Anda di halaman 1dari 21

LAPORAN KEGIATAN PRAKERIN

RS. IBNU SINA BOJONEGORO

DISUSUN OLEH:
Nama : AURELLITA WIDIANTO P.
Kelas : XI ORYZAE
No : 05
NIS : 886/08074

KOMPETENSI KEAHLIAN FARMASI KLINIS DAN KOMUNITAS


SMK FARMASI & DENTAL ASISTEN BOJONEGORO
TAHUN AJARAN 2021/2022

i
LEMBAR PENGESAHAN

Laporan ini dibuat dan diajukan sebagai syarat dan bukti ketuntasan kegiatan
praktek kerja SMK Farmasi dan Dental Asisten Bojonegoro, oleh :
Nama : Aurellita Widianto P.
Kelas : XI Oryzae
No. Absen : 05

Telah disetujui dan disahkan oleh :

Bojonegoro, 27 November 2021


Kepala Instalasi Farmasi Rumah Sakit Ibnu Sina Bojonegoro

Devi Novitasari, S.Farm.,Apt.

Koordinator PRAKERIN Pembimbing PRAKERIN

Muhammad Ridwan, S.Pd. Indah Purnamasari, S. Pd.


NUPTK. 9946 7716 72130142 NUPTK. 1434 7716 72230133

Mengetahui
Kepala SMK Farmasi dan Dental Asisten Bojonegoro

FRESTINA BHAKTI H,ST.MM


NUPTK : 3433 7606 6130 0212

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur penyusun panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah


melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga pelaksanaan Praktek Kerja
Industri di Rumah Sakit Ibnu Sina Bojonegoro dapat dilaksanakan dengan lancar.
Begitu pula dalam penyusunan laporan ini dapat deselesaikan tepat pada
waktunya.
Kegiatan Prakerin dan penyusunan laporan prakerin ini dapat terlaksana
dengan baik berkat bantuan dari pihak-pihak terkait. Untuk itupada kesempata ini
penyusun mengucapkan terima kasih kepada :
1. Ibu Fresina Bhakti H,ST.,MM selaku Kepala SMK Farmasi dan Dental
Asisten Bojonegoro.
2. Ibu Siti Suryani,S.Pd. dan Bapak M. Ridwan,S.Pd., selaku Pembimbing
Prakerin SMK Farmasi dan Dental Asisten Bojonegoro.
3. Ibu dr. Hj. Melani Ekawati selaku direktur Rumah Sakit Ibnu Sina
Bojonegoro.
4. Ibu Devi Novitasari,S.Farm.,Apt., selaku Pembimbing di Rumah Sakit Ibnu
Sina Bojonegoro.
5. Bapak Ibu Guru SMK Farmasi dan Dental Asisten Bojonegoro.
6. Semua pihak yang turut membantu dalam pelaksanaan prakerin yang tidak
dapat saya sebutkan satu persatu.
Penyusun menyadari bahwa laporan praktek kerja industri ini masih dari kata
sempurna. Untuk itu penyusun sangat mengharapkan adanya saran, masukan
maupun kritikan yang membangun guna melengkapi kekurangan laporan ini.
Semoga laporan yang sederhana ini dapat memberi manfaat kepada kita semua.

Bojonegoro, 20 November 2021


Penyusun

Aurellita Widianto P.

ii
DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN................................................................................i
KATA PENGANTAR........................................................................................ii
DAFTAR ISI.......................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar belakang........................................................................................1
B. Rumusan Masalah..................................................................................1
C. Tujuan.....................................................................................................2
D. Manfaat...................................................................................................2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Sejarah Rumah Sakit................................................................................3
B. Pengertian Rumah Sakit...........................................................................4
C. Klasifikasi Rumah Sakit...........................................................................5
D. Tugas dan Fungsi Rumah Sakit................................................................6
E. Fungsi Instalasi Farmasi Di Rumah Sakit................................................6
F. Visi, Misi Motto Rumah Sakit.................................................................8
G. Struktur Organisasi Rumah Sakit............................................................9
BAB III PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Rumah Sakit.............................................................. 10
B. Perencanaan Dan Penggandaan Obat...................................................... 10
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan..............................................................................................14
B. Saran.......................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................15
LAMPIRAN .......................................................................................................16

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
PRAKERIN merupakan program khusus yang harus dilaksanakan oleh
Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) sesuai dengan program keahlian SMK
tersebut. Program ini dilaksanakan diluar sekolah dalam bentuk praktek kerja
didunia usaha atau industri dengan memempertimbangkan struktur kurikulum
yang ada, kalender pendidikan dan kesediaan instansi tersebut untuk
menerima praktek kerja lapangan ini Di SMK Farmasi ini praktek kerja
industri biasa dilaksanakan pada :
a. Apotek
b. Rumah Sakit
c. Puskesmas
Praktek kerja lapangan dimaksudkan untuk mendekatkan siswa kepada
tuntutan kerja atau industri dalam bidang kesehatan khususnya farmasi, yang
sekaligus diharapkan mampu memberikan umpan balik kepada pihak dunia
kerja atau industri dalam bidang farmasi maupun sekolah sebagai pendidikan
formal, sehingga diperoleh gambaran yang lebih jelas tentang standar
kualifikasi lulusan SMK farmasi yang sesuai dengan kebutuhan pasar kerja
didunia usaha atau industri serta masukan-masukan yang berarti
pengembangan mutu pendidikan khususnya di SMK SENTOSA DHARMA
Bojonegoro.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana dunia kerja yang sebenarnya itu?
2. Bagaimana cara pelayanan kefarmasian di Rumah Sakit?
3. Bagaimana cara membedakan obat paten dan obat generic di Rumah
Sakit?

1
C. TUJUAN
Adapun tujuan kita mengikuti kerja lapangan ini adalah :
1. Siswa dapat memperoleh pengalaman dan ilmu pengetahuan yang lebih
luas dalam bidang kefarmasian.
2. Supaya siswa mampu bekerja sebagai tenaga kefarmasian yang handal dan
profesional
3. Supaya siswa terampil dan ulet dalam bekerja.
4. Siswa dapat mengetahui segala kegiatan yang ada di dalam dunia kerja
sebenarnya

D. MANFAAT
Dengan adanya prakerin, saya selaku penulis laporan ini dapat mengambil
manfaat yaitu:
1. Mendapatkan banyak pengalaman bagaimana membaca resep dokter
secara langsung.
2. Mendapatkan ilmu pengetahuan baru tentang cara meracik obat atau
mengkapsul obat dengan mudah.
3. Meracik obat sesuai denngan perintah resep dengan benar dan teliti.
4. Mengetahui gambaran kerja di lapangan sehingga dapat menjadi acuan
pada dunia
kerja nantinya.
5. Mendapat pengetahuan tentang ilmu-ilmu dalam bidang kefarmasian yang
belum diketahui sebelumnya.

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. SEJARAH RUMAH SAKIT


Dalam sejarah kuno, kepercayaan dan pengobatan berhubungan sangat
erat. Salah satu contoh institusi pengobatan tertua adalah kuil Mesir.
Kuil Asclepius di Yunani juga dipercaya memberikan pengobatan kepada
orang sakit, yang kemudian juga diadopsi bangsa Romawi sebagai
kepercayaan. Kuil Romawi untuk Æsculapius dibangun pada tahun 291
SM di tanah Tiber, Roma dengan ritus-ritus hampir sama dengan kepercayaan
Yunani.
Institusi yang spesifik untuk pengobatan pertama kali, ditemukan
di India. Rumah sakit Brahmanti pertama kali didirikan di Sri Lanka pada
tahun 431 SM, kemudian Raja Ashoka juga mendirikan 18 rumah sakit
di Hindustan pada 230 SM dengan dilengkapi tenaga medis dan perawat yang
dibiayai anggaran kerajaan.
Rumah sakit pertama yang melibatkan pula konsep pengajaran
pengobatan, dengan mahasiswa yang diberikan pengajaran oleh tenaga ahli,
adalah Akademi Gundishapur di Kerajaan Persia.
Bangsa Romawi menciptakan valetudinaria untuk pengobatan
budak, gladiator, dan prajurit sekitar 100 SM. Adopsi
kepercayaan Kristiani turut memengaruhi pelayanan medis di sana. Konsili
Nicea I pada tahun 325 memerintahkan pihak Gereja untuk juga memberikan
pelayanan kepada orang-orang miskin, sakit, janda, dan musafir. Setiap satu
katedral di setiap kota harus menyediakan satu pelayanan kesehatan. Salah
satu yang pertama kali mendirikan adalah Saint Sampson di Konstantinopel
dan Basil, bishop of Caesarea. Bangunan ini berhubungan langsung dengan
bagunan gereja, dan disediakan pula tempat terpisah untuk penderita lepra.
Rumah sakit abad pertengahan di Eropa juga mengikuti pola tersebut.
Di setiap tempat peribadahan biasanya terdapat pelayanan kesehatan
oleh pendeta dan suster (Frase Prancis untuk rumah sakit adalah hôtel-Dieu,
yang berarti "hostel of God."). Namun beberapa di antaranya bisa pula

3
terpisah dari tempat peribadahan. Ditemukan pula rumah sakit yang
terspesialisasi untuk penderita lepra, kaum miskin, atau musafir.
Rumah sakit dalam sejarah Islam memperkenalkan standar pengobatan
yang tinggi pada abad 8 hingga 12. Rumah sakit pertama dibangun pada abad
9 hingga 10 mempekerjakan 25 staff pengobatan dan perlakuan pengobatan
berbeda untuk penyakit yang berbeda pula. Rumah sakit yang didanai
pemerintah muncul pula dalam sejarah Tiongkok pada awal abad 10.
Perubahan rumah sakit menjadi lebih sekuler di Eropa terjadi pada abad
16 hingga 17. Tetapi baru pada abad 18 rumah sakit modern pertama
dibangun dengan hanya menyediakan pelayanan dan pembedahan medis.
Inggris pertama kali memperkenalkan konsep ini. Guy's Hospital didirikan
di London pada 1724 atas permintaan seorang saudagar kaya Thomas Guy.
Rumah sakit yang dibiayai swasta seperti ini kemudian menjamur di seluruh
Inggris Raya. Di koloni Inggris di Amerika kemudian berdiri Pennsylvania
General Hospital di Philadelphia pada 1751. Setelah terkumpul sumbangan
£2,000, di Eropa Daratan biasanya rumah sakit dibiayai dana publik. Namun
secara umum pada pertengahan abad 19 hampir seluruh negara di Eropa dan
Amerika Utara telah memiliki keberagaman rumah sakit.

B. PENGERTIAN RUMAH SAKIT


Rumah Sakit adalah lembaga pelayanan kesehatan yang
menyelenggarakan pelayanan kesehatan secara paripurna yang menyediakan
pelayanan rawat inap, rawat jalan dan gawat darurat yang pelayanannya
disediakan oleh dokter, perawat dan tenaga ahli kesehatan lainnya.
Perbandingan antara jumlah tempat tidur rumah sakit dengan jumlah
penduduk Indonesia masih sangat rendah. Untuk 10 ribu penduduk cuma
tersedia 6 ranjang rumah sakit. Menurut WHO (World Health Organization),
Rumah sakit adalah bagian integral dari suatu organisasi social dan kesehatan
dengan fungsi yang menyediakan pelayanan paripurna (komprehensif),
penyembuhan penyakit dan pencegahan penyakit kepada masyarakat.

4
C. Klasifikasi Rumah Sakit
Menurut Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesi
Nomor1204/MENKES/SK/X/2004 tentang persyaratan kesehata lingkungan
rumah sakit dinyatakan bahwa rumah sakit sebagai sarana pelayanan
kesehatan, tempat berkumpulnya orang sakit maupun orang sehat, atau dapat
menjadi tempat penularan penyakit serta memungkinkan terjadinya
pencemaran lingkungan dan gangguan kesehatan (Depkes RI 2004).
Berdasarkan Permenkes RI Nomor 986/Menkes/Per/11/1992 pelayanan
rumah sakit umum pemerintah Departemen Kesehatan dan Pemerintah Daerah
diklasifikasikan menjadi kelas/tipe A,B,C,D dan E (Azwar, 1996):
1. Rumah Sakit Kelas A
Rumah Sakit kelas A adalah rumah sakit yang mampu memberikan
pelayanan kedokteran spesialis dan subspesialis luas. oleh pemerintah,
rumah sakit ini telah ditetapkan sebagai tempat pelayanan rujukan
tertinggi (top referral hospital) atau disebut juga rumah sakit pusat.
2. Rumah Sakit Kelas B
Rumah Sakit kelas B adalah rumah sakit yang mampu memberikan
pelayanan kedokteran medik spesialis luas dan subspesialis terbatas.
Direncanakan rumah sakit tipe B didirikan di setiap ibukota propinsi
(provincial hospital) yang menampung pelayanan rujukan dari rumah sakit
kabupaten. Rumah sakit pendidikan yang tidak termasuk tipe A juga
diklasifikasikan sebagai rumah sakit tipe B.
3. Rumah Sakit Kelas C
Rumah Sakit kelas C adalah rumah sakit yang mampu memberikan
pelayanan kedokteran subspesialis terbatas. Terdapat empat macam
pelayanan spesialis disediakan yakni pelayanan penyakit dalam, pelayanan
bedah, pelayanan kesehatan anak, serta pelayanan kebidanan dan
kandungan. Direncanakan rumah sakit tipe C ini akan didirikan di setiap
kabupaten/kota (regency hospital) yang menampung pelayanan rujukan
dari puskesmas.

5
4. Rumah Sakit Kelas D
Rumah Sakit ini bersifat transisi karena pada suatu saat akan ditingkatkan
menjadi rumah sakit kelas C. Pada saat ini kemampuan rumah sakit tipe D
hanyalah memberikan pelayanan kedokteran umum dan kedokteran gigi.
Sama halnya dengan rumah sakit tipe C, rumah sakit tipe D juga
menampung pelayanan yang berasal dari puskesmas.
5. Rumah Sakit Kelas E
Rumah sakit ini merupakan rumah sakit khusus (special hospital) yang
menyelenggarakan hanya satu macam pelayanan kedokteran saja. Pada
saat ini banyak tipe E yang didirikan pemerintah, misalnya rumah sakit
jiwa, rumah sakit kusta, rumah sakit paru, rumah sakit jantung, dan rumah
sakit ibu dan anak.

D. TUGAS DAN FUNGSI RUMAH SAKIT


Berikut merupakan tugas dan fungsi Rumah Sakit adalah:
 penyelenggaraan pelayanan pengobatan dan pemulihan kesehatan sesuai
dengan standar pelayanan Rumah Sakit.
 pemeliharaan dan peningkatan kesehatan perorangan melalui pelayanan
kesehatan yang paripurna tingkat kedua dan ketiga sesuai kebutuhan
medis;
 penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan sumber daya manusia dalam
rangka peningkatan kemampuan dalam pemberian pelayanan kesehatan;
dan
 penyelenggaraan penelitian dan pengembangan serta penapisan teknologi
bidang kesehatan dalam rangka peningkatan pelayanan kesehatan dengan
memperhatikan etika ilmu pengetahuan bidang kesehatan.

E. FUNGSI INSTALASI FARMASI DI RUMAH SAKIT


Adapun fungsi Instalasi farmasi rumah sakit adalah, sebagai berikut :
a. Pengelolaan Sedian Farmasi, Alat Kesehatan Dan Bahan Medis Habis
Pakai

6
1. Memilih sediaan farmasi, alat kesehatan, dan bahan medis habis pakai
sesuai kebutuhan pelayanan Rumah Sakit.
2. Merencanakan kebutuhan sediaan farmasi, alat kesehatan, dan bahan
medis habis pakai secara efektif, efisien dan optimal.
3. Mengadakan sediaan farmasi, alat kesehatan, dan bahan medis habis
pakai berpedoman pada perencanaan yang telah dibuat sesuai
ketentuan yang berlaku.
4. Memperoduksi sediaan farmasi, alat kesehatan, dan bahan medis habis
pakai untuk memenuhi kebutuhan pelayanan kesehatan di Rumah
Sakit.
5. Menerima sediaan farmasi, alat kesehatan, dan bahan medis habis
pakai sesuai dengan spesifikasi dan ketentuan yang berlaku.
6. Menyimpan sediaan farmasi, alat kesehatan, dan bahan medis habis
pakai sesuai denga spesifikasi dan persyaratan kefarmasian.
7. Mendistribusikan sediaan farmasi, alat kesehatan, dan bahan medis
habis pakai ke unit-unit pelayanan di Rumah Sakit.
8. Melaksanakan pelayanan farmasi satu pintu.
9. Melaksanakan pelayanan obat “unit dose”/ dosis sehari.
10. Melaksanakan komputerisasi pengelolaan sediaan farmasi, alat
kesehatan,dan bahan medis habis pakai (apabila sudah
memungkinkan).
11. Mengidentifikasi, mencegah dan mengatasi masalah yang terkait
dengan sediaan farmasi, alat kesehatan, dan bahan medis habis pakai.
12. Melakukan pemusnahan dan penarikan sediaan farmasi, alat kesehatan,
dan bahan mdis habis pakai yang sudah tidak digunakan.
13. Mengendalikan persediaan sediaan farmasi, alat kesehatan, dan bahan
medis habis pakai.
14. Melakukan administrasi pengelolaan sediaan farmasi, alat kesehatan,
dan bahan medis habis pakai.
b. Pelayanan Farmasi Klinik
1. Mengkaji dan melaksanakan pelayanan resep atau permintaan obat.
2. Melaksanakan penelusuran riwayat penggunaan obat.

7
3. Melaksanakan rekonsiliasi obat.
4. Memberikan informasi dan edukasi penggunaan obat baik berdasarkan
resep maupun obat non resep kepada pasien/keluarga pasien.
5. Mengidentifikasi, mencegah dan mengatasi masalah yang terkait
dengan sediaan farmasi, alat kesehatan, dan bahan medis habis pakai.
6. Melaksanakan visite mandirimaupun bersama tenaga kesehatan lain.
7. Memberikan konseling pada pasien dan/atau keluarganya.
8. Melaksanakan Pemantauan Terapi Obat (PTO).
a. Pemantauan efek terapi obat;
b. Pemantauan efek samping obat;
c. Pemantauan Kadar Obat Dalam Darah (PKOD).
9. Melaksanakan Evaluasi Penggunaan Obat (EPO).
10. Melaksanakan dispensing sediaan steril.
a. Melakukan pencampuran obat suntik;
b. Menyiapkan nutrisi parenteral;
c. Melaksanakan penanganan sediaan sitotoksik;
d. Melaksanakan pengemasan ulang sediaan steril yang tidak stabil.
11. Melaksanakan pelayanan informasi obat (PIO) kepada tenaga
kesehatan lain, pasien/keluarga, masyarakat dan institusi di luar
Rumah Sakit.
12. Melaksanakan penyuluhan kesehatan Rumah Sakit (PKRS).

F. Visi, Misi Motto Rumah Sakit


Visi :
Terwujudnya rumah sakit yang terdepan, bermutu manusiawi dan
menjangkau semua lapisan masyarakat.
Misi :
1. Melaksanakan pelayanan kesehatan yang prima dan efektif
2. Membangun SDM yang profesional dan berintregritas tinggi dalam
memberikan pelayanan kesehatan

8
G. Struktur Organisasi Rumah Sakit

Direktur
Dr. Hj. Melati Ekawati

Komite PMKP Komite Etik & Komite KPRS


Bagian Diklat
Dr. Khuboy Alfia Hukum Dedi Kurniawan,
Dr. Tri Dewi R.
S. Alfi Mufidah Amd.Keo

Komite SPI
Komite Medik Komisi KJRS
Keperawatan Oktavian
Dr. LG Prayudha Dr. Tria Dewi R.
A. Mutaroqi Ruswati, S.Pd

Kabid Pelayanan Kabid Pelayanan Komite PPI Komite


Keperawatan Medis Dr. Gusti Mada Kesehatan
Leonardo, Dr. Khuboy Alvia Said P.S Laurensia Mimin
Amd.Kep S.

Seksi Asuhan
Seksi Pelayanan Kabag Keuangan Kabag Umum
Keperawatan
Medis Hartyo Joko, Lukman
Leonardo,
Rachmani D.H S.Sos Hadiyanto S. Sos
Amd.Kep

Seksi Sub Bag Umum


Seksi Peralatan Seksi Penunjang Perbendaharaan (TU &
dan Keperawatan Medis dan Anggaran Kepegawaian)
Doni Arif W., Devi Novitasari, M. Afandi, S.Sos Imam Susetyo, SE
Amd.Keo S.Farm., Apt
Sub Bagian Humas
Seksi Akutansi & & Hukum
Pajak Irwantya Oyen,
LM. Doni W, SE S.Sos

Sub Bagian
INSTALASI Pelaporan & RM
Afaf Firya A,
Inst. Gawat Darurat Inst. Farmasi Amd. RM
Inst. Rawat Jalan Inst. Pemeliharaan Sarana
Inst. Rawat Inap (IPSRS) Sub Bagian
Inst. Gizi Inst. Rekam Medik Perlengkapan
Inst. Bedah Sentral Inst. Laborat Supiyanto
Inst. HCU Inst. Radiologi

9
BAB III
PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Rumah Sakit


Rumah Sakit Ibnu Sina merupakan Rumah Sakit Umum milik swasta yang
terletak di wilayah Bojonegoro. RSIS Bojonegoro memiliki visi terwujudnya
Rumah Sakit Yang Terdepan, Bermutu, Manusiawi dan Menjangkau semua
Lapisan Masyarakat serta misi Melaksanakan Pelayanan Kesehatan yang
Prima dan Efektif serta membangun SDM yang Profesional dan Berintergritas
tinggi dalam memberikan Pelayanan Kesehatan.
1. Instalasi Gizi
2. Ambulans
3. Farmasi
4. Instalasi Rawat Inap
5. Instalasi Rawat Jalan
6. Area Parkir
7. Instalasi Gawat Darurat (IGD)
8. Ruang Tunggu
9. Instalasi Radiologi
10. High Care Unit (HCU)

B. Perencanaan Dan Penggandaan Obat


PENGELOLAAN PERBEKALAN FARMASI DAN ALAT KESEHATAN
1. Pemilihan.Pemilihan dalam pengelolaan perbekalan farmasi memiliki
fungsi untuk menentukan perbekalan farmasi yang benar-benar diperlukan
sesuai dengan jumlah pasien / kunjungan dan pola penyakit dirumah sakit.
2. Perencanaan. Tujuan perencanaan perbekalan farmasi adalah untuk
mendapatkan jenis dan jumlah perbekalan farmasi sesuai dengan pola
penyakit dan kebutuhan pelayanan kesehatan dirumah sakit.
3. Pengadaan. Apotek menggunakan system pemesanan salesman yang
datang langsung ke apotek atau melalui pesawat telepon untuk memenuhi
pengadaan barang. Masalah yang sering di hadapi di apotek dalam

10
pengadaan yaitu keterlambatan dalam pengadaan obat yang di sebabkan
oleh kosongnya pabrik. Dalam mengatasi masalah ini di lakukan dengan
cara memesan obat dari jauh jauh hari dan tidak menunggu stok obat
tersebut kosong.
4. Penerimaan. Penerimaan disini merupakan kegiatan untuk menerima
perbekalan farmasi yang telah diadakan sesuai dengan aturan kefarmasian,
melalui pembelian langsung. Tujuan penerimaan adalah untuk menjamin
perbekalan farmasi yang diterima sesuai kontrak baik spesifikasi mutu,
jumlah maupun waktu kedatangan. Dalam penerimaan barang dapat dilihat
nama barang, jumlah, nomor batch, exp date, tanda tangan, nama terang
dan tanggal penerimaan dalam faktur SANBE.
5. Penyimpanan obat, alkes dan cairan. Untuk penyimpanan sediaan obat dan
alat kesehatan di apotek di susun berdasarkan dicatat dalam buku harian
dan buku gudang sesuai abjad, jenis dan golongan oobat, bentuk sediaan
dan suhu Penyimpanan/ penataan :
a. Abjad
Obat di susun berdasarkan abjad nama awal obat supaya bila ada resep
tidak kesulitan dalam pengambilan obat dan pelayanan farmasi juga
akan berjalan baik dan cepat.
b. Jenis dan golongan obat
Hal ini sangat berpengaruh dalam aturan cara tata obat. Obat di susun
berdasarkan pada golongan obat. Pada kasus obat-obatan jenis narkotik
dan psikotropik di simpan dalam almari khusus yang mempunyai 2
pintu dan double kunci, terpisah dari obat-obatan yang lain serta pada
pelayanan resep obat narkotik maupun psikotropik resep obat harus di
sertai identitas lengkap dari pasien dan resep harus di sendirikan Obat
paten dan generik juga di tempatkan pada etalase yang berbeda.
Sedangkan untuk obat yang berdosis tinggi (HAM) disimpan pada rak
yang berbeda dengan bertuliskan HAM agar kita lebih waspada dalam
pengambilan dan pemberian kepada pasien

11
c. Bentuk sediaan
Pada penempatan obat di bagi menjadi 3 yaitu obat kapsul dan tablet
dalam satu etalase, dan obat bentuk syrup di susun dalam etalase
berbeda, serta obat-obatan injeksi juga terletak pada etalase yang
berbeda. Untuk penyimpanan alkes disimpan pada rak khusus alkes
yang disusun berdasarkan abjad, sehingga memudahkan kita untuk
mencari.
d. Suhu
Suhu juga berpengaruh besar dalam penyimpanan obat-obatan karena
pada jenis obat-obatan suppositoria dan insulin di tempatkan pada
lemari es supaya bentuk sediaan dan khasiat tetap terjaga dengan baik.
1. Pendistribusian. Pendistribusian merupakan kegiatan mendistribusikan
perbekalan farmasi di Rumah Sakit untuk pelayanan individu dalam
proses terapi bagi pasien rawat inap atau rawat jalan. Tujuan dari
pendistribusian adalah tersediannya perbekalan farmasi di unit – unit
pelayanan secara tepat waktu, jenis dan jumlah. Pendistribusian obat harus
sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
2. Pencatatan. Pencatatan bertujuan untuk memonitor transaksi perbekalan
farmasi yang keluar dan masuk. Pencatatan juga untuk mempermudah
untuk melakukan penelusuran apabila terjadi adanya mutu obat yang sub
standar dan harus ditarik dari peredarannya.

12
BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
Setelah saya melakukan PRAKERIN, saya mendapat ilmu pengetahuan
yang sebelumnya belum saya dapatkan di sekolah diantaranya adalah saya
lebih mengetahui nama -nama obat, khasiat obat, macam-macam alat
kesehatan, obat-obat HAM, membaca resep sesuai tulisan dokter dan masih
banyak lagi ilmu yang saya dapat
.
B. Saran
Sebaiknya pihak instalasi apotek manambah lagi jenis obat yang
sebelumnya tidak ada di apotek karena bila ada resep dokter yang memerlukan
obat dan ternyata tidak tersedia di apotek maka para karyawan apotek harus
membeli obat keluar terutama pada kasus pasien operasi, maka hal tersebut
akan menyita waktu yang cukup lama untuk membeli obat dari luar dan untuk
menghindari hal tersebut sebaiknya pihak apotek harus meningkatkan
pelayanan obat yang lebih lengkap lagi.

13
DAFTAR PUSTAKA

https://id.m.wikipedia.org/wiki/Rumah_sakit

https://www.bing.com/ck/a?!
&&p=c21353414b9a10e488c366ba315fd6d3059f7550e58eb0236880a4d752ec4e
adJmltdHM9MTY1MDI1NjU4MiZpZ3VpZD0wOWEzZTQ4YS1jMzYzLTRhO
DItOGQ4My00MjU2YmU3YTI2ZDQmaW5zaWQ9NTE0Ng&ptn=3&fclid=190
fb154-bed1-11ec-b961-
a138ed395226&u=a1aHR0cHM6Ly93d3cuaGFsb2RvYy5jb20vcnVtYWgtc2Fra
XQvbmFtYS9ycy1pYm51LXNpbmEtYm9qb25lZ29ybz9tc2Nsa2lkPTE5MGZiM
TU0YmVkMTExZWNiOTYxYTEzOGVkMzk1MjI2&ntb=1

14
LAMPIRAN

15
16
17

Anda mungkin juga menyukai