Disusun Oleh:
FAKULTAS FARMASI
2023
i
HALAMAN PENGESAHAN
Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh Gelar Apoteker (apt)
Program Studi Profesi Apoteker
Disusun Oleh:
Disetujui oleh :
Mengetahui,
ii
HALAMAN PENGESAHAN
Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh Gelar Apoteker (apt)
Program Studi Profesi Apoteker
Disusun Oleh:
Disetujui oleh :
Mengetahui,
iii
NIDN: 0318119103
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala limpahan rahmat, taufik dan
hodayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan laporan Praktk
Kerja Profesi Apoteker di PBF Penta Valent Cabang Jakarta Timur selama periode
02 Januari -14 Januari 2023. Kegiatan PKPA merupakan salah satu tahap yang
harus diselesaikan dalam menempuh pendidikan profesi apoteker di Universitas 17
Agustus 1945 Jakarta. Diharapkan setelah menjalani PKPA mahasiswa dapat
memperoleh pengetahuan, pengalaman secara nyata, dan dapat mengenali peran
serta tanggung jawab sebagai seorang Apoteker.
Dalam proses pelaksanaan PKPA tidak lepas dari berbagai pihak yang
memberi bimbingan, dukungan, bantuan serta do’a, sehingga penulis dapat
menyelesaikan laporan PKPA dengan baik. Pada kesempatan ini, perkenankan
penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Allah SWT atas segala berkat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan Praktik Kerja Profesi Apoteker (PKPA) di PBF Penta Valent
Jakarta Timur
2. Bapak Prof. Dr. apt. Dayar Arbain Selaku Dekan Fakultas Farmasi
Universitas 17 Agustus 1945 Jakarta.
3. Apt. Nuzul Fajriani, M.Sc, selaku Ketua Program Studi Profesi Apoteker
Universitas 17 Agustus 1945.
4. Didik Istanto, SE. selaku Kepala Direktur Cabang PT. Penta Valent Jakarta
Timur yang telah memberikan izin melaksanakan PKPA di PBF PT.Penta
Valent
6. apt. Piter, MM, M. Farm selaku Dosen Dosen Pembimbing dari pihak kampus
yang membimbing mahasiswa bernama Khairun Nisa yang banyak
iv
memberikan arahan dan bimbingan pada penulisan Laporan Praktik Kerja
Profesi Apoteker (PKPA).
7. Dr. apt. Sarjaini Jamal, M.Farm selaku Dosen Dosen Pembimbing dari pihak
kampus yang membimbing mahasiswa bernama Rony Tua Simbolan yang
banyak memberikan arahan dan bimbingan pada penulisan Laporan Praktik
Kerja Profesi Apoteker (PKPA).
8. Seluruh Staf PT. Penta Valent Cabang Jakarta Timur atas bantuan selama
kegiatan PKPA berlangsung.
9. Seluruh Dosen Program Studi Profesi Apoteker Universitas 17 Agustus
1945 Jakarta yang telah banyak memberikan ilmu pengetahuan yang sangat
bermanfaat.
10.Kedua Orang Tua beserta keluarga yang telah menjadi motivasi terbesar
dalam menyelesaikan Laporan Praktik Kerja Profesi Apoteker (PKPA) serta
memberikan dukungan secara materil dan non-materil.
12.Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang secara langsung
maupun tidak langsung yang membantu dalam pelaksanaan PKPA.
Penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kesempurnaan, kritik
dan saran yang membangun sangat diharapkan dapat membantu menyempurnakan
laporan ini. Penulis memohon maaf kepada semua pihak apabila selama
pelaksanaan PKPA ada perbuatan yang kurang baik dan kurang sopan.
Penulis berharap semoga laporan ini dapat membantu menambah
pengetahuan dan pengalaman bagi paara pembaca khususnya mahasiswa yang
sedang menempuh pendidikan profesi Apoteker serta dapat digunakan sebagai
salah satu acuan, petunjuk maupun pedoman dalam pendidikan profesi Apoteker.
Semoga laporan dan pengalaman yang diperoleh selama PKPA di PBF
Penta Valent Jakarta Timur dapat bermanfaat untuk berbagai pihak dan modal awal
bagi penulis dalam menjalankan tugas sebagai seorang Apoteker untuk melayani
masyarakat dengan baik.
v
Tim Penulis
vi
DAFTAR ISI
HALAMAN PENGESAHAN......................................................................................ii
KATA PENGANTAR................................................................................................iii
DAFTAR ISI.................................................................................................................v
BAB I PENDAHULUAN.............................................................................................1
2.6 Tempat/Lokasi..........................................................................................................
vii
2.14.4 Operasional...................................................................................................
2.14.6 Dokumentasi.................................................................................................
3.2.1 Visi.....................................................................................................................
3.2.2 Misi....................................................................................................................
4.1.4 Operasional.............................................................................................................
4.1.6 Dokumentasi............................................................................................................
4.1.8 Transportasi............................................................................................................
viii
BAB V PENUTUP......................................................................................................72
5.1 Kesimpulan..............................................................................................................
5.2 Saran........................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................74
LAMPIRAN................................................................................................................75
ix
BAB I
PENDAHULUAN
adalah setiap orang yang mendedikasikan atau mengabdikan diri dalam bidang
yang terdiri dari apoteker dan tenaga teknis kefarmasian. Pekerjaan kefarmasian
terkait dengan produk obat yang memenuhi nilai ilmiah, keadilan, kemanusiaan,
memiliki izin untuk pengadaan, penyimpanan, dan peredaran obat dalam jumlah
Farmasi (PBF) merupakan salah satu unit terpenting untuk mendistribusikan dan
rumah sakit, puskesmas, klinik dan toko obat (JDIH BPK RI, 2011).
terampil. Oleh karena itu, untuk mencapai hal tersebut, diperlukan Praktek Kerja
2
PBF sesuai dengan ketentuan dan peraturan yang berlaku. Apoteker kedepannya
Apoteker (PKPA) di PBF untuk memberikan ilmu dan pengalaman kepada para
tenaga medis, calon apoteker. Dengan cara ini, dimungkinkan untuk menghasilkan
sikap dan nilai berdasarkan pengetahuan dan pengalaman yang diperoleh selama
PKPA. Salah satu PBF yang menjadi tempat pelaksanaan PKPA adalah PT. Penta
Valent Cabang Jakarta Timur yang dilaksanakan mulai tanggal 11 Juli – 23 Juli
2022.
3
1.3 Manfaat PKPA di PBF
4
BAB II
toko obat berizin dan sarana pelayanan kesehatan masyarakat lain serta
PBF lainnya.
5
3. Membuat laporan dengan lengkap setiap pengadaan, penyimpanan,
obat hanya pada obat-obatan golongan obat bebas dan obat bebas
terbatas, sedangkan untuk Apotek, rumah sakit dan PBF lain melakukan
pendistribusian obat bebas, obat bebas terbatas, obat keras dan obat keras
tertentu.
Kesehatan.
6
2. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 31 Tahun
Kefarmasian
2.6 Tempat/Lokasi
7
pelaksanaan tugas dan fungsi PBF. Suatu PBF paling sedikit memiliki
administrasi, ruang kerja apoteker, gudang obat jadi, ruang makan dan
kamar kecil.
terlindung dari kondisi cuaca, dan harus didesain dengan baik serta
kontrol akses yang memadai. Selain itu harus disediakan area khusus,
antara lain :
1. Harus ada area terpisah dan terkunci antara obat yang menunggu
8
2. Harus tersedia kondisi penyimpanan khusus untuk obat yang
keamanan.
pengerat atau hewan lain. Selain itu, ruang istirahat, toilet dan kantin
1. Peralatan dan tempat penyimpanan obat seperti lemari obat jadi, lemari
blanko tukar faktur, bilyet giro, blanko faktur pajak, blanko surat jalan,
9
kartu stok obat, bukti penerimaan pembayaran, form retur, blanko faktur
10
1. Memiliki ijazah Apoteker.
4. Mempunyai surat keterangan sehat fisik dan mental dari dokter yang
profesi.
memiliki Surat Izin Kerja Apoteker (SIKA). SIKA adalah surat izin
paling lama 20 (dua puluh) hari kerja sejak surat permohonan diterima
11
2. Surat pernyataan mempunyai tempat praktik profesi atau surat
surat izin.
rekomendasi KFN.
manajemen mutu.
12
2. Fokus pada pengelolaan kegiatan yang menjadi kewenangannya serta
kegiatan distribusi.
penarikan obat
obat.
dilakukan
13
2.10 Tata Cara Perizinan PBF
penanggung jawab
terakhir
14
6. Menguasai gudang sebagai tempat penyimpanan dengan perlengkapan
7. Memiliki ruang penyimpanan obat yang terpisah dari ruangan lain sesuai
CDOB.
2. Susunan direksi/pengurus
perundang-undangan
15
1. Paling lama dalam waktu 6 (enam) hari kerja sejak diterimanya
administratif sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat (2) dan ayat (3)
terlampir
4. Paling lama dalam waktu 6 (enam) hari kerja sejak melakukan audit
Badan. Serta Paling lama dalam waktu 6 (enam) hari kerja sejak
sebagaimana terlampir
16
lainnya yang ditetapkan, Direktur Jenderal menerbitkan izin PBF dengan
6. Dalam hal ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (3), ayat (4), ayat
(4a) dan ayat (5) tidak dilaksanakan pada waktunya, pemohon dapat
Jenderal dengan tembusan kepada Kepala Badan, Kepala Balai POM dan
7. Paling lama 12 (dua belas) hari kerja sejak diterimanya surat pernyataan
POM
Gudang dan kantor PBF dapat berada pada lokasi yang terpisah
kantor PBF berada dalam lokasi yang terpisah maka pada gudang
17
Direktur Jenderal dan Kepala Dinas Kesehatan Provinsi. Pada
mencantumkan :
gudang tambahan.
izin PBF serta peta lokasi dan denah bangunan gudang. Permohonan
18
2.13 Penyelenggaraan PBF
secara elektronik dan setiap saat harus dapat diperiksa oleh petugas
a. Pengadaan
19
Dalam pelaksanaan pengadaan di PBF, pengadaan obat harus
b. Penyaluran
PBF hanya dapat menyalurkan obat kepada PBF lain, dan fasilitas
meliputi apotek, instalasi farmasi rumah sakit, puskesmas, klinik dan toko
RI, 2011). PBF hanya melaksanakan penyaluran obat berupa obat keras
2011).
20
2. Penyaluran Narkotika
21
Ekspor psikotroika hanya dapat dilakukan oleh pabrik obat atau
pabrik obat atau pedagang besar farmasi yang telah memiliki izin
pendidikan.
22
Badan Pengawas Obat dan Makanan No 9 Tahun 2019 tentang
tanggung jawab, proses dan langkah manajemen resiko terkait dengan keiatan
yang dilaksanakan. Fasilitas distribusi harus memastikan mutu obat da/atau bahan
obat dan integritas rantai distribusi dipertahankan selama roses distribusi. Seluruh
kegiatan distribusi harus ditetapkan secara sistemats dan semua tahapan kritis
23
3) Obat dan atau bahan obat dikirimkan ke penerima yang tepat dalam jangka
waktu yang sesuai. Kegiatan yang terkait dengan mutu dicatat pada saat
mutu obat dan atau bahan obat. Hal ini dapat dilaksanakan baik secara
24
2.14.2 Organisasi Manajemen dan Personalia
baik serta distribusi obat dan atau bahan obat yang benar sangat
25
2.14.3 Bangunan dan Peralatan
untuk menjamin perlindungan dan distribusi obat dan atau bahan obat
3) Harus ada area terpisah dan terkunci antara obat dan atau bahan obat yang
atau bahan obat yang diduga palsu, yang dikembalikan, yang ditolak, yang
akan dimusnahkan, yang ditarik, dan yang kedaluwarsa dari obat dan atau
26
5) Harus tersedia kondisi penyimpanan khusus untuk obat dan atau bahan
6) Harus tersedia area khusus untuk penyimpanan obat dan atau bahan obat
yang mengandung bahan radioaktif dan bahan berbahaya lain yang dapat
dari kondisi cuaca dan harus didesain dengan baik serta dilengkapi dengan
kontrak yang memiliki akses terhadap obat dan atau bahan obat di area
kemungkinan obat dan atau bahan obat diberikan kepada pihak yang tidak
berhak.
10) Bangunan dan fasilitas penyimpanan harus bersih dan bebas dari sampah
27
atau hewan lain. Progam pencegahan dan pengendalian hama harus
tersedia.
12) Ruang istirahat, toilet, dan kantin untuk personil harus terpisah dari area
penyimpanan.
13) Semua peralatan untuk penyimpanan dan penyaluran obat dan/atau bahan
obat harus di desain, diletakkan dan dipelihara sesuai dengan standart yang
obat.
lain pencatat suhu dan kelembapan, unit pengendalian udara dan peralatan
17) Harus tersedia prosedur tertulis dan peralatan yang sesuai untuk
28
18) Area penyimpanan harus di petakan pada kondisi suhu yang mewakili.
prosedur tertulis. Pemetaan harus diulang sesuai dengan hasil kajian resiko
2.14.4 Operasional
dapat memastikan bahwa identitas obat dan atau bahan obat tidak
bahwa kiriman obat dan atau bahan obat yang diterima benar, berasal
kedaluwarsa obat dan atau bahan obat harus dicatat pada saat
dan atau bahan obat diduga palsu batch tersebut harus segera
29
dipisahkan dan dilaporkan ke instansi berwenang, dan ke pemegang
izin edar. Pengiriman obat dan atau bahan obat yang diterima dari
keutuhan kontainer atau sistem penutup, fisik, dan fitur kemasan serta
yang memproduksi bahan obat standar mutu farmasi. Obat dan atau
bahan obat harus disimpan terpisah dari produk selain obat dan atau
bahan obat dan terlindung dari dampak yang tidak diinginkan akibat
Perhatian khusus harus diberikan untuk obat dan atau bahan obat yang
kedaluwarsa obat dan atau bahan obat mengikuti kaidah First Expired
First Out (FEFO). Obat dan atau bahan obat harus ditangani dan
kontaminasi, dan campur baur. Obat dan atau bahan obat tidak boleh
30
langsung diletakkan di lantai. Obat dan atau bahan obat yang
secara elektronik. Penarikan secara fisik untuk obat dan atau bahan
obat dan atau bahan obat yang tidak memenuhi syarat untuk
kebocoran atau penyimpangan obat dan atau bahan obat kepada pihak
yang tidak berwenang. Proses pengambilan obat dan atau bahan obat
untuk memastikan obat dan/atau bahan obat yang diambil benar. Obat
dan atau bahan obat yang diambil harus memiliki masa simpan yang
31
batch obat dan atau bahan obat harus dicatat. Pengecualian dapat
obat dan atau bahan obat yang akan dikirimkan harus disegel.
special access, dan uji klinik, harus dilengkapi dengan dokumen yang
mencakup tanggal, nama obat dan atau bahan obat, bentuk sediaan,
nomor batch, jumlah, nama, dan alamat pemasok, nama dan alamat
harus sesuai dengan persyaratan obat dan atau bahan obat dari industri
sebagai berikut :
1) Tanggal pengiriman
2) Nama lengkap, alamat (tanpa akronim), nomor telepon dan status dari
32
3) Deskripsi obat dan atau bahan obat misalnya nama, bentuk sediaan dan
5) Kuantitas obat dan atau bahan obat yaitu jumlah kontainer dan kuantitas
ekspedisi serta tanda tangan dan nama jelas personil ekspedisi yang
tertulis. Inspeksi diri tidak hanya dilakukan pada bagian tertentu saja.
Inspeksi diri harus dilakukan dengan cara yang independen dan rinci
33
Audit eksternal yang dilakukan oleh ahli independen dapat
ditindaklanjuti.
2.14.6 Dokumentasi
34
3) Untuk mencegah kesalahan dari komunikasi lisan dan untuk
catatan dan data dalam bentuk kertas maupun elektronik. Dicatat dengan jelas
berikut:
1) Tanggal,
3) Nomor batch,
4) Tanggal kadaluwarsa,
bahasa yang jelas, dimengerti oleh personil dan tidak berarti ganda.
35
harus dicatat dan seluruh dokumentasi harus tersedia sebagaimana
disimpan dan dipelihara pada tempat yang aman untuk mencegah dari
setiap obat dan atau bahan obat yang disimpan harus menunjukkan
dan tanggal uji ulang khusus untuk bahan obat (jika ada) harus
tentang label dan wadah harus dipatuhi. Dokumen yang dibuat harus
dikaji ulang secara berkala dan dijaga agar selalu up to date.Jika suatu
tentang obat dan atau bahan obat berpotensi rusak harus dikumpulkan,
kepada pihak yang berwenang. Jika obat ternyata dapat dijual kembali
36
maka harus melalui persetujuan dari personil yang bertanggung jawab
1) Obat dan atau bahan obat dalam kemasan asli dan kondisi yang
3) Obat dan atau bahan obat kembalian diperiksa dan dinilai oleh
asalusul obat dan atau bahan obat termasuk identitas obat dan atau bahan
obat untuk memastikan bahwa obat dan atau bahan obat kembalian
2.14.8 Transportasi
transportasi yang memadai. Obat dan atau bahan obat harus diangkut
transportasi yang dipilih, harus dapat menjamin bahwa obat dan atau
37
bahan obat dan kontainer pengiriman harus aman untuk mencegah
1) Prosedur pengiriman
38
Prosedur tertulis harus tersedia untuk kegiatan dan pemeliharaan semua
pembersih yang digunakan tidak boleh menimbulkan efek buruk pada mutu obat
dan/atau bahan obat. Apabila terjadi tumpahan produk maka harus dibersihkan
dalam kendaraan dan/atau container harus dirawat dan di kalibrasi secara berkala
kemasan khasiat dan mutu obat dan atau bahan obat meliputi kontrak
39
memiliki tempat, personil yang kompeten, peralatan, pengetahuan dan
40
6) Penerima kontrak memiliki mekanisme untuk dapat melakukan
2.14.10.1 Pengadaan
didokumentasikan serta diperiksa ulang secara berkala. Jika obat dan atau bahan
obat diperoleh dari industri farmasi maka fasilitas distribusi wajib memastikan
bahwa pemasok tersebut mempunyai izin serta menerapkan prinsip dan pedoman
CPOB, sedangkan jika bahan obat diperoleh dari industri non-farmasi yang
memproduksi bahan obat dengan standar mutu farmasi maka fasilitas distribusi
prinsip CPOB. Pengadaan obat dan/ atau bahan obat harus dikendalikan dengan
(PKBPOM, 2012).
2.14.10.2 Penerimaan
nama, jenis, nomor bets, tanggal kadaluwarsa, jumlah dan kemasan harus sesuai
41
Kebenaran nama, jenis, jumlah dan kemasan dalam surat pengantar/ pengiriman
barang dan/atau faktur penjualan harus sesuai dengan arsip surat pesanan. Setelah
faktur penjualan dan dibubuhi stempel fasilitas distribusi. Jika setelah dilakukan
pemeriksaan terdapat item obat yang tidak sesuai dengan surat pesanan atau
kondisi kemasan tidak baik, maka obat tersebut harus segera dkembalikan dengan
disertai bukti retur dan surat pesanan asli, dan meminta bukti terima
ketidaksesuaian nomor bets, tanggal kadaluarsa dan jumlah antara fisik dengan
Badan Pengawas Obat dan Makanan Nomor 6 Tahun 2020 tentang Pedoman
harus sesuai dengan rekomendasi dari industri farmasi atau non farmasi yang
memproduksi bahan obat standart mutu farmasi. Obat dan/atau bahan obat harus
disimpan terpisah dari produk selain obat dan/atau bahan obat dan terlindung dari
kelembapan/ faktor eksternal lain. Perhatian khusus harus diberikan untuk obat
42
dibersihkan sebelum di simpan. Kegiatan yang terkait dengan penyimpanan obat
kategorinya; obat dan/atau bahan obat dalam status karantina, diluluskan, ditolak,
dikembalikan, ditarik atau diduga palsu. Untuk memastikan rotasi stok sesuai
dengan tanggal kadaluwarsa obat dan/atau bahan obat mengikuti kaidah FEFO
(First Expired First Out). Obat dan/atau bahan obat harus ditangani dan disimpan
baur. Obat dan/bahan obat tidak boleh langsung diletakkan di lantai. Obat
dan/atau bahan obat yang kadaluwarsa harus segera ditarik, dipisahkan secara
fisik dan diblokir secara elektronik. Penarikan secara fisik untuk obat dan/atau
bahan obat kadaluwarsa harus dilakukan secara berkala. Untuk menjaga akurasi
tertulis yang ditentukan untuk memeriksa ada tidaknya campur baur, kesalahan
43
b. Gudang khusus yang dimaksud adalah dinding dibuat dari tembok dan
c. Langit-langit dapat terbuat dari tembok beton atau jeruji besi. Jika
besi.
d. Gudang tidak boleh dimasuki oleh orang lain tanpa izin Apoteker
e. Kunci gudang dikuasai oleh APJ dan personil lain yang didelegasikan.
2.14.10.3 Penyaluran
Farmasi (PBF). PBF hanya menyalurkan obat kepada PBF lain dan
hanya dapat menyalurkan obat dan atau bahan obat di daerah provinsi
provinsi terdekat untuk dan atas nama PBF pusat yang dibuktikan
44
PBF cabang yang menyalurkan obat dan atau bahan obat di
asal PBF cabang, kepala balai POM provinsi asal PBF cabang dan
kepala balai POM provinsi yang dituju. PBF pusat dan PBF cabang
Surat Izin Praktek Apoteker (SIPA) atau Surat Izin Praktek Tenaga
a) Penyaluran Obat
jawab.
45
b) Penyaluran Narkotika
c) Penyaluran Psikotropika
peredaran dilakukan oleh pabrik obat, pedagang besar farmasi dan sarana
46
2. Pedagang besar farmasi kepada pedagang besar farmasi
pendidikan
47
BAB III
PT. Penta Valent berdiri sejak tahun 1968 di Jakarta, tepatnya pada
tanggal 26 September 1968 yang berawal dari suatu pabrik grosir hingga menjadi
sebuah perusahaan farmasi berbadan hukum persero terbatas yang memiliki izin
dagang dari Balai POM. PBF PT. Penta Valent yang sekarang usianya sudah
mencapai 55 tahun, memiliki berbabai cabang PBF sendiri yang salah satunya
yaitu PBF PT. Penta Valent JKT-2 yang beralamatkan sebagai berikut:
Telp : 021-80808642/80808678
Fax : 021-80808885
Dimana pada PBF cabang ini terdaftar secara akte pada tahun
disalurkan melalui toko obat, apotek, rumah sakit, puslesmas dan PBF
hal ini menjadi suplier dari PT. Penta Valent. PT. Penta Valent cabang
hingga ke Bekasi.
3.2.1 Visi
Visi dari PBF Penta Valent JKT-2 yaitu “To become preferred nationwide
49
yang memberikan nilai terbaik bagi konsumen dan prinsipal dari PT. Penta
Valent.
3.2.2 Misi
Misi PT. Penta Valent yaitu “To provide healthcare and consumer
produk dan layanan kesehatan dan konsumen yang sangat baik secara
nasional.
PT Penta Valent:
50
b. Memimpin rapat umum, memastikan pelaksanaan tata tertib, keadilan dan
perusahaan.
f. Membangun sinergi dan berusaha mencapai hasil bisnis yang optimal dari
tahunan.
dan/atau bahan obat yang baik sesuai dengan CDOB agar mutu, khasiat, serta
51
keamanan produk tetap terjamin dan terkendali. Apoteker Penanggung Jawab
memiliki tugas serta tanggung jawab yang harus diemban yaitu sebagai
berikut:
kepada pelanggan.
narkotika.
pelanggan.
m. Memastikan copy surat pesanan dan copy invoice disimpan dengan benar.
52
3. Supervisor Logistik
barang dapat terpenuhi sesuai dengan kebutuhan, tepat waktu, efisien dan
efektif.
gudang dan jumlah pesanan oleh konsumer ataupun outlet lainnya serta
pabrik/principal.
4. Supervisor Administratif
berhasil dilakukan tim sales berhasil difakturkan dan siap untuk dikirim.
Cabang Jakarta
principal.
principal.
53
e. Untuk staff administrasi keuangan, dikhususkan mengatur faktur dan
piutang outlet.
salesman untuk mencapai target penjualan dan target penagihan yang menjadi
6. Salesman
54
b. Melaksanakan penagihan kepada pelanggan sesuai dengan tenggat
7. Karyawan Gudang
dengan kebutuhan.
gudang.
55
f. Menjaga kebersihan dan keamanan pada tempat penyimpanan barang
sesuai prosedur.
8. Tim Pengirim
Tim pengirim memiliki tugas pokok untuk mengantarkan barang sesuai dengan
oleh konsumen atau pelanggan dalam keadaan baik dan tidak rusak.
penyimpanan.
konsumen.
56
Gambar 2.1 Struktur Organisasi PT. Penta Valent JKT-2
57
3.4 Kegiatan Perusahaan
Kegiatan usaha yang dilakukan PT. Penta Valent cabang Jakarta 2 adalah
Klinik. PT. Penta Valent juga melakukan pemesanan obat ke distributor. Selain
itu, PT. Penta Valent juga mengatur penagihan piutang. Tujuannya yaitu untuk
mencapai target atau mengejar omset yang sudah ditetapkan oleh perusahaan
setiap bulannya.
kepada salesman.
apakah pada outlet tersebut terdapat piutang diatas 3 bulan, jika ada
d. Staff gudang menyiapkan barang apa saja yang ingin dikirim sesuai
surat jalan yang telah dibuat (dilihat dari Nomor Batch dan tanggal
kadaluarsanya).
58
diverifikasi oleh APJ. Setelah faktur tercetak, faktur diberikan kepada
melunaskan piutangnya
Jadwal jam kerja pada hari senin - jumat di mulai pukul 08.00 - 16.00 WIB
59
BAB IV
PBF dalam bidang pendidikan dan pelatihan. Kegiatan PKPA ini diawali
penyaluran obat atau bahan obat dalam jumlah besar sesuai dengan
terdiri dari :
menjamin apa yang kita kerjakan agar lebih efisien dan sesuai dengan
dapat membantu sasaran agar tetap sesuai dengan mutu yang diharapkan
seperti Rumah Sakit, Apotek, Klinik, toko obat, Puskesmas, toko kosmetik
serta PBF yang lain dimana syaratnya harus memiliki izin yang masih
berlaku, mulai dari izin praktek dan izin usahanya dimana hal ini bertujuan
61
yang dilengkapi dengan bagan organisasi yang jelas. Dimana tanggung jawab,
wewenang dan hubungan antar semua personil harus ditetapkan dengan jelas.
dengan tanggung jawabnya. Dengan adanya struktur organisasi ini maka akan
Dalam personalia di cabang PBF PT. Penta Valent terdiri jumlah tenaga
kerja sebanyak 53 orang yang di pimpin oleh seorang Branch Manager dengan
dan koordinasi dengan perusahaan dan memastikan PBF menerapkan CDOB serta
bagian gudang yang terdiri jumlah tenaga kerja sebanyak 5 orang yang bekerja
karyawan gudang, pengantar barang. Dan 1 orang yang sudah memiliki sertifikat
CDOB dengan apoteker yang memiliki SIPA dan STRA yang masih aktif. Setiap
personil harus memahami prinsip CDOB dan harus menerima pelatihan yang
sesuai dengan tanggung jawabnya. Dalam PT. Penta Valent sendiri pada
baik, dengan memiliki struktur organisasi yang jelas sehingga tiap karyawan dapat
PT. Penta Valent Jakarta timur berlokasi di Jl. Raya Bekasi Timur
62
berdasarkan bangunan yang terdiri dari satu lantai, dimana pada lantai
dasar terdapat kantor, ruang sales man, ruang admin logistik, gudang
PT. Penta Valent memiliki empat ruang di bagian gudang satu untuk
didelegasikan. Selain itu, orang lain tidak dapat secara bebas keluar masuk
dari gudang. Hal tersebut dilakukan untuk menjaga keamanan obat yang
ada darikehilangan atau kerusakan akibat adanya akses masuk dari pihak
Conditioner) yang selalu hidup 24 jam setiap hari. Kondisi suhu perlu
dikontrol dan dilakukan pencatatan suhu secara rutin yaitu pada pagi ,
63
Pemetaan suhu ini dilakukan dengan tujuan untuk memastikan keakuratan
adanya dua pintu sebagai jalan keluar dan masuknya udara dari dalam satu
gudang sesuai dengan SOP yang telah tersedia. Mapping suhu dilakukan
4.1.4 Operasional
a. Pengadaan
sehingga jika ada pengeluaran obat maka jumlah sisa obat akan berkurang
yang ada di kantor PT. Penta Valent, sehingga setiap unit bagian kerja
ada obat habis sebelum waktu yang diperkirakan, maka bisa langsung
64
Untuk proses pengadaan di PT. Penta valent cabang Jakarta Timur,
penanggung jawab lalu akan dikirimkan ke PBF Pusat . Setelah itu PBF
Pusat akan membuat Pre Order ke Industri ataupun PBF lain, lalu Industri
Farmasi akan mengeluarkan surat jalan yang telah di tanda tangani oleh
Setelah itu barang dari PBF pusat akan dikirimkan ke PBF cabang beserta
dokumentasikan adalah surat pesanan (PO request) dan Surat jalan dari
Pusat.
b. Penerimaan
Alur penerimaan obat dimulai dari barang dari industri atau PBF
lainya yang telah dipesan oleh PBF PT. Penta Valent, setelah barang
selanjutnya di cek kesesuaian antara surat pesanan dan fisik. Hal-hal yang
diperiksa meliputi cek surat jalan yaitu jumlah item barang dan tujuan
expired date di area quality control (QC). Barang dicek kelayakannya, jika
ke system lalu di cek kembali kesesuaian antara fisik barang dengan kartu
65
stok sistem sama/tidak dan juga harus mencatat kartu stok manual.
disusun di rak obat berdasarkan pricipal (panrik) dan tulis pada kartu stok,
tetapi jika barang yang dicek tidak layak atau barang rusak yang berasal
acara yang ditandatangi oleh kepala gudang dan ekspedisi yang diketahui
c. Penyimpanan
adalah First Expired First Out atau FEFO. Setelah dokumen di proses
tersedia, bila batch sama dimasukan dikartu stok tetapi bila batch berbeda
maka dimasukan dikartu stok baru selanjutnya disusun di rak obat yang
obat dan alkes yang baik, serta area penyimpanan dilengkapi dengan
66
Suhu di gudang obat diatur agar selalu berada pada suhu yang
untuk produk CCP ( Cold Chain Product) yaitu 2-8 ℃ Peralatan suhu
dengan mudah setiap saat. Pencatatan suhu dilakukan setiap hari pada
pagi, siang dan sore dan juga gudang dibersihkan oleh karyawan di bagian
penyimpanan obat juga didasarkan pada bentuk sediaan dan disusun secara
alfabetis.
kebagian marketing dengan pemberian diskon secara khusus. Pemisahan obat juga
67
standar prosedur yang ditetapkan, serta memastikan obat-obat tersebut
tidak dijual kembali dan segera di proses untuk di retur ke pusat. Jika obat
kadaluarsa.
produk tersebut. Jika obat dengan tanggal kadaluarsa 3-6 bulan, maka
masih tersedia obat yang sama, maka PT. Penta Valent akan mengganti
dengan tanggal kadaluarsa yang lebih jauh Pengelolaan barang rusak dan
kadaluarsa telah di atur oleh PT. Penta Valent berupa Prosedur Tetap
(Protap) dengan mengacu pada CDOB yang telah ditetapkan oleh Badan
f. Penerimaan
68
1. Outlet melakukan pemesanan obat ke PBF (pendaftaran calon
sebagai berikut:
c. NPWP,
PBF apakah stok pesanan obat tersedia, lalu apakah masih terdapat
piutang dengan PBF dan apabila masih ada dalam tempo yang
apakah masih lama atau sebentar lagi akan habis dan analisa
meminta SP.
69
c. Lembar copy pelanggan untuk arsip outlet.
g. Pengemasan
produk obat bebas dan dalam bentuk tablet padat, atau tablet semi
diterima dalam jumlah yang kecil dan tidak memiliki komponen yang
3. Untuk obat rantai dingin atau Cold Chain Product (CCP) pada
pengiriman dalam kota menggunakan cool box dan ice gel dengan
memakai kotak sterofom yang diisi ice gel dengan suhu terjaga 2-8°C.
outlet, kemudian apabila outlet berasal dari dalam kota atau sekitar
kota maka akan diberikan faktur yang berwarna pink. Jika semua
70
faktur sudah dikemas maka hasil kemasan dipisahkan berdasarkan
h. Pengiriman
Setelah produk selesai dikemas dan diberi identitas, produk pesanan outlet
akan dipisahkan sesuai area pengiriman. Untuk kiriman yang harus didahulukan
untuk pengiriman kota bagian luar kota lainnya sesuai dengan jadwal
keberangkatan ekspedisi.
nama outlet, tanggal keluar dan tanggal kembali dan di tanda tangani oleh
pengirim. Dalam buku serah terima akan dicatat nomor plat mobil, nama sopir
ekspedisi, dan merek mobil dikirimkan menggunakan ekspedisi yang tepat sesuai.
PT. Penta Valent memilih ekspedisi dengan berbagai pertimbangan, mulai dari
Semua harus tercatat dalam surat MOU antara ekspedisi dan PBF.
71
terhadap pemenuhan persyaratan CDOB dan menemukan kekurangan
PT. Penta Valent telah memiliki SOP terkait inspeksi diri, dimana
inspeksi diri akan dilakukan minimal satu tahun sekali, atau bisa agar lebih
tepat dengan CDOB. Inspeksi diri harus dilakukan dengan cara yang
independen dan rinci oleh personil yang kompeten dan ditunjuk oleh
sudah dilakukan di PT. Penta Valent dengan hasil sesuai dan tidak
direktur dan Apoteker sebagai ketua inpeksi diri yang bertugas untuk
4.1.6 Dokumentasi
meminimalkan kesalahan baik manual maupun elektronik. antara lain sejarah bets,
instruksi, prosedur. Dokumentasi yang baik merupakan bagian penting dari sistem
72
dokumentasi untuk data, dokumen atau laporan yang dibuat atau diterima di PBF
dalam software dan dalam bentuk catatan secara manual. Dokumentasi yang
a. Surat pesanan, kartu stok, faktur pembelian, faktur penjualan dan faktur
tahun lalu dimusnahkan serta dengan susunan faktur yang telah tertata rapi
Balai POM via Web yaitu e-was, sedangkan obat keras dilakukan pelaporan
3 bulan sekali yang dilaporkan ke Balai POM dimana semua item dilaporkan
e. Retur dan nota retur, baik pembelian maupun penjualan yaitu bukti retur
73
4.1.7 Recall dan Penarikan
yang dilakukan oleh industri atau PBF secara suka rela).Alur recall barang
a. Apoteker Penanggung Jawab PBF menerima surat perintah dari industri atau
supplier.
barang recall (apakah masih memiliki sisa stok barang tersebut di gudang,
atau barang sudah terdistribusikan ke outlet dan outlet mana saja yang telah
menerima).
d. Barang recall dari PBF dan dari outlet-outlet akan dijadikan satu diPBF
4.1.8 Transportasi
dengan baik dan aman. Kendaraan yang digunakan sudah sesuai standar dan
74
pengemudinya sudah terlatih untuk kontribusi pengiriman dalam kota. PT. Penta
Valent bekerjasama dengan transportasi pihak ketiga yang mana vendor atau
subkontrak sudah memahami dalam penanganan hal yang tidak diinginkan dan
75
BAB V
5.1 Kesimpulan
1. PT. Penta Valent merupakan salah satu pedagang besar farmasi yang
dimana aspek CDOB di PT. Penta Valent Cabang Jakarta Timur sudah
CDOB
PT. Penta Valent Jakarta Timur 2 sudah menerapkan sistem dan prinsip
CDOB yang baik dalam segala aspek dan sudah memenuhi sesuai dengan
ketentuan, hal tersebut harus tetap dipertahankan untuk tetap menjaga kualitas
77
DAFTAR PUSTAKA
JDIH BPK RI. (2014). Undang-undang (UU) No. 36 Tahun 2014 Tentang Tenaga
Kesehatan. From JDIH BPK RI Database Kesehatan:
https://peraturan.bpk.go.id/Home/Details/38770
78
LAMPIRAN
Lampiran 1. Visi Misi PT. Penta Valent JKT-2
79
Lampiran 2. Sartifikat CDOB PT. Penta Valent JKT-2
80
Lampiran 3. Faktur Penjualan
81
Lampiran 5. Tempat Penyimpanan CCP (Cold Chain Product) pada
Suhu 2 oC -8 oC
82
Lampiran 6. Kartu Stock PT. Penta Valent Jakarta 2 Jakarta Timur
83
Lampiran 8. Area Penyimpanan Stock Retail
84
Lampiran 10. Ruang Penyimpanan Alat Kesehatan
85
Lampiran 11. Ruang Penyimpanan Obat Psikotropika
86
Lampiran 13. Lemari Penyimpanan Barang Retur
14. Foto bersama Branch Manager dan para staff PBF Penta Velant JKT-2
87