KELOMPOK 1:
1.1 Pengkajian
Nama : Ny. S
Umur : 45 Tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Agama :Islam
Pekerjaan : Petani
Klien masuk ke Rumah Sakit Abdul Moeluk melalui IGD pada tanggal 05
Desember 2022 dengan keluhan demam hilang timbul sejak 2 bulan sebelum
masuk rumah sakit.
Nadi : 107x/m
Suhu : 36,8 C
Pernafasan : 22 x/m
1. Kepala
Rambut :
I:rambut klien tampak kotor, berminyak, tidak ada ketombe, rambut tidak
beruban, rambut tampak kering, mulai rontok, bau tidak sedap, dan rambut
klien tampak tidak rapi P:tekstur rambut kering
Mata
I: Mata terlihat simetris kiri dan kanan, penglihatan mulai
Telinga
I:Telinga tampak simetris kiri dan kanan,
P: tidak ada nyeri tekan, pendengaran mulaiterganggu pada telinga kanan,
tidak ada pembesaran disekitar telinga, tidak ada oedema, tidak ada
perdarahan disekitar telinga
Hidung
I: Lubang hidung simetris kiri dan kanan, tidak ada lecetan di daerahhidung,
lubang hidung tampak bersih tidak ada secret, penciuman masih bagus dan
normal
2. Leher
I: Simetris kiri dan kanan, warna kulit sawo matang
Paru-paru
I: Terlihat simetris kiri dan kanan (ekspansi dinding dada), frekuensipernafasan
22x/menit
P: Traktil premitus melemah di bagian paru ka/ki
P: bunyi sonor
A: Bunyi nafas whezing
Jantung
I: Tidak terlihat pembengkakan, iktus kordis tidak terlihat
P: Tidak ada nyeri tekan,iktus teraba, nadi 107x/m
P: Terdengar bunyi redup
A: Iramanya teratur (BJ 1 Lup, BJ 2 Dup ) heart Rate : 107x/m
4.Abdomen
5. Punggung
I :Tidak ada lesi,lecet dan tanda dekubitus pada klien.
6. Ekstermitas
Atas: Simetris kiri dan kanan, ada mengalami kelemahan,ada otot pada lengan kanan
klien.
Bawah :simetris kiri dan kanan mengalami kelemahan,ada otot padakaki kanan klien
7. Genetalia
Genetalia tampak kotor, ada herpes dibagian labia mayora dan miora, bernanah,
rumbut pubis tidak ada, berbau,
8. Integument
9. Persyarafan
Trochlearis : Normal
Trigeminus : Normal
Abdusen : Normal
Fasialis : Normal
Vestibulokoklearis : Normal
Glosofaringeus : Normal
Vagus : Normal
Asesorius : Normal
Hipoglosus : Normal
Aktivitas Sehari-hari
Minuman
600 ml/ hari
Jumlah 2 liter/ hari
Pantangan
Tidak ada Tidak ada
2 POLA ELIMINASI
BAB
4 Personal Hygine
5 Rekreasi
senggang
Merokok
Minum obat
Ketergantungan
I. Data Laboratorium
a) Serologi
No Pemeriksaan Hasil
1 Anti HCV Non-Reaktif
2 HbsAg 14,21 Positif
3 TPHA Reaktif
4 VDRL Negatif
5 Anti HbsAg Non-Reaktif
b) Hematologi
1.1.5 Pengobatan
Paracetamol dosis 500mg diminum 3x sehari 1 tablet tiap minum di pukul 06.00,
14.00 dan 22.00 untuk menurunkan demam dan nyeri dan pengobatan ARV
(Dolutegravir) dengan dosis 50mg 2x sehari.
Klien mengatakan tidak ada alergi makanan, minuman, udara atau obat-obatan.
1. Prilaku Verbal
-Cara menjawab :Klien dapat menjawab setiap pertanyaan yang di beri kan walaupun
jawaban nya kurang jelas.
-Cara memberi informasi :pasien menjawab setiap pertanyaan dengan kooperatif
3. Keadaan Emosi
Keadaan emosi klien terlihat tidak stabil ,dan emosi pada saat berbicara dengan waktu
yang mulai lama
4. Persepsi penyakit
Klien beranggapan penyakit ini adalah datangnya dari ALLAH dan sebagai cobaan
untuk lebih dekat lagi dengan Nya
5. Konsep diri
6. Adaptasi
Klien dapat beradaptasi dan mengenali bahwa klien sekarang lagi berada dirumah
sakit.
Pasien berusaha sedapat mungkin untuk tidak menjadikan penyakit nya sebagai beban
fikiran, dan menghambat proses penyembuhan.
1. Pola komunikasi
Komunikasi klien dengan perawat baik dan kooperatif
2. Orang yang dapat memberi rasa nyaman
Pacar adalah orang yang dapat membuat klien merasa nyaman.
3. Orang yang paling berharga bagi pasien
Orang yang paling berharga bagi klien adalah pacar dan keluarga nya.
4. Hubungan dengan keluarga dan masyarakat
Hubungan klien dengan keluarga dan masyarakat tidak baik, tetangga di
lingkungan rumahnya tidak suka dengan dirinya karena ia sering pulang tengah
malam bahkan subuh dan ia dikucilkan oleh tetangganya.
1.1.9 Data Spiritual
1. Keyakinan
Klien beragama islam.
2. Ketaatan beribadah
Klien mengatakan tidak mengerjakan sholat 5 waktu selama sehat dan sakit,
terakhir 4tahun yang lalu.
3. Keyakinan terhadap penyembuhan
Klien percaya bahwa allah akan mengangkat sakit yang ia derita.
-Nadi: 107x/m
-Suhu: 36,8 C
-Pernafasan: 22 x/m
1 DS:
-Klien mengatakan badan terasa
letih dan lemas
-Klien mengatakan tidak ada nafsu
makan sejak 2 bln yang lalu
-Klien mengatakan sakit
tenggorokan nyeri menelan
-Klien mengatakan nyeri tekan
Ketidakseimbangan
pada perut
nutrisi kurang dari Gangguan menelan
DO: kebutuhan tubuh
-Klien tampak lemah dan letih
-Berat badan klien turun 12 kg ,
saat sehat 52 kg ,saat sakit 40 kg
-Klien tampak kurus
-Klien tampak makan hanya 2
sendok saja
-Mulut klien tampak sariawan
- TB : 160 cm
2 DS:
-Klien mengatakan nyeri tekan
pada perut
DO:
-Skala nyeri 5 -6
-Nyeri tekan pada perut
3 DS:
-Klien mengatakan sulit untuk
beraktifitas sendiri
-Klien mengatakan badan terasa
letih dan lemas jika beraktifitas
2.control lingkungan
yang dapat
Kriteria hasil:
mempengaruhi nyeri,
1.pasien dapat seperti suhu ruangan,
mengontrol nyerinya
pencahayaan dan
kebisingan.
2.skala nyeri berkurang
dari skala 6 jadi skala 3
3.ajarkan tentang
Klien mengatakan nyeri
tehnik
sudah berkurang
nonfarmakologi.
Dapat mengenali faktor
4.berikan analgetik
penyebab nyeri
untuk mengurangi
nyeri.
5.ajarkan teknik
relaksasi
3 Intoleransi aktifitas b.d Tujuan: · 1.Monitoring vital
penurunan kekuatan otot sign sebelum/sesudah
Joint Movement : Active latihan dan lihat
Mobility level respon pasien saat
Self care : ADLs latihan
Transfer performance
2.Konsultasikan
Kriteria hasil : dengan terapi fisik
tentang rencana
· Klien meningkat dalam ambulasi sesuai
aktivitas fisik dengan kebutuhan
7.ADLs secara
mandiri sesuai
kemampuan
8.Dampingi dan
Bantu pasien saat
mobilisasi dan untuk
penuhi kebutuhan
9.ADLs
pasienBerikan alat ntu
jika klien merlukan.
10.Ajarkan pasien
gaimana merubah sisi
dan berikan ntuan jika
diperlukan
dikonsultasikan P: Intervensi
dengan ahli gizi dilanjutkan
O: Klien
2. Mengontrol tampak
lingkungan yang meringis saat
melakukan
dapat aktivitas.
mempengaruhi Skalanya nyeri
klien 5-6.
nyeri, seperti suhu Mengajarkan
ruangan, klien teknik
napas dalam
pencahayaan dan untuk
kebisingan. mengurangi
nyeri
3. Mengajarkan A: Masalah
tentang tehnik belum teratasi
Tindakan 2,3
nonfarmakologi.
P: Intervensi
4. Memberikan dilanjutkan
Tindakan 2,3
analgetik untuk
mengurangi nyeri.
5. Mengjarkan
teknik relaksasi
nyeri
3 Rabu Intoleransi 08.15 1. Memonitoring S: pasien
mengatakan
aktifitas b.d vital sign susah untuk
7 Des s/d bergerak
penurunan sebelum/sesudah
2022 karena
kekuatan otot 14.00 latihan dan lihat penurunan
respon pasien saat kekuatan otot
untuk A: Masalah
belum teratasi
menggunakan
Tindakan
tongkat saat 2,4,7,8
berjalan dan cegah
P: Intervensi
terhadap cedera. dilanjutkan
Tindakan
4. Mengajarkan
2,4,7,8
pasien tentang
teknik Ambulasi.
5. Mengkaji
kemampuan pasien
dalam mobilisasi
6. Melatih pasien
dalam menuhan
kebutuhan
7. Membantu
ADLs secara
mandiri sesuai
kemampuan
8. Mendampingi
dan membantu
pasien saat
mobilisasi dan
bantu penuhi
kebutuhan
9. Mengajarkan
pasien bagaimana
merubah posisi
berikan bantuan
jika diperlukan
Disalah satu rumah sakit dikota Bandar Lampung terdapat seorang pasien yang
menderita penyakit HIV/AIDS. Pasien tersebut bernama Indah yang berusia 21 tahun.
Saat dilakukan pengkajian tanggal 06 Desember 2 pada pukul 08.00WIB, klien
mengatakan klien mempunyai riwayat hubungan sex bebas semenjak 3 tahun yang
lalu, klien mengatakan badan letih, klien mengatakan nafsu makannya kurang,
muntah ( - ) , mual (+ ) klien mengatakan tenggorokannya sakit saat menelan klien
mengatakan tidur sering terbangun pada malam hari. Klien kadang merasakan pusing,
klien mengatakan badannya terasa lemas, nyeri pada perut nyeri tekan ( + ) skala
nyeri 6, pasien merasakan nyeri pada persendian saat istirahat dan beraktivitas. klien
mengatakan batuk berdahak, klien mengatakan dada sakit jika batuk, nafas sesak,
pendengaran pasien mulai terganggu pada telingga bagian kanan, pasien mengatakan
dia tidak mampu untuk beraktivitas dari berbaring ke posisi duduk sangat lemah,
pasien mengalami penurunan berat badan seberat 12 Kg, klien tampak pucat. BAB (-)
sejak 1 hari saat pengkajian. Selama dirawat dirumah sakit klien tampak tidak
menghabiskan porsi makan nya, hanya 2 sendok makan, klien tampak lemah dan letih,
klien tampak susah untuk beraktifitas secara mandiri, klien tampak kurus, klien
tampak meringis menahan sakit, klien tampak pucat, mulut klien tampak ada sariawan
dan kering, klien tampak terbaring.
Fase Orientasi
Salam Terapeutik
Perawat : “ Assalamualaikum selamat pagi ibu dan mbaknya. Saya perawat A yang
dinas pada pada pagi ini. Saya akan merawat mbaknya pada pada pagi hari ini. Oh iya
mbak senang saya panggil siapa ?
Pasien : “gk enak badan sakit semua rasanya sus, tidak ada yang istimewa. ”
K. Pasien : “Tidak mau makan sama sekali sus, anak saya hanya diam saja. Tapi
kadang makan hanya 2sendok itupun saya paksa. Katanya tenggorokannya sakit susah
menelan”
Perawat : “ Baik ibu dan mbak nya, tujuan saya kesini adalah untuk melakukan
pemeriksaan fisik, psikososial, spiritual menggunakan form ESAS yang tujuannya
untuk mengetahui kondisi klien lebih lanjut dan dapat menemukan tindakan yang
disarankan untuk mengurangi gejala yg dirasakan klien.”
Perawat : “ Saya memerlukan waktu kurang lebih 20 menit , apakah bersedia mbak
dan ibu?”
Perawat: ”Ibu ini ada form ESAS yang akan kita gunakan untuk mengkaji kondisi
pasien, apakah ibu yg menjaga anak ibu selama 24 jam?”
Perawat: ”Baik bu, saya minta ibu nanti selama menjaga anak ibu, ibu tanyakan pada
anak ibu apakah anak ibu ada keluhan yang di alami menggunakan form ini, jika anak
ibu ana nyeri maka tanyakan lebih lanjut skala nyerinya berapa. Jika 0 tidak nyeri dan
10 nyeri sekali anak ibu ada di skala berapa. Misalnya anak ibu bilang skala 6, maka
di form ini yang dibulatkan adalah angka 6. lalu tanyakan kembali apakah anak ibu
merasa lelah, ngantuk, mual, dll dan tanyakan pula skalanya seperti tadi yg saya
jelaskan. Mengerti ibu?
Perawat : “ Baik sekarang bisa mbak jelaskan bagaimana perasaan mbak sekarang ini
apa yang di rasa?”
Perawat: “Nyerinya di skala berapa mbak, jika 0 tidak nyeri dan 10 adalah nyeri hebat,
nyeri yang mbak rasakan di angka berapa?”
Pasien:”angka 6 sus”
Perawat: “Nyerinya di bagian mana mbak? Seberapa lama dan seberapa sering
nyerinya muncul?
Pasien:” di tenggorokan, nyeri juga di perut dan seluruh sendi-sendi saya nyeri
munculnya kalau yang di perut kalau tertekan, kalau sendi dan tenggorokan tiap saat
muncul.”
Pasien:”Kalau makan nyeri tenggorokan saya makin sakit dan kalau bergerak sus”
Pasien:”rasanya perih pedih gitu kalau yg di tenggorokan, kalau di perut dan sendi
nyeri ngilu gitu.”
Perawat: “apa pengobatan saat ini yang telah diberikan untuk mengurangi nyeri?”
Pasien:”hanya obat dari dokter saja sus tapi saya masih merasa nyeri nya tidak hilang”
Pasien :” ya sus”
Perawat: “Di skala berapa rasa lelah mbaknya? Jika 0 tidak lelah dan 10 lelah sekali?
Pasien:”Ya sus saya kebangun tiap malam hari dan agak sulit tidur kembali”
Perawat: “Di skala berapa rasa ngantuk mbaknya? Jika 0 tidak mengantuk dan 10
ngantuk berat”
Perawat: Apakah mbaknya merasa mual? Kalau ya di skala berapa jika 0 tidak mual
dan 10 mual hebat?
Pasien:”mungkin karena saya tidak mau makan sus jadi saya merasa mual, kadang
mualnya bisa sampai setengah harian.”
Pasien:” mualnya seperti banyak gasnya gitu sus kayak penuh perut saya rasanya dan
nyeri juga”
Perawat: Pengobatan yang mbak lakukan saat ini untuk mengurangi mualnya apa ya
bu?”
Kel. Pasien: “tidak ada sus, hanya saya suruh dia makan aja supaya tidak mual saya
kira hanya magh biasa karena dia tidak mau makan”
Perawat: “baik bu, mbaknya ada keluhan sesak nafas tidak bu?”
Kel. Pasien:” ada sus dia kadang nafasnya cepat seperti megap-megap”
Perawat: “Di skala berapa rasa sesak nafas mbaknya? Jika 0 nafas biasa dan 10 adalah
sesak nafas berat?”
Pasien:”Muncul saat saya batuk sus, sudah seminggu ini saya batuknya.”
Perawat: apa yang membuat lebih baik atau lebih buruk sesaknya?
Pasien:” kalau minum air hangat atau minuman hangat enakan sus dan kalau saya
tidak melakukan aktifitas apa-apa.”
Perawat: Pengobatan apa yg sudah mbaknya minum untuk mengatasi batuk atau sesak
nafas mbak?
Pasien:” kalau batuk hanya minum obat dari warung aja dan untuk sesaknya hanya
rebahan tidak melakukan apa-apa.”
Perawat: Baik mbak, nafsu makan mbak gimana? Kalau dari skala 0 adalah nafsu
makan baik dan angka 10 nafsu makan buruk?
Perawat: “kapan nafsu makan mbaknya mulai berkurang? Apa terjadi dalam jangka
waktu yang lama?
Pasien:” sejak saya sariawan suster saya jadi malas makan, saya sudah sariawan
sebulanan yang lalu.”
Perawat: Apakah ada dalam waktu sehari anda merasakan nafsu makan membaik atau
memburuk? Menurut anda apa yang menyebabkan nafsu makan hilang?
Pasien:”tidak sus tiap hari gak nafsu makan ya karena sariawan itu sus sampai
tenggorokan saya pun nyeri jadi gak mau makan saya.”
Pasien:” belum sus, saya mau sariawaanya hilang dahulu mungkin saya akan nafsu
makan.”
Perawat: “ kalau mbak gak nafsu makan apa dampaknya terhadap kondisi mbak?
Apakah mba kehilangan berat badan? Jika ya, berapa banyak?”
Pasien:” ya saya jadinya kurus, lemas, lelah seperti tidak ada tenaga. Berat badan saya
turun 12 kilo mba.”
Perawat: baik mbak, mbak merasa depresi? Kalau ya di skala berapa mbak jika 0
tidak depresi dan 10 depresi berat?”
Perawat:” apakah mbak merasa cemas? Jika ya, di angka berapa mbak jika 0 tidak
cemas dan 10 cemas berat?”
Perawat:” bagaimana dengan suasana hati mbaknya? Ada di angka berapa jika 0
suasana hati baik-baik saja dan angka 10 suasana hati tidak baik- baik saja?
Perawat:”Tadi mbak mengeluh ada sariawan dan tenggorokan sakit, kapan awal
sariawan mba atau sakit tenggorokan muncul?”
Pasien:”awalnya sebulan yg lalu mba, biasanya emang suka muncul nanti senmbuh
selang berapa bulan muncul lagi.
Pasien:” lumayan lama mba bisa sebulanan bahkan pernah lebih dari sebulan”
Perawat:”apakah mulut mbak kering, ada lecet, bisul, atau area bintik putih? Jika ya
apakah menyebar merata keseluruh mulut, atau berkoloni di bagian tertentu saja?
Pasien:”ya mulut saya terasa kering, pecah-pecah, ada bintik putih berkoloni tapi
tidak merata di semua mulut sus. Ada juga bisul sariawan yg berisi air gitu sus.”
Pasien:” di tenggorokan saya sakit sus seperti perih gitu dan di lidah serta bibir bawah
saya sus”
Kel. Pasien:” saya suruh minum banyak air putih dan minum vitamin c saja sus, dia
tidak mau pakai obat sariawan katanya perih”
(sosial&pekerjaan)
Perawat:”Apakah mbak ada dukungan dari pihak lain? Seperti tetangga, teman atau
pacar?
Pasien:” ya sus, saya merasa di perhatikan jika saya di beri dukungan oleh orang
terdekat saya di kondisi saya seperti ini.”
Perawat:”apakah mbak ada kesulitan bergerak dan ada pikiran mengenai siapa yang
akan merawat mbak kedepannya?
Pasien:”kalau saya lagi sakit gini saya harus terus berbaring sus dan mengurangi
bergerak. Saya berpikir orang tua saya yang akan merawat saya kedepannya dan juga
mereka yang membiayayai pengobatan saya.”
Perawat:”apa harapan mbak tentang perawatan yg akan mbak jalani selama sakit?
Dan harapan mbak di lakukan perawatan dimana?
Pasien:”saya berharap saya akan sembuh tapi sepertinya tidak mungkin. Saya ingin di
rawat di rumah saja sus.”
(psikologis)
Perawat:” apakah mbak dalam sebulan terakhir merasa putus asa, kehilangan minat,
depresi, cemas dan merasa tak berdaya?”
Pasien:”saya terus cemas kepikiran kapan saya akan sembuh dan tidak merasa seperti
ini lagi sus. Saya kadang merasa capek harus selalu menjalani kondisi seperti ini terus
sembuh dan kumat lagi, sewaktu-waktu saya berpikir untuk menyerah saja.”
Pasien:” saya tahu saya tidak dapat sembuh sus, saya hanya akan seperti ini terus
minum obat pun tidak akan menyembuhkan paling hanya gejala yang saya rasakan
saja yang berkurang.”
Perawat:” apakah sumber dukungan mbak yang dapat meningkatkan suasana hati yg
mbak rasakan?”
Pasien:”Saya senang jika saya di perhatikan, diperdulikan oleh orang terdekat saya
terlebih teman-teman dan pacar saya sus. Saya kembali bersemangat menghadapi
kondisi ini.”
(Spiritual)
Pasien:”kalau saya ingat kebesaran tuhan sus, saya yakin tuhan akan bantu angkat
penyakit saya.”
Perawat:”kegiatan beragama apa yang paling bermakna secara pribadi untuk mbak?”
Pasien:”sholat dan berdzikir sus, ada ketenangan yang saya rasakan jika melakukan
kegiatan tersebut. Tapi saya terakhir sholat 4tahun yang lalu sus, selama saya sakit
saya hanya berzikir saja dan tidak sholat.”
Perawat:”Dari hal yang anda sebutkan tadi, apa yang anda harapkan dari kami sebagai
tim kesehatan untuk memfasilitasi kebutuhan anda dalam beberapa hari ke depan ini?
Bahkan minggu atau bulan ke depan?
Pasien:”saya harap perawatan yang saya jalani mulai saat ini dan kedepannya berefek
baik untuk kondisi saya sus. Saya ingin tidak merasakan gejala apapun di tubuh saya,
saya ingin hidup yang normal.”
Perawat:”Apa makna dan arti hidup anda atau apa yang anda pahami tentang tujuan
hidup? Bagaimana anda menyadari bahwa makna dan tujuan hidup anda saat ini
berdasarkan apa yang telah anda kerjakan?”
Pasien:”Saya kan wanita sus jadi saya ingin berumah tangga, berkerja dan mengurus
anak saya nantinya. Sementara untuk sekarang saya belum mencapai semua itu,
berkerja saja saya belum.”
Pasien:”Hubungan saya dengan keluarga baik sus walau awalnya keluarga marah
besar kepada saya akan pola hidup saya yang bebas. Hubungan dengan masyarakat
tidak baik, tetangga di lingkungan rumah saya tidak suka dengan saya karena saya
sering pulang tengah malam bahkan subuh dan mereka mengucilkan saya karena saya
selalu pulang malam dan subuh. Jadi selama saya sakit saya lebih banyak di rumah
menyendiri.
Perawat:”Apakah anda menyukai tentang alam? Apakah ini membuat anda merasa
tenang dan damai di saat mengalami masalah?
Pasien:” saya suka sekali melihat pemandangan, sepeti pegunungan, sawah dan pantai.
Saya rasanya ingin sekali kesana, saya yakin rasa sakit yg saya rasakan akan
berkurang karena saya fokus menikmati keindahan alam sus”
Perawat:”Apakah anda selama ini mengikuti acara keagamaan atau berkumpul dengan
keluarga atau teman dekat yang membantu anda dalam dukungan keagamaan?”
Pasien:”saya tidak ikut serta dalam acara keagamaan sus baik sebelum sakit dan saat
sakit. Dalam kondisi sakit saat ini saya tidak bisa sholat, saya hanya bisa berbaring
sus. Teman-teman saya sudah menyarankan saya untuk tetap sholat dan berdoa.”
Perawat:”Baik mbak, saya anjurkan untuk mbak mulai melaksanakan ibadah sesuai
dengan agama mbak jika kondisi mbak sudah lebih membaik ya. Kalau tidak
memungkinkan untuk bergerak mbak dapat berdoa dan berdzikir.”
Fase Terminasi
Pasien : “ Iya saya merasa lebih ada motivasi sus, terimakasih ya sus. Suster sudah
mau membantu saya untuk menjadi lebih baik, saya dapat mengambil hikmah dari
semua yang terjadi di hidup saya”
Perawat : “ Iya mbak, tetapi mbak juga tetap harus mejalani pengobatan, itu
merupakan salah satu cara berikhtiar kita kepada tuhan dan makan yang cukup. Dan
jika ibu bosen ingin melakukan kegiatan lakukan kegiatan yang positif yang tidak
memerlukan banyak tenaga”
Kel. Pasien: “ nanti saya akan bujuk anak saya untuk makan suster supaya cepat lebih
baik kondisinya.”
Perawat :” untuk pengisian form esas apakah ibu/keluaraga sudah paham?”
Perawat : “ Baik Bu. Kita telah berbincang selama 20 menit, Tetap semangat
menjalani kehidupan ya mbak, jika merasa down mbak bisa memikirkan orang-orang
yang perduli dan sayang kepada mbak.”
Perawat :”Kalau butuh bantuan mbak dan ibu dapat memanggil saya di ruang perawat.
Untuk pengisian form esasnya ibu dapat lakukan sesering mungkin ya bu dan jika di
isi oleh ibu/keluarga di bagian kotak di isi oleh ibu chek list bagian keluarga. Lalu ibu
dapat melaporkan hasilnya kepada perawat.”
Perawat :” Nanti siang saya akan kembali lagi ke ruangan ini untuk memberikan obat
kepada anak ibu pukul 13.00”
Pasien : “Waalaikumsallam”
Konsep Peaceful End Of Life
Teori ini dapat diterapkan pada klien kuratif pada stadium 1 dan 2 sampai klien
dengan penyakitnya sudah tidak responsif terhadap pengobatan kuratif, diberikan
perawatan terpadu yang bertujuan meningkatkan kualitas hidup, dengan cara
meringankan nyeri dan penderitaan lain, memberikan dukungan spiritual dan
psikososial mulai saat diagnosa ditegakkan sampai akhir hayat dan dukungan terhadap
keluarga yang kehilangan atau berduka (Alligood & Tomey, 2010).Teori keperawatan
dari Ruland dan Moore, dapat diterapkan pada klien paliatif agar dapat terbebas dari
nyeri, merasa nyaman, merasa dihargai, merasa damai, bahkan dapat merasakan
kedekatan dengan orang yang bermakna dalam kehidupannya, dan jika kematian
harus terjadi, klien dapat meninggal dengan damai. Selain itu setting struktur pada
teori ini, yaitu bagaimana keluarga sebagai pendukungbersama profesional perawatan
dapat membantu klien untuk memperoleh pengalaman yang menyenangkan selama
hidupnya (Alligood & Tomey, 2010).
Kerangka Teori
1. Perawatan End of life
a. Pengertian
Perawatan end of life merupakan perawatan yang membantu semua orang dengan
pernyakit lanjut, progresif, tidak dapat disembuhkan untuk dapat bertahan hidup
sebaik mungkin sampai menghadapi kematian. Perawatan end of life diberikan ketika
sesorang telah terdiagnosis menghadapi penyakit lanjut oleh profesional kesehatan
(Sadler, 2015). Profesional kesehatan yang memberikan perawatan end of life harus
memahami suatu tanda dan gejala fisik yang dialami oleh pasien. Pasien pada fase end
of life cenderung lebih takut terhadap gejala kematian itu sendiri dibandingkan
kematiannya. Pasien harus merasa nyaman secara fisik sebelum fikiran mereka
berfokus tentang kondisi sosial, psikologis, dan spiritual (Perkins, 2016).
Teori keperawatan peaceful end of life Ruland & Moore (1998) dalam (Alligood,
2014) tidak terpisahkan dengan sistem keluarga (pasien dengan sakit terminal dan
orang yang dianggap berarti dalam hidupnya) yang dirancang untuk mempromosikan
hasil positif dari hal berikut :
a. Terbebas Dari Nyeri
Bebas dari rasa penderitaan atau gejala yang disebabkan oleh nyeri
merupakan bagian penting dari banyak pengalaman end of life karena nyeri
dianggap sensori yang tidak menyenangkan atau pengalaman emosional yang
berhubungan dengan actual atau potensial kerusakan jaringan (Alligood, 2014).
b. Mendapat Kenyamanan
d. Merasa Damai
Damai merupakan sebuah perasaan yang tenang, harmonis, puas, bebas dari
kegelisahan, kekhawatiran dan ketakutan. Sebuah pendekatan untuk merasa
damai meliputi aspek fisik, sosial, psikologis, dan spiritual (Alligood, 2014).
e. Kedekatan Dengan Orang Yang Disayang.
Kedekatan adalah sebuah perasaan yang saling terhubung dengan orang lain
yang peduli. Ini melibatkan kedekatan fisik atau emosional yang diungkapkan
dengan hangat, intim, dan berhubungan (Alligood, 2014).
Konsep model teori keperawatan peaceful end of life (Ruland & Moore, 1998)
menggambarkan salah satu cara untuk memfasilitasi model teori praktek yang
berkesinambungan yang dapat dijadikan panduan dalam memberikan perawatan end
of life (Alligood, 2014).
DAFTAR PUSTAKA
Dapertemen kesehatan RI. 2007 . Panduan Tatalaksana Klinis Infeksi HIV pada
orang dewasa dan Remaja Edisi Kedua, Jakarta