Oleh:
YAYASAN AL FATHAH
PROGRAM STUDI DIPLOMA III FARMASI
SEKOLAH TINGGI KESEHATAN AL-FATAH
BENGKULU
2023
BAB I
PENDAHULUA
fisik, mental, spritual maupun sosial yang memungkinkan setiap orang untuk
hidup produktif secara sosial dan ekonomis. Sumber daya di bidang kesehatan
adalah segala bentuk dana, tenaga, perbekalan kesehatan, sediaan farmasi dan alat
suatu alat atau tempat yang digunakan untuk menyelenggarakan upaya pelayanan
yang melakukan pekerjaan Kefarmasian, yang terdiri atas Apoteker dan Tenaga
Teknis Kefarmasian.
1
Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 9
Tahun 2017 Tentang Apotek, Apoteker adalah Sarjana Farmasi yang telah lulus
sebagai Apoteker dan telah mengucapkan sumpah jabatan Apoteker dan Tenaga
pekerjaan Kefarmasian, yang terdiri atas Sarjana Farmasi, Ahli Madya Farmasi
Kuantitas. Salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah dengan memberikan
pengalaman kerja kepada peserta didik melalui latihan kerja yang disebut Praktik
Praktik Kerja Lapangan (PKL) adalah suatu proses pembelajaran pada Unit
kerja secara nyata, sehingga peserta didik mendapat gambaran dan pengalaman
kerja secara langsung dan menyeluruh. Praktik Kerja Lapangan (PKL) sangat
Kegiatan praktik kerja lapangan ini sebagai penjabaran disiplin ilmu yang erat
bidang Kefarmasian di Apotek sehingga setiap bagian dari kegiatan Praktik Kerja
Apotek.
bermutu dan berkualitas baik agar mahasiwa mampu berperan sebagai Tenaga
TINJAUAN UMUM
2.1 Pengertian Apotek
5
6
kosmetika.
11. Konseling adalah suatu proses komunikasi dua arah yang sistematik
b. Perundang-Undangan Apotek
Kefarmasian.
antara lain obat, bahan baku obat, obat tradisional, dan kosmetik.
perorangan.
notaris.
4) Pelaporan terakhir.
4) Pelaporan terakhir.
a. Peta lokasi.
b. Denah bangunan.
c. Daftar SDM.
3. Sarana
Rumah Sakit.
pemberian pelayanan,
Farmasi lain, Alat Kesehatan dan BMHP dan komoditi lain dan ruang
Apotek.
a) Apoteker dan
administrasi.
undangan.
5. Pelayanan
farmasi lain, Alat Kesehatan dan BMHP yang aman, bermutu dan
patient safety.
peraturan perundang-undangan.
6. Persyaratan Produk/Proses/Jasa
a) Pelayanan resep.
undangan.
a Penilaian Kesesuaian.
melibatkan:
Izin Apotek.
b Pengawasan
terkait.
17
terhadap penyelenggaraan
pelayanan kefarmasian.
untuk:
bulan, dan
perundangundangan.
a. Lokasi
b. Bangunan
1. Penerimaan Resep
4. Konseling
6. Arsip
2. Instalasi listrik
mutasi obat, formulir catatan pengobatan pasien dan peralatan lain sesuai
atau Alat Kesehatan atas permintaan tenaga medis dan catatan pelayanan
undangan.
Daerah Kabupaten/Kota.
persyaratan.
sebagai berikut :
Kabupaten/Kota.
1) Tenaga kefarmasian
e. Paling lama dalam waktu 6 (enam) hari kerja sejak tim pemeriksa
f. Lama dalam waktu 12 (dua belas) hari kerja sejak Pemerintah Daerah
Organisasi Profesi.
Penolakan.
pemegang SIA.
1. Setiap perubahan alamat di lokasi yang sama atau perubahan alamat dan
22
SIA.
2.4.3 Penyelenggaraan
Pakai.
a. Apotek lainnya
b. Puskesmas
e. Dokter
g. Pasien
h. Masyarakat.
sediaan farmasi, alat kesehatan, dan bahan medis habis pakai dalam hal :
5. Penyerahan sediaan farmasi, alat kesehatan, dan bahan medis habis pakai
undangan.
Apoteker.
pasien.
11. Apoteker wajib melayani Resep sesuai dengan tanggung jawab dan
12. Dalam hal obat yang diresepkan terdapat obat merek dagang, maka
Apoteker dapat mengganti obat merek dagang dengan obat generik yang
sama komponen aktifnya atau obat merek dagang lain atas persetujuan
13. Dalam hal obat yang diresepkan tidak tersedia di Apotek atau pasien
tidak mampu menebus obat yang tertulis di dalam Resep, Apoteker dapat
pemilihan obatlain.
Resep.
15. Apabila dokter penulis Resep tetap pada pendiriannya, maka Apoteker
perundang-undangan.
20. Resep harus disimpan di Apotek dengan baik paling singkat 5 (lima)
tahun.
21. Resep atau salinan Resep hanya dapat diperlihatkan kepada dokter
23. Surat pesanan harus ditandatangani oleh Apoteker pemegang SIA dengan
24. Apotek dapat bekerja sama dengan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial
a. Temuan pelanggaran.
26
lainnya,
a. Persyaratan administrasi
berlaku.
a. Pemberi Layanan
b. Pengambil keputusan
28
c. Komunikator
d. Pemimpin
e. Pengelola
Professional Development/CPD).
g. Peneliti
Kefarmasian.
petunjuk yang dengan jelas tertulis kata apotek. Apotek harus dapat
penyerahan.
medikasi pasien.
4. Ruang racikan.
Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai dilakukan sesuai ketentuan
a. Perencanaan
Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai perlu diperhatikan pola penyakit,
b. Pengadaan
Perundang-undangan.
c. Penerimaan
spesifikasi, jumlah, mutu, waktu penyerahan dan harga yang tertera dalam
d. Penyimpanan
1. Obat/bahan Obat harus disimpan dalam wadah asli dari pabrik. Dalam hal
pengecualian atau darurat dimana isi dipindahkan pada wadah lain, maka
harus dicegah terjadinya kontaminasi dan harus ditulis informasi yang jelas
pada wadah baru. Wadah sekurang- kurangnya memuat nama Obat, nomor
2. Semua Obat/bahan Obat harus disimpan pada kondisi yang sesuai sehingga
5. Pengeluaran Obat memakai sistem FEFO (First Expire First Out) dan FIFO
1. Obat kadaluwarsa atau rusak harus dimusnahkan sesuai dengan jenis dan
tenaga kefarmasian lain yang memiliki surat izin praktik atau surat izin
2. Resep yang telah disimpan melebihi jangka waktu 5 (lima) tahun dapat
3. Pemusnahan dan penarikan Sediaan Farmasi dan Bahan Medis Habis Pakai
yang tidak dapat digunakan harus dilaksanakan dengan cara yang sesuai
5. Penarikan Alat Kesehatan dan Bahan Medis Habis Pakai dilakukan terhadap
f. Pengendalian
persediaan dilakukan menggunakan kartu stok baik dengan cara manual atau
Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai meliputi pengadaan (surat
pencatatan dan pelaporan akan diatur lebih lanjut oleh Direktur Jenderal.
2. Nama dokter, nomor Surat Izin Praktik (SIP), alamat, nomor telepon
dan paraf
2. Stabilitas
34
3. Kompatibilitas (ketercampuran
5. Kontra indikasi
6. Interaksi.
Medis Habis Pakai dengan maksud mencapai hasil yang pasti untuk
2. Dispensing
4. Konseling
2.7.2. Dispensing
sebagai berikut :
Obat.
atau emulsi
36
4. Memasukkan Obat ke dalam wadah yang tepat dan terpisah untuk Obat
keluarganya
8) Membuat salinan Resep sesuai dengan Resep asli dan diparaf oleh
dievaluasi dengan kritis dan dengan bukti terbaik dalam segala aspek
Informasi mengenai Obat termasuk Obat Resep, Obat bebas dan herbal.
meliputi :
penelusuran kembali dalam waktu yang relatif singkat. Hal-hal yang harus
1. Topik Pertanyaan
4. Data pasien (umur, jenis kelamin, berat badan, informasi lain seperti
laboratorium)
5. Uraian pertanyaan
6. Jawaban pertanyaan
7. Referensi
2.7.4. Konseling
fenitoin, teofilin).
pemberian lebih dari satu Obat untuk penyakit yang diketahui dapat
Anda?
Apoteker, meliputi :
pengobatan.
Kriteria pasien :
3. Adanya multidiagnosis.
merugikan.
Kegiatan :
antara lain adalah adanya indikasi tetapi tidak diterapi, pemberian Obat
tanpa indikasi, pemilihan Obat yang tidak tepat, dosis terlalu tinggi,
dosis terlalu rendah, terjadinya reaksi Obat yang tidak diinginkan atau
terjadi.
merugikan atau tidak diharapkan yang terjadi pada dosis normal yang
digunakan pada manusia untuk tujuan profilaksis, diagnosis dan terapi atau
Kegiatan :
2.8. Perpajakan
atas pertambahan nilai yang ada. Dalam metode ini, PPN dihitung dari
dikenakan pada saat pembelian obat dari PBF sebesar 10%. Setiap transaksi
PBF menyerahkan faktur pajak kepada Apotek sebagai bukti bahwa Apotek
Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) adalah pajak atas tanah dan
bangunan Apotek, besarnya pajak ditentukan oleh luas tanah dan bangunan
Apotek.
ukuran, jumlah iklan, dan wilayah pemasangan reklame. Bila iklan Apotek
< 25% dari reklame pabrik, Apotek tidak dibebani membayar pajak reklame
1. Obat Bebas
Obat bebas adalah obat yang dapat diserahkan secara bebas dan
sendiri oleh penderita atau self medication (penanganan sendiri). Obat ini
Obat bebas dapat dibeli secara bebas tanpa resep dokter, baik di
dapat membeli dalam jumlah yang sangat sedikit, seperlunya saja saat
obat dibutuhkan. Jenis zat aktif pada obat bebas relatif aman sehingga
diminum sesuai petunjuk yang tertera pada kemasan obat. Oleh karena
tanda khusus untuk obat bebas dan obat bebas terbatas. Pada kemasannya
Bodrex.
45
a) Obat tersebut hanya boleh dalam bungkus asli dari pabrik atau
pembuatnya.
P1-P6.
Contoh :
44 DT.
3. Obat Keras
a) Yaitu semua obat yang ada pada bungkus luarnya telah disebutkan
tepi Obat berwarna hitam dengan huruf K yang menyentuh garis tepi.
tidak membahayakan.
Amoxan, Cefadroxil.
adalah obat dengan nama resmi yang telah ditetapkan dalam Farmakope
48
Ada dua jenis obat generik yaitu : Obat generik bermerek dagang
dan obat generik berlogo yang dipasarkan dengan merek kandungan zat
aktifnya.
Kandungan zat aktif itu diberi nama (merek). Zat aktif amoxicillin
Lansoprazole.
cukup.
sesuai standar yang telah ditetapkan karena diawasi secara ketat oleh
Pemerintah. Hanya bedanya dengan obat bermerek lain adalah OGB ini
tidak ada biaya promosi, sehingga harganya sangat terjangkau dan mudah
didapatkan masyarakat.
49
sosialisasi ini masih berjalan walaupun tidak segencar seperti pada awal
lingkaran. Logo tersebut menunjukan bahwa OGB telah lulus uji kualitas,
a) Dinkes Provinsi.
b) Balai POM.
c) Arsip Apotek.
Prednisone, Allopurinol.
5. Narkotika
merah di atas lingkaran putih dan garis tepi merah. Menurut Undang-
adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman, baik
dalam golongan-golongan.
resep dokter, dengan menunjukkan resep asli dan resep dan dapat diulang
2009)
a. Narkotika Golongan I
lain-lain.
b. Narkotika Golongan II
51
1) Pemesanan Narkotika
pengelola apotek dengan dilengkapi nama jelas, nomor SIK, SIA, dan
narkotika saja.
2) Penyimpanan Narkotika
persyaratan yaitu :
khusus harus diletakkan di tempat yang aman dan yang tidak diketahui
oleh umum.
bahwa;
336/E/SE/1997 disebutkan :
resep asli.
c. Salinan resep dari narkotika dengan tulisan iter tidak boleh dilayani
4) Pelaporan Narkotika
paling
Farmasi;
5) Pemusnahan Narkotika
dalam hal :
b. Telah kadaluarsa
sedikit memuat :
55
b. tempat pemusnahan;
badan/sarana tersebut;
adalah :
6. Psikotropika
1997 tentang psiktropika adalah zat atau obat baik alamiah maupun
a. Psikotropika Golongan I
Methylenedioxymethamphetamin (MDMA)
b. Psikotropika Golongan II
d. Psikotropika Golongan IV
Klobazam, Lorazepam.
1) Pemesanan Psikotropika
2) Penerimaan Psikotropika
dipesan.
3) Penyimpanan Psikotropika
4) Pelayanan Psikotropika
atau salinan resep yang dibuat sendiri oleh Apotek yang obatnya
5) Pelaporan Psikotropika
1) Dinkes Provinsi.
2) Balai POM.
3) Arsip Apotek.
6) Pemusnahan Psikotropika
pemusnahan
c) Cara pemusnahan.
c) Arsip Apotek
obat wajib Apotek adalah obat keras yang dapat diserahkan pada pasien
61
8. Obat Prekusor
Prekursor adalah zat atau bahan pemula atau bahan kimia yang
Jenis Prekursor.
harus di lemari khusus untuk obat prekusor terbuat dari bahan yang kuat
9. Obat Tradisional
khasiatnya.
1. Jamu
jamu gendong.
63
Satu macam jamu bisa terbuat dari campuran 5-10 macam tanaman,
bahkan mungkin lebih. Setiap bagian tanaman mulai dari akar, batang,
tahun.
dari ekstrak atau sari bahan alam dapat berupa tanaman obat, sari
sebelum diperjualbelikan.
3. Fitofarmaka
Bedanya, fitofarmaka adalah jenis obat bahan alam yang efektivitas dan
terstandar seperti OHT, tapi produk fitofarmaka harus melewati satu lagi
baik.
selain itu kepuasan pasien akan bertambah hal ini akan meningkatkan Citra
1. Lokasi
ada.
b. Senyum sapa
c. Monitoring pasien
d. Evaluasi
3. Kerja Sama
Kesehatan yang lainnya seperti Apotek bekerja sama dengan Apotek lain,