Anda di halaman 1dari 19

LAPORAN

PRAKTEK KERJA INDUSTRI


DI APOTEK SEHAT

Disusun oleh :

Nama : Natasha Septian Pujirahayu


Kelas : XI Maydis
No Absen : 13
NIS : 906 / 28.074

KOMPETENSI KEAHLIAN FARMASI KLINIS DAN KOMUNITAS


SMK FARMASI DAN DENTAL ASISTEN BOJONEGORO
TAHUN PELAJARAN 2021/2022
LEMBAR PENGESAHAN
Laporan ini dibuat dan diajukan sebagai syarat kelengkapan dan bukti ketuntasan kegiatan
PRAKERIN / PKL SMK Farmasi Dan Dental Asisten Bojonegoro Tahun Ajaran 2021 / 2022.
Nama : Natasha Septian Pujirahayu
NIS : 906 / 28.074
Kelas : XI Maydis

Telah disetujui dan disahkan oleh :


Pembimbing Apotek Sehat

Apt. Eka Isdian Ningrum.,S.Farm

Koordinator PRAKERIN Pembimbing PRAKERIN

Muhammad Ridwan.,S.Pd Indah Purnamasari.,S.Pd


NUPTK. 9946771672130142 NUPTK. 1434771672230133

Mengetahui,
Kepala SMK Farmasi Dan Dental Asisten Bojonegoro

Frestina Bhakti H.,ST.,M.M.


NRKS : 19023L1220505242143719

(i)
KATA PENGANTAR

Puji syukur alhamdulillah saya panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberikan
rahamat karunia-Nya kepada penulis, sehingga penulisan laporan pelaksanaan praktek kerja
industri (PRAKERIN) di Apotek Sehat dapat terselesaikan dengan baik.

Laporan ini dapat terselesaikan atas bantuan dan bimbingan dari semua pihak. Untuk
itu, saya mengucapkan terima kasih yang sedalam - dalamnya kepada Yth:

1. Ibu Frestina Bhakti Herwidyaningtias.,ST.,M.M. sebagai Kepala SMK Farmasi


dan Dental Asisten Bojonegoro
2. Dr. Retno Nurhayati, Sp.A selaku Direktur DU/DI di Apotek Sehat
3. Apt Eka Isdian Ningrum.,S.Farm selaku Apoteker dan pembimbing di Apotek
Sehat.
4. Rahma Aprilia Sari.,A.Md.Farm selaku pembimbing di Apotek Sehat
5. Bapak M. Ridwan.,S.Pd selaku Koordinator Prakerin
6. Ibu Indah Purnamasari.,S.Pd selaku guru pembimbing sekolah
7. Seluruh bapak/ibu guru SMK Farmasi dan Dental Asisten Bojonegoro
8. Serta semua pihak yang telah membantu sehingga dapat di selesaikan laporan ini.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam penyusunan laporan ini jauh dari
sempurna, baik dari segi penyusunan, bahasan, ataupun penulisannya. Oleh karena itu, kritik
dan saran yang sifatnya membangun demi kesempurnaan laporan ini sangat penulis harapkan.

Semoga laporan Kegiatan praktek kerja industri ini bisa menambah wawasan para
pembaca dan bisa bermanfaat untuk perkembangan dan peningkatan ilmu pengetahuan.

Bojonegoro,18 Februari 2021

Natasha Septian P

(ii)
DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN……………………………………………….i
KATA PENGANTAR……………………………………………………ii
DAFTAR ISI…………………………………………………………….iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang……………………………………………………..
B. Tujuan……………………………………………………………..
C. Manfaat……………………………………………………………
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian Apotek…………………………………………………
B. Sejarah Apotek…………………………………………………….
C. Fungsi Dan Kegiatan Apotek……………………………………..
D. Stuktur…………………………………………………………….
BAB III PEMBAHASAN
A. Profil Apotek Sehat……………………………………………….
B. Cara Kerja Seorang Apoteker…………………………………….
C. Aset Di Apotek Sehat…………………………………………….
D. Jenis – Jenis Pelayanan Di Apotek Sehat………………………..
E. Jam Kerja Di Apotek Sehat……………………………………...
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan………………………………………………………
B. Saran…………………………………………………………….
DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

A.Latar Belakang

Prakerin atau Praktek Kerja Industri merupakan kegiatan pendidikan, pelatihan, dan
pembelajaran bagi siswa SMK (Sekolah Menengah Kejuruan) yang dilakukan di Dalam
program ini, para siswa diberikan bekal ilmu pengetahuan dasar supaya meminimalisir
kendala saat penerapan bekerja. Program ini dilaksanakan agar siswa lebih siap untuk bekerja
di lapangan dan juga dapat mempraktikkan teori yang sudah dipelajari di sekolah. Dengan
begitu, ketika lulus nanti, siswa dapat beradaptasi lebih cepat dengan dunia kerja, usaha atau
dunia industri yang berkaitan dengan kompetensi siswa sesuai bidang yang digelutinya.

Sekolah menengah farmasi menyelenggarakan pendidikan untuk menghasilkan tenaga


pelayangan kesehatan khususnya di bidang kefarmasian. tenaga pelayanan kesehatan
khususnya farmasi harus terampil, terlatih, teliti dan dapat mengembangkan diri baik sebagai
pribadi maupun sebagai tenaga kesehatan yang professional berdasarkan nilai nilai yang dapat
menunjang upaya pembangungan kesehatan.

Praktek Kerja Lapangan ( PKL ) diadakan untuk memberikan kesempatan kepada para
siswa untuk menambah pengalaman dan ilmu yang mungkin belum didapatkan di sekolah,
selain itu Praktek Kerja Lapangan ( PKL) merupakan syarat mutlak yang harus dilakukan
untuk agar dapat mengikuti Ujian Akhir Nasional dan Ujian Akhir Sekolah serta dapat lulus
dengan hasil yang maksimal pula. Mengingat prntingnya Praktek Kerja Lapangan ( PKL ),
maka siwa harus berusaha melaksanakan kegiatan ini dengan baik dan semaksimal mungkin.

Mengingat pentingnya latar belakang Praktek kerja lapangan ( PKL), SMK Farmasi
Sentosa Darma Bojonegoro akan terus meningkankan mutu Praktek Kerja Lapangan ( PKL )
dengan cara membekali para siswa didiknya dengan ilmu pengetahuan yang cukup, sehingga
dengan ilmu tersebut akan bermanfaat dan sesuai dengan harapan.

B. Tujuan Kegiatan Prakerin

1. Untuk mananamkan sikap agar peserta didik memiliki standar sesuai yang
dipersyaratkan oleh dunia kerja. Dan mampu menyesuaikan diri dengan lingkungan
dunia kerja yang sesungguhnya.
2. Untuk meningkatkan, memperluas dan memantapkan ketrampilan yang membentuk
kemampuan peserta didik sebagai bekal untuk memasuki dunia kerja yang sesuai
dengan kebutuhan program pendidikan yang ditetapkan.
3. Untuk Dapat mengetahui, memahami dan meningkatkan aturan melayani,
membaca tulisan doktor, meracik dan memberikan obat kepada pasien beserta KIE
(Komunikasi, Informasi, Edukasi) secara jelas sehingga pasien dapat
memahaminya serta Mengetahui mekanisme dan metode kerja di lapangan
4. Untuk dapat memahami perbedaan antara teori disekitar dengan di lapangan
5. Untuk memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mendapatkan
pengalaman kerja yang nyata dan langsung secara terpadu dalam melaksanakan
kegiatan pelayangan kesehatan farmasi baik di Rumah Sakit, Puskesmas, PBF,
Gudang Farmasi, Apotek, maupun penyuluhan obat kepada masyarakat.
6. Untuk Memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk memasyarakatkan diri
pada suasana lingkungan kerja yang sebenarnya.
7. Untuk Menumbuh kembangkan dan memantapkan sikap etis, profesionalisme, dan
nasionalisme yang diperlukan peserta didik untuk memasuki lapanganj kerja yang
sesuai dengan bidangnya serta memberikan kesempatan untuk masuk penempatan
kerja.

C. Manfaat Kegiatan Prakerin

 Bagi Penulis
1. Mengetahi gambaran serta aktivitas di lapangan kerja yang sesungguhnya,
sehingga dapat dijadikan acuan pada dunia kerja nantinya tanpa banyak belajar
lebih lama lagi dan menjadi lebih mudah dalam penerapannya.
2. Dapat melatih diri untuk menjadi lebih berhati-hati dan teliti dalam rangka
mengambil obat, memberikan informasi cara pakai obat dan dalam penyimpanan
obat kepada pasien.
3. Dapat melatih kesabaran ketika menghadapi pasien yang awam akan obat-obatan.
4. Mendapatkan banyak pengalaman bagimana langkah-langkah menghadapi pasien
secara langsung.
5. Mendapatkan ilmu yang lebih banyak yang tidak diperoleh disekolah.
 Bagi Sekolah
1. Adanya Kerjasama yang baik antara sekolah dan apotek
2. Mengikat Kerjasama yang baik antara pihak sekolah dan apotek yang terkait
3. Menjadikan lulusan yang siap kerja dan kompeten di bidang kefarmasian
4. Meningkatkan mutu siswa dan siswi dalam kompetensi bidang farmasi
5. Tujuan pendidikan untuk mendapat keahlian proffesional lebih mudah dicapai
6. Dapat menyesuaikan program pendidikan dengan kebutuhan lapangan kerja
7. Menjadikan lulusan yang siap kerja dan kompeten di bidang kefarmasian
 Bagi Apotek
1. Dapat membagi ilmunya kepada siswa dan siswi Prakerin
2. Membantu dan meringankan pekerjaan di Apotek
3. Terciptanya Kerjasama dalam melakukan pekerjaan

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Apotek

Apotek adalah sarana pelayanan kefarmasian tempat dilakukan praktek kefarmasian


oleh Apoteker. Apotek memiliki aturan yang memiliki tujuan untuk meningkatkan kualitas
pelayanan kefarmasian di Apotek, memberikan perlindungan pasien dan masyarakat dalam
memperoleh pelayanan kefarmasian di apotek, dan menjamin kepastian hukum bagi tenaga
kefarmasian dalam memberikan pelayanan kefarmasian di apotek. Penyelenggaraan pelayanan
kefarmasian di apotek harus menjamin ketersediaan sediaan farmasi, alat kesehatan dan bahan
medis habis pakai yang aman, bermutu, bermanfaat dan terjangkau (Permenkes No.9, 2017).

Menurut Peraturan Pemerintah Nomor 25 tahun 1980 apotek merupakan suatu tempat
dimana dilakukan pekerjaan kefarmasian dan penyaluran obat kepada masyarakat. Fungsi dan
tugas dari apotek yaitu tempat menyalurkan pembekalan farmasi yang harus menyebarkan
obat yang dibutuhkan masyarakat secara luas, tempat farmasi melakukan peracikan obat,
pengubahan bentuk, pencampuran obat dan penyerahan obat. Dan apotek juga merupakan
tempat pengabdian seorang apoteker yang telah mengucapkan sumpah jabatan (Romdhoni,
2009).

Menurut Peraturan Pemerintah No.51 tahun 2009 pasal 21 ayat 1 yang berbicara
tentang pekerjaan kefarmasian, menerapkan standar pelayanan kefarmasian haruslah seorang
apoteker dalam hal menjalankan praktek kefarmasian pada fasilitas pelayanan kefarmasian.
Dalam ayat 2 menjelaskan bahwa seorang apotekerlah yang menyerahkan dan melayani resep
dokter. Fasilitas pelayanan kefarmasian menurut pasal 19 berupa apotek, instalasi farmasi
rumah sakit, puskesmas, klinik, toko obat atau tempat praktek bersama.

Apotek merupakan salah satu sarana pelayanan kesehatan yang digunakan oleh
masyarakat. Apotek mengutamakan kepentingan masyarakat oleh karena itu setiap apotek
diwajibkan untuk menyediakan, menyimpan dan menyerahkan pembekalan farmasi yang baik
bagi masyarakat.

B. Sejarah Apotek
Istilah Apoteke atau Apotek mulai diperkenalkan oleh seorang dokter atau tabib Romawi
bernama Galen (131-201 CE), yang menamakan tempatnya memeriksa pasien sebagai "latron"
dan tempatnya menyimpan obat disebut "apotheca", yang secara harfiah berarti gudang. Nama
Galen saat ini diabadikan sebagai sebutan ilmu meracik obat secara mekanis (dgn mortar
misalnya), yaitu Galenicals.

Meskipun apotek sebagai nama gudang obat sudah sejak abad ke-2, namun apotek sebagai
tempat pembuatan dan penyaluran obat baru ada pada tahun 750 CE, 500 tahun setelah zaman
Galen, dan tempatnya di Baghdad, bukan di Romawi. Citra dan status apotek di Baghdad
ketika itu amat tinggi dan terkenal, sehingga tidak sedikit orang yang melengkapi namanya
dengan atribut "Ibn-al-attar" yang artinya "anak apoteker". Salah satu tokoh farmasi ternama
adalah Avicenna alias Ibnu Sina, seorang dokter-farmasi dari Persia yg hidup pada tahun 930-
1037 CE.

Hingga awal abad ke-13, belum dikenal istilah APOTEKER atau PHARMACIST, dokter
dan apoteker masih menjadi satu profesi yg disebut antara lain: medicineman, healer, shaman,
tabib, sinshe, dukun dan lain-lain. Pada tahun 1240, kerajaan Sisilia mengeluarkan undang-
undang yg memisahkan antara profesi dokter dan apoteker. Dokter hanya boleh memeriksa
pasien, menuliskan resep obat. Kemudian resep dibuatkan obat oleh apoteker, yg dibawa
kembali kepada dokter untuk diminumkan kepada pasien. Kemudian pada tahun 1407,
terbitlah Pharmacist's Code of Genoa yg melarang seorang apoteker bekerja sama dengan
seorang dokter.

C. Fungsi Dan Kegiatan Apotek


 Fungsi apotek
1. Sebagai tempat pengabdian profesi seorang apoteker yang telah mengucapkan
sumpah jabatan.
2. Sebagai sarana farmasi tempat dilakukannya pekerjaan kefarmasian.
3. Sarana yang digunakan untuk memproduksi dan distribusi sediaan farmasi antara
lain obat, bahan obat, obat tradisional, kosmetika.
4. Sarana pembuatan dan pengendalian mutu sediaan farmasi,pengamanan,
pengadaan, penyimpanan dan pendistribusi atau penyaluran obat, pengelolaan
obat, pelayanan obat atas resep dokter, pelayanan informasi obat serta
pengembangan obat, bahan obat dan obat tradisional (DEPKES RI, 2009).
5. Sebagai sarana pelayanan informasi obat dan perbekalan farmasi lainnya kepada
tenaga kesehatan lain dan masyarakat, termasuk pengamatan dan pelaporan
mengenai khasiat, keamanan, bahaya dan mutu obat.
 Kegiatan Apotek
1. Membuat obat, mengelola, meracik, mengubah bentuk obat, pencampuran,
penyimpanan obat, dan sampai menyerahkan obat atau bahan obat.
2. Pengadaan obat, penyimpanan, penyaluran dan penyerahan pembekalan farmasi
yang lainnya.
3. Melayani informasi mengenai pembekalan farmasi, antara lain :
a) Melayani informasi tentang obat dan pembekalan farmasi lain-lain yang
diberikan kepada tenaga kesehatan lain, masyarakat maupun kepada dokter.
b) Mengamati dan melaporkan tentang pengamatan keamanan, bahaya, mutu
serta khasiat obat serta pembekalan farmasi lainnya. Seluruh pelayanan
informasi yang dilaksanakan haruslah didasarkan kepada kepentingan
masyarakat atau pasien.
c) Melakukan pelayanan informasi wajib yang didasarkan kepada kepentingan
masyarakat.
D. Struktur Unit Kesehatan

PEMILIK APOTEK SEHAT

BAPAK AANG

DIREKTUR APOTEK

Dr. RETNO
NURHAYATI.,SpA.,M.BIOMED

APOTEKER

Apt. EKA ISDIAN


NINGRUM.,S.Farm

ASISTEN APOTEKER TENAGA TEKNIS KEFARMASIAN ASISTEN APOTEKER

YASMAN RAHMA APRILIA SARI.,A.Md,Farm SAMIRAH

ASISTEN APOTEKER ASISTEN APOTEKER

NUR WIDJAYANTI BINTI MAHDZUROH

ADMIN/ TENAGA IT ADMIN/TENAGA IT

ICHA DIAH

KEBERSIHAN

HARTI
BAB III
PEMBAHASAN

A. Profil Apotek

Apotek Sehat terletak di Jalan Panglima Sudirman No. 40 Kabupaten Bojonegoro.Apotek


tersebut dipimpin oleh Dr. Retno Nurhayati,Sp.A Dan Apt. Eka Isdian Ningrum,S.Farm
sebagai Apotekernya. Dengan 5 Asisten Apoteker yaitu : Samirah, Binti Madzuroh, Nanik
Nur Wijayanti, Rahma Aprilia Sari, dan Yasman. Apotek Sehat menerima resep dari dokter
mana saja dan bekerja sama dengan Dr. Retno Nurhayati,Sp. A, Dr. Achmad Budhy Karyono
dari TELKOM Serta Dr. Ira Puspita Rinie,SpDV.

B. Cara Kerja Seorang Farmasi


Menurut Permenkes Nomor 9 Tahun 2017 Tenaga Kefarmasian adalah tenaga yang
melakukan pekerjaan kefarmasian di apotek yang terdiri dari Apoteker dan Tenaga Teknis
Kefarmasian.

1. Apoteker
Menurut Suronoto (2014) pimpinan sebuah apotek adalah seorang Apoteker/ Apoteker
Pengelola Apotek (APA) yang memiliki tanggung jawab atas segala kegiatan yang berada di
apotek. Seorang APA dalam mengelola apotek harus memiliki Surat Izin Kerja (SIK) dan
menurut PP RI Nomor 51 Tahun 2009 tentang perubahan kefarmasian yang berubah menjadi
Surat Izin Praktek Apoteker (SIPA). Tugas dan tanggung jawab seorang apoteker pengelola
di apotek yaitu sebagai berikut :
1) Menyelenggarakan pelayanan kefarmasian di apotek sesuai dengan
fungsinya dan mematuhi segala kebutuhan yang sesuai dengan undang-
undang di bidang apotek yang berlaku.
2) Memimpin segala kegiatan manajerial di apotek termasuk mengkoordinasi
tenaga lainnya dan mengawasi serta mengatur jadwal kerja, membagi tugas
yang dilakukan setiap tenaga karyawan (job description) dan tanggung
jawab yang diberikan kepada masingmasing tenaga karyawan.
3) Mengawasi dan mengatur hasil penjualan di apotek setiap hari
4) Berusaha meningkatkan omset penjualan di apotek serta
mengembangkan hasil usaha sesuai dengan bidang tugasnya.
5) Berpartisipasi dalam melakukan monitor penggunaan obat
6) Melakukan pemberian Pelayanan Informasi Obat (PIO) kepada pasien agar
mendukung bagaimana penggunaan obat yang rasional dalam hal
memberikan informasi obat yang jelas dan mudah dimengerti oleh pasien.
7) Mempertimbangkan usulan yang diberikan oleh tenaga karyawan lainnya
untuk memperbaiki kemajuan serta pelayanan di apotek (Suronoto,2014).

2. Tenaga Teknis Kefarmasian


Menurut Kepmenkes RI No 573 tahun 2008 sebagai salah satu anggota
pelayanan kesehatan nasional, tenaga kesehatan asisten apoteker selalu dituntut untuk
bekerja dengan profesional. Dalam melakukan tugas sebagai seorang asisten apoteker,
asisten apoteker selalu bekerja berdasarkan standar profesi, kode etik, dan peraturan
tentang disiplin profesi yang telah ditentukan. Asisten apoteker merupakan tenaga
kesehatan yang berijazahdan yang telah melakukan sumpah sebagai seorang asisten
apoteker dan mendapatkan surat ijin sebagai seorang tenaga kesehatan yang sesuai
dengan undang-undang yang berlaku. Asisten apoteker antara lain :
1) Asisten apoteker yang menyelesaikan pendidikan di Sekolah Menengah
Farmasi (SMF).
2) Asisten apoteker yang telah menyelesaikan proses pendidikan pada Akademi
Farmasi atau Poltekes jurusan farmasi dengan lulusan D3 Farmasi.
Menurut Kepmenkes RI No 573 tahun 2008 seorang asisten apoteker yang memiliki
ijazah dan telah mengucapkan sumpah serta mendapatkan surat ijin kerja yang
diberikan oleh Menteri Kesehatan RI harus mampu melaksanakan tugas dan standar
profesinya dengan baik dan memiliki wewenang dang tanggung jawab dalam
melakukan pekerjaan kefarmasian atas pengawasan seorang Apoteker. Tugas seorang
asisten apoteker antara lain :
1) Melakukan pemeriksaan apotek sebelum jam operasional;
2) Menyusun produk farmasi yang didistribusi dari gudang apotek;
3) Melakukan peracikan obat;
4) Melayani pembelian obat di apotek
5) Menyerahkan produk kepada pasien.
Menurut Peraturan Pemerintah Nomor 51 tahun 2009 pasal 50 mengatakan bahwa
tanggung jawab seorang Tenaga Teknis Kefarmasian di Apotek sebagai tenaga
kefarmasian di apotek selalu bekerja dibawah bimbingan Apoteker sebagai Apoteker
Pengelola Apotek (APA) yang memiliki Surat Ijin Apotek. Dalam melakukan
pelayanan informasi obat di apotek seorang apoteker dan asisten apoteker haruslah
bekerja sesuai dengan standar profesi yang berlaku. Salah satu tanggung jawab
seorang Tenaga Teknis Kefarmasian (TTK) di apotek yaitu melakukan kegiatan
pelayanan informasi obat yang diberikan kepada pasien yang dilakukan dengan
haruslah jelas dan cara penyampaian haruslah disesuaikan dengan kebutuhan pasien
secara hati-hati. Dalam hal menghormati hak pasien dalam menjaga kerahasiaan
identitas pribadi pasien adalah salah satu tanggung jawab terbesar seorang tenaga
kefarmasian

C. Jenis – jenis Pelayanan di Apotek


 Pelayanan Teknis Kefarmasian

•Pelayanan Resep

Prosedur pelayanan resep yang terdapat di apotek Sehat adalah sebagai berikut :

1. Resep datang lalu diberi harga oleh AA kemudian kasir menerima


pembayaran dari pasien setelah itu kasir memberikan nomor urut pada
lembar resep.
2. Oleh petugas AA tersebut diberi etiket sesuai apa yang tertulis di lembar
resep lalu dikemas setiap resep dalam bungkus plastik.
3. Obat disediakan dan disiapkan dalam wadah tertentu oleh AA
4. Obat yang telah disiapkan dalam bungkus plastik tersebut diperiksa
kembali oleh AA senior sebelum diserahkan counter depan
5. Petugas counter malakukan pengecekan ulang.
Di apotek Sehat apabila obat yang ditulis dalam resep tidak tersedia,
maka solusi pertama petugas apotek konfirmasi kepada dokter untuk
diganti,jika di acc maka bisa diganti. Solusi kedua kita belikan ke apotek
lain. Solusi ke tiga di copy resep untuk pasien beli sendiri ke apotek lain
dan semua tahapan ini harus dikonfirmasi juga ke pasiennya.

•Pelayanan Non Resep

1. Obat Wajib Apotek


Merupakan obat keras yang dapat diserahkan Apoteker kepada pesien di apotek
tanpa resep dokter.
2. Obat Bebas Terbatas Bertanda Biru (W)
Obat bebas terbatas adalah obat keras yang dapat diberikan kepada pasien
tanpa resep dokter dengan pengarahan dalam bungkus aslinya dan diberi tanda
peringatan. Pada kemasannya diberikan tanda bulatan warna biru.
Contohnya : obat batuk dan flu
3. Obat Bebas
Obat bebas adalah obat yang dapat diberikan atau dapat dibeli secara bebas dan
tidak membahayakan bagi pemakai. Pada kemasannya diberi tanda bulatan
warna hijau.
Contohnya : obat – obat multivitamin.
4. Obat Keras Betanda Merah (G)
Obat keras yaitu obat yang dapat diperoleh hanya dengan resep dokter karena
obat keras tersebut berbahaya bila digunakan secara sembarangan.
5. Antibiotik
6. Golongan Narkotik
7. Golongan Psikotropik

8. Pelayanan Komunikasi, Informasi dan Edukasi ( KIE )


Pelayanan KIE merupakan pelayanan dalam memberikan komunikasi,
informasi serta edukasi kepada pasien berupa cara pemakaian, indikasi serta
efek samping obat yang telah digunakan pasien secara baik.

•Berikut Cara Pemakaian / Aturan Pakai :

∆ Obat per oral, dalam meminum obat sebaiknya diminum dengan air putih,maupun buah
– buahan lainnya yang bisa membantu dalam meminumnya.

Contoh : buah pisang

∆ Obat golongan antasida merupakan tablet kunyah yang cara pemakaiannya dikunyah
terlebih dahulu sebelum / sesudah makan

∆ Obat golongan tetrasiclin sebaiknya tidak diminum dengan susu karena akan
membentuk khelat (komplek)

∆ Obat salep cara pemakaiannya dengan cara mengoleskan sesuai dengan signa yang
tertulis di resep

∆ Suppositoria cara pemakaiannya dengan memasukkan lewat vagina maupun anus rectal.
Suppositoria disini sebaiknya disimpan dalam keadaan sejuk dan dingin, karena
Suppositoria akan meleleh serta mencair pada suhu panas (suhu tubuh).

∆ Obat tetes, cara pemakaiannya diteteskan kedalam mulut ataupun diteteskan ke selaput
mata biasanya sehari 2 – 3 tetes.

∆ hal yang perlu diperhatikan dalam cara pemakaian / aturan pakai antara lain :

1. 3 x sehari 1 tablet
2. 2 x sehari 1 tablet
3. 3 x sehari ½ tablet
4. 1 x sehari 1 tablet , dll.

Waktu pemakaian : pagi, siang dan sore / malam.

Adanya makanan dalam lambung akan memperlambat transit obat di lambung. Oleh
karena itu apabila menghendaki obat tersebut cepat terserap dan bekerja secara maksimal,
maka sebaiknya obat tersebut diminum pada saat lambung dalam keadaan kosong (1- ½
jam sebelum makan) tetapi hal tersebut hanya dalam kasus – kasus tertentu.

 Standar Pelayanan Kefarmasian di Apotek

Pemberian pelayanan secara langsung kepada masyarakat, seorang tenaga kefarmasian


haruslah memiliki standar kompetensi agar pelayanan dapat menjamin mutu pelayanan
kefarmasian kepada masyarakat sesuai dengan standar. Oleh karena itu agar dapat
melaksanakan pelayanan kefarmasian dengan baik. Pelayanan kefarmasian pada saat ini
telah berubah orientasinya dari obat ke pasien yang lebih berperan kepada Pharmaceutical
Care. Oleh karena perubahan tersebut seorang apoteker dituntut untuk meningkatkan
pengetahuan, ketrampilan dan perilaku agar kegiatan pelayanan kefarmasian dapat
melakukan interaksi langsung dengan pasien. Bentuk interaksi langsung dengan pasien
antara lain yaitu adalah melakukan pemberian informasi, memonitoring penggunaan obat
agar dapat mengetahui tujuan akhirnya sesuai dengan harapan dan terdokumentasi dengan
baik atau tidak.

Seorang tenaga kefarmasian harus memahami dan menyadari kemungkinan akan


terjadinya kesalahan pengobatan (medication error) dalam proses pelayanan kefarmasian.
Menurut Purba (2007) National Coordinating Council Medication Error reporting and
Prevention (NCC MERP) yang dimaksud dengan medication eror yaitu setiap kejadian
yang dapat dihindari yang menyebabkan atau yang akan berakibatkan pada pelayanan
obat yang tidak tepat dan dapat membahayakan pasien sementara obat berada dalam
pengawasan tenaga kesehatan atau pasien yang menerima layanan. Menurut Utami (2017)
dampak dari tidak dialksanakannya kegiatan pelayanan kefarmasian yang baik adalah
dapat terjadi kesalahan medication error dalam proses pelayanan. Pelaksanaan standar
pelayanan kefarmasian yang baik akan meningkatkan kepuasan konsumen. Oleh sebab itu
apoteker dalam menjalankan kegiatan pelayanan kefarmasian harus sesuai dengan standar

D. Aset di Apotek Sehat


1. Sarana

Adapaun sarana – sarana yang ada di Apotek Sehat :

 3 buah lemari es
 5 buah kipas angin
 1 buah ac
 1 jaringan telepon
 1 TV
2. Perlengkapan

Perlengkapan – perlengkapan yang ada di Apotek Sehat adalah :

 Mortir dan stamper ; besar, sedang dan kecil


 Kapsul ; besar, sedang dan kecil
 Kertas pembungkus puyer / perkamen
 Kapas / tissu dan alcohol untuk membersihkan
 Kain untuk membersihkan kapsul
 Sudip untuk membersihkan sekaligus mengeluarkan serbuk dari dalam mortir.

E. Jam Kerja di Apotek Sehat


Apotek sehat dibuka untuk melayani masyarakat pada hari senin – sabtu pukul 07.30 –
20.30 WIB
BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
Dalam pelaksanaan Praktek Kerja Industri yang berupa penyusunan laporan
kegiatan ini penulis dapat menyimpulkan bahwa. Apotek merupakan suatu tempat
tertentu, dimana dilakukan pekerjaan kefarmasian dan penyaluran sediaan farmasi,
perbekalan kesehatan lainnya kepada masyarakat.

B. Saran

Dalam rangka sampaikan saran – saran peningkatan kualitas peran Apotek


dalam menghadapi pembeli / pasien pada umumnya. Penulis sebagai berikut :

1. Memperlengkap obat yang ada di masing – masing Apotek

2. Tanggung jawab terhadap profesi harus lebih ditingkatkan lagi

3. Mengembangkan sarana dan prasarana di Apotek.

4. Memelihara sikap dan perilaku petugas yang baik terhadap pasien

5. Meningkatkan kedisiplinan dan ketelitian.

Demikian laporan ini disampaikan sebagai bahan masukan dan bahan


pertimbangan dalam melaksanakan peningkatan kualitas pendidikan kesehatan pada
umumnya.
DAFTAR PUSTAKA

Lanin,Ivan. 2007. “ Pengertian Apotek” https://g.co/kgs/UYSf21 ,diakses pada 16 Februari


2022 pukul 22.37
Yuniati,Siska. 2015. “Sejarah Apotek” http://repository.uin-suska.ac.id/14786/7/7.%20BAB
%20II__201891IH.pdf ,diakses pada 16 Februari 2022 pukul 22.55
Ferdiansyah, Decky. 2017. “ Tentang apotek” https://farmasetika.com/2017/02/24/beberapa-
hal-penting-dalam-tentang-apotek/ ,diakses pada 16 Februari 2022 pukul 23.53
Ditjen Farmalkes. 2011. “ Standar Pelayanan Di Apotek”
https://farmalkes.kemkes.go.id/2020/01/petunjuk-teknis-standar-pelayanan-kefarmasian-di-
apotek/ .diakses pada 17 Februari 2022 pukul 21. 46

Anda mungkin juga menyukai