Disusun oleh :
Mengetahui,
Kepala SMK Farmasi Dan Dental Asisten Bojonegoro
(i)
KATA PENGANTAR
Puji syukur alhamdulillah saya panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberikan
rahamat karunia-Nya kepada penulis, sehingga penulisan laporan pelaksanaan praktek kerja
industri (PRAKERIN) di Apotek Sehat dapat terselesaikan dengan baik.
Laporan ini dapat terselesaikan atas bantuan dan bimbingan dari semua pihak. Untuk
itu, saya mengucapkan terima kasih yang sedalam - dalamnya kepada Yth:
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam penyusunan laporan ini jauh dari
sempurna, baik dari segi penyusunan, bahasan, ataupun penulisannya. Oleh karena itu, kritik
dan saran yang sifatnya membangun demi kesempurnaan laporan ini sangat penulis harapkan.
Semoga laporan Kegiatan praktek kerja industri ini bisa menambah wawasan para
pembaca dan bisa bermanfaat untuk perkembangan dan peningkatan ilmu pengetahuan.
Natasha Septian P
(ii)
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN……………………………………………….i
KATA PENGANTAR……………………………………………………ii
DAFTAR ISI…………………………………………………………….iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang……………………………………………………..
B. Tujuan……………………………………………………………..
C. Manfaat……………………………………………………………
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian Apotek…………………………………………………
B. Sejarah Apotek…………………………………………………….
C. Fungsi Dan Kegiatan Apotek……………………………………..
D. Stuktur…………………………………………………………….
BAB III PEMBAHASAN
A. Profil Apotek Sehat……………………………………………….
B. Cara Kerja Seorang Apoteker…………………………………….
C. Aset Di Apotek Sehat…………………………………………….
D. Jenis – Jenis Pelayanan Di Apotek Sehat………………………..
E. Jam Kerja Di Apotek Sehat……………………………………...
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan………………………………………………………
B. Saran…………………………………………………………….
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
Prakerin atau Praktek Kerja Industri merupakan kegiatan pendidikan, pelatihan, dan
pembelajaran bagi siswa SMK (Sekolah Menengah Kejuruan) yang dilakukan di Dalam
program ini, para siswa diberikan bekal ilmu pengetahuan dasar supaya meminimalisir
kendala saat penerapan bekerja. Program ini dilaksanakan agar siswa lebih siap untuk bekerja
di lapangan dan juga dapat mempraktikkan teori yang sudah dipelajari di sekolah. Dengan
begitu, ketika lulus nanti, siswa dapat beradaptasi lebih cepat dengan dunia kerja, usaha atau
dunia industri yang berkaitan dengan kompetensi siswa sesuai bidang yang digelutinya.
Praktek Kerja Lapangan ( PKL ) diadakan untuk memberikan kesempatan kepada para
siswa untuk menambah pengalaman dan ilmu yang mungkin belum didapatkan di sekolah,
selain itu Praktek Kerja Lapangan ( PKL) merupakan syarat mutlak yang harus dilakukan
untuk agar dapat mengikuti Ujian Akhir Nasional dan Ujian Akhir Sekolah serta dapat lulus
dengan hasil yang maksimal pula. Mengingat prntingnya Praktek Kerja Lapangan ( PKL ),
maka siwa harus berusaha melaksanakan kegiatan ini dengan baik dan semaksimal mungkin.
Mengingat pentingnya latar belakang Praktek kerja lapangan ( PKL), SMK Farmasi
Sentosa Darma Bojonegoro akan terus meningkankan mutu Praktek Kerja Lapangan ( PKL )
dengan cara membekali para siswa didiknya dengan ilmu pengetahuan yang cukup, sehingga
dengan ilmu tersebut akan bermanfaat dan sesuai dengan harapan.
1. Untuk mananamkan sikap agar peserta didik memiliki standar sesuai yang
dipersyaratkan oleh dunia kerja. Dan mampu menyesuaikan diri dengan lingkungan
dunia kerja yang sesungguhnya.
2. Untuk meningkatkan, memperluas dan memantapkan ketrampilan yang membentuk
kemampuan peserta didik sebagai bekal untuk memasuki dunia kerja yang sesuai
dengan kebutuhan program pendidikan yang ditetapkan.
3. Untuk Dapat mengetahui, memahami dan meningkatkan aturan melayani,
membaca tulisan doktor, meracik dan memberikan obat kepada pasien beserta KIE
(Komunikasi, Informasi, Edukasi) secara jelas sehingga pasien dapat
memahaminya serta Mengetahui mekanisme dan metode kerja di lapangan
4. Untuk dapat memahami perbedaan antara teori disekitar dengan di lapangan
5. Untuk memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mendapatkan
pengalaman kerja yang nyata dan langsung secara terpadu dalam melaksanakan
kegiatan pelayangan kesehatan farmasi baik di Rumah Sakit, Puskesmas, PBF,
Gudang Farmasi, Apotek, maupun penyuluhan obat kepada masyarakat.
6. Untuk Memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk memasyarakatkan diri
pada suasana lingkungan kerja yang sebenarnya.
7. Untuk Menumbuh kembangkan dan memantapkan sikap etis, profesionalisme, dan
nasionalisme yang diperlukan peserta didik untuk memasuki lapanganj kerja yang
sesuai dengan bidangnya serta memberikan kesempatan untuk masuk penempatan
kerja.
Bagi Penulis
1. Mengetahi gambaran serta aktivitas di lapangan kerja yang sesungguhnya,
sehingga dapat dijadikan acuan pada dunia kerja nantinya tanpa banyak belajar
lebih lama lagi dan menjadi lebih mudah dalam penerapannya.
2. Dapat melatih diri untuk menjadi lebih berhati-hati dan teliti dalam rangka
mengambil obat, memberikan informasi cara pakai obat dan dalam penyimpanan
obat kepada pasien.
3. Dapat melatih kesabaran ketika menghadapi pasien yang awam akan obat-obatan.
4. Mendapatkan banyak pengalaman bagimana langkah-langkah menghadapi pasien
secara langsung.
5. Mendapatkan ilmu yang lebih banyak yang tidak diperoleh disekolah.
Bagi Sekolah
1. Adanya Kerjasama yang baik antara sekolah dan apotek
2. Mengikat Kerjasama yang baik antara pihak sekolah dan apotek yang terkait
3. Menjadikan lulusan yang siap kerja dan kompeten di bidang kefarmasian
4. Meningkatkan mutu siswa dan siswi dalam kompetensi bidang farmasi
5. Tujuan pendidikan untuk mendapat keahlian proffesional lebih mudah dicapai
6. Dapat menyesuaikan program pendidikan dengan kebutuhan lapangan kerja
7. Menjadikan lulusan yang siap kerja dan kompeten di bidang kefarmasian
Bagi Apotek
1. Dapat membagi ilmunya kepada siswa dan siswi Prakerin
2. Membantu dan meringankan pekerjaan di Apotek
3. Terciptanya Kerjasama dalam melakukan pekerjaan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian Apotek
Menurut Peraturan Pemerintah Nomor 25 tahun 1980 apotek merupakan suatu tempat
dimana dilakukan pekerjaan kefarmasian dan penyaluran obat kepada masyarakat. Fungsi dan
tugas dari apotek yaitu tempat menyalurkan pembekalan farmasi yang harus menyebarkan
obat yang dibutuhkan masyarakat secara luas, tempat farmasi melakukan peracikan obat,
pengubahan bentuk, pencampuran obat dan penyerahan obat. Dan apotek juga merupakan
tempat pengabdian seorang apoteker yang telah mengucapkan sumpah jabatan (Romdhoni,
2009).
Menurut Peraturan Pemerintah No.51 tahun 2009 pasal 21 ayat 1 yang berbicara
tentang pekerjaan kefarmasian, menerapkan standar pelayanan kefarmasian haruslah seorang
apoteker dalam hal menjalankan praktek kefarmasian pada fasilitas pelayanan kefarmasian.
Dalam ayat 2 menjelaskan bahwa seorang apotekerlah yang menyerahkan dan melayani resep
dokter. Fasilitas pelayanan kefarmasian menurut pasal 19 berupa apotek, instalasi farmasi
rumah sakit, puskesmas, klinik, toko obat atau tempat praktek bersama.
Apotek merupakan salah satu sarana pelayanan kesehatan yang digunakan oleh
masyarakat. Apotek mengutamakan kepentingan masyarakat oleh karena itu setiap apotek
diwajibkan untuk menyediakan, menyimpan dan menyerahkan pembekalan farmasi yang baik
bagi masyarakat.
B. Sejarah Apotek
Istilah Apoteke atau Apotek mulai diperkenalkan oleh seorang dokter atau tabib Romawi
bernama Galen (131-201 CE), yang menamakan tempatnya memeriksa pasien sebagai "latron"
dan tempatnya menyimpan obat disebut "apotheca", yang secara harfiah berarti gudang. Nama
Galen saat ini diabadikan sebagai sebutan ilmu meracik obat secara mekanis (dgn mortar
misalnya), yaitu Galenicals.
Meskipun apotek sebagai nama gudang obat sudah sejak abad ke-2, namun apotek sebagai
tempat pembuatan dan penyaluran obat baru ada pada tahun 750 CE, 500 tahun setelah zaman
Galen, dan tempatnya di Baghdad, bukan di Romawi. Citra dan status apotek di Baghdad
ketika itu amat tinggi dan terkenal, sehingga tidak sedikit orang yang melengkapi namanya
dengan atribut "Ibn-al-attar" yang artinya "anak apoteker". Salah satu tokoh farmasi ternama
adalah Avicenna alias Ibnu Sina, seorang dokter-farmasi dari Persia yg hidup pada tahun 930-
1037 CE.
Hingga awal abad ke-13, belum dikenal istilah APOTEKER atau PHARMACIST, dokter
dan apoteker masih menjadi satu profesi yg disebut antara lain: medicineman, healer, shaman,
tabib, sinshe, dukun dan lain-lain. Pada tahun 1240, kerajaan Sisilia mengeluarkan undang-
undang yg memisahkan antara profesi dokter dan apoteker. Dokter hanya boleh memeriksa
pasien, menuliskan resep obat. Kemudian resep dibuatkan obat oleh apoteker, yg dibawa
kembali kepada dokter untuk diminumkan kepada pasien. Kemudian pada tahun 1407,
terbitlah Pharmacist's Code of Genoa yg melarang seorang apoteker bekerja sama dengan
seorang dokter.
BAPAK AANG
DIREKTUR APOTEK
Dr. RETNO
NURHAYATI.,SpA.,M.BIOMED
APOTEKER
ICHA DIAH
KEBERSIHAN
HARTI
BAB III
PEMBAHASAN
A. Profil Apotek
1. Apoteker
Menurut Suronoto (2014) pimpinan sebuah apotek adalah seorang Apoteker/ Apoteker
Pengelola Apotek (APA) yang memiliki tanggung jawab atas segala kegiatan yang berada di
apotek. Seorang APA dalam mengelola apotek harus memiliki Surat Izin Kerja (SIK) dan
menurut PP RI Nomor 51 Tahun 2009 tentang perubahan kefarmasian yang berubah menjadi
Surat Izin Praktek Apoteker (SIPA). Tugas dan tanggung jawab seorang apoteker pengelola
di apotek yaitu sebagai berikut :
1) Menyelenggarakan pelayanan kefarmasian di apotek sesuai dengan
fungsinya dan mematuhi segala kebutuhan yang sesuai dengan undang-
undang di bidang apotek yang berlaku.
2) Memimpin segala kegiatan manajerial di apotek termasuk mengkoordinasi
tenaga lainnya dan mengawasi serta mengatur jadwal kerja, membagi tugas
yang dilakukan setiap tenaga karyawan (job description) dan tanggung
jawab yang diberikan kepada masingmasing tenaga karyawan.
3) Mengawasi dan mengatur hasil penjualan di apotek setiap hari
4) Berusaha meningkatkan omset penjualan di apotek serta
mengembangkan hasil usaha sesuai dengan bidang tugasnya.
5) Berpartisipasi dalam melakukan monitor penggunaan obat
6) Melakukan pemberian Pelayanan Informasi Obat (PIO) kepada pasien agar
mendukung bagaimana penggunaan obat yang rasional dalam hal
memberikan informasi obat yang jelas dan mudah dimengerti oleh pasien.
7) Mempertimbangkan usulan yang diberikan oleh tenaga karyawan lainnya
untuk memperbaiki kemajuan serta pelayanan di apotek (Suronoto,2014).
•Pelayanan Resep
Prosedur pelayanan resep yang terdapat di apotek Sehat adalah sebagai berikut :
∆ Obat per oral, dalam meminum obat sebaiknya diminum dengan air putih,maupun buah
– buahan lainnya yang bisa membantu dalam meminumnya.
∆ Obat golongan antasida merupakan tablet kunyah yang cara pemakaiannya dikunyah
terlebih dahulu sebelum / sesudah makan
∆ Obat golongan tetrasiclin sebaiknya tidak diminum dengan susu karena akan
membentuk khelat (komplek)
∆ Obat salep cara pemakaiannya dengan cara mengoleskan sesuai dengan signa yang
tertulis di resep
∆ Suppositoria cara pemakaiannya dengan memasukkan lewat vagina maupun anus rectal.
Suppositoria disini sebaiknya disimpan dalam keadaan sejuk dan dingin, karena
Suppositoria akan meleleh serta mencair pada suhu panas (suhu tubuh).
∆ Obat tetes, cara pemakaiannya diteteskan kedalam mulut ataupun diteteskan ke selaput
mata biasanya sehari 2 – 3 tetes.
∆ hal yang perlu diperhatikan dalam cara pemakaian / aturan pakai antara lain :
1. 3 x sehari 1 tablet
2. 2 x sehari 1 tablet
3. 3 x sehari ½ tablet
4. 1 x sehari 1 tablet , dll.
Adanya makanan dalam lambung akan memperlambat transit obat di lambung. Oleh
karena itu apabila menghendaki obat tersebut cepat terserap dan bekerja secara maksimal,
maka sebaiknya obat tersebut diminum pada saat lambung dalam keadaan kosong (1- ½
jam sebelum makan) tetapi hal tersebut hanya dalam kasus – kasus tertentu.
3 buah lemari es
5 buah kipas angin
1 buah ac
1 jaringan telepon
1 TV
2. Perlengkapan
A. Kesimpulan
Dalam pelaksanaan Praktek Kerja Industri yang berupa penyusunan laporan
kegiatan ini penulis dapat menyimpulkan bahwa. Apotek merupakan suatu tempat
tertentu, dimana dilakukan pekerjaan kefarmasian dan penyaluran sediaan farmasi,
perbekalan kesehatan lainnya kepada masyarakat.
B. Saran