Anda di halaman 1dari 38

KEPERAWATAN MENJELANG AJAL & PALIATIF

“ Pembuatan Instrumen Pengkajian Melakukan Pengkajian


Bio-Psiko-Sosial-spiritual-Kultural dan Mendokumentasikan Asuhan
Keperawatan Dengan Pendekatan Peace End Of Life ”

Dibuat Untuk Memenuhi Tugas Keperawatan Menjelang Ajal Dan Paliatif

Dosen : Ns. Diah Sulastri, S.Kep, M.K.M

KELOMPOK 1:

1. Silvina Wulandari (205140001)


2. Khairunnisa (205140007)
3. Vivian Meika Arly (205140008)
4. Dito Dwi Kurnia (205140015)
5. Gede Ridho Alfino (205140002)

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN


FAKULTAS KESEHATAN
UNIVERSITAS MITRA INDONESIA
2022
TINJAUAN KASUS

1.1 Pengkajian

1.1.1 Identitas diri klien

Nama : Nn. Indah


Umur : 21 Tahun
No. MR : 1090xx
Jenis Kelamin : Perempuan
Status perkawinan : Belum
Agama : Islam
Pekerjaan : Petani
Pendidikan : Sarjana
Ruang Rawat : Mawar
Alamat : Gg. Senen
Tanggal msuk : 05-12-2022
Tanggal pengkajian : 06-12-2022
Suku bangsa : Jawa
Sumber informasi : Orang tua

Diagnosa medis : HIV-AIDS

Identitas Penanggung Jawab

Nama : Ny. S
Umur : 45 Tahun
Jenis kelamin : Perempuan

Agama :Islam

Pekerjaan : Petani

Hub.keluarga : Ibu Kandung


1.1.2 Alasan masuk

Klien masuk ke Rumah Sakit Abdul Moeluk melalui IGD pada tanggal 05
Desember 2022 dengan keluhan demam hilang timbul sejak 2 bulan sebelum
masuk rumah sakit.

1.1.3 Riwayat Kesehatan

A. Riwayat Kesehatan Sekarang


Saat dilakukan pengkajian tanggal 06 Desember 2 pada pukul 08.00WIB,
keluarga klien mengatakan klien mempunya riwayat hubungan sex bebas
semenjak 3 tahun yang lalu, klien mengatakan badan letih, klien mengatakan
nafsu makannya kurang, makan klien selama dirumah sakit hanya 2 sendok
makan, muntah ( - ) , mual (+ ) klien mengatakan tenggorokannya sakit saat
menelan klien mengatakan tidur sering terbangun pada malam hari. Klien kadang
merasakan pusing, klien mengatakan badannya terasa lemas, nyeri pada perut
nyeri tekan ( + ) skala nyeri 6, pasien merasakan nyeri pada persendian saat
istirahat dan beraktivitas. klien mengatakan batuk berdahak, klien mengatakan
dada sakit jika batuk, nafas sesak, pendengaran pasien mulai terganggu pada
telingga bagian kanan, pasien mengatakan dia tidak mampu untuk beraktivitas
dari berbaring ke posisi duduk sangat lemah, pasien mengalami penurunan berat
badan seberat 12 Kg, klien tampak pucat. BAB (-) sejak 1 hari saat pengkajian.
Selama dirawat dirumah sakit klien tampak tidak menghabiskan porsi makan nya,
hanya 2 sendok makan, klien tampak lemah dan letih, klien tampak susah untuk
beraktifitas secara mandiri, klien tampak kurus, klien tampak meringis menahan
sakit, klien tampak pucat, mulut klien tampak ada sariawan dan kering, klien
tampak terbaring
B. Riwayat Kesehatan Dahulu
Keluarga klien mengatakan tidak pernah menderita penyakit seperti ini
sebelumnya, keluarga mengatakan pasien tidak pernah dirawat di rumah sakit
sebelumnya.

C. Riwayat Kesehatan Keluarga


Keluarga mengatakan keluarganya tidak ada mengalami riwayat penyakit yang
sama dengan yang diderita klien dan tidak memiliki penyakit keturunan seperti
DM, Hipertensi, Jantung. Penyakit menular seperti, TBC, HIV, Hepatitis, dll

1.1.4 Pemeriksaan Fisik

Kesadaran : Composmentis (CM)


GCS : 13 (E4 M5 V4)
BB sehat : 52
BB sakit : 40
TB : 152cm
Tanda-tanda vital :
Tekanan Darah : 92/57 mmHg

Nadi : 107x/m

Suhu : 36,8 C

Pernafasan : 22 x/m
1. Kepala

Rambut :

I:rambut klien tampak kotor, berminyak, tidak ada ketombe, rambut tidak
beruban, rambut tampak kering, mulai rontok, bau tidak sedap, dan rambut
klien tampak tidak rapi P:tekstur rambut kering

Mata
I: Mata terlihat simetris kiri dan kanan, penglihatan mulai

menurun,konjungtivaanemis, palpebra tidak oedema, skeleraikterik, mata


tampak cekung, pupil isokor, reflek cahaya (+/+)

Telinga
I:Telinga tampak simetris kiri dan kanan,
P: tidak ada nyeri tekan, pendengaran mulaiterganggu pada telinga kanan,
tidak ada pembesaran disekitar telinga, tidak ada oedema, tidak ada
perdarahan disekitar telinga

Hidung

I: Lubang hidung simetris kiri dan kanan, tidak ada lecetan di daerahhidung,
lubang hidung tampak bersih tidak ada secret, penciuman masih bagus dan
normal

Mulut dan gigi


I: Rongga mulut tampak kotor, mokusa bibir kering, gigi tidak lengkap,gigi
berkaries, lidah klien kotor, tonsil tidak ada peradangan

2. Leher
I: Simetris kiri dan kanan, warna kulit sawo matang

P:Tidak ada pembembesaran kelenjer tiroid.KGB.


3. Thorax

Paru-paru
I: Terlihat simetris kiri dan kanan (ekspansi dinding dada), frekuensipernafasan
22x/menit
P: Traktil premitus melemah di bagian paru ka/ki
P: bunyi sonor
A: Bunyi nafas whezing

Jantung
I: Tidak terlihat pembengkakan, iktus kordis tidak terlihat
P: Tidak ada nyeri tekan,iktus teraba, nadi 107x/m
P: Terdengar bunyi redup
A: Iramanya teratur (BJ 1 Lup, BJ 2 Dup ) heart Rate : 107x/m

4.Abdomen

I: Tidak ada pembesaran

A: Bising usus 18x/i


P: nyeri tekan pada epigastrium

P: bunyi normal (tympani )

5. Punggung
I :Tidak ada lesi,lecet dan tanda dekubitus pada klien.

P:Tidak ada pembengkakan.

6. Ekstermitas
Atas: Simetris kiri dan kanan, ada mengalami kelemahan,ada otot pada lengan kanan
klien.

Bawah :simetris kiri dan kanan mengalami kelemahan,ada otot padakaki kanan klien
7. Genetalia

Genetalia tampak kotor, ada herpes dibagian labia mayora dan miora, bernanah,
rumbut pubis tidak ada, berbau,

8. Integument

Warna kulit sao matang, , turgor kulit kering

9. Persyarafan

Nerfus Olfaktoius : Normal

Nerfus Opticus : Normal

Nerfus Okulomotorius : Normal

Trochlearis : Normal

Trigeminus : Normal

Abdusen : Normal

Fasialis : Normal

Vestibulokoklearis : Normal

Glosofaringeus : Normal

Vagus : Normal

Asesorius : Normal

Hipoglosus : Normal
Aktivitas Sehari-hari

No Aktivitas Di Rumah Di Rumah Sakit


1 POLA NUTRISI DAN
CAIRAN

Makan Makan dan Minum


Diet tinggi kalori
Nasi biasa
 Menu tinggi protein (TKTP)
1 piring
 Porsi 2 sendok nasi
 Frekuensi 3 kali sehari 3 kali sehari
 Makan Kesukaan Nasi padang
Tidak ada
 Pantangan
-tidak ada pantangan - Tidak ada pantangan

Minuman
600 ml/ hari
 Jumlah 2 liter/ hari

 Minuman Air mineral & es teh Air mineral

 Pantangan
Tidak ada Tidak ada

2 POLA ELIMINASI

BAB

 Frekuensi 1 kali sehari

 Warna Kuning Tidak ada BAB sejak


 Bau dirawat di rumah
Khas sakit
 Konsistensi Padat
 Kesulitan
Tidak ada
BAK
1100 CC
Kurang lebih 6x
 Frekuensi sehari
 Bau Pesing
Pesing
 Warna
Kuning muda Kuning muda, putih
 Konsitensi
 Kesulitan Cair Cair

Tidak ada Lelah ketoilet

3 Istirahat dan Tidur

 Waktu tidur 20:00 WIB 21:00 WIB

 Lama tidur 8Jam-Subuh 8Jam- Pagi, sering


terbangun pada
malam hari

 Waktu bangun Subuh Pagi hari

 Hal yang Tidak ada Tidak ada


mempermudah bangun
Tidak ada Tidak nyaman dengan
 Kesulitan tidur suasana rumah sakit

4 Personal Hygine

 Mandi 2x Sehari 1x Sehari


 Cuci Rambut 1x Sehari 1x Sehari
 Gosok Gigi 2x Sehari 1x Sehari
 Potong kuku 1x seminggu Belum potong kuku

5 Rekreasi

 Hobby Olahraga Tidak ada

 Minat khusus Tidak ada Tidak ada


 Pengunaan waktu Jalan jalan Tidak ada

senggang

6 Ketergantungan 1-2 bungkus Tidak Tidak ada Tidak ada


ada Tidak ada Tidak ada

 Merokok
 Minum obat
 Ketergantungan

Hasil Pemeriksaan Penunjang

I. Data Laboratorium
a) Serologi

Tanggal 6 Desember 2022

No Pemeriksaan Hasil
1 Anti HCV Non-Reaktif
2 HbsAg 14,21 Positif
3 TPHA Reaktif
4 VDRL Negatif
5 Anti HbsAg Non-Reaktif

b) Hematologi

Tanggal 6 Desember 2022

Nama pemeriksaan Hasil Rujukan


LED (laju endap darah) 1jam 102mm P<10mm

II. CT-Scan 7 Desember 2022

Hasil CT-Scan dalam batas normal, tidak ditemukan kelainan


III. USG 07 Desember 2022

Dari hasil pemeriksaan USG menunjukkan Hepatomegali non-spesifik

1.1.5 Pengobatan

Paracetamol dosis 500mg diminum 3x sehari 1 tablet tiap minum di pukul 06.00,
14.00 dan 22.00 untuk menurunkan demam dan nyeri dan pengobatan ARV
(Dolutegravir) dengan dosis 50mg 2x sehari.

1.1.6 Riwayat alergi

Klien mengatakan tidak ada alergi makanan, minuman, udara atau obat-obatan.

1.1.7 Data Psikologis

1. Prilaku Verbal
-Cara menjawab :Klien dapat menjawab setiap pertanyaan yang di beri kan walaupun
jawaban nya kurang jelas.
-Cara memberi informasi :pasien menjawab setiap pertanyaan dengan kooperatif

2. Prilaku non verbal

Klien dibantu dalam melakukan aktifitas.


Prilaku non verbal klien , klien tampak sering mengeluh kan penyakitnya, meringis
kesakitan.

3. Keadaan Emosi

Keadaan emosi klien terlihat tidak stabil ,dan emosi pada saat berbicara dengan waktu
yang mulai lama
4. Persepsi penyakit

Klien beranggapan penyakit ini adalah datangnya dari ALLAH dan sebagai cobaan
untuk lebih dekat lagi dengan Nya

5. Konsep diri

Klien sebagai perempuan dan berperan sebagai anak dan mahasiswa.

6. Adaptasi

Klien dapat beradaptasi dan mengenali bahwa klien sekarang lagi berada dirumah
sakit.

7. Mekanisme pertahanan diri

Pasien berusaha sedapat mungkin untuk tidak menjadikan penyakit nya sebagai beban
fikiran, dan menghambat proses penyembuhan.

1.1.8 Data Sosial

1. Pola komunikasi
Komunikasi klien dengan perawat baik dan kooperatif
2. Orang yang dapat memberi rasa nyaman
Pacar adalah orang yang dapat membuat klien merasa nyaman.
3. Orang yang paling berharga bagi pasien
Orang yang paling berharga bagi klien adalah pacar dan keluarga nya.
4. Hubungan dengan keluarga dan masyarakat
Hubungan klien dengan keluarga dan masyarakat tidak baik, tetangga di
lingkungan rumahnya tidak suka dengan dirinya karena ia sering pulang tengah
malam bahkan subuh dan ia dikucilkan oleh tetangganya.
1.1.9 Data Spiritual

1. Keyakinan
Klien beragama islam.
2. Ketaatan beribadah
Klien mengatakan tidak mengerjakan sholat 5 waktu selama sehat dan sakit,
terakhir 4tahun yang lalu.
3. Keyakinan terhadap penyembuhan
Klien percaya bahwa allah akan mengangkat sakit yang ia derita.

1.2 Data Fokus

Data Subjektif Data Objektif


-Klien mengatakan tidak ada nafsu -Klien tampak lemah dan letih
makan -Klien tampak susah beraktivitas
-Klien mengatakan sakit tenggorokan -Klien tampak tidak bersemangat
nyeri menelan -Berat badan klien turun selama sakit
-Klien mengatakan nyeri tekan pada seberat 12kg, BB sehat 52, BB sakit 40
perut -Klien tampak kurus
-Klien mengatakan nyeri pada -Klien tampak makan hanya 2 sendok
persendian, saat beraktivitas dan saja
istirahat
-Mulut klien tampak sariawan dan kering
-Klien mengatakan batuk berdahak

-Klien tampak pucat


-Klien mengatakan dada sakit jika batuk
-Klien tampak meringis menahan sakit
-Klien mengatakan sulit untuk
-Nyeri tekan pada perut
beraktifitas sendiri
-Skala nyeri 6
-Klien mengatakan badan terasa letih
-Klien tampak terbaring
dan lemas jika beraktifitas
-Klien tampak tidak mampu untuk
beraktifitas secara mandiri
- TB : 152 cm

-TD : 92/57 mmHg

-Nadi: 107x/m

-Suhu: 36,8 C

-Pernafasan: 22 x/m

1.3 Analisa Data

No Data Problem Etiologi

1 DS:
-Klien mengatakan badan terasa
letih dan lemas
-Klien mengatakan tidak ada nafsu
makan sejak 2 bln yang lalu
-Klien mengatakan sakit
tenggorokan nyeri menelan
-Klien mengatakan nyeri tekan
Ketidakseimbangan
pada perut
nutrisi kurang dari Gangguan menelan
DO: kebutuhan tubuh
-Klien tampak lemah dan letih
-Berat badan klien turun 12 kg ,
saat sehat 52 kg ,saat sakit 40 kg
-Klien tampak kurus
-Klien tampak makan hanya 2
sendok saja
-Mulut klien tampak sariawan
- TB : 160 cm
2 DS:
-Klien mengatakan nyeri tekan
pada perut

-Klien mengatakan nyeri pada


persendian, saat beraktivitas dan
istirahat
-Klien mengatakan dada sakit jika
batuk
Nyeri Akut Agen injuri fisik
P :Klien mengatakan nyeri di
persendian,

Q :Klien mengatakan nyeri saat


beraktivitas, nyeri juga datang tiba
tiba

R : Klien mengatakan nyeri di


persendian

S : Klien meringis, skala nyeri 5-6,


klien mengatakan tidak nyaman
saat nyeri datang

T : Klien mengatakan nyeri hilang


timbul

DO:

-Klien tampak meringis menahan


sakit

-Skala nyeri 5 -6
-Nyeri tekan pada perut
3 DS:
-Klien mengatakan sulit untuk
beraktifitas sendiri
-Klien mengatakan badan terasa
letih dan lemas jika beraktifitas

DO: Intoleransi aktifitas Penurunan


-Klien tampak susah beraktivitas kekuatan otot
-Klien tampak tidak bersemangat
-Klien tampak terbaring
-Klien tampak tidak mampu untuk
beraktifitas secara mandiri
1.4 Diagnosa Keperwatan

Daftar Prioritas Diagnosa Keperawatan :

1. ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d gangguan menelan

2. Nyeri akut b.d agen injuri fisik

3. Intoleransi b.d penurunan kekuatan

1.5 Rencana Asuhan Keperawatan

No Diagnosa Keperawtan NOC NIC


1 Ketidakseimbangan Tujuan: 1. Kaji adanya alergi
nutrisi kurang dari makanan
kebutuhan tubuh b.d  Nutritional Status : 2. Monitor adanya
penurunan nafsu makan penurunan berat
 Nutritional Status : food badan
and Fluid Intake 3. Monitor adanya
mual, muntah dan
 Nutritional Status: diare
nutrient Intake 4. kolaborasi dengan
Weight control dokter untuk
pemasangan NGT
5. Monitor jumlah
nutrisi dan kandungan
Kriteria hasil:
kalori
6. Monitor kadar
 Adanya peningkatan
berat badan sesuai dengan albumin, Hb dan Ht
tujuan 7. Kolaborasi dengan
ahli gizi untuk
 Berat badan ideal sesuai menentukan jumlah
dengan tinggi badan kalori dan nutrisi
yang dibutuhkan
 Tidak adanya tanda-tanda pasien
malnutrisi 8. Berikan substansi
gula
 Menunjukan peningkatan 9. Berikan makanan
fungsi menelan yang sudah di
konsultasikan dengan
 Mampu mengidentifikasi ahli gizi.
kebutuhan nutrisi
2 Nyeri akut b.d agen Tujuan: 1.lakukan pengkajian
injuri fisik nyeri secara
 Pain Level, komprehensif
termasuk lokasi,
 Pain control karakteristik, durasi,
frekuensi, kualitas
 Comfort level dan faktor presipitasi.

2.control lingkungan
yang dapat
Kriteria hasil:
mempengaruhi nyeri,
 1.pasien dapat seperti suhu ruangan,
mengontrol nyerinya
pencahayaan dan
kebisingan.
 2.skala nyeri berkurang
dari skala 6 jadi skala 3
3.ajarkan tentang
 Klien mengatakan nyeri
tehnik
sudah berkurang
nonfarmakologi.
 Dapat mengenali faktor
4.berikan analgetik
penyebab nyeri
untuk mengurangi
nyeri.

5.ajarkan teknik
relaksasi
3 Intoleransi aktifitas b.d Tujuan: · 1.Monitoring vital
penurunan kekuatan otot sign sebelum/sesudah
 Joint Movement : Active latihan dan lihat
 Mobility level respon pasien saat
 Self care : ADLs latihan
Transfer performance
2.Konsultasikan
Kriteria hasil : dengan terapi fisik
tentang rencana
·  Klien meningkat dalam ambulasi sesuai
aktivitas fisik dengan kebutuhan

 Mengerti tujuan dan 3.Bantu klien untuk


peningkatan mobilitas menggunakan tongkat
saat berjalan dan
 Memverbalisasikan cegah terhadap cedera
perasaan dalam
meningkatkan kekuatan
dan kemampuan berpindah 4.Ajarkan pasien atau
tenaga kesehatan lain
 Memperagakan tentang teknik
penggunaan alat bantu ambulasi
untuk mobilisasi
5.Kaji kemampuan
pasien dalam
mobilisasi

6.Latih pasien dalam


pemenuhan
kebutuhan

7.ADLs secara
mandiri sesuai
kemampuan

8.Dampingi dan
Bantu pasien saat
mobilisasi dan untuk
penuhi kebutuhan

9.ADLs
pasienBerikan alat ntu
jika klien merlukan.

10.Ajarkan pasien
gaimana merubah sisi
dan berikan ntuan jika
diperlukan

1.6 Implementasi dan Evaluasi

No Hari & Diagnosa Jam Implementasi Evaluasi Paraf


Tanggal
1 Rabu Ketidakseimba 08.15 1. Mengkaji S: Klien
mengatakan
ngan nutrisi adanya alergi tidak nafsu
7 Des s/d makan. Klien
kurang dari makanan
2022 mengatakan
kebutuhan 14.00 2. Memonitor tidak ada
tubuh b.d adanya penurunan riwayat alergi
penurunan berat badan makanan

nafsu makan TTV:


3. Monitoring TD : 92/57
adanya mual, mmHg Nadi :
107x/m
muntah dan diare Suhu : 36,8 C
Pernafasan :
4. Kolaborasi 22 x/m

dengan dokter O:Klien


untuk pemasangan tampak tidak
menghabiskan
NGT porsi
makannya,
5. Kolaborasi hanya 2-3
sendok makan.
dengan ahli gizi Berat badan
untuk menentukan klien 40kg saat
pengkajian,
jumlah kalori dan sebelumnya
nutrisi yang berat badan
klien 52kg.
dibutuhkan pasien klien tampak
tidak ada mual
6. Memberikan dan muntah

makanan yang A: Masalah


sudah belum teratasi

dikonsultasikan P: Intervensi
dengan ahli gizi dilanjutkan

2 Rabu Nyeri akut b.d 08.15 1. Melakukan S: Klien


mengatakan
agen injuri pengkajian nyeri persendian nya
7 Des s/d nyeri saat
fisik secara
2022 beraktivitas.
14.00 komprehensif Klien
termasuk lokasi, mengatakan
nyerinya
karakteristik, hilang-hilang
durasi, frekuensi, timbul.

kualitas dan faktor


presipitasi.

O: Klien
2. Mengontrol tampak
lingkungan yang meringis saat
melakukan
dapat aktivitas.
mempengaruhi Skalanya nyeri
klien 5-6.
nyeri, seperti suhu Mengajarkan
ruangan, klien teknik
napas dalam
pencahayaan dan untuk
kebisingan. mengurangi
nyeri

3. Mengajarkan A: Masalah
tentang tehnik belum teratasi
Tindakan 2,3
nonfarmakologi.
P: Intervensi
4. Memberikan dilanjutkan
Tindakan 2,3
analgetik untuk
mengurangi nyeri.

5. Mengjarkan
teknik relaksasi
nyeri
3 Rabu Intoleransi 08.15 1. Memonitoring S: pasien
mengatakan
aktifitas b.d vital sign susah untuk
7 Des s/d bergerak
penurunan sebelum/sesudah
2022 karena
kekuatan otot 14.00 latihan dan lihat penurunan
respon pasien saat kekuatan otot

latihan. O: Ttv klien


Td :
2. Berkonsultasi
92/57mmHg.
dengan terapi fisik Nadi : 107x/m.
Temperatur :
tentang rencana
36,8. P: 22x/m
ambulasi sesuai Klien tampak
susah saat
dengan kebutuhan melakukan
3. Bantu klien aktivitas

untuk A: Masalah
belum teratasi
menggunakan
Tindakan
tongkat saat 2,4,7,8
berjalan dan cegah
P: Intervensi
terhadap cedera. dilanjutkan
Tindakan
4. Mengajarkan
2,4,7,8
pasien tentang
teknik Ambulasi.
5. Mengkaji
kemampuan pasien
dalam mobilisasi
6. Melatih pasien
dalam menuhan
kebutuhan
7. Membantu
ADLs secara
mandiri sesuai
kemampuan
8. Mendampingi
dan membantu
pasien saat
mobilisasi dan
bantu penuhi
kebutuhan
9. Mengajarkan
pasien bagaimana
merubah posisi
berikan bantuan
jika diperlukan

Skenario Roleplay pengkajian bio,psiko,sosial,spiritual,dan kultural

Disalah satu rumah sakit dikota Bandar Lampung terdapat seorang pasien yang
menderita penyakit HIV/AIDS. Pasien tersebut bernama Indah yang berusia 21 tahun.
Saat dilakukan pengkajian tanggal 06 Desember 2 pada pukul 08.00WIB, klien
mengatakan klien mempunyai riwayat hubungan sex bebas semenjak 3 tahun yang
lalu, klien mengatakan badan letih, klien mengatakan nafsu makannya kurang,
muntah ( - ) , mual (+ ) klien mengatakan tenggorokannya sakit saat menelan klien
mengatakan tidur sering terbangun pada malam hari. Klien kadang merasakan pusing,
klien mengatakan badannya terasa lemas, nyeri pada perut nyeri tekan ( + ) skala
nyeri 6, pasien merasakan nyeri pada persendian saat istirahat dan beraktivitas. klien
mengatakan batuk berdahak, klien mengatakan dada sakit jika batuk, nafas sesak,
pendengaran pasien mulai terganggu pada telingga bagian kanan, pasien mengatakan
dia tidak mampu untuk beraktivitas dari berbaring ke posisi duduk sangat lemah,
pasien mengalami penurunan berat badan seberat 12 Kg, klien tampak pucat. BAB (-)
sejak 1 hari saat pengkajian. Selama dirawat dirumah sakit klien tampak tidak
menghabiskan porsi makan nya, hanya 2 sendok makan, klien tampak lemah dan letih,
klien tampak susah untuk beraktifitas secara mandiri, klien tampak kurus, klien
tampak meringis menahan sakit, klien tampak pucat, mulut klien tampak ada sariawan
dan kering, klien tampak terbaring.
Fase Orientasi

Salam Terapeutik

Perawat : “ Assalamualaikum selamat pagi ibu dan mbaknya. Saya perawat A yang
dinas pada pada pagi ini. Saya akan merawat mbaknya pada pada pagi hari ini. Oh iya
mbak senang saya panggil siapa ?

Pasien : “Indah aja sus. ”

Perawat : “ Bagaimana keadaanya pagi ini ? ”

Pasien : “gk enak badan sakit semua rasanya sus, tidak ada yang istimewa. ”

Perawat : “ Bagaimana ibu makan anaknya apakah mau makan ? ”

K. Pasien : “Tidak mau makan sama sekali sus, anak saya hanya diam saja. Tapi
kadang makan hanya 2sendok itupun saya paksa. Katanya tenggorokannya sakit susah
menelan”

Perawat : “ Baik ibu dan mbak nya, tujuan saya kesini adalah untuk melakukan
pemeriksaan fisik, psikososial, spiritual menggunakan form ESAS yang tujuannya
untuk mengetahui kondisi klien lebih lanjut dan dapat menemukan tindakan yang
disarankan untuk mengurangi gejala yg dirasakan klien.”

Pasien : “baik sus”

Perawat : “ Saya memerlukan waktu kurang lebih 20 menit , apakah bersedia mbak
dan ibu?”

Pasien dan keluarga pasien ( ya saya bersedia sus )

Perawat : “ Kita ingin berbincang bincang dimana mbak? ”

Pasien : “ Disini saja sus”

Perawat : “ Baik kalau begitu”


Fase Kerja

Perawat: ”Ibu ini ada form ESAS yang akan kita gunakan untuk mengkaji kondisi
pasien, apakah ibu yg menjaga anak ibu selama 24 jam?”

Kel. Pasien: ” Ya sus saya terus yang jaga”

Perawat: ”Baik bu, saya minta ibu nanti selama menjaga anak ibu, ibu tanyakan pada
anak ibu apakah anak ibu ada keluhan yang di alami menggunakan form ini, jika anak
ibu ana nyeri maka tanyakan lebih lanjut skala nyerinya berapa. Jika 0 tidak nyeri dan
10 nyeri sekali anak ibu ada di skala berapa. Misalnya anak ibu bilang skala 6, maka
di form ini yang dibulatkan adalah angka 6. lalu tanyakan kembali apakah anak ibu
merasa lelah, ngantuk, mual, dll dan tanyakan pula skalanya seperti tadi yg saya
jelaskan. Mengerti ibu?

Kel. Pasien: ”Ya sus insyallah paham”

Perawat: ” Baik kalau begitu saya contohkan ibu simak ya bu.”

Kel. Pasien: ”Baik sus”

Perawat : “ Baik sekarang bisa mbak jelaskan bagaimana perasaan mbak sekarang ini
apa yang di rasa?”

Pasien : “Nyeri sus”

Perawat: “Nyerinya di skala berapa mbak, jika 0 tidak nyeri dan 10 adalah nyeri hebat,
nyeri yang mbak rasakan di angka berapa?”

Pasien:”angka 6 sus”

Perawat: “Nyerinya di bagian mana mbak? Seberapa lama dan seberapa sering
nyerinya muncul?
Pasien:” di tenggorokan, nyeri juga di perut dan seluruh sendi-sendi saya nyeri
munculnya kalau yang di perut kalau tertekan, kalau sendi dan tenggorokan tiap saat
muncul.”

Perawat: “Apa yg membuat nyerinya bertambah?”

Pasien:”Kalau makan nyeri tenggorokan saya makin sakit dan kalau bergerak sus”

Perawat: “Rasa nyerinya bagaimana apakah rasa nyerinya mengganggu aktifitas


sehari-hari?

Pasien:”rasanya perih pedih gitu kalau yg di tenggorokan, kalau di perut dan sendi
nyeri ngilu gitu.”

Perawat: “apa pengobatan saat ini yang telah diberikan untuk mengurangi nyeri?”

Pasien:”hanya obat dari dokter saja sus tapi saya masih merasa nyeri nya tidak hilang”

Perawat: “Apa mbak merasa lelah atau lemas?”

Pasien :” ya sus”

Perawat: “Di skala berapa rasa lelah mbaknya? Jika 0 tidak lelah dan 10 lelah sekali?

Pasien:”di angka 5 sus”

Perawat: “ apakah mbak merasa ngantuk?

Pasien:”Ya sus saya kebangun tiap malam hari dan agak sulit tidur kembali”

Perawat: “Di skala berapa rasa ngantuk mbaknya? Jika 0 tidak mengantuk dan 10
ngantuk berat”

Pasien:” Di skala 6 sus”

Perawat: Apakah mbaknya merasa mual? Kalau ya di skala berapa jika 0 tidak mual
dan 10 mual hebat?

Pasien:”di skala 7 sus”


Perawat: “ kapan mbaknya merasa mual dan seberapa lama muncul mualnya? Dan
menurut mba penyebab mualnya karena apa?

Pasien:”mungkin karena saya tidak mau makan sus jadi saya merasa mual, kadang
mualnya bisa sampai setengah harian.”

Perawat: Bagaimana rasa mualnya? Bisa di gambarkan?

Pasien:” mualnya seperti banyak gasnya gitu sus kayak penuh perut saya rasanya dan
nyeri juga”

Perawat: Pengobatan yang mbak lakukan saat ini untuk mengurangi mualnya apa ya
bu?”

Kel. Pasien: “tidak ada sus, hanya saya suruh dia makan aja supaya tidak mual saya
kira hanya magh biasa karena dia tidak mau makan”

Perawat: “baik bu, mbaknya ada keluhan sesak nafas tidak bu?”

Kel. Pasien:” ada sus dia kadang nafasnya cepat seperti megap-megap”

Perawat: “Di skala berapa rasa sesak nafas mbaknya? Jika 0 nafas biasa dan 10 adalah
sesak nafas berat?”

Pasien:” di angka 4 sus”

Perawat: kapan sesak nafasnya muncul dan berapa lama?

Pasien:”Muncul saat saya batuk sus, sudah seminggu ini saya batuknya.”

Perawat: apa yang membuat lebih baik atau lebih buruk sesaknya?

Pasien:” kalau minum air hangat atau minuman hangat enakan sus dan kalau saya
tidak melakukan aktifitas apa-apa.”

Perawat: Menurut mbaknya penyebab sesak nafasnya karena apa?


Pasien:” mungkin karena saya batuk sus dan batuk saya berdahak dan susah di
keluarkan jadi dada saya terasa penuh sama dahak.”

Perawat: Pengobatan apa yg sudah mbaknya minum untuk mengatasi batuk atau sesak
nafas mbak?

Pasien:” kalau batuk hanya minum obat dari warung aja dan untuk sesaknya hanya
rebahan tidak melakukan apa-apa.”

Perawat: Baik mbak, nafsu makan mbak gimana? Kalau dari skala 0 adalah nafsu
makan baik dan angka 10 nafsu makan buruk?

Pasien:” saya di angka 8 sus”

Perawat: “kapan nafsu makan mbaknya mulai berkurang? Apa terjadi dalam jangka
waktu yang lama?

Pasien:” sejak saya sariawan suster saya jadi malas makan, saya sudah sariawan
sebulanan yang lalu.”

Perawat: Apakah ada dalam waktu sehari anda merasakan nafsu makan membaik atau
memburuk? Menurut anda apa yang menyebabkan nafsu makan hilang?

Pasien:”tidak sus tiap hari gak nafsu makan ya karena sariawan itu sus sampai
tenggorokan saya pun nyeri jadi gak mau makan saya.”

Perawat: “Adakah sesuatu yang dapat dilakukan untuk membantu mengelola


kehilangan nafsu makan? “

Pasien:” belum sus, saya mau sariawaanya hilang dahulu mungkin saya akan nafsu
makan.”

Perawat: “ kalau mbak gak nafsu makan apa dampaknya terhadap kondisi mbak?
Apakah mba kehilangan berat badan? Jika ya, berapa banyak?”

Pasien:” ya saya jadinya kurus, lemas, lelah seperti tidak ada tenaga. Berat badan saya
turun 12 kilo mba.”
Perawat: baik mbak, mbak merasa depresi? Kalau ya di skala berapa mbak jika 0
tidak depresi dan 10 depresi berat?”

Pasien:” di angka 5 sus”

Perawat:” apakah mbak merasa cemas? Jika ya, di angka berapa mbak jika 0 tidak
cemas dan 10 cemas berat?”

Pasien:” di angka 3 sus”

Perawat:” bagaimana dengan suasana hati mbaknya? Ada di angka berapa jika 0
suasana hati baik-baik saja dan angka 10 suasana hati tidak baik- baik saja?

Pasien:” di angka 3 sus.”

Perawat:”Tadi mbak mengeluh ada sariawan dan tenggorokan sakit, kapan awal
sariawan mba atau sakit tenggorokan muncul?”

Pasien:”awalnya sebulan yg lalu mba, biasanya emang suka muncul nanti senmbuh
selang berapa bulan muncul lagi.

Perawat:”seberapa lama sariawannya terjadi?”

Pasien:” lumayan lama mba bisa sebulanan bahkan pernah lebih dari sebulan”

Perawat:”apakah mulut mbak kering, ada lecet, bisul, atau area bintik putih? Jika ya
apakah menyebar merata keseluruh mulut, atau berkoloni di bagian tertentu saja?

Pasien:”ya mulut saya terasa kering, pecah-pecah, ada bintik putih berkoloni tapi
tidak merata di semua mulut sus. Ada juga bisul sariawan yg berisi air gitu sus.”

Perawat:”dimana saja gejala dirasakan?”

Pasien:” di tenggorokan saya sakit sus seperti perih gitu dan di lidah serta bibir bawah
saya sus”

Perawat:” apa yang membuat sariawannya lebih baik/ buruk?”


Pasien:” rasanya lebih baik kalau tidak makan sus bahkan minum saja terasa perih.
Apalagi kalau saya makan malah saya merasa mulut dan tenggorokan saya terasa
perih terbakar.”

Perawat:”apakah ada pengobatan yang dilalukan saat ini?”

Kel. Pasien:” saya suruh minum banyak air putih dan minum vitamin c saja sus, dia
tidak mau pakai obat sariawan katanya perih”

(sosial&pekerjaan)

Perawat:”Baik bu kalau begitu. Mbak tinggal dengan siapa saja di rumah?”

Pasien:”saya tinggal dengan orang tua saya dan adik saya.”

Perawat:”Apakah mbak ada dukungan dari pihak lain? Seperti tetangga, teman atau
pacar?

Pasien:”ya saya punya teman dan pacar sus”

Perawat:”Apa mbak memerlukan dukungan dari pihak lain?”

Pasien:” ya sus, saya merasa di perhatikan jika saya di beri dukungan oleh orang
terdekat saya di kondisi saya seperti ini.”

Perawat:”apakah mbak berkerja?”

Pasien:” belum sus.”

Perawat:”apakah mbak ada kesulitan bergerak dan ada pikiran mengenai siapa yang
akan merawat mbak kedepannya?

Pasien:”kalau saya lagi sakit gini saya harus terus berbaring sus dan mengurangi
bergerak. Saya berpikir orang tua saya yang akan merawat saya kedepannya dan juga
mereka yang membiayayai pengobatan saya.”

Perawat:”apa harapan mbak tentang perawatan yg akan mbak jalani selama sakit?
Dan harapan mbak di lakukan perawatan dimana?
Pasien:”saya berharap saya akan sembuh tapi sepertinya tidak mungkin. Saya ingin di
rawat di rumah saja sus.”

(psikologis)

Perawat:” apakah mbak dalam sebulan terakhir merasa putus asa, kehilangan minat,
depresi, cemas dan merasa tak berdaya?”

Pasien:”saya terus cemas kepikiran kapan saya akan sembuh dan tidak merasa seperti
ini lagi sus. Saya kadang merasa capek harus selalu menjalani kondisi seperti ini terus
sembuh dan kumat lagi, sewaktu-waktu saya berpikir untuk menyerah saja.”

Perawat:”bagaimana pemahaman mbak terhadap sakit saat ini?”

Pasien:” saya tahu saya tidak dapat sembuh sus, saya hanya akan seperti ini terus
minum obat pun tidak akan menyembuhkan paling hanya gejala yang saya rasakan
saja yang berkurang.”

Perawat:” apakah sumber dukungan mbak yang dapat meningkatkan suasana hati yg
mbak rasakan?”

Pasien:”Saya senang jika saya di perhatikan, diperdulikan oleh orang terdekat saya
terlebih teman-teman dan pacar saya sus. Saya kembali bersemangat menghadapi
kondisi ini.”

(Spiritual)

Perawat:” apa yang memberi mbak harapan/kekuatan/kenyamanan/kedamaian pada


saat sakit?”

Pasien:”kalau saya ingat kebesaran tuhan sus, saya yakin tuhan akan bantu angkat
penyakit saya.”

Perawat:”apakah mba bagian dari organisasai agama atau kepercayaan?”


Pasien:” saya tidak bergabung ke organisasi keagamaan sus tapi saya beragama
islam.”

Perawat:”kegiatan beragama apa yang paling bermakna secara pribadi untuk mbak?”

Pasien:”sholat dan berdzikir sus, ada ketenangan yang saya rasakan jika melakukan
kegiatan tersebut. Tapi saya terakhir sholat 4tahun yang lalu sus, selama saya sakit
saya hanya berzikir saja dan tidak sholat.”

Perawat:”Dari hal yang anda sebutkan tadi, apa yang anda harapkan dari kami sebagai
tim kesehatan untuk memfasilitasi kebutuhan anda dalam beberapa hari ke depan ini?
Bahkan minggu atau bulan ke depan?

Pasien:”saya harap perawatan yang saya jalani mulai saat ini dan kedepannya berefek
baik untuk kondisi saya sus. Saya ingin tidak merasakan gejala apapun di tubuh saya,
saya ingin hidup yang normal.”

Perawat:”Apa makna dan arti hidup anda atau apa yang anda pahami tentang tujuan
hidup? Bagaimana anda menyadari bahwa makna dan tujuan hidup anda saat ini
berdasarkan apa yang telah anda kerjakan?”

Pasien:”Saya kan wanita sus jadi saya ingin berumah tangga, berkerja dan mengurus
anak saya nantinya. Sementara untuk sekarang saya belum mencapai semua itu,
berkerja saja saya belum.”

Perawat:”Bagaimana hubungan anda selama ini dengan orang-orang sekitar?”

Pasien:”Hubungan saya dengan keluarga baik sus walau awalnya keluarga marah
besar kepada saya akan pola hidup saya yang bebas. Hubungan dengan masyarakat
tidak baik, tetangga di lingkungan rumah saya tidak suka dengan saya karena saya
sering pulang tengah malam bahkan subuh dan mereka mengucilkan saya karena saya
selalu pulang malam dan subuh. Jadi selama saya sakit saya lebih banyak di rumah
menyendiri.
Perawat:”Apakah anda menyukai tentang alam? Apakah ini membuat anda merasa
tenang dan damai di saat mengalami masalah?
Pasien:” saya suka sekali melihat pemandangan, sepeti pegunungan, sawah dan pantai.
Saya rasanya ingin sekali kesana, saya yakin rasa sakit yg saya rasakan akan
berkurang karena saya fokus menikmati keindahan alam sus”

Perawat:”Apakah anda selama ini mengikuti acara keagamaan atau berkumpul dengan
keluarga atau teman dekat yang membantu anda dalam dukungan keagamaan?”

Pasien:”saya tidak ikut serta dalam acara keagamaan sus baik sebelum sakit dan saat
sakit. Dalam kondisi sakit saat ini saya tidak bisa sholat, saya hanya bisa berbaring
sus. Teman-teman saya sudah menyarankan saya untuk tetap sholat dan berdoa.”

Perawat:”Baik mbak, saya anjurkan untuk mbak mulai melaksanakan ibadah sesuai
dengan agama mbak jika kondisi mbak sudah lebih membaik ya. Kalau tidak
memungkinkan untuk bergerak mbak dapat berdoa dan berdzikir.”

Pasien:”baik sus saya akan coba lakukan mulai saat ini.”

Fase Terminasi

Perawat : “ Bagaimana perasaan mbak setelah berbincang sekarang?”

Pasien : “ Iya saya merasa lebih ada motivasi sus, terimakasih ya sus. Suster sudah
mau membantu saya untuk menjadi lebih baik, saya dapat mengambil hikmah dari
semua yang terjadi di hidup saya”

Perawat : “ Iya mbak, tetapi mbak juga tetap harus mejalani pengobatan, itu
merupakan salah satu cara berikhtiar kita kepada tuhan dan makan yang cukup. Dan
jika ibu bosen ingin melakukan kegiatan lakukan kegiatan yang positif yang tidak
memerlukan banyak tenaga”

Kel. Pasien: “ nanti saya akan bujuk anak saya untuk makan suster supaya cepat lebih
baik kondisinya.”
Perawat :” untuk pengisian form esas apakah ibu/keluaraga sudah paham?”

Kel. Pasien :” sudah paham sus.”

Perawat : “ Baik Bu. Kita telah berbincang selama 20 menit, Tetap semangat
menjalani kehidupan ya mbak, jika merasa down mbak bisa memikirkan orang-orang
yang perduli dan sayang kepada mbak.”

Pasien dan keluarga : “ iya sus terimakasih banyak ya sus”

Perawat :”Kalau butuh bantuan mbak dan ibu dapat memanggil saya di ruang perawat.
Untuk pengisian form esasnya ibu dapat lakukan sesering mungkin ya bu dan jika di
isi oleh ibu/keluarga di bagian kotak di isi oleh ibu chek list bagian keluarga. Lalu ibu
dapat melaporkan hasilnya kepada perawat.”

Kel. Pasien :” baik suster.”

Perawat :” Nanti siang saya akan kembali lagi ke ruangan ini untuk memberikan obat
kepada anak ibu pukul 13.00”

Kel. Pasien :”baik suster.”

Perawat : “ Kalau begitu saya permisi dulu ya, Wassalamuallaikum”

Pasien : “Waalaikumsallam”
Konsep Peaceful End Of Life

Teori “Peaceful End of Life” telah diterapkan pada setting pelayanan


keperawatan paliatif. Penerapan teori ini tidak hanya dititik beratkan pada klien saja,
akan tetapi melibatkan keluarganya. Sehingga titik sentral dari teori ini adalah klien
dan keluarga sebagai support system (Ruland & Moore, 2001 dalam Alligood &
Tomey, 2010). Lima konsep utama yang mendasari teori ini dan dijadikan sebagai
filosofi dalam praktik keperawatan adalah tidak merasa nyeri, merasakan kenyamanan,
merasa bermartabat dan dihargai, merasakan kedamaian dan merasakan kedekatan
dengan orang yang bermakna.

Teori ini dapat diterapkan pada klien kuratif pada stadium 1 dan 2 sampai klien
dengan penyakitnya sudah tidak responsif terhadap pengobatan kuratif, diberikan
perawatan terpadu yang bertujuan meningkatkan kualitas hidup, dengan cara
meringankan nyeri dan penderitaan lain, memberikan dukungan spiritual dan
psikososial mulai saat diagnosa ditegakkan sampai akhir hayat dan dukungan terhadap
keluarga yang kehilangan atau berduka (Alligood & Tomey, 2010).Teori keperawatan
dari Ruland dan Moore, dapat diterapkan pada klien paliatif agar dapat terbebas dari
nyeri, merasa nyaman, merasa dihargai, merasa damai, bahkan dapat merasakan
kedekatan dengan orang yang bermakna dalam kehidupannya, dan jika kematian
harus terjadi, klien dapat meninggal dengan damai. Selain itu setting struktur pada
teori ini, yaitu bagaimana keluarga sebagai pendukungbersama profesional perawatan
dapat membantu klien untuk memperoleh pengalaman yang menyenangkan selama
hidupnya (Alligood & Tomey, 2010).
Kerangka Teori
1. Perawatan End of life

a. Pengertian

Perawatan end of life merupakan perawatan yang membantu semua orang dengan
pernyakit lanjut, progresif, tidak dapat disembuhkan untuk dapat bertahan hidup
sebaik mungkin sampai menghadapi kematian. Perawatan end of life diberikan ketika
sesorang telah terdiagnosis menghadapi penyakit lanjut oleh profesional kesehatan
(Sadler, 2015). Profesional kesehatan yang memberikan perawatan end of life harus
memahami suatu tanda dan gejala fisik yang dialami oleh pasien. Pasien pada fase end
of life cenderung lebih takut terhadap gejala kematian itu sendiri dibandingkan
kematiannya. Pasien harus merasa nyaman secara fisik sebelum fikiran mereka
berfokus tentang kondisi sosial, psikologis, dan spiritual (Perkins, 2016).

b. Etika Dalam Perawatan End of life


Dalam proses pengambilan keputusan yang terkait dengan masalah end of life,
terdapat beberapa prinsip etika yang harus ditekankan, pertama nonmaleficience yaitu
memastikan pasien terhindar dari bahaya baik itu fisik maupun emosional, kedua
beneficience yaitu melakukakn sesuatu yang baik terhadap pasien dan
menguntungkan seperti mendengarkan keluhan pasien dengan penuh perhatian,
memperlakukan pasien seperti manusia seutuhnya, dan terus berusaha meringankan
beban pasien baik itu fisik, psikologis, sosial dan spiritual. Ketiga autonomy yaitu
pasien memiliki hak tentang pengambilan keputusan terkait perawatan dengan
menggunakan inform konsen yang menekankan terhadap hak katas kerahasian, privasi,
dan hak untuk menolak pengobatan (Qualls and Kasl-Godley, 2011; Zerwekh, 2006).
2. Teori keperawatan
a. Teori Keperawatan Peaceful End of life

Teori keperawatan peaceful end of life Ruland & Moore (1998) dalam (Alligood,
2014) tidak terpisahkan dengan sistem keluarga (pasien dengan sakit terminal dan
orang yang dianggap berarti dalam hidupnya) yang dirancang untuk mempromosikan
hasil positif dari hal berikut :
a. Terbebas Dari Nyeri

Bebas dari rasa penderitaan atau gejala yang disebabkan oleh nyeri
merupakan bagian penting dari banyak pengalaman end of life karena nyeri
dianggap sensori yang tidak menyenangkan atau pengalaman emosional yang
berhubungan dengan actual atau potensial kerusakan jaringan (Alligood, 2014).

b. Mendapat Kenyamanan

Kenyamanan didefinisikan oleh teori kolkaba sebagai sebuah kelegaan dari


ketidaknyamanan, keadaan mudah dan damai, dan apapun yang membuat hidup
mudah atau menyenangkan(Alligood, 2014).

c. Bermartabat dan Merasa Terhormat


Setiap pasien yang mengalami sakit parah harus dihormati dan dihargai
sebagai manusia. Konsep ini menggabungkan gagasan pribadi, setiap tindakan
didasarkan oleh prinsip etika dan otonomi pasien dan berhak atas perlindungan
(Alligood, 2014).

d. Merasa Damai
Damai merupakan sebuah perasaan yang tenang, harmonis, puas, bebas dari
kegelisahan, kekhawatiran dan ketakutan. Sebuah pendekatan untuk merasa
damai meliputi aspek fisik, sosial, psikologis, dan spiritual (Alligood, 2014).
e. Kedekatan Dengan Orang Yang Disayang.
Kedekatan adalah sebuah perasaan yang saling terhubung dengan orang lain
yang peduli. Ini melibatkan kedekatan fisik atau emosional yang diungkapkan
dengan hangat, intim, dan berhubungan (Alligood, 2014).

b. Model Teori Keperawatan Peaceful End of Life

Konsep Model Teori Keperawatan Peaceful End of Life


Sumber: Ruland & Moore, 1998., Alligood 2014.

Konsep Model Teori Keperawatan Peaceful End Of Life

Konsep model teori keperawatan peaceful end of life (Ruland & Moore, 1998)
menggambarkan salah satu cara untuk memfasilitasi model teori praktek yang
berkesinambungan yang dapat dijadikan panduan dalam memberikan perawatan end
of life (Alligood, 2014).
DAFTAR PUSTAKA

Kementerian Kesehatan RI. 2011. Pedoman Nasional Tatalaksana Klinis Infeksi


HIV dan Terap Antiretroviral. Jakarta

KPA. (2010). Pedoman Program Pencegahan HIV melalui Transmisi Seksual.


Jakarta

Yayasan Spiritia. (2009). Dasar AIDS. Jakarta

Dapertemen kesehatan RI. 2007 . Panduan Tatalaksana Klinis Infeksi HIV pada
orang dewasa dan Remaja Edisi Kedua, Jakarta

Muntamah, Ummu. 2020. “Pedoman perawatan paliatif pada orang dengan


HIV/AIDS (ODHA) di Rumah Sakit”.
http://repository.itspku.ac.id/226/1/PERAWATAN%20PALIATIF%20HIV%20AIDS%
20Cetak.pdf di akses pada 27 november 2022 pada pukul 10.49.

Risal, Muhammad, dkk.2021.”Perawatan menjelang ajal pada pasien kritis”.


https://repository.unmul.ac.id/bitstream/handle/123456789/22990/LITERATUR%20
REVIEW%20PERAWATAN%20MENJELANG%20AJAL.pdf?sequence=1 di akses
pada 27 november 2022 pada pukul 13.52

Anda mungkin juga menyukai