Anda di halaman 1dari 20

LAPORAN

PRAKTEK KERJA INDUSTRI DI RUMAH SAKIT


AISYIYAH BOJONEGORO

DISUSUN OLEH:
NAMA :VEGA AMELIA PUTRI PERDANI
KELAS :XI-ORYZAE
No. ABSEN :17
NIS :38.074

KOMPETENSI KEAHLIAN FARMASI KLINIS DAN


KOMUNITAS

SMK FARMASI DAN DENTAL ASISTEN


BOJONEGORO
TAHUN PELAJARAN 2021/2022

LEMBAR PENGESAHAN

Laporan ini dibuat dan diajukan sebagai syarat kelengkapan dan bukti ketuntasan
kegiatan PRAKERIN / PKL SMK Farmasi dan Dental Asisten Bojonegoro Tahun
Ajaran 2021/2022
NAMA : VEGA AMELIA PUTRI PERDANI
NIS : 38.074
KELAS : XI-ORYZAE

Telah disetujui dan disahkan oleh :


Kepala Instalasi Farmasi Rumah Sakit Aisyiyah

Anna Nurlaili H., M.Farm.,Klin.,Apt.

Koordinator PRAKERIN Pembimbing PRAKERIN

Muhammad Ridwan, S.Pd. Mirawati.,A.Md Farm


NUPTK 9946 7716 72130142

Mengetahui,
Kepala SMK Farmasi dan Dental Asisten Bojonegoro
FRESTINA BHAKTI H.,S.T.,M.M.
NRKS. 19023L12205050242143719

KATA PENGANTAR

Puja dan puji syukur saya panjatkan kepada Allah Swt. yang telah
melimpahkan rahmat serta hidayah-Nya, sehingga pelaksanaan Praktek Kerja
Industri ( Prakerin) di Rumah Sakit Aisyiyah Bojonegoro dapat dilaksanakan
dengan lancar.
Dalam penyusunan laporan tersebut tidak lepas dari dukungan berbagai
pihak. Untuk itu tidak salah pada kesempatan ini, saya pada kesempatan ini, saya
sebagai penyusun mengucapkan banyak terima kasih kepada :
1. Ibu Frestina Bhakti H.,S.T.,M.M. Selaku Kepala SMK Sentosa Dharma
Bojonegoro.
2. Ibu Anna Nurlaili H., M. Farm.,Klin.,Apt Selaku Pembimbing di Rumah
Sakit Aisyiyah Bojonegoro.
3. Bapak Muhammad Ridwan, S. Pd Selaku Koordinator dalam Pelaksanaan
Prakerin.
4. Ibu Mirawati..A. Md Farm Selaku Pembimbing Prakerin.
5. Seluruh bapak/ibu guru SMK Sentosa Dharma.
6. Orang tua dan saudara saya tiada henti mendukung saya dan memberi doa.
7. Seluruh pihak yang telah membantu sehingga dapat diselesaikannya
laporan ini.
Saya menyadari bahwa laporan ini masih kurang sempurna. Oleh karena itu
mengharapkan saran dan kritik yang dapat membantu penyempurnaan laporan ini
agar dapat lebih baik kedepannya. Semoga laporan yang memuat pengalaman dan
pengetahuan yang didapatkan selama melaksanakan Praktek Kerja Industri ini
dapat bermanfaat siswa-siswi SMK SENTOSA DHARMA.

Bojonegoro, Maret 2022


Penyusun
Vega Amelia Putri Perdani
DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN ...............................................................................


KATA PENGANTAR .......................................................................................
DAFTAR ISI ......................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
.............................................................................................................................
A. LATAR BELAKANG .....................................................................
B. TUJUAN...........................................................................................
C. MANFAAT ......................................................................................
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................
A. DEFINISI RUMAH SAKIT ............................................................
B. TUGAS & FUNGSI RUMAH SAKIT ............................................
C. KLASIFIKASI RUMAH SAKIT ....................................................
D. DEFINISI IFRS ................................................................................
E. TUGAS DAN FUNGSI IFRS ..........................................................
F. PENGELOLAAN & PERBEKALAN IFRS ...................................
G. PENGGOLONGAN OBAT .............................................................
BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN PRAKERIN ......................................
A. LOKASI DAN WAKTU ..................................................................
B. PELAYANAN RESEP ....................................................................
C. STANDAR PELAYANAN OBAT ..................................................
BAB IV PENUTUP ...........................................................................................
A. KESIMPULAN ................................................................................
B. SARAN ............................................................................................
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................
LAMPIRAN .......................................................................................................
BAB 1
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Salah satu sarana kesehatan yang dapat menunjang tercapainya


tujuan pembangunan kesehatan adalah sarana rumah sakit Rumah sakit
merupakan sarana upaya kesehatan yang menyelenggarakan kegiatan
pelayanan kesehatan untuk kepentingan masyarakat serta dapat
dimanfaatkan untuk pendidikan atau penelitian. Oleh karena itu, dalam
rangka merealisasikan program pendidikan yang telah digariskan pada
kurikulum Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), maka setiap siswa SMK
diwajibkan untuk melaksanakan Praktik Kerja Industri (Prakerin) di suatu
perusahaan farmasi, baik swasta, pemerintah atau instansi-instansi lainnya.
Program praktik kerja industri merupakan salah satu kegiatan dan
pelatihan untuk siswa-siswi SMK. Program ini memadukan antara teori
teori di sekolah dengan dunia kerja secara nyata di lapangan, juga
mempersiapkan siswa-siswi lulusan SMK supaya lebih kompeten dan ahli
dalam bidang kefarmasian.

Program praktik kerja industri juga dilaksanakan untuk


memperkenalkan kepada siswa-siswi tentang dunia kefarmasian secara
nyata di lapangan, sehingga menghasilkan lulusan yang profesional untuk
bekerja di dunia kerja.

B. Tujuan

Diadakannya Praktek Kerja Industri (Prakerin) ini secara umum


bertujuan untuk:
a. Mengetahui klasifikasi Rumah Sakit Aisyiyah dilihat dari fasilitas
b. Mengetahui pengelolaan perbekalan farmasi di Instalasi Farmasi Rumah
Sakit Aisyiyah
c. Melihat secara langsung pelayanan resep di Instalasi Farmasi Rumah
Sakit Aisyiyah
d. Agar dapat merasakan dunia kerja di lapangan
C. Manfaat

1. Agar memperoleh gambaran mengenai peran Farmasi didunia


kerja khususnya di Rumah Sakit.
2. Memberikan pengetahuan mengenai kegiatan kefarmasian di Rumah
Sakit.
3. Mengetahui perbandingan antara teori yang diperoleh selama
pendidikan
dengan kenyataan yang diperoleh di lapangan.
4. Menambah pengalaman dan wawasan kepada siswa mengenai kinerja
profesi farmasi di Rumah Sakit.
5. Menjadikan lulusan yang siap bekerja dan kompeten di bidang
kefarmasian.
6. Meningkatkan mutu kompetensi di kefarmasian.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Definisi Rumah Sakit

Menurut WHO (World Health Organization), rumah sakit adalah


bagian integral dari suatu organisasi sosial dan kesehatan dengan fungsi
menyediakan pelayanan paripurna (komprehensif), penyembuhan penyakit
(kuratif) dan pencegahan penyakit (preventif) kepada masyarakat. Rumah
sakit juga merupakan pusat pelatihan bagi tenaga kesehatan dan pusat
penelitian medik.
Berdasarkan undang-undang No. 44 Tahun 2009 tentang rumah sakit,
yang dimaksudkan dengan rumah sakit adalah institusi pelayanan
kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara
paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat
darurat.

B. Tugas dan Fungsi Rumah sakit

1. Tugas Rumah Sakit

Tugas rumah sakit adalah melaksanakan upaya pelayanan


kesehatan secara berdaya guna dan berhasil guna dengan mengutamakan
penyembuhan dan pemulihan yang dilaksanakan secara serasi dan terpadu
dengan peningkatan dan pencegahan serta pelaksanaan upaya rujukan.

2. Fungsi Rumah Sakit

Menurut undang-undang No. 44 tahun 2009 tentang rumah sakit,


fungsi rumah sakit adalah :
a. Penyelenggaraan pelayanan pengobatan dan pemulihan kesehatan
sesuai dengan standar pelayanan rumah sakit.
b. Pemeliharaan dan peningkatan kesehatan perorangan melalui
pelayanan kesehatan yang paripurna tingkat kedua dan ketiga
sesuai kebutuhan medis.
c. Penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan sumber daya manusia
dalam rangka peningkatan kemampuan dalam pemberian
pelayanan kesehatan.
d. Penyelenggaraan penelitian dan pengembangan serta penapisan
teknologi bidang kesehatan dalam rangka peningkatan pelayanan
kesehatan dengan memperhatikan etika ilmu pengetahuan bidang
kesehatan.

C. Klasifikasi Rumah Sakit

Berdasarkan Jenis Pelayanan di Rumah Sakit Umum

1. Rumah Sakit Umum Kelas A


Rumah Sakit Umum Kelas A harus mempunyai fasilitas dan
kemampuan pelayanan
medik paling sedikit 4 (empat) Pelayanan Medik Spesialis Dasar, 5
(lima) Pelayanan
Spesialis Penunjang Medik, 12 (dua belas) Pelayanan Medik Spesialis
Lain dan 13
(tiga belas) Pelayanan Medik Sub Spesialis.

2. Rumah Sakit Umum Kelas B


Rumah Sakit Umum Kelas B harus mempunyai fasilitas dan
kemampuan pelayanan medik paling sedikit 4 (empat) Pelayanan
Medik Spesialis Dasar, 4 (empat) Pelayanan Spesialis Penunjang
Medik, 8 (delapan) Pelayanan Medik Spesialis Lainnya dan 2 (dua)
Pelayanan Medik Subspesialis Dasar.
3. Rumah Sakit Umum Kelas C
Rumah Sakit Umum Kelas C harus mempunyai fasilitas dan
kemampuan pelayanan
medik paling sedikit 4 (empat) Pelayanan Medik Spesialis Dasar dan 4
(empat)
Pelayanan Spesialis Penunjang Medik.

4. Rumah Sakit Umum Kelas D


Rumah Sakit Umum Kelas D harus mempunyai fasilitas dan
kemampuan pelayanan
medik paling sedikit 2 (dua) Pelayanan Medik Spesialis Dasar.

D. Definisi Instalasi Farmasi Rumah Sakit


Instalasi Farmasi Rumah Sakit adalah suatu unit di rumah sakit
yang merupakan fasilitas penyelenggaraan kefarmasian di bawah pimpinan
seorang Apoteker dan memenuhi persyaratan secara hukum untuk
mengadakan, menyediakan, dan mengelola seluruh aspek penyediaan
perbekalan kesehatan di rumah sakit.
E. Tugas dan Fungsi Instalasi Rumah Sakit

1. Tugas Instalasi Farmasi Rumah Sakit


Berdasarkan Kepmenkes No. 1197/Menkes/SK/X/2004 tentang
Standar Pelayanan Farmasi di Rumah Sakit, tugas pokok instalasi
farmasi rumah sakit adalah sebagai berikut:

a. Memberikan pelayanan farmasi yang optimal.


b. Menyelenggarakan kegiatan pelayanan farmasi profesional
berdasarkan prosedur kefarmasian dan etik profesi.
c. Melaksanakan komunikasi, informasi dan edukasi atau KIE.
d. Memberi pelayanan bermutu melalui analisa dan evaluasi untuk
meningkatkan mutu pelayanan farmasi.
e. Menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan di bidang farmasi.
f. Mengadakan penelitian dan pengembangan di bidang farmasi.
g. Memfasilitasi dan mendorong tersusunnya standar pengobatan dan
formularium rumah sakit.

2. Fungsi Instalasi Farmasi Rumah Sakit


Berdasarkan Kepmenkes No. 1197/Menkes/SK/X/2004 tentang
Standar Pelayanan Farmasi di Rumah Sakit, fungsi instalasi farmasi
rumah sakit adalah sebagai berikut:

a. Pengelolaan perbekalan farmasi.


b. Pelayanan kefarmasian dalam penggunaan obat dan alat kesehatan.

F. Pengelolaan Perbekalan Farmasi di Instalasi Farmasi Rumah Sakit


Pengelolaan perbekalan farmasi menurut Kepmenkes RI No
1197/Menkes/SK/X/2004 merupakan suatu siklus kegiatan dimulai dari
pemilihan, perencanaan, pengadaan, penerimaan, penyimpanan.
pendistribusian, pengendalian, penghapusan, administrasi dan pelaporan
serta evaluasi yang diperlukan bagi kegiatan pelayanan Adapun penjelasan
dari kegiatan tersebut adalah sebagai berikut:
1. Pemilihan
Pemilihan adalah proses kegiatan sejak dari meninjau masalah
kesehatan yang terjadi di rumah sakit, identifikasi pemilihan terapi,
bentuk dan dosis, menentukan kriteria pemilihan dengan
memprioritaskan obar esensial, standardisasi sampai menjaga dan
memperbaharui standar obat 2. Perencanaan

2. Perencanaan
Perencanaan merupakan proses kegiatan dalam pemilihan jenis,
jumlah, dan harga perbekalan farmasi yang sesuai dengan kebutuhan
dan anggaran Untuk menghindari kekosongan obat atau Alkes di IFRS
ada hal-hal yang harus dipertimbangkan dalam proses perencanaan
antara lain:
a. Kebutuhan
Perencanaan yang baik harus sesuai dengan kebutuhan
IFRS, perhitungan kebutuhan yang benar akan mencegah
pengadaan perbekalan farmasi yang berlebihan.
b. Persediaan atau stok sisa

Lihat berapa jumlah stok sisa yang ada maka dari data
tersebut dapat dijadikan acuan jumlah yang akan dibeli untuk satu
jenis perbekalan farmasi

c. Prioritas

Perbekalan farmasi yang sering dibutuhkan pasien di rumah


sakit hendaklah diprioritaskan paling utama untuk diadakan.

d. Waktu Tunggu
Proses pengiriman perbekalan farmasi dari distributor ke
IFRS memerlukan waktu Pengadaan melalui tender memerlukan
waktu yang lama berbeda dengan pengadaaan melalui pembelian
langsung mungkin waktu pengiriman akan lebih cepat
e. Metode Perencanaan
Metode perencanaan yang dapat dipergunakan antara lain
metode konsumsi metode epidemiologi dan metode kombinasi dari
metode konsumsi dan epidemiologi

3. Pengadaan
Pengadaan perbekalan farmasi dilakukan dengan membuat
surat pesanan (SP) yang ditujukan kepada distributor atau PBF Surat
pesanan tersebut disusun berdasarkan perencanaan yang telah
dilakukan. Proses pengadaan dapat dilakukan dengan pembelian baik
pembelian secara langsung atau melalui tender.

4. Penerimaan
Penerimaan adalah kegiatan menerima perbekalan farmasi yang
telah dipesan ke PBF atau unit gudang pelayanan kesehatan sesuai
dengan aturan kefarmasian
5. Penyimpanan
Penyimpanan merupakan kegiatan pengaman barang dengan
menempatkan obat-obatan atau Alkes sesuai metode penyimpanan.
Metode penyimpanan diantaranya:
a. Metode FIFO (First In First Out)
FIFO adalah metode penyimpanan berdasarkan barang yang
pertama masuk, maka yang lebih dahulu dikeluarkan.

b. Metode FEPO (First Exfire First Out)


FEFO adalah metode penyimpanan berdasarkan barang yang masa
kadaluarsanya paling dekat, maka yang paling dahulu dikeluarkan.

c. Berdasarkan Bentuk Sediaan


Metode ini lebih tepat dalam penyimpanan obat-obatan, misalnya
sediaan tablet dipisah dengan sedian syrup dan disimpan di rak
atau etalase yang berbeda.

d. Berdasarkan Golongan Obat


Metode ini dilakukan dengan cara memisahkan obat-obatan tiap
golongan dan tidak mempertimbangkan bentuk sedisan atau efek
farmakologinya, yang terpenting obat tertata sesuai golongannya.

e. Berdasarkan Alfabetis
Perbekalan farmasi ditata sesuai namanya secara berurutan dari A
sampai Z. Keuntungan metode ini adalah obat atau alkes akan lebih
mudah dicari dan kelemahannya gudang tidak digunakan secara
maksimal.

f. Berdasarkan Efek Farmakologi


Metode ini dilakukan dengan cara menata obat sesuai khasiatnya
misalnya obat untuk batuk berdahak ditempatkan berbeda dengan
obat untuk batuk kering.
6. Pendistribusian
Pendistribusian adalah kegiatan mendistribusikan perbekalan
farmasi untuk pelayanan individu dalam proses terapi bagi pasien serta
untuk menunjang pelayanan medis

7. Pengendalian
Pengendalian adalah kegiatan yang bertujuan untuk mencegah
terjadinya kelebihan dan kekosongan perbekalan farmasi di unit-unit
pelayanan.
a. Pemusnahan
Pemusnahan adalah kegiatan penyelesaian terhadap perbekalan
farmasi yang tidak terpakai karena kadaluwarsa, rusak dan tidak
memenuhi standar.

b. Administrasi dan Pelaporan


1. Administrasi
Administrasi bertujuan memonitor transaksi perbekalan farmasi
yang masuk dan keluar. Pencatatan bisa dilakukan secara
manual dan komputer.

2. Pelaporan
Pelaporan berisi kumpulan catatan pendataan kegiatan
administrasi perbekalan farmasi.

8. Evaluasi
Evaluasi merupakan salah satu upaya untuk terus
mempertahankan mutu pengelolaan perbekalan farmasi.

G. Penggolongan Obat
Penggolongan obat dimaksudkan untuk meningkatkan keamanan
dan ketetapan penggunaan serta pengamanan distribusi. Penggolongan
obat ini terdiri dari obat bebas, obat bebas terbatas, obat keras, obat
psikotropika, obat narkotika dan obat wajib Rumah Sakit (OWA)
Penggolongan obat ini tercantum dalam Peraturan Menteri Kesehatan No.
917/Menkes/Per/1993 yang kini diubah menjadi Permenkes No.
949/Menkes/Per/2000. Penggolongan obat itu terdiri dari:
1. Obat Bebas
Obat bebas yaitu obat yang bisa dibeli bebas di Rumah Sakit,
toko obat bahkan di warung Obat bebas ditandai dengan lingkaran
hijau bergaris tepi hitam Contoh obat bebas adalah paracetamol,
antasida dan obat batuk hitam Penandaan obat bebas diatur
berdasarkan SK Menkes RI Nomor 2380/A/SK/VI/1983 tentang tanda
khusus untuk obat bebas dan obat bebas terbatas.

2. Obat Bebas Terbatas


Obat bebas terbatas atau yang masuk dalam daftar "W",
menurut bahasa Belanda "W" singkatan dari "Waarschuwing" artinya
peringatan. Jadi, maksudnya obat yang pada penjualannya disertai
dengan peringatan tertentu yang ditandai dengan lingkaran biru
bergaris tepi hitam. Contoh obat bebas terbatas adalah paratusin, proris
dan CTM.
3. Obat Keras
Obat keras disebut juga obat daftar "G" dalam bahasa Belanda "G"
singkatan dari "Gevaarlijk" yang berarti berbahaya. Maksudnya, obat
keras adalah obat yang ada di Rumah Sakit dan hanya dapat diberikan
dengan resep dokter. Penandaannya adalah lingkaran berwarna merah
dengan garis tepi berwarna hitam dan terdapat huruf K yang
menyentuh guris tepi. Contoh obat keras adalah dexametason,
amoxicillin dan ambroxol.

4. Obat Narkotika
Menurut UU No. 35 tahun 2009 tentang Narkotika, yang dimaksud
dengan narkotika adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman atau
bukan tanaman, baik sintetis maupun semisintetis, yang dapat
menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran, hilangnya rasa,
mengurangi sampai menghilangkan rasa nyeri, dan dapat menimbulkan
ketergantungan Penandaan obat narkotika yaitu palang medali merah.
Obat narkotika dibagi menjadi tiga golongan:
a. Narkotika Golongan I
Narkotika golongan I adalah narkotika yang hanya dapat digunakan
untuk pengembangan ilmu pengetahuan dan tidak untuk terapi, serta
mempunyai potensi sangat tinggi mengakibatkan ketergantungan.
Contoh obat narkotika golongan I yaitu opium dan kokain.

b. Narkotika Golongan II
Narkotika golongan II adalah narkotika yang berkhasiat untuk
pengobatan digunakan sebagai pilihan terakhir dan dapat digunakan
untuk terapi atau pengembangan ilmu pengetahuan serta berpotensi
tinggi mengakibatkan ketergantungan Contoh obat narkotika golongan
II adalah petidin.

c. Narkotika Golongan III Narkotika golongan III adalah narkotika yang


berkhasiat untuk pengobatan dan banyak digunakan dalam terapi atau
pengembangan ilmu pengetahuan serta berpotensi ringan menimbulkan
ketergantungan Contoh obat narkotika golongan III adalah kodein.

5. Obat Psikotropika
Menurut UU No. 5 tahun 1997 tentang Psikotropika, yang
dimaksud psikotropika adalah zat atau obat baik alamiah maupun
sintetis bukan narkotika yang berkhasiat psikoaktif melalui pengaruh
selektif pada susunan syaraf pusat yang menyebabkan perubahan khas
pada aktivitas mental dan perilaku. Penandaan obat psikotropika
hampir sama dengan penandaan obat keras yaitu lingkaran merah
dengan garis tepi berwarna merah dengan huruf K yang menyentuh
garis tepi.
Obat psikotropika dibagi menjadi empat golongan:
a. Psikotropika Golongan I
Psikotropika golongan 1 adalah psikotropika yang hanya dapat
digunakan untuk ilmu pengetahuan dan tidak digunakan dalam
terapi, serta mempunyai potensi amat kuat mengakibatkan
sindroma ketergantungan. Contoh obat psikotropika golongan 1
yaitu lisergida da meskalina.

b. Psikotropika Golongan II
Psikotropika golongan II adalah psikotropika yang berkhasiat
untuk pengobatan dan digunakan dalam terapi atau untuk tujuan
pengembangan ilmu pengetahuan serta mempunyai potensi kuat
mengakibatkan sindroma ketergantungan. Contoh obat
psikotropika golongan II yaitu amfetamin.

c. Psikotropika Golongan III Psikotropika golongan III adalah


psikotropika yang berkhasiat pengobatan dan banyak digunakan
dalam terapi atau untuk tujuan pengembangan ilmu pengetahuan
serta berpotensi sedang mengakibatkan sindroma ketergantungan.
Contoh obat psikotropika golongan III yaitu amobarbital dan
pentobarbital.

d. Psikotropika Golongan IV Psikotropika golongan IV adalah


psikotropika yang berkhasiat pengobatan dan sangat luas
digunakan dalam terapi dan untuk pengembangan ilmu
pengetahuan serta mempunyai potensi ringan mengakibatkan
sindroma ketergantungan. Contoh psikotropika golongan IV yaitu,
alprazolam dan diazepam.

6. Obat Wajib Rumah Sakit


Obat wajib Rumah Sakit adalah obat keras yang dapat diserahkan
oleh Rumah Sakiter kepada pasien di Rumah Sakit tanpa resep dokter,
tetapi harus diserahkan langsung oleh seorang Rumah Sakiter kepada
pasien disertai informasi lengkap tentang penggunaan obat. Contoh
obat wajib Rumah Sakit yaitu asam mefenamat, lidokain HCI dan
Omeprazole.
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN PRAKERIN

A. Lokasi dan Waktu


Pelaksanaan praktek kerja industri di Rumah Sakit Aisyiyah
Bojonegoro terletak di Jl.KH Hasyim Asy'ari No.17, Kauman, Kecamatan
Bojonegoro,dan dilaksanakan dari tanggal 21 Februari 18 Maret 2022.
Pelaksanaan Prakerin di Rumah Sakit Aisyiyah Bojonegoro terbagi
menjadi 2 shift yaitu:
a. Shift pagi dimulai dari pukul 07.00-14.00 WIB
b.Shift sore dimulai dari pukul 14.00-21.00 WIB.

Identitas & Gambaran Umum Rumah Sakit

1. Nama :Rumah Sakit 'Aisyiyah Bojonegoro


2. Alamat Lengkap : JI. KH. Hasyim Asy'ari No. 17 Bojonegoro Jawa Timur
62113
3. Telp./fax. : 0353-881748, 887829 fax: 0353-881628,885978
4. E-mail : rsabgoro@gmail.com
5. Website :rsabojonegoro.com
6. Luas tanah :8.232 m²
7. Status Tanah :Sertifikat Hak Milik ( SHM )
8. Luas Bangunan :29.339, 8 m²
9. Jumlah TT :170 TT
10. Klarifikasi RS :RSU Tipe C
11. Ijin Operasional :SK Bupatu Bojonegoro 445/791/208.412/2012
:Tanggal 10-09-2022
12. Status Akreditasi : Penuh Tingkat Dasar
:( Kepmenkes RI No. YM.01.10/III/7962/10 )
13. Status Kepemilikan
Pemilik :Pimpinan Pusat Muhammadiyah
Pendiri :Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Bojonegoro
Penyelenggaraan :Majelis Pelayanan Kesehatan Umum Pimpinan Daerah
:Muhammadiyah (MPKU PDM) Bojonegoro

B. Pelayanan Resep
Pelayanan resep di IFRS Aisyiyah terbagi dua yaitu sebagai berikut:
1. Pelayanan Resep Bagi Pasien Rawat Inap
Pelayanan resep bagi pasien rawat inap dilakukan selama 24 jam, alur
pelayanannya adalah sebagai berikut:
a. Pasien masuk melalui Unit Gawat Darurat (UGD) dilanjutkan
dengan mendaftarkan diri pada petugas.
b. Pasien diperiksa oleh dokter.
c. Pasien mendapat resep dari dokter.
d. Petugas menghitung harga obat dalam resep.
e. Keluarga pasien membawa resep ke Instalasi Farmasi
f. Petugas menyediakan obat sesuai resep dari dokter
g. Petugas memberikan obat kepada keluarga pasien disertai
informasi penggunaan obat.

Untuk obat yang tidak tersedia di Instalasi Farmasi atau stok habis,
maka oleh petugas IFRS Aisyiyah diberi Copy Resep untuk membeli
di Apotek atau Rumah Sakit lain.
2. Pelayanan Obat Rawat Jalan
Pelayanan obat rawat jalan dilakukan di Instalasi Rawat Jalan (IRJ)
yang meliputi:
Pemberian obat dilakukan langsung yaitu:
a. Pasien memberikan resep dokter kepada petugas IFRS.
b. Resep dihitung harganya, kemudian pasien membayar resep ke
loket pembayaran disertai bukti kwitansi pembayaran.
c. Petugas mengisi respon time yang tersedia dan menyiapkan obat
atau sediaan
d. kemudian obat diberikan sesuai dengan resep dokter disertai etiket.
e. Resep Pasien diberikan informasi tentang penggunaan obat oleh
petugas apabila obat dalam resep tidak tersedia atau stok sedang
kosong maka pasien diberi salinan resep untuk membeli di Rumah
Sakit lain.
BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Rumah Sakit Aisyiyah adalah rumah sakit yang menyediakan
pelayanan kesehatan umum.
2. Pelayanan resep di IFRS Aisyiyah terbagi dua yaitu pelayanan
resep pasien rawat inap dan resep pasien rawat jalan.
B. Saran
1. Sekolah hendaknya lebih menyiapkan lagi kemampuan siswa
sebelum praktek di dunia kerja.
2. Adanya kerja sama yang baik antara sekolah dengan dunia kerja
sehingga terjadi sinkronisasi materi yang diajarkan di sekolah dan
proses pembimbingan di tempat praktek.
3. Pelaksanaan Praktek Kerja Lapangan ini akan lebih terarah apabila
disusun suatu jadwal yang harus dikerjakan siswa/siswi selama
melaksanakan Praktek Kerja Lapangan (PKL).
4. Diharapkan kegiatan seperti ini dapat berlangsung seterusnya guna
dapat memberikan bekal tambahan bagi siswa-siswi SMK
FARMASI SENTOSA DHARMA BOJONEGORO agar mampu
bersaing dalam dunia kerja dan mampu mencetak siswa-siswi yang
profesional di bidang kefarmasian sehingga membawa nama baik
sekolah.
DAFTAR PUSTAKA

1. https://rspkriopanting.bangkaselatankab.go.id/profile/detail/179-
definisi-tugas-dan-fungsi#:~:text=Menurut%20WHO%20(World
%20Health%20Organization,penyakit%20(preventif)%20kepada
%20masyarakat.
19 Maret 22 pukul 19.40

2. http://pelayanan.jakarta.go.id/download/regulasi/peraturan-
menteri-kesehatan-nomor-340-tentang-klasifikasi-rumah-sakit.pdf
19 Maret 22 pukul 19.57

3. https://rssyarifhidayatullah.com/unit-penunjang/instalasi-farmasi
19 Maret 22 pukul 20.09
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai