Anda di halaman 1dari 7

PROPOSAL

PENGARUH TERAPI AKUPRESURE TERHADAP PERUBAHAN SKALA


NYERI KEPALA PADA LANSIA HIPERTENSI

Di susun oleh :
Khairunnisa
205140007

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN


FAKULTAS KESEHATAN
UNIVERSITAS MITRA INDONESIA
2023
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Salah satu penyakit atau gangguan kardiovaskuler adalah hipertensi.
Hipertensi merupakan penyakit yang tidak menular atau biasa disebut silent
killer dan juga menjadi masalah serius di Indonesia dan dunia (Haryani &
Misniarti, 2020). Beberapa pasien yang menderita hipertensi biasanya
mengalami tanda dan gejala seperti sakit kepala parah, penglihatan kabur, telinga
berdenging, kebingungan, detak jantung tidak teratur, nyeri dada, pusing, lemas,
kelelahan, kesulitan bernafas, gelisah, mual atau muntah, epistaksis, darah
dalam urin (hematuria), peningkatan vena jugularis dan penurunan
kesadaran (Haryani & Misniarti, 2020).
(Riskesdas 2018) prevalensi hipertensi sebesar 34,1%. Angka tersebut
menunjukkan peningkatan dari sebelumnya yang dilakukan oleh Riskesdas pada
tahun 2013 yakni sebesar 25,%. Dari sekian banyak penderita hipertensi tersebut
di Indonesia, diperkirakan hanya sebanyak 1/3 kasus hipertensi yang dapat
didiganosis, sisanya tidak terdiagnosis.
World Health Organization (WHO) melaporkan bahwa sekitar 26,4% penduduk
dunia mengalami hipertensi (Yonata & Pratama, 2020). Berdasarkan RISKESDAS (2018)
menyebutkan bahwa prevalensi hipertensi berdasarkan hasil pengukuran pada penduduk
usia 18 tahun adalah 34,1%, tertinggi di Kalimantan Selatan (44,1%), sedangkan terendah
di Papua (22,2%). Diperkirakan jumlah kasus hipertensi di Indonesia adalah 63.309.620
orang, sedangkan angka kematian akibat hipertensi di Indonesia adalah 427.218 kematian.
Hipertensi biasanya terjadi pada kelompok usia 31-44 tahun (31,6%), usia 45-54 tahun
(45,3%), usia 55-64 tahun (55,2%) (RISKESDAS, 2018). Dari prevalensi hipertensi
sebesar 34,1% diketahui 8,8% orang terdiagnosis hipertensi, 13,3% tidak minum obat dan
32,3% tidak rutin minum obat (RISKESDAS, 2018).
Terapi akupresure adalah suatu bentuk fisioterapi dengan memberikan
pijatan dan stimulasi pada titik atau titik tertentu pada tubuh (Saputra &

1
Mulyadi, 2020). Akupresur dilakukan dengan cara menekan atau memberikan
getaran selama 15-20 detik pada setiap tempat atau titik (Aminuddin, Sudarman
& Syakib, 2020). Penanganan penyakit hipertensi telah lengkap, dapat dilakukan
secara farmakologi maupun non farmakologi. Terapi alternaltif untuk hipertensi
yang dapat diberikan adalah terapi akupresur. Terapi akupresure ini dipercaya
mengurangi rasa sakit pada tubuh, mencegah berbagai macam penyakit,
meningkatkan daya tahan tubuh, mengatasi stres, meringankan gejala migrain,
menyembuhkan penyakit kronis, dan mengurangi ketergantungan terhadap obat
(Herawati, Manaf, & Kusumawati, 2021).
Hasil literature dilaporkan bahwa akupunktur dan akupresure diterapkan pada
titik-titik akupunktur menurunkan tekanan darah pada orang dengan hipertensi dan
meningkatkan denyut nadi dan kualitas tidur. Keberhasilan pencegahan dan
pengobatan hipertensi adalah kunci dalam mengurangi beban penyakit dan
meningkatkan umur panjang populasi dunia. Salah satu pengobatan hipertensi
yang dapat dilakukan dengan pengobatan non farmakologis adalah akupresur
(Riyadi, 2020). Pengobatan farmakologis memiliki efek samping yang berlebihan
dan biaya yang relative tinggi. Tekanan darah dapat dikontrol dengan obat-obatan
hanya 27,3%. Pasien dengan hipertensi menunjukkan bahwa metode integratif
yang efisien diperlukan untuk mengontrol tekanan darah selain pengobatan
farmakologis (Bicer, dkk., 2021).
Menurut penelitian yang dilakukan Lin et al (2020) intervensi akupresur yang
diberikan selama 15 menit menurunkan nilai tekanan darah sistol dari 165,0
mmHg dan menurun menjadi 142,9 mmHg. Nilai diastole awal sebesar 96,3
menurun menjadi 88,6 mmHg. Berdasarkan latar belakang yang ada maka
penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh penerapan
terapi akupresure untuk mencegah risiko perfusi perifer tidak efektif pada
penderita hipertensi

2
1.2 Rumusan Masalah
Jumlah pasien hipetensi dari tahun ke tahun mengalami angka peningkatan,
mengutip dari data prevalensi hipertensi di Indonesia dari tahun 2013 sampai tahun
2020 kasus hipertensi mengalami peningkatan yang cukup signifikan.
Permasalahan yang sering di hadapi pasien hipertensi adalah nyeri kepala. Apabila
tidak segera di tangani akan menimbulkan masalah serius lain nya seperti
pandangan kabur, leher terasa tegang, lemas, terkadang disertai mual, efek jangka
panjang yang ditimbulkan adalah pecahnya pembuluh darah dalam otak hingga
menyebabkan kelumpuhan. Terapi non farmakologi akupresure terbukti
meningkatan hormon dopamin yang mengakibatkan terjadinya peningkatan
aktivitas sistem saraf parasimpatis saraf ini lah yang berfungsi mengontrol
aktivitas yang berlangsung dan bekerja pada saat tubuh rileks, sehingga penderita
hipertensi mempersepsikan sentuhan sebagai stimulus respon relaksasi dan
menyebabkan penurunan tekanan darah. Berdasarkan dengan pernyataan tersebut
maka muncul “Bagaimana pengaruh sebelum dan sesudah pemberian terapi
akupresure terhadap penurunan nyeri kepala penderita hipertensi ?”

1.3 Tujuan penelitian

1.3.1 Tujuan Umum


Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh
pemberian akupresure terhadap pengurangan tingkat nyeri kepala pada
pasien hipertensi.

1.3.2 Tujuan Khusus


a. Mengedentifikasi karakteristik responden
b. Mengedentifikasi tingkat nyeri penderita hipertensi sebelum di
berikan terapi akupresure

3
c. Mengedentifikasi tingkat nyeri penderita hipertensi sesudah di
berikan terapi akupresure
d. Mengetahui perbedaan tingkat nyeri sebelum dan sesudah diberikan
terapi akupresure

1.4 Manfaat Penelitian


Penelitian ini bermanfaat untuk berbagai pihak, yaitu:

1. Bagi Pelayanan Kesehatan Hasil dari studi penelitian ini diharapkan menjadi
acuan serta menambah pengertahuan mengenai terapi non famakologi yaitu
akupresure dalam penanganan pasien dengan keluhan nyeri kepala karena
hipertensi
2. Bagi Pasien Diharapkan dapat menambah informasi ilmiah menganai
pemanfaatan terapi non farmakologi yaitu akupresure
3. Bagi Peneliti Memberikan sumber pengetahuan baru tentang evektivitas terapi
akupresure terhadap penurunan tingkat nyeri kepala pada pasien hipertensi
4. Bagi Masyarakat Hasil dari studi penelitian ini diharapkan dapat menambah
pengetahuan bagi masyarakat tentang terapi non farmakologi yaitu akupresure
dalam penanganan penyakit hipertensi
5. Bagi Institusi Pendidikan Prodi Keperawatan Memberian gambaran dan
menambah pengetahuan serta wawasan tentang terapi non farmakologi dalam
upaya penanganan penurunan efek nyeri kepala pada pasien hipertensi
6. Bagi Penulis Menambah pengetahuan dan wawasan tentang terapi non
farmakologi dalam proses penanganan penurunan nyeri kepala pada pasien
hipertensi.

1.5 Ruang Lingkup

4
a. Lingkup Masalah Universitas Mitra Indonesia Permasalahan dalam penelitian
ini adalah penyesuaian terapi yang di perlukan untuk penanganan penurunan
nyeri kepala pada pasien hipertensi
b. Lingkup Subjek Subjek dalam penelitian ini adalah pasien dengan penyakit
hipertensi
c. Lingkup Tempat dan Waktu Penelitian ini akan dilakukan di Bandar Lampung,
tepatnya di puskesmas Kemiling dari bulan November-Desember tahun 2023

5
iii

Anda mungkin juga menyukai