Anda di halaman 1dari 17

LAPORAN PELAKSANAAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN GELOMBANG I

KOMPETENSI KEAHLIAN FARMASI KLINIS DAN KOMUNITAS


di APOTEK WISNU FARMA NGUNUT
PERIODE 08 JANUARI s.d 03 FEBRUARI 2024

Oleh
APRILDA DWI ARYANI
0068881423

SMK BRAWIJAYA TULUNGAGUNG


Jl.Yos Sudarso IV No.100 Desa Sobontoro Kec.Boyolangu
Kabupaten Tulungagung Kode Pos 66232
Email:smkbrawijayatulungagung@gmail.com
Nomor Pokok Sekolah Nasional (NPSN) 69968603
Website:smkbrawijaya-tulungagung.sch.id
LEMBAR PENGESAHAN

Nama : Aprilda Dwi Aryani


Kompotensi Keahlian : Farmasi Klinis dan Komunitas
Tempat : Apotek Wisnu Farma Ngunut
Tanggal,03 Februari 2024

Menyetujui,

Guru pembimbing, Pembimbing Lahan PKL

apt.Nur Adin Ekawati,S.Farm apt.Probo Prastyo,S.Farm

Mengetahui,

Kepala SMK Brawijaya Tulungagung, KaProdi Farmasi Klinis dan Komunitas,

Yoan Ratna Sari, S.E apt.Ika Yuanasari, S.Farm

KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas rahmat dan dan hidayah-Nya sehingga saya dapat
menyelesaikanLaporan Praktik Kerja Lapangan (PKL) di Apotek Wisnu Farma dengan baik
dan lancar. Dengan adanya Praktik Kerja Lapangan ini diharapkan dapat memberikan bekal
pengetahuan, keterampilan, dan pengalaman dalam pengelolaan di Apotek kepada para siswa
serta meningkatkan kemampuan dalam mengabdikan profesinya kepada masyarakat.Praktik
Kerja Lapangan (PKL) ini dapat dilaksanakan dengan baik dan lancar tidak terlepas dari
bantuan berbagai pihak,dan oleh karena itu saya menyampaikan terimakasih kepada:
1. Yoan Ratna Sari, S.E. selaku Kepala Sekolah SMK Brawijaya Tulungagung yang telah
memberikan kesempatan untuk melaksanakan Praktik Kerja Lapangan.
2. apt. Ika Yuanasari, S.Farm. selaku Kepala Prodi Farmasi Klinis dan Komunitas SMK
Brawijaya Tulungagung.
3. apt. Nur Adin Ekawati, S.Farm. selaku pembimbing Praktik Kerja Lapangan SMK
Brawijaya Tulungagung di Apotek Wisnu Farma Ngunut.
4.apt. Probo Prastyo, S.Farm. selaku pembimbing praktik di Apotek wisnu farma Ngunut serta
Apoteker penanggung jawab Apotek.
5.apt.Silvia Fitriani, S.Farm. selaku Apoteker pendamping Apotek Wisnu Farma Ngunut.
6.apt.lanny setiawati,s.farm. selaku pemilik apotek wisnu farma
7.Semua Staf dan Karyawan Apotek Wisnu Farma Ngunut yang membantu dan membimbing
selama Praktik Kerja Lapangan.
Saya menyadari bahwa laporan ini masih banyak kekurangannya. Oleh karena itu segala
saran dan kritik demi kesempurnaan sangat saya harapkan. Semoga laporan Praktik Kerja
Lapangan ini bisa bermanfaat bagi pembacannya.

Tulungagung,

Aprilda Dwi Aryani

ii
DAFTAR ISI
COVER
LEMBAR PERSETUJUAN ......................................................................................
KATA PENGANTAR ..............................................................................................
DAFTAR ISI..............................................................................................................
DAFTAR LAMPIRAN LAMPIRAN .......................................................................
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ....................................................................................................
1.2 Tujuan ..................................................................................................................
1.3 Manfaat ...............................................................................................................
BAB II TINJAUAN PUATAKA
2.1 TINJAUAN TEORI ............................................................................................
2.1.1 Pengertian Apotek.............................................................................................
2.1.2 Tugas dan Fungsi Apotek.................................................................................
2.1.3 Tujuan Apotek ..................................................................................................
2.1.4 Persyaratan Pendirian Apotek ..........................................................................
2.1.5 Sarana dan Prasarana Apotek............................................................................
2.1.6 Standar Pelayanan dan Kefarmasian di Apotek ...............................................
2.1.7 Pelayanan Resep dan Non Resep.....................................................................
2.2 TINJAUAN LAHAN PKL
2.2.1 Sejarah Berdirinya Apotek Wisnu Farma Ngunut ............................................
2.2.2 Visi, Misi Apotek Wisnu Farma Ngunut...........................................................
2.2.3 Praktek Dokter .................................................................................................
2.2.4 Pembagian shift................................................................................................
2.2.5 Fasilitas dan Layanan Wisnu Farma Ngunut....................................................
2.2.6 Alur Pelayanan Farmasi di Apotek wisnu farma ..............................................
BAB III PEMBAHASAN
3.1 Pengelolaan Perbekalan Farmasi di Apotek Wisnu Farma Ngunut .....................
3.2 Kegiatan Selama Praktek Kerja Lapangan ..........................................................
3.3 Tugas dari Pembimbinng Apotek.........................................................................
3.4 Tugas dari Pembimbing Sekolah .........................................................................

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN


4.1 Kesimpulan .........................................................................................................
4.2 Saran....................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................
LAMPIRAN ..............................................................................................................

iii

LAMPIRAN-LAMPIRAN
IV
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kesehatan adalah salah satu aspek yang sangat penting dalam kehidupan manusia.
Menurut UU No. 36 Tahun 2016, kesehatan adalah keadaan sehat, baik secara fisik,
mental, spirtual maupun sosial yang memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif
secara sosial dan ekonomis. Pemerintah telah menyelenggarakan upaya kesehatan untuk
mewujutkan derajat kesehatan masyarakat yang optimal antara lain meliputi pendekatan
pemeliharaan, peningkatan kesehatan dengan cara promosi tentang kesehatan, pencegahan
penyakit, penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan baik secara mental ataupun
fisik yang dilaksanakan secara menyeluruh, dan berkesinambungan
Suatu pelayanan langsung dan bertanggung jawab kepada pasien yang berkaitan
dengan sediaan farmasi dengan maksut mencapai hasil yang pasti untuk meningkatkan
mutu kehidupan pasien yaitu tentang Pelayanan Kefarmasian. Salah satu fasilitas
pelayanan kesehatan adalah Apotek. Apotek adalah sarana pelayanan kefarmasian tempat
dilakukan praktik kefarmasian oleh Apoteker. Apotek sebagai sarana yang bergerak di
bidang jasa pelayanan harusmampu memberikan pelayanan kefarmasian secara tepat dan
bermutu, tidak hanya memfokuskan diri terhadap pengelolaan obat sebagai komoditas,
namun juga harus mengedepankan pelayanan yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas
hidup pasien. Pelayanan kefarmasian yang dapat di jumpai di Apotek adalah pelayanan
dengan resep dan tanpa resep atau dikenal sebagai swamedikasi (Permenkes No. 73, 2016).
Praktik Kerja Lapangan (PKL) merupakan suatu proses yang di perlukan oleh siswa
untuk menerapkan ilmu yang diperoleh di sekolah dengan tujuan untuk mengetahui peran
dan tugas tenaga kefarmasian di Apotek. Berkaitan dengan hal tersebut dilakukan Praktek
Kerja Lapangan di Apotek Wisnu Farma Ngunut.

1.2. Tujuan Praktik Kerja Lapangan

Penyelenggaraan Praktik Kerja Lapangan bertujuan untuk:

a. Menghasilkan tenaga kerja yang memiliki keahlian profesional yaitu tenaga kerja yang

memiliki tingkat pengetahuan, keterampilan dan etos kerja yang sesuai dengan

tuntutan lapangan kerja.

b. Menjadikan tenaga kefarmasian yang kompoten dan siap berkompotisi di dunia kerja.

c. Mengetahui pelayanan dan alur perbekalan farmasi di Apotek.

1.4 Manfaat Praktik Kerja Lapangan


a. Meningkatkan keterampilan dan memperluas wawasan pengalaman saat

melaksanakan Praktik Kerja Lapangan.

b. Mendapatkan pengalaman praktis mengenai pekerja kefarmasian di Apotek.

c. Mengetahui memahami tugas, dan tanggung jawab Apoteker dalam mengelola

Apotek.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Tinjauan Teori
2.1.1. Pengertian Apotek
Apotek adalah sarana pelayanan kefarmasian tempat dilakukan praktik kefarmasian
oleh Apoteker (Permenkes No. 73, 2016).
DICARI LAGI PENGERTIAN APOTEK
2.1.2. Tugas dan Fungsi Apotek
Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 51 Tahun 2009 tentang Tugas dan
Fungsi Apotek yaitu:
1. Sebagai tempat pengabdian profesi seorang Apoteker yang telah mengucapkan
sumpah jabatan.
2. Sebagai sarana farmasi tempat dilakukannya kegiatan kefarmasian.
3. Sarana yang digunakan untuk memproduksi dan distribusi sediaan farmasi antara lain
obat, bahan obat, obat tradisional, kosmetika.
4. Sebagai sarana pelayanan informasi obat dan perbekalan farmasi lainya kepada tenaga
kesehatan lain dan masyarakat, termasuk pengamatan dan pelaporan mengenai khasiat,
keamanan, bahaya dan mutu obat.
5. Sarana pembuatan dan pengendalian mutu sediaan farmasi, pengamanan, pengadaan,
penyimpanan dan pendistribusi atau penyaluran obat, pengelolaan obat, pelayanan
obat atas resep dokter, pelayanan informasi obat serta pengembangan obat, bahan obat
dan obat tradisional (Depkes RI, 2009).Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Nomor
9 Tahun 2017 tentang Apotek menjelaskan bahwa Apotek menyelenggarakan fungsi
sebagai pengelola Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan dan Bahan Medis dan pelayanan
farmasi klinik termasuk komunitas.

2.1.3. Tujuan Apotek


Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 9 Tahun 2017 tentang Tujuan Apotek
adalah sebagai berikut :
1. Meningkatkan kualitas pelayanan kefarmasian di Apotek.
2. Memberikan perlindungan pasien dan masyarakat dalam memperoleh pelayanan
kefarmasian di Apotek.
3. Menjamin kepastian hukum bagi tenaga kefarmasian dalam memberikan pelayanan
kefarmasian di Apotek.

2.1.4. Persyaratan Pendirian Apotek


Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 9 Tahun 2017 tentang Persyaratan
Pendirian Apotek adalah sebagai berikut :
1. Apoteker dapat mendirikan Apotek dengan modal sendiri atau modal dari pemilik
modal baik perorangan maupun perusahaan.
2. Dalam hal Apoteker yang mendirikan Apotek bekerjasama dengan pemilik modal
maka pekerjaan kefarmasian harus tetap dilakukan sepenuhnya oleh Apoteker yang
bersangkutan.
3. Bangunan Apotek harus memiliki fungsi keamanan, kenyamanan dan kemudahan
dalam memberikan pelayanan kepada pasien serta perlindungan dan keselamatan bagi
semua orang termasuk penyandang cacat, anak-anak dan orang lanjut usia. Bangunan
Apotek harus bersifat permanen. Permanen merupakan bagian atau terpisah dari pusat
perbelanjaan, apartemen, rumah toko, rumah kantor, rumah susun, dan bangunan yang
sejenis.
4. Peralatan Apotek meliputi semua peralatan yang dibutuhkan dalam pelaksanaan
pelayanan kefarmasian antara lain meliputi rak obat, alat peracikan bahan pengemas
obat, lemari pendingin, meja, kursi, komputer, sistem pencatatan mutasi obat, formulir
catatan pengobatan pasien dan peralatan lain sesuai dengan kebutuhan.
5. Apoteker pemegang SIA dalam menyelenggarakan Apotek dapat dibantu oleh
Apoteker lain, Tenaga Teknis Kefarmasian atau tenaga administrasi.
6. Apoteker dan Tenaga Teknis Kefarmasian wajib memiliki surat izin praktik sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

2.1.5. Sarana dan Prasarana di Apotek


Peraturan Menteri Kesehatan No. 9 Tahun 2017 tentang Apotek Pasal 7 menyebutkan
bahwa bangunan apotek paling sedikit memiliki sarana ruang yang berfungsi sebagai:
1. penerimaan resep
2. pelayanan resep dan peracikan
3. penyerahan sediaan farmasi dan alat kesehatan
4. konseling
5. penyimpanan sediaan farmasi dan alat kesehatan dan arsip.
Pada Pasal 8 disebutkan bahwa prasarana apotek paling sedikit terdiri
atas:
1. Instalasi air bersih
2. instalasi listrik
3. sistem tata udara
4. sistem proteksi kebakaran.
Apotek juga wajib memasang papan nama apotek
1. yang terdiri atas:
2. nama apotek,
3. nomor SIA,
4. alamat
5. papan nama praktik Apoteker yang memuat paling sedikit informasi nama
6. Apoteker, nomor SIPA, dan jadwal praktik Apoteker
2.1.6. Standar Pelayanan Kefarmasian di Apotek
Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 72 Tahun 2016 tentang Standar
Pelayanan Kefarmasian di Apotek meliputi :
A. Pengelolaan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai
(BMHP) yaitu :
a. Pemilihan
Pemilihan adalah kegiatan untuk menetapkan jenis sediaan farmasi, alat kesehatan,
dan bahan medis habis pakai sesuai dengan kebutuhan.
b. Perencanaan
Perencanaan kebutuhan merupakan kegiatan untuk menentukan jumlah dan periode
pengadaan sediaan farmasi, alat kesehatan, dan bahan medis habis pakai sesuai
dengan kegiatan pemilihan untuk menjamin terpenuhinya kriteria tepat jenis, tepat
jumlah, tepat waktu dan efisien. Perencanaan dilakukan untuk menghindari
kekosongan obat dengan menggunakan metode yang dapat dipertanggung jawabkan
dan dasar-dasar perencanaan yang telah di tentukan.
c. Pengadaan
Pengadaan merupakan kegiatan untuk merealisasikan perencanaan kebutuhan.
Pengadaan yang efektif harus menjamin ketersediaan, jumlah, dan waktu yang tepat
dengan harga yang terjangkau dan sesuai standar mutu. Tujuan pengadaan
perbekalan farmasi adalah untuk memenuhi kebutuhan perbekalan farmasi di Apotek
sesuai dengan data perencanaan yang telah di susun sebelumnya.
d. Penerimaan
Penerimaan mrupakan kegiatan untuk menjamin kesesuain jenis, spesifikasi,
jumlah, mutu,waktu penyerahan dan harga yang tertera dalam kontrak atau surat
pesanan dengan kondisi fisik yang diterima. Setiap penerimaan perbekalan farmasi
dicatat pada masing-masing kartu stok kemudian di entry di komputer berdasarkan
faktur yang telah dicocokan pada saat penerimaan barang. Jika barang yang datang
tidak sesuai dengan surat pesanan atau ada kerusakan fisik maka bagian pembelian
akan melakukan retur barang tersebut ke PBF yang bersangkutan untuk di tukar
dengan barang yang sesuai.

e. Penyimpanan
Setelah barang di terima di Apotek perlu dilakukan penyimpanan sebelum
dilakukan penyimpanan sebelum dilakukan pendistribusian. Metode penyimpanan
dapat dilakukan berdasarkan bentuk sediaan, alfabetis dan farmakologi. Untuk
sediaan supositoria penyimpanannya di dalam lemari pendingin dengan menerapkan
prinsip FEFO (First Expiret First Out) dan FEFO (First In First Out), yang
penampilan dan penamaan mirip LASA (Look Alite Sound Alike) tidak ditempatkan
berdekatan dan harus diberi penanda khusus terdapat untuk mencegah terjadinya
kesalahan pengambilan obat di Apotek. Tujuan penyimpanan adalah untuk
memelihara mutu sediaan farmasi, menghindari penggunaan yang tidak bertanggung
jawab, menjaga ketersediaan, serta memudahkan pencarian dan pengawasan.
Penyimpanan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan dan Bahan Medis Habis Pakai harus
dilakukan pencatatan dengan kartu stok.
f. Pendistribusian
Distribusi merupakan suatu rangkaian kegiatan dalam rangka menyalurkan/
menyerahkan Sediaan farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai dari
tempat penyimpanan sampai kepada unit pelayanan pasien dengan tetap menjamin
mutu, stabilitas, jenis, jumlah, dan ketepatan waktu.
g. Pemusnahan dan Penarikan
Pemusnahan dan penarikan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan medis
habis pakai yang tidak dapat digunakan harus dilaksanakan dengan cara yang sesuai

dengan ketentuan peraturan prundang-undangan yang berlaku. Resep yang telah


disimpan melebihi jangka waktu 5 tahun dapat dimusnahkan. Pemusnahan Resep
dilakukan oleh Apoteker disaksikan oleh sekurang- kurangnya petugas lain di Apotek
dengan cara di bakar atau cara pemusnahan lainnya.
h. Pengendalian
Pengendalian dilakukan untuk mempertahankan jenis dan jumlah persediaan sesuai
kebutuhan pelayanan, melalui pengaturan sistem pesanan atau pengadaan,
penyimpanan dan pengeluaran. Hal ini bertujuan untuk menghindari terjadinnya
kelebihan, kekurangan, kekosongan, kerusakan, kedaluwarsa, kehilangan serta
pengembalian pesanan.
i. Pencatatan dan Pelaporan
Pencatatan dilakukan pada setiap proses pengelolaan sediaan Sediaan Farmasi, Alat
Kesehatan dan Bahan Medis Habis Pakai meliputi pengadaan (surat pesanan, faktur),
penyimpanan (kartu stok), penyerahan (nota/struk penjualan) dan pencatatan lainnya
yang disesuaikan dengan kebutuhan.
B. Pelayanan Farmasi Klinik
a. Pengkajian dan Pelayanan Resep
b. Dispensing
c. Pelayanan Informasi Obat (PIO)
d. Konseling
e.Pelayanan Kefarmasian di Rumah (Home Pharmacy Care)
f. Pemantauan Terapi Obat (PTO)
g. Monitoring Efek Samping Obat (MESO)

2.1.7. Pelayanan Resep dan Non Resep


A. Pelayanan Resep
Resep adalah permintaan tertulis dari dokter, dokter gigi, atau dokter hewan kepada
Apoteker untuk menyediakan dan menyerahkan Sediaan Farmasi dan Alat Kesehatan bagi
Pasien. Pelayanan resep dimulai dari penerimaan resep, pengkajian/skrining resep
pemeriksaan ketersediaan sampai dengan cek harga, penyiapan sediaan farmasi dan
perbekalan kesehatan (dispending) termasuk peracikan obat, penulisan etiket dan copy
resep, pemeriksaan, penyerahan disertai pemberian informasi. Pada setiap tahap alur
pelayanan resep dilakukan upaya pencegahan terjadinnya kesalahan pemberian obat
(medication eror).
B . Pelayanan Obat Non Resep
Pelayanan Obat Non Resep merupakan pelayanan kepada pasien yang ingin
melakukan pengobatan sendiri, dikenal dengan swamedikasi. Pelayanan obat tanpa resep
dokter dilakukan atas permintaan langsung dari pasien. Dalam standar pelayanan farmasi
klinis di Apotek disebutkan bahwa Apoteker di Apotek dapat melayani obat non resep atau
pelayanan swamedikasi. Swamedikasi yang bertanggungjawab membutuhkan produk obat
yang sudah terbukti keamanan, khasiat dan kualitasnya, serta membutuhkan penilaian obat
yang tepat sesuai dengan indikasi penyakit dan kondisi pasien. Obat-obat yang dapat
dilayani tanpa resep dokter meliputi obat bebas, obat bebas terbatas, obat keras yang
termasuk Daftar Obat Wajib Apotek, obat tradisional, kosmetika, produk bayi, suplemen
dan alat kesehatan. Informasi yang perlu disampaikan ketika melakukan swamedikasi
antara lain :
a. Khasiat obat
b. Kontra indikasi
c. Efek samping dan cara mengatasinya
d. Cara pemakaian
e. Dosis
f. Waktu pemakaian
g. Lama penggunaan

2.2. TINJAUAN LAHAN PKL


2.2.1. Sejarah Berdirinya Apotek Wisnu Farma Ngunut
Apotek Wisnu Farma Ngunut terletak di Jl.Raya Ngunut No.18A Ngunut, Kecamatan
Ngunut, Kabupaten Tulungagung Jawa Timur. Apotek ini bertempat strategis karena terletak
di tepi jalan raya utama dengan lalu lintas yang ramai sehingga mudah dijumpai oleh
masyarakat. Apotek Wisnu Farma Ngunut melayani 24 jam dengan persediaan obat
dan alkes yang lengkap karena sistem pengadaannya yang selalu kensisten sesuai dengan
kebutuhan masyarakat luas. Apotek Wisnu Farma Ngunut terdapat praktik dokter, yaitu dr.
Jose Mario Effendy.
Apotek wisnu Farma Ngunut berdiri pada tanggal 6 juni 2016 yang didirikan oleh ibu
Lanny Setiawati. Apotek Wisnu Farma ada 6 cabang yaitu Apotek Wisnu Farma Ngantru,
Apotek Wisnu Farma 2/Pangsut, Apotek Wisnu Farma Trenggalek, Apotek Wisnu Farma
Ngunut, Apotek Wisnu Farma Kediri, dan Apotek Wisnu Farma Nganjuk.
2.2.2 Visi, Misi Apotek Wisnu Farma Ngunut
A. Visi
Visi dari Apotek Wisnu Farma Ngunut adalah menjadi Apotek terbaik dan terdepan
dengan jaringan di seluruh Indonesia yang di dukung oleh apoteker dan kaeryawan yang
profesional.
B. Misi dari Apotek Wisnu Farma Ngunut Adalah:
a. Menyediakan produk alkes, vitamin, suplemen, dan obat obatan yang lengkap dan
berkualitas
b. Memberikan pelayanan 24 jam untuk mendukung kebutuhan masyarakat atau pasien
dalam mendapat solusi atas kesehannya.
c. Membuka peluang bermitra serta terus mengikuti perkembangan zaman dalam hal
teknologi yang mampu memberikan banyak kemudahan-kemudahan tanpa melanggar
legalitas yang ada.
d. Meletakan profesi apoteker dibaris depan dalam pemberian informasi terkait obat.
e. Membekali Apoteker dan seluruh staf Apotek Wisnu Farma dengan pengetahuan,
keterampilan maupun sikap kerja yang profesional.

C. Budaya 5K
1. Kedisiplinan
2. Kerja keras dan cerdas
3. Kejujuran
4. Keramahan
5. Kerjasama
2.2.3 Praktik Dokter
Jadwal Praktik Bersama di Apotek Wisnu Farma Ngunut :
a. dr. Jose Mario Effendy
Tempat : Wisnu Skincare Ngunut
Jam Praktik : Senin-Sabtu pukul 10.00 – 18.00
2.2.4 Pembagian Shift
Praktik Kerja Lapangan berlangsung selama 1 bulan memiliki jadwal yang berbeda
dengan pembagian shift sebagai berikut :
a. Shift pagi : pukul 07.00 – 15.00 WIB
b. Shift siang : pukul 14.00 – 22.00 WIB
c. Shift malam : pukul 22.00 – 07.30 WIB
2.2.5 Fasilitas dan Layanan Wisnu Farma Ngunut
Apotek Wisnu Farma Ngunut memberikan pelayanan yang baik dan mengutamakan
kenyamanan pasien, misalnya ruang tunggu yang dilengkapi kipas angin, kamar mandi
pasien, tempat praktik dokter, Apotek Wisnu Farma Ngunut sebagai salah satu tempat
penyaluran sediaan farmasi kepada masyarakat yang tidak lepas dari pengawasan
pemerintah.
Untuk memperlancar kegiatan di Apotek Wisnu Farma Ngunut mengadakan sistem
pembagian shift dan penataan ruang sesuai dengan kegunaan, bentuk sediaan dan golongan
obat sehingga dapat memberikan pelayanan yang optimal kepada masyarakat.
2.2.6 Alur Pelayanan Farmasi di Apotek wisnu farma
1) Pasien datang
2) Menyapa pasien dengan ramah.
3) Melakukan proses identifikasi di mana pasien yang akan memperoleh pelayanan
obat harus menyerahkan resep dari dokter.
4) Lakukan skrining resep meliputi skrining administratif, farmasetik dan
pertimbangan klinis lainnya.
5) Menghitung harga dan meminta persetujuan pasien terhadap nominal harga
tersebut (optional).
6) Pasien diberi nomor antrian.
7) Tulis nomor struk (print out) pada resep dan satukan resep dengan print out.
8) Cocokkan nama, jumlah dan kekuatan obat dalam resep dengan print out.
9) Siapkan obat sesuai dengan resep.
10) Jika obat racikan maka patuhi SOP meracik obat.
11) Buat etiket dan cocokkan dengan resep.
12) Teliti kembali resep sebelum diserahkan pada pasien termasuk salinan resep dan
kwitansi (Jika diminta oleh pasien).

FOTO APOTEK DAN STRUKTUR ORGANISASI

Anda mungkin juga menyukai