0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
59 tayangan4 halaman
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Penelitian ini menguji pengaruh latihan berjalan terhadap penurunan tekanan darah pada lansia hipertensi.
2. Hasilnya menunjukkan tekanan darah lansia menurun setelah latihan berjalan.
3. Latihan berjalan efektif menurunkan tekanan darah lansia hipertensi dibandingkan lansia normal.
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Penelitian ini menguji pengaruh latihan berjalan terhadap penurunan tekanan darah pada lansia hipertensi.
2. Hasilnya menunjukkan tekanan darah lansia menurun setelah latihan berjalan.
3. Latihan berjalan efektif menurunkan tekanan darah lansia hipertensi dibandingkan lansia normal.
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Penelitian ini menguji pengaruh latihan berjalan terhadap penurunan tekanan darah pada lansia hipertensi.
2. Hasilnya menunjukkan tekanan darah lansia menurun setelah latihan berjalan.
3. Latihan berjalan efektif menurunkan tekanan darah lansia hipertensi dibandingkan lansia normal.
ANALISIS JURNAL “THE EFFECT OF WALKING EXERCISE ON
BLOOD PRESSURE IN THE ELDERLY WITH HYPERTENSION IN
MULYOHARJO COMMUNITY HEALTH CENTER PEMALANG” DI WISMA MAWAR UPT PSTW JEMBER KABUPATEN/KOTA JEMBER TAHUN 2019
Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah
Stase Keperawatan Gerontik
oleh
Tria Mega Holivia, S.Kep
NIM 192311101153
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS JEMBER FAKULTAS KEPERAWATAN PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI NERS Jl. Kalimantan No. 37 Kampus Tegal Boto Jember Telp./Fax (0331) 323450 Analisis Jurnal
Penulis 1. Dinda Kartika Yulisa
2. Siti Baitul M Judul The Effect of Walking Exercise on Blood Pressure in The Elderly With Hypertension in Mulyoharjo Community Health Center Pemalang Nama Public Health Perspectives Journal, 3 ,2018 Jurnal, Edisi, Tahun Latar WHO menyatakan bahwa sekitar 1,13 miliar orang di dunia Belakang menderita hipertensi. Ini berarti bahwa 1 dari 3 orang di dunia didiagnosa sebagai memiliki hipertensi, dan hanya 36,8% dari mereka minum obat. Hipertensi telah menyebabkan kematian 8 juta orang setiap tahun, dan 1,5 juta di antaranya berasal dari negara-negara di Asia Tenggara. Prevalensi hipertensi secara global adalah 42% (WHO, 2018). Proporsi terbesar dari seluruh Penyakit Menular (PTM), yang dilaporkan masih ditempati oleh hipertensi, adalah 57,87%. Prevalensi hipertensi di Indonesia yang diperoleh dengan mengukur orang pada usia ≥18 adalah 34,1%. Prevalensi hipertensi pada orang tua di Indonesia menunjukkan 45,9% untuk mereka yang berusia 55-64, 57,6% untuk mereka yang berusia 65-74, dan 63,8% untuk mereka yang berusia> 75 tahun (Riskesdas, 2018). Faktor-faktor hipertensi jatuh ke dalam faktor-faktor risiko yang dapat dimodifikasi dan faktor risiko unmodifiable. Contoh faktor risiko yang tidak dapat dimodifikasi seperti faktor keturunan, jenis kelamin, ras, dan usia. Sementara itu, contoh faktor risiko yang dapat dimodifikasi adalah obesitas, kurangnya latihan atau kegiatan, merokok, alkoholisme, stres, dan diet (Hafiz, 2016). Perubahan tekanan darah yang terjadi pada orang tua adalah karena perubahan struktural dan fungsional dalam sistem vaskular perifer (Rohaendi, 2008). Kurang olahraga dapat menyebabkan penumpukan kolesterol, terutama LDL (low density lipoprotein) di dinding arteri. Orang yang tidak aktif berolahraga juga cenderung memiliki denyut jantung lebih tinggi sehingga otot- otot jantung harus bekerja lebih keras di setiap kontraksi. Semakin keras dan lebih sering otot-otot jantung memompa, semakin besar tekanan yang dikenakan pada arteri (Sugiharto, 2007). Tujuan Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh latihan jalan (walking exercise) pada tekanan darah lansia dengan hipertensi. Metodologi Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan kuasi- eksperimental desain penelitian (kuasi eksperimental). Populasi dalam penelitian ini adalah orang tua dengan hipertensi di Puskesmas Mulyoharjo Community Pemalang pada bulan Juli 2018, yang melibatkan 32 orang. Sampel diambil dengan menggunakan incidental purposive sampling. 10 responden yang diambil kemudian dibagi menjadi dua kelompok: 5 responden dengan hipertensi dan obesitas dan 5 responden dengan status gizi normal. parametrik Penelitian ini menggunakan analisa teknik (Paired T test) untuk menguji perbedaan tekanan darah sistolik dan diastolik sebelum dan sesudah melakukan latihan berjalan dan digunakan independent t-test menganalisis untuk mengetahui pengaruh latihan jalan pada tekanan darah pada orang tua dengan hipertensi dan status gizi obesitas. Hasil Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tekanan darah lansia dengan hipertensi sebelum melakukan latihan berjalan adalah 152,20 / 95,80 mmHg dan setelah melakukan latihan berjalan adalah 147,60 / 93,60 mmHg rata-rata. Pembahasan Walking exercise sangat berpengaruh pada penurunan tekanan darah. Selain itu, berjalan juga dapat mengurangi risiko penyakit jantung. Otot jantung membutuhkan aliran darah lebih bebas (arteri koroner yang menyediakan pasokan) agar bugar dan berfungsi normal tanpa henti memompa darah. Untuk itu, otot jantung membutuhkan darah lebih keras dan lebih halus. Berjalan buru-buru menaikkan aliran darah ke jantung. Dengan demikian, oksigen dalam otot jantung yang cukup, dan otot jantung terjaga untuk bisa tetap cukup berdegup. Tidak hanya itu, fleksibilitas tubuh arteri terlatih dan akan dibantu oleh mengejangnya mengambang otot-otot tubuh yang terletak di sekitar dinding pembuluh darah sewaktu melakukan kegiatan berjalan kaki tergopoh-gopoh itu. Pada akhirnya, tekanan darah cenderung menjadi lebih rendah. Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa setelah melakukan latihan berjalan, tekanan darah sistolik dan diastolik menurun. Ada perbedaan yang signifikan pada tekanan darah sebelum dan setelah berjalan. Ada perbedaan dalam status gizi normal dan obesitas pada penurunan tekanan darah pada orang tua dengan hipertensi. Berjalan latihan yang dilakukan oleh orang-orang yang lebih tua dengan hipertensi lebih efektif dalam menurunkan tekanan darah dibandingkan lansia normal. Implikasi Perawat dapat menjadi edukator dalam memberikan pendidikan dalam kesehatan mengenai pentingnya dan manfaat walking exercise Keperawatan terutama lansia yang mengalami masalah dengan gerak. Perawat juga dapat menjadi role model dalam mengajarkan walking exercise pada lansia. Aplikasi di Latihan walking exercise masih jarang diterapkan kepada lansia Indonesia di Indonesia. Hal ini dapat dijadikan referensi untuk digunakan bagi petugas kesehatan terutama di panti sosial untuk membantu para lansia tetap sehat dan terhindar dari kekakuan sendi Daftar Pustaka
Yulisa, D. K., & Mukarromah, S. B. 2018. The Effect of Walking Exercise on
Blood Pressure in The Elderly With Hypertension in Mulyoharjo Community Health Center Pemalang. Public Health Perspective Journal, 3(3).