar 32,5% (Kemkes, 2022).

Menurut Riset Kesehatan Dasar 2018, mencapai 31,7% dari populasi

usia 18 tahun ke atas. Hipertensi sebagai penyebab kematian nomor 3 setelah

kasus stroke dan tuberkulosis paru, dan untuk jumlahnya mencapai hingga

6,8% dari persentase penyebab kematian pada penduduk di Indonesia.

Menurut profil Dinas Kesehatan Provinsi Lampung 2015, dari 10 besar

penyakit di Lampung hipertensi menempati posisi ke-3 dengan jumlah


160.772 yaitu sekitar 16, 18 %. Kasus Hipertensi menempati posisi ke 3 urutan

dalam 10 penyakit terbanyak di Provinsi Lampung di bawah kasus command

cold dan gastritis, dengan jumlah 160.772, diatas kasus influenza di urutan ke

4 dengan jumlah 140.255. (Dinas Kesehatan Provinsi Lampung, 2017).

Berdasarkan data pre survey, di dapatkan data kasus hipertensi di wilayah

kerja UPTD Puskesmas Labuhan Ratu dari setiap bulannya terdapat

peningkatan. Pada bulan Februari tahun 2023 tercatat ada 56 kasus, bulan

Maret tahun 2023 tercatat ada 61 kasus dan di bulan April tahun 2023 tercatat

ada 66 kasus. Dan 66 kasus 51 persennya atau 34 diantaranya di alami oleh

lansia.

Pada lansia, hipertensi terjadi akibat perubahan struktural dan

fungsional pada sistem pembuluh perifer yang bertanggungjawab pada

perubahan tekanan darah. Perubahan tersebut meliputi aterosklerosis,

hilangnya elastisitas jaringan ikat dan penurunan dalam relaksasi otot polos

pembuluh darah yang pada gilirannya menurunkan kemampuan distensi dan

daya regang pembuluh darah (M. Yanti et al., 2021). Konsekuensinya

kemampuan aorta dan arteri besar dalam mengantar volume darah yang

dipompa oleh jantung dapat menurun yang mengakibatkan penurunan curah

jantung dan peningkatan tahanan perifer (Rahmiati & Zurijah, 2020).

Bertambahnya umur mengakibatkan tekanan darah meningkat, karena

dinding arteri pada usia lanjut (lansia) akan mengalami penebalan yang

mengakibatkan penumpukkan zat kolagen pada lapisan otot, sehingga

pembuluh darah akan berangsur-angsur menyempit dan menjadi kaku


(Anggraini dkk, 2009 dalam Novitaningtyas, 2014). Untuk menghindari atau

menurunkan resiko penumpukan zat kolagen dan aterosklerosis yang

merupakan salah satu penyebab hipertensi, maka diperlukan olahraga yang

teratur (Putriastuti, 2016). Hipertensi pada orang tua merupakan faktor risiko

utama untuk stroke iskemik. Tekanan darah tinggi juga bisa meningkatkan

risiko lansia terkena stroke sebanyak empat kali lipat. Kerusakan Ginjal.

Hipertensi dan penuaan bisa berdampak pada fungsi ginjal (Febriani, 2020).

Selain itu juga, dapat membuat lansia mengalami aritmia, serangan jantung

dan stroke (Maryati, 2017).

Tingginya angka kejadian hipertensi menuntut tenaga kesehatan

melakukan upaya pencegahan. Secara farmakologi penderita hipertensi dapat

mengkonsumsi obat-obatan yang bisa menurunkan tekanan darah dan secara

non farmakologi dapat dilakukan pengobatan konvensional bisa juga

dilakukan pengobatan non- konfensional salah satunya senam jantung (L.

Yanti et al., 2017). Manfaat senam jantung sendiri adalah bertujuan untuk

memperbaiki dan meningkatkan kebugaran jasmani, dan rokhani manusia

(Eriyanti et al., 2016). Secara jasmani memiliki fungsi untuk memperbaiki

dan meningkantkan kondisi fungsi jantung, peredaran darah, sistem

pernafasan, kekuatan dan daya tahan otot. Secara rohani mempunyai manfaat

memelihara kestabilan penguasaan diri, mengurangi menghilangkan stress,

daan melatih konsentrasi (Eviyanti et al., 2021).

Senam jantung pada usia lanjut harus disesuaikan secara individual,

pada tujuan khusus senam jantung dapat diberikan sesuai jenis dan intensitas
latihan tertentu. Salah satu olahraga yang aman dan dapat menurunkan

perubahan fisik pada lansia adalah senam (Widjayanti et al., 2019). Aktivitas

fisik seperti senam jantung yang dilakukan secara rutin akan meningkatkan

kebugaran fisik, sehingga secara tidak langsung dapat meningkatkan fungsi

jantung dan menurunkan tekanan darah serta mengurangi resiko penumpukan

lemak pada dinding pembuluh darah sehingga akan menjaga elastisitasnya

terutama pada usia lanjut (Anwari et al., 2018).

Senam jantung merupakan suatu teknik gerakan untuk

mengembalikan atau membetulkan posisi tulang belakang dan kelenturan otot

serta sendi-sendi di tulang, yang pada gilirannya mempengaruhi sistem

sirkulasi dan peredaran darah. Senam jantung akan menyebabkan tubuh

seseorang mengeluarkan hormon endorpin yang menyebabkan tubuh menjadi

lebih tenang dan mengurangi perasaan stress dimana penurunan tersebut

akan menstimulasi kerja saraf perifer terutama saraf parasimpatis yang

menyebabkan terjadinya vasodilatasi pembuluh darah sehingga tekanan darah

sistolik turun dan lebih terkendali. Ini menunjukkan bahwa senam jantung

dapat menurunkan tekanan darah sistolik pada lansia penderita hipertensi

karena senam jantung dapat melebarkan pembuluh darah sehingga sirkulasi

darah menjadi lancar (Dewi, 2019).

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Ananda D.S Thei

dilakukan pada lansia yang mengalami hipertensi di UPT Panti Sosial

Penyantun Budi Agung Kota Kupang setelah dilakukan intervensi sebanyak 3

kali pertemuan didapatkan adanya pengaruh senam jantung terhadap


penurunan tekanan darah pada lansia yang mengalami hipertensi di UPT

Panti Sosial Penyantun Lanjut Usia Budi Agung Kupang, dibuktikan dengan

hasil uji wilcoxon yaitu nilai p = 0,000 dengan a = 0,05, maka p < 0,05artinya

ada penurunan tekanan darah responden setelah melakukan senam senam

jantung (Thei, Sambriong and Gatum, 2018).

Sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Muharni &

Wardhani (2020), hasil penelitian menunjukkan bahwa tekanan darah mulai

turun signifikan pada minggu ke-4, dengan nilai p = 0,00 untuk tekanan darah

sistole dan 0,00 untuk tekanan darah diastol. Kesimpulan dalam penelitian ini

adalah senam jantung berpengaruh terhadap penurunan tekanan darah pada

lansia dengan hipertensi. Didukung oleh penelitian Suwanti et al., (2019),

Hasil penelitian menunjukkan p value sistolik=0,000 dan p value

diastolik=0,011 lebih kecil dari α value (0,05). Hasil menunjukkan ada

pengaruh yang signifikan senam jantung terhadap sistolik dan diastolik

lansia.

Penelitian ini perlu dilakukan untuk lansia di wilayah kerja Puskesmas

Labuhan Ratu karena dengan kegiatan ini lansia tetap menjaga Kesehatan,

meningkatkan imunitas. Lansia harus tetap menjaga kesehatan dan

meningkatkan imunitas serta rutin mengonsumsi obat hipertensi dan

mengontrol tekanan darah dengan selalu menerapkan protokol Kesehatan.

Berdasarkan penjelasan dan data di atas, peneliti tertarik untuk meneliti

pengaruh senam jantung terhadap hipertensi pada lansia di UPT Puskesmas

Labuhan Ratu.
B. Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Bagaimanakah

pengaruh senam jantung terhadap penurunan tekanan darah pada lansia di

UPT Puskesmas Labuhan Ratu?”.

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh senam

jantung terhadap tekanan darah pada lansia hipertensi di Puskesmas

Labuhan Ratu.

2. Tujuan Khusus

a. Mengidentifikasi karakteristik responden berdasarkan usia dan jenis

kelamin.

b. Teridentifikasi rata-rata tekanan darah lansia dengan hipertensi

sebelum diberikan intervensi senam jantung

c. Teridentifikasi rata-rata tekanan darah lansia dengan hipertensi

setelah diberikan intervensi senam jantung

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi Pelayanan Keperawatan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan bahan masukan

dan informasi bagi pelayanan kesehatan untuk mengembangkan rencana


asuhan keperawatan khususnya dalam penanganan hipertensi.

penanganan pasien hipertensi baik secara umum maupun keperawatan.

2. Bagi Masyarakat

Hasil penelitian ini dapat digunakan bagi masyarakat khususnya

yang memiliki riwayat hipertensi dalam pengobatan non farmakoterapi

3. Bagi Institusi Pendidikan

Hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan ajar dalam pendidikan

keperawatan di Universitas Aisyah Pringsewu atau sekolah kesehatan

lainnya.

4. Bagi Pengembangan Ilmu Keperawatan

Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai salah satu sumber

rujukan, pembanding dan bisa dilanjutkan oleh peneliti-peneliti lainnya

dalam pengembangan ilmu keperawatan khususnya bagaimana pengaruh

senam jantung terhadap tekanan darah.

E. Ruang Lingkup

Penelitian ini menggunakan jenis penelitian eksperimen, dengan

rancangan one group pretest & posttest & uji Paired T-Test. Objek

penelitiannya adalah senam jantung dalam perubahan tekanan darah yang

menderita hipertensi dan subyek penelitiannya adalah lansia penderita

hipertensi yang berada di Wilayah Puskesmas Labuhan Ratu. Tempat

penelitiannya adalah di Wilayah Puskesmas Labuhan Ratu, adapun waktu

pelaksanaannya akan dilakukan pada 14 Juli hingga 29 Agustus tahun

2023 .

Anda mungkin juga menyukai