Anda di halaman 1dari 20

LAPORAN

PRAKTEK KERJA INDUSTRI

DI PUSKESMAS TRUCUK

Disusun Oleh :

Nama : Natasha Septian Pujirahayu


Kelas : XI Maydis
No Absen : 13
Nis : 906 / 28.074

KOMPETENSI KEAHLIAN FARMASI KLINIS DAN KOMUNITAS


SMK FARMASI DAN DENTAL ASISTEN BOJONEGORO
TAHUN AJARAN 2021/2022
LEMBAR PENGESAHAN
Laporan ini dibuat dan diajukan sebagai syarat kelengkapan dan bukti ketuntasan kegiatan
PRAKERIN / PKL SMK SENTOSA DHARMA (Kompetensi Keahlian Farmasi )
Bojonegoro Tahun Ajaran 2021 / 2022

Nama : Natasha Septian Pujirahayu


NIS : 906 / 28.078
Kelas : XI Maydis
Telah disetujui dan disahkan oleh:
Pembimbing Puskesmas Trucuk

Khuwaidah Hesti Nuraini.,A.Md.Farm


NIP. 198601152019032000
Koordinator PRAKERIN Pembimbing PRAKERIN

Muhammad Ridwan.,S.Pd Indah Purnamasari.,S.Pd


NUPTK.9946771672130142 NUPTK.1434771672230133

Mengetahui,
Kepala SMK Sentosa Dharma Bojonegoro
“ Kompetensi Keahlian Farmasi Dan Dental Asisten Bojonegoro”

Frestina Bhakti H.,S.T.,MM


NRKS: 19023L1220505242143719

(i)

KATA PENGANTAR
Puji syukur penyusun panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melipahkan rahmat
serta hidayah-Nya sehingga pelaksanaan Praktek Kerja Industri (Prakerin) di Puskesmas
Trucuk Bojonegoro dapat dilaksanakan dengan lancar. Begitu pula dalam penyusunan
Laporan ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya.

Kegiatan Prakerin dan penyusunan Laporan Prakerin ini dapat terlaksana dengan baik
berkat bantuan dari pihak-pihak terkait. Untuk itu pada kesempatan ini penyusun
mengucapkan terima kasih kepada :

1. Ibu Frestina Bhakti Herwidyaningtias.,ST., MM sebagai Kepala SMK Farmasi dan


Dental Asisten Bojonegoro
2. Dr. Widya Aksita selaku pemimpin Puskesmas Trucuk
3. Ibu Khuwaidah Hesti Nuraini.,A.Md.Farm selaku pembimbing di Puskesmas Trucuk
4. Bapak M. Ridwan.,S.Pd selaku Koordinator Prakerin
5. Ibu Indah Purnamasari.,S.Pd selaku guru pembimbing sekolah
6. Seluruh bapak/ibu guru SMK Farmasi dan Dental Asisten Bojonegoro
7. Serta semua pihak yang telah membantu sehingga dapat di selesaikan laporan ini.

Penyusun menyadari bahwa Laporan Prakerin ini masih jauh dari sempurna. Untuk itu
penyusun sangat mengharap adanya saran, masukan maupun kritikan yang membangun guna
melengkapi kekurangan laporan ini.Semoga laporan yang sederhana ini dapat memberi
manfaat dan menambah wawasan kepada kita semua

Bojonegoro, 18 Maret 2022

Natasha Septian P

DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN …........................................................................ i
KATA PENGANTAR ................................................................................... ii
DAFTAR ISI ................................................................................................. iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Tujuan
C. Manfaat
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian Puskesmas
B. Sejarah Puskesmas
C. Fungsi Dan Kegiatan Puskesmas
D. Visi, Misi, Dan Motto Puskesmas
E. Struktur Unit Kesehatan Farmasi Di Puskesmas
BAB III PEMBAHASAN
A. Profil Puskesmas Trucuk
B. Cara Kerja Seorang Farmasi Di Puskesmas
C. Aset Poli Kesehatan Farmasi Di Puskesmas
D. Jenis – Jenis Pelayanan Farmasi Di Puskesmas
E. Jam Kerja Pelayanan Farmasi Di Puskesmas
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA

BAB 1

PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Pendidikan sebagai usaha untuk membentuk,mempersiapkan dan
meningkatkan Sumber Daya Manusia yang berkualitas adalah tanggung jawab semua
pihak sekolah, keluarga dan masyarakat. Kerja sama untuk saling mengisi dan
melengkapi dari ke-tiga pihak tersebut mutlak diperlukan. Salah satu bentuk kerja
antara sekolah dan masyarakat dalam hal ini Dunia Usaha adalah bentuk Praktek
Kerja Industri (PRAKERIN) dengan tujuan untuk memperkokoh, keterkaitan dan
kesesuaian antara sekolah dan Badan Usaha sebagai konsumen lulusan sekolah.
Praktik Kerja Lapangan (PRAKERIN) adalah bentuk penyelenggaraan
kegiatan pendidikan dan pelatihan dengan bekerja secara langsung, secara sistematik
dan terarah dengan supervisi yang kompeten. Program ini dilaksanakan agar siswa
lebih siap untuk bekerja di lapangan dan juga dapat mempraktikkan teori yang sudah
dipelajari di sekolah. Dengan begitu, ketika lulus nanti, siswa dapat beradaptasi lebih
cepat dengan dunia kerja,usaha atau dunia industri yang berkaitan dengan kompetensi
siswa sesuai bidang yang digelutinya.
Praktek Kerja Lapangan ( PKL ) diadakan untuk memberikan kesempatan
kepada para siswa untuk menambah pengalaman dan ilmu yang mungkin belum
didapatkan di sekolah, selain itu Praktek Kerja Lapangan ( PKL) merupakan syarat
mutlak yang harus dilakukan untuk agar dapat mengikuti Ujian Akhir Nasional dan
Ujian Akhir Sekolah serta dapat lulus dengan hasil yang maksimal pula. Mengingat
prntingnya Praktek Kerja Lapangan ( PKL ), maka siwa harus berusaha melaksanakan
kegiatan ini dengan baik dan semaksimal mungkin.

B. TUJUAN
1. Tujuan prakerin bagi siswa yang pertama adalah para siswa/siswi dapat
mengimplementasikan materi yang selama ini didapatkan di Sekolah. Buka hanya
materi yang harus dikuasai tetapi juga praktek saat terjun ke dunia usaha atau
dunia industri.
2. Tujuan prakerin bagi siswa yang kedua adalah dapat membentuk pola pikir yang
konstruktif pola pikir bagi siswa/siswi prakerin. Sehingga dapat melihat peluang
untuk masa depan.
3. Tujuan prakerin bagi siswa yang ketiga adalah bisa melatih siswa untuk
berkomunikasi atau berinteraksi secara profesional di dunia kerja yang sebenarnya.
Sehingga todak merasa takut atau canggung lagi saat harus berkomunikasi secara
profesional dengan banyak orang atau publik.
4. Tujuan prakerin bagi siswa yang keempat adalah bisa membentuk etos kerja yang
baik bagi siswa dan siswi prakerin. Sehingga kedepannya siswa dapat menjadi
seorang lulusan yang berkualitas, dengan skill dan kemampuan siswa yang sangat
dibutuhkan ketika sudah terjun ke dunia kerja yang sesungguhnya.
5. Tujuan prakerin bagi siswa yang kelima adalah dapat menambah dan
mengembangkan ilmu pengetahuan dasar yang dimiliki oleh siswa/siswi prakerin
sesuai bidang masing-masing.
6. Tujuan prakerin bagi siswa yang keenam adalah dapat menambah jenis
keterampilan yang dimiliki oleh siswa agar dapat dikembangkan dan di
implementasikan dalam kehidupan sehari-hari.

C. MANFAAT
 Bagi Penulis
1. Menghasilkan sumber daya manusia yang memiliki keahlian profesional,
dengan keterampilan, pengetahuan, serta etos kerja yang sesuai dengan
tuntutan zaman.
2. Mengasah keterampilan yang di berikan sekolah menengah kejuruan
(SMK ).
3. Menambah keterampilan, pengetahuan, gagasan – gagasan seputar dunia
usaha serta industri yang professional dan handal.
4. Membentuk pola pikir siswa -siswi agar terkonstruktif baik serta
memberikan pengalaman dalam dunia Industri maupun dunia kerja.
5. Mengenalkan siswa – siswi pada pekerjaan lapangan di dunia industri dan
usaha sehingga pada saatnya mereka terjun ke lapangan pekerjaan yang
sesungguhnya dapat beradaptasi dengan cepat.

 Bagi Sekolah
1. Adanya Kerjasama yang baik antara sekolah dan puskesmas
2. Tujuan pendidikan untuk mendapat keahlian proffesional lebih mudah
dicapai
3. Dapat menyesuaikan program pendidikan dengan kebutuhan lapangan
kerja
4. Menjadikan lulusan yang siap kerja dan kompeten di bidang kefarmasian
5. Meningkatkan mutu siswa dan siswi dalam kompetensi bidang farmasi

 Bagi Puskesmas
1. Dapat membagi ilmunya kepada siswa dan siswi Prakerin
2. Membantu dan meringankan pekerjaan di Puskesmas
3. Terciptanya Kerjasama dalam melakukan pekerjaan

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA
A. PENGERTIAN PUSKESMAS
Pusat Kesehatan Masyarakat, disingkat Puskesmas, adalah fasilitas pelayanan
kesehatan yang menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan
perseorangan tingkat pertama, dengan lebih mengutamakan upaya promotif dan
preventif, untuk mencapai derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya.
Upaya kesehatan tersebut diselenggarakan dengan menitik beratkan kepada pelayanan
untuk masyarakat luas guna mencapai derajat kesehatan yang optimal, tanpa
mengabaikan mutu pelayanan kepada perorangan. Puskesmas dipimpin oleh seorang
kepala Puskesmas yang bertanggung jawab kepada Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota.
Wilayah kerja puskesmas meliputi satu kecamatan atau sebagian dari
kecamatan.Faktor kepadatan penduduk,luas daerah,keadaan geografis dan keadaan
infrastruktur lainnya merupakan bahan pertimbangan dalam menentukan wilayah
kerja puskesmas.
Sasaran penduduk yang dilayani kesehatan oleh puskesmas rata-rata 30.000
penduduk.Untuk perluasan jangkauan pelayanan kesehatan maka puskesmas perlu
ditunjang dengan unit pelayanan kesehatan yang lebih sederhana yaitu Puskesmas
Pembantu dan Puskesmas Keliling. Pelayanan kesehatan yang diberikan di puskesmas
adalah pelayanan kesehatan yang meliputi pelayanan pengobatan (kuratif), upaya
pencegahan (preventif),peningkatan kesehatan (promotif), dan pemulihan
(rehabilitatif) yang ditujukan kepada semua pendudukan dan tidak dibedakan jenis
kelamin dan golongan umur,sejak pembuahan dalam kandungan sampai tutup usia.

B. SEJARAH PUSKESMAS
Sejarah perkembangan kesehatan masyarakat di Indonesia dimulai sejak
pemerintahan Belanda pada abad ke-16. Kesehatan masyarakat di Indonesia pada
waktu itu dimulai dengan adanya upaya pemberantasan cacar dan kolera yang sangat
ditakuti masyarakat pada waktu itu. Kolera masuk di Indonesia tahun 1927 dan tahun
1937 terjadi wabah kolera eltor di Indonesia. Kemudian pada tahun 1948 cacar masuk
ke Indonesia melalui Singapura dan mulai berkembang di Indonesia. Sehingga
berawal dari wabah kolera tersebut maka pemerintah Belanda pada waktu itu
melakukan upaya-upaya kesehatan masyarakat.
Kemudian pada September 1959, wabah malaria masuk ke Malang. Dengan
tekad di dada, malaria ditargetkan terberantas pada tahun 1970. Puskesmas telah
menjadi tonggak periode perjalanan sejarah Dinas Kesehatan Kabupaten di Indonesia.
Konsep Puskesmas sendiri diterapkan di Indonesia pada tahun 1969. Perihal
diterapkannya konsep Puskesmas ini, pada awal berdirinya, sedikit sekali perhatian
yang dicurahkan Pemerintah di Kabupaten pada pembangunan di bidang Kesehatan.
Sebelum konsep Puskesmas diterapkan, dalam rangka memberikan pelayanan
terhadap masyarakat maka dibangunlah Balai Pengobatan (BP), Balai Kesejahteraan
Ibu dan Anak (BKIA), yang tersebar di kecamatan-kecamatan. Unit tersebut berdiri
sendiri-sendiri tidak saling berhubungan dan langsung melaporkan kegiatannya
kepada Kepala Dinas Kesehatan, umumnya unit tersebut dipimpin oleh seorang
Mantri (perawat) senior yang pendidikannya bisa Pembantu Perawat atau Perawat.
Sejalan dengan diterapkannya konsep Puskesmas di Indonesia tahun 1969,
maka mulailah dibangun Puskesmas di beberapa wilayah yang dipimpin oleh seorang
Dokter Wilayah (Dokwil) yang membawahi beberapa Kecamatan, sedang di tingkat
kabupaten ada Dokter Kabupaten (Dukabu) yang membawahi Dokwil. Pelayanan
kesehatan yang diberikan Puskesmas tersebut adalah pelayanan kesehatan menyeluruh
(komprehensif) yang meliputi pelayanan: pengobatan (kuratif), upaya pencegahan
(preventif), peningkatan kesehatan (promotif) dan pemulihan kesehatan (rehabilitatif).
Masalah-masalah kesehatan yang ditemukan juga sedemikian banyak, antara
lain: Penyakit-penyakit menular (Cacar, Malaria, TBC) masih merajalela dengan
incidence dan prevalence yang tinggi. Status gizi terutama pada golongan rawan anak-
anak di bawah lima tahun dan ibu hamil atau menyusui masih belum memuaskan. Air
minum yang sehat, pembuangan kotoran dan sanitasi perumahan yang sangat tidak
memadai. Hal tersebut erat kaitannya dengan kemiskinan yang dicerminkan oleh
rendahnya tingkat pendidikan, penghasilan perkapita, produksi perkapita dan
konsumsi perkapita (termasuk konsumsi dalam bidang sanitasi, gizi dan pelayanan
kesehatan).
Selain hal tersebut masalah ketenagaan, khususnya dokter, perawat gigi,
nutrisionis, jumlahnya juga masih terbatas. Disadari bahwa tanpa partisipasi
masyarakat secara memadai, tidaklah mungkin keinginan atau tuntutan (demand)
masyarakat yang semakin meningkat di bidang kesehatan. Untuk itu pada tahun 1976
dikembangkanlah konsep Pembangunan Kesehatan Masyarakat Desa (PKMD).
Jadi PKMD bisa dikatakan perpanjangan konsep dari Puskesmas. PKMD
adalah bagian integral dari Pembangunan Desa secara keseluruhan. Usaha-usaha
PKMD jika dilihat dari kepentingan masyarakat merupakan kegiatan swadaya
masyarakat yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui
perbaikan status kesehatan. Jika dilihat dari kepentingan Pemerintah maka PKMD
merupakan usaha untuk memperluas jangkauan pelayanan kesehatan baik oleh
Pemerintah maupun oleh swasta sebagai “Health Provider” dengan peran serta aktif
dari masyarakat sendiri. Diharapkan dengan pelaksanaan PKMD akan menyediakan
pelayanan untuk perbaikan hygiene perorangan, kesehatan lingkungan, perbaikan
taraf gizi, pengembangan kesadaran untuk hidup sehat, penyuluhan kesehatan,
pelayanan kuratif dan preventif termasuk kesejahteraan Ibu dan Anak, Keluarga
Berencana, Imunisasi, Pemberantasan Penyakit Menular, Usaha Kesehatan Sekolah
dan lain sebagainya sesuai dengan kebutuhan setempat.

C. FUNGSI DAN KEGIATAN PUSKESMAS


 Fungsi Puskesmas
1. Sebagai pusat pembangunan kesehatan masyarakat diwilayah kerjanya.
2. Membina peran serta masyarakat diwilayah kerjanya dalam rangka
meningkatkan kemampuan untuk hidup sehat.
3. Memberikan pelayanan kesehatan secara menyeluruh dan terpadu kepada
masyarakat diwilayah kerjanya.

 Kegiatan Puskesmas
Sesuai dengan kemampuan tenaga maupun fasilitas yang berbeda-beda,
maka kegiatan pokok yang dapat dilaksanakan oleh sebuah puskesmas akan
berbeda pula. Namun demikian kegiatan pokok Puskesmas yang seharusnya
dilaksanakan adalah sebagai berikut : KIA, Keluarga Berencana, Usaha Perbaikan
Gizi, Kesehatan Lingkungan, Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Menular,
Pengobatan termasuk pelayanan darurat karena kecelakaan, penyuluhan
Kesehatan Masyarakat, Kesehatan Sekolah, Kesehatan Olah Raga, Perawatan
Kesehatan Masyarakat, Kesehatan dan keselamatan Kerja, Kesehatan Gigi dan
Mulut, Kesehatan Jiwa, Kesehatan Mata, Laboratorium Sederhana, Pencatatan
Laporan dalam rangka Sistem Informasi Kesehatan, Kesehatan Usia Lanjut dan
Pcmbinaan Pengohatan Tradisional.

D. VISI, MISI, DAN MOTTO PUSKESMAS


 VISI
Terwujudnya pelayanan kesehatan yang professional dan welas asih menuju
masyarakat yang mandiri dan sehat.
 MISI
1. Mendorong kemandirian hidup sehat bagi masyarakat
2. Menjadi pusat informasi Kesehatan bagi masyarakat
3. Memberikan pelayanan yang bermutu dan mengutamakan keselamatan pasien
4. Menggalang kerja sama yang baik dengan lintas sector terkait
5. Meningkatkan sumber daya petugas Kesehatan puskesmas trucuk
6. Mewujudkan lingkungan kerja aman,nyaman dan sehat
 MOTTO
“ Kesehatan anda adalan prioritas kami ’’
E. STRUKTUR UNIT KESEHATAN FARMASI DI PUSKESMAS

Kepala Puskesmas
Trucuk
Dr. Widya Aksita

Tim Manajemen Kepala Tata


Mutu Usaha

Sujatmi,SST,MM,Kes A, Faishol Rizza, S. Kep. Ns

Tim Audit
Internal

Lhermi Br. Tarigan

PJ LIKP
Kefarmasian & Lab
Khumaidah Hesti N

Koordinator Kamar
Obat
Khumaidah Hesti N
BAB III
PEMBAHASAN

A. PROFIL PUSKESMAS

Puskesmas Trucuk adalah pusat kesehatan masyarakat non rawat inap yang
terletak di wilayah kabupaten bojonegoro jawa timur tepatnya di Jl.Raya Sumberejo
Malo No.68 truk, kab bojonegoro jawa timur.

B. CARA KERJA SEORANG FARMASI DI PUSKESMAS

Tugas pokok dan fungsi apoteker di Puskesmas adalah


1. Menyimpan,memelihara dan mencatat mutasi obat dan perbekalan kesehatan yang
dikeluarkan maupun yang diterima oleh Pukesmas dalam bentuk buku catatan
mutasi obat.
2. Membuat laporan pemakaian dan permintaan obat dan perbekalan kesehatan.
3. Menyerahkan kembali obat/kadaluwarsa kepada petugas gudang obat.
4. Menyerahkan informasi sesuai resep ke pasien.
5. Memberikan informasi tentang pemakaian dan penyimpanan obat kepada pasien.

C. ASET – ASET FARMASI DI PUSKESMAS


1. Alat pembuatan, peracikan, dan pengolahan obat yang terdiri dari:
a. Mortir dan stemper
b. Sudip
c. Blender
d. Kertas perkamen
e. Meja racik
f. Sendok puyer

2. Alat untuk penyimpanan perbekalan farmasi yang terdiri atas:


a. Lemari dan rak untuk menyimpan obat
b. Lemari psikotropik dan narkotik

D. JENIS – JENIS PELAYANAN FARMASI DI PUSKESMAS


Ruang Lingkup Pelayanan kefarmasian di Puskesmas meliputi 2 (dua) kegiatan, yaitu
1. Pengelolaan Obat dan Bahan Medis Habis pakai merupakan salah satu kegiatan
kefarmasian, yang dimulai dari perencanaan, penerimaan, pendistribusian,
pengendalian, pencatatan dan pelaporan serta pemantauan dan evaluasi.
Tujuannya adalah untuk memastikan ketersediaan dan keterjangkauan Obat dan
Bahan Medis Habis Pakai yang efisien, efektif dan rasional, meningkatkan
kompetensi/kemampuan tenaga kefarmasian, mewujudkan sistem informasi
manajemen, dan melaksanakan mutu pelayanan.
a. Perencanaan Kebutuhan Obat dan Bahan Medis Habis Pakai Perencanaan
merupakan proses seleksi Obat dan Bahan Medis Habis Pakai untuk
menentukan jenis dan jumlah obat dalam rangka memenuhi kebutuhan
Puskesmas. Tujuan perencanaan adalah untuk mendapatkan perkiraan jenis dan
jumlah Obat dan Bahan Medis Habis Pakai yang mendekati kebutuhan,
meningkatkan penggunaan Obat secara rasional dan meningkatkan efisiensi
penggunaan Obat.Perencanaan kebutuhan Obat dan Bahan Medis Habis Pakai di
Puskesmas setiap periode dilaksanakan oleh Ruang Farmasi di Puskesmas.
Proses seleksi Obat dan Bahan Medis Habis Pakai dilakukan dengan
mempertimbangkan pola penyakit, pola konsumsi Obat sebelumnya, data mutasi
Obat, dan rencana pengembangan. Proses seleksi Obat dan Bahan Medis Habis
Pakai juga harus mengacu pada Daftar Obat Esensial Nasional (DOEN) dan
Formularium Nasional. Proses seleksi ini harus melibatkan tenaga kesehatan
yang ada di Puskesmas seperti dokter, bidan, dan perawat, serta pengelola
program yang berkaitan dengan pengobatan. Proses perencanaan kebutuhan
Obat per tahun dilakukan secara berjenjang (bottom-up). Puskesmas
menyediakan data penggunaan Obat dengan menggunakan Laporan Penggunaan
dan Lembar Permintaan Obat (LPLPO).
b.Pendaftaran Obat dan Bahan Medis Habis Pakai. Tujuan Permintaan Obat dan
Bahan Medis Habis Pakai adalah memenuhi kebutuhan Obat dan Bahan Medis
Habis Pakai di Puskesmas, sesuai dengan perencanaan kebutuhan yang telah
dibuat.
c. Penerimaan Obat dan Bahan Medis Habis Pakai. Tujuannya adalah agar Obat
yang diterima sesuai dengan kebutuhan berdasarkan permintaan yang diajukan
oleh Puskesmas.
d.Penyimpanan Obat dan Bahan Medis Habis Pakai. Tujuannya adalah agar mutu
obat yang tersedia di puskesmas dapat dipertahankan sesuai dengan persyaratan
yang ditetapkan.
e. Pendistribusian Obat dan Bahan Medis Habis Pakai. Tujuannya adalah untuk
memenuhi kebutuhan Obat sub unit pelayanan kesehatan yang ada di wilayah
kerja Puskesmas dengan jenis, mutu, jumlah dan waktu yang tepat.
f. Pengendalian Obat dan Bahan Medis Habis Pakai. Tujuannya adalah agar tidak
terjadi kelebihan dan kelebihan obat di unit pelayanan kesehatan dasar.
g.Pencatatan, pelaporan dan pengarsipan. Tujuan pencatatan, pelaporan dan
pengarsipan adalah bukti pengelolaan bahwa Obat dan Bahan Habis Pakai telah
dilakukan, sebagai sumber data untuk melakukan pengaturan dan pengendalian
dan sumber data untuk pembuatan laporan.
h.Pemantauan dan Evaluasi Pengelolaan Obat dan Bahan Medis Habis Pakai.
Pemantauan dan Evaluasi Pengelolaan Obat dan Bahan Habis Pakai dilakukan
secara berkala dengan tujuan untuk mengendalikan dan menghindari terjadinya
dalam pengelolaan Obat dan Bahan Habis pakai sehingga dapat menjaga
kualitas dan perbaikan terus-menerus dalam pengelolaan Obat dan Bahan Habis
Pakai, dan memberikan penilaian terhadap capaian kinerja pengelolaan.

2. Pelayanan klinik farmasi


Pelayanan klinik merupakan bagian dari Pelayanan Kefarmasian yang langsung dan
bertanggung jawab kepada pasien terkait dengan Obat dan Bahan Medis Habis Pakai
dengan tujuan mencapai hasil yang pasti untuk meningkatkan mutu kehidupan pasien.

Pelayanan klinik farmasi meliputi:

a. Pengkajian Resep, Penyerahan Obat, dan Pemberian Informasi Obat


b.Pelayanan Informasi Obat (PIO)
c. Konseling
d.Ronde/Visite Pasien (khusus Puskesmas rawat inap)
e. Pemantauan dan Pelaporan Efek Samping Obat (ESO)
f. Pemantauan Terapi Obat (PTO)
g.Evaluasi Penggunaan Obat

E. JAM KERJA PELAYANAN FARMASI DI PUSKESMAS


Senin sampai Sabtu buka pukul 08.00 WIB dan tutup pukul 12.00 WIB
BAB IV
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Dalam pelaksanaan Praktek Kerja Industri yang berupa penyusunan laporan
kegiatan ini penulis dapat menyimpulkan bahwa, puskesmas merupakan fasilitas
pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat dan
upaya kesehatan perseorangan tingkat pertama, dengan lebih mengutamakan
upaya promotif dan preventif, untuk mencapai derajat kesehatan masyarakat yang
setinggi-tingginya

B. SARAN
Dalam rangka peningkatan kualitas peran Puskesmas dalam menghadapi
pasien pada umumnya. Penulis sampaikan saran – saran sebagai berikut :
1. Memperlengkap obat yang ada di puskesmas
2. Tanggung jawab terhadap profesi harus lebih ditingkatkan lagi
3. Mengembangkan sarana dan prasarana di Puskesmas.
4. Memelihara sikap dan perilaku petugas yang baik terhadap pasien
5. Meningkatkan kedisiplinan dan ketelitian.
Demikian laporan ini disampaikan sebagai bahan masukan dan bahan
pertimbangan dalam melaksanakan peningkatan kualitas pendidikan kesehatan
pada umumnya.
DAFTAR PUSTAKA

https://pelayananpublik.id/2020/06/06/pengertian-puskesmas-tugas-fungsi-dan-kegiatannya/
https://alamatsehat.com/puskesmas-trucuk-kab-bojonegoro/amp/
https://health.detik.com/berita-detikhealth/d-1708053/apoteker-berlimpah-tapi-yang-kerja-di-
puskesmas-sangat-sedikit
https://pdfcoffee.com/tupoksi-tenaga-farmasi-dalam-akreditasi-di-puskesmas-pdf-free.html
DOKUMENTASI

o Kamar Obat di puskesmas trucuk

o Contoh resep
o Contoh Etiket Obat Suspensi / cair

o Contoh Etiket Obat Puyer, Tablet, Kapsul


o Contoh Etiket Pemakaian Luar (Salep,Tetes mata,dll)

Anda mungkin juga menyukai