Disusun Oleh:
1. Icha Wahyuni Oktavia (30317031)
2. Riski Endah Putrianti (30317063)
Disetujui Oleh:
Neli Silvia Ningrum S.Farm., Apt. Kumala Sari P.D.W., M.Farm., Apt.
Mengetahui,
Segala puji dan syukur kami panjatkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat dan hidayah serta inayah-Nya, sehingga pelaksanaan dan penyusunan Laporan Praktek
Pelaksanaan dan penyusunan Laporan Praktek Kerja Lapangan ini merupakan salah satu
syarat untuk memenuhi Tugas Akhir Praktek Kerja Lapangan D3 Farmasi Institut Ilmu
Kesehatan Bhakty Wiyata Kediri, Jawa timur. Praktek Kerja Lapangan ini berlangsung pada
Kami menyadari bahwa dalam pelaksanaan dan penyusunan Laporan Praktek Kerja
Lapangan ini, banyak menghadapi kesulitan, namun berkat kemauan dan kerja keras serta
bimbingan, bantuan dan dukungan dari berbagai pihak, maka laporan ini dapat terselesaikan.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak terdapat
kekurangan, untuk itu penulis senantiasa mengharapkan saran dan kritik yang dapat
membangun demi kesempurnaan laporan PKL ini.Semoga laporan PKL ini dapat bermanfaat
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
belajar bagi mahasiswa farmasi dalam situasi dunia kerja yang nyata, khususnya
Kesehatan Departemen Kesehatan RI tahun 2003 dan Program Pendidikan DIII Farmasi
kompetensi bilamana sudah lulus dari jenjang akademi siap untuk menerapkan serta
sanga tmenentukan dalam pengembangan sumber daya manusia.Di sisi lain, kesehatan
juga merupakan kewajiban, di mana setiap orang harus berperilaku hidup sehat untuk
dimana kesehatan tersebut menyangkut semua aspek kehidupan baik dari fisik, mental
maupun sosial ekonomi.Kesehatan sendiri adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa
dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup secara sosial dan ekonomis.
Pengadaan obat dan distribusi obat merupakan salah satu bentuk pelayanan
kesehatan.Oleh kerena itu, apotik menjadi salah satu pendistribusi obat keberadaannya
Apotek memiliki dua fungsi yaitu sebagian bentuk unit pelayanan kesehatan
apotek yang menyediakan baik obat – obatan maupun alat kesehatan yang dibutuhkan
oleh masyarakat.
tentang ketentuan dan tata cara pemberian izin Apotek, memberikan batasan tentang
Apotek yaitu suatu tempat penyaluran pembekalan farmasi kepada masyarakat. Dalam
hal ini pembekalan farmasi yang dimaksud adalah obat, bahan obat, obat asli
kesehatan, maka dituntut juga kemampuan para petugas dalam pelayanan kefarmasian
kepada masyarakat. Dengan demikian pada dasarnya kaitan tugas pekerjaan farmasis
demi dicapainya produk kerja yang memenuhi syarat ilmu pengetahuan kefarmasian,
sasaran jenis pekerjaan yang dilakukan serta hasil kerja akhir yang seragam, tanpa
semacam otoritas dalam berbagai aspek obat atau profesi kefarmasian yang tidak
dimiliki oleh tenaga kesehatan yang dikelompokkan profesi, telah diakui secara
penyediaan bahan baku obat dalam arti luas, membuat sediaan jadinya sampai dengan
pekerjaan profesi farmasis tidak kehilangan bentuk, tetap menjadi seorang ahli dalam
bidang obat. Pasien menikmati layanan profesional dari seorang farmasis dalam
obatnya.
atau bersama – sama dalam suatu organisasi untuk memelihara dan meningkatkan
dilakukan oleh pemerintah atau swasta, dalam bentuk pelayanan perorangan atau
satu sama lain membentuk suatu jaringan yang saling terkait menjadi satu kesatuan
Suatu sistem pelayanan kesehatan dikatakan baik, bila struktur dan fungsi
persyaratan, yaitu : tersedia, adil dan merata, tercapai, terjangkau, dapat diterima,
berkesinambungan.
lapangan.
1. Mahasiswa dapat secara langsung menerapkan bekal ilmu dan pengetahuan di dunia kerja
2. Melatih calon ahli madya farmasi agar mampu menyesuaikan diri dengan lingkungan
kerja.
TINJAUAN PUSTAKA
pelayanan obat atas resep dokter, pelayanan informasi obat, serta pengembangan obat,
sediaan farmasi, produksi sediaan farmasi, distribusi atau penyaluran sediaan farmasi, dan
1. Untuk mendapatkan izin apotek, apotek/apoteker yang bekerja sama dengan pemilik
sarana yang telah memenuhi persyaratan harus siap dengan tempat, perlengkapan termasuk
persediaan farmasi dengan perbekalan lainya yang merupakan milik sendiri atau milik
pihak lain.
2. Sarana apotek dapat didirikan pada lokasi yang sama dengan kegiatan pelayanan
3. Apotek dapat melakukan kegiatan pelayanan komoditi lainnya di luar sediaan farmasi.
Beberapa persyaratan yang harus diperhatikan dalam pendirian sebuah apotek adalah :
a. Tempat / Lokasi
Menurut Menteri Kesehatan RI No. 278 Tahun 1981 dinyatakan bahwa yang
dimaksud dengan lokasi apotek adalah tempat bangunan apotek didirikan, lokasi apotek
yang baru atau berpindah, jumlah dan jarak minimal antar apotek ditetapkan oleh Menteri
Kesehatan.
pemerataan pelayanan kesehatan adalah jumlah penduduk, jumlah dokter yang praktek,
sarana pelayanan kesehatan lainnya, hygiene lingkungan dan faktor-faktor yang terkait
setelah adanya otonomi daerah maka faktor jarak sudah tidak dipermasalahkan lagi.
b. Bangunan
apotek. Berdasarkan Keputusan Menkes No. 278 Tahun 1981, bangunan apotek harus
1. Dinding harus kuat dan tahan air, permukaan sebelah dalam rata, tidak mudah
2. Langit-langit harus terbuat dari bahan yang tidak mudah rusak dan permukaan
memadai.
4. Lantai tidak boleh lembab, terbuat dari ubin atau bahan lain yang memadai.
Bangunan apotek harus memiliki ventilasi dan sanitasi yang baik, serta memenuhi
Harus ada alat pemadam kebakaran sekurang-kurangnya dua buah dan masih
Apotek harus memasang papan nama yang terbuat dari seng atau bahan lainnya
yang memadai dengan ukuran minimal panjang 60 cm, tebal 5 cm, dan lebar 55 cm,
papan nama harus memuat nama apotek, nama APA, nomor surat izin apotek
c. Perlengkapan Apotek
Menurut Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 278 Tahun 1981, yang dimaksud
pengelolaan apotek.
Pada Bab IV Pasal 7 Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 278 Tahun 1981, suatu apotek
g. Farmakope Indonesia dan Ekstra Farmakope Indonesia edisi terbaru serta buku
a. Apoteker Pengelola Apotek ( APA ) adalah apoteker yang telah diberi surat izin
apotek ( SIA ).
pengelola apotek dan menggantikannya pada jam-jam tertentu pada hari buka
apotek.
selama apoteker pengelola apotek tersebut tidak berada di tempat lebih dari 3 bulan
berturut-turut, telah memiliki surat ijin kerja, dan tidak bertindak sebagai apoteker
Sedangkan tenaga lainnya yang diperlukan untuk mendukung kegiatan di apotek terdiri dari :
pengeluaran uang.
3. Pegawai tata usaha adalah petugas yang melaksanakan administrasi apotek dan
A. Perencanaan
Dalam membuat perencanaan pengadaan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan
Medis Habis Pakai perlu diperhatikan pola penyakit, pola konsumsi, budaya dan
kemampuan masyarakat.
B. Pengadaan
C. Penerimaan
jumlah, mutu, waktu penyerahan dan harga yang tertera dalam surat pesanan dengan
D. Penyimpanan
1. .Obat/bahan Obat harus disimpan dalam wadah asli dari pabrik. Dalam hal
pengecualian atau darurat dimana isi dipindahkan pada wadah lain, maka harus
dicegah terjadinya kontaminasi dan harus ditulis informasi yang jelas pada wadah
baru. Wadah sekurangkurangnya memuat nama Obat, nomor batch dan tanggal
kadaluwarsa.
2. Semua Obat/bahan Obat harus disimpan pada kondisi yang sesuai sehingga terjamin
4. Pengeluaran Obat memakai sistem FEFO (First Expire First Out) dan FIFO (First In
First Out)
5. Obat-obat yang termasuk dalam psikotropika dan narkotika harus disusun dan disimpan
secara terpisah dengan obat-obat yang lain dikarenakan ada pelaporan khusus yang harus
kita serahkan ke dinas kesehatan setiap bulannya. Obat narkotika dan psikotropika
disimpan pada almari narkotika dan psikotropika yang terbuat dari kayu dengan
ukuran 40x80x120. Almari ini diberi kunci ganda dan diletakkan menempel pada
lantai.
E. Pemusnahan
1. Obat kadaluwarsa atau rusak harus dimusnahkan sesuai dengan jenis dan bentuk
sediaan.
Apoteker dan disaksikan oleh tenaga kefarmasian lain yang memiliki surat izin praktik
atau surat izin kerja. Pemusnahan dibuktikan dengan berita acara pemusnahan
2. Resep yang telah disimpan melebihi jangka waktu 5 (lima) tahun dapat dimusnahkan.
Pemusnahan Resep dilakukan oleh Apoteker disaksikan oleh sekurang-kurangnya
petugas lain di Apotek dengan cara dibakar atau cara pemusnahan lain yang dibuktikan
F. Pengendalian
kebutuhan pelayanan, melalui pengaturan sistem pesanan atau pengadaan, penyimpanan dan
persediaan dilakukan menggunakan kartu stok baik dengan cara manual atau elektronik. Kartu
stok sekurang kurangnya memuat nama Obat, tanggal kadaluwarsa, jumlah pemasukan, jumlah
Pencatatan dilakukan pada setiap proses pengelolaan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan,
dan Bahan Medis Habis Pakai meliputi pengadaan (surat pesanan, faktur), penyimpanan (kartu
stock), penyerahan (nota atau struk penjualan) dan pencatatan lainnya disesuaikan dengan
kebutuhan.
Pelaporan terdiri dari pelaporan internal dan eksternal. Pelaporan internal merupakan
pelaporan yang digunakan untuk kebutuhan manajemen Apotek, meliputi keuangan, barang dan
laporan lainnya.
OBAT
Obat adalah bahan atau paduan bahan, termasuk produk biologi yang digunakan
untuk mempengaruhi atau menyelidiki sistem fisiologi atau keadaan patologi dalam
. Bahan Obat adalah bahan baik yang berkhasiat maupun tidak berkhasiat yang
digunakan dalam pengolahan obat dengan standar dan mutu sebagai bahan baku
1) Obat Jadi
Yakni obat dalam keadaan murni atau campuran dlam bentuk serbuk, cairan,
salep, tablet, pil, suppositoria atau bentuk lain yang mempunyai teknis sesuai dengan
2) Obat Paten
Yakni Obat jadi dengan nama dagang yang terdaftar atas nama si pembuat yang
dikuasakannya dan dijual dalam bungkus asli dari pabrik yang memproduksinya.
3) Obat Baru
Yakni obat yang terdiri atau berisi zat, baik sebagai bagian yang berkhasiat,
ataupun yang tidak berkhasiat, misalnya lapisan, pengisi, pelarut, pembantu atau
komponen lain, yang belum dikenal sehingga tidak diketahui khasiat dan
kegunaannya.
4) Obat Asli
Yakni obat yang didapat langsung dari bahan- bahan alamiah Indonesia, terolah
tradisional.
5) Obat Esensial
terbanyak dan tercantum dalam Daftar Obat Esensial yang ditetapkan oleh Menteri
Kesehatan.
6) Obat Generik
Adalah obat dengan nama resmi yang ditetapkan dalam Farmakope Indonesia
untuk zat berkhasiat yang dikandungnya (Soetopo Seno, dkk. 2003, hal: 8)
Menkes/ Per/ X/ 1999 yang kini telah diperbaiki dengan Permenkes RI nomor 949/
Menkes/ Per/ VI/ 2000. Penggolongan obat ini terdiri dari obat bebas, obat bebas terbatas,
obat wajib apotek, obat keras, psikotropika dan narkotika (Permenkes RI nomor 949/
a) Obat Bebas
Obat bebas adalah obat yang dapat dijual kepada umum tanpa resep dokter,
tidak termasuk dalam daftar narkotika, psikotropika, obat keras, obat bebas terbatas
hijau dengan garis tepi warna hitam, seperti terlihat pada gambar tersebut (S.K
Obat bebas terbatas termasuk dalam daftar “W”, dalam bahasa Belanda “W” singkatan
Pengertian obat bebas terbatas adalah obat keras yang dapat diserahkan
sebagai berikut :
1. Obat hanya boleh dijual dalam bungkusan asli dari pabriknya atau
pembuatnya.
; Iliadin,ZincPro
; Insto, Ketomed
; Dulcolax, Sulfanilamide
; Borraginol, Superhoid
bebas terbatas berupa lingkaran berwarna biru dengan garis tepi berwarna hitam,
c) Obat Keras
Obat Keras atau obat daftar “G” menurut bahasa Belanda “G” singkatan “
Gevaarlijk” artinya berbahaya, maksudnya obat dalam golongan ini berbahaya jika
1. Semua obat yang pada bungkus luarnya oleh si pembuat disebutkan bahwa
2. Semua obat yang dibungkus sedemikian rupa yang nyata dipergunakan secara
manusia.
4. Semua obat yang tercantum dalam daftar obat keras : obat itu sendiri dalam
substansi dan semua sediaan yang mengandung obat itu, terkecuali apabila
“Lingkaran bulat berwarna merah dengan garis tepi berwarna hitam dengan huruf K
yang menyentuh garis tepi”, seperti yang terlihat pada gambar berikut (Kepmenkes
a. Narkotika
adalah obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman, baik sintetis maupun semi
sintetis, yang dapat menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran, hilangnya rasa,
Golongan I
Golongan I adalah narkotika yang hanya dapat digunakan untuk tujuan pengembangan ilmu
pengetahuan dan tidak digunakan dalam terapi, serta mempunyai potensi sangat tinggi
mengakibatkan ketergantungan.
Opium mentah
Golongan II
Golongan II adalah narkotika yang berkhasiat pengobatan digunakan sebagai pilihan
terakhir dan dapat digunakan dalam terapi dan / atau untuk tujuan pengembangan ilmu
Morfina
Opium
Petidina
Golongan III
Golongan III adalah narkotika yang berkhasiat pengobatan dan banyak digunakan dalam
terapi dan / atau tujuan pengembangan ilmu pengetahuan serta mempunyai potensi ringan
mengakibatkan ketergantungan.
b. Psikotropika
adalah obat, baik alamiah maupun sintetis bukan Narkotika, yang berkhasiat
psikoaktif melalui pengaruh selektif pada susunan saraf pusat yang menyebabkan
Golongan I
adalah psikotropika yang hanya dapat digunakan untuk tujuan ilmu pengetahuan dan
tidak digunakan dalam terapi, serta mempunyai potensi amat kuat mengakibatkan
sindroma ketergantungan.
MDMA
Meskalina
Psilosibina
Golongan II
Golongan II adalah psikotropika yang berkhasiat pengobatan dan dapat digunakan dalam
terapi dan / atau ilmu pengetahuan serta mempunyai potensi kuat mengakibatkan
Amfetamin
Metakualon
Metamfetamin
Golongan III
Golongan III adalah psikotropika yang berkhasiat pengobatan dan banyak digunakan
dalam terapi dan / atau untuk tujuan ilmu pengetahuan serta mempunyai potensi sedang
Amobarbital
Flurnitrazepam
Pentobarbital
Siklobarbital
Golongan IV
Golongan IV adalah psikotropika yang berkhasiat pengobatan dan sangat luas digunakan
dalam terapi dan / atau untuk tujuan ilmu pengetahuan serta mempunyai potensi ringan
Sanmag
Proclozam 10mg
Analsik
c. Prekursor
adalah zat atau bahan pemula atau bahan kimia yang dapat digunakan sebagai bahan
baku/ penolong untuk keperluan proses produksi industri farmasi atau produk antara,
norephedrine/phenylpropanolamine.
Contoh obat
Aldisa SR 120 mg
Rhinos 60 mg
Tradosik 50mg
Tremenza 60mg
Untuk memesan barang atau obat dengan golongan Obat Bebas (OB) dan
Obat Keras (OK). Surat pesanan regular atau biasa terdiri dari dua rangkap, rangkap yang
pertama berwarna putih untuk ke Pedagang Besar Farmasi (PBF) dan rangkap yang kedua
berwarna putih untuk Pedagang Besar Farmasi (PBF), dan rangkap kedua berwarna merah
Kimia Farma. Surat pesanan narkotika terdiri dari empat rangkap dengan warna yang
berbeda yaitu warna putih untuk Pedagang Besar Farmasi (PBF) Kimia Farma, warna biru
untuk Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), warna merah muda untuk DINKES
1. Fungsi Apotek
Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 51 Tahun 2009, tentang tugas dan fungsi
apotek adalah :
jabatan Apoteker;
b. Sarana yang digunakan untuk melakukan Pekerjaan Kefarmasian;
antara lain obat, bahan baku obat, obat tradisional, dan kosmetik; dan
pengelolaan obat, pelayanan obat atas resep dokter, pelayanan informasi obat,
2. Peranan Apotek
dan menyalurkan obat dan perbekalan farmasi lainnya yang dibutuhkan oleh
usaha pemerintah untuk menyediakan obat secara merata dan dengan harga yang dapat
C.Organisasi Apotek
Dalam pengelolaan apotek yang baik, sistem organisasi yang jelas merupakan salah
satu faktor yang dapat mendukung keberhasilan suatu apotek. Oleh karena itu dibutuhkan
adanya garis wewenang dan tanggung jawab yang jelas dan saling mengisi, disertai dengan
job description (pembagian tugas) yang jelas pada masing-masing bagian didalam struktur
organisasi tersebut.
2. Personil Apotek
Personil apotek merupakan faktor penting dan perlu diperhatikan dalam menentukan
kelangsungan sebuah apotek karena personil apotek merupakan pelaku utama segala
Apoteker dapat dibantu oleh Apoteker Pendamping dan/atau Tenaga Teknis Kefarmasian.
kompetensi profesi, memiliki ijazah dari institusi pendidikan sesuai peraturan perundang-
undangan, Surat Tanda Registrasi Apoteker (STRA) dan Surat Izin Praktik Apoteker
1. Pelayanan Resep
Resep yang lengkap harus ada nama, alamat dan nomor ijin praktek dokter, tempat
dan tanggal resep, tanda R/ pada bagian kiri untuk tiap penulisan resep, nama obat dan
jumlahnya, kadang-kadang cara pembuatan atau keterangan lain (iter, prn, cito) yang
dibutuhkan, aturan pakai, nama pasien, serta tanda tangan atau paraf dokter.
Bagian penerimaan
Diterima Ditolak
harga
Pengambilan obat
Pembayaran obat
Prosedur :
dan prekusor
c. Identifikasi pasien penerima resep psikotropika, narkotika dan prekusor verifikasi saat
penyerahan obat.
Pengendalian obat psikotropika, narkotika dan prekusor melalui tertib administrasi kartu stok
Langkah – Langkah
Menandai resep narkotika dengan garis bawah berwarna merah, dan Psikotropika
berwarna biru
Menulis nama pasien, nomor resep, tanggal resep, cara pakai sesuai permintaan pada resep
Obat diberi wadah yang sesuai dan diperiksa kembali kesesuaian jenis dan jumlah obat
Mencatat pengeluaran obat pada kartu stok dan buku bantu penyerahan obat psikotropika
dan narkotika
yang langsung dan bertanggung jawab kepada pasien berkaitan dengan Sediaan Farmasi,
Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai dengan maksud mencapai hasil yang pasti
pengkajian Resep;
dispensing;
konseling;
Pelayanan Kefarmasian di rumah (home pharmacy care);
A. Pengkajian Resep
pertimbangan klinis.
b. nama dokter, nomor Surat Izin Praktik (SIP), alamat, nomor telepon dan
paraf; dan
b. stabilitas
d. reaksi Obat yang tidak diinginkan (alergi, efek samping Obat, manifestasi
klinis lain);
f. interaksi.
Jika ditemukan adanya ketidaksesuaian dari hasil pengkajian maka Apoteker harus
B. Dispensing
emulsi.
dalam pemberian informasi mengenai Obat yang tidak memihak, dievaluasi dengan kritis
dan dengan bukti terbaik dalam segala aspek penggunaan Obat kepada profesi kesehatan
Informasi mengenai Obat termasuk Obat Resep, Obat bebas dan herbal. Informasi
meliputi dosis, bentuk sediaan, formulasi khusus, rute dan metoda pemberian,
Kefarmasian yang bersifat kunjungan rumah, khususnya untuk kelompok lansia dan
pasien dengan pengobatan penyakit kronis lainnya. Jenis Pelayanan Kefarmasian di rumah
E. Konseling
perubahan perilaku dalam penggunaan Obat dan menyelesaikan masalah yang dihadapi
pasien.
tingkat kepatuhan pasien dinilai rendah, perlu dilanjutkan dengan metode Health Belief
Model. Apoteker harus melakukan verifikasi bahwa pasien atau keluarga pasien sudah
Merupakan proses yang memastikan bahwa seorang pasien mendapatkan terapi Obat
yang efektif dan terjangkau dengan memaksimalkan efikasi dan meminimalkan efek
c. Adanya multidiagnosis.
Merupakan kegiatan pemantauan setiap respon terhadap Obat yang merugikan atau
tidak diharapkan yang terjadi pada dosis normal yang digunakan pada manusia untuk
SWAMEDIKASI
Swamedikasi adalah pemilihan dan penggunaan obat modern, herbal, maupun obat
tradisional oleh seorang individu untuk mengatasi penyakit atau gejala penyakit.
Swamedikasi berarti mengobati segala keluhan pada diri sendiri dengan obat-obat yang
sederhana yang dibeli bebas di apotik atau toko obat atas inisiatif sendiri tanpa nasehat
dokter (Rahardja,2010).
dengan keluhan yang dirasakannya dan mengetahui kegunaan obat yang diminum.
3. Tepat dosis, pelaku swamedikasi dapat menggunakan obat secara benar meliputi cara
4. Tepat waktu (Lama pengobatan terbatas), pelaku swamedikasi mengetahui kapan harus
menggunakan obat dan batas waktu menghentikannya untuk segera meminta pertolongan
5. Waspada efek samping, pelaku swamedikasi mengetahui efek samping yang timbul pada
METODE SWAMEDIKASI
· W : Who is the patient and what are the symptoms (siapakah klien dan apa gejalanya)
Yang kedua dikembangkan oleh Derek Balon, seorang farmasis di london yaitu
ASMETHOD
· S : Self or someone else (dirinya sendiri atau orang lain yang sakit)
· M : Medication (regularly taken on preskription or OTC) (Pengobatan yang sudah
PIO SWAMEDIKASI
Kimia Farma merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang farmasi atau healt care
company tertua di Indonesia. Sebagai perusahaan farmasi kimia farma memproduksi berbagai
macam obat untuk memenuhi dan menjamin masyarakat. Selain memproduksi produk obat,
kimia farma juga mendistribusikan obat melalui jaringan apotek dank link kimia farma yang
Apotek Kimia Farma Trenggalek terletak di Jl. Soekarno Hatta no.27 kelutan, kabupaten
Trenggalek, kec.Trenggalek. provinsi Jawa Timur, dengan letak yang strategis dan mudah
ditemukan. Apotek Kimia Farma Trenggalek mempunyai Apoteker dan mempunyai 4 asisten
Tujuan PT. Kimia Farma (Persero) Tbk adalah turut serta dalam melaksanakan dan
nasional pada umumnya, khususnya kegiatan usaha dibidang industri kimia, farmasi,
biologi, dan kesehatan serta industri makanan dan minuman. Selain itu juga bertujuan
untuk mewujudkan PT. Kimia Farma (persero) Tbk, sebagai salah satu pemimpin pasar
PT. Kimia Farma (Persero) Tbk. merupakan salah satu badan usaha milik negara
kefarmasian di Indonesia.
1) Visi
yang sinergis.
2) Misi
inovatif
kesehatan lainnya
APOTEKER
KORTEK
APOTEKER :
Neli Silvia Ningrum, S.Farm., Apt
KORTEK :
Santika Pratiwi
1. Pengertian Apoteker
yang bekerja di suatu farmasi, baik farmasi rumah sakit atau industri farmasi. Berfokus
pada efektivitas serta keamanan penggunaan obat, seorang apoteker memiliki tugas
menjalani Pekerjaan Kefarmasian, yang terdiri atas Sarjana Farmasi, Ahli Madya
3. Tugas Apoteker :
d. Memeriksa kembali resep-resep yang telah dilayani dan laporan-laporan obat yang
ditanda tangani.
g. Pelaporan Sipnap
h. Pemesanan Obat
i. Pengadaan
e. Penyusunan resep-resep menurut nomor urut dan tanggal yang dibendel menjadi
satu penyimpanannya .
Pengelolaan sediaan farmasi dan perbekalan kesehatan adalah suatu proses yang
merupakan suatu siklus kegiatan yang dimulai dan perencanaan, pengadaan, penerimaan,
barang di apotek dengan permintaan atau pengeluaran barang sehingga tidak terjadi
1. Perencanaan
Perencanaan adalah suatu proses kegiatan seleksi sediaan farmasi dan perbekalan
kesehatan untuk menentukan sediaan farmasi dan perbekalan kesehatan sesuai dengan
jumlah, jenis, dan waktu yang tepat. Tujuan perencanaan untuk pengadaan obat adalah :
1) Mendapatkan jenis dan jumlah sediaan farmasi dan perbekalan kesehatan yang sesuai
kebutuhan.
defekta dan analisis pareto. Buku defekta adalah buku yang berisi nama obat-obat yang
stoknya telah mencapai jumlah minimal atau sama sekali telah kosong. Buku defekta
menjadi salah satu acuan bagi petugas di bagian pemesanan saat akan melakukan
pemesanan barang. Buku defekta dapat diisi kapan saja, misalnya pada saat melakukan
pelayanan resep dan ternyata obat yang tertulis pada resep telah habis stoknya, maka dapat
Pola peresapan
2. Pengadaan
Pengadaan adalah suatu proses kegiatan yang bertujuan agar tersedianya sediaan
farmasi dengan jumlah dan jenis yang cukup sesuai dengan kebutuhan pelayanan.
Pengadaan barang apotek baik berupa obat dan perbekalan farmasi lainnya dilakukan
1) Pemesanan barang atau order dilakukan pleh TTK berdasarkan catatan yang ada.
2) Cara pemesanan barang dari PBF dilakukan dengan menuliskan surat pesanan(SP)
yang ditanda tangani oleh Apoteker sehingga ada tanggung jawab penuh terhadap
obat yang akan di beli. Berbagai macam SP yang dilakukan di Apotek Kimia Farma
regular.
3. Penerimaan
tujuan pengirim, kesesuaian barang yang datang dengan faktur dan SP(surat
pesanan). Kesesuaian meliputi : nama barang, jumlah barang, satuan, harga, diskon,
dan nama PBF atau nama apotek pengirim, serta mengecek masa kadaluarsanya.
Faktur diperiksa tanggal pesan dan tanggal jatuh temponya, lalu ditandatangani dan
dicap oleh Apoteker pengelola Apotek atau Asisten Apoteker atau TTK(Tenaga Teknis
Kefarmasian).
Kemudian faktur yang telah ditanda tangani tersebut dimasukkan kedalam format
pembelian.
4. Penyimpanan
menempatkan sediaan farmasi dan perbekalan kesehatan yang diterima pada tempat
yang aman dan dapat menjamin mutunya. Bila ditaruh di lantai harus di atas palet, di
tata rapi di atas rak atau lemari khusus (untuk narkotika dan psikotropika).
Barang yang telah diperiksa oleh petugas penerimaan barang, disimpan sesuai
tempatnya masing-masing serta mencatat tanggal, bulan dan tahun barang masuk,
nomor penerimaan barang, jumlah obat yang masuk, sisa obat setelah penambahan
serta paraf petugas penerima pada kartu stok. Jika ternyata obat yang ada pada wadah
masih banyak maka obat yang baru datang disimpan di gudang. Penyimpanan
perbekalan farmasi dikelompokkan berdasarkan sistem FIFO ( first in first out) dan
lain sistem saraf pusat, sistem pencernaan, sistem pernafasan, alergi, hormon,
3) Sediaan steril seperti obat tetes mata, obat tetes telinga dan infus disimpan pada
lemari yang sama, begitu juga dengan sediaan semisolid seperti salep, krim dan gel.
5) Obat generik berlogo maupun obat produk PT. Kimia Farma disimpan pada lemari
tersendiri.
6) Obat golongan narkotika dan psikotropika disimpan pada lemari tertutup yang
jika kurang dari ini maka almari tersebut harus dilekatkan pada tembok atau lantai.
Lemari khusus tidak boleh terlihat oleh umum, dan harus disimpan ditempat yang
aman. Kunci dari almari harus dikuasai penanggung jawab apotek atau pegawai
yang dikuasai.
7) Obat loss, yaitu obat yang langsung diambil dari wadah atau kemasan aslinya
Biasanya wadah atau kemasan obat loss berupa wadah plastik besar dimana tablet
8) Obat yang masuk pada kategori fast moving disimpan dibagian depan dekat dengan
9) Obat bebas, obat bebas terbatas, suplemen makanan, kosmetik dan alat kesehatan,
5. Pengendalian
Pengendalian dilakukan untuk mempertahankan jenis dan jumlah persediaan
penyimpanan dan pengeluaran. Hal ini dilakukan bertujuan agar tidak terjadinya
selama 3 bulaan terakhir dan tidak ada pengeluaran dari gudang sejak 3 bulan.
6. Penyaluran
Trenggalek dilakukan terhadap pelayanan resep dokter dan pelayanan non resep yang
meliputi obat-obat HV (Hand Verkoop) atau OTC (Over The Counter), UPDS
(Upaya Pengobatan Diri Sediri), kosmetik, dan alat kesehatan. Penjualan dapat
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Setelah melakukan Praktek Kerja Lapangan di Apotek Kimia Farma Trenggalek, maka
Penyimpanan obatnya menurut Farmakologi, FIFO dan FEFO serta disusun menurut
2) Obat yang sering dibeli masyarakat dipisah dan dinamakan obat-obatan fast moving,
mempunyai tiga prinsip dalam melakukan pelayanan : Cepat, Tepat dan Ramah.
4.2 Saran
1. Sebaiknya Apotek Kimia Farma Trenggalek rutin melakukan pemeriksaan obat guna
menghindari kekosongan obat dan melakukan pemesanan obat jauh-jauh hari untuk
menghindari keterlambatan dalam pengadaan obat jika obat tidak tersedia di PBF maka
DAFTAR PUSTAKA
Syamsuni, 2006. Farmasetika Dasar Dan Hitungan Farmasi. Penerbit Buku Kedokteran
EGC: Jakarta.
LAMPIRAN
APOTEKER
KORTEK
(Kordinasi teknis)
1) Psikotropika
2) Narkotika
Lainnya
Lampiran 5 : Etiket
Lampiran 6 : Surat Pesanan
1. SP Narkotika
2. SP Psikotropika
No. ……
1. Sp Narkotika
2. Sp Psikotropika
3. Sp Prekusor
4. Sp OOT (
3.SP Reguler
4.SP Prekursor
NO.SP:KFA/TGLK/PREK/
No SIPA : 19950718/SIPA_406.022/2019/2021
Alamat :………………………………………….
No.Telepon :………………………………………….
Trenggale, ………………………………
Pemesan
SIPA: 19950718/SIPA_406.022/2019/2021
5.SP OOT (Obat-Obat Tertentu )
NO.SP:KFA/TGLK/OOT/
No SIPA : 19950718/SIPA_406.022/2019/2021
Alamat : ………………………………………….
No.Telepon : ………………………………………….
Trenggale, ………………………………
Pemesan
SIPA: 19950718/SIPA_406.022/2019/2021