Anda di halaman 1dari 5

KFT (Komite Farmasi dan Terapi) dan SMF (Staf Medik Fungsional)

FARMASI SOSIAL

Oleh :
Amelia Kurnia

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN


BORNEO CENDEKIA MEDIKA PANGKALAN BUN
TAHUN AKADEMIK 2016/2017

KOMITE / PANITIA FARMASI DAN TERAPI RUMAH SAKIT


Ditingkat pusat dibentuk Komite Nasional dan Terapi yang anggotanya terdiri dari unsur
Depkes, organisasi terkait, yang membantu Menteri Kesehatan dalam menangani masalah
Kefarmasian dan Terapi yang ada di Rumah Sakit.
Direktur Rumah Sakit berkewajiban membentuk Komite Farmasi dan Terapi yang
anggotanya terdiri dari para dokter dan apoteker yang bertugas di Rumah Sakit. Komite ini
bertugas membantu Direktur dalam menentukan kebijakan penggunaan obat dan pengobatan.
Sekretaris Komite Farmasi dan Terapi adalah Apoteker yang bertugas di Rumah Sakit. Bagi
Rumah Sakit yang belum memiliki Apoteker bila dijumpai permasalahan kefarmasian dirujuk
kepada Komite Farmasi san Terapi Rumah Sakit terdekat.
A. Panitia Farmasi dan Terapi
Panitia Farmasi dan Terapi (PFT) menurut Kepmenkes No. 1197/Menkes/SK/X/2004 adalah
organisasi yang mewakili hubungan komunikasi antara staf medik dan staf farmasi. Anggotanya
terdiri dari dokter yang mewakili spesialisasi-spesialisasi yang ada di rumah sakit (sekurang
kurangnya terdiri dari 3 dokter) dan apoteker yang mewakili farmasi rumah sakit, serta tenaga
kesehatan lainnya. Keanggotaan PFT terdiri dari 8-15 orang. Semua anggota tersebut mempunyai
hak suara yang sama.
Ketua Panitia Farmasi & Terapi dipilih dari dokter yang ada. Jika ada ahli Farmakilogi klinik
maka sebagai ketua. Sekretaris Apoteker dari IFRS. Mengadakan rapat secara teratur sedikitnya 2
(dua) bulan sekali. Untuk RS besar 1(satu) bulan sekali.
B. Tugas Komite Farmasi dan Terapi Rumah Sakit
Memberikan rekomendasi dalam pemilihan penggunaan obat obatan.
Menyusun Formularium yang menjadi dasar dalam penggunaan obat obatan di RS dan

apabila perlu dapat diadakan perubahan secara berkala.


Menyusun Standart Terapi bersama sama dengan staf medik.
Melaksanakan evaluasi penulisan resep dan penggunaan obat generik bersama sama

dengan Instalasi Farmasi Rumah Sakit.


C. Tujuan KFT
Menerbitkan kebijakan mengenai pemilihan obat, penggunaan obat serta evaluasinya.
Melengkapi sttaf fungsional di bidang kesehatan dengan pengetahuan terbaru yang
berhubungan dengan obat dan penggunaan obat sesuai dengan kebutuhan.
D. Fungsi dan ruang lingkup KFT
Mengembangkan Formularium dan merevisinya.

Dasar Pemilihan Obat pada efek terapi, keamanan serta harga obat, juga minimalisasi

duplikasi tipe obat.


Mengevaluasi untuk menyetujui atau menolak produk obat baru atau dosis obat yang

diusulkan anggota staf medis.


Menetapkan pengelolaan obat yang digunakan di RS termasuk Kategori Khusus.
Membantu IFRS dalam mengembangkan tinjauan kebijakan dan peraturan mengenai

penggunaan obat secara lokal atau nasional.


Mengkaji Medical record terhadap standart diagnosa dan terapi, guna peningkatan

rasionalitas penggunaan obat.


Mengumpulkan dan meninjau laporan efek samping obat.
Menyebarkan Ilmu pengetahuan yang menyangkut obat kepada staf medis dan perawat.
E. Kewajiban Panitia Farmasi dan Terapi / KFT
Memberi rekomendasi pada pimpinan RS utk mencapai budaya pengelolaan &

penggunaan obat secara rasional.


Mengkoordinir pembuatan pedoman diagnosis & terapi, formularium RS, Pedoman

Penggunaan Antibiotika, dll.


Melaksanakan pendidikan dlm bidang pengelolaan & penggunaan obat terhadap pihak2

lain.
Melaksanakan pengkajian pengelolaan & penggunaan obat & memberikan umpan balik

atas pengkajian tersebut.


F. Struktur PFT / KFT

STAF MEDIK FUNGSIONAL


Struktur organisasi rumah sakit umumnya terdiri atas Badan Pengurus
Yayasan, Dewan Pembina, Dewan Penyantun, Badan Penasehat, dan Badan
Penyelenggara. Badan Penyelenggara terdiri atas direktur, wakil direktur, komite
medik, satuan pengawas, dan berbagai bagian dari instalasi. Sebuah rumah
sakit bisa memiliki lebih dari seorang wakil direktur, tergantung pada besarnya
rumah sakit. Wakil direktur pada umumnya terdiri atas wakil direktur pelayanan
medik, wakil direktur penunjang medik dan keperawatan, serta wakil direktur
keuangan dan administrasi. Staf Medik Fungsional (SMF) berada di bawah
koordinasi komite medik. SMF terdiri atas dokter umum, dokter gigi, dan dokter
spesialis dari semua disiplin yang ada di suatu rumah sakit. Komite medik
adalah adalah wadah nonstruktural yang keanggotaannya terdiri atas ketuaketua SMF.

A. Struktur SMF

SMF dikelompokkan sesuai dengan keahliannya, dipimpin seorang ketua yang dipilih oleh
anggota kelompoknya untuk masa bakti tertentu.
SMF melaksanakan

Diagnosis,
Pengobatan,
Pencegahan akibat penyakit,
Peningkatan dan pemulihan kesehatan,
Penyuluhan kesehatan,
Pendidikan dan pelatihan serta
Penelitian dan pengembangan

Anda mungkin juga menyukai