PENDIDIKAN KESEHATAN
DISUSUN OLEH :
SULISTIYANI 205140067
SILVINA WULANDARI 205140001
DITO DWI KURNIA 205140015
GEDE YULIANA 205140003
ELSA PRADITA ALISTIARA 205140071
ABUNG FEBRIANSYAH 205140044
FAKULTAS KESEHATAN
UNIVERSITAS MITRA INDONESIA
TAHUN 2022/2023
RINGKASAN
Diare adalah penyakit yang membuat penderitanya menjadi sering buang air besar dengan
kondisi tinja yang encer atau berair. Diare umumnya terjadi akibat mengonsumsi makanan
dan minuman yang terkontaminasi virus, bakteri, atau parasit
Diare merupakan penyakit yang membuat penderitanya sering buang air besar dengan kondisi
tinja encer atau cair. Pada umumnya diare terjadi akibat mengkonsumsi makanan dan
minuman yang terkontaminasi virus, bakteri, atau parasit.
Diare umumnya berlangsung kurang dari 14 hari (diare akut). Namun, pada sebagian kasus,
diare dapat berlanjut hingga lebih dari 14 hari( diare kronis ). Umumnya, diare dapat sembuh
dengan sendirinya. Namun, diare yang memburuk dapat menyebabkan komplikasi yang fatal,
jika tidak ditangani dengan tepat
Untuk mencegah diare, dianjurkan untuk selalu menjaga kebersihan diri dan makanan,
misalnya dengan mencuci buah dan sayuran sebelum dimakan, tidak mengonsumsi makanan
atau minum air yang belum dimasak sampai matang, dan rajin mencuci tangan.
Diare merupakan salah satu masalah kesehatan yang umum di Indonesia, terutama pada
bayi dan anak-anak. Berdasarkan data Kementerian Kesehatan RI tahun 2019, jumlah kasus
diare di seluruh Indonesia adalah sekitar 7,2 juta jiwa.
KATA PENGANTAR
Segala Puji bagi Allah SWT karena atas petunjuk dan hidayah-Nya sertadorongan dari semua
pihak sehingga kami dapat menyelesaikan laporan ini dengan baik dan seksama. Laporan
Mengenai diare ini disusun dengan sistematis untuk memenuhi salah satu tugas dari mata
kuliah keperawatan anak , Program Studi S1 Keperawatan ,Fakultas kesehatan, Universitas
Mitra Indonesia .Dengan selesainya laporan ini, maka tidak lupa kami mengucapkan
terimakasih kepada semua pihak yang terlibat dalam penyusunan laporan ini. Kami
menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari sempurna dan tidak luput dari kekurangan-
kekurangan, baik dari segi materi maupun teknis penulisan. Oleh karena itu saran dan kritik
yang membangun dari rekan-rekan pembaca sangat dibutuhkanuntuk penyempurnaanya.
Semoga laporan praktikum ini dapat memberikan manfaat untuk rekan-rekan yang membaca
terkait penyakit Diare
DAFTAR ISI
Halaman pengesahan…………………………………………………………………………...
Ringkasan…………………………………………………………………………………….....
Kata pengantar…………………………………………………………………………………..
Daftar isi………………………………………………………………………………………...
BAB I
PENDAHULUAN………………………………………………………………………………
a. Analisis situasi…………………………………………………………………………..
b. Perumusan masalah……………………………………………………………………..
BAB II
a. Tujuan
b. Manfaat
BAB III
BAB IV
KEGIATAN HASIL……………………………………………………………………………
BAB V
a. Simpulan………………………………………………………………………………..
b. Saran…………………………………………………………………………………....
Daftar Pustaka
Lampiran
BAB I
PENDAHULUAN
A. ANALISIS SITUASI
Diare merupakan salah satu penyakit tertua pada manusia. Karenanya tidak mengherankan
jika bahan-bahan yang digunakan untuk menyembuhkan penyakit tersebut menempati tempat
yang khusus dalam sejarah kedokteran. Dokter Sumeria pada tahun 3000 SM telah
menggunakan sediaan antidiare dari opium. Penyakit diare atau juga disebut gastroenteritis
masih merupakan salah satu masalah utama negara perkembang termasuk Indonesia
(Goodman dan Gilman, 2003). Dua penyakit yang menonjol sebagai penyebab utama
kematian pada anak kelompok umur 1 sampai 4 tahun adalah diare dan penyakit yang dapat
dicegah dengan imunisasi, yaitu campak, batuk rejan dan tetanus (Anggarini, 2004).
Gastroenteritis atau diare adalah defekasi encer lebih dari tiga kali sehari, dengan tau tanpa
darah pada tinja. Diare akut adalah diare yang terjadi mendadak pada orang yang sebelunya
sehat dan berlangsung kurang dari 2 minggu (Noerasid dkk., 1988) Angka kesakitan penyakit
diare adalah sekitar 200 – 400 kejadian di antara 1000 penduduk setiap tahunnya. Dengan
demikian di Indonesia dapat ditemukan penderita diare sekitar 60 juta kejadian setiap
tahunnya, dengan sebagian besar (70% - 80%) penderita ini adalah anak dibawah umur lima
tahun, yang disebabkan karena dehidrasi. Hal inilah yang menyebabkan sejumlah 1 2 350.000
- 500.000 anak di bawah umur 5 tahun meninggal setiap tahunnya (Noerasid dkk., 1988)
Diare sebenarnya bukan merupakan hal asing bagi masyarakat, karena sebagian besar dari
anggota masyarakat pernah menderita penyakit ini. Namun, angka kematian yang tinggi
akibat diare terutama pada bayi dan anak-anak yaitu sebesar 23,2% di wilayah Surabaya
(Zeinb , 2004). Pada banyak pasien, onset diare terjadi secara tiba-tiba tetapi tidak terlalu
parah dan dapat sembuh sendiri tanpa memerlukan pengobatan. Pada kasus yang parah,
resiko terbesar adalah dehidrasi dan ketidakseimbangan elektrolit terutama pada bayi, anak-
anak dan manula yang lemah. Oleh karena itu, terapi rehidrasi oral merupakan kunci utama
penanganan untuk pasien sakit diare akut (Zeina , 2004).
Kematian akibat diare biasanya bukan karena adanya infeksi dari bakteri atau virus, tetapi
terjadinya dehidrasi pada diare hebat yang serius disertai dengan muntah–muntah, sehingga
tubuh akan kehilangan banyak cairan tubuh. Sehingga bisa berakibat dehidrasi, asidosis,
hipokalemia yang tidak jarang akan berakhir dengan kejang dan kematian. Pada bayi dan
anak-anak kondisi ini lebih berbahaya karena cadangan intrasel dalam tubuh mereka kecil
dan cairan ekstrasel lebih mudah dilepaskan jika dibandingkan orang dewasa. Pada pasien
diare akut yang parah harus segera masuk rumah sakit untuk rawat inap, selanjutnya
dilakukan upaya pengobatan (Setiawan, 2005). Salah satu unsur penting di dalam upaya
pelayanan kesehatan adalah tersedianya obat-obatan. Hal tersebut juga disebutkan dalam
salah satu kebijakan 3 obat nasional, yaitu tercukupinya persediaan obat dan alat kesehatan
yang bermutu baik dengan penyebaran yang merata dan harga yang terjangkau oleh
masyarakat luas serta meningkatkan efisiensi, kerasionalan dan ketepatan penggunaan
(Prabowo, 1986).
B. PERUMUSAN MASALAH
Rumusan Masalah Adapun rumusan masalah dari penelitian ini adalah bagaimana pemetaan
kejadian diare di lingkungan wilayah kerja UPT Puskesmas Gedong Air.
BAB II
A. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Untuk memperoleh gambaran pemetaan kejadian diare di lingkungan wilayah Praktik
Puskrsmas Gedong Air.
2. Tujuan Khusus
b. Untuk mengetahui jenis kelamin dari pasien yang mengalami penyakit diare
c. Untuk mengetahui tempat tinggal dari pasien yang mengalami penyakit diare
B. MANFAAT
PELAKSANAAN KEGIATAN
Pengobatan adalah suatu proses yang menggambarkan suatu proses normal atau fisiologi,
dimana diperlukan pengetahuan, keahlian sekaligus berbagai 12 pertimbangan profesional
dalam setiap tahan sebelum membuat suatu keputusan (Dewi Sekar, 2009). Adapun tujuan
dari penalataksanaan diare terutama pada balita adalah: 1. Mencegah dehidrasi. 2. Mengobati
dehidrasi. 3. Mencegah ganngguan nutrisi dengan memberikan makan selama dan sesudah
diare. 4. Memperpendek lamanya sakit dan mencegah diare menjadi berat. Prinsip dari
penatalaksanaan diare Prinsip dari tatalaksana diare pada balita adalah Lintas Diare yang
didukung oleh Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) dengan rekomendasi WHO. Rehidrasi
bukan satu-satunya cara untuk mengatasi diare tetapi memperbaiki kondisi usus serta
mempercepat penyembuhan/ 14 menghentikan diare dan mencegah anak kekurangan gizi
akibat diare juga menjadi cara untuk mengobati diare untuk itu Kementrian Kesehatan telah
menyusun Lima Langkah Tuntaskan Diare (Lintas Diare) yaitu: 1. Rehidrasi menggunakan
oralit osmolaritas rendah 2. Zinc selama 10 hari berturut-turut 3. Pemberian ASI dan
makanan 4. Pemberian antibiotik sesuai indikasi 5. Nasihat pada ibu/ pengasuh anak Oralit
Oralit adalah campuran garam elektrolit yang terdiri atas Natrium klorida (NaCl), Kalium
Klorida (KCl), sitrat dan glukosa. Oralit osmolaritas rendah telah direkomedasikan oleh
WHO dan UNICEF (United Nations International Children's Emergency Fund).
B. Khalayak Kegiatan
Khalayak sasaran dari kegiatan ini adalah anak-anak di Posyandu Gedong Air Bandar
Lampung
C. Metode Kegiatan
Agar data dapat dikelompokkan secara baik, perlu dilakukan kegiatan awal sebagai
berikut.
(a) Editing, yaitu proses memeriksa data yang sudah terkumpul.
(b) Coding, yaitu kegiatan memberikan kode pada setiap data yang terkumpul.
(c) Tabulating, yaitu memasukkan data yang sudah dikelompokkan ke dalam tabel-
tabel agar mudah dipaham
BAB IV
HASIL KEGIATAN
A. Jadwal Kegiatan
Kegiatan pengabdia kepada masyarakat ini dilaksanakan pada tanggal 22 Desember 2022
Tabel 1
B. Kegiatan Penyuluhan
A. KESIMPULAN
Penyakit diare masih menjadi salah satu masalah kesehatan masyarakat yang penting, karena
merupakan penyumbang utama ketiga angka kesakitan dan kematian anak di berbagai Negara
termasuk Indonesia. Pengetahuan orang tua dan masyarakat tentang pencegahan dan
penatalaksanaan diare perlu di tingkatkan sebagai upaya pencegahan kegawatan akibat diare
pada anak. Salah satu kegiatan untuk meningkatkan pengetahuan adalah dengan penyuluhan
kesehatan dengan metode audio visual yang dinilai efektif. Selain itu juga diskusi dalam
bentuk focus group discussion (FGD) merupakan salah satu cara yang efektif agar
masyarakat aktif dalam membahas materi sehingga pengetahuan lebih mudah untuk
dipahami.
B. SARAN
Meningkatkan kegiatan penyuluhan mengenai penyakit diare dengan bantuan dokter atau
para kader puskesmas, tentang cara penularan, pencegahan, gejala, dan cara menanggulangi
penyakit diare pada balita dengan tepat. Penyuluhan mengenai pentingnya perilaku hidup
bersih dan sehat juga perlu ditingkatkan agar masyarakat mengetahui perilaku umum
kebersihan secara benar.
Penulis juga menyarankan untuk tokoh masyarakat setempat, dalam hal ini
ketua RW atau ketua RT untuk mengatur kerja bakti lingkungan minimal
diadakan seminggu satu kali dan mengadakan kegiatan desinfeksi sumur
bila terdapat sumur yang tercemar.
Amiruddin R. 2007. Current Issue Kematian Anak karena Penyakit Diare (Skripsi).
Universitas Hasanuddin Makasar. Diakses: 23 Mei 2009. Depkes RI. 2000. Buku Pedoman
Pelaksanaan Program P2 Diare. Jakarta: Depkes RI. Dewi, Vivian Nanny Lia. (2011).
Asuhan Neonatus Bayi Dan Anan Balita. Cetakan Ke 3. Selemba Medika : Jakarta. Dion,
Yohannes dan Betan, Yasinta. (2013). Asuhan Keperawatan Keluaga Konsep Dan Praktik.
Cetakan Pertama. Nuha Medika : Yokyakarta. Haumein, Basilius Funan.2008.Analisis
Spasial Kejadian Diare di Kabupaten Timor Tengah Utara Propinsi Nusa Tenggara Timur.
Thesis Yogyakarta : Pascasarjana Kedokteran-UGM. Hidayat, A. Aziz Alimul. (2011).
Metode Penelitian Keperawatan Dan Tekhnik Analisa Data. Edisi I. Salemba Medika :
Jakarta. Hidayat, A. Aziz Alimul. (2008). Pengantar Ilmu Kesehatan Anak Untuk Pendidikan
Kebidanan. Edisi I. Salemba Medika : Jakarta. Machfoedz I. 2007. Metodologi Penelitian
Bidang Kesehatan, Keperawatan, dan Kebidanan. Yogyakarta: Fitramaya. Notoatmodjo,
Soekidjo. (2010). Metodologi Penelitian Kesehatan . Rineka Cipta : Jakarta. Sumutpos.
(2013). Angak Kejadian Diare Di Sumatra Utara Pada Tahun 2013/2014. From :
http://Sumutpos.Co/2013/03/55020/Medan-TertinggiKasus-Diare. 36 Saputra, Andy (2012).
Pengertian Balita Dan Perannya, From :
Http://Fourseasonnews.Blogspot.Com/2012/05/Pengertian-Balita.html. Wawan, A dan Dewi,
M. (2010). Pengetahuan, Sikap Dan Perilaku Manusia. Nuha Medika : Yogyakarta
Widoyono. (2012). Penyakit Tropis, Epidemiologi, Penularan, Pencegahan & Pemberantasan.
Erlangga Medical Series : Jakarta. Widjaja MC. 2002. Mengatasi Diare dan Keracunan pada