Disusun Oleh:
Kelompok 2
Anggota :
Dosen Pengampuh
Sari Yanti,M.Farm.,Apt
Penulis
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................................................................
DAFTAR ISI.........................................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................................................
1.1 Latar Belakang........................................................................................................................
1.2 Rumusan Masalah...................................................................................................................
1.3 Tujuan dan Manfaat................................................................................................................
BAB II TINJAUAN PUSTAKA.............................................................................................................
2.1 Anti Diare................................................................................................................................
2.2 Penyebab Diare.......................................................................................................................
2.3 Pengobatan Diare....................................................................................................................
2.4 Anti Diare................................................................................................................................
2.5 Obat-Obat Anti Diare............................................................................................................
BAB III PENUTUP...............................................................................................................................
3.1 Kesimpulan.................................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................................................
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
d. Apakah dampak dari penerapan strategi anti diare terhadap kualitas hidup
masyarakat secara keseluruhan?
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Diare
Diare adalah kondisi yang umum dan dapat memengaruhi siapa pun, baik
anak-anak maupun orang dewasa. Biasanya, diare adalah respons tubuh terhadap
invasi patogen, dan merupakan mekanisme pertahanan alami tubuh untuk
mengeluarkan patogen yang mengganggu sistem pencernaan. Namun, dalam
beberapa kasus, diare bisa menjadi masalah serius, terutama jika tidak dikelola
dengan baik, karena dapat menyebabkan dehidrasi.
3
Pencegahan diare juga penting, terutama melalui praktik-praktik
kebersihan yang baik, seperti mencuci tangan secara teratur, menghindari
makanan atau minuman yang terkontaminasi, dan vaksinasi jika tersedia untuk
penyebab diare tertentu. Dengan perawatan yang tepat dan pencegahan yang baik,
diare dapat dikelola dengan efektif dan risiko komplikasi dapat diminimalkan.
(WHO, 2017)
4
2.2 Penyebab Diare
Diare adalah kondisi yang ditandai dengan tinja yang encer dan sering,
biasanya disertai dengan kram perut, mual, dan demam. Kondisi ini dapat
disebabkan oleh berbagai faktor, termasuk infeksi, makanan atau minuman yang
terkontaminasi, dan kondisi medis tertentu. Berikut adalah beberapa penyebab
diare yang umum:
A. Infeksi
Infeksi adalah penyebab diare yang paling umum. Infeksi dapat disebabkan oleh
virus, bakteri, atau parasit. Virus yang paling umum menyebabkan diare adalah
norovirus, sedangkan bakteri yang paling umum adalah Escherichia coli (E. coli)
dan Salmonella. Infeksi parasit yang umum termasuk Giardia dan
Cryptosporidium.Infeksi dapat menyebar melalui makanan atau minuman yang
terkontaminasi, atau melalui kontak dengan orang yang terinfeksi. Infeksi juga
dapat menyebar melalui air yang terkontaminasi atau melalui kontak dengan hewan
yang terinfeksi.
B. Makanan atau Minuman yang Terkontaminasi
Makanan atau minuman yang terkontaminasi dengan bakteri, virus, atau parasit
dapat menyebabkan diare. Contoh makanan atau minuman yang dapat
terkontaminasi meliputi daging mentah, telur mentah, produk susu yang tidak
dipasteurisasi, dan air yang tidak diolah dengan baik.
C. Kondisi Medis Tertentu
Beberapa kondisi medis tertentu juga dapat menyebabkan diare. Contohnya
termasuk:
Sindrom iritasi usus (IBS)
Penyakit Crohn
Kolitis ulseratif
Intoleransi laktosa
Penyakit celiac
5
terkontaminasi. Berikut adalah beberapa cara untuk mengobati diare:
5. Makanan: Makanan yang mudah dicerna seperti nasi, roti, dan pisang dapat
membantu mengurangi gejala diare. Hindari makanan yang sulit dicerna
seperti makanan berlemak, pedas, atau berminyak.
7
pada penyakit radang usus, obstruksi usus, dan alergi terhadap
loperamide.
Efek Samping: Beberapa efek samping yang mungkin termasuk
sembelit, mual, kram perut, pusing, dan keringat dingin.
b. Diphenoxylate/Atropine (Lomotil):
Mekanisme Kerja: Lomotil adalah kombinasi antara diphenoxylate
(sebuah opioid) dan atropine (yang mengurangi risiko penyalahgunaan).
Diphenoxylate bekerja dengan cara yang serupa dengan loperamide,
yaitu mengurangi peristaltik usus dan memperlambat gerakan tinja.
Atropine ditambahkan untuk mencegah penyalahgunaan dan overdosis.
Indikasi: Diare akut atau kronis.
Kontraindikasi: Kontraindikasi pada kasus diare yang disebabkan oleh
infeksi bakteri, penyakit radang usus, obstruksi usus, alergi terhadap
komponen obat, serta pada pasien dengan glaukoma atau gangguan
prostat.
Efek Samping: Efek samping mungkin termasuk sembelit, pusing, mual,
keringat dingin, atau mulut kering.
B. Golongan Obat Adsorben
Golongan obat adsorben adalah obat-obat yang digunakan untuk mengatasi
diare dengan cara menyerap kelebihan cairan dalam usus dan membentuk lapisan
pelindung pada mukosa usus, yang membantu mengurangi iritasi dan kehilangan
cairan. Contoh-contoh obat dalam golongan ini termasuk Attapulgite (Kaopectate)
dan Kaolin-Pectin (Kaopectate).
a. Attapulgite (Kaopectate):
Mekanisme Kerja: Attapulgite adalah sejenis tanah liat yang bekerja
dengan menyerap kelebihan cairan dalam usus dan membentuk lapisan
pelindung pada mukosa usus, mengurangi pergerakan usus dan gejala
diare.
Indikasi: Diare ringan hingga sedang, terutama yang disebabkan oleh
iritasi mukosa usus.
Kontraindikasi: Biasanya aman digunakan, tetapi harus dihindari jika
seseorang memiliki alergi terhadap komponen obat ini atau memiliki
penyakit serius pada ginjal.
8
Efek Samping: Efek samping jarang terjadi, tetapi dapat mencakup
sembelit, mual, dan kembung.
b. Kaolin-Pectin (Kaopectate):
Mekanisme Kerja: Kaolin adalah jenis tanah liat yang menyerap kelebihan
cairan dalam usus, sedangkan pektin adalah serat yang membentuk lapisan
pelindung pada mukosa usus. Kombinasi keduanya membantu mengurangi
iritasi usus dan kehilangan cairan.
Indikasi: Diare ringan hingga sedang.
Kontraindikasi: Hindari penggunaan jika ada alergi terhadap komponen
obat ini atau jika ada riwayat obstruksi usus.
Efek Samping: Efek samping yang umum adalah sembelit, dan pada
beberapa kasus, perasaan penuh.
C. Golongan Antibiotik
Obat anti-diare dalam golongan antibiotik digunakan untuk mengobati diare
yang disebabkan oleh infeksi bakteri. Berikut beberapa contoh obat antibiotik
yang digunakan untuk mengatasi diare, bersama dengan mekanisme kerja,
indikasi, kontraindikasi, dan efek samping dari masing-masing obat:
a. Ciprofloxacin:
Mekanisme Kerja: Ciprofloxacin adalah antibiotik kuinolon yang
bekerja dengan menghambat enzim DNA gyrase dalam bakteri. Ini
menghentikan perkembangan dan replikasi bakteri, sehingga membantu
mengatasi infeksi.
Indikasi: Ciprofloxacin digunakan untuk mengobati diare yang
disebabkan oleh bakteri seperti E. coli, Salmonella, atau Shigella. Juga
digunakan untuk mengobati berbagai infeksi lainnya.
Kontraindikasi: Kontraindikasi pada orang yang memiliki riwayat alergi
terhadap antibiotik kuinolon atau fluoroquinolone. Tidak boleh
diberikan kepada anak-anak dan remaja di bawah usia 18 tahun atau
wanita hamil atau menyusui.
Efek Samping: Beberapa efek samping yang mungkin terjadi termasuk
gangguan pencernaan, nyeri perut, mual, muntah, diare, dan reaksi
alergi. Dalam kasus yang jarang terjadi, ciprofloxacin juga dapat
menyebabkan masalah pada sendi, tendon, atau sistem saraf.
9
b. Azithromycin:
Mekanisme Kerja: Azithromycin adalah antibiotik makrolida yang
bekerja dengan menghambat sintesis protein dalam bakteri. Ini
menghentikan pertumbuhan dan replikasi bakteri.
Indikasi: Azithromycin digunakan untuk mengobati diare yang
disebabkan oleh bakteri tertentu, seperti Campylobacter jejuni atau
Chlamydia. Selain itu, obat ini juga digunakan untuk mengobati
berbagai infeksi lainnya, termasuk infeksi saluran pernapasan.
Kontraindikasi: Kontraindikasi pada individu dengan riwayat alergi
terhadap makrolida atau klaritromisin. Tidak boleh diberikan kepada
pasien yang memiliki gangguan fungsi hati yang signifikan.
Efek Samping: Beberapa efek samping yang mungkin terjadi adalah
gangguan pencernaan, mual, muntah, diare, dan reaksi alergi.
Azithromycin biasanya lebih ditoleransi dibandingkan beberapa
antibiotik lainnya.
10
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dalam rangka mencapai pemahaman yang lebih baik tentang pengobatan
dan pencegahan diare, makalah ini telah menjelaskan berbagai aspek yang
berkaitan dengan penggunaan obat-obatan dan tindakan anti-diare. Dari berbagai
obat-obatan yang tersedia, termasuk loperamide dan bismuth subsalicylate, kita
dapat melihat bahwa obat-obatan ini dapat efektif dalam mengurangi gejala diare
dan memperlambat pergerakan usus. Namun, penggunaan obat-obatan anti-diare
harus sesuai dengan rekomendasi dokter, dan tidak selalu diperlukan dalam semua
kasus diare.
Selain obat-obatan, penting untuk mempertimbangkan peran pola makan
dalam mengatasi diare. Menghindari makanan yang memicu diare, seperti makanan
pedas atau berlemak, serta meningkatkan asupan cairan, adalah tindakan penting
dalam mencegah dehidrasi dan mempercepat pemulihan.
Dalam mengejar penanganan diare, sangat penting untuk menilai penyebab
diare dan mencari bantuan medis jika diare berlangsung lebih lama atau disertai
gejala serius. Pengobatan harus disesuaikan dengan kondisi individu dan situasi
yang mendasarinya.
Selain itu, langkah-langkah pencegahan diare, seperti menjaga kebersihan
makanan dan minuman, vaksinasi yang sesuai, dan tindakan kebersihan pribadi,
juga berperan penting dalam mencegah terjadinya diare. Pencegahan selalu lebih
baik daripada pengobatan.
Dalam keseluruhan, upaya untuk mengatasi diare melibatkan kombinasi
strategi, termasuk penggunaan obat-obatan anti-diare yang tepat, tindakan
perubahan pola makan, dan pencegahan melalui praktik-praktik kebersihan yang
baik. Pemahaman yang lebih baik tentang kondisi ini dan pendekatan yang holistik
dapat membantu mengurangi dampak diare pada individu dan masyarakat secara
keseluruhan.
11
DAFTAR PUSTAKA
12