Disusun Oleh:
FAKULTAS FARMASI
PROGRAM STUDI PROFESI APOTEKER
UNIVERSITAS SETIA BUDI
SURAKARTA
2014
KATA PENGANTAR
Surakarta, Instalasi Farmasi, dan Puskesmas Pajang dengan baik, serta penulis
Fakultas Farmasi Universitas Setia Budi Surakarta. Kegiatan PKPA ini telah
Instalasi Farmasi Kota Surakarta, serta 5 hari di UPTD Puskesmas Pajang Kota
Apoteker ini tidak lepas dari bimbingan, bantuan, dan doa dari berbagai pihak,
dan dalam kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada :
2. Prof. Dr. RA. Oetari, SU., MM., Apt., selaku Dekan Fakultas Farmasi
3. Ismi Rahmawati, M.Si., Apt., selaku Ketua Program Profesi Apoteker Fakultas
Surakarta.
7. dr. Tenny Setyoharini, selaku Kepala Puskesmas Pajang Dinas Kesehatan Kota
Surakarta.
Surakarta.
9. Karyawan dan Staf Dinas Kesehatan Kota, Instalasi Farmasi, dan Puskesmas
Pajang di Surakarta.
10. Semua pihak yang telah membantu penyusunan Laporan Praktek Kerja
Profesi Apoteker.
kekurangan, oleh karena itu penulis berharap segala kritik dan saran yang
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman
B. Saran .................................................................................................102
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR TABEL
2014 ....................................................................................................100
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 8. Daftar obat dan kategori keamanan obat untuk ibu hamil ..............111
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
tercapainya kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang
agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang optimal (Depkes RI, 1992).
Berdasarkan UU No. 23 tahun 1992 tentang kesehatan, salah satu unsur kesehatan
kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud
efektif, relevan dan sesuai kebutuhan, sehingga interaksi peserta didik, ilmu
profesi.
terampil, terlatih dan dapat mengembangkan diri baik sebagai pribadi maupun
sebagai tenaga kesehatan untuk pembangunan kesehatan. Salah satu upaya yang
Mahasiswa profesi Apoteker melalui latihan kerja yang disebut Praktek Kerja
dan tercapainya kondisi yang serasi dan seimbang antara upaya kesehatan yang
1. Tujuan Umum
mendapat gambaran mengenai fungsi, peran dan tugas seorang farmasis atau
tantangan yang pada saat ini banyak persaingan dalam mencari pekerjaan.
2. Tujuan Khusus
yang sesuai dengan bidang dan tempat kerja masing-masing, berjiwa Pancasila,
undangan yang berlaku dan kode etik profesi, kreatif, inovatif, berwawasan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Dinas Kesehatan
1. Gambaran Umum
bidang kesehatan yang dipimpin oleh seorang Kepala Dinas, yang berada di
masyarakat.
B. Instalasi Farmasi
dengan jenis dan jumlah yang tepat sesuai kebutuhan dengan mutu terjamin
dan tersebar secara merata dan teratur, sehingga mudah diperoleh pada
P3K.
a. Perencanaan
c. Pendistribusian
f. Ketatausahaan
seorang Kepala Instalasi Farmasi yang berada di bawah Kepala Dinas Kesehatan
dan bertanggung jawab kepada Kepala Dinas Kesehatan Kota Surakarta. Tugas
strategis Dinas.
bidang tugas.
Farmasi.
Farmasi .
seperti tenaga, dana, sarana dan perangkat lunak (metode dan tata laksana)
5.1. Perencanaan
Obat-obat yang diterima oleh Instalasi Farmasi adalah hasil perencanaan yang
dikerjakan oleh tim perencana obat Dinas Kesehatan Kota Surakarta yang terdiri
dari :
obat, alat kesehatan habis pakai, obat gigi dan reagen. Hasil dari Tim Perencana
1) Obat dipilih berdasarkan efek terapi lebih baik dibandingkan risiko Efek
samping
pabrik mana, penandaan, waktu kadaluarsa, no. batch, bentuk sediaan dan
jumlah. Obat yang tidak sesuai dengan persyaratan akan dikembalikan untuk
5.3 Penyimpanan
farmasi adalah tidak gelap, tidak lembab, aman, berdasar sumber dana,
(pallet) dengan jarak antara tembok dan rak kira-kira 0,5 meter, kulkas untuk
vaksin, almari narkotika untuk codein, doveri, dan obat -obat tranquiliser,
5.4 Distribusi
obat secara merata dan teratur dan dapat diperoleh pada saat dibutuhkan serta
mengambil obat.
puskesmas.
pengeluaran atau penggunaan dan data mengenai waktu dari seluruh rangkaian
kegiatan mutasi obat. Jumlah item obat dan mutasi dicatat, dilaporkan
akan datang. Laporan ketersediaan obat dilakukan tiap bulan dan akhir tahun.
steling.
5.6 Evaluasi
C. Puskesmas
1. Pengertian
pembiayaan.
2. Sejarah Perkembangan
kurang menguntungkan.
dipimpin oleh dokter tidak penuh dan Puskesmas type C Puskesmas yang
satu macam Puskesmas, dengan wilayah kerja tingkat kecamatan atau pada
3. Tujuan Puskesmas
puskesmas.
Indonesia.
4. Fungsi Puskesmas
1975.
f. Upaya Pengobatan.
Puskesmas.
BAB III
akuntabel.
kesehatan.
2. Sekretaris
tugas pembantuan.
tradisional;
n. Penyelenggaraan sosialisasi;
pemerataan tugas.
pelaksanaan tugas.
penyimpangan.
keluarga.
dan tahunan.
pelaksanaan tugas.
13. Memberikan usul dan saran kepada atasan dalam rangka kelancaran
pelaksanaan tugas.
1) Sekretaris
pelaporan.
4. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas sesuai dengan
3. Subbagian Keuangan.
lingkungan Dinas.
4. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas sesuai dengan
Kesehatan.
mempunyai fungsi :
4. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas sesuai dengan
menular.
tempat pengolahan pestisida dan pengawasan kualitas air minum dan air
bersih.
4. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas sesuai dengan
Kesehatan.
daruratan kesehatan.
4. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas sesuai dengan
yaitu:
Kesehatan Masyarakat.
UPTD PKMS
yang ditetapkan oleh Kepala Dinas. Uraian tugas yang dimaksud di atas
tugas.
pemerataan tugas.
pelaksanaan tugas.
penyimpangan.
kinerja.
instalasi farmasi sesuai dengan kebijakan teknis yang ditetapkan oleh Kepala
pemerataan tugas.
pelaksanaan tugas.
kinerja.
teknis yang ditetapkan oleh Kepala Dinas. Uraian tugas yang dimaksud di
pelaksanaan tugas.
pemerataan tugas.
pelaksanaan tugas.
penyimpangan
kinerja.
fungsi, yaitu :
program PKMS ini, ada beberapa kebutuhan program yang harus dipenuhi,
dan sebagainya.
program ini harus dilakukan sesuai dengan aturan, serta dilengkapi dengan
kebutuhan program.
sebenarnya dilapangan.
MOU yang dibuat dengan beberapa rumah sakit selaku PPK.Selain itu,
luar kota yang dapat dengan mudah memperoleh KTP atau KK Kota
Untuk itu, diperlukan kerja sama dengan Dinas Catatan Sipil dan
dikeluarkan.
menjadi Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) Instalasi Farmasi. Instalasi Farmasi
a. Penyimpanan,
b. Pendistribusian,
Surakarta,
e. Ketata Usahaan
antara lain:
oleh seorang Kepala Instalasi Farmasi yang berada di bawah Kepala Dinas
Dipimpin oleh seorang kepala sub bagian tata usaha yang berada di
1. Bagian Umum
2. Bagian Kepegawaian
pegawai
pelatihan
pegawai, kartu istri atau suami, kartu taspen dan kartu askes
3. Bagian Keuangan
3. Pengelolaan Obat
yang tersedia seperti tenaga, dana, sarana dan perangkat lunak (metode dan
menyertainya.
Surakarta. Panitia Perencanaan Obat Merupakan satu Tim yang terdiri dari
jumlah. Pemeriksaan juga meliputi keadaan fisik obat, seperti obat yang
rusak, pecah, tanggal kadaluwarsa pendek, dan yang tidak sesuai dengan
b. Distribusi
penyebaran obat secara merata dan teratur dan dapat diperoleh pada saat
tanggal 8 obat mulai bisa diambil oleh Puskesmas menurut nomor urut
penyerahan LPLPO.
permintaan tambahan.
c. Penyimpanan
1) Dari APBN berupa DAK (Dana Alokasi Khusus) dan obat program
sinar, cukup sirkulasi udara, tidak lembab dan aman. Obat selain disimpan
berdasar sumber dana, juga sistem FEFO, FIFO dan disusun secara
rak + 0,2 meter, kulkas untuk vaksin dan reagen, almari narkotika untuk
seperti lebaran, tahun baru dan natal di terminal, setasiun dan Posko-
setiap mutasi.
pelayanan di puskesmas.
rangkaian kegiatan mutasi obat. Jumlah item obat dan mutasi dicatat,
bulan dan akhir tahun. Laporan tiga bulan khusus untuk obat very
Kesehatan Kota Surakarta dan tembusan kepada Badan POM Jakarta dan
e. Evaluasi
C. Puskesmas Pajang
1. Geografi
Kesehatan Kota Surakarta, juga dilakukan di Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD)
Kapulogo.
Kabupaten Karanganyar
2. Demografi
Tabel 1. Distribusi Penduduk Wilayah Kerja Puskemas Pajang menurut Kelompok Umur
Kelompok Kelurahan Jumlah
umur Pajang Laweyan Karangasem Sondakan
0 – 4 tahun 570 83 1563 597 2813
5 – 9 tahun 1636 143 1513 804 4096
10 – 14 tahun 1897 165 1470 769 4301
15 – 19 tahun 1828 180 1480 681 4169
20 – 24 tahun 1899 153 1518 692 4262
25 – 29 tahun 1955 175 1429 697 4256
30 – 39 tahun 4665 403 1433 1659 8160
40 – 49 tahun 3858 351 1044 1510 6763
50 – 59 tahun 2990 285 713 1193 5181
>60 2681 338 312 1003 4334
tahun
Jumlah 23,979 2,276 12,475 9,605 48,335
Adapun Visi dan Misi dari UPTD Puskesmas Pajang ini, yaitu:
sekitarnya.
Misi :
4. Kebijakan Mutu
terus menerus
pelayanan kefarmasian :
PKMS : Gratis
JKN : Gratis
sebesar Rp 7.500,00
dipimpin oleh Kepala Puskesmas, dibantu oleh Kepala Sub Bagian Tata
Rujukan External
Pasien PERIKSA
Pendaftaran R. tunggu R. Obat Pulang
datang (KIA,
a umum, gigi,
Lab)
Rujukanl Internal
1. Pendaftaran pasien dilakukan pada loket pendaftaran, baik itu pasien umum,
yang ikin diperiksakan oleh pasien. Jenis pemeriksaan yang ada di puskesmas
3. Pasien menuju ruang pengobatan sesuai dengan jenis pemeriksaan yang telah
dan pulang. Apabila pengobatan tertentu yang diperlukan tidak bisa dilakukan
dirujuk.
di Puskesmas.
Sasaran :
masyarakat.
Lingkungan yang sehat sangat penting, hal ini dibuktikan dengan jurnal
maupun kuantitas
berat badan adalah air. Jika manusia kehilangan air 30 % saja dari
persediaan air harus selalu diperhatikan dan air harus memenuhi syarat
a) Syarat kuantitas : Jumlah air untuk rumah tangga per hari harus
bakteorologis.
a) Pembuangan sampah
Sampah adalah semua zat/benda yang sudah tidak dipakai lagi baik
mengakibatkan :
pembuangan.
manusia:
maupun sungai
3) Perumahan
b) Upaya Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) serta Keluarga Berencana (KB)
Upaya kesehatan ibu dan anak adalah upaya di bidang kesehatan yang
Tujuan Umum :
Tujuan Khusus :
kekurangan protein dan kalori dan lain-lain, serta bila ada pemberian
program KIA
7) Pengobatan bagi bayi, ibu bayi, anak balita dan anak pra sekolah untuk
Puskesmas lagi
1) Perawatan Antepartum
Tensi, untuk ibu hamil yang normal tidak lebih dari 150
Ukuran panggul
1) Pengawasan pertumbuhan
3) Pemberian vaksinasi
masyarakat setempat.
Pengertian :
Tujuan Umum :
menuju NKKBS
Tujuan Khusus :
kelahiran
1) Untuk Ibu
2) Untuk Anak
3) Untuk Ayah
1) Mengadakan kursus keluarga berencana untuk para ibu dan calon ibu
kunjungan rumah
pencegahan kehamilan
Alat-alat Kontrasepsi
2) Melumpuhkan sperma
1) Metode sederhana
2) Metode efektif
a) Pil KB
mg)
b) Suntikan KB
a ) Lupa menelan
keluarga di Indonesia.
Tujuan umum :
Tujuan Khusus :
Kegiatan :
perbaikan gizi
kepada anak dibawah lima tahun dan kepada ibu yang menyusui
1) Kekurangan Vitamin A
kekurangan vitamin A:
balita yang sakit campak, panas dan diare, ibu yang nifas.
2) Kekurangan Protein
setiap hari pada anak-anak 3 gram/kg berat badan dan pada dewasa
d) Terjadi kelainan pada alat dalam jantung (jantung, hati, ginjal, otak)
3) Kekurangan lodium
terhambat
4) Anemia
zat besi :
c) Infeksi parasit
Gejala kekurangan zat besi, lemah, badan lesu, cepat lelah, lidah,
c) Setiap hari ibu hamil minum I pi1 atau tablet tambah darah sampai
masa nifas
Kegiatan :
5) Pemberian imunisasi
6) Pemberantasan vektor
1) Pelaksanaan
a) Diare
Usaha pencegahan
sumur masyarakat.
Usaha pengobatan
infeksi.
Usaha pencegahan
yang meliputi :
Usaha pengobatan
Puskesmas.
c) Penyakit Lain
masyarakat.
f) Upaya Pengobatan
d) Membuat diagnosa
berupa :
1) Rujukan diagnostik
2) Rujukan pengobatan/rehabilitasi
3) Rujukan lain
tahun)
a) Pendidikan kesehatan
b) Pelayanan kesehatan
Tujuan UKS :
1) Tuiuan Umum
2) Tujuan Khusus
Sasaran :
2) Sasaran pembinaan
Kegiatan :
lingkungan
9) Rujukan medik
1) Tujuan :
2) Sasaran :
Puskesmas, mengingat sarana yang ada pada saat ini sangat terbatas.
Pengertian :
Tujuan Umum :
Ruang Lingkup :
maupun di rumah
Metodologis :
1) Tahap pengkajian:
a) Pengumpulan data
2) Tahap perencanaan
3) Pelaksanaan
4) Penilaian
Tujuan:
1) Tujuan Umum
2) Tujuan Khusus
Sasaran:
1) Identifikasi masalah
Puskesmas
kerja
a) Perbaikan gizi
c) Peningkatan kesejahteraan
a) Penyuluhan/latihan kerja
terhadap pekerja.
d) Perbaikanmesin/alat kerja
4) Kegiatan pengobatan
5) Kegiatan pemulihan
6) Kegiatan rujukan
1) Tujuan umum
2) Tujuan khusus
3) Kegiatan :
a) Pembinaan/pengembangan
4) Sasaran :
menyikat gigi
perawatan.
wilayah Puskesmas
Pengertian :
dilaksanakan melalui :
Tujuan:
Kegiatan :
a) Kegiatan terintegrasi
b) Kegiatan khusus
Pemeriksaan laboratorium
Pengobatan
3) Pengembangan
Pengertian :
1) Tujuan umum
2) Tujuan khusus
Kegiatan :
1) Anamnesa
2) Pemeriksaan virus dan mata luar, tes buta warna, tes tekanan
Penjelasan :
pada :
5) Sesuai dengan asas manfaat secara budaya guna dan berhasil guna.
sebagainya
lainnya.
Tujuan:
1) Tujuan umum
2) Tujuan khusus
secara optimal
3) Sasaran :
Tujuan:
1) Tujuan Umum
petugas kesehatan.
2) Tujuan Khusus
tingkat keluarga.
Sasaran:
gendong/UJG)
Kegiatan :
pengobatan tradisional
a. Laboratorium Kesehatan
meliputi :
1) Golongan darah
2) Pemeriksaan Haemoglobin
3) Pemeriksaan urine
Dengan lapisan tipis jaringan kulit di tiga tempat yaitu telinga kanan
6) Pemeriksaan tinja
penyakit-penyakit lain.
a. Perencanaan
kesehatan, bahan gigi dan reagensia yang didasarkan atas penerimaan dan
4) Jumlah kunjungan
1) Metode Konsumsi
jumlah obat yang masuk dan keluar. Jadi dari data tersebut dapat
bulan berikutnya.
2) Metode Epidemologi
3) Stok Optimum
Permintaan = SO-SS
Keterangan:
tertentu)
SO = SK + SWK + SWT + SP
SP = Stok Penyangga
Waktu kosong = 0
tablet
kejadian luar biasa (KLB) seperti wabah diare, ISPA dan lain-lain
dengan menggunakan bon obat yang nantinya data dari bon tersebut
b. Penerimaan
telah sesuai dengan daftar penyerahan dan pemeriksaan kedaan fisik obat
c. Penyimpanan
bertanggungjawab.
(tidak hilang).
(First ED First Out) dan colouring method ( ED < 1 tahun diberi stiker
menurut abjad, obat luar dan obat dalam letaknya juga terpisah, dan untuk
dan mengenai obat lain. Untuk obat narkotika disimpan di dalam lemari
yang memiliki kunci, lemari ini tidak mudah digerakkan dan terhindar
tertutup cahaya dan diletakkan dalam lemari es, temperatur harus selalu
dijaga agar bibit penyakit dalam vaksin tetap stabil. Injeksi harus selalu
1) apotek
2) Laboratorium
3) Puskesmas Pembantu
4) Puskesmas Keliling
5) Poli Gigi
6) Poli KIA
7) UGD
8) Panti Wredha
9) Rawat Inap
atau juga dapat secara CITO dalam KLB. Permintaan obat oleh
1) Pola penyakit
2) Jumlah kunjungan
e. Penggunaan Obat
meliputi:
pasien.
Puskesmas.
3) Adanya daftar nama seluruh obat beserta kadar obat yang terkandung
yang tersedia.
tiap hari.
tidak mempunyai kartu JKN dan PKMS serta dikenai biaya sebesar
Rp 7.500,00
Nasional.
1) Pencatatan obat
dan lain-lain.
2) Pelaporan obat
bijaksana.
Unit lain.
Arsip Puskesmas
b. LPLPO
d. Laporan tahunan
dilakukan Puskesmas dalam ruang lingkup wilayah yang lebih kecil dan
jenis kegiatan yang lebih sedikit. Puskesmas Induk Pajang memiliki 3 buah
dengan kendaraan roda empat maupun roda dua, peralatan komunikasi, juga
pelayanan kesehatan.
BAB IV
PEMBAHASAN
Dinas Kesehatan Kota Surakarta, Instalasi Farmasi dan UPTD Puskesmas Pajang .
atau Kabupaten yaitu Walikota atau Bupati, dengan adanya UU No. 22 tahun
1994 tentang Otonomi Daerah, kedua instalasi tersebut digabung menjadi satu
menangani tata cara perizinan usaha farmasi. Izin usaha farmasi meliputi :
izin industri obat tradisional, izin industri kecil obat tradisional, izin makanan
dan minuman, izin distribusi obat dan bahan baku obat (BBO), izin apotek,
dan harus waspada dengan adanya faktur polos / faktur putih. Faktur putih
adalah Faktur yang tidak ada tulisan nama dan alamat PBF dengan jelas.
Biasanya obat yang dibeli dengan faktur putih adalah obat palsu, obat curian,
obat dengan mutu rendah ataupun obat yang tidak memenuhi syarat.
2. Instalasi Farmasi
evaluasi. Metode yang digunakan dalam perencanaan ada dua, yaitu metode
memberikan sertifikat.
jumlah barang yang sesuai dengan pesanan, ED, serta dilampiri dengan
seperti palet (kayu yang diatur sirkulasi udara sehingga tidak lembab), rak,
almari yang terdiri dari lemari narkotika dan psikotropika, kulkas. Dalam
proses penyimpanan tiap item dilengkapi dengan kartu sterlling, warna kartu
3. Puskesmas
pelaporan.
laporan harian, bulanan dan tahunan. Evaluasi dilakukan supaya bisa lebih
ditempatkan dalam ruangan yang dinilai aman. Pada setiap jenis obat terdapat
kartu stock untuk memantau jumlah obat yang keluar dan obat dalam
tertib administrasi dalam pengelolaan obat, agar tersedia data yang akurat
adalah membaca resep dari dokter dan menyiapkan obat yang diresepkan lalu
dan menulis etiket yang terdiri atas nama pasien, tanggal, aturan pakai, dll.
mengemas obat dan meneliti ulang obat yang diresepkan dan petugas
tiap bulan akan dihitung jumlah penggunaan obat melalui database pasien
tersebut sehingga didapat penggunaan obat selama 1 bulan. Dari data tersebut
setiap jenis obat atau alat kesehatan terdapat kartu stock untuk memantau
jumlah obat yang keluar dan obat dalam persediaan sehingga dapat
dari instalasi farmasi dilakukan setiap bulan atas dasar permintaan kecuali
yang akurat dan tepat waktu, tersedia data untuk melakukan pengaturan dan
Pola penyakit antara satu daerah dengan daerah lainnya berbeda, hal
BAB V
A. Kesimpulan
Kesehatan.
B. Saran
Laweyan.
DAFTAR PUSTAKA
Budi: Surakarta
Masyarakat.
Anonim, 2014, Peraturan Daerah Kota Surakarta No. 14 tahun 2011, Tentang
Anonim, 2008, POA (Plan Of Action) Puskesmas Jayengan Surakarta tahun 2012.
Surakarta
Riyadi Slamet, 1982, Ilmu Kesehatan Masyarakat, Usaha Nasional, Surabaya, hal
103-109.
LAMPIRAN
Lampiran 8. Daftar obat dan kategori keamanan obat untuk ibu hamil
KATEGORI A, adalah obat-obat yang telah banyak digunakan oleh wanita hamil tanpa disertai
kenaikan frekuensi malformasi janin atau pengaruh buruk lainnya.
KATEGORI B, adalah obat-obat yang pengalaman pemakainya pada wanita hamil masih
terbatas, tetapi tidak terbukti meningkatkan frekuensi malformasi atau pengaruh buruk lainnya
pada janin. Mengingat terbatasnya. Pengalaman pemakaian pada wanita hamil, maka obat-obat
kategori B dibagi lagi berdasarkan temuan-temuan. Pada studi toksikologi pada hewan, yaitu:
B1: Dari penelitian pada hewan tidak terbukti meningkatnya kejadian kerusakan janin (fetal
damage). Contoh obat-obat yang termasuk pada kelompok ini misalnya simetidin, di
piridamol (antiplatelet), dan spektinomisin (antibiotik).
B2: Data dari penilitian pada hewan belum memadai, tetapi ada petunjuk tidak
meningkatnya kejadian kerusakan janin, tikarsilin, amfoterisin, dopamin, asetilsistein, dan
alkaloid belladonna adalah obat-obat yang masuk dalam kategori ini.
B3: Penelitianpadahewanmenunjukkanpeningkatankejadiankerusakanjanin,
tetapibelumtentubermaknapadamanusia. Sebagaicontohadalahkarbamazepin
(antikonvulsan), pirimetamin (antimalaria), griseofulvin, trimetoprim, dan mebendazol.
KATEGORI C, Merupakan obat-obat yang dapat memberi pengaruh buruk pada janin tanpa
disertai malformasi anatomik semata-mata karena efek farmakologiknya. Umumnya bersifat
reversibel (membaik kembali).
KATEGORI D, Obat-obat yang terbukti menyebabkan meningkatnya kejadian malformasi janin
pada manusia atau menyebabkan kerusakan janin yang bersifat ireversibel (tidak dapat membaik
kembali). Obat-obat dalam kategori ini juga mempunyai efek farmakologik yang merugikan
terhadap janin.
KATEGORI X, Obat-obat yang masuk dalam kategori ini adalah yang telah terbukti mempunyai
risiko tinggi terjadinya pengaruh buruk yang menetap (irreversibel) pada janin jika diminum pada
masa kehamilan. Obat dalam kategori ini merupakan kontra indikasi mutlak selama kehamilan