FAKULTAS FARMASI
INSTITUT KESEHATAN MEDISTRA LUBUK PAKA M
Jl. Sudirman No. 38 Lubuk Pakam
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI
APOTEKER
Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas selesainya Buku
Panduan Praktek Kerja Profesi Apoteker ini yang merupakan revisi Buku Panduan Praktek
Kerja Profesi Apoteker (PKPA) Program Studi Apoteker tahun 2018 yang dapat digunakan
sebagai pedoman bagi mahasiswa maupun pembimbing dalam melaksanakan kegiatan
Praktek Kerja Profesi Apoteker baik Farmasi Komunitas/Apotek, Farmasi Rumah Sakit,
ataupun Farmasi Industri.
Terima kasih diucapkan kepada Ibu Romauli Anna Teresia Marbun, S.Farm, M.Si selaku
Dekan Fakultas Farmasi Institut Kesehatan Medistra, atas masukan yang diberikan dan
seluruh tim penyusun buku panduan ini.
Penulis merasa buku ini masih belum sempurna, maka diharapkan masukan dan saran dari
Bapak dan Ibu untuk perbaikan buku ini.
Daftar Isi............................................................................................. ii
Daftar Lampiran......................................................................... iv
Lampiran
DAFTAR TABEL
Tata tertib ini disusun sebagai pedoman mahasiswa Fakultas Farmasi Institut Kesehatan
Medistra untuk dapat berbuat, bertindak dan berperilaku sesuai dengan aturan yang ada di
tempat PKPA (Rumah Sakit) serta diharapkan dapat menunjang kelancaran pelaksanaan dan
keberhasilan tugas di lapangan dan mengatur kegiatan mahasiswa selama kegiatan
operasional di lokasi PKPA.
Adapun tata tertib mahasiswa selama mengikuti PKPA adalah sebagai berikut:
1. Sebelum berangkat ke lokasi PKPA, mahasiswa wajib mengikuti semua kegiatan
pembekalan yang diadakan sesuai dengan jadwal yang ditetapkan.
2. Selama mengikuti PKPA mahasiswa wajib:
a. Mengikuti seluruh proses kegiatan sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan.
b. Melaksanakan tugas-tugas dengan penuh rasa tanggungjawab dan dedikasi tinggi
baik.
c. Membina kerjasama yang baik sesama mahasiswa, masyarakat di lingkungan
melakukan tugas PKPA.
d. Mematuhi pengisian daftar hadir beserta pengesahan dari instansi seperti yang
terangkum dalam buku pedoman PKP mahasiswa Program Pendidikan Profesi
Apoteker Fakultas Farmasi Institut Kesehatan Medistra Lubuk Pakam.
e. Menyusun laporan yang mendapat persetujuan dari pembimbing.
f. Mahasiswa wajib menyelesaikan laporan sebelum pindah ke bidang yang lain (tidak
diperkenankan pindah ke bidang lain sebelum laporan ini selesai).
3. Selama mengikuti PKPA mahasiswa dilarang melakukan sesuatu yang dapat berakibat
mencemarkan nama baik almamater.
4. Pelanggaran terhadap tata tertib dapat menjadikan mahasiswa ditunda kelulusannya.
BAB I
PENDAHULUAN
Ketika Apoteker mengucapkan sumpah/janji demi Allah, Tuhan Yang Maha Kuasa,
sesungguhnya telah terjadi kesepakatan kerja kemanusiaan, sebuah hubungan timbalbalik
antara Apoteker dengan Masyarakat: masyarakat mempercayakan sepenuhnya otoritas
penanganan obat kepada apoteker, sebaliknya, apoteker dengan sadar menerima
tanggungjawab atas kepercayaan itu dengan kompetensi dan komitmen.
Hubungan timbal balik ini harus senantiasa terpelihara oleh karena hubungan timbalbalik
inilah satu-satunya justifikasi paling relevan bagi penyelenggaraan Program Studi
Pendidikan Profesi Apoteker (PSPA). Perguruan Tinggi Farmasi mempunyai tugas dan
tanggung jawab membekali para mahasiswanya dengan kompetensi sesuai standar.
Kompetensi adalah kemampuan kerja yang mencakup aspek pengetahuan, keterampilan
dan/atau keahlian serta sikap kerja yang relevan dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku. Bagi Apoteker, kompetensi harus senantiasa terpelihara dan terjaga
tetap up to date sepanjang karier, organisasi profesi IAI ikut memastikannya melalui program
Sertifikasi/Resertifikasi dan Uji Kompetensi Apoteker Indonesia. Komitmen adalah bahwa
apoteker telah berketetapan hati akan senantiasa berusaha menjalankan tugas dengan sebaik-
baiknya sesuai martabat dan tradisi luhur jabatan kefarmasian.
Dalam upaya menghasilkan apoteker yang berkemampuan sesuai standar, PSPA Fakultas
Farmasi Institut Kesehatan Medistra membekali para mahasiswanya dengan beragam
kemampuan mencakup aspek pengetahuan dan aspek keterampilan dan/atau keahlian.
Pembekalan kemampuan mencakup aspek keterampilan dan/atau keahlian dilaksanakan
melalui Praktek Pelayanan Kefarmasian di Laboratorium Farmasi Komunitas dan Praktek
Kerja Profesi Apoteker (PKPA).PKPA terdiri dari PKPA di Farmasi Komunitas/Apotek yang
berbobot 4 SKS atau setara dengan 160 jam yang bersifat wajib, PKPA di rumah sakit atau
industri yang berbobot 4 SKS atau setara 160 jam yang bersifat pilihan wajib.
Peran apoteker dalam praktek kefarmasian yang digariskan oleh WHO (nine
StarsPharmacist)meliputi:
1. Care giver. Pemberi pelayanan di industri dalam bentuk informasi obat, efek
samping obat, informasi analitis mengenai hal yang berhubungan dengan obat dll,
kepada para dokter, sejawat dan profesi kesehatan lain.
2. Dicision maker. Pengambil keputusan yang tepat untuk mengefisiensikan dan
mengefektifkan sumber daya yang ada seperti pengendalian bahan awal dan obat
jadi, alokasi dana yang sesuai dengan kebutuhan, operasi mesin-mesin produksi,
pemanfaatan sumber daya manusia dan strategi yang tepat dalam memasarkan dan
memperkenalkan obat kepada masyarakat.
3. Communicator. Mampu berhubungan dan berkomunikasi secara internal maupun
eksternal, oleh karena itu ia harus mempunyai kemampuan berkomunikasi yang baik,
secara lisan maupun tulisan yang diwujudkan dalam bentuk leaflet/brosur.
4. Leader. Pemimpin yang berani mengambil keputusan dalam menghadapi berbagai
permasalahan ;
5. Manager. Pengelola seluruh sumber daya yang ada dan dapat mengakumulasikannya
untuk meningkatkan kinerja dari waktu ke waktu;
6. Life-long-learner. Belajar terus-menerus dan melakukan interaksi yang baik dengan
rekan-rekan sejawat di industri farmasi untuk meningkatkan pengetahuan dan
kemampuan;
7. Teacher. Bertanggung jawab untuk memberikan pendidikan dan pelatihan mengenai
hal-hal yang berhubungan dengan dunia kefarmasian kepada sejawat apoteker dan
tenaga kesehatan lainnya
8. Reseach. Penemuan dan pengembangan obat-obatan yang lebih baik.
9. Entrepreneur. Berwirausaha dalam mengembangkan kemandirian serta membantu
mensejahterakan masyarakat.
BAB II
PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER (PKPA) RUMAH SAKIT
Praktek Kerja Profesi Apotek (PKPA) Program Studi Profesi Apoteker (PSPA) adalah
suatu bentuk pendidikan dengan cara memberikan pengalaman belajar bagi mahasiswa
apoteker untuk mempelajari, memahami dan berpartisipasi secara langsung yang menyangkut
pekerjaan kefarmasian di rumah sakit. PKPA PSPA ini memberi kesempatan kepada
mahasiswa apoteker untuk mengaplikasikan ilmu yang diperoleh di perguruan tinggi. PKPA
PSPA merupakan wujud relevansi antara teori yang didapat selama perkuliahan dengan
praktek kefarmasian di lapangan. PKPA ini dipandang perlu karena perkembangan
pelayanan di bidang kesehatan terus berkembang akibat perkembangan sosial masyarakat.
pola penyakit berubah seiring dengan perkembangan status sosial ekonomi. Konsep link and
match antara teori dan kondisi di lapanangan menjadi salah satu dasar pentingnya
pelaksanaan PKP. selain itu pengalaman di lapangan menjadi salah satu bahan pembelajaran
bagi mahasiswa.
Kompetensi, capaian pembelajaran, materi serta kegiatan yang diharapkan diperoleh oleh
mahasiswa yang mengikuti PKPA di rumah sakit adalah sebagai berikut:
Tabel 2.1. Aktivitas/Kegiatan yang dilaksanakan oleh peserta PKPA di Rumah Sakit adalah sebagai berikut:
Pelayanan farmasi klinis 1. Mampu menganalisa adanya 1. Pelayanan informasi obat 1. Mempelajari Pelayanan informasi
masalah terkait obat. dan konseling obat dan konseling
2. Mampu mendapatkan informasi 2. Therapeutic Drug 2. Mempelajari Therapeutic Drug
mengenai seluruh obat/sediaan Monitoring (TDM) Monitoring (TDM)
farmasi lain yang pernah dan 3. Therapeutic Drug 3. Mempelajari Therapeutic Drug
sedang digunakan, riwayat Monitoring (TDM): Monitoring (TDM): Monitoring Efek
pengobatan dapat diperoleh dari Monitoring Efek Samping Samping Obat MESO, interaksi obat
wawancara atau data rekam medik Obat (MESO), interaksi 4. Mempelajari penanganan obat
atau pencatatan penggunaan obat obat cytotoxic oleh petugas terlatih dengan
pasien. 4. Penanganan obat cytotoxic ruangan penanganan cytotoxic
3. Mampu membandingkan instruksi oleh petugas terlatih diberlakukan peraturan pembatasan
pengobatan dengan obat yang telah dengan ruangan akses
didapat pasien. penanganan cytotoxic 5. Mempelajari Total Parenteral
4. Mampu melaksanakan kegiatan diberlakukan peraturan Nutrition (TPN) dan IV admixture
penyediaan dan pemberian pembatasan akses 6. Mempelajari Drug Utility Evaluation
informasi, rekomendasi obat yang 5. Total Parenteral Nutrition (DUE)
independen, akurat, tidak bias, (TPN) dan IV admixture 7. Mempelajari Rational Drug Use
terkini dan komprehensif yang 6. Drug Utility Evaluation (RDU)
dilakukan oleh apoteker kepada (DUE) 8. Mempelajari produksi dan kontrol
dokter, apoteker, perawat, profesi 7. Rational Drug Use (RDU) kualitas
kesehatan lainnya serta pasien dan 8. Produksi dan kontrol 9. Mempelajari farmakoekonomi
pihak lain di luar rumah sakit. kualitas 10. Mempelajari pelayanan farmasi
5. Mampu melaksanakan aktivitas 9. Farmakoekonomi bangsal
pemberian nasihat atau saran terkait 10. Pelayanan farmasi bangsal 11. Mempelajari Patient Safety
terapi Obat dari Apoteker 11. Patient Safety (Medication (Medication Error)
(konselor) kepada pasien dan/atau Error) 12. Mempelajari pelayanan farmasi rawat
keluarganya. Konseling untuk 12. Pelayanan farmasi rawat jalan
pasien rawat jalan maupun rawat jalan 13. Mempelajari pengendalian infeksi
inap di semua fasilitas kesehatan 13. Pengendalian infeksi (misalnya infeksi nosokomial)
dapat dilakukan atas inisitatif (misalnya infeksi 14. Mempelajari pelayanan farmasi klinik
Apoteker, rujukan dokter, nosokomial) lainnya
keinginan pasien atau keluarganya. 14. Pelayanan farmasi klinik 15. Mempelajari teknik rekonsiliasi obat
6. Mampu melaksanakan kegiatan lainnya 16. Mempelajari dispensing dan teknik
kunjungan ke pasien rawat inap 15. Teknik rekonsiliasi obat aseptis
yang dilakukan Apoteker secara 16. Dispensing dan teknik 17. Mempelajari pengelolaan gas medis
mandiri atau bersama tim tenaga aseptis
kesehatan untuk mengamati kondisi 17. Pengelolaan gas medis
klinis pasien secara langsung, dan
mengkaji masalah terkait obat,
memantau terapi obat dan reaksi
obat yang tidak dikehendaki,
meningkatkan terapi obat yang
rasional, dan menyajikan informasi
obat kepada dokter, pasien serta
profesional kesehatan lainnya.
7. Mampu memastikan terapi obat
yang aman, efektif dan rasional
bagi pasien.
8. Mampu memantau setiap respon
terhadap obat yang tidak
dikehendaki, yang terjadi pada
dosis lazim yang digunakan pada
manusia untuk tujuan profilaksis,
diagnosa dan terapi.
9. Mampu mengevaluasi penggunaan
obat yang terstruktur dan
berkesinambungan secara kualitatif
dan kuantitatif.
10. Mampu melakukan dispensing
sediaan steril di instalasi farmasi
dengan teknik aseptik untuk
menjamin sterilitas dan stabilitas
produk dan melindungi petugas dari
paparan zat berbahaya serta
menghindari terjadinya kesalahan
pemberian obat.
11. Mampu menginterpretasi hasil
pemeriksaan kadar obat tertentu
atas permintaan dari dokter yang
merawat karena indeks terapi yang
sempit atau atas Usulan dari
apoteker kepada dokter.
Pengelolan CSSD Mampu mengelola CSSD 1. Ruang lingkup CSSD 1. Mempelajari ruang lingkup CSSD
2. Jenis dan macam- 2. Mempelajari jenis dan macam-macam
macam sterilisasi sterilisasi
Pengelolaan limbah 1. Mampu melakukan 1. Penanganan limbah 1. Mempelajari penanganan limbah
penanganan limbah cytotoxic cytotoxic cytotoxic
2. Mampu melakukan 2. Penanganan limbah 2. Mempelajari penanganan limbah
penanganan limbah IFRS yang IFRS yang lain IFRS yang lain
lain
3.4. Pelaksanaan PKPA Rumah Sakit
1. Praktek Kerja Profesi Rumah sakit dilaksanakan di salah satu rumah sakit dengan
ketentuan sbb:
a. Rumah sakit tipe A dan B
b. Rumah sakit tipe C, dan harus yang memiliki Tim Farmasi dan Terapi
c. Bersedia dan mampu menjadi tempat PKPA
d. Dapat membimbing sesuai dengan pedoman PTF
e. Bersedia dan mampu menjadi tempat PKPA
f. Mempunyai reputasi yang baik
g. Satu SKS PKPA setara dengan 8 jam perhari selama 5 hari kerja atau 40 jam
perminggu
2. Bobot PKPA di Rumah Sakit sebesar 6 SKS atau setara dengan 240 jam. 1 SKS setara
dengan 40 jam kerja perminggu
3. Pembimbing adalah Apoteker yang bekerja di instalasi farmasi rumah sakit atau
Apoteker yang terlibat langsung dalam pengelolaan perbekalan farmasi di rumah
sakit.
7. Seminar draft Laporan dan Tugas KhUsus dimaksudkan sebagai evaluasi pelaksanaan
PKPA dan perbaikan-perbaikan untuk menjadi laporan setelah disetujui oleh
Pembimbing dan disahkan oleh Dekan/Ketua Program Studi. Laporan digunakan
sebagai bahan Ujian Komprehensif.
Pembimbing PKPA :
Tanda tangan
No. Hari/Tanggal Kegiatan
Pembimbing I Pembimbing II
Disetujui oleh Ketua Program Studi
BAB V
PELAKSANAAN SEMINAR
a. Seminar dengan alokasi waktu sekitar 30 menit bagi setiap seminaris, dengan perincian:
5-10 menit untuk presentasi,
20-25 menit untuk diskusi dan tanya-jawab,
c. Seminar dipimpin oleh Ketua merangkap anggota penguji dan Sekretaris merangkap
anggota penguji.
d. Seminar dapat dihadiri oleh para staf pengajar/dosen, dan para mahasiswa PSPA FF
Institut Kesehatan Medistra Lubuk Pakam.
g. Cara penilaian :
Masing-masing penguji memberikan nilai kepada masing-masing mahasiswa
Nilai akhir seminar adalah nilai rata-rata dari masing-masing penguji kemudian
dikonfersikan ke huruf
Dibuat berita acara pelaksanaan seminar
Lampiran 1. Penilaian Seminar Hasil Praktek Kerja Profesi
PENILAIAN SEMINAR HASIL PRAKTEK KERJA PROFESI
DI ..................................................................
Kemampuan mempertahankan
2. argumentasi 3
4. Laporan 1
5. 1
Jumlah 10
(…………………………….)
Catatan :
Nilai akhir seminar adalah nilai rata-rata dari masing-masing penguji
kemudian dikonfersikan ke huruf.
Lampiran 2. Rekapitulasi Nilai Seminar Hasil Praktek Kerja Profesi
Jumlah
…………………. (Angka)
Nilai Akhir *
…………………. (Huruf)
Medan,
Tim Penguji
Sekretaris, Ketua,
( ) ( )
Catatan :
*) Nilai Akhir (Angka) adalah jumlah nilai dibagi jumlah penguji
Nilai Akhir (Huruf) adalah sebagai berikut :
A = 80 – 100
B+ = 75 – 79
B = 70 – 74
C+ = 65 – 69
C = 60 – 64
Tidak Lulus < 60
Lampiran 3. Berita Acara Pelaksanaan SeminarHasil Praktek Kerja Profesi
BERITA ACARA PELAKSANAAN SEMINAR
HASIL PRAKTEK KERJA PROFESI
DI . . . . . . . . . . . . . .
1. 4.
2. 5.
3. 6.
Sekretaris, Ketua,
(. . . . . . . . . . . . . . . . . .) (. . . . . . . . . . . . . . . . . )
Lampiran 4. Nilai Praktek Kerja Profesi
NILAI PRAKTEK KERJA PROFESI
DI . . . . . . . . . . . . . . . . . .
Nama : . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . NIM :....................
No. KOMPONEN BOBOT NILAI NILAI
(B) (N) USAHA
(BXN)
I PERSONALITY
1.1.Penampilan / Etika 1 …… ……..
1.2.Kehadiran 1 …… ……..
II KEGIATAN PROFESI
2.1. Aktifitas 2 …… ……..
Kemampuan menerima materi, argumentasi
pada diskusi, interaksi dengan kelompok.
2.2. Tugas mandiri / kelompok 2 …… ……..
2.3. Seminar / pos test 2 …… ……..
( )
Pedoman Penilaian :
Rentang nilai Huruf Bobot Kesimpulan
80-100 A 4 Lulus
75-79 B+ 3,5 Lulus
70-74 B 3 Lulus
65-69 C+ 2,5 Lulus
60-64 C 2 Lulus
60 Tidak Lulus
Lampiran 5. Format Laporan PKPA Rumah Sakit
Halaman Judul
Lembar Pengesahan
Kata Pengantar
Daftar Isi
Daftar Lampiran
Ringkasan
BAB I. Pendahuluan
1.1 Latar Belakang
1.2 Tujuan
1.3 Manfaat
1.4 Pelaksanaan Kegiatan
BAB II. TINJAUAN UMUM RUMAH SAKIT
2.1 Uraian Rumah Sakit
2.1.1 Defenisi Rumah Sakit
2.1.2 Visi dan Misi Rumah Sakit
2.1.3 Tugas dan Fungsi Rumah Sakit
2.1.4 Klasifikasi Rumah Sakit
2.1.5 Struktur Organisasi Rumah Sakit
2.2 Tim Farmasi dan Terapi
2.3 Instalasi Farmasi Rumah Sakit IFRS
2.3.1 Tugas dan Fungsi IFRS
2.3.2 Sumber Daya Manusia IFRS
2.4 Standar Pelayanan Kefarmasian di Rumah Sakit
2.5 Instalasi CSSD
BAB III. TINJAUAN KHUSUS RUMAH SAKIT
3. 1 Sejarah
3. 2 Visi dan Misi
3.3 Struktur Organisasi
3.4 Instalasi Farmasi
3.4.1 Sistem Pelayanan Perbekalan Farmasi dan Alat Kesehatan
3.4.2 Sistem Pelayanan Farmasi Klinis
3.5 Instalasi CSSD (disesuaikan dengan rumah sakit)
BAB IV. PEMBAHASAN
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN
1.1 Kesimpulan
1.2 Saran
Daftar Pustaka
Lampiran
Tugas KhUsus (jika ada)
Keterangan:
1. Pedoman penulisan naskah menggunakan format yang tercantum dalam petunjuk
penulisan skripsi Fakultas Farmasi Institut Kesehatan Medistra Lubuk Pakam
2. Lembar pengesahan berisi dua tanda tangan berturut-turut: Pembimbing dari
tempat PKPA dan dari Fakultas Farmasi serta disahkan oleh Dekan Fakultas
Farmasi Institut Kesehatan Medistra
3. Ringkasan berisi: tujuan, tanggal pelaksanaan, jumlah jam efektif, serta uraian
singkat dan terinci dari kegiatan PKP. Format penulisan sama dengan abstrak pada
penulisan skripsi
4. Format penulisan tugas khUsus sama dengan format dokumentasi di apotek,
rumah sakit atau industri
Lampiran 6. Contoh Halaman Judul
di
Nama Instansi
Kota
Disusun oleh:
di
Nama Instansi
Kota
Laporan ini disusun untuk melengkapi salah satu syarat untuk memperoleh gelar Apoteker
pada Fakultas Farmasi Institut Kesehatan Medistra Lubuk Pakam
Disusun oleh:
Nama Instansi
Kota
Pembimbing,
Dekan,