Oleh:
JURUSAN FARMASI
2017
LEMBAR PENGESAHAN LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN
Oleh:
Afiatun Fitriani (P2.06.30.1.14.001)
Merlina Pudjawati Aulia (P2.06.30.1.14.020)
Putri Yunita Nurjanah (P2.06.30.1.14.025)
Ratna Sekar Arum (P2.06.30.1.14.027)
Laporan Praktek Kerja Lapangan ini telah diterima, disetujui dan disahkan
menjadi syarat menyelesaikan mata kuliah Praktek Kerja Lapangan
Disetujui oleh:
Pembimbing I Pembimbing II
Mengetahui,
Ketua Jurusan Farmasi
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan
Kerja Lapangan di Apotek Kimia Farma RSIA Karmini tepat pada waktunya.
Laporan Praktik Kerja Lapangan ini diajukan untuk memenuhi salah satu
mendapatkan arahan, bimbingan, dan nasihat serta dukungan baik moril maupun
Tasikmalaya.
Tasikmalaya.
iii
7. Seluruh staf dosen Program Studi Farmasi Poltekkes Kemenkes
Tasikmalaya.
8. Seluruh staf pegawai Apotek Kimia Farma RSIA Karmini yang telah
dalam proses penyusunan Laporan Praktik Kerja Lapangan (PKL) ini yang
Penyusun menyadari bahwa di dunia ini tidak ada yang sempurna selain
Allah SWT, begitupun dengan penyusunan Laporan Praktek Kerja Lapangan (PKL)
ini yang masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, kritik saran yang
membangun sangat penyusun harapkan untuk perbaikan dimasa yang akan datang.
Akhir kata, semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Amin.
Penyusun
iv
DAFTAR ISI
Halaman
PRAKATA ........................................................................................................iii
II.1.1 Definisi.............................................................................................. 6
v
II.2 Standar Pelayanan Kefarmasian di Apotek ......................................... 8
vi
DAFTAR TABEL
Halaman
vii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar III.1 Struktur Organisasi Apotek Kimia Farma RSIA Karmini ....... 23
viii
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
ix
BAB I
PENDAHULUAN
unit pelayanan kesehatan, apotek juga dapat berfungsi sebagai penyedia obat
dana yang dipergunakan untuk usaha tersebut cukup besar. Maka dari itu untuk
Kesehatan atau juga dengan sesama apotek lainnya. Apotek menjadi salah satu
farmasi di apotek.
1
Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
35 tahun 2014 bahwa pelayanan kefarmasian pada saat ini telah bergeser
kefarmasian yang terdiri atas Apoteker dan tenaga teknis kefarmasian. Oleh
karena itu, tenaga farmasi merupakan tenaga kesehatan yang berperan penting
tujuan akhir terapi sesuai harapan dan terdokumentasi dengan baik. Tenaga
itu Tenaga kefarmasian dalam menjalankan praktik harus sesuai standar yang
ada untuk menghindari terjadinya hal tersebut. Tenaga kefarmasian juga harus
2
Kimia Farma Tasikmalaya, agar saat kita bekerja di instansi yang serupa tidak
I.2 Tujuan
1) Tujuan Umum
RSIA Karmini.
2) Tujuan Khusus
kesehatan.
I.3 Manfaat
1) Bagi Mahasiswa
RSIA Karmini
3
c. Mengetahui proses perhitungan dan kalkulasi biaya di Apotek Kimia
2) Bagi Instansi
kefarmasian
kefarmasian
3) Bagi Apotek
4) Bagi Masyarakat
bagian yaitu pukul 07.00 s.d 14.30 WIB, dan pukul 14.00 s.d 21.00 WIB
4
I.4.2 Tempat Pelaksanaan PKL
RSIA Karmini Jl. Rumah sakit no. 56-58, Tawang, Kota Tasikmalaya,
Jawa Barat.
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
II.1 Apotek
II.1.1 Definisi
oleh Apoteker.
tersebut.
6
II.1.2 Tugas dan Fungsi
terdiri dari :
7
berada di tempat lebih dari 3 (tiga) bulan secara terus-menerus, telah
Apoteker.
dan pendistribusian obat, pelayanan obat atas resep dokter, pelayanan informasi
obat serta pengembangan obat, bahan obat dan obat tradisional harus dilakukan
8
perubahan yang semula hanya berfokus kepada pengelolaan obat (drug
obat dan pelayanan farmasi klinik yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas
tersebut harus dilakukan oleh tenaga kesehatan yang mempunyai keahlian dan
langsung dengan pasien. Bentuk interaksi tersebut antara lain adalah pemberian
Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai dan pelayanan farmasi
9
1. Pengelolaan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis
Pakai
A. Perencanaan
B. Pengadaan
perundang-undangan.
C. Penerimaan
D. Penyimpanan
1) Obat/bahan
Obat harus disimpan dalam wadah asli dari pabrik. Dalam hal
10
informasi yang jelas pada wadah baru. Wadah sekurangkurangnya
2) Semua Obat/bahan
E. Pemusnahan
pemusnahan.
11
dengan Berita Acara Pemusnahan Resep dan selanjutnya
F. Pengendalian
lainnya.
12
2. Pelayanan Farmasi Klinik
Medis Habis Pakai dengan maksud mencapai hasil yang pasti untuk
A. Pengkajian Resep
2) Nama dokter, nomor Surat Izin Praktik (SIP), alamat, nomor telepon
2) stabilitas; dan
13
6) interaksi.
B. Dispensing
sebagai berikut:
14
2) Memanggil nama dan nomor tunggu pasien;
keluarganya;
8) Membuat salinan resep sesuai dengan resep asli dan diparaf oleh
pasien yang memerlukan obat non resep untuk penyakit ringan dengan
C. Pelayanan Informasi
yang tidak memihak, dievaluasi dengan kritis dan dengan bukti terbaik
15
dalam segala aspek penggunaan obat kepada profesi kesehatan lain,
ketersediaan, harga, sifat fisika atau kimia dari obat dan lain-lain.
masyarakat (penyuluhan);
D. Konseling
16
Untuk mengawali konseling, Apoteker menggunakan three prime
pemberian lebih dari satu obat untuk penyakit yang diketahui dapat
17
penyakit kronis lainnya. Jenis Pelayanan Kefarmasian di rumah yang
dengan pengobatan
pasien:
3) Adanya multidiagnosis.
yang merugikan.
18
BAB III
perubahan tersebut, Perseroan telah dicatatkan pada Bursa Efek Jakarta dan
Bursa Efek Surabaya (sekarang kedua bursa telah merger dan kini bernama
19
tahun 2011. KFA menyediakan layanan kesehatan yang terintegrasi meliputi
dengan konsep One Stop Health Care Solution (OSHCS) sehingga semakin
sebanyak 412 apotek. Penambahan outlet apotek menjadi salah satu strategi
a. Innovative: Budaya berpikir out of the box, smart dan kreatif untuk
20
e. Eco-Friendly: Menciptakan dan menyediakan baik produk maupun jasa
dengan Rumah Sakit Ibu dan Anak (RSIA) Karmini pada tanggal 3
November 2016 yang didahului dengan soft opening dan grand opening pada
Farma Tasikmalaya..
ruang tunggu pasien yang bersih dan nyaman. Untuk memenuhi kebutuhan
memberikan nilai lebih bagi Apotek Kimia Farma untuk menjadi pilihan bagi
tenaga medis maupun obat obatan dan alat kesehatan yang diperlukan.
III.2 Kegiatan
OTC (swalayan) serta pusat pelayanan informasi obat. Apotek Kimia Farma
dipimpin oleh tenaga Apoteker dan Apoteker Pendamping yang bekerja full
21
Salah satu perubahan yang dilakukan adalah dengan mengubah
persepsi dan citra lama tentang Kimia Farma. Dengan konsep baru bahwa
setiap apotek Kimia Farma bukan lagi terbatas sebagai gerai untuk jual obat,
tetapi menjadi pusat pelayanan kesehatan atau health center, yang didukung
medicine.
memberikan pelayanan yang baik, penyediaan obat yang sesuai dan lengkap,
Pasar.
22
Terdapat dua jenis apotek Kimia Farma, yaitu Apotek Administrator
yang sekarang disebut Bisnis Manager (BM) dan Apotek Pelayanan. Bisnis
apotek pelayanan. Struktur organisasi pada semua Apotek Kimia Farma pada
prinsipnya sama yaitu berpedoman pada ketentuan yang telah ditetapkan oleh
Bisnis Manager
Pengadaan Administrasi
AA Umum
AA
PU
Non AA
23
III.4 Tujuan dan Fungsi
Seperti halnya apotek yang lain, Kimia Farma apotek juga memiliki
fungsi yang sama menurut PP No 51 Tahun 2009. Tugas dan fungsi apotek
adalah :
farmasi antara lain obat, bahan baku obat, obat tradisional, dan
kosmetika.
a. Visi
Indonesia
b. Misi
1) Memberikan jasa layanan prima atas ritel farmasi dan jasa terkait
24
GCG (Good Corporate Governance) yaitu prinsip tata kelola
kesejahteraan SDM.
pegawainya. Shift pertama bekerja dari mulai pukul 07.00 14.00, shift
kedua bekerja dari pukul 14.00 21.00, dan shift ketiga bekerja dari pukul
21.00 07.00 .
pembayarannya tunai adalah resep dari dokter. Pada saat pemberian obat
tetapi jika apotekernya tidak ada, bisa dilakukan oleh asisten apoteker.
25
BAB IV
PEMBAHASAN
Apotek Kimia Farma RSIA Karmini adalah anak perusahaan yang dibentuk
oleh PT. Kimia Farma Apotek untuk melayani penjualan langsung dan melayani
resep dokter dan menyediakan pelayanan lain, misalnya praktik dokter, optik, dan
pelayanan OTC (swalayan) serta pusat pelayanan informasi obat. Apotek Kimia
Farma dipimpin oleh tenaga Apoteker yang bekerja full time sehingga dapat
kredit. Resep yang pembayarannya kredit adalah resep BPJS, dimana resep BPJS
di Apotek Kimia Farma RSIA Karmini ini bekerjasama dengan Rumah Sakit TMC,
Rumah Sakit Prasetya Bunda, dan Rumah Sakit Islam. Sedangkan resep yang
pembayarannya tunai adalah resep yang berasal dari rumah sakit umum ataupun
dokter lainnya. Pada saat pemberian obat beserta informasinya kepada pasien harus
dilakukan oleh seorang apoteker, akan tetapi jika apoteker tidak ada, dapat
Farma RSIA Karmini melakukan pengadaan barang untuk obat bebas, bebas
terbatas dan keras melalui pembuatan Bon Permintaan Barang Apotek (BPBA),
dimana akan diserahkan ke Bussines Manager yang kemudian akan dibuatkan surat
26
A. Pengelolaan Perbekalan Farmasi
1. Pencatatan
hari oleh apoteker dan asisten apoteker bagian pengadaan. Stok obat setiap
hari dipantau mana yang stok obat yang sedikit dan diperkirakan akan habis,
stok obat yang telah habis dan mana stok obat yang masih ada. Obat yang
memiliki stok akan habis dan telah habis akan dicatat di buku Defekta.
penulisan pada kartu stok dan melakukan stok opname. Kartu stock memuat
data jumlah barang yang masuk dan keluar setiap harinya yang dicatat di
sekali yang bertujuan untuk mencocokan jumlah stok fisik dan stok yang
(expired date).
2. Perencanaan
tersebut dihasilkan dari analisis resep yang masuk setiap hari dan obat
27
b. Pola Penyakit yaitu perencanaan perbekalan farmasi berdasarkan data
konsultasikan dengan APA atau TTK di Apotek, selain itu dapat di lihat
dari data UPDS (Upaya Pengobatan Diri Sendiri) dan data HV (Obat
Bebas).
OTC (Over The Counter) yang tinggal sedikit atau sudah habis
dokter yang telah bekerja sama dengan Apotek Kimia Farma RSIA
Karmini.
e. Berdasarkan buku penolakan yaitu daftar obat yang diminta oleh pasien
28
3. Pengadaan dan Pemesanan
diluar jadwal distribusi rutin seperti pada resep Cito atau urgent.
bulan. Apabila obat atau perbekalan farmasi tersebut habis terjual maka
a. Pemesanan obat bebas, bebas terbatas dan keras di Apotek Kimia Farma
29
Pemesanan obat-obat prekursor, golongan narkotika dan
dipergunakan untuk satu golongan obat yang terdiri dari satu item atau
lebih.
untuk apotek, PBF, BPOM, dan Dinas Kesehatan. Adapun untuk obat
untuk PBF dan 1 rangkap untuk dinas. Untuk obat prekursor dibuat 2
rangkap yaitu 1 rangkap untuk apotek dan satu rangkap untuk PBF.
psikotropika.
4. Penerimaan
apotek. Barang yang datang ke Apotek Kimia Farma RSIA Karmini akan
nama obat, jumlah obat, dan kondisi fisik obat. Jika barang yang datang
sesuai dengan yang tertera pada faktur maka petugas apotek akan
30
membubuhkan stampel Kimia Farma disertai paraf. Tetapi jika barang yang
diterima tidak sesuai pesanan atau terdapat kerusakan fisik maka bagian
apotek. Barang yang datang akan dicek langsung oleh apoteker. Pengecekan
nama obat, jumlah obat, dan kondisi fisik obat. Jika barang yang datang
sesuai dengan yang tertera pada faktur maka faktur akan ditanda tangani
oleh apoteker.
5. Penyimpanan
dan obat keras disimpan di rak bagian dalam yang ditata rapi di kotak-kotak
alphabetis, FIFO ( First In First Out) dan FEFO (First Expired First Out).
terpisah seperti Padat, Cair, semi solid, tetes mata, tetes hidung, tetes
dalam rak penyimpanan dengan label warna hijau, obat lainnya (paten)
31
disimpan dengan label warna yang berbeda-beda berdasarkan efek
Farma RSIA Karmini sudah sesuai dengan Permenkes nomor 3 tahun 2015
yaitu disimpan pada lemari khusus dua pintu yang dilengkapi dengan kunci.
BPJS disimpan di rak khusus yang terpisah dengan obat obatan reguler.
6. Pengendalian
dilakukan melalui stock opname setiap 1 bulan sekali yang bertujuan untuk
32
mencocokan jumlah stok fisik dan stok yang ada di komputer, serta
7. Pelaporan
sediaan Obat bebas, Bebas Terbatas, Keras dan Obat Wajib Apotek
Kimia Farma hanya menyiapkan hard copy laporan sediaan sebagai bukti
setiap bulan secara online pada situs SIPNAP (Sistem Pelaporan Narkotika
dengan sediaan farmasi, alat kesehatan, dan bahan medis habis pakai dengan
pelayanan resep tunai dan kredit. Pelayanan resep tunai meliputi pelayanan
berdasarkan resep dokter baik resep dari dokter yang bekerjasama dengan
apotek Kimia Farma RSIA Karmini maupun dokter praktek luar apotek,
serta pelayanan non-resep yang terdiri dari pelayanan obat bebas, UPDS
serta alat kesehatan. Pelayanan obat dengan resep tunai dilakukan terhadap
33
konsumen yang langsung datang ke apotek untuk menebus resep obat yang
1. Penerimaan resep
paraf/tanda tangan dokter penulis resep, Nama obat, dosis, jumlah dan
dokter/pasien.
dengan resep (nama obat, jenis, dosis, jumlah, aturan pakai, nama
Alur Pelayanan obat kredit resep pasien BPJS. dengan resep dokter
yang dilakukan hampir sama dengan pelayanan obat dengan resep tunai,
perbedaanya adalah pada pelayanan ini tidak terdapat perincian harga obat
dan penyerahan uang tunai dari pasien kepada apotek. Oleh karena itu,
pencatatan terhadap pelayanan obat dengan resep dokter secara kredit ini
34
dipisahkan dengan pelayanan obat dengan resep dokter secara tunai. Struk
resep kredit dan fotocopy resep disimpan dan dikumpulkan selama lebih
kurang satu bulan, yang kemudian di entry (pemasukan data dan resep
fisik.
dengan resep (nama obat, bentuk, jenis, dosis, jumlah, aturan pakai,
nama pasien).
informasi mengenai dosis, cara pakai obat dan informasi lain yang
diperlukan.
Untuk harga jual apotek Kimia Farma menerapkan sitem harga jual
yang sama disetiap outlet Kimia Farma seluruh Indonesia dan telah ditentukan
margin yang tidak boleh lebih dari 1,3%. Untuk penetapan harga jual apotek
35
OTC sebesar 15 %, harga jual apotek usaha pengobatan diri sendiri (UPDS)
biaya.
36
BAB V
PENUTUP
V.1 Simpulan
Apotek Kimia Farma RSIA Karmini yang terletak di Jl. Rumah sakit no. 56-
Apotek yang mana apotek ini dibawahi oleh Bisnis Manager Kimia Farma
perbekalan farmasi berdasarkan atas pareto, pola konsumsi, permintaan dokter dan
stok minimum obat yang dicatat pada buku defekta yang dipesan melalui Bisnis
Manager pada PBF yang resmi yang ditunjuk. Penerimaan barang atau obat dapat
farmasi sesuai dengan bentuk sediaan, farmakologi dan berdasarkan suhu yang
kemudian disusun secara alfabetis sesuai dengan namanya. Stok Opname untuk
semua perbekalan farmasi dilakukan setiap satu bulan sekali dan dilaporkan kepada
juga kepada Dinas Kesehatan Kabupaten, Dinas Kesehatan Provinsi dan Balai POM
37
V.2 Saran
2. Bagi Penulis
mungkin agar memiliki skill yang baik sehingga memiliki daya saing
38
DAFTAR PUSTAKA
Charles J. P. Siregar., Lia Amalia, 2003. Farmasi Rumah Sakit: Teori dan
Penerapan. EGC, Jakarta, 25-26.
Depkes RI, 1990. Pedoman Perencanaan dan Pengelolaan Obat. Direktorat Jenderal
Pengawasan Obat dan Makanan Departemen Kesehatan Republik Indonesia,
Jakarta, 3, 22.
Depkes RI, 2007. Pedoman Pengelolaan Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan di
Daerah Kepulauan. Direktorat Jenderal Pelayanan Kefarmasian dan Alat
Kesehatan Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta.
Depkes RI, 2014. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 35 Tahun 2014 tentang
Standar Pelayanan Kefarmasian di Apotek. Departemen Kesehatan Republik
Indonesia, Jakarta.
Depkes RI, 2015. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 5 Tahun 2015 tentang
Peredaran, Penyimpanan, Pemusnahan, Dan Pelaporan Narkotika,
Psikotropika, Dan Prekursor Farmasi. Departemen Kesehatan Republik
Indonesia, Jakarta.
39
LAMPIRAN 1
Resep
1. Resep Umum
2. Resep BPJS
40
LAMPIRAN 2
Etiket
1. Plastik Klip
41
2. Etiket Obat Luar
42
LAMPIRAN 3
Copy Resep
43
LAMPIRAN 4
Kartu Stok
44
LAMPIRAN 5
Surat Pesanan
45
2. Surat Pesanan Psikotropik
46
3. Surat Pesanan Narkotik
47
LAMPIRAN 6
Faktur
48
LAMPIRAN 7
49
LAMPIRAN 8
Buku Penolakan
50
LAMPIRAN 9
Kwitansi
51
LAMPIRAN 10
52
LAMPIRAN 11
Penyimpanan
1. Suhu Dingin
53
2. Lemari Narkotik dan Psikotropik
54
3. Rak Obat
4. Termometer ruangan
55
LAMPIRAN 12
Ruang Racik
56