Anda di halaman 1dari 15

ANTI DIARE

Disusun Oleh:
Kelompok 2

Anggota :

1. Eva miranda (22151071)


2. Rahmina harahap (22151050)
3. Meza harlevi (22151044)
4. Aji nugraha (22141003)

Dosen Pengampuh
Sari Yanti,M.Farm.,Apt

PROGRAM STUDI D3 FARMASI


SEKOLAH TINGGI KESEHATAN AL-FATAH BENGKULU
TAHUN AJARAN 2023/2024
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warohmatullohi Wabarokatuh,


Diare adalah salah satu masalah pencernaan yang umum terjadi, dan dapat
memengaruhi siapa saja, baik anak-anak maupun orang dewasa. Kondisi ini
ditandai dengan frekuensi buang air besar yang tinggi dan tinja yang cair, sering
disertai dengan gejala seperti kram perut, mual, dan dehidrasi. Diare dapat
disebabkan oleh berbagai faktor, termasuk infeksi bakteri, virus, atau parasit,
intoleransi makanan, atau kondisi medis tertentu.
Dalam upaya untuk mengatasi diare dan mengurangi ketidaknyamanan yang
disebabkannya, obat-obatan anti-diare memegang peran penting. Dalam
pembahasan ini, kami akan menjelaskan berbagai jenis obat anti-diare yang
tersedia, termasuk mekanisme kerja, indikasi penggunaan, kontraindikasi, dan
potensi efek samping yang perlu diwaspadai.
Semua informasi ini bertujuan untuk memberikan pemahaman yang lebih
baik tentang obat-obatan anti-diare dan bagaimana mereka dapat membantu dalam
pengelolaan diare. Namun, penting untuk selalu berkonsultasi dengan profesional
kesehatan sebelum mengonsumsi obat-obatan apa pun, terutama jika gejala diare
berat atau berlangsung lama, untuk memastikan pengobatan yang tepat dan aman
sesuai dengan kondisi masing-masing individu.
Dengan pengetahuan yang lebih baik tentang obat anti-diare, diharapkan
kita dapat lebih efektif mengatasi masalah diare dan menjaga kesehatan pencernaan
kita.

Wassalamualaikum Warohmatullohi Wabarokatuh

Bengkulu, November 2023

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................................................
DAFTAR ISI.........................................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................................................
1.1 Latar Belakang........................................................................................................................
1.2 Rumusan Masalah...................................................................................................................
1.3 Tujuan dan Manfaat................................................................................................................
BAB II TINJAUAN PUSTAKA.............................................................................................................
2.1 Anti Diare................................................................................................................................
2.2 Penyebab Diare.......................................................................................................................
2.3 Pengobatan Diare....................................................................................................................
2.4 Anti Diare................................................................................................................................
2.5 Obat-Obat Anti Diare............................................................................................................
BAB III PENUTUP...............................................................................................................................
3.1 Kesimpulan.................................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................................................

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Diare merupakan suatu kondisi kesehatan yang ditandai dengan frekuensi
dan konsistensi tinja yang tidak normal, seringkali disertai dengan cairan yang
berlebihan. Kondisi ini dapat disebabkan oleh berbagai faktor, termasuk infeksi
bakteri, virus, atau parasit, intoleransi makanan, atau kondisi medis lainnya.
Diare dapat terjadi pada semua usia, namun anak-anak, terutama di negara-
negara berkembang, merupakan kelompok yang paling rentan terhadap
komplikasi serius akibat diare.

Diare adalah masalah kesehatan global yang signifikan. Menurut data


terbaru dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), diare masih menjadi penyebab
utama kematian anak di bawah usia lima tahun di seluruh dunia, menyebabkan
lebih dari 1,5 juta kematian setiap tahunnya. Selain itu, diare juga menjadi
penyebab penting morbiditas dan mortalitas pada kelompok usia dewasa,
terutama di daerah dengan akses terbatas terhadap air bersih dan sanitasi yang
memadai.

Pencegahan dan pengelolaan diare memerlukan pendekatan yang


komprehensif dan terkoordinasi antara sektor kesehatan, sanitasi, dan
pendidikan. Berbagai strategi telah dikembangkan dan diimplementasikan di
seluruh dunia untuk mengurangi beban diare, termasuk promosi kesehatan,
program vaksinasi, kampanye edukasi, dan upaya untuk meningkatkan akses
terhadap air bersih dan sanitasi yang layak(WHO, 2020; Kotloff et al., 2013).
1.2 Rumusan Masalah

a. Apa saja faktor penyebab utama diare dalam populasi tertentu?

b. Bagaimana pendekatan pencegahan dan intervensi dapat diterapkan secara


efektif dalam mengurangi kasus diare?

c. Bagaimana strategi anti diare dapat diimplementasikan secara berkelanjutan


dalam masyarakat?

1
d. Apakah dampak dari penerapan strategi anti diare terhadap kualitas hidup
masyarakat secara keseluruhan?

1.3 Tujuan dan Manfaat


Tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk mengkaji secara
komprehensif strategi anti diare dalam konteks kesehatan masyarakat. Makalah ini
bertujuan untuk menyediakan pemahaman mendalam mengenai berbagai aspek
terkait diare, termasuk etiologi, patofisiologi, gejala klinis, serta dampaknya pada
individu dan masyarakat. Selain itu, makalah ini bertujuan untuk mengidentifikasi
dan menganalisis strategi pencegahan dan intervensi yang terbukti efektif dalam
mengatasi masalah diare.
Makalah ini diharapkan akan memberikan manfaat signifikan bagi berbagai
pihak terkait, termasuk praktisi kesehatan, peneliti, pembuat kebijakan, dan
masyarakat umum. Manfaat dari makalah ini antara lain:
 Peningkatan Pemahaman: Makalah ini akan meningkatkan pemahaman
tentang kompleksitas masalah diare, baik dari perspektif klinis maupun
kesehatan masyarakat.
 Panduan untuk Praktisi Kesehatan: Makalah ini dapat menjadi panduan
yang berguna bagi praktisi kesehatan dalam merencanakan dan
melaksanakan intervensi untuk mencegah dan mengelola kasus diare.
 Basis untuk Kebijakan Kesehatan: Makalah ini dapat menjadi dasar bagi
pembuat kebijakan dalam merumuskan strategi dan program kesehatan
terkait pencegahan dan pengelolaan diare.
 Kontribusi terhadap Penelitian Lanjutan: Informasi yang disajikan dalam
makalah ini dapat menjadi landasan untuk penelitian lebih lanjut dalam
bidang pencegahan dan pengelolaan diare.
 Pemberdayaan Masyarakat: Makalah ini juga dapat digunakan sebagai alat
untuk edukasi masyarakat tentang pentingnya sanitasi, kebersihan, dan
upaya pencegahan diare.

2
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Anti Diare

A. Diare

Diare adalah suatu kondisi kesehatan yang ditandai oleh peningkatan


frekuensi, volume, dan kecairan tinja. Kondisi ini biasanya disebabkan oleh
infeksi virus, bakteri, atau parasit yang mengganggu fungsi normal saluran
pencernaan. Selain itu, penyebab diare juga bisa melibatkan masalah lain seperti
intoleransi makanan, alergi tertentu, penggunaan obat-obatan tertentu, dan
gangguan pencernaan. Gejala umum diare meliputi tinja yang cair atau encer,
seringnya buang air besar, kram perut, dan dalam beberapa kasus, mual serta
muntah.

Diare adalah kondisi yang umum dan dapat memengaruhi siapa pun, baik
anak-anak maupun orang dewasa. Biasanya, diare adalah respons tubuh terhadap
invasi patogen, dan merupakan mekanisme pertahanan alami tubuh untuk
mengeluarkan patogen yang mengganggu sistem pencernaan. Namun, dalam
beberapa kasus, diare bisa menjadi masalah serius, terutama jika tidak dikelola
dengan baik, karena dapat menyebabkan dehidrasi.

Dehidrasi adalah kondisi ketika tubuh kehilangan lebih banyak cairan


daripada yang diterimanya, dan ini dapat terjadi dengan cepat ketika seseorang
mengalami diare. Dehidrasi dapat mengakibatkan penurunan tekanan darah, detak
jantung yang tidak stabil, ketidakseimbangan elektrolit, dan berbagai komplikasi
serius lainnya. Anak-anak, lansia, dan individu dengan sistem kekebalan tubuh
yang lemah lebih rentan terhadap dehidrasi akibat diare.

Untuk mengatasi diare, penting untuk menjaga tubuh tetap terhidrasi


dengan minum banyak cairan, seperti air, larutan oral rehidrasi, atau minuman
elektrolit. Pemberian makanan yang tepat juga merupakan bagian penting dalam
penanganan diare. Dalam kasus-kasus diare yang berkepanjangan atau parah, atau
jika terdapat tanda-tanda dehidrasi yang serius, konsultasi dengan profesional
medis diperlukan untuk penanganan lebih lanjut.

3
Pencegahan diare juga penting, terutama melalui praktik-praktik
kebersihan yang baik, seperti mencuci tangan secara teratur, menghindari
makanan atau minuman yang terkontaminasi, dan vaksinasi jika tersedia untuk
penyebab diare tertentu. Dengan perawatan yang tepat dan pencegahan yang baik,
diare dapat dikelola dengan efektif dan risiko komplikasi dapat diminimalkan.
(WHO, 2017)

4
2.2 Penyebab Diare

Diare adalah kondisi yang ditandai dengan tinja yang encer dan sering,
biasanya disertai dengan kram perut, mual, dan demam. Kondisi ini dapat
disebabkan oleh berbagai faktor, termasuk infeksi, makanan atau minuman yang
terkontaminasi, dan kondisi medis tertentu. Berikut adalah beberapa penyebab
diare yang umum:
A. Infeksi
Infeksi adalah penyebab diare yang paling umum. Infeksi dapat disebabkan oleh
virus, bakteri, atau parasit. Virus yang paling umum menyebabkan diare adalah
norovirus, sedangkan bakteri yang paling umum adalah Escherichia coli (E. coli)
dan Salmonella. Infeksi parasit yang umum termasuk Giardia dan
Cryptosporidium.Infeksi dapat menyebar melalui makanan atau minuman yang
terkontaminasi, atau melalui kontak dengan orang yang terinfeksi. Infeksi juga
dapat menyebar melalui air yang terkontaminasi atau melalui kontak dengan hewan
yang terinfeksi.
B. Makanan atau Minuman yang Terkontaminasi
Makanan atau minuman yang terkontaminasi dengan bakteri, virus, atau parasit
dapat menyebabkan diare. Contoh makanan atau minuman yang dapat
terkontaminasi meliputi daging mentah, telur mentah, produk susu yang tidak
dipasteurisasi, dan air yang tidak diolah dengan baik.
C. Kondisi Medis Tertentu
Beberapa kondisi medis tertentu juga dapat menyebabkan diare. Contohnya
termasuk:
 Sindrom iritasi usus (IBS)
 Penyakit Crohn
 Kolitis ulseratif
 Intoleransi laktosa
 Penyakit celiac

2.3 Pengobatan Diare


Diare adalah kondisi yang ditandai dengan tinja yang encer dan sering, serta
disertai dengan kram perut, mual, dan demam. Kondisi ini dapat disebabkan oleh
infeksi virus, bakteri, atau parasit, serta konsumsi makanan atau minuman yang

5
terkontaminasi. Berikut adalah beberapa cara untuk mengobati diare:

1. Rehidrasi: Kehilangan cairan dan elektrolit akibat diare dapat


menyebabkan dehidrasi. Oleh karena itu, penting untuk mengganti cairan
yang hilang dengan minum banyak air putih, jus buah, atau minuman
elektrolit seperti oralit. Jika dehidrasi parah, mungkin perlu dilakukan
terapi cairan intravena.

2. Obat Antidiare: Obat antidiare seperti loperamide dapat membantu


mengurangi frekuensi dan keparahan diare. Namun, obat ini sebaiknya
tidak digunakan pada anak-anak di bawah usia 2 tahun atau pada orang
yang memiliki demam atau darah dalam tinja.

3. Antibiotik: Jika diare disebabkan oleh infeksi bakteri, dokter mungkin


meresepkan antibiotik untuk membunuh bakteri penyebab infeksi. Namun,
antibiotik tidak efektif untuk mengobati diare yang disebabkan oleh virus
atau parasit.

4. Probiotik: Probiotik adalah bakteri baik yang dapat membantu


mengembalikan keseimbangan bakteri di usus dan mengurangi durasi
diare. Probiotik dapat ditemukan dalam makanan seperti yoghurt atau
dalam bentuk suplemen.

5. Makanan: Makanan yang mudah dicerna seperti nasi, roti, dan pisang dapat
membantu mengurangi gejala diare. Hindari makanan yang sulit dicerna
seperti makanan berlemak, pedas, atau berminyak.

Penting untuk menghindari dehidrasi saat mengalami diare. Jika diare


berlangsung lebih dari 2 hari atau disertai dengan demam tinggi, muntah-muntah,
atau darah dalam tinja, segera konsultasikan dengan dokter.

Dalam beberapa kasus, dokter mungkin meresepkan obat-obatan lain seperti


antispasmodik atau obat antiinflamasi nonsteroid (OAINS) untuk mengurangi kram
perut dan nyeri. Namun, penggunaan obat-obatan ini harus dilakukan di bawah
pengawasan dokter.

2.4 Anti Diare


Istilah "anti-diare" mengacu pada segala sesuatu yang digunakan untuk
mencegah atau mengobati diare, yaitu kondisi di mana seseorang mengalami
6
peningkatan frekuensi dan konsistensi tinja yang sangat longgar dan cair. Anti-
diare bisa merujuk pada jenis obat-obatan, bahan alami, atau tindakan yang
bertujuan untuk mengatasi gejala diare atau mengurangi risiko terjadinya diare.
Obat-obatan anti-diare adalah jenis obat yang digunakan untuk meredakan
gejala diare atau memperlambat pergerakan usus sehingga tinja menjadi lebih
padat. Contoh obat anti-diare yang umum termasuk loperamide (Imodium) dan
bismuth subsalicylate (Pepto-Bismol). Namun, penggunaan obat anti-diare harus
sesuai dengan rekomendasi dokter dan tidak selalu diperlukan, terutama jika diare
adalah respons alami tubuh terhadap infeksi atau iritasi.
Selain obat-obatan, ada juga bahan alami dan perubahan pola makan yang
bisa dianggap sebagai tindakan anti-diare. Misalnya, menghindari makan makanan
yang mungkin memicu diare, seperti makanan pedas atau berlemak, dapat
membantu mencegah diare. Peningkatan asupan cairan juga bisa membantu
mengatasi dehidrasi yang sering terjadi akibat diare.

Penting untuk diingat bahwa penggunaan obat-obatan atau tindakan anti-diare


harus disesuaikan dengan penyebab diare dan sebaiknya dengan konsultasi dokter.
Jika diare berlangsung lebih lama atau disertai gejala berat, penting untuk mencari
perawatan medis yang sesuai

2.5 Obat-Obat Anti Diare


A. Golongan Antimotilitas
Obat anti-diare golongan antimotilitas adalah obat-obat yang digunakan
untuk mengurangi peristaltik usus dan memperlambat gerakan tinja, sehingga
membantu mengentikan diare. Contoh-contoh obat dalam golongan ini meliputi
Loperamide (misalnya Imodium) dan Diphenoxylate/atropine (misalnya Lomotil).
a. Loperamide (Imodium):
 Mekanisme Kerja: Loperamide bekerja dengan mengikat reseptor opioid
di usus, yang mengurangi peristaltik usus dan memperlambat gerakan
tinja. Hal ini menyebabkan peningkatan penyerapan air dari usus,
menghasilkan tinja yang lebih padat.
 Indikasi: Diare akut atau kronis.
 Kontraindikasi: Loperamide sebaiknya tidak digunakan pada kasus diare
yang disebabkan oleh infeksi bakteri, seperti kolera. Juga kontraindikasi

7
pada penyakit radang usus, obstruksi usus, dan alergi terhadap
loperamide.
 Efek Samping: Beberapa efek samping yang mungkin termasuk
sembelit, mual, kram perut, pusing, dan keringat dingin.
b. Diphenoxylate/Atropine (Lomotil):
 Mekanisme Kerja: Lomotil adalah kombinasi antara diphenoxylate
(sebuah opioid) dan atropine (yang mengurangi risiko penyalahgunaan).
Diphenoxylate bekerja dengan cara yang serupa dengan loperamide,
yaitu mengurangi peristaltik usus dan memperlambat gerakan tinja.
Atropine ditambahkan untuk mencegah penyalahgunaan dan overdosis.
 Indikasi: Diare akut atau kronis.
 Kontraindikasi: Kontraindikasi pada kasus diare yang disebabkan oleh
infeksi bakteri, penyakit radang usus, obstruksi usus, alergi terhadap
komponen obat, serta pada pasien dengan glaukoma atau gangguan
prostat.
 Efek Samping: Efek samping mungkin termasuk sembelit, pusing, mual,
keringat dingin, atau mulut kering.
B. Golongan Obat Adsorben
Golongan obat adsorben adalah obat-obat yang digunakan untuk mengatasi
diare dengan cara menyerap kelebihan cairan dalam usus dan membentuk lapisan
pelindung pada mukosa usus, yang membantu mengurangi iritasi dan kehilangan
cairan. Contoh-contoh obat dalam golongan ini termasuk Attapulgite (Kaopectate)
dan Kaolin-Pectin (Kaopectate).
a. Attapulgite (Kaopectate):
 Mekanisme Kerja: Attapulgite adalah sejenis tanah liat yang bekerja
dengan menyerap kelebihan cairan dalam usus dan membentuk lapisan
pelindung pada mukosa usus, mengurangi pergerakan usus dan gejala
diare.
 Indikasi: Diare ringan hingga sedang, terutama yang disebabkan oleh
iritasi mukosa usus.
 Kontraindikasi: Biasanya aman digunakan, tetapi harus dihindari jika
seseorang memiliki alergi terhadap komponen obat ini atau memiliki
penyakit serius pada ginjal.
8
 Efek Samping: Efek samping jarang terjadi, tetapi dapat mencakup
sembelit, mual, dan kembung.
b. Kaolin-Pectin (Kaopectate):
 Mekanisme Kerja: Kaolin adalah jenis tanah liat yang menyerap kelebihan
cairan dalam usus, sedangkan pektin adalah serat yang membentuk lapisan
pelindung pada mukosa usus. Kombinasi keduanya membantu mengurangi
iritasi usus dan kehilangan cairan.
 Indikasi: Diare ringan hingga sedang.
 Kontraindikasi: Hindari penggunaan jika ada alergi terhadap komponen
obat ini atau jika ada riwayat obstruksi usus.
 Efek Samping: Efek samping yang umum adalah sembelit, dan pada
beberapa kasus, perasaan penuh.
C. Golongan Antibiotik
Obat anti-diare dalam golongan antibiotik digunakan untuk mengobati diare
yang disebabkan oleh infeksi bakteri. Berikut beberapa contoh obat antibiotik
yang digunakan untuk mengatasi diare, bersama dengan mekanisme kerja,
indikasi, kontraindikasi, dan efek samping dari masing-masing obat:
a. Ciprofloxacin:
 Mekanisme Kerja: Ciprofloxacin adalah antibiotik kuinolon yang
bekerja dengan menghambat enzim DNA gyrase dalam bakteri. Ini
menghentikan perkembangan dan replikasi bakteri, sehingga membantu
mengatasi infeksi.
 Indikasi: Ciprofloxacin digunakan untuk mengobati diare yang
disebabkan oleh bakteri seperti E. coli, Salmonella, atau Shigella. Juga
digunakan untuk mengobati berbagai infeksi lainnya.
 Kontraindikasi: Kontraindikasi pada orang yang memiliki riwayat alergi
terhadap antibiotik kuinolon atau fluoroquinolone. Tidak boleh
diberikan kepada anak-anak dan remaja di bawah usia 18 tahun atau
wanita hamil atau menyusui.
 Efek Samping: Beberapa efek samping yang mungkin terjadi termasuk
gangguan pencernaan, nyeri perut, mual, muntah, diare, dan reaksi
alergi. Dalam kasus yang jarang terjadi, ciprofloxacin juga dapat
menyebabkan masalah pada sendi, tendon, atau sistem saraf.
9
b. Azithromycin:
 Mekanisme Kerja: Azithromycin adalah antibiotik makrolida yang
bekerja dengan menghambat sintesis protein dalam bakteri. Ini
menghentikan pertumbuhan dan replikasi bakteri.
 Indikasi: Azithromycin digunakan untuk mengobati diare yang
disebabkan oleh bakteri tertentu, seperti Campylobacter jejuni atau
Chlamydia. Selain itu, obat ini juga digunakan untuk mengobati
berbagai infeksi lainnya, termasuk infeksi saluran pernapasan.
 Kontraindikasi: Kontraindikasi pada individu dengan riwayat alergi
terhadap makrolida atau klaritromisin. Tidak boleh diberikan kepada
pasien yang memiliki gangguan fungsi hati yang signifikan.
 Efek Samping: Beberapa efek samping yang mungkin terjadi adalah
gangguan pencernaan, mual, muntah, diare, dan reaksi alergi.
Azithromycin biasanya lebih ditoleransi dibandingkan beberapa
antibiotik lainnya.

10
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Dalam rangka mencapai pemahaman yang lebih baik tentang pengobatan
dan pencegahan diare, makalah ini telah menjelaskan berbagai aspek yang
berkaitan dengan penggunaan obat-obatan dan tindakan anti-diare. Dari berbagai
obat-obatan yang tersedia, termasuk loperamide dan bismuth subsalicylate, kita
dapat melihat bahwa obat-obatan ini dapat efektif dalam mengurangi gejala diare
dan memperlambat pergerakan usus. Namun, penggunaan obat-obatan anti-diare
harus sesuai dengan rekomendasi dokter, dan tidak selalu diperlukan dalam semua
kasus diare.
Selain obat-obatan, penting untuk mempertimbangkan peran pola makan
dalam mengatasi diare. Menghindari makanan yang memicu diare, seperti makanan
pedas atau berlemak, serta meningkatkan asupan cairan, adalah tindakan penting
dalam mencegah dehidrasi dan mempercepat pemulihan.
Dalam mengejar penanganan diare, sangat penting untuk menilai penyebab
diare dan mencari bantuan medis jika diare berlangsung lebih lama atau disertai
gejala serius. Pengobatan harus disesuaikan dengan kondisi individu dan situasi
yang mendasarinya.
Selain itu, langkah-langkah pencegahan diare, seperti menjaga kebersihan
makanan dan minuman, vaksinasi yang sesuai, dan tindakan kebersihan pribadi,
juga berperan penting dalam mencegah terjadinya diare. Pencegahan selalu lebih
baik daripada pengobatan.
Dalam keseluruhan, upaya untuk mengatasi diare melibatkan kombinasi
strategi, termasuk penggunaan obat-obatan anti-diare yang tepat, tindakan
perubahan pola makan, dan pencegahan melalui praktik-praktik kebersihan yang
baik. Pemahaman yang lebih baik tentang kondisi ini dan pendekatan yang holistik
dapat membantu mengurangi dampak diare pada individu dan masyarakat secara
keseluruhan.

11
DAFTAR PUSTAKA

Sunoto. (1996). Peran Obat dalam Tatalaksana Diare. Majalah Kesehatan


Masyarakat Indonesia, 24(6), 359-365.
Ambari, Y. (2019). Uji Aktivitas Antidiare Ekstrak Etanol Daun Salam (Eugenia
polyantha Wight) pada Mencit Putih (Mus musculus) Jantan Galur BALB-
C. Journal of Pharmaceutical ...
World Health Organization. Implementing the new recommendation on the clinical
management of diarrhea: guidelines for policy makers and programme
managers.
Arista WN. (2010). Uji efek antidiare ekstrak buah pisang (Musa paradisiaca) pada
mencit (Mus musculus) jantan galur balb-c. Skripsi, Universitas Jember,
Jember.
Guerrant RL, Van Gilder T, Steiner T, Thielman NM, Slutsker L, Tauxe RV, et al.
Practice guidelines for the management of infectious diarrhea. Clinical.
Agustina, S., Ruslan, R. (2019). Efek Anti diare Ekstrak Etanol Daun Kelor
(Moringa oleifera L.) Pada Mencit Putih Jantan..

12

Anda mungkin juga menyukai