BOJONEGORO
DISUSUN OLEH:
Disusun oleh:
NIS : 879/01.074
Laporan ini dibuat dan diajukan sebagai syarat kelengkapan dan bukti ketuntasan kegiatan
PRAKERIN/ PKL (Kompetensi Keahlian Farmasi) SMK Farmasi dan Dental Asisten
pelajaran 2021-2022
Disusun Oleh :
NIS : 879/01.074
Mengetahui,
Kepala SMK Farmasi dan Dental Asisten Bojonegoro
(i)
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah kami panjatkan Puji syukur kami ke hadirat Allah SWT sehingga penyusun
dapat menyelesaikan laporan pelaksanaan praktek kerja industri (prakerin). Laporan ini
disusun oleh penulis guna memenuhi salah satu persyaratan mengikuti Ujian Kompetensi
keahlian Lsp P1 pada Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Farmasi dan Dental Asisten
Bojonegoro Progam Keahlian Farmasi. Dalam penyusunan laporan ini tidak lepas dari
dukungan berbagai pihak. Untuk itu, penyusun ucapkan rasa hormat dan banyak terima kasih
kepada :
1. Ibu Frestina Bhakti, H,ST,.MM Selaku Kepala SMK Farmasi dan Dental Asisten
Bojonegoro yang telah memberikan izin serta kesempatan kepada penulis sewaktu
melaksanakan pelaksanaan industri
2. Defi Reti Chika Setiani, S,M Selaku pembimbing praktek kerja industri (Prakerin) di
SMK Farmasi dan Dental Asisten Bojonegoro yang telah membantu penulis sewaktu
melaksanaan praktek dilapangan.
3. Seluruh guru SMK Farmasi dan Dental Asisten Bojonegoro yang telah membantu dan
memberi bimbingan selama PKL
4. Ibu Anna Nurlaili H.,M. Farm.,Klin.,Aptselaku pembimbing prakerin di Rumah Sakit
Aisyiyah Bojonegoro
5. Bapak Muhammad Ridwan S,pd. Selaku koordinator praktek kerja industri.
6. Seluruh pihak yang telah membantu sehingga dapat menyelesaikan laporan ini.
Kami menyadari bahwa laporan ini masih kurang dari sempurna. Oleh karena itu kami
mengharapkan saran dan kritik yang dapat membangun terhadap penyempurna laporan ini
agar lebih baik kedepannya. Semoga laporan ini berguna bagi pembaca.
Penyusun
AISHA AL KANSHA
(ii)
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
LEMBAR PENGESAHAN..............................................................................i
KATA PENGANTAR.....................................................................................ii
DAFTAR ISI...................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG............................................................................1
B. TUJUAN.................................................................................................1
C. MANFAAT.............................................................................................2
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan...........................................................................................12
B. Saran.....................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................13
LAMPIRAN...................................................................................................14
(iii)
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Praktek Kerja Lapangan (PKL) adalah salah satu bentuk emplementasi dengan secara
sistematis dan sinkron antara progam pendidikan di sekolah dengan progam penguasaan
keahlian yang diperoleh melalui kegiatan kerja secara langsung didunia kerja untuk
mencapai tingkat keahlian tertentu. Dan siswa bisa mengetahui fungsi dan kedudukannya
dalam dunia industri sebagai tenaga siap pakai yang terjun langsung ke masyarakat.
Dalam pelaksanaan praktek kerja industri SMK Sentosa Dharma dibagi menjadi 4 tempat
yaitu:
1. Apotek
2. Rumah sakit
3. Puskesmas(pusat kesehatan masyarakat)
Praktek kerja Lapangan (pkl), mengandung makna bahwa kegiatan ini menjadi tanggung
jawab bersama antar pihak sekolah dan masyarakat atau dunia kerja. Dilingkungan
sekolah dan lingkungan dunia kerja, semua system pendidikan/pelatihan yang berlangsung
di dunia kerja dievaluasi oleh dunia kerja.
(1)
C. MANFAAT PRAKTEK KERJA INDUSTRI (PRAKERIN)
Dalam praktek kerja industri (prakerin) adapun manfaatnya, yaitu :
1. Menjalin kerja sama yang baik antara sekolah dan perusahaan terkait, baik dalam
dunia usaha maupun dunia industri maupun dunia kerja.
2. Mempersiapkan sumber daya manusia berkualitas yang sesuai dengan kebutuhan di
era teknologi informasi dan komunikasi terkini.
3. Untuk mengasah keterampiln yang di berikan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK).
4. Membentuk pola pikir siswa-siswi agar terkonstruktif baik serta memberikan
pengalaman dalam dunia industri maupun dunia kerja.
(2)
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Rumah Sakit Aisyiyah Bojonegoro adalah rumah sakit tipe C yang terletak di wilayah
Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur. Rumah sakit ini memberikan pelayanan di bidang
kesehatan yang di dukung oleh layanan dokter spesialis serta ditunjang dengan fasilitas medis
lainnya.
(3)
Penunjang Medis
a. Laboratorium
b. Radiologi
c. Patologi Anatomi
d. Ultrasonografi(USG)
e. Fisioterapi
f. Elektrokardiogram(EKG)
g. Rontgen
Rawat Jalan
Poli klinik umum dan poli klinik spesialis memberikan pelayanan sesuai dengan jadwal yang
telah ditentukan. Berikut ini daftar layanan poli yang ada di rumah sakit Aisyiyah Bojonegoro
(4)
6. Ruang Perawatan kelas II
7. Ruang Perawatan Kelas III
C. DEFINISI IFRS
Instalasi Farmasi Rumah Sakit dapat diartikan sebagai suatu unit di rumah sakit
yang merupakan tempat pelaksanaan semua kegiatan pekerjaan kefarmasian yang
ditujukan untuk keperluan rumah sakit dan pasien. IFRS merupakan organisasi
pelayanan di rumah sakit yang memberikan pelayanan produk yaitu sediaan farmasi,
perbekalan kesehatan dan gas medis habis pakai serta pelayanan jasa yaitu farmasi
klinik (PIO, konseling, MESO, monitoring terapi obat, reaksi merugikan obat) bagi
pasien atau keluarga pasien (Kemenkes, 2016).
E. PENGGOLONGAN OBAT
Penggolongan obat dimaksudkan untuk meningkatkan keamanan dan ketepatan
penggunaaan serta pengamanandistribusi. Penggolongan obat ini terdiri dari obat bbas,
obat bebas terbatas, obat keras, obat spikotropika, obat narkotika dan obat wajib
Rumah Sakit (OWA). Penggolongan obat ini tercantum dalam peraturan menteri
kesehatan No. 917/Menkes/per/1993 yang kini diubah menjadi pemenkes No.
949/menkes/per/2000. Penggolongan obat terdiri dari:
1. Obat Bebas
Obat Bebas yaitu obat yang bisa di beli bebas di Rumah Sakit, toko obat bahkan di
(5)
warung. Obat bebas ditandani dengan lingkaran berwarna hijau bergaris tepi
hitam. Contoh obat bebas adalah paracetamol, antasida
2. Obat Bebas Terbatas
Obat bebas terbatas atau masuk dalam daftar “W”, menurut bahasa Belanda “W”
singkatan dari “Waarschuwing” Artinya peringatan. Jadi, maksudnya obat yang
pada penjualnya disertai dengan peringatan tertentu yang ditandai dengan
lingkaran biru bergaris tepi hitam. Contoh: Alpara, Lacoldin, Combantrin, dan
paratusin.
3. Obat Keras
Obat keras disebut juga obat daftar “G” dalam bahasa Belanda “G” singkatan dari
“Gevaarlijk” yang berarti berbahaya. Maksudnya, Obat keras adalah obat yang ada
di Rumah Sakit dan hanya dapat diberikan dengan resep dokter. Penandaannya
adalah lingkaran berwarna merah dngan garis tepi berwarna hitam dan terdapat
huruf K yang menyentuh garis tepi. Contoh obat keras adalah dexametason,
ambroxol, allopurinol, Amoxicillin.
4. Obat Narkotika
Menurut UU No. 35 tahun 2009 tentang Narkotika, yang dimaksud dengan
narkotika adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman,
baik sintesis maupun semisintetis, hilangnya rasa, mengurangi sampai
menghilangkan rasa nyeri, dan dapat menimbulkan ketergantungan. Penandaan
obat narkotikayaitu palang medali merah.
Obat Narkotika dibagi menjadi 3 golongan:
a. Narkotika Golongan I
Narkotika golongan I adalah narkotika yang hanya dapat digunakan untuk
pengembangan ilmu pengetahuan dan tidak untuk terapi, erta mempunyai
potensi sangat tinggi mengakibatkan ketergantungan. Contoh: kokain dan
opinium.
b. Narkotika Golongan II
Narkotika golongan II adalah narkotika yang berkhasiat untuk pengobatan
digunakan sebagai pilihan terakhir dan dapat digunakan untuk terapi atau
pengembangan ilmu pengetahuan serat berpotensi tinggi mengakibatkan
ketergantungan. Contoh: Petidin.
c. Narkotika Golongan III
Nrkotika golongan III adalah narkotika yang berkhasiat untuk pengobatan dan
banyak digunakan dalam terapi atau pengembangan ilmu pengetahuan serta
berpotensi ringan menimbulkan ketergantungan. Contoh: Kodein.
5. Obat Psikotropika
Menurut UU No. 5 tahun 1997 tentang psikotropika, yang dimaksud psikotropika
adalah zat atau obat baik alamiah maupun sintetis bukan narkotika yang berkhasiat
psikoaktif melalui pengaruh selektif pada susunan syarah pusat yang menyebabkan
perubahan khas pada aktivitas mental dan perilaku. Penandaan obat psikotropika
hampir sama dengan penandaan obat keras yaitu lingkaran merah dengan garis tepi
berwarna merah dengan huruf K yang menyentuh garis tepi.
Obat psikotropika dibagi menjadi empat golongan:
a. Psikotropika Golongan I
Psikotropika golongan I adalah psikotropika yang hanya dapat digunakan
untuk ilmu pengetahuan dan tidak digunakan dalam terapi, serta mempunyai
potensi amat kuat mengakibatkan sindroma ketergantungan. Contoh: Lisergida
da meskalina.
(6)
b. Psikotropika Golongan II
Psikotropika golongan II adalah psikotropika yang berkhasiat untuk
pengobatan dan digunakan dalam terapi atau untuk tujuan pengembangan ilmu
pengetahuan serta mempunyai potensi kuat mengakibatkan sindroma
ketergantungan. Contoh: Amfetamin.
c. Psikotropika Golongan III
Psikotropika golongan III adalah Psikotropika yang berkhasiat pengobatan dan
banyak digunakan dalam terapi atau untuk tujuan pengembangan ilmu
pengetahuan pengetahuan serta berpotensi sedang mengakibatkan sindroma
ketergantungan. Contoh: Penobarbital.
d. Psikotropika Golongan IV
Psikotropika golongan IV adalah Psikotropika yang berkhasiat pengobatan dan
sangat luas digunakan dalam terapi dan untuk pengembangan ilmu
pengetahuan serta mempunyai potensi ringan mengakibatkan sindroma
ketergantungan. Contoh: Alprazolam, diazepam
6. Obat Wajib Rumah Sakit
Obat ini adalah obat keras yang dapat diserahkan oleh rumah sakit kepada pasien
di Rumah Sakiter tanpa resep dokter, tetapi harus diserahkan langsung oleh
seorang Rumah Sakiter kepada pasien disertai informasi lengkap tentang
penggunaan obat. Contoh: Asam mafenamat, Omeprazole, dan lidokain HCL.
(7)
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN PRAKERIN
Waktu:
Pelaksanaan Prakerin di Rumah Sakit Aisyiyah Bojonegoro terbagi menjadi 2 shift
yaitu:
a. Minggu 1: Rawat Jalan
Shift sore dimulai dari pukul 14.00-21.00 WIB
b. Minggu 2: Rawat Jalan
Shift pagi dimulai dari pukul 07.00-14.00 WIB.
c. Minggu 3: Rawat Inap
Shift sore dimulai dari pukul 14.00-21.00 WIB
d. Minggu 4 : Rawat Inap
Shift pagi dimulai dari pukul 07.00-14.00 WIB.
(11)
BAB IV
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Instalasi Farmasi rumah sakit merupakan suatu sarana kesehatan yang kegiatan pelayanannya
dapat dimanfaatkan untuk pendidikan tenaga kesehatan dan penelitian. Di pelayanan rumah
sakit sangat dioptimalkan sebaik-baiknya agar tercapainya rumah sakit yang ideal. Di rumah
sakit ’Aisyiyah juga terdapat visi, misi, tujuan dan motto untuk menjalankan rumah sakit
tersebut dan di rumah sakit ’Aisyiyah lebih mengutamakan pelayanan untuk menangani dan
ramah untuk pelayanannya. Tugas pokok Instalasi Farmasi dan alat kesehatan yaitu
melaksanakan pengelolaan, penerimaan, penyimpanan dan pendistribusian perbekalan farmasi
dan peralatan kesehatan yang di perluan dalam rangka pelayanan kesehatan , pencegahan dan
pemberantasan penyakit.
B. SARAN
1. Sekolah hendaknya lebih menyiapkan lagi bagi kemampuan siswa sebelum praktek di
dunia kerja
2. Diharapkan kegiatan seperti ini dapat berlangsung seterusnya guna dapat memberikan
bekal tambahan bagi siswa-siswi SMK FARMASI SENTOSA DHARMA BOJONEGORO
agar mampu bersaing dalam dunia kerja dan mampu mencetak siswa-siswi yang profesional
di bidang kefarmasian sehingga membawa nama baik sekolah
(12)
DAFTAR PUSTAKA
htpp://rsabojonegoro.com/profile
http://eprints.umg.ac.id/3149/3/5.%20BAB&202.pdf
(13)
LAMPIRAN
Etiket
(14)
Meja untuk meracik obat
Beberapa sediaan yang disimpan di dalam kulkas (pada suhu 2-8 c), antara lain :
1. Sabu, ats
2. Actrapid
3. Epinephrininj
4. Claneksiinj
5. Santocyninj
6. Myotonicinj
7. Suprafenid, Dulcolax, Pamol, Boraginol S, Boraginol N Supp
8. Aclam, Lacidofil
9. Dll
Sediaan tersebut disimpan dalam kulkas dengan tujuan menjaga stabilitas fisik dan kimianya
(15)