Anda di halaman 1dari 37

PROPOSAL

“TUGAS METODOLOGI PENELITIAN’’


PENGARUH SENAM ERGONOMIS TERHADAP PENURUNAN
TEKANAN DARAH PADAPASIEN HIPERTENSI
DI PUSKESMAS SIMPANG PERIUK
KOTA LUBUKLINGGAU

DISUSUN OLEH:

NAMA :Yunita
NIM : 2222614099P

DOSEN PEMBIMBING : Ns.DITA AMITA,S.Kep,M.Kep

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKes)
BHAKTI HUSADA BENGKULU JALAN
KINABALU 8 KEBUN TEBENG
TAHUN 2023

1
2

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

World Health Organization (WHO) 2019, Hipertensi atau tekanan darah tin

ggi adalah kondisi dimana tekanan darah berada pada 130/80 mmHg atau lebih. 1

miliar penduduk dunia menderita hipertensi, dua pertiga diantaranya berada dine

gara berkembang yang berpenghasilan rendah sedang. Pravelansi hipertensi akan

terus meningkat diprediksikan pada tahun 2025 nanti sekitar 29% orang dewasa d

idunia akan menderita hipertensi, sehingga akan mengakibatkan kematian sekitar

8 juta orang, setiap tahun 1,5 juta kematian akan terjadi di Asia tenggara, yang se

pertiga penduduknya menderita hipertensi ( World Health Organization, 2018 ).

Prevelensi hipertensi menurut diagnosis olehtenaga kesehatan tahun 2013 s

ebanyak 25, 8 % dan Prevelensi hipertensi pada tahun 2018 sebanyak 34, 1 %. Pr

evelensi hipertensimenurut penduduk umur 18 -24 tahun sebanyak 13,2 %, umur

25-34 tahun sebanyak 20,1 %, umur 35-44 tahun sebanyak 31,6, umur 45-54 tahu

n sebanyak 45,3 %, umur 55-64 tahun sebanyak 55,2 %, umur 65-74 tahun seban

yak 63,2 %, umur 75 tahun sebanyak 69,5 % ( Kemenkes RI,2018 ).

Hipertensi diindonesia termasuk salah satu penyakit tidak menular

yang menduduki peringkat pertama dalam masalah kesehatan. kejadian hipertensi

meningkat seiring dengan pertambahan usia yang dimulai ketika seseorang

berusia diatas 20 tahun dan punyaknya mencapai usia 75 tahun (AHA, 2018).
3

Peningkatan hipertensi yang tidak terkontrol akan menimbulkan beberapa

komplikasi. Komplikasi yang sering terjadi akibat hipertensi adalah kerusakan pe

mbuluh darah otak, stroke, gagal ginjal, gagal jantung, sindrom metabolik dan ba

hkan kematian. Dampak dari hipertensi apabila tidak dikontrol dengan baik, dapa

t menimbulkan kerusakan organ tubuh, baik secara langsung maupun tidak langs

ung, kerusakan organ-organ target yang umum ditemui pada pasien hipertensi ad

alah jantung, yang terdiri dari, hipertensi ventrikel kiri, angina atau infark otakya

ng bisa mengakibatkan stroke atau transisten ischemic attack, penyakit ginjal kro

nis, penyakit arteri perifer, retinopati, miokardium gagal jantung (Setyaningrum,

Permana & Yuniarti, 2018).

Penanganan hipertensi atau penurunan tekanan darah tinggi dapat di be

rikan dengan penanganan farmakologi atau nonfarmakologi. Penanganan nonfar

makologi dapat diberikan denganmelakukan aktivitas fisikolahraga seperti senam.

Senam yang dilakukan untuk menurunkan tekanan darah tinggi sudah banyak ter

apinyaseperti, senam tera, yoga, senam kegel dan salah satunya senam ergonomis

(Sandi, 2017).Hipertensi bila tidak segera diatasi dengan cepat dapat mengakibat

kan terjadinya peningkatan Curah jantung sehingga akan terjadinya kontriksi per

ifer perkapiler, peningkatan tekanan vaskuler yang bias membuat hipertopi ventr

ikel yang berujung pada gagal jantung dan distritmia. Peningkatan tekanan terjadi

pada vaskuler serebral yang bias menyebabkan terjadinya rupture serebral atau p

ecahnya pembuluh darah otak yang berujung pada stroke dan kelumpuhan (Aspia

ni,2017) .
4

Beberapa jenis senam yang biasa dilakukan oleh penderita hipertensi untu

k menurunkan tekanan darah, anatara lain senam jantung sehat, senam hipertensi ,

senam lansia ,senam ergonomis ataupun senam yoga. Aktifitas fisik yang bisa dil

akukan penderita hipertensi dengan melakukan senam ergonomis dimana geraka

n gerakan didalam senam ergonomis mempunyai banyak manfaat yang luar biasa

dalam pencegahan penyakit dan perawawatan kesehatan, dimana senam ergonom

is dapat dilakukan secara rutin selama 2-3 kali dalam seminggu dengan durasi ku

rang lebih 30 menit (Nurfitri et. al, 2019).

Senam ergonomis adalah metode yang praktis dan efektif dalam menur

unkan tekanan darah pada hipertensi dimana dapat memelihara kesehatan tubuh.

Senam ergonomis ialah senam yang langsung membuka, membersihkan dan men

gaktifkan seluruh sistem-sistem tubuh seperti sistem kardiovaskuler. Senam ergo

nomis merupakan kombinasi dari gerakan otot dan pernafasan, pada saat gerakan

berdiri sempurna seluruh saraf menjadi satu titik pada pengendalian diotak dan sa

at itu pikiran dikendalikan oleh kesadaran akal untuk sehat dan bugar, pada saat b

adan membungkuk dalam gerakan tunduk syukur dan memasok oksigen ke kepal

a menambah aliran darah kebagian atas tubuh terutama kepala yang dapat mensti

mulasikan respon relaksasi tubuh kita dari ketenangan fisik dan mental

(Wrotosongko,2015).

Didapatkan Data hipertensi dalam tiga tahun terakhir pada tahun 2019

mencapai 730 orang yang mengalami hipertensi, pada tahun 2020 jumlah pasien

dengan hipertensi mengalami penurunan dengan jumlah 319 orang, dan tahun
5

2021 jumlah pasien dengan hipertensi mengalami kenaikan lagi dengan jumlah

341 orang. Berdasarkan Survey yang dilakukan pada bulan Desember Tahun

2021 di Puskesmas Simpang Periuk Dari 10 orang pasien didapatkan tekanan

darah 140/90 mmHg sebanyak 3 orang, tekanan darah 150/100 mmHg sebanyak

4 orang , dan 170/90 mmHg sebanyak 3 orang. Puskesmas Simpang Periuk juga t

erdapat adanya program yang dijalankan antara lain, kegiatan pemeriksaan dan p

engobatan, melakukan posyandu, konseling dan kunjungan rumah serta meninda

klanjutin setiap kasus yang ditemukan sehingga dapat meningkatkan kesejahteraa

n pada pasien. Dalam program tersebut Senam Ergonomis bisa dimasukkan kedal

am kegiatan posyadu pada pasien hipertensi.

Berdasarkan uraian diatas maka Penulis tertarik melakukan penelitian t

entang “Pengaruh Senam Ergonomis Terhadap penurunan Tekanan Darah Pada

PasienHipertensi Di Puskesmas Simpang Periuk Kota Lubuklinggau”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan permasalahan yang telah dijelaskan, maka rumusan

masalah dalam penelitian ini adalah “Masih Banyaknya Pasien Hipertensi Yang

Belum mengikuti program senam ergonomis sulit di ikuti oleh orang

lansia.Memiliki Tekanan Darah Tinggi Di Puskesmas Simpang Periuk Tahun

2022”.

C. Pertanyaan Penelitian
6

Berdasarkan latar belakang diatas maka pertanyaan penelitian adalah

apakah ada pengaruh Senam Ergonomis Terhadap Tekanan Darah Pada Pasien H

ipertensi Di Puskesmas Simpang Periuk?

D. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Tujuan umum penelitian ini adalahuntuk mengetahuiPengaruh Senam

ErgonomisTerhadap Tekanan Darah Pada PasienHipertensi Di Puskesmas Si

mpang Periuk.

2. Tujuan Khusus

a. Mengetahui nilai rata-ratatekanan darah sistolik dan diastolik sebelum Dibe

rikan Senam Ergonomis Pada Pasien Hipertensi Di Puskesmas Simpang Pe

riuk.

b. Mengetahui nilai rata-rata tekanan darah sistolik dan diastolik sesudah dibe

rikan Senam Ergonomis Pada PasienHipertensi Di Puskesmas Simpang Per

iuk.

c. Mengetahui Pengaruh Senam Ergonomis Terhadap Tekanan Darah Pada Pa

sien Hipertensi Di Puskesmas Simpang Periuk.

E. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini diharapakan dapat menambah khasanah penget

ahuan dan menambah informasi khususnya bagi ilmu keperawatan terkait inte
7

rvensi Senam Ergonomis yang dapat membantu pasien hipertensi agar dapat m

eminimalisir tekanan darah, menjadi salah satu bacaan yang bermanfaat untuk

penelitian dimasa yang akan datang bagi yang memerlukan.

2. Manfaat Praktis

Hasil penelitian ini dapat dijadikan masukkan untuk penelitian mahasiswa

bahwa Senam Ergonomis dalam penanganan penyakit pada pasien hipertensi

dan dapat diaplikasikan kedalam intervensi keperawatan yang dilakukan

khususnya bagi ilmu keperawatan dan pembuatan Spo.

F. Keaslian Penelitian

Berdasarkan penelusuran peneliti adapun penelitian serupa pernah diteliti o

leh:

1. (Jumari & Windi Indriani , 2021), dengan jurnal penelitian yang berjudul “ Pe

ngaruh Terapi Senam Ergonomic Terhadap Penurunan Tekanan Darah Pada La

nsia Penderita Hipertensi”. Metode penelitian ini menggunakan penelitian kuant

itatif dengan desain penelitian pra eksperimental one group pretest- postest, Re

sponden penelitian ini adalah lansia yang berjumlah 20 orang yang mengalami

hipertensi tekhnik pengambilan sampel menggunakan total sampling, Hasil pen

elitian didapatkan nilai rata-rata tekanan darah sistolik sebelum diberikan interv

ensi adalah 155 mmHg dan sedudah diberikan intervensi adalah 140 mmHg sert

a tekanan darah diastolic sebelum diberikan intervensi adalah 93 mmHg dan ses

udah diberikan intervensi adalah 86 mmHg . maka dapat disimpulkan bahwa ad


8

anya pengaruh terapi senam ergonomic terhadap penurunan tekanan darah pada

lansia penderita hipertesnsi.

Dimana penangganan hipertensi atau penurunan tekanan darah tinggi

dapat diberikan dengan penanganan farmakologi atay nonfarmakologi.

Penanganan nonfarmakologi dapat diberikan dengan melakukan aktivitas fisik

olahraga seperti senam. Senam yang dilakukan untuk menurunkan tekanan

darah tinggi sudah banyak terapinya seperti senam yoga ataupun senam

ergonomis.

Adapun perbedaan senam ergonomis adalah yang ilhami dari gerakan

shalat memiliki fungsi autoregulasi karena shalat mengandung gerakan dari

hati,lisan dan gerakan badan. Gerakan senam ergonomis disesuaikan dengan

kaidah-kaidah penciptaan tuhan yang dialami dari gerakan shalat. Sehingga

memiliki arti bahwa senam ergonomis dapat langsung membuka,

membersihkan dan mengaktifkan, seluruh sistem dalam tubuh.

2. (Suwanti & Purwaningsih Puji, 2019) dengan jurnal penelitian yang berjudul “P

engaruh Senam Ergonomik Terhadap Tekanan Darah Lansia Dengan Hipertens

i”. Penelitian ini menggunakan pre experiment one group pre-test dan pos-test

design. Sampel dalam penelitian ini berjumlah 15 orang lansia dengan Hiperten

si yang diseleksi dengan purposive sampling. Dalampengambilan data peneliti

menggunakan lembar observasi dan sphygmomanometer air raksa (GEA Medic

al). Dan didapatkan ada pengaruh yang signifikan senam ergonomic terhadap si

stolik dan diastolic pada lansia.


9

Hal ini sejalan dengan penulis dimana penatalaksanaan farmakologi pada

hipertensi pada lansia tentunya dapat mengakibatkan efek samping yang lebih

serius sehingga terapi non farmakologis bisa menjadi pilihan karena memiliki

resiko lebih rendah, dimana penangganan hipertensi dapat dilakukan seperti

mengubah polah hidup, mengurangi asupan garam, minuman beralkohol,

menurunkan berat badan,rokok, dan melakukan aktivitas fisik seperti

olahraga.Dimana Gerakan senam ergonomis sangat sederhana bahkan minim

gerakan, namun bila dilakukan secara konsisten dan kontinue maka akan akan

memverikan manfaat yang sangat baik bagi kesehatan.

3. (lily yanti et all, 2021 ) dengan jurnal penelitian yang berjudul “Senam Ergono

mic Menurunkan Tekanan Darah Pada Pasien Hipertensi” dalam penelitian ini

menggunakan Quasi Eksperimen yaitu Non Equivalen Groupdesign dengan pen

dekatan pre-test dan pos-test, populasi dalam penelitian ini adalah semua pende

rita hipertensi dengan Teknik pengambilan sampel menggunakan Purposive Sa

mpling. dalam penelitian ini peneliti menggunakan 15 penderita hipertensi yang

sudah ditetapkan berdasarkan kriteria inklusi, dan eklusi, peneliti pun melakuka

n penelitian pada bulan juli sampai bulan agustus tahun 2020. Hasil penelitian y

ang dilakukan didapatkan ada perbedaan yang bermakna dalam menurunkan tek

anan darah diastole pada senam ergonomik dimana didapatkan hasil p value nya

0,002<0,05 ,dengan disimpulkannya bahwa senam ergonomik dapat menurunka

n tekanan darah pada penderita hipertensi.


10

Menurut Lili Yanti et all, mengatakan hipertensi bila tidak segera diatasi

dapat mengakibatkan terjadinya peningkatan curah jantung sehingga akan

terjadinya kontriksi perifer perkapiler, peningkatan tekanan veskuler yang bisa

membuat hipertopi ventrikel yang berujung pada gagal jantung dan distritmia.

Peningkatan tekanan terjadi pada vaskuler serebral yang bisa menyebabkan

terjadinya ruptur serebral atau pecah pembuluh darah otok yang berujung pada

terjadinya stroke dan kelumpuhan. Adapun terapi yang dilakukan yaitu

melakukan senam ergonomis dimana mempunyai gerakan baku yang harus

diikuti oleh para pesertanya supaya dapat menghasilkan hasil yang optimal.

4. (Solihul Huda & Galia Wardha, 2020) dengan jurnal penelitian yang berjudul “

Pengaruh Senam Ergonomis Terhadap Penurunan Tekanan Darah Pada Penderi

ta Hipertensi Didesa Padurenan Kudus”. Dimana penelitian yang digunakan pen

eliti adalah Quasy ekperimen dengan rancanagan pre-post dan with control gro

up, menggunakan purposive sampling , sampel dalam penelitian ini berjumlah 3

5 orang yang menderita hipertensi. Dalam penelitian ini didapatkan hasil bahwa

senam ergonomis efektif dalam menurunkan tekanan darah sistol pada hipertens

i di Desa Padurenan Kudus.

Berdasarkan penelitian lain yang dilakukan oleh Sholihul huda et al

mengatakan bahwa salah satu aktivitas fisik yang bisa dilakukan penderita

hipertensi adalah senam ergonomis. Gerakan-gerakan didalam senam

ergonomis mempunyai manfaat yang luar biasa dalam pencegahan penyakit dan

perawatan kesehatan, dengan melakukan senam ergonomis secara rutin selama


11

2-3 kali seminggu dengan durasi kurang lebih 30 menit, akan melatih tubuh

untuk melakukan gerakan fisik.

5. ( Sri Muharni & Utari Christya Wardhani, 2018) dengan jurnal penelitian yang

berjudul “Penurunan Tekanan Darah Pada Lansia Hipertensi dengan Senam Erg

onomik” Responden dalam penelitian ini berjumlah 50 orang dengan mengguna

kan Teknik Samplingyang dilakukan sebanyak 4 kali intervensi. Penelitian ini a

dalah One group time series design dengan mengintervensi satu kelompok saja t

anpa kelompok pembanding. Dan didapatkan hasil dengan menggunakan Uji P

aired T-test dan Annova Testbahwa tekanan darah mulai turun signifikan pada

minggu ke-4, dengan nilai p=0,00 untuk tekanan darah systole dan 0,00 untuk t

ekanan darah diastole.

Sri muharni et al mengatakan pengobatan yang dilakukan penderita

hipertensi masih belum efektif karena sering sekali menimbulkan efek samping

yang berbahaya dalam jangka panjang. Terapi non farmakologi terbukti banyak

dapat mengontrol dan mempertahankan tekanan darah agar tidak semakin

meningkat. Dimana dijelaskan bahwa senam ergonomis adalah metode yang

praktis, egektif, efiseien dan logis dalam memelihara kesehatan tubuh manusia.

Senam ergonomis mampu mengembalikan dan memperbaiki posisi dan

kelenturan sistem saraf dan aliran darah, memaksimalkan suplai oksigen ke

otak.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Lily Yanti, et al (2021)

menjelaskan bahwa senam senam ergonomis merupakan aktivitas atau olahraga


12

yang dapat dilakukan untuk menurunkan tekanan darah bagi penderita

hipertensi.dimana gerakan pada senam ergonomis tidak seperti yoga atau

gerakan fitnes yang lebih rumit dan melelahkan.gerakan senam ergonomis ini

merupakan gerakan yang umum dilakukan sehari-hari oleh setiap orang karena

dasar dari senam ergonomis ini adalah setiap orang pasti mampu melakukannya

walaupun dilakukan oleh orang baru pertama kali melakukan gerakan senam

ini, namun tidak akan menimbulkan efek samping, baik pada saat melakukan

gerakan atau pada saat melakukan gerakan senam ergoomis ini.

Dari keseluruhan hasil penjabaran jurnal diatas dapat disimpulkan

bahwa, terdapat perasamaan hasil penelitian pada kelima jurnal yang berisikan

fakta dan teori dari hasil penelitian kelima artikel tersebut, bahwa dari kelima

artikel tersebut sama-sama mempunyai hasil yang efektif dalam menurunkan

tekanan darah. Pada kelima artikel penelitian ini juga memiliki persamaan

dalam tujuan dan manfaat dari penerapan terapi senam ergonomis yaitu dapat

menurunkan tekanan darah. Meningkatkan produksi oksida nitrat dan

meningkatkan fungsi vasolidasi yang akan mengurangi resistensi perifer.

Pada penjabaran kelima artikel selain adanya persamaan hasil penelitia,

didapatkan pula perbedaan pada kelima artikel penelitian yaitu perbedaan pada

jumlah sampel penelitian pada tiap artikel penelitian yaitu pada artikel 1

berjumlah 20 Responden, artikel 2 berjumlah 15 Responden, artikel 3

berjumlah 15 Responden, artikel 4 berjumlah 35 Responden, dan artikel 5

berjumlah 50 orang Responden.


13
14

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Hipertensi

1. Definisi

Hipertensi adalah keadaan dimana seseorang keadaan dimana seseorang me

ngalami peningkatan tekanan darah diatas normal dan mengakibatkan angka kesakit

an dan kematian paling tinggi didunia. Tekanan darah dikatakan tinggi apabila terjad

i peningkatan tekanan darah sistolik lebih dari 140 mmHg. Hipetensi atau tekanan da

rah tinggi merupakan salah satu penyait degenerative yang paling banyak ditemukan

dalam kalangan masyarakat (Suwanti et al, 2019).

Hipertensi adalah suatu keadaan dimana terjadi peningkatan tekanan darah s

ecara abnormal dan terus menerus pada beberapa kali pemeriksaan tekanan darah ya

ng disebabkan satu atau beberapa factor resiko yang tidak berjalan sebagaimana mes

tinya dalam mempertahankan tekanan darah secara normal (Brunner & Suddarth, 20

15).

2. Etiologi

a. Hipertensi Esensial (Primer)

Hipertensi primer atau esensial adalah hipertensi yang belum diketahi penyebab

nya, hipertensi primer dapat didefinisikan suatu kondisi dimana terjadi tekanan

darah tinggi sebagai akibat atau dampak dari gaya hidup seseorang dan faktor li

ngkungan. Seseorang yang pola makannya tidak terkontrol dan mengakibatkan

kelebihan berat badan bahkan sampai obesitas merupakan pencetus awal terjadi

nya tekanan darah tinggi (Syam, N. 2016). Hipertensi primer juga dapat disebab

kan oleh keturunan, umur, jenis kelamin, tekanan psikologis, stress, kegemukka

n (obesitas), kurang oalahraga, dan kolestrol tinggi (Dilianti, 2017).


15

b. Hipertensi sekunder adalah kenaikan tekanan darah yang terjadi akibat proses

dasar yang dapat diidentifikasi. Penyebab umum lain hipertensi sekunder yang d

apat diidentifikasi mencakup penyakit renovaskuler (penurunan alairan darah ke

ginjal), gangguan korteks ardenal, feokromositoma, koarktasi aorta, dan apnea ti

dur (Lemone, 2016). Hipetensi sekunder juga disebabkan penyakit lain seperti p

enyempitan arteri yang mensuplai darah ke ginjal, aterosklerosis (penebalan din

ding arteri yang menyebabkan hilangnya elastisitas pembuluh darah) (Dilianti, 2

017).

Penyebab hipertensi pada orang dengan lanjut usia adalah terjadi perubahan-per

ubahan pada:

1. Elastis dinding aorta menurun

2. Katub jantung menebal dan menjadi kaku

3. Meningkatnya resistensi pembuluh darah

3. Klasifikasi Berdasarkan Derajat Hipertensi

a. Menurut European Society of Cardiology


Tabel 1
Klasifikasi hipertensi
Kategori Tekananan sistolik Tekanan Diastolik
(mmHg) (mmHg)

Optimal <120 Dan <80

Normal 120-129 Dan/atau 80-84

Normal tinggi 130-139 Dan/atau 85-89

Hiperensi derajat I 140-159 Dan/atau 90-99

Hipertensi derajat II 160-179 Dan/atau 100-109

Hipertensi derajat III ≥ 180 Dan/atau ≥110

Hipertensi sistolik teris ≥190 Dan/atau <90


olasi

Sumber : Majid, 2017


16

b. Menurut JNC VII

Tabel 2
Klasifikasi Hipertensi
Sistolik Diastolik

Normal hipertensi < 130 < 80

Pre hipertensi 130-140 80-90

Hipertensi tahap I 140-160 90-100

Hipertensi tahap II >160 >100

Sumber : Majid,2017

4. Patofisiologi

Patofisiologi hipertensi belum diketahui. Sejumlah kecil klien antara 2- 5 % m

emiliki penyakit dasar gunjal atau adrenal yang menyebabkan peningkatan tekanan da

rah. Namun, masih belum ada penyebab tunggal yang dapat diidentifikasi. Kondisi ini

lah yang disebut sebagai “ Hipertensi Esensial “. Sejumlah mekanisme fisiologis terlib

at dalam pengaturan tekanan darah normal, yang kemudian dapat turut berperan dalam

terjadinya hipertensi esensial.

Penyebab hipertensi primer tidak diketahui, meskipun telah banyak penyebab

yang dapat diidentifikasi. Penyakit ini memungkinkan banyak faktor, termasuk :

a. Arterosklerosis

b. Meningkatnya pemasukan sodium

c. Baroreseptor

d. Renin secretion

e. Renal exoretion dari sodium dan air

f. Faktor genetik dan lingkungan

Peningkatan cairan dan peningkatan resistensi peripheral merupakan dua dasar

mekanisme penyebab hipertensi. Banyak yang menduga bahwa hipertensi membertaa


17

n pembentukan plaque. Pihak lain menemukan bahwa plaque berisi arteri yang menye

babkan tekanan darah meningkat. Peranan ahli gizi dalam pemasukan sodium dan hip

ertensi juga kontropersial. Studi empiris menyatakan terdapat hubungan antara tinggin

ya sodium pada individu yang berdampak pada tingginya tekanan darah. Sebaliknya t

urunnya tekanan darah diikuti dengan pengurangan sodium dalam diet.

Baroreseptor ( proses reseptor ) mengontrol peregangan dinding arteri dengan

menghalangi pusat vasokontriksi medulla. Ketidakcocokan sekresi renin juga mening

katkan perlawanan periferal. Iskemia arteri ginjal menyebabkan pembebasan dari reni

n, precusor dari angiostensen II. Precusor ini menyebabkan kontriksi arteri dan menin

gkatnya tekanan darah, kelanjutan dari kontriksi pembuluh – pembuluh darah menyok

ong terjadinya vascular sclerosis dan merugikan pembuluh darah. Di sini, terdapat pen

ebalan intra- arteriolar dan penempatan kembali dari kelembutan otot dan garis jaringa

n elastic dengan jaringan fibriotik. Peredaran dan nekrosis (kematian jaringan),selanju

tnya merusak pembuluh darah dan menggagalkan meningkatnya parlawanan vaskular

(Majid, 2017 ).
18

5. WOC (Web of Cautation)


19

6. Manifestasi Klinis

Pada pemeriksaan fisik, tidak dijumpai kelainan apapun selain tekanan dara

h yang tinggi, tetapi dapat pula ditemukan perubahan pada retina, seperti perdarahan e

ksudat (kumpulan cairan), penyempitan pembuluh darah, dan pada kasus berat, edema

pupil (edema pada diskus optikus).

Individu yang menderita hipertensi kadang tidak menampakan gejala sampa

i bertahun-tahun. Gejala bila ada menunjukkan adanya kerusakan vaskuler, dengan ma

nifestasi yang khas sesuai sistem organ yang divaskularisasi oleh pembuluh darah bers

angkutan. Perubahan patologis pada ginjal dapat bermanifestasi sebagai nokturia (peni

ngkatan urinasi pada malam hari) dan azetoma (peningkatan nitrogen urea darah (BU

N) dan kreatinin). Keterlibatan pembuluh darah otak dapat menimbulkan stroke atau s

erangan iskemik transien yang bermanifestasi sebagai paralys sementara pada satu sisi

(hemipiegia atau gangguan tajam penglihatan (Brunner & Suddarth, 2015).

Wijaya & Putri (2016) menyebutkan bahwa sebagian besar gejala klinis tim

bul pada hipertensi adalah :

a. Nyeri kepala saat terjaga, kadang-kadang disertai mual dan muntah, akibat peningk

atan tekanan darah intrakranial.

b. Penglihatan kabur akibat kerusakan retina akibat hipertensi.

c. Ayunan langkah yang tidak mantap karena kerusakan susunan saraf pusat .

d. Nokturia karena peningkatan aliran darah ginjal dan filtrasi glomerulus.

e. Edema dependen dan pembengkakan akibat peningkatan tekanan kapiler.

7. Pemeriksaan Penunjang

Nurarif dan Kusuma, (2015) yaitu :

1) Pemeriksaan laboratorium
20

a. Hb/Ht : untuk mengkaji hubungan dari sel-sel terhadap volume cairan (viskosita

s) dan dapat mengidikasi faktor risiko seperti : hipokoagulabilitas, anemia.

b. BUN/Kreatinin : memberikan informasi tentang perfusi atau fungsi ginjal.

c. Glukosa : hiperglikemi (diabetes mellitus adalah pencetus hipertensi) dapat diak

ibatkan oleh pengeluaran kadar ketokolamin.

d. Urinalisa : darah, protein, glukosa, mengisyaratkan disfungsi ginjal dan ada Dia

betes Mellitus.

2) Ct Scan Mengkaji adanya tumor cerebral, encelopati.

3) EKG (Elektrokardiogram) Dapat menunjukkan pola regangan, dimana luas, pening

gian gelombang P adalah salah satu tanda dini penyakit jantung hipertensi.

4) IUP Mengidentifikasi penyebab hipertensi : batu ginjal, perbaikan ginjal.

5) Photo Dada Menunjukkan destruksi klasifikasi pada area katup, pembesaran jantu

ng

8. Penatalaksanaan Medis

1) Penatalaksanaan Nonfarmakologi

Wijaya & Putri,(2016) Penatalaksanaan nonfarmakologi dengan modifikasi gaya hi

dup sangat penting dalam mencegah tekanan darah tinggi dan merupakan bagian ya

ng tidak dapat dipisahkan dalam mengobati tekanan darah tinggi. Penatalaksanaan

hipertensi dengan nonfarmakologis terdiri dari berbagai macam cara modifikasi ga

ya hidup untuk menurunkan tekanan darah yaitu :

a. Mempertahankan Berat Badan Ideal


21

Mempertahankan berat badan ideal sesuai Body Mass Index (BMI) de

ngan rentang 18,5 – 24,9 kg/m2. BMI dapat diketahui dengan membagi berat ba

dan anda dengan tinggi badan anda yang telah dikuadratkan dalam satuan meter.

Mengatasi obesitas (kegemukan) juga dapat dilakukan dengan melakukan diet re

ndah kolesterol namun kaya dengan serat dan protein, dan jika berhasil menurun

kan berat badan 2,5 – 5 kg maka tekanan darah diastolik dapat diturunkan seban

yak 5 mmHg.

b. Kurangi Asupan Natrium (Sodium)

Mengurangi asupan natrium dapat dilakukan dengan cara diet rendah

garam yaitu tidak lebih dari 100 mmol/hari (kira-kira 6 gr NaCl atau 2,4 gr gara

m/hari). Jumlah yang lain dengan mengurangi asupan garam sampai kurang dari

2300 mg (1 sendok teh) setiap hari. Pengurangan konsumsi garam menjadi ½ se

ndok teh/hari, dapat menurunkan tekanan darah sistolik sebanyak 5 mmHg dan t

ekanan diastolik sekitar 2,5 mmHg.

c. Batasi Konsumsi Alkohol

Peningkatan tekanan darah terjadi karena konsumsi alkohol yang berl

ebihan. Peminum alkohol beresiko empat kali lebih besar mengalami hipertensi

dari pada mereka yang tidak minum minuman alkohol.

d. Makan K dan Ca yang Cukup dari Diet

Pertahankan asupan diet potassium (>90 mmol atau 3500 mg/hari) de

ngan cara konsumsi diet tinggi buah dan sayur dan diet rendah lemak dengan ca

ra mengurangi asupan lemak total. Kalium dapat menurunkan tekanan darah den

gan meningkatkan jumlah natrium yang terbuang bersama air kencing. Dengan s

etidaknya mengonsumsi buah-buahan sebanyak 3-5 kali dalam sehari, seseorang

bisa mencapai asupan potassium yang cukup.


22

e. Menghindari Merokok

Merokok memang tidak berhubungan secara langsung dengan timbul

nya hipertensi, tetapi merokok dapat meningkatkan risiko komplikasi pada pasie

n hipertensi seperti penyakit jantung dan stroke, maka perlu dihindari mengkons

umsi tembakau (rokok) karena dapat memperberat hipertensi. Nikotin dalam te

mbakau membuat jantung bekerja lebih keras karena menyempitkan pembuluh

darah dan meningkatkan frekuensi denyut jantung serta tekanan darah. Maka pa

da penderita hipertensi dianjurkan untuk menghentikan kebiasaan merokok

f. Penurunan Stress

Stress memang tidak menyebabkan hipertensi yang menetap namun ji

ka episode stress sering terjadi dapat menyebabkan kenaikan sementara yang sa

ngat tinggi. Menghindari stress dengan menciptakan suasana yang menyenangk

an bagi penderita hipertensi dan memperkenalkan berbagai metode relaksasi sep

erti yoga atau meditasi yang dapat mengontrol sistem saraf yang akhirnya dapat

menurunkan tekanan darah

g. Terapi Senam Ergonomis

Senam ergonomis adalah metode yang praktis dan efektif dalam mem

elihara kesehatan tubuh. Senam ergonomis merupakan senam yang dapat langsu

ng membuka, membersihkan, dan mengaktifkan seluruh sistem-sistem tubuh sep

erti sistem kardiovaskuler (Sagiran, 2015).

2. Pengobatan Farmakologi

a. Diuretik (Hidroklorotiazid)

Mengeluarkan cairan tubuh sehingga volume cairan ditubuh berkurang yang me

ngakibatkan daya pompa jantung menjadi ringan.

b. Penghambat simpatetik (metildopa, klonidin dan reserpin)


23

Menghambat aktivitas saraf simpatis.

c. Betabloker (Metoprolol, Propanolol, dan Atenolol)

1) Menurunkan daya pompa jantung

2) Tidak dianjurkan pada penderita yang telah diketahui mengidap gangguan pe

rnapasan seperti asma bronkhial.

3) Pada penderita diabetes melitus : dapat menutupi gejala hipoglikemia.

d. Vasodilator (Prasosin, Hidralasin) Bekerja langsung pada pembuluh darah deng

an relaksasi otot polos pembuluh darah.

e. ACE Inhibitor (Captopril)

1) Menghambat pembentukan zat angiotensin II

2) Efek samping : batuk kering, pusing, sakit kepala dan lemas.

f. Penghambat reseptor angiotensin II (Valsartan)

Menghalangi penempelan zat angiotensin II pada reseptor sehingga

memperingan daya pompa jantung.

g. Antagonis kalsium (Diltiasem dan Verapamit)

Menghambat kontraksi jantung (kontraktilitas). (Wijaya & Putri, 2016).

9. Komplikasi

Wijaya dan Putri (2016) tekanan darah tinggi apabila tidak diobati dan ditan

ggulangi, maka dalam jangka panjang akan menyebabkan kerusakan arteri didalam tu

buh sampai organ yang mendapat suplai darah dari arteri tersebut. Komplikasi hiperte

nsi dapat terjadi pada organ – organ sebagai berikut :

1) Jantung

Tekanan darah tinggi dapat menyebabkan terjadinya gagal jantung dan p

enyakit jantung koroner. Pada penderita hipertensi, beban kerja jantung akan men

ingkat, otot jantung akan mengendor dan berkurang elastisitasnya, yang disebut d
24

ekompensasi. Akibatnya, jantung tidak mampu lagi memompa sehingga banyak c

airan tertahan diparu maupun jaringan tubuh lain yang dapat menyebabkan sesak

napas atau edema, kondisi ini disebut gagal jantung.

2) Otak

Komplikasi hipertensi pada otak, menimbulkan risiko stroke, apabila tida

k diobati risiko terkena stroke 7 kali lebih besar.

3) Ginjal

Tekanan darah tinggi juga menyebabkan kerusakan ginjal, tekanan darah t

inggi dapat menyebabkan kerusakan sistem penyaringan didalam ginjal akibatnya l

ambat laun ginjal tidak mampu membuang zat-zat yang tidak dibutuhkan tubuh yan

g masuk melalui aliran darah dan terjadi penumpukan didalam tubuh. 4. Mata Pada

mata hipertensi dapat mengakibatkan terjadinya retinopati hipertensi dan dapat me

nimbulkan kebutaan (Wijaya & Putri, 2016).

B. Tekanan Darah

1. Definisi Tekanan Darah

Tekanan darah adalah tenaga yang digunakan darah untuk melawandinding p

embuluh. Tekanan maksimum darah digunakan pada dindingarteri ketika ventrikel kir

i pada jantung mendorong darah melalui katupaorta ke dalam aorta selama sistole. Te

kanan tertinggi tersebut dinamakantekanan sistolik. Pada orang dewasa yang sehat nor

malnya adalah 120 mmHg, perbedaan antara tekanan sistolik dan diastolik adalah teka

nan nadi.Jika tekanan nadi kecil menunjukkan adanya stroke volume yang kecil ataup

eningkatan resistensi perifer atau keduanya. (Setyawan, 2017)

Ketika jantung istirahat di antara denyutan (diastole), maka tekanan akan me

nurun. Tekanan terendah pada dinding arteri pada saat ini disebut tekanan diastolik. P
25

ada orang dewasa normalnya adalah 80 mmHg. Tekanan darah diukur dalam milimete

r, numeratornya adalah tekanan sistolik sementara adenominatornya adalah tekanan di

astolik. Sebagai contoh tekanan darah 120/80, maka 120 adalah tekanan sistolik dan 8

0 adalah tekanan diastolik.(Eviana dan Deswani, 2015).

2. Tekanan Darah Normal dan Abnormal

a. Tekanan Darah Normal

Sangat penting untuk mengetahui tekanan darah normal seseorang karena adanya p

erbedaan tekanan darah pada setiap individu. Peningkatan atau penurunan 20-30 m

mHg pada tekanan darah seseorang adalah bermakna, bahkan walaupun itu masih d

alam rentang normal.

TABEL 3
PERKIRAAN TEKANAN DRAH DAN HIPERTENSI BERDASARKAN TIN
GKAT USIA
Usia Rata-Rata Tekanan D Normal Perkiraan Hi
arah pertensi

Bayi Baru Lahir 40 mmHg Sistolik Tidak dapat ditemukan

1 Bulan 85/54mmHg Tidak dapat ditemukan

1 Tahun 95/65 mmHg ≥ 110/75 mmHg

6 Tahun 105/65 mmHg ≥ 120/80 mmHg

10-13 Tahun 110/65 mmHg ≥ 125/85mmHg

14-17 Tahun 120/80 mmHg ≥ 135/90 mmHg

18 Tahun keatas 120/80 mmHg ≥ 140/95 mmHg

Sumber : ( Taylor,C,1997 dalam Eviana Dan Deswani, 2015).

b. Tekanan Darah Tinggi ( Hipertensi)

Tekanan darah tinggi adalah tekanan darah di atas normal. Bila penyebab hipertens

i dihubungkan dengan patologis penyakit yang diketahui, maka disebut Hipertensi

Sekunder. Sementara itu, bila penyebab tidak diketahui, maka disebut sebagai Hipe

rtensi Primer atau Essensial. Hipertensi merupakan penyakit umum. Hipertensi dias

tolik persisten yang berkepanjangan (menetap) adalah gangguantekanan darah yan


26

g sangat serius. Sebagian besar menyebabkankematian dini dan kecacatan yang cuk

up serius.

c. Tekanan Darah Rendah (Hipotensi)

Tekanan darah rendah adalah tekanan darah di bawah normal. Tekanandarah renda

h yang konsisten dapat terjadi umunya pada usia lanjut,misalkan pada sistolik terba

ca 90-115 mmHg namun terlihat tidak adaefek sakit. Dikatakan sebagai Hipotensi

Ortostatik (postural) apabilatekanan darah rendah, dihubungkan dengan kelemahan

pada saatberada dalam posisi berdiri atau tegak. Hal ini merupakan hasil darivasodi

latasi perifer tanpa peningkatan kompensasi dalam curahjantung. Hipotensi tipe ini

dapat dicegah dengan cara berdiri ataubergerak dengan perlahan-lahan,terutama set

elah bangun dari tempattidur. Selain itu, dapat pula dikoreksi dengan merendahkan

kepala.

3. Mekanisme Pengaturan Tekanan Darah

Berikut ini faktor-faktor yang terlibat dalam mempertahankan tekanan darah. Perubah

an dari tekanan darah normal dapat menghasilkan gangguan faktor-faktor dibawah ini

baik sendiri maupun kombinasi :

a. Resistensi Perifer

Setiap darah meninggalkan jantung akan diedarkan melalui suatuikatan dari pemb

uluh darah yang terdiri atas arteri, arterioles (cabangarteri kecil), kapiler, dan vena

Arterioles berbentuk selang yangelastis dengan kapasitas berkontraksi atau dilatas

i untuk mengaturdistribusi darah ke berbagai organ, jaringan atau sel. Secara norm

al,arterioles dalam keadaan tidak sepenuhnya berkontraksi, dalam artikata tidak se

cara total berkontraksi ataupu relaksasi. Keadaansemikontraksi ini disebut resisten

perifer. Resisten perifermenimbulkan suatu keadaan hambatan aliran darah yang r


27

elatifkonstan. Resisten perifer adalah salah satu dari faktor utama yangmemengaru

hi tekanan darah.

b. Pemompa Jantung

Ketika terjadi peningkatan darah yang dipompakan ke dalam arteri (seperti ketika

curah jantung meningkat), maka arteri akan lebih membesar (menggelembung), m

enghasilkan peningkatan darah. Ketika darah yang dipompakan ke dalam arteri se

dikit, maka tekanandarah akan turun.

c. Volume Darah

Ketika volume darah rendah, seperti yang terjadi pada perdarahan ataudehidrasi, te

kanan darah akan rendah dikarenakan terjadi penurunancairan dalam arteri. Pening

katan jumlah darah meningkatkan tekanankarena pada saat ini akan terdapat penin

gkatan volume cairan yangdapat menimbulkan tekanan dalam arteri

d. Viskositas Darah

Suatu keadaan pekat/kepekatan darah. Viskositas darah tergantung dari proporsi se

l darah dalam plasma. Semakin pekat darah, makan tekanan darah akan semakin ti

nggi. Hal ini terjadi karena jantung membutuhkan kekuatan yang lebih untuk men

ggerakkan cairan yangpekat melalui sistem sirkulasi.

e. Elastisitas Dinding Pembuluh Darah

Arteri merupakan jaringan elastis yang mempunyai kemampuan meregang/ mema

njang dan membesar menggelembung. Makin elastis, maka makin kecil tekanan y

ang diperlukan karena resistensi makin kecil. Seiring dengan bertambahnya usia,

maka dinding arterioles menjadi lebih elastis, yang mana mengganggu kemampua

n elastisitas pembuluh darah untuk meregang/ memanjang dan membesar. (Eviana

dan Deswani,2015).

4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Tekanan Darah


28

Faktor-faktor yang memengaruhi tekanan darah pada orang sehat diantaranya a

dalah sebagai berikut:

a. Usia seseorang. Tekanan darah akan rendah pada saat lahir, meningkatpada masa r

emaja, dan sedikit menurun pada masa usia tua. Pada usiadewasa yang lebih tua ak

an terjadi penurunan elastisitas arterisehingga dapat meningkatkan resistensi perife

r dan selanjutnyameningkatkan tekanan darah.

b. Fluktuasi normal terjadi sepanjang hari. Tekanan darah umunyarendah pada pagi h

ari (sehabis bangun pagi), kemudian akanmeningkat sekitar 5-10 mmHg pada sore

hari menjelang malam danselanjutnya akan turun kembali pada saat tidur.

c. Wanita biasanya mempunyai tekanan darah yang lebih rendahdaripada pria pada us

ia yang sama.

d. Tekanan darah meningkat setelah makan.

e. Tekanan darah sistolik meningkat selama periode latihan dan aktivitasyang kuat/be

rat.

f. Tekanan darah baisanya tinggi pada orang-orang yang gemukdibandingkan dengan

orang yang kurus.

g. Emosi, seperti marah, takut, atau gembira yang berlebihan, secaraumum menyebab

kan tekanan darah meningkat, tetapi tekanan darahakan kembali turun ke arah nor

mal ketika situasi tersebuh telah lewat.

h. Tekanan darah seseorang cenderung menjadi rendah ketika dalamposisi prone (ten

gkurap) atau supine (telentang) dibandingkan dalamposisi duduk atau berdiri.

5. Alat Pengukur Tekanan Darah

Sphygmomanometer adalah alat yang digunakan untuk mengukur tekanan darah. Ada

pun bagian-bagian dari spygmomanometer adalah sebagai berikut :

a. Manometer
29

Ada 2 macam yaitu Manometer Aneroid dan Manometer Merkuri. Jenis yang serin

g digunakan adalah manometer merkuri. Pada saat awal pengukuran, air raksa haru

s berada pada angka 0 (nol) agar mendapatkan hasil yang akurat.

b. Manset mempunyai ukuran yang berbeda-beda dan penggunaan ukuran ini berdasa

rkan diameter lingkar lengan atas. Adapun ukuranlebarnya 20% lebih besar dari uk

uran diameter lingkar lengan atas,sedangkan panjangnya 2 kali lebih besar dari ling

kar lengan atas.Selain sphigmomanometer, alat yang juga digunakan adalah stetosk

op,terdiri atas earpiace, tabung, dan chestpiece (terdiri atas bell dandiafragma). Ear

piace harus terletak nyaman di telinga. Tabung panjangnyaantara 20 sampai denga

n 40 cm. ukuran yang lebih panjang dapatmengakibatkan pengurangan transmisi su

ara.

6. Teknik Pengukuran Tekanan Darah

Pengkajian yang perlu dilakukan sebelum melakukan pengukuran tekanan d

arah adalah sebagai berikut :

a. Mengkaji adanya tanda dan gejala perubahan pada tekanan darahseperti pada hipert

ensi meliputi: sakit kepala, muka kemerahan,perdarahan di hidung, lelah (untuk ora

ng tua), tetapi kadang-kadangtanpa gejala. Beberapa tanda dan gejala hipotensi ada

lah pusing,kekacauan mental, lemas, kulit dan membran mukosa pucat dansianosis,

serta dingin.Mengkaji faktor-faktor yang secara normal memengaruhi tekanan dara

h seperti: umur (semakin tua, semakin tinggi, normal pada dewasa 120/80 mmHg),

stimulus sistem saraf pusat (dapat meningkatkan tekanan darah), jenis kelamin (pad

a saat menstruasi, tekanan darahcenderung meningkat), obat-obatan: diuretik, nark

otika, antihipertensi,dan antiaritmia (mengakibatkan penurunan tekanan darah), var

iasisuhu (pagi hari cenderung tekanan darah lebih rendah, sementara padasore hari,

tekanan darah cenderung lebih tinggi), stres kerja (dapatmengakibatkan peningkata


30

ntekanan darah),perubahan posisi, danmerokok (mengakibatkan vasokontriksi pem

buluh darah yangmengakibatkan peningkatan tekanan darah).

1) Persiapan Alat

a. Sphigmomanometer

b. Cuff dan pompa

c. Stetoskop

d. Pena

2) Prosedur Pelaksanaan

a. Cuci tangan (untuk mengurangi penyebaran mikroorganisme).

b. Jelaskan tujuan dan manfaat, serta prosedur singkatpengukuran (agar dapat le

bih bekerja sama).

c. Sanggah lengan depan atas (ketika klien sedang duduk atauterlentang) seting

gi jantung (penempatan tangan di atasjantung akan mengakibatkan penuruna

n palsu tekanan darah).

d. Buka lengan baju yang dapat menyempitkan lengan (untukmeletakkan manse

t dan agar pengukuran tidak salah).

e. Pasang manset dengan cukup rapat (2 cm di atas antekubital),tidak boleh terl

alu keras atau kendur (jika terlalu keras atau kendur dapat mengakibatkan pe

ngukuran yang salah).

f. Letakkan manometer sejajar dengan mata dan tidak bolehlebih jauh dari 1 me

ter (untuk mendapatkan hasil pengukuranyang adekuat).

C. Senam Ergonomis

1. Pengertian Senam Ergonomis

Senam ergonomis adalah metode yang praktis dan efektif dalam memelihar

a kesehatan tubuh. Senam ergonomis merupakan senam yang dapat langsung membuk
31

a, membersihkan, dan mengaktifkan seluruh sistem-sistem tubuh seperti sistem kardio

vaskuler. Senam ergonomis merupakan kombinasi dari gerakan otot dan pernafasan,p

ada saat gerakan berdiri sempurna seluruh saraf menjadi satu titik pada pengendaliann

ya di otak dan saat itu pikiran dikendalikan oleh kesadaran akal untuk sehat dan bugar ,

dan pada saat badam membungkuk dalam gerakan tunduk syukur dapat memasok oksi

gen ke kepala dan menambah aliran darah kebagian atas tubuh terutama kepala yang d

apat menstimulasikan respon relaksasi tubuh kita dari ketegangan fisik dan mental.

(Wratsongko,2015).

Senam ergonomis atau senam inti Prima Raga adalah teknik senam untuk m

engembalikan atau membetulkan kelenturan sistem saraf dari aliran darah, memaksim

alkan asupan oksigen ke otak, membuka sistem kecerdasan, sistem muskuloskeletal, si

stem keringat, sistem pemanasan tubuh ,sistem pembakaran rematik,asam urat, kolestr

ol, gula darah,asam laktat, kristal oksalet, sistem konversi karbohidrat, sistem pembua

tan elektrolit atau ozon dalam darah, sistem kekebalan tubuh (Wratsongko, 2015).

Gerakan-gerakan didalam senam ergonomis mempunyai banyak manfaat ya

ng luar biasa dalam pencegahan penyakit dan perawatan kesehatan. Melakukan senam

ergonomis yang dilakukan secara rutin selam 2-3 kali dalam seminggu dengan durasi

waktu 20-30 menit, dimana akan melatih tubuh untyuk melakukan gerakan fisik (Sagi

ran, 2015)

Senam ergonomis adalah salah satu metode yang praktis dan efektif dalam

memelihara kesehatan tubuh. Senam ergonomis merupakan senam yang dapat berlang

sung terbuka, membersihkan dan mengaktifkan seluruh sistem-sistem tubuh seperti ka

rdiovaskuler, kemih dan reproduksi (Wratsongko, 2015).

2. Tujuan Senam Ergonomis

(Wratsongko, 2015) bahwa tujuan dari senam ergonomis adalah :


32

1. Untuk memelihara kesehatan tubuh

2. Mampu mengembalikan atau memperbaiki posisi tubuh dan kelenturan system sara

f ke aliran darah

3. Memaksimalkan suplai oksigen ke otak

3. Manfaat Senam Ergonomis

Adapun manfaat dari senam ergonomis adalah untuk mengontrol tekanan dara

h dimana sangat bermanfaat bagi kesehatan dan kebugaran bagi tubuh,pengaktifan fun

gsi organ tubuh, membangkitkan biolistrik dalam tubuh dan melancarkan sirkulasi oks

igen sehingga tubuh akan terasa segar maupun bertambahnya energi, penyembuhan be

rbagai penyakit, mampu mengontrol tekanan darah tinggi (Sagiran & Nurfitri , 2016).

4. Standar Operasional Prosedur Senam Ergonomis

Gerakan senam ergonomis terdiri dari lima gerakan dasar. Gerakan dasar se

nam ergonomis terdiri dari gerakan lapang dada,tunduk syukur, duduk perkasa, duduk

pembakaran, gerakan penutup senam ergonomis yaitu gerakan mikro energi atau serin

g disebut gerakan putaran energi inti. Masing-masing gerakan mengandung manfaat y

ang luar biasa dalam pencegahan penyakit dan perawatan kesehatan. Awali gerakan se

nam dengan menarik nafas, gunakan teknik nafas dada, yaitu saat menarik nafas perut

dikecilkan dan dada dibusungkan. Tujuan gerakan ini agar rongga dada dapat berkem

bang optimal keparu-paru dapat lebih banyak menghimpun udara. Melakukan senam

ergonomis secara rutin, minimal satu sampai dua minggu,akan melatih tubuh untuk m

elakukan gerakan fisik.

a. Fase Orientasi

1) Mengucapkan salam, Perkenalkan diri dan identifikasi pasien

2) Menjelaskan Tujuan
33

3) Menjelaskan Tentang prosedur tindakan yang akan dilakukan , berikan kesempa

tan pada klien untuk bertanya

4) Kontrak waktu

5) Siapkan peralatan yang diperlukan

6) Jaga privasi klien dengan mengatur ventilasi dan sirkulasi udara yang ada

7) Atur posisi klien sehinggan merasa aman dan nyaman

b. Fase Kerja

1) Mencuci tangan

2) Periksa tekanan darah klien sebelum memulai senam ergonomis

3) . Gerakan 1 : Gerakan Lapang Dada

Berdiri tegak, kedua lengan diputar ke belakang semaksimal mungki

n, tarik nafas dalam melalui hidung lalu hembuskan perlahan melalui mul

ut. Saat dua lengan diatas kepala, jari kaki dijinjit.

Gambar 1

Manfaatnya adalah untuk mengaktifkan fungsi organ karena seluruh

sistem saraf menarik titi-titik kesehatan yang tersebar di seluruh tubuh. Pu

taran lengan adalah sebagaimana putaran generator listrik sehingga geraka


34

n memutar lengan kebelakang adalah gerakan membangkitakan biolistrik

didalam tubuh sekaligus terjadi sirkulasi oksigen yang cukup sehingga tub

uh akan terasa segar dan adanya tambahan energi (Wratsongko,2015).

4) Gerakan 2 : Gerakan tunduk syukur

Gerakan tunduk syukur berasal dari gerakan rukuk. Posisi tubuh berdi

ri tegak dengan menarik nafas dalam perlahan, lalu tahan nafas sambil mem

bungkukkan badan ke depan sempurna. Tangan berpegangan pada pergelan

gan kaki, wajah menoleh ke bawah / dan hembuskan nafas secara rileks dan

perlahan.

Gambar 2

Manfaat gerakan ini adalah memasok oksigen ke otak kemudian mem

posisikan tulang punggung supaya tegak. Gerakan ini akan melonggarkan o

tot-otot punggung bagian bawah paha dan betis (Wratsongko, 2015).

5) Gerakan 3 : Gerakan duduk perkasa

Posisi duduk dengan jari kaki sebagai tumpuhan, tarik nafas dalam lal

u tahan sambil membungkukkan badan kedepan. Ke dua tangan menggenga

m pada pergelangan kaki dan wajah menoleh kebawah.


35

Gambar 3

Manfaatnya adalah untuk meningkatkan daya tahan tubuh, dan menin

gkatkan keperkasaan mengontrol tekanan darah tinggi serta menambah elast

is tulang itu sendiri. Gerakan ini membantu juga yang sulit buang air besar

karena pencernaan akan terbantu. Gerakan duduk perkasa ini menghilangk

an egois, kesombongan, serta meningkatkan kesabaran dan kepercayaan ke

pada Allah SWT.

6) Gerakan 4 : Gerakan duduk pembakaran

Posisi duduk seperti duduk perkasa kemudian ke dua tangan menump

uh pada paha,tarik nafas dalam sambil membungkukkan badan kedepan sa

mpai pinggung terasa teregang, wajah menoleh kebawah sampai terasa tere

gang. Hembuskan nafas secara rileks dan perlahan.


36

Gambar 4

Manfaatnya untuk memperkuat otot pinggang dan memperkuat ginja

l, gerakan ini sebaiknya dilakukan setiap saat misalnya menonton televisi

(Wratsongko, 2015).

7) Gerakan 5 : Gerakan penutup ( Gerakan Berbaring Pasrah)

Posisi kaki seperti pada gerakkan duduk pembakaran kemudian barin

gkan badan perlahan semampunya kebelakang. Jika bisa punggung menye

ntuh lantai atau alas, dua lengan lurus di atas kepala,nafas dada, perut men

gecil. Apabila tidak mampu menekuk kaki maka kaki dapat diluruskan.
37

Gambar 5

Gerakan ini manfaatnya untuk memperkuat otot-otot bagian bawah da

n cocok untuk program diet (Wratsongko,2015).

Anda mungkin juga menyukai