Anda di halaman 1dari 69

LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER

DI PUSKESMAS MOJOLANGU MALANG

DISUSUN OLEH:

DIAN PRIYANI, S.Farm. 20182047101108

MIFTAKHUL JANNAH, S.Farm. 201810471011085

29
Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker (PKPA) Di Pusat
Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) Mojolangu Program Studi
Profesi Apoteker Universitas Muhammadiyah Malang

PROGRAM STUDI PROFESI APOTEKER

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

2019
Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker (PKPA) Di Pusat
Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) Mojolangu Program Studi
Profesi Apoteker Universitas Muhammadiyah Malang

Lembar Pengesahan

LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER

DI PUSKESMAS MOJOLANGU

06 – 18 Mei 2019

Disusun Oleh:

Dian Priyani 20182047101180

Miftakhul Jannah 201820471011805

Disahkan oleh :

Pembimbing di Tempat PKPA

Puskesmas Mojolangu Dosen Pembimbing

(Halawiyah, S.Farm.,Apt) (Dian Ermawati, S.Farm.,M.Farm. Apt.)


Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker (PKPA) Di Pusat
Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) Mojolangu Program Studi
Profesi Apoteker Universitas Muhammadiyah Malang

Mengetahui

Kepala UPT Puskesmas Mojolangu

(dr. Ina)
Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker (PKPA) Di Pusat
Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) Mojolangu Program Studi
Profesi Apoteker Universitas Muhammadiyah Malang

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji syukur kepada Allah SWT atas berkat dan rahmat- Nya,
sehingga Praktek Kerja Profesi Apoteker yang dilaksanakan di Puskesmas
Mojolangu dapat terlaksana dengan baik.

Praktik Kerja Profesi Apoteker merupakan salah satu tahap dalam


pendidikan Program Profesi Apoteker di Program Studi Pendidikan Profesi
Apoteker. Besar harapan bagi setiap mahasiswa yang menjalani Praktik Kerja
Profesi Apoteker ini untuk memperoleh gambaran dan pengalaman secara langsung
mengenai Puskesmas dan segala bentuk aktivitas yang ada di dalamnya sehingga
akan memberikan bekal bagi mahasiswa apabila terjun dalam masyarakat dan dunia
kerja.

Terlaksananya Praktik Kerja Profesi Apoteker ini tidak lepas dari


kesempatan, bantuan, bimbingan dan dukungan dari berbagai pihak. Dalam
kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang setulusnya kepada :

1. dr. Ina selaku Kepala UPT Puskesmas Mojolangu Malang yang telah
memberikan ijin dan kesempatan kepada penulis untuk bisa belajar serta
memperoleh pengalaman selama menjalankan Praktik Kerja Profesi Apoteker di
Puskesmas Mojolangu.

2. Ibu Vita Kurnia Pratiwi S.Farm., Apt., selaku Penanggungjawab Ruang Farmasi
Puskesmas Mojolangu, yang telah memberikan bimbingan dan arahan kepada kami
selama Praktik Kerja Profesi Apoeker.

3. Ibu Indah Setya Kusuma, A.Md.Far selaku Tenaga Teknis Kefarmasian di


Puskesmas Mojolangu, yang telah memberikan bimbingan dan arahan kepada kami
selama Praktek Kerja Profesi Apoteker.

4. Ibu Dian Ermawati, S.Farm., M.Farm., Apt. selaku dosen pembimbing Praktek
Kerja Profesi Apoteker, yang telah memberikan bimbingan dan arahan kepada kami
selama Praktek Kerja Profesi Apoteker.
Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker (PKPA) Di Pusat
Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) Mojolangu Program Studi
Profesi Apoteker Universitas Muhammadiyah Malang

5. Ibu Ika Ratna Hidayati, M.Sc., Apt. selaku Kepala Program Studi Profesi
Apoteker Universitas Muhammadiyah Malang, yang telah memberikan motivasi
dan dukungan kepada kami selama melaksanakan Praktek Kerja Profesi Apoteker.

6. Seluruh Dosen Program Profesi Apoteker Universitas Muhammadiyah Malang


yang telah banyak memberikan pengetahuan yang berharga bagi kami.

7. Seluruh staf dan karyawan Puskesmas Mojolangu Malang yang telah membantu
kami selama melaksanakan Praktik Kerja Profesi Apoteker.

8. Orangtua dan saudara penulis atas doa dan dukungan yang telah diberikan selama
menjalankan Praktik Kerja Profesi Apoteker ini.

9. Teman-teman Program Studi Profesi Apoteker Angkatan IV Universitas


Muhammadiyah Malang yang telah memberikan semangat dan dukungan kepada
kami.

10. Semua pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu-persatu atas bantuan dan
dukungan yang diberikan baik secara langsung maupun tidak langsung dalam
pelaksanaan Praktik Kerja Profesi Apoteker ini.

Kami berharap semoga di waktu mendatang, pengetahuan dan pengalaman


yang telah kami peroleh selama Praktik Kerja Profesi Apoteker di Puskesmas
Mojolangu Malang, dapat bermanfaat dan menjadi modal awal bagi kami dalam
menjalankan tugas sebagai seorang Apoteker/Farmasis untuk melayani masyarakat
khususnya di bidang kesehatan.

Malang, Mei 2019

Penulis
Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker (PKPA) Di Pusat
Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) Mojolangu Program Studi
Profesi Apoteker Universitas Muhammadiyah Malang

DAFTAR ISI
Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker (PKPA) Di Pusat
Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) Mojolangu Program Studi
Profesi Apoteker Universitas Muhammadiyah Malang

DAFTAR GAMBAR
Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker (PKPA) Di Pusat
Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) Mojolangu Program Studi
Profesi Apoteker Universitas Muhammadiyah Malang

DAFTAR TABEL
Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker (PKPA) Di Pusat
Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) Mojolangu Program Studi
Profesi Apoteker Universitas Muhammadiyah Malang

DAFTAR SINGKATAN
Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker (PKPA) Di Pusat
Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) Mojolangu Program Studi
Profesi Apoteker Universitas Muhammadiyah Malang

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


1.2 Tujuan
1.3 Manfaat
Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker (PKPA) Di Pusat
Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) Mojolangu Program Studi
Profesi Apoteker Universitas Muhammadiyah Malang

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Puskesmas


Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 75
Tahun 2014 Tentang Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas), adalah
fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan upaya kesehatan
masyarakat dan upaya kesehatan perseorangan tingkat pertama, dengan lebih
mengutamakan upaya promotif dan preventif, untuk mencapai derajat
kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya di wilayah kerjanya.

2.2 Prinsip Penyelenggaraan, Tugas, Fungsi, dan Wewenang Puskesmas


2.2.1 Prinsip Penyelenggaraan
Prinsip penyelenggaraan Puskesmas meliputi:
a. Paradigma sehat, Puskesmas mendorong seluruh pemangku
kepentingan untuk berkomitmen dalam upaya mencegah dan
mengurangi resiko kesehatan yang dihadapi individu, keluarga,
kelompok dan masyarakat.
b. Pertanggungjawaban wilayah, Puskesmas menggerakkan dan
bertanggung jawab terhadap pembangunan kesehatan di wilayah
kerjanya.
c. Kemandirian masyarakat, Puskesmas mendorong kemandirian hidup
sehat bagi individu, keluarga, kelompok, dan masyarakat.
d. Pemerataan, Puskesmas menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan yang
dapat diakses dan terjangkau oleh seluruh masyarakat di wilayah
kerjanya secara adil tanpa membedakan status sosial, ekonomi, agama,
budaya dan kepercayaan.
e. Teknologi tepat guna, Puskesmas menyelenggarakan Pelayanan
Kesehatan dengan memanfaatkan teknologi tepat guna yang sesuai
dengan kebutuhan pelayanan, mudah dimanfaatkan dan tidak
berdampak buruk bagi lingkungan.
Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker (PKPA) Di Pusat
Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) Mojolangu Program Studi
Profesi Apoteker Universitas Muhammadiyah Malang

f. Keterpaduan dan kesinambungan, Puskesmas mengintegrasikan dan


mengoordinasikan penyelenggaraan UKM dan UKP lintas program dan
lintas sektor serta melaksanakan Sistem Rujukan yang didukung dengan
manajemen Puskesmas. UKM (Usaha Kesehatan Masyarakat) adalah
setiap kegiatan untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan serta
mencegah dan menanggulangi timbulnya masalah kesehatan dengan
sasaran keluarga, kelompok, dan masyarakat. Sedangkan UKP (Upaya
Kesehatan Perseorangan) adalah suatu kegiatan dan/atau serangkaian
kegiatan pelayanan kesehatan yang ditujukan untuk peningkatan,
pencegahan, penyembuhan penyakit, pengurangan penderitaan akibat
penyakit dan memulihkan kesehatan perseorangan.

2.2.2 Tugas
Puskesmas mempunyai tugas melaksanakan kebijakan kesehatan
untuk mencapai tujuan pembangunan kesehatan di wilayah kerjanya
dalam rangka mendukung terwujudnya kecamatan sehat.

2.2.3 Fungsi
Dalam melaksanakan tugasnya, Puskesmas menyelenggarakan
fungsi sebagai berikut:
a. Penyelenggaraan UKM tingkat pertama di wilayah kerjanya; dan
b. Penyelenggaraan UKP tingkat pertama di wilayah kerjanya.
c. Wahana pendidikan Tenaga Kesehatan

2.2.4 Wewenang
Dalam menyelenggarakan fungsinya sebagai penyelenggara UKM
dan UKP, Puskesmas berwenang untuk:
1) UKM
a. Melaksanakan perencanaan berdasarkan analisis masalah
kesehatan masyarakat dan analisis kebutuhan pelayanan yang
diperlukan;
Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker (PKPA) Di Pusat
Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) Mojolangu Program Studi
Profesi Apoteker Universitas Muhammadiyah Malang

b. Melaksanakan advokasi dan sosialisasi kebijakan kesehatan;


c. Melaksanakan komunikasi, informasi, edukasi, dan pemberdayaan
masyarakat dalam bidang kesehatan;
d. Menggerakkan masyarakat untuk mengidentifikasi dan
menyelesaikan masalah kesehatan pada setiap tingkat
perkembangan masyarakat yang bekerjasama dengan sektor lain
terkait;
e. Melaksanakan pembinaan teknis terhadap jaringan pelayanan dan
upaya kesehatan berbasis masyarakat;
f. Melaksanakan peningkatan kompetensi sumber daya manusia
Puskesmas;
g. Memantau pelaksanaan pembangunan agar berwawasan
kesehatan;
h. Melaksanakan pencatatan, pelaporan, dan evaluasi terhadap akses,
mutu, dan cakupan Pelayanan Kesehatan; dan
i. Memberikan rekomendasi terkait masalah kesehatan masyarakat,
termasuk dukungan terhadap sistem kewaspadaan dini dan respon
penanggulangan penyakit.
2) UKP
a. Melenggarakan Pelayanan Kesehatan dasar secara komprehensif,
berkesinambungan dan bermutu;
b. Menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan yang mengutamakan
upaya promotif dan preventif;
c. Menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan yang berorientasi pada
individu, keluarga, kelompok dan masyarakat;
d. Menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan yang mengutamakan
keamanan dan keselamatan pasien, petugas dan pengunjung;
e. Menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan dengan prinsip
koordinatif dan kerja sama inter dan antar profesi;
f. Melaksanakan rekam medis;
Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker (PKPA) Di Pusat
Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) Mojolangu Program Studi
Profesi Apoteker Universitas Muhammadiyah Malang

g. Melaksanakan pencatatan, pelaporan, dan evaluasi terhadap mutu


dan akses Pelayanan Kesehatan;
h. Melaksanakan peningkatan kompetensi Tenaga Kesehatan;
i. Mengoordinasikan dan melaksanakan pembinaan fasilitas
pelayanan kesehatan tingkat pertama di wilayah kerjanya; dan
j. Melaksanakan penapisan rujukan sesuai dengan indikasi medis
dan Sistem Rujukan.

2.3 Standar Pelayanan Kefarmasian di Puskesmas


Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 74
Tahun 2016 Tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Puskesmas, Standar
Pelayanan Kefarmasian adalah tolok ukur yang dipergunakan sebagai pedoman
bagi tenaga kefarmasian dalam menyelenggarakan pelayanan kefarmasian.
Pengaturan Standar Pelayanan Kefarmasian di Puskesmas bertujuan untuk
meningkatkan mutu pelayanan kefarmasian, menjamin kepastian hukum bagi
tenaga kefarmasian dan melindungi pasien dan masyarakat dari penggunaan
obat yang tidak rasional dalam rangka keselamatan pasien (patient safety).
Standar Pelayanan Kefarmasian di Puskesmas meliputi standar:
a. Pengelolaan Sediaan Farmasi dan Bahan Medis Habis Pakai, dan
b. Pelayanan farmasi klinik

2.3.1 Pengelolaan Sediaan Farmasi dan Bahan Medis Habis Pakai (BMHP)
Pengelolaan Sediaan Farmasi dan BMHP meliputi perencanaan
kebutuhan; permintaan; penerimaan; penyimpanan; pendistribusian;
pengendalian; pencatatan, pelaporan, dan pengarsipan; serta pemantauan dan
evaluasi pengelolaan.
2.3.2 Pelayanan Farmasi Klinik
Pelayanan farmasi klinik merupakan bagian dari Pelayanan
Kefarmasian yang langsung dan bertanggung jawab kepada pasien berkaitan
dengan Obat dan Bahan Medis Habis Pakai (BMHP) dengan maksud mencapai
Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker (PKPA) Di Pusat
Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) Mojolangu Program Studi
Profesi Apoteker Universitas Muhammadiyah Malang

hasil yang pasti untuk meningkatkan mutu kehidupan pasien. Pelayanan


farmasi klinik bertujuan untuk:
1. Meningkatkan mutu dan memperluas cakupan Pelayanan Kefarmasian di
Puskesmas.
2. Memberikan Pelayanan Kefarmasian yang dapat menjamin efektivitas,
keamanan dan efisiensi Obat dan Bahan Medis Habis Pakai. 3.
Meningkatkan kerjasama dengan profesi kesehatan lain dan kepatuhan
pasien yang terkait dalam Pelayanan Kefarmasian. 4. Melaksanakan
kebijakan Obat di Puskesmas dalam rangka meningkatkan penggunaan Obat
secara rasional.
Pelayanan farmasi klinik meliputi pengkajian resep, penyerahan obat
dan pemberian informasi obat; Pelayanan Informasi Obat (PIO); konseling;
ronde/visite pasien (khusus Puskesmas rawat inap); Pemantauan dan Pelaporan
Efek Samping Obat (ESO); Pemantauan Terapi Obat (PTO); dan evaluasi
penggunaan obat.
a. Pengkajian Resep
Kegiatan pengkajian resep dimulai dari seleksi persyaratan
administrasi, persyaratan farmasetik dan persyaratan klinis baik untuk
pasien rawat inap maupun rawat jalan.
Persyaratan administrasi meliputi:
1. Nama, umur, jenis kelamin dan berat badan pasien.
2. Nama, dan paraf dokter.
3. Tanggal resep.
4. Ruangan/unit asal resep.
Persyaratan farmasetik meliputi:
1. Bentuk dan kekuatan sediaan.
2. Dosis dan jumlah Obat.
3. Stabilitas dan ketersediaan.
4. Aturan dan cara penggunaan.
5. Inkompatibilitas (ketidakcampuran Obat).
Persyaratan klinis meliputi:
Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker (PKPA) Di Pusat
Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) Mojolangu Program Studi
Profesi Apoteker Universitas Muhammadiyah Malang

1. Ketepatan indikasi, dosis dan waktu penggunaan Obat.


2. Duplikasi pengobatan.
3. Alergi, interaksi dan efek samping Obat.
4. Kontra indikasi.
5. Efek adiktif.
Kegiatan Penyerahan (Dispensing) dan Pemberian Informasi Obat
merupakan kegiatan pelayanan yang dimulai dari tahap
menyiapkan/meracik Obat, memberikan label/etiket, menyerahan sediaan
farmasi dengan informasi yang memadai disertai pendokumentasian.
Tujuan:
1. Pasien memperoleh Obat sesuai dengan kebutuhan klinis/pengobatan.
2. Pasien memahami tujuan pengobatan dan mematuhi intruksi
pengobatan.

b. Penyerahan obat dan pemberian informasi obat


Merupakan kegiatan pelayanan yang dilakukan oleh Apoteker untuk
memberikan informasi secara akurat, jelas dan terkini kepada dokter,
apoteker, perawat, profesi kesehatan lainnya dan pasien.
Tujuan:
1. Menyediakan informasi mengenai Obat kepada tenaga kesehatan lain
di lingkungan Puskesmas, pasien dan masyarakat.
2. Menyediakan informasi untuk membuat kebijakan yang berhubungan
dengan Obat (contoh: kebijakan permintaan Obat oleh jaringan dengan
mempertimbangkan stabilitas, harus memiliki alat penyimpanan yang
memadai).
3. Menunjang penggunaan Obat yang rasional.
Kegiatan:
1. Memberikan dan menyebarkan informasi kepada konsumen secara pro
aktif dan pasif.
2. Menjawab pertanyaan dari pasien maupun tenaga kesehatan melalui
telepon, surat atau tatap muka.
Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker (PKPA) Di Pusat
Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) Mojolangu Program Studi
Profesi Apoteker Universitas Muhammadiyah Malang

3. Membuat buletin, leaflet, label Obat, poster, majalah dinding dan lain-
lain.
4. Melakukan kegiatan penyuluhan bagi pasien rawat jalan dan rawat inap,
serta masyarakat.
5. Melakukan pendidikan dan/atau pelatihan bagi tenaga kefarmasian dan
tenaga kesehatan lainnya terkait dengan Obat dan Bahan Medis Habis
Pakai.
6. Mengoordinasikan penelitian terkait Obat dan kegiatan Pelayanan
Kefarmasian. Faktor-faktor yang perlu diperhatikan:
1. Sumber informasi Obat.
2. Tempat.
3. Tenaga.
4. Perlengkapan

c. Pelayanan Informasi Obat (PIO)


Merupakan kegiatan pelayanan yang dilakukan oleh Apoteker untuk
memberikan informasi secara akurat, jelas dan terkini kepada dokter,
apoteker, perawat, profesi kesehatan lainnya dan pasien.
Tujuan:
1. Menyediakan informasi mengenai Obat kepada tenaga kesehatan lain
di lingkungan Puskesmas, pasien dan masyarakat.
2. Menyediakan informasi untuk membuat kebijakan yang berhubungan
dengan Obat (contoh: kebijakan permintaan Obat oleh jaringan dengan
mempertimbangkan stabilitas, harus memiliki alat penyimpanan yang
memadai).
3. Menunjang penggunaan Obat yang rasional.
Kegiatan:
1. Memberikan dan menyebarkan informasi kepada konsumen secara pro
aktif dan pasif.
2. Menjawab pertanyaan dari pasien maupun tenaga kesehatan melalui
telepon, surat atau tatap muka.
Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker (PKPA) Di Pusat
Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) Mojolangu Program Studi
Profesi Apoteker Universitas Muhammadiyah Malang

3. Membuat buletin, leaflet, label Obat, poster, majalah dinding dan lain-
lain.
4. Melakukan kegiatan penyuluhan bagi pasien rawat jalan dan rawat inap,
serta masyarakat.
5. Melakukan pendidikan dan/atau pelatihan bagi tenaga kefarmasian dan
tenaga kesehatan lainnya terkait dengan Obat dan Bahan Medis Habis
Pakai.
6. Mengoordinasikan penelitian terkait Obat dan kegiatan Pelayanan
Kefarmasian. Faktor-faktor yang perlu diperhatikan:
1. Sumber informasi Obat.
2. Tempat.
3. Tenaga.
4. Perlengkapan

d. Konseling
Merupakan suatu proses untuk mengidentifikasi dan penyelesaian
masalah pasien yang berkaitan dengan penggunaan Obat pasien rawat
jalan dan rawat inap, serta keluarga pasien.
Tujuan dilakukannya konseling adalah memberikan pemahaman
yang benar mengenai Obat kepada pasien/keluarga pasien antara lain
tujuan pengobatan, jadwal pengobatan, cara dan lama penggunaan Obat,
efek samping, tanda-tanda toksisitas, cara penyimpanan dan penggunaan
Obat.
Kegiatan:
1. Membuka komunikasi antara apoteker dengan pasien.
2. Menanyakan hal-hal yang menyangkut Obat yang dikatakan oleh
dokter kepada pasien dengan metode pertanyaan terbuka (open-ended
question), misalnya apa yang dikatakan dokter mengenai Obat,
bagaimana cara pemakaian, apa efek yang diharapkan dari Obat
tersebut, dan lain-lain.
3. Memperagakan dan menjelaskan mengenai cara penggunaan Obat
Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker (PKPA) Di Pusat
Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) Mojolangu Program Studi
Profesi Apoteker Universitas Muhammadiyah Malang

4. Verifikasi akhir, yaitu mengecek pemahaman pasien, mengidentifikasi


dan menyelesaikan masalah yang berhubungan dengan cara
penggunaan Obat untuk mengoptimalkan tujuan terapi.
Faktor yang perlu diperhatikan:
1. Kriteria pasien:
a. Pasien rujukan dokter.
b. Pasien dengan penyakit kronis.
c. Pasien dengan Obat yang berindeks terapetik sempit dan poli
farmasi
d. Pasien geriatrik.
e. Pasien pediatrik.
f. Pasien pulang sesuai dengan kriteria di atas.
2. Sarana dan prasarana:
a. Ruangan khusus.
b. Kartu pasien/catatan konseling.
Setelah dilakukan konseling, pasien yang memiliki kemungkinan
mendapat risiko masalah terkait Obat misalnya komorbiditas, lanjut
usia, lingkungan sosial, karateristik Obat, kompleksitas pengobatan,
kompleksitas penggunaan Obat, kebingungan atau kurangnya
pengetahuan dan keterampilan tentang bagaimana menggunakan Obat
dan/atau alat kesehatan perlu dilakukan pelayanan kefarmasian di
rumah (Home Pharmacy Care) yang bertujuan tercapainya
keberhasilan terapi Obat.

e. Ronde/visite pasien (khusus Puskesmas rawat inap)


Merupakan kegiatan kunjungan ke pasien rawat inap yang dilakukan
secara mandiri atau bersama tim profesi kesehatan lainnya terdiri dari
dokter, perawat, ahli gizi, dan lain-lain.
Tujuan:
1. Memeriksa Obat pasien.
Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker (PKPA) Di Pusat
Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) Mojolangu Program Studi
Profesi Apoteker Universitas Muhammadiyah Malang

2. Memberikan rekomendasi kepada dokter dalam pemilihan Obat


dengan mempertimbangkan diagnosis dan kondisi klinis pasien.
3. Memantau perkembangan klinis pasien yang terkait dengan
penggunaan Obat.
4. Berperan aktif dalam pengambilan keputusan tim profesi kesehatan
dalam terapi pasien. Kegiatan yang dilakukan meliputi persiapan,
pelaksanaan, pembuatan dokumentasi dan rekomendasi.
Kegiatan visite mandiri:
a. Untuk Pasien Baru
1) Apoteker memperkenalkan diri dan menerangkan tujuan dari
kunjungan.
2) Memberikan informasi mengenai sistem pelayanan farmasi dan
jadwal pemberian Obat.
3) Menanyakan Obat yang sedang digunakan atau dibawa dari rumah,
mencatat jenisnya dan melihat instruksi dokter pada catatan
pengobatan pasien.
4) Mengkaji terapi Obat lama dan baru untuk memperkirakan masalah
terkait Obat yang mungkin terjadi.
b. Untuk Pasien Lama
1) Menjelaskan indikasi dan cara penggunaan Obat baru.
2) Mengajukan pertanyaan apakah ada keluhan setelah pemberian
Obat
c. Untuk semua pasien
1) Memberikan keterangan pada catatan pengobatan pasien.
2) Membuat catatan mengenai permasalahan dan penyelesaian
masalah dalam satu buku yang akan digunakan dalam setiap
kunjungan.
Kegiatan visite bersama tim:
a. Melakukan persiapan yang dibutuhkan seperti memeriksa catatan
pegobatan pasien dan menyiapkan pustaka penunjang.
Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker (PKPA) Di Pusat
Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) Mojolangu Program Studi
Profesi Apoteker Universitas Muhammadiyah Malang

b. Mengamati dan mencatat komunikasi dokter dengan pasien


dan/atau keluarga pasien terutama tentang Obat.
c. Menjawab pertanyaan dokter tentang Obat.
d. Mencatat semua instruksi atau perubahan instruksi pengobatan,
seperti Obat yang dihentikan, Obat baru, perubahan dosis dan lain-
lain.
Hal-hal yang perlu diperhatikan:
a. Memahami cara berkomunikasi yang efektif.
b. Memiliki kemampuan untuk berinteraksi dengan pasien dan tim.
c. Memahami teknik edukasi.
d. Mencatat perkembangan pasien.
Pasien rawat inap yang telah pulang ke rumah ada
kemungkinan terputusnya kelanjutan terapi dan kurangnya
kepatuhan penggunaan Obat. Untuk itu, perlu juga dilakukan
pelayanan kefarmasian di rumah (Home Pharmacy Care) agar
terwujud komitmen, keterlibatan, dan kemandirian pasien dalam
penggunaan Obat sehingga tercapai keberhasilan terapi Obat.

f. Pemantauan dan Pelaporan Efek Samping Obat (ESO)


Merupakan kegiatan pemantauan setiap respon terhadap Obat yang
merugikan atau tidak diharapkan yang terjadi pada dosis normal yang
digunakan pada manusia untuk tujuan profilaksis, diagnosis dan terapi atau
memodifikasi fungsi fisiologis.
Tujuan:
1. Menemukan efek samping Obat sedini mungkin terutama yang berat,
tidak dikenal dan frekuensinya jarang.
2. Menentukan frekuensi dan insidensi efek samping Obat yang sudah
sangat dikenal atau yang baru saja ditemukan.
Kegiatan:
1. Menganalisis laporan efek samping Obat.
Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker (PKPA) Di Pusat
Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) Mojolangu Program Studi
Profesi Apoteker Universitas Muhammadiyah Malang

2. Mengidentifikasi Obat dan pasien yang mempunyai resiko tinggi


mengalami efek samping Obat.
3. Mengisi formulir Monitoring Efek Samping Obat (MESO).
4. Melaporkan ke Pusat Monitoring Efek Samping Obat Nasional.
Faktor yang perlu diperhatikan:
1. Kerja sama dengan tim kesehatan lain.
2. Ketersediaan formulir Monitoring Efek Samping Obat.

g. Pemantauan Terapi Obat (PTO)


Merupakan proses yang memastikan bahwa seorang pasien
mendapatkan terapi Obat yang efektif, terjangkau dengan memaksimalkan
efikasi dan meminimalkan efek samping.
Tujuan:
1. Mendeteksi masalah yang terkait dengan Obat.
2. Memberikan rekomendasi penyelesaian masalah yang terkait dengan
Obat.
Kriteria pasien:
1. Anak-anak dan lanjut usia, ibu hamil dan menyusui.
2. Menerima Obat lebih dari 5 (lima) jenis.
3. Adanya multidiagnosis.
4. Pasien dengan gangguan fungsi ginjal atau hati.
5. Menerima Obat dengan indeks terapi sempit.
6. Menerima Obat yang sering diketahui menyebabkan reaksi Obat yang
merugikan
Kegiatan:
1. Memilih pasien yang memenuhi kriteria.
2. Membuat catatan awal.
3. Memperkenalkan diri pada pasien.
4. Memberikan penjelasan pada pasien.
5. Mengambil data yang dibutuhkan.
6. Melakukan evaluasi.
Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker (PKPA) Di Pusat
Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) Mojolangu Program Studi
Profesi Apoteker Universitas Muhammadiyah Malang

7. Memberikan rekomendasi.

h. Evaluasi penggunaan obat.


Merupakan kegiatan untuk mengevaluasi penggunaan Obat secara
terstruktur dan berkesinambungan untuk menjamin Obat yang digunakan
sesuai indikasi, efektif, aman dan terjangkau (rasional).
Tujuan:
1. Mendapatkan gambaran pola penggunaan Obat pada kasus tertentu.
2. Melakukan evaluasi secara berkala untuk penggunaan Obat tertentu.
Setiap kegiatan pelayanan farmasi klinik, harus dilaksanakan sesuai
standar prosedur operasional. Standar Prosedur Operasional (SPO)
ditetapkan oleh Kepala Puskesmas. SPO tersebut diletakkan di tempat
yang mudah dilihat.

2.4 Prosedur Tetap Pelayanan Kefarmasian di Puskesmas

Standar Prosedur Operasional (SPO) ditetapkan oleh Kepala


Puskesmas. Prosedur tetap bermanfaat untuk:
a. Memastikan bahwa pelayanan yang diberikan bermutu
b. Adanya pembagian tugas dan wewenang
c. Bahan informasi untuk tenaga kesehatan lain yang bekerja di puskesmas
d. Dapat digunakan sebagai panduan dalam melatih staf
e. Mambantu proses audit
Prosedur tetap disusun dengan format sebagai berikut:
a. Tujuan: merupakan tujuan dari prosedur yang bersangkutan
b. Referensi: berisi literatur sebagai dasar rujukan dari isi prosedur
c. Lingkup aplikasi: lingkup prosedur diaplikasikan di bagian yang
menggunakan
d. Ruang lingkup: berisi pertanyaan tentang pelayanan yang dilakukan
dengan kompetensi yang diharapkan
Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker (PKPA) Di Pusat
Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) Mojolangu Program Studi
Profesi Apoteker Universitas Muhammadiyah Malang

e. Hasil: hal yang dicapai oleh pelayanan yang diberikan dan dinyatakan
dalam bentuk yang dapat diukur
f. Persyaratan: hal-hal yang diperlukan untuk menunjang pelayanan
g. Proses: berisi langkah-langkah pokok yang perlu diikuti untuk
penerapan standar
h. Sifat protap adalah spesifik mengenai pelayanan kefarmasian
BAB III

TINJAUAN UMUM PUSKESMAS MOJOLANGU

Gambar 3.2 Peta Lokasi Puskesmas Mojolangu

3.1 Visi & Misi Puskesmas Mojolangu


VISI : Terwujudnya masyarakat mandiri untuk hidup sehat di wilayah
Puskesmas Mojolangu.

MISI : 1. Meningkatkan pelayanan kesehatan masyarakat

2. Memberdayakan masyarakat dalam mewujudkan perilaku hidup


sehat dan lingkungan sehat.

3.2 Keadaan Geografis dan Penduduk


1. Keadaan Alam
Puskesmas Mojolangu merupakan salah satu dari tiga Puskesmas
yang berada di wilayah Kecamatan Lowokwaru. Puskesmas Mojolangu
terletak di Kelurahan Mojolangu tepatnya di Jl. Sudimoro nomor 17 A Kota
Malang. Puskesmas Mojolangu ini merupakan batas sebelah barat kota
Malang dan berjarak ± 5 km dari pusat kota.

29
Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker (PKPA)
di Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) Mojolangu
Program Studi Profesi Apoteker Universitas Muhammadiyah Malang

Gambar 3.1 Peta Lokasi Puskesmas Mojolangu

Wilayah kerja Puskesmas Mojolangu meliputi 4 Kelurahan, yaitu :

1. Kelurahan Mojolangu
2. Kelurahan Tunjungsekar
3. Kelurahan Tasikmadu
4. Kelurahan Tunggulwulung
Pada umumnya tanahnya subur dan terletak pada ketinggian 450 – 460
m diatas permukaan air laut dengan iklim tropis, hawanya sejuk dengan
temperatur rata-rata 24 ºC dan kelembaban 73%. Luas wilayah kerja
Puskesmas Mojolangu adalah 11,284 km2 (1,128,400 Ha).

Batas-batas wilayah Puskesmas Mojolangu sebagai berikut:

 Sebelah Utara : Kelurahan Kepuharjo dan Tunjungtirto


 Sebelah Timur : Kelurahan Purwodadi dan Polowijen
 Sebelah Selatan : Kelurahan Tulusrejo dan Blimbing
 Sebelah Barat : Kelurahan Tegalgondo dan Jatimulyo
Lokasi Puskesmas Mojolangu dapat dijangkau dengan kendaraan roda
dua maupun roda empat, kendaraan umum angkutan kota TST dan ABG.

Adapun luas wilayah masing-masing kelurahan, jumlah RT dan RW


adalah sebagai berikut :
Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker (PKPA)
di Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) Mojolangu
Program Studi Profesi Apoteker Universitas Muhammadiyah Malang

Tabel 3.1 Luas wilayah, jumlah RT dan RW, posyandu serta jumlah kader
di wilayah Puskesmas Mojolangu tahun 2018
No Kelurahan Luas Jumlah Jumlah Jumlah Jumlah
(Km2) RW RT Posyandu Kader
1. Mojolangu 6,121 19 117 17 192
2. Tunjungsekar 1,907 8 73 10 118
3. Tasikmadu 2,132 6 32 6 70
4. Tunggulwulung 1,124 6 59 5 54
Jumlah 11,284 39 276 38 434

Dari tabel tersebut di atas terlihat bahwa Kelurahan Mojolangu


memiliki daerah yang paling luas yakni sebesar 54,24 % dari seluruh luas
wilayah Puskesmas Mojolangu.

Gambar 3.2 Peta Wilayah Kerja Puskesmas Mojolangu tahun 2018

2. Keadaan Penduduk
a. Penduduk
Data penduduk di Wilayah kerja Puskesmas Mojolangu pada tahun 2018
:
Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker (PKPA)
di Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) Mojolangu
Program Studi Profesi Apoteker Universitas Muhammadiyah Malang

Tabel 3.2 Jumlah penduduk berdasarkan jenis kelamin tahun 2018


NO KELURAHAN L P JUMLAH KK
PENDDK
1. MOJOLANGU 12.000 12.595 24.595 5.456
2. TJSEKAR 8.722 8.663 17.385 4.359
3. TASIKMADU 3.849 3.500 7.351 1.538
4. TUNGGUL 4.417 4.340 8.757 2.683
WULUNG
JUMLAH 28.988 29.098 58.086 14.036

Data penduduk miskin (menurut standart BPS)

Tabel 3 Jumlah Penduduk Miskin Menurut Standart BPS Tahun 2018


No Kelurahan KK Jiwa
1. MOJOLANGU 364 1.384
2. TUNJUNGSEKAR 521 4.910
3. TASIKMADU 331 1.235
4. TUNGGULWULUNG 351 1.053
Jumlah 1.567 8.583

b. Kepadatan Penduduk.
Dari tabel-tabel tersebut di atas juga dapat dilihat bahwa Kelurahan
Mojolangu merupakan wilayah yang paling luas dan paling banyak
penduduknya dibandingkan dengan kelurahan yang lain. Jumlah total
penduduk di Wilayah Puskesmas Mojolangu adalah 58.086 jiwa, yang
terdiri dari 28.988 orang laki-laki dan 29.098 perempuan. Kepadatan
penduduk pada tahun 2018 di wilayah kerja Puskesmas Mojolangu yang
terdiri dari 4 (empat) kelurahan adalah sebesar 3.509 jiwa/km2. Hal ini
menunjukkan bahwa wilayah kerja Puskesmas merupakan daerah yang
padat. Kepadatan hunian rumah merupakan salah satu ketentuan dari
rumah sehat, selain dari faktor luas rumah, pencahayaan, ventilasi udara,
Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker (PKPA)
di Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) Mojolangu
Program Studi Profesi Apoteker Universitas Muhammadiyah Malang

kelembaban, sanitasi lingkungan rumah, dan sebagainya. Rumah yang


terlalu padat penghuninya menyebabkan semakin mudahnya penularan
penyakit diantara penghuni rumah tersebut dan juga mengurangi privasi
penghuni rumah, serta timbulnya perasaan kurang nyaman.

c. Keadaan Ekonomi
1. Rasio Ketergantungan (Dependency Ratio)
Tabel 3.4 Jumlah penduduk berdasarkan usia tahun 2018
NO KELURAHAN 0-14 TH 15-64TH ≥65 TH JUMLAH

1. MOJOLANGU 4.913 17.196 2.467 24.576


2. TUNJUNG 1.269 12.441 1.193 14.903
SEKAR
3. TASIKMADU 1.522 4.583 909 7.014
4. TUNGGULWU 3.317 3.957 1.483 8.757
LUNG
JUMLAH 9.033 38.177 6.052 53.262

Angka dependency ratio untuk wilayah Puskesmas Mojolangu


adalah 39,05%, artinya setiap 100 orang yang berusia kerja (dianggap
produktif) mempunyai tanggungan sebanyak 39 orang yang belum
produktif dan dianggap tidak produktif lagi. Masih tingginya rasio
beban tanggungan merupakan penghambat ekonomi suatu negara,
karena sebagian pendapatan yang didapat oleh golongan produktif,
terpaksa harus dikeluarkan untuk memenuhi kebutuhan mereka yang
tidak produktif. Sehingga apabila penduduk usia tidak produktif besar
maka beban tanggungan ekonomi usia produktif semakin tinggi.

d. Keadaan Sosial
Kualitas pendidikan yang memadai diperlukan penduduk untuk
meningkatkan kualitas hidup. Tingginya permintaan jasa pendidikan
Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker (PKPA)
di Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) Mojolangu
Program Studi Profesi Apoteker Universitas Muhammadiyah Malang

menuntut tersedianya penyelenggaran pendidikan yang bermutu baik


yang diselenggarakan oleh pemerintah maupun swasta.

Tabel 3.5 Jumlah prasarana pendidikan tahun 2018


PRASARANA MOJOLANGU TUNJUNG TASIKMADU TUNGGUL
PENDIDIKAN SEKAR WULUNG
PAUD 1 6 2 3
TK 7 5 3 5
SD 10 5 3 6
SLTP 3 3 2 0
SLTA 4 1 1 2
PERGURUAN 6 0 1 1
TINGGI
PONPES 0 0 1 1

Tabel 3.6 Data mata pencaharian penduduk wilayah tahun 2018


PEKERJAAN MOJOLANGU TUNJUNG TASIK TUNGGUL
SEKAR MADU WULUNG
PNS 6.577 381 270 240
ABRI 5.147 51 59 27
PEG. SWASTA 3.430 3.526 1.821 509
WIRASWASTA 686 133 1999 647
PETANI 34 565 339 73
PERTUKANGAN 309 346 306 212
BURUH TANI 69 31 75 387
PENSIUNAN 1.714 314 203 99
Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker (PKPA)
di Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) Mojolangu
Program Studi Profesi Apoteker Universitas Muhammadiyah Malang

3.3 Situasi Derajat Kesehatan


A. Angka Kematian
1. Angka Kematian Ibu Maternal (AKI)
Angka Kematian Ibu adalah banyaknya wanita yang meninggal dari
suatu penyebab kematian terkait dengan gangguan kehamilan atau
penanganannya selama kehamilan, melahirkan dan dalam masa nifas
(42 hari setelah melahirkan) per 100.000 kelahiran hidup. Angka
Kematian Ibu (AKI) berguna untuk menggambarkan tingkat kesadaran
perilaku hidup sehat, status gizi dan kesehatan ibu, kondisi kesehatan
lingkungan, tingkat pelayanan kesehatan terutama untuk ibu hamil,
pelayanan kesehatan waktu ibu melahirkan dan masa nifas. Tidak ada
angka kematian ibu melahirkan di wilayah Puskesmas Mojolangu pada
tahun 2018.

2. Angka Kematian Bayi (AKB)


Angka Kematian Bayi merupakan salah satu indikator yang paling
menonjol dalam menilai derajat kesehatan. Angka Kematian Bayi
dihitung dari banyaknya kematian bayi berusia kurang 1 tahun per 1000
kelahiran hidup pada waktu yang sama.

Apabila Angka Kematian Bayi atau Index Mortality Rate (IMR) di


suatu wilayah tinggi menunjukkan bahwa status kesehatan tersebut
rendah.

Hasil pelaporan yang disampaikan pada tahun 2018 jumlah kematian


bayi di Wilayah Puskesmas Mojolangu sebanyak 9 (enam) kasus,
meningkatnya angka kematian bayi dibandingkan tahun 2017 dengan
angka kematian 6 (enam) kasus mendorong petugas puskesmas untuk
lebih ketat dalam melakukan skrining dan pemantauan ibu hamil resiko
tinggi dan skrining bayi baru lahir.

Sembilan kasus angka kematian bayi tersebut :

1. Di wilayah kelurahan Mojolangu ada 3 (tiga) kasus kematian


bayi antara lain bayi usia 14 hari meninggal di Rumah Sakit
Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker (PKPA)
di Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) Mojolangu
Program Studi Profesi Apoteker Universitas Muhammadiyah Malang

karena gagal nafas, bayi usia 16 hari meninggal di RS karena


Pnemonia, bayi usia 27 bulan meninggal di RS karena Cardiac
Arest.
2. Di wilayah kelurahan Tunjungsekar ada 3 (tiga) kasus kematian
bayi antara lain bayi usia 1 hari, meninggal di Rumah Sakit
karena premature, bayi usia 10 hari meninggal di RS karena
Prematur, bayi usia 20 hari meninggal di RS karena BBLR.
3. Di wilayah kelurahanTasikmadu ada 2 (dua) kasus kematian
bayi antara lain bayi usia 24 hari meninggal di Rumah Sakit
karena febris. Bayi usia 59 hari meninggal di RS karena
Kelainan Konginetal.
4. Di wilayah Tunggulwulung kematian bayi usia 31 hari
meninggal karena Tetanus Neonatus.

Gambar 2. Penyebaran Angka Kematian bayi di wilayah Kerja


Puskesmas Mojolangu Tahun 2018

3. Angka Kematian Balita (AKABA)


Menurut batasan BPS yang dimaksud angka ini adalah jumlah
kematian pada umur 0 – 4 tahun selama periode 1 tahun per 1000
balita pada pertengahan tahun tertentu. AKABA adalah jumlah anak
yang dilahirkan pada tahun tertentu dan meninggal sebelum
mencapai usia 5 tahun, dinyatakan sebagai angka per 1000 kelahiran
hidup.
Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker (PKPA)
di Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) Mojolangu
Program Studi Profesi Apoteker Universitas Muhammadiyah Malang

Tidak ada Balita yang meninggal di tahun 2018 (Angka Kematian


Balita selama tahun 2018 NIHIL).

B. Angka Kesakitan
1. Demam Berdarah Dengue
Angka kesakitan Demam Berdarah Dengue di Puskesmas Mojolangu
pada tahun 2018 tercatat 7 kasus yang ditemukan dan tertangani 100%.

2. Diare
Dari data yang dilaporkan angka pelayanan balita diare yang tertangani
pada tahun 2018 sebesar 73 balita dengan total sasaran 3832 balita.

3. Tuberkulosis
Keberhasilan program TBC ditunjukkan dengan angka penderita yang
berhasil diobati sejumlah 15 pasien tertangani dan terobati sebanyak 13
pasien (86,7%).

4. Malaria
Angka kesakitan penyakit malaria di Puskesmas Mojolangu pada tahun
2018 dilaporkan adalah 0 (nol) kasus, karena tidak ada kasus penyakit
malaria.

5. Kusta
Pemberantasan penyakit kusta dapat dilakukan dengan cara penemuan
penderita melalui berbagai survei anak sekolah, survei kontak dan
pemeriksaan intensif penderita yang datang ke pelayanan kesehatan
dengan keluhan atau kontak dengan penderita penyakit kusta.

Angka kesakitan penyakit Kusta di Puskesmas Mojolangu pada tahun


2018 dilaporkan adalah 2 (dua) kasus penderita kusta baru.

6. Diphteria
Tahun 2018 Difteri kembali mewabah di Indonesia. Berdasarkan
Kementerian Kesehatan bahkan sudah menetapkan status kejadian luar
biasa (KLB) karena penyakit mematikan yang disebabkan oleh bakteri
Corynebacterium Diptheriae ini telah memakan puluhan korban jiwa
Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker (PKPA)
di Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) Mojolangu
Program Studi Profesi Apoteker Universitas Muhammadiyah Malang

setidaknya di 20 provinsi. Pencegahan difteri yang paling utama adalah


dengan imunisasi. Angka kesakitan Diftheri di wilayah Puskesmas
Mojolangu Tahun 2018 tidak ada kasus.

7. Pneumonia Balita
Pada tahun 2018 penyakit pneumonia pada balita di Puskesmas
Mojolangu dilaporkan sebanyak 125 penderita dan sudah tertangani
110 penderita (100%).

8. Sepuluh Besar Penyakit


Sepuluh besar penyakit di Puskesmas Mojolangu tahun 2018 :

Tabel 3.7 Sepuluh Besar Penyakit Puskesmas Mojolangu Tahun 2018


Kode Nama Penyakit Jumlah

J00 Infeksi Saluran pernafasan akut 3568

J11 Influenza 1303

I10 Hipertensi primer 1249

E11 NIDDM 1005

K29 Gastritis 548

Kode Nama Penyakit Jumlah

K04 Penyakit pulpa dan jaringan periapikal 485

R53 Lelah dan lesu 399

A09 Diare 380

M06 Rheumatoid Arhthritis 262

R51 Headache 254

C. Angka Status Gizi


Status gizi balita merupakan salah satu indikator yang menggambarkan
tingkat kesejahteraan masyarakat. Salah satu cara penilaian status gizi pada
Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker (PKPA)
di Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) Mojolangu
Program Studi Profesi Apoteker Universitas Muhammadiyah Malang

balita adalah dengan anthropometri yang diukur melalui indeks Berat Badan
menurut Umur (BB/U) atau Berat Badan terhadap Tinggi Badan (BB/TB).

Perkembangan keadaan gizi masyarakat dapat dipantau melalui hasil


pencatatan dan pelaporan program perbaikan gizi masyarakat yang
tercermin dalam hasil penimbangana bayi dan balita setiap bulan di
posyandu.

Total balita yang datang ke Puskesmas Mojolangu yaitu 2187 balita,


kategori balita BB sangat Kurang sebesar 15 balita, kategori balita BB
kurang sebesar 152 balita, kategori balita BB Normal sebesar 1940 balita,
kategori balita BB lebih sebesar 81 balita.

Hasil pemantauan status gizi balita di Puskesmas Mojolangu pada tahun


2018 dilaporkan terdapat 1 (satu) balita gizi buruk dikarenakan kelainan
jantung. Kasus gizi buruk di Puskesmas Mojolangu sudah tertangani 100 %.

3.70.7

6.9

Sangat kurang
Kurang
Normal
Lebih

88.7

Grafik 1. Persentase Angka Status Gizi Balita Tahun 2018


Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker (PKPA)
di Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) Mojolangu
Program Studi Profesi Apoteker Universitas Muhammadiyah Malang

3.4 Situasi Upaya Kesehatan


A. Pelayanan Kesehatan
1. Kesehatan Ibu
a) Cakupan Pelayanan Kesehatan Ibu Hamil
Salah satu upaya untuk menurunkan angka kematian ibu
hamil maka ibu hamil wajib melakukan pemeriksaan kehamilan di
fasilitas kesehatan minimla 4 kali selama kehamilan. Antenatal
care (pelayanan kehamilan) di Puskesmas Mojolangu total sasaran
ibu hamil tahun 2018 meningkat dibandingkan tahun 2017.
Kecenderungan pemeriksaan kesehatan ibu hamil yang melakukan
kunjungan pertama sudah sangat baik, namun capaian untuk
cakupan K4 menurun dengan target 100%. Hal ini disebabkan
sebagian ibu hamil yang melakukan pemeriksaan di Puskesmas
Mojolangu tidak menetap di kota malang.

847
850
845
837
840
835
830
825 821

820
815
810
805
Target Capaian K1 Capaian K4

Grafik 2. Cakupan Pelayanan Kesehatan Ibu Hamil Tahun


2018

b) Persalinan
Proporsi persalinan yang ditangani oleh tenaga kesehatan
(nakes) merupakan salah satu upaya untuk penurunan angka
kematian ibu dan bayi. Tenaga yang dapat memberikan
Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker (PKPA)
di Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) Mojolangu
Program Studi Profesi Apoteker Universitas Muhammadiyah Malang

pertolongan persalinan dapat dibedakan menjadi dua, yaitu :


tenaga profesional (dokter spesialis kebidanan, dokter umum
dan bidan) dan dukun bayi (dukun bayi terlatih dan tidak
terlatih).

Cakupan persalinan yang ditolong oleh tenaga kesehatan


mengalami meningkatan, pada tahun 2017 dilaporkan mencapai
676 (84,81%) sedangkan pada tahun 2018 dilaporkan mencapai
784 (97,1%) dari target 96%.

807
820 797
800 784

780
760
740
Target
720
700 Capaian
676
680
660
640
620
600
2017 2018

Grafik 3. Cakupan Persalinan yang ditolong oleh tenaga


kesehatan Tahun 2017-2018

c) Ibu Hamil yang mendapat Tablet Fe


Pentingnya pencegahan anemia pada ibu hamil maka di
Puskesmas Mojolangu dilaksanakan program pemberian tablet
Fe kepada ibu hamil sebanyak tiga kali selama kehamilannya.
Pada tahun 2017 pemberian tablet Fe tercapai 744 (94%)
sedangkan tahun 2018 pemberian tablet Fe tercapai 819 (100%)
dari target sasaran (95%) dari total sasaran ibu hamil.
Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker (PKPA)
di Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) Mojolangu
Program Studi Profesi Apoteker Universitas Muhammadiyah Malang

850
860
840 819
807
820
800
780
760 744

740
720
700
680
2017 2018

Target Capaian

Grafik 4. Cakupan Pemberian Fe pada ibu hamil Tahun


2017- 2018

d) Pencapaian Cakupan Nifas


Masa nifas merupakan masa yang diawali sejak beberapa
jam setelah plasenta lahir dan berakhir 6 minggu setelah
melahirkan. Kebijakan program nasional pada masa nifas yaitu
paling sedikit empat kali dilakukan kunjungan pada masa nifas,
dengan tujuan untuk menilai kondisi kesehatan ibu dan bayi,
melakukan pencegahan terhadap kemungkinan-kemungkinan
adanya gangguan kesehatan ibu nifas dan bayinya, mendeteksi
adanya komplikasi atau masalah yang terjadi pada masa nifas,
mengangani komplikasi atau masalah yang timbul dan
mengganggu keehatan ibu nifas maupun bayinya.

Kunjungan nifas pada tahun 2018 mengalami meningkatan,


pada tahun 2017 dilaporkan sebanyak 676 (88,35%) sedangkan
kunjungan nifas di tahun 2018 tercapai 768 (89,1%).
Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker (PKPA)
di Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) Mojolangu
Program Studi Profesi Apoteker Universitas Muhammadiyah Malang

807
820 797
800 768
780
760
740
720
700 676
680
660
640
620
600
2017 2018

Target Capaian

Grafik 5. Cakupan Pelayanan Ibu Nifas Tahun 2017 – 2018

2. Kesehatan Anak
Kunjungan neonatal bertujuan untuk meningkatkan akses neonatus
terhadap pelayanan kesehatan dasar, mengetahui sedini mungkin bila
terdapat kelainan pada bayi atau mengalami masalah Kunjungan
neonatal terbagi dalam dua kategori antara lain : kunjungan neonatal ke
satu (KN 1) pada usia 1-7 hari, dan kunjungan neonatal kedua (KN
Lengkap) pada usia 7-28 hari.

Kunjungan neonatus (KN lengkap) di Puskesmas Mojolangu


mengalami peningkatan terlapor pada tahun 2017 mencapai 570
(76,91%) sedangkan pada tahun 2018 dilaporkan sudah mencapai 786
(100%).

Berikut disajikan grafik kecenderungan cakupan kunjungan


neonatus (KN lengkap) di Puskesmas Mojolangu tahun 2017 – 2018.
Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker (PKPA)
di Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) Mojolangu
Program Studi Profesi Apoteker Universitas Muhammadiyah Malang

772 770 786


800

700
570
600

500

400

300

200

100

0
2017 2018
Target Capaian

Grafik 6. Cakupan Kunjungan Neonatus Tahun 2017-2018

3. Pemberian vitamin A dosis tinggi pada bayi dan balita


Pemberian Vit A pada bayi dan balita bertujuan untuk meningkatkan
daya tahan tubuh terhadap penyakit dan infeksi seperti campak dan
diare, mengurangi risiko kelainan/penyakit pada mata, mencegah
kerusakan mata dan kebutaan dan juga untuk membantu proses
pertumbuhan dan perkmebangan bayi dan balita.
Pada tahun 2017 bayi yang sudah diberikan vitamin A dosis tinggi
sebanyak 605 (88%), sedangkan untuk balita tercapai 2480 (96%),
sedangkan tahun 2018 bayi yang sudah diberikan vitamin A dosis
tinggi sebanyak 578 (84,5%) dan balita tercapai 2258 (98,7%).
Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker (PKPA)
di Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) Mojolangu
Program Studi Profesi Apoteker Universitas Muhammadiyah Malang

900 805 805


800
700 605 578
600
500
400
300
200
100
0
2017 2018

Target Capaian

Grafik 7. Cakupan Pemberian Kapsul Vit A Dosis Tinggi Pada Bayi


Tahun 2017 – 2018

3500 3050 3050

3000 2480 2558

2500

2000

1500

1000

500

0
2017 2018

Target Capaian

Grafik 8. Cakupan Pemberian Kapsul Vit A Dosis Tinggi Pada


Balita Tahun 2017 - 2018

4. Imunisasi
Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker (PKPA)
di Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) Mojolangu
Program Studi Profesi Apoteker Universitas Muhammadiyah Malang

Imunisasi merupakan salah upaya untuk mencapai Milenium


Development Goals (MDGs), khususnya untuk menurunkan angka
kematian anak. Indikator keberhasilan pelaksanaan imunisasi diukur
dengan pencapaian UCI kelurahan yaitu minimal 95% bayi di kelurahan
yang telah mendapat imunisasi dasar lengkap.
Di wilayah kerja Puskesmas Mojolangu sudah merupakan desa UCI
(Universal Child Imunization), dan sudah tercapai 100%. Pencapaian
Program imunisasi dasar lengkap di Puskesmas Mojolangu tahun 2017
dilaporkan sudah tercapai 100%.Pencapaian UCI pada dasarnya
merupakan proyeksi terhadap cakupan sasaran bayi yang telah
mendapatkan imunisasi secara lengkap.

104
102.3
102

100 99

98
96.1 95.88 2018
96 95 94.9
94.3 2017
94 92.88

92

90

88
BCG PDPT/HB (3) POLIO (4) CAMPAK

Grafik 9. Persentase Cakupan Imunisasi Tahun 2017-2018

5. Keluarga Berencana

Hasil sensus penduduk tahun 2015 menunjukkan bahwa jumlah


penduduk indonesia tiap tahun mengalami kenaikan jumlah penduduk
yang signifikan bukan hanya ribuan tapi jutaan jiwa. Pemerintah
mencanangkan program KB dalam upaya menekan ledakan penduduk
Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker (PKPA)
di Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) Mojolangu
Program Studi Profesi Apoteker Universitas Muhammadiyah Malang

namun upaya ini harus diperkuat dengan adanya kerjasama dengan mitra
pelayanan program KB.

Capaian untuk program KB mengalami penurunanan dari Tahun


2017 jumlah pasangan usai subur (PUS) sebanyak 9060 dengan capaian
Akseptor KB aktif sebanyak 6228 (68,74%) peserta, sedangkan KB baru
sebanyak 223 (2,5%). Sedangkan tahun 2017 dilaporkan jumlah PUS
adalah 9060 WUS dengan Akseptor KB aktif sebanyak 6228 (68,74%)
peserta sedangkan KB baru sebanyak 223 (2,5%).

9429
10000 9060
9000 7700
8000
7000 6228
Target Sasaran
6000
5000 KB aktif
4000 KB Baru
3000
2000
1000 223 230
0
2017 2018

Grafik 10. Cakupan akseptor KB baru dan KB aktif tahun 2017-


2018

B. Akses dan Mutu Pelayanan Kesehatan


Akses pelayanan kesehatan adalah pelayanan kesehatan itu harus
dapat dicapai oleh masyarakat, tidak terhalang oleh keadaan geografis,
social, ekonomi, organisasi dan bahasa. Salah satunya yaitu
keadaan\geografis yang dapat diukur dengan jarak, lama perjalanan, jenis
transportasi dan atau hambatan fisik lain yang dapat menghalangi seseorang
untuk mendapatkan pelayanan ksehatan.
Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker (PKPA)
di Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) Mojolangu
Program Studi Profesi Apoteker Universitas Muhammadiyah Malang

Mutu pelayanan kesehatan mempunyai beberapa dimensi salah


satunya yaitu akses pelayanan kesehatan adalah kemudahan program
jaminan atau menjangkau pelayanan yang disediakan baik secara geografis,
dimana akses berhubungan dengan transportasi, jarak dan lama perjalanan.
Dengan demikian letak pelayanan kesehatan dapat dijangkau oleh
masyarakat yang membutuhkannya

Puskesmas Mojolangu sebagai unit kesehatan terdepan diharapkan


meningkatkan akses dan mutu pelayanan kesehatan dalam melakukan
pelayanan kesehatan masyarakat untuk mencapai kesehatan masyarakat
yang maksimal dan megubah pola pikir masyarkat agar tidak langsung
berobat ke Rumah Sakit tetapi ke Puskesmas sebagai Fasilitas Kesehatan
Tingkat Pertama. Puskesmas Mojolangu menyelenggarakan berbagai
pelayanan, pelayanan terdiri dari pelayanan didalam ruangan dan pelayanan
luar ruangan yaitu:

a) Pemeriksaan Umum
Jenis pelayanan di Ruang Pemeriksaan Umum adalah sebagai
berikut : Pemeriksaan Umum, Pertolongan Gawat Darurat, Operasi
Minor, Perawatan Luka, Pemeriksaan EKG (Elektro Cardio Graphy),
Pemeriksaan refraksi dan Buta Warna, Pemeriksaan THT sederhana.
Berikut grafik kunjungan pasien di puskesmas Mojolangu tahun 2018
Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker (PKPA)
di Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) Mojolangu
Program Studi Profesi Apoteker Universitas Muhammadiyah Malang

Pasien
BPJS
50%
Pasien
Umum
50%

Grafik 11. Persentase Kunjungan Pasien Tahun 2018

20%

Pasien Lama
Pasian Baru

80%

Grafik 12. Persentase Kunjungan Pasien tahun 2018

b) Pemeriksaan Kesehatan Gigi dan Mulut


Jenis pelayanan di Ruang Pemeriksaan Gigi dan Mulut adalah:
Pemeriksaan Gigi, Pencabutan Gigi Anak, Pencabutan Gigi Dewasa,
Penambalan Gigi, Pembersihan Karang Gigi dengan Ultrasonic Scaller,
Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker (PKPA)
di Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) Mojolangu
Program Studi Profesi Apoteker Universitas Muhammadiyah Malang

Perawatan Syaraf, Perawatan Gigi Gangren, Insisi Abses, konsultasi


kesehatan gigi dan mulut.

1513
1600

1400 1232

1200

1000

800

600

400

200

0
Baru Lama

Grafik 13. Kunjungan Pasien Gigi Tahun 2018

c) BP – KIA
Jenis pelayanan di Ruang KIA adalah pemeriksaan Bayi sakit
maupun sehat, tindik telinga, Pemeriksaan Ibu Hamil, Pemeriksaan
Ginekologi, Keluarga Berencana.

574
600 550
521 506
469 487 479 486
500 451
407
400

300 255

200

100

0
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agust Sept okt Nov

Grafik 14. Kunjungan Pasien KIA Tahun 2018


Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker (PKPA)
di Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) Mojolangu
Program Studi Profesi Apoteker Universitas Muhammadiyah Malang

Kendala yang masih sering dijumpai adalah permasalahan


transportasi rujukan (ambulan) yakni lambatnya kesiapan ambulan
untuk merujuk, terutama diluar jam kerja karena di Puskesmas
Mojolangu tidak ada petugas driver.

d) Imunisasi
Pelayanan imunisasi di Puskesmas Induk dilaksanakan pada hari
Senin dan Rabu, khusus untuk imunisasi Campak dan BCG
dilaksanakan setiap Senin minggu pertama dan ketiga. Pelanan
imunisasi juga tersedia di Pustu Tunggulwulung yang dijadwalkan pada
setiap hari sabtu. Jenis Pelayanan Imunisasi di Unit Imunisasi
Puskesmas Mojolangu adalah BCG, Polio, Hepatitis B, Campak,
Combo (Hepatitis B dan DPT) dll.

99
99
98
97 96.1 96.1
96 95.4
95 94.9
94.6 94.6
95 94.2
93.6
94
93
92
91
90

Grafik. 15 Cakupan Kunjungan Imunisasi tahun 2018

e) Farmasi
Unit farmasi sebagai unit pengelola obat, alat kesehatan dan
bahan habis pakai. Obat yang tersedia di Puskesmas Mojolangu sesuai
Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker (PKPA)
di Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) Mojolangu
Program Studi Profesi Apoteker Universitas Muhammadiyah Malang

dengan Formularium Nasional. Obat tersebut didapat dari Gudang


Farmasi Obat Dinas Kesehatan Kota Malang. Terlapor 90% obat
obatan yang tersedia di Puskesmas Mojolangu sesuai dengan
Formularium Nasional.

237
250

200

150 116

100

50

0
Jumlah obat dalam fornas obat yang tersedia di
puskesmas yang sesuai
dengan fornas

Grafik 16. Kesesuaian obat yang tersedia di Puskesmas dengan


Fornas Tahun 2018

f) Laboratorium
Pelaksanaan kegiatan laboratorium Puskesmas berasal dari
rujukan pelayanan kesehatan umum, kesehatan ibu dan anak. Jenis
pelayanan yang dapat dilakukan darah lengkap, Hemoglobin,
golongan darah, gula darah, SGOT, SGPT, kholesterol, trigliserida,
lemak darah, asam urat, ureum, kreatinin,,widal, HBs Ag, Ig M Ig G
Dengue, urine lengkap, protein reduksi, planotes, ZN / BTA. Berikut
data kunjungan laboratorium dari tahun 2015-2016. Jumlah
kunjungan pemeriksaan laboratorium di tahun 2016 semakin
meningkat, kecuali pada akhir tahun karena persiapan menempati
kembali Puskesmas yang telah selesai direhab.
Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker (PKPA)
di Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) Mojolangu
Program Studi Profesi Apoteker Universitas Muhammadiyah Malang

3000 2679

2500
1956
2000

1500

1000

500

0
Tahun 2017 Tahun 2018

Grafik 17. Kunjungan LaboratoriumTahun 2017 – 2018

g) Puskesmas Pembantu
Puskesmas Pembantu di wilayah kerja Puskesmas Mojolangu ada
di tiga tempat yaitu Pustu Tunjungsekar, Pustu Tasikmadu dan Pustu
Tunggulwulung. Pelayanan yang diberikan kurang lebih sama dengan
yang diberikan di Puskesmas Induk. Pustu dibuka seminggu 3 kali.
Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker (PKPA)
di Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) Mojolangu
Program Studi Profesi Apoteker Universitas Muhammadiyah Malang

50
50
45 41 40
40 38

35 3130 31
29 29 29
30 26 27
25
25 23 23 22 23 Umum
20 17 17 18 BPJS
13 14 14
15 11
10
5
0

Grafik 18. Kunjungan Pasien Pustu Kel Tasikmadu Tahun 2018

80

70

60

50

40 Umum
BPJS
30

20

10

Grafik 19. Kunjungan Pasien Pustu Kel Tunjungsekar Tahun 2018


Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker (PKPA)
di Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) Mojolangu
Program Studi Profesi Apoteker Universitas Muhammadiyah Malang

180
160
140
120
100
Umum
80
BPJS
60
40
20
0

Grafik 20. Kunjungan Pasien Pustu Kel Tunggulwulung Tahun


2018

900 820
800

700

600
489
500 Umum

400 329 BPJS


292 314
300

200

100
0
0
TM TS TW

Grafik 21. Cakupan Kunjungan pasien Pustu di Wilayah


Puskesmas Mojolangu tahun 2018
Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker (PKPA)
di Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) Mojolangu
Program Studi Profesi Apoteker Universitas Muhammadiyah Malang

C. Promosi Kesehatan
Promosi kesehatan di puskesmas merupakan upaya puskesmas
dalam memberdayakan pengunjung dan masyarakat baik didalam maupun
di luar puskesmas agar berperilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) untuk
mengenali masalah kesehatan, mencegah dan menanggulanginya. Promosi
kesehatan bertujuan memberikan informasi yang pada tingkatan lebih
lanjut dapat memicu kesadaran masyarakat mengenai program atau gerakan
yang tengah dicanangkan oleh pemerintah.
Untuk mengetahui tingkat kesehatan suatu tatanan di wilayah
Puskesmas Mojolangu maka dilakukan Pengkajian (Perilaku Hidup Bersih
Sehat) PHBS di di beberapa tatanan yaitu: Tatanan Rumah Tangga, Institusi
Pendidikan, Institusi Kesehatan, Tempat tempat Umum, Tempat Kerja dan
Pondok pesantren. Berdasarkan laporan tahun 2018 dilakukan survei
pengkajian PHBS sebanyak 1382 RT dengan hasil rumah tangga sehat yang
memenuhi 10 indikator PHBS sebanyak 878 (63,5%) hasil tersebut sudah
memenuhi target program yaitu 59%. Untuk institusi Pendidikan ada 40
institusi pendidikan diwilayah puskesmas mojolangu dengan target
pengkajian PHBS untuk sekolah adalah 28 (69%) sekolah dengan
pencapaian 31 (100%) sekolah terkaji. Untuk Insitusi kesehatan di wilayah
puskesmas Mojolangu ada 7 unit dan semuanya terkaji PHBS. Untuk TTU
(Tempat tempat umum) yang memenuhi 6 Indikator PHBS sebanyak 26
(99,1%), untuk tempat kerja yang memenuhi 8-9 indikator PHBS yaitu 5
(100%). Sedangkan pondok pesantren yang memenuhi 16-18 indikator
PHBS tidak ada yang memenuhi dari target sasaran 2 pondok pesantren,
oleh karenanya butuh pembinaan oleh pihak puskesmas terkait PHBS.
Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker (PKPA)
di Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) Mojolangu
Program Studi Profesi Apoteker Universitas Muhammadiyah Malang

100 100 99.1 100


100
90
80
70 63.5

60
50
40
30
20
10 0
0
1.Rumah Tangga 2. Institusi 3.Institusi 4. TTU yang 5.Tempat Kerja 6.Pondok
Sehat yang Pendidikan yang Kesehatan yang memenuhi 6 yang memenuhi Pesantren yang
memenuhi 10 memenuhi 7-8 memenuhi 6 indikator PHBS 8-9/7-8 indikator memenuhi 16-18
indikator PHBS indikator PHBS indikator PHBS (klasifikasi IV) PHBS Tempat- indikator PHBS
(klasifikasi IV) (klasifikasi IV) Tempat Kerja Pondok
(klasifikasi IV) Pesantren
(Klasifikasi IV)
Series1 63.5 100 100 99.1 100 0

Gambar 22. Cakupan Pengkajian PHBS Tatanan Sehat Tahun 2018

Kegiatan promosi kesahatan lainnya adalah penyuluhan dalam


gedung (Puskesmas dan jaringannya) terlapor mencapai 3242 kali lebih dari
(100%) dan untuk kegiatan penyuluhan luar gedung 6700 kali tahun 2018.
Untuk pencapaian Intervensi/penyuluhan PHBS pada tatanan :

1. Kelompok Rumah Tangga sebesar (256 kelompok RT) 100%


2. Institusi pendidikan sebesar 64 (80%)
3. Institusi TTU sebesar 184 (71,9%)
4. Institusi tempat kerja sebesar 4 (40%)
5. Pondok pesantren sebesar 2 (50%)
Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker (PKPA)
di Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) Mojolangu
Program Studi Profesi Apoteker Universitas Muhammadiyah Malang

100
100
90 80 78.5
80 71.9
70
60 50
50 40
40
30
20
10
0
1.Kegiatan 2. Kegiatan 3. Kegiatan 4. Kegiatan 5. Kegiatan 6.Kegiatan
intervensi intervensi intervensi intervensi intervensi intervensi
pada pada pada pada TTU pada pada
Kelompok Institusi Institusi Tempat Pondok
Rumah Pendidikan Kesehatan Kerja Pesantren
Tangga
Series1 100 80 78.5 71.9 40 50

Grafik 23. Persentase Intervensi/penyuluhan PHBS Tahun 2018

Pada Tahun 2017 untuk pengembangan UKBM di Puskesmas


Mojolangu dilaporkan sebanyak 35 posyandu, dengan persentase posyandu
pratama 0%, posyandu madya 22,58%, posyandu purnama 64,52%,
posyandu mandiri 12,90%. Sedangkan tahun 2018 jumlah Posyandu
bertambah yaitu 38 posyandu, hal ini dikarenakan ada penambahan wilyah
kerja puskesmas yaitu kelurahan Tunggulwulng. Untuk hasil strata
posyandu dengan persentase posyandu strata pratama tidak ada (0%),
posyandu strata madya tidak ada (0%), posyandu strata purnama 34
(89,5%), posyandu mandiri 4 (10,52%). Disamping posyandu balita juga
terdapat posyandu lansia sebanyak 15 pos, poskeskel 3 pos, poskestren 2
pos dari 4 keluarah sebagai wilayah kerja Puskesmas Mojolangu yang sudah
menjadi kelurahan siaga aktif.
Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker (PKPA)
di Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) Mojolangu
Program Studi Profesi Apoteker Universitas Muhammadiyah Malang

40

35
34

30

25
22
20 2017
2018
15

10
8
5
4

0 0 0
Pratama Madya Purnama mandiri

Grafik 24. Trend Perkembangan Strata Posyandu Tahun 2017-2018

D. Kesehatan Lingkungan
Lingkungan meruapakan salah satu faktor yang mempengaruhi
derajat kesehatan masyarakat di suatru wilayah. Program kesehatan
lingkungan dalah kegiatan atau serangkaian kegiatan yang ditujukan untuk
mewujudkan kualitas lingkungan yang sehat baik dari aspek fisik, kimia,
biologi, maupun social guna mencegah penyakit dan/ atau gangguan
kesehatan yang diakibatkan oleh faktor resiko lingkungan.
Berdasarkan laporan tahun 2018 dari total jumlah kepala keluarga
14389 KK kategoro yang memenuhi syarat kesehatan antara lain : Sarana
Air Bersih (SAB) 1568 (84,1%) sedangkan yang Rumah sehat yaitu 1568
(78,7%). Tempat Pengolahan Makanan (TPM) sehat 57 (83,8%), TTU sehat
40 (93%). STBM (Sanitasi Total Berbasis masyarakat ), rumah yang
Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker (PKPA)
di Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) Mojolangu
Program Studi Profesi Apoteker Universitas Muhammadiyah Malang

memiliki akses terhadap jamban sehat 1384 (11,3%), Kelurahan yang sudah
ODF 1 kelurahan yaitu kelurahan Mojolangu dari 4 kelurahan yang menjadi
wilayah Puskesmas Mojolangu.
Dalam rangka upaya pencegahan penyakit yang dibawa oleh
nyamuk di wilayah Puskesmas Mojolangu dilakukan kegiatan JUMANTIK
( Juru Pemantau Jentik) 1 rumah 1 jumantik. Disini jumantik terdiri dari dari
ibu ibu rumah tangga yang tugasnya memantau jentik secvara mandiri
dirumahnya sendiri. Hasil laporan Angka Bebas Jentik (ABJ) tahun 2018
adalah 5182 (95,3%) dengan target 95%.

14000
12130
12000

10000

8000

6000

4000
15471568 1568 1384
2000 1137
27 84 40 93 4 1
0
SAB yang TPM yang Rumah yang TTU yang Rumah yang Kelurahan yang
memenuhi memenuhu memenuhi memenuhi memiliki akses sudah ODF
syarat sayarat syarat syarat terhadap
kesehatan kesehatan kesehatan jamban sehat

Target Capaian

Grafik 25. Pengkajian Tatanan Sehat Kesehatan Lingkungan Tahun


2018
Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker (PKPA)
di Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) Mojolangu
Program Studi Profesi Apoteker Universitas Muhammadiyah Malang

3.5 Situasi Sumber Daya Kesehatan


Sumber Daya Manusia merupakan faktor utama dan strategis bagi
tercapainya keberhasilan pembangunanan suatu bangsa. SDM yang baik dan
berdaya saing tinggi meruapaja pendukung peningkatan pembangunan, baik
dibidang ekonomi, kesehatan, maupun di bidang social dan budaya.
Pengembangan SDM dibidang kesehatan merupakan komponen strategis
pembangunan kesehatan dan tidak terlepas dari peran dan fungsi sumber daya
manusia. Untuk mencapai status kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya
diperlukan sumber daya kesehatan yang kwalitas dan kapasitasnya memenuhi
jumlah yang dibutuhkan dalam suatu wilayah kerja. Berikut adalah sumber
daya kesehatan yang meliputi tenaga kesehatan, pembiayaan kesehatan dan
sarana kesehatan.

A. Tenaga Kesehatan
Tenaga kesehatan di Puskesmas Mojolangu tahun 2018 dilaporkan bahwa
jumlah tenaga dokter umum 2 orang, dokter gigi 2 orang, perawat gigi 1 orang,
perawat 5 orang, tenaga bidan 9 orang, Apoteker 1 orang, tenaga asisten
farmasi 2 orang, tenaga gizi 2 orang, tenaga sanitasi 1 orang, tenaga
laboratorium 1 orang, tenaga rekam medis 1 orang, tenaga promosi kesehatan
1 orang, tanaga akutansi 1 orang, tenaga pengadministrasian umum 1 orang,
pembantu paramedic 1 orang, penjaga 1 orang.

Tabel 3.8 Jumlah Ketenagaan Puskesmas Mojolangu Tahun 2018


NO. TENAGA ASN NON ASN JUMLAH

1 Dokter Umum 2 0 2

2 Dokter Gigi 2 0 2
3 Perawat Umum 5 0 5
4 Bidan 9 0 9

5 Perawat Gigi 2 0 2

6 Apoteker 0 1 1

7 Asisten Apoteker 2 0 2
Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker (PKPA)
di Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) Mojolangu
Program Studi Profesi Apoteker Universitas Muhammadiyah Malang

8 Laboratorium 1 0 1
medik
9 Gizi 2 0 2

10 Sanitarian 1 0 1

11 Administrasi 1 0 1

12 Promosi Kesehatan 0 1 1

13 Rekam Medik 0 1 1

14 Akuntansi 0 1 1

15 Pembantu 1 0 1
paramedis
16 Penjaga 1 0 1

JUMLAH 29 3 33
TENAGA

B. Sarana Kesehatan
Sarana kesehatan di wilayah Puskesmas Mojolangu terdiri atas 1 Puskesmas
induk 3 puskesmas pembantu, mobil ambulan 2 unit. Untuk pelayanan
kesehatan swasta dilaporkan 7 tempat praktek dokter swasta, bidan praktek
swasta 5 buah, 3 tempat balai pengobatan, apotek 2 buah. Untuk sarana
kesehatan berbasis masyarakat di Puskesmas Mojolangu sudah terbentuk 3
kelurahan siaga, 3 poskeskel, 38 posyandu balita, dan 15 posyandu lansia,
35 posbindu, 3 pos UKK.
Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker (PKPA)
di Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) Mojolangu
Program Studi Profesi Apoteker Universitas Muhammadiyah Malang

BAB IV

KEGIATAN PKPA DI PUSKESMAS MOJOLANGU

4.1 Kegiatan yang dilakukan selama PKPA


4.2 Tugas yang dilakukan selama PKPA
4.3
Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker (PKPA)
di Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) Mojolangu
Program Studi Profesi Apoteker Universitas Muhammadiyah Malang

BAB V

PEMBAHASAN
Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker (PKPA)
di Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) Mojolangu
Program Studi Profesi Apoteker Universitas Muhammadiyah Malang

BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan
6.2 Saran
Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker (PKPA)
di Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) Mojolangu
Program Studi Profesi Apoteker Universitas Muhammadiyah Malang

DAFTAR PUSTAKA
Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker (PKPA)
di Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) Mojolangu
Program Studi Profesi Apoteker Universitas Muhammadiyah Malang

LAMPIRAN
Lampiran 1.
Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker (PKPA)
di Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) Mojolangu
Program Studi Profesi Apoteker Universitas Muhammadiyah Malang

Lampiran 2. Denah Apotik di Puskesmas Mojolangu


Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker (PKPA)
di Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) Mojolangu
Program Studi Profesi Apoteker Universitas Muhammadiyah Malang

Lampiran 3. Etiket Obat


Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker (PKPA)
di Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) Mojolangu
Program Studi Profesi Apoteker Universitas Muhammadiyah Malang

Lampiran 4. Tugas Pembuatan Leaflet


Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker (PKPA)
di Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) Mojolangu
Program Studi Profesi Apoteker Universitas Muhammadiyah Malang
Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker (PKPA)
di Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) Mojolangu
Program Studi Profesi Apoteker Universitas Muhammadiyah Malang

Lampiran 5. Formulir Konseling Obat

Anda mungkin juga menyukai