DI APOTEK SEHAT
Disusun oleh :
Nam : Fitri Ramadani
No Absen : 07
NIS :16074
i
LEMBAR PENGESAHAN
Laporan ini dibuat dan diajukan sebagai syarat kelengkapan dan bukti
ketuntasan kegiatan PRAKERIN / PKL SMK SENTOSA DHARMA
(kompetensi keahlian farmasi) Bojonegoro Tahun Ajaran 2021/2022.
NIS: 16074
Kelas: XI-Oryzae
Mengetahui
Kepala SMK FARMASI DAN DENTAL ASISTEN BOJONEGORO
i
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur saya ucapkan kepada Allah SWT .yang telah
melimpahkan rahmat serta hidayah-Nya, sehingga pelaksanaan
Praktek Kerja Industri (Prakerin) di Puskesmas Dander dapat
dilaksanakan dengan lancar.
Bojonegoro...januari
2022
ii
DAFTAR ISI
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Prakerin adalah suatu kegiatan pendidikan pelatihan dan
pembelajaran yang di lakukan di dunia Usaha atau dunia Industri
dalam upaya pendekatan atau untuk meningkatkan mutu para siswa-
siswi Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). Prakerin merupakan
singkatan dari Praktek Kerja Industri. Dengan adanya prakerin ini
diharapkan siswa dapat menambah bekal untuk masa yang akan
mendatang dalam memasuki dunia kerja yang semakin banyak
persaingan seperti sekarang ini.
Biasanya dengan prakerin selama 3 bulan ini bisa dapat
membakelai siswa untuk masa yang akan datang. Lalu apakah sama
prakerin dengan PKL ? Ya, PKL dan prakerin memang memiliki
kesamaan. Yang membedakannya adalah kata-katanya saja. PKL
merupakan kependekatan dari Praktek Kerja Lapangan.
B. Tujuan
Tujuannya sama, yakni meningkatkan kualitas siswa dalam
kegiatan didunia kerja agar nantinya setelah lulus dari prakerin
ataTujuan prakerin atau PKL yang paling utama adalah meningkatkan
kompetensi siswa dalam melatih kemampuan dalam dunia kerja.
Selain itu, tujuan lainnya adalah wadah untuk meningkatkan
kualitas siswa SMK menurut jurusan masing-masing. Kegiatan ini
ditujukan untuk memantapkan kegiatan di dunia kerja sebelum
memasuki dunia kerja yang sesungguhnya.u PKL ini siswa sudah
mantap dalam menjalankan perkejaannya.
1
C. Manfaat
1) Bagi Diri Sendiri
a. Lebih mengetahui dunia kefarmasian.
b. Mengetahui spesialis atau pengelompokkan obat dan jenis-
jenis obat di instalasi Apotek Sehat.
c. Mengetahui karakteristik pelayanan resep di Apotek Sehat.
d. Menjalin kerja sama yang baik antar rekan kerja.
e. Membiasakan siswa hidup mandiri dan berfikir logis juga
melatih kedisiplinan siswa dalam dunia kerja.
f. Melatih kreatifitasbdalam menuangkan ide yang disusun
dalam laporan.
g. Dapat mengetahui kegiatan pokok farmasi di Apotek.
h. Menambah wawasan dan pengetahuan.
2) Bagi Apotek
a. Membantu dan meringankan pekerjaan di apotek tersebut.
b. Dapat membagi ilmunya kepada siswa atau siswi Prakerin.
c. Terciptanya kerja sama dalam melakukan pekerjaan.
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian Apotek
Apotek adalah sarana pelayanan kesehatan untuk membantu
meningkatkan kesehatan bagi masyarakat, apotek juga sebagai
tempat praktik tenaga profesi apoteker dalam melakukan pekerjaan
kefarmasian (Hartini dan Sulasmo, 2007). Pekerjaan kefarmasian
menurut ketentuan umum pasal 1 di dalam undang-undang RI No.23
tahun 1992 tentang kesehatan adalah pembuatan termasuk
pengendalian mutu sediaan farmasi,pengamanan,pengadaan,
penyimpanan dan distribusi obat, pengelolaan obat, pelayanan obat
atas resep dokter, pelayanan informasi obat serta pengembangan
obat, bahan obat, dan obat tradisional. Menurut kemenkes RI Nomor
1332/Menkes/SK/X/2002 tentang perubahan Permenkes Nomor
922/Menkes/PER/X/1993 mengenai Ketentuan dan Tata Cara
Pemberian Izin Apotek, yang dimaksud dengan apotek adalah suatu
tempat tertentu, tempat dilakukannya pekerjaan kefarmasian,
penyaluran perbekalan farmasi kepada masyarakat.
B. Sejarah Apotek
Istilah Apoteke atau Apotek mulai diperkenalkan oleh seorang
dokter atau tabib Romawi bernama Galen (131-201 CE), yang
menamakan tempatnya memeriksa pasien sebagai “latron” dan
tempatnya menyimpan obat disebut “apotheca”, yang secara harfiah
berarti gudang. Nama Galen saat ini diabadikan sebagai sebutan ilmu
meracik obat secara mekanis (dgn mortar misalnya), yaitu Galenicals.
Meskipun apotek sebagai nama gudang obat sudah sejak abad ke-
2, namun apotek sebagai tempat pembuatan dan penyaluran obat
baru ada pada tahun 750 CE, 500 tahun setelah zaman Galen, dan
tempatnya di Baghdad, bukan di Romawi. Citra dan status apotek di
3
Baghdad ketika itu amat tinggi dan terkenal, sehingga tidak sedikit
orang yang melengkapi namanya dengan atribut “Ibn-al-attar” yang
artinya “anak apoteker”.
Salah satu tokoh farmasi ternama adalah Avicenna alias Ibnu Sina,
seorang dokter-farmasi dari Persia yg hidup pada tahun 930-1037 CE.
Hingga awal abad ke-13, belum dikenal istilah APOTEKER atau
PHARMACIST, dokter dan apoteker masih menjadi satu profesi yg
disebut antara lain: medicineman, healer, shaman, tabib, sinshe,
dukun dan lain-lain.
Pada tahun 1240, kerajaan Sisilia mengeluarkan undang-undang
yg memisahkan antara profesi dokter dan apoteker. Dokter hanya
boleh memeriksa pasien, menuliskan resep obat. Kemudian resep
dibuatkan obat oleh apoteker, yg dibawa kembali kepada dokter
untuk diminumkan kepada pasien. Kemudian pada tahun 1407,
terbitlah Pharmacist’s Code of Genoa yg melarang seorang apoteker
bekerja sama dengan seorang dokter.
4
Kegiatan apotek adalah :
1. Membuat obat, mengelola, meracik, mengubah bentuk
obat, pencampuran, Penyimpanan obat, dan sampai
menyerahkan obat atau bahan obat.
2. Pengadaan obat, penyimpanan, penyaluran dan
penyerahan pembekalan Farmasi yang lainnya.
3. Melayani informasi mengenai pembekalan farmasi, antara
lain : Melayani informasi tentang obat dan pembekalan
farmasi lain-lain Yang diberikan kepada tenaga kesehatan
lain, masyarakat maupun Kepada dokter.
4. Mengamati dan melaporkan tentang pengamatan
keamanan, Bahaya, mutu serta khasiat obat serta
pembekalan farmasi lainnya.
5. Melakukan pelayanan informasi wajib yang didasarkan
kepada Kepentingan masyarakat (Ikasari, 2008).
5
E. Struktur
PEMIMPIN
BAPAK AANG
Dr.Retno Nurhayati,Sp.A
TTK
Rahma Aprilia Sari,Amd Farm
AA AA
Admin/Tenaga IT
Icha
Diah
Kebersihan
Ibu Harti
6
BAB III
PEMBAHASAN
7
Memastikan tidak terjadi interaksi obat.
Meracik obat.
Berkolaborasi dengan profesional kesehatan lainnya untuk
merencanakan dan mengevaluasi efektivitas suatu obat terhadap
pasien.
Memastikan apotek mematuhi peraturan yang telah ditetapkan
oleh pemerintah tentang penjualan obat-obatan.
Menawarkan saran klinik dan obat-obatan yang dijual bebas untuk
beberapa penyakit ringan, seperti batuk, pilek, dan sakit
tenggorokan.
Memastikan pasien mendapatkan bantuan kesehatan yang tepat.
Meski bertugas memberikan obat, apoteker tidak boleh
sembarangan meresepkan obat kepada pasien, terutama obat keras.
Hal ini merupakan tindakan malpraktik dan sangat berisiko karena
dapat membahayakan pasien.
Hal ini diperkuat dengan Keputusan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia Nomor 02396/A/SK/VIII/1986 pasal 2 yang menyebutkan
bahwa obat keras hanya dapat diberikan dengan resep dokter. Di
pasal 3 juga menerangkan bahwa kemasan obat keras harus
dicantumkan tanda khusus berupa huruf K dengan bulatan merah.
8
3. Obat disediakan dan disiapkan dalam wadah tertentu
oleh AA
4. Obat yang telah disediakan dalam bungkus plastik
tersebut diperiksa kembali oleh AA senior sebelum
diserahkan kepada counter depan.
5. Petugas counter malakukan pengecekan ulang.
Di apotek Sehat apabila obat yang ditulis dalam resep tidak
tersedia, maka petugas apotek mengalihkannya ke apotek
lain atau petugas apotek membuat copy resep atas obat
yang tidak ada tersebut untuk ditebus di apotek lain pula.
Pelayanan Non Resep
1) Obat Wajib Apotek
Merupakan obat keras yang dapat diserahkan
Apoteker kepada pesien di apotek tanpa resep
dokter.
2) Obat Bebas Terbatas Bertanda Biru (W)
Obat bebas terbatas adalah obat keras yang dapat
diberikan kepada pasien tanpa resep dokter dengan
pengarahan dalam bungkus aslinya dan diberi tanda
peringatan. Pada kemasannya diberikan tanda
bulatan warna biru. Contohnya : obat batuk dan flu.
3) Obat Bebas
Obat bebas adalah obat yang dapat diberikan atau
dapat dibeli secara bebas dan tidak membahayakan
bagi pemakai. Pada kemasannya diberi tanda bulatan
warna hijau. Contohnya : obat-obat multivitamin.
4) Obat Keras Betanda Merah (G)
Obat keras yaitu obat yang dapat diperoleh hanya
dengan resep dokter karena obat keras tersebut
berbahaya bila digunakan secara sembarangan.
5) Antibiotik.
6) Golongan Narkotik.
7) Golongan Psikotropik.
9
8) Pelayanan Komunikasi, Informasi dan Edukasi KIE).
Pelayanan KIE merupakan pelayanan dalam memberikan
komunikasi, informasi serta edukasi kepada pasien
berupa cara pemakaian, indikasi serta efek samping obat
yang telah digunakan pasien secara baik.
10
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Apotek merupakan sarana pelayanan kesehatan khusus pada
bidang kefarmasian dan sebagai praktek seorang apoteker dan
asisten apoteker untuk melakukan tugasnya. dalam menjadi tenaga
kesehatan yang profesional harus mempunyai etos kerja yang
baik,cekatan, ulet dan bertanggung jawab.
B. Saran
Dalam rangka peningkatan kualitas peran di apotek dalam
menghadapi pasien umumnya penulis sampaikan saran-saran sebagai
berikut :
1) Pelayanan pada pasien diharapkan semaksimal mungkin agar
pasien puas.
2) Tanggungjawab terhadap profesi harus lebih di tingkatkan.
3) Mengembangkan sarana dan prasarana di apotek.
4) Memelihara sikap dan perilaku petugas yang baik.
5) Meningkatkan kedisiplinan dan ketelitian.
Demikian laporan ini di sampaikan sebagai bahan masukan dan
bahan pertimbangan dalam melaksanakan peningkatan kualitas
pendidikan kesehatan pada umumnya.
11
DAFTAR PUSTAKA
12