ETIOLOGI
Genetik: antara lain adalah diabetes melitus tipe 1,
thalasemia, sindroma down, fenilketonurea, sindroma
fragil, dan sebagainya.
Penyakit infeksi sekuele dari ensefalitis, polio, jantung
rematik, HIV/AIDS, CMV, Toxoplasma dan sebagainya.
Lingkungan: Keracunan logam berat
Nutrisi: Defisiensi nutrisi / KEP, vitamin A, Iodium, dan
sebagainya
Cedera: akibat kecelakaan, kekerasan dll.
Penyebab lain.
Banyak kondisi kesehatan kronis yang tidak diketahui
sebabnya, misal: kanker, autisme, ADHD, cacat bawaan
genetik. Penyakit alergi juga sering menyebabkan kondisi
kesehatan kronis seperti asma, eksema, dan lain lain
Penyakit terminal
Suatu proses yang progresif menuju
kematian berjalan melalui suatu tahapan
proses penurunan fisik , psikososial dan
spiritual bagi individu
2. Psikososial
Sesuai fase-fase kehilangan menurut E.Kubbler
Ross mempelajari respon-respon atas
menerima kematian
a. Respon kehilangan
1)Rasa takut diungkapkan dengan ekspresi
wajah , 2)Cemas diungkapkan dengan cara
menggerakan otot rahang dan kemudian
mengendor
3)Rasa sedih diungkapkan dengan mata
setengah terbuka / menangis
b. Hubungan dengan orang lain
Kecemasan timbul akibat ketakutan akan
ketidakmampuan untuk berhubungan secara
interpersnal serta akibat penolakan
1. Asuh
Mengasuh balita yakni bisa dengan memberikan nutrisi yang tepat, memberikan imunisasi, pakaian,
tempat tinggal, dan layanan kesehatan dasar. Dokter yang juga konsultan tumbuh kembang pediatri sosial
ini mengatakan penting bagi orang tua mengenali kebutuhan anak, mulai dari kesehatannya.
"Orang tua harus mengenali kapan harus membawa anak ke rumah sakit dan kapan kita masih bisa
melakukan manajemen kesehatan itu sendiri. Jadi tidak harus anak sedikit pilek kalau sakit langsung
dibawa ke rumah sakit. Selain itu, seperti imunisasi dasar. Orang tua harus memenuhi imunisasi dasar
anak sebelum ia berusia 2 tahun dan usia di atas 2 tahun untuk imunisasi tambahan agar anak tetap sehat,"
kata dr. Mayung dalam acara webinar tersebut.
ibu dan anak balita
2. Asih
Anda harus memastikan anak mendapat rasa aman, kasih sayang, harga diri, kebebasan dan rasa sukses
atau rasa berhasil mencapai sesuatu. Misalnya saja, ketika Anda meminta tolong anak untuk membuang
sampah pada tempatnya dengan benar.
Saat anak bisa melakukan apa yang Anda minta, jangan lupa untuk mengapresiasinya dengan
mengucapkan terima kasih. Menurut dr. Mayung, membiasakan dan mencontohkan anak untuk berkata
terima kasih sangat penting diajarkan sejak dini.
"Ini akan memberikan anak rasa berhasil dan kita sendiri mengajarkan anak membiasakan diri
mengatakan terima kasih ketika diminta tolong," ujarnya.
3. Asah
Untuk mencapai tumbuh kembang yang optimal pada anak--utamanya anak balita, Anda juga perlu
mengasah gerak kasar, gerak halus, bicara bahasa, dan sosial kemandiriannya. Mengasah tumbuh
kembang ini, bahkan seharusnya sudah distimulasi dari lingkungan mikro saat bayi masih di dalam
kandungan.
"Ketika anak ini lahir, dia segera masuk ke dalam lingkungan mini, seperti berinteraksi dengan ibu, anak,
ayah, nenek-kakek yang mungkin tinggal bersama. Kemudian ketika anak itu keluar bertamu misalnya ke
rumah pamannya, maka dia masuk ke lingkungan meso yang agak lebih besar. Di usia sekolah, dia masuk
ke lingkungan lebih besar sampai dia masuk ke lingkungan makro, misalnya lingkungan masyarakat.
Semua itu adalah lingkungan yang akan dilewati si anak," paparnya