di
Disusun oleh:
Jun Kristiani Waruwu, S.Farm.
NPM 21.24.167
Disusun oleh:
Pembimbing
apt. Masria Phetheresia, S.Farm,. M.Si. apt. Reina Fahwid Siregar, S.Farm.
NPP. 19880412 202202 2 001 Apoteker Penanggung Jawab
Pengajar Staf Fakultas Farmasi PT. AntarMitra Sembada
Institut Kesehatan Deli Husada Deli Tua Medan
i
HALAMAN PENGESAHAN
LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER
PEDAGANG BESAR FARMASI (PBF)
di
Oleh:
Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker di PT. AntarMitra Sembada ini telah
disetujui untuk di ujikan oleh Komisi Penguji, pada Program Studi Profesi
Apoteker Program Profesi Fakultas Farmasi Institut Kesehatan Deli Husada Deli
Tua.
Tim Penguji:
Disahkan Oleh:
apt. Linta Meliala, S.Si., M.Si. apt. Masria Phetheresia, S.Farm,. M.Si.
NPP. 19750105 202003 1 001 NPP. 19880412 202202 2 001
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang senantiasa
Praktek Kerja Profesi Apoteker (PKPA) di PBF PT. AntarMitra Sembada cabang
Medan. Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker ini disusun berdasarkan materi
Apoteker ini penulis banyak menerima bimbingan, dukungan, dan bantuan dari
berbagai pihak. Pada kesempatan ini, penulis menyampaikan rasa hormat dan
1. Ibu Terulin S. Meliala, A.M.Keb., M.Kes. Selaku ketua Yayasan Rumah Sakit
3. Bapak apt. Linta Meliala, S.Si., M.Si. Selaku Dekan Fakultas Farmasi,
4. Ibu apt. Masria Phetheresia S.Farm., M.Si., sebagai Ketua Jurusan Program
Kerja Profesi Apoteker hingga sampai pada tahap penulisan laporan ini.
5. Ibu apt. Reina Fahwid Siregar S.Farm. Selaku Apoteker pembimbing di PBF
iii
6. Bapak dan Ibu Staff pengajar Program Studi Profesi Apoteker di Fakultas
Farmasi Institut Kesehatan Deli Husada Deli Tua yang telah memberikan
7. Ayah saya Yaredi Waruwu, Ibu saya Lidia Liama Gulo, Tante saya, Kakak
saya Aldian Waruwu dan Adik-adik saya Invo Waruwu, Memori Waruwu dan
Abdi Jaya Waruwu, serta sahabat saya Kristi Natalia Br Surbakti yang telah
memberikan banyak dukungan baik materi maupun doa yang tiada hentinya
kepada penulis.
Penulis menyadari bahwa laporan ini masih banyak kekurangan, untuk itu
penulis mengharapkan kritikan dan saran yang membangun dari semua pihak
demi kesempurnaan lapoan ini. Akhir kata penulis berharap semoga laporan ini
iv
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kesehatan adalah keadaan sehat, baik secara fisik, mental, spiritual maupun sosial
yang memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif secara sosial dan
perlu dilakukan suatu upaya Kesehatan. Upaya Kesehatan dapat dilakukan dalam
Indonesia, 2009).
penyaluran obat, pengelolaan obat, pelayanan obat atas resep dokter, pelayanan
informasi obat, serta pengembangan obat, bahan obat dan obat tradisional. Dengan
1
2
peraturan perundang-undangan.
13 menyebutkan PBF dan PBF cabang hanya dapat mengadakan, menyimpan dan
menyalurkan obat dan/atau bahan obat yang memenuhi persyaratan mutu yang
Rumah Sakit, Klinik dan Toko Obat agar sampai ke masyarakat. Apoteker sebagai
2011).
Pedoman Teknik Cara Distribusi Obat yang Baik, Cara Distribusi Obat yang Baik
bahwa mutu obat dan/atau bahan obat yang integritas rantai distribusi
dan semua tahapan kritis proses distribusi dan perubahan yang bermakna harus
Apoteker Institut Kesehatan Deli Husada Deli Tua bekerja sama dengan beberapa
PBF, dimana salah satu PBFnya adalah PBF PT. AntarMitra Sembada cabang
Juni – 21 Juni 2022. PKPA ini diharapkan dapat meningkatkan pemahaman calon
sediaan farmasi dan penerapan teknis cara distribusi obat yang baik di PBF.
farmasi) adalah:
Farmasi (PBF).
4
AntarMitra Sambada Cabang Medan yang terletak di Jalan Bunga Asoka No. 97,
Asam Kumbang, Kec. Medan Selayang, Kota Medan, Sumatera Utara yang
dilaksanakan pada tanggal 2 Juni - 21 Juni 2022 mulai pukul 08.00 WIB s/d 16.00
WIB.
BAB II
TINJAUAN UMUM
adalah perusahaan berbentuk badan hukum yang memiliki izin untuk pengadaan,
penyimpanan, penyaluran obat dan/atau bahan obat dalam jumlah besar sesuai
c. Peraturan Kepala BPOM Nomor 25 Tahun 2017 tentang Cara Sertifikasi Cara
Tenaga Kefarmasian.
5
6
Nomor 6 Tahun 2020 tentang Pedoman Teknis Cara Distribusi Obat yang
Baik.
farmasi yang telah lulus sebagai Apoteker dan telah mengucapkan sumpah jabatan
Kefarmasian.
legalitas penyaluran obat (recheck) kebenaran surat pesanan Apotek dan Apoteker
distribusi atau penyaluran sediaan farmasi merupakan salah satu bagian dari
harus memenuhi Cara Distribusi Obat yang Baik (CDOB), menetapkan Standar
dengan proses distribusi pada fasilitas distribusi atau penyaluran sdiaan farmasi.
salah satu tanggung jawab seorang Apoteker dalam fasilitas distribusi atau
tangan konsumen dengan keamanan, khasiat, dan mutu sesuai dengan persyaratan.
sesuai Cara Distribusi Obat yang Baik (CDOB) dimulai dari pengadaan,
Republik Indonesia No. 34 Tahun 2014 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri
pada pasal 4 ayat (1) menyebutkan bahwa pemohon harus memenuhi persyaratan
sebagai berikut:
jawab;
g. Memiliki ruang penyimpanan obat yang terpisah dari ruangan lain sesuai
CDOB.
Menteri Kesehatan dalam bentuk sertifikat elektronik yang dapat di print out. Izin
PBF berlaku 5 (lima) tahun dan dapat diperpanjang selama memenuhi persyaratan
dan pengakuan PBF cabang berlaku mengikuti jangka waktu izin PBF pusat.
tentang Pedagang Besar Farmasi pada pasal 7 untuk memperoleh izin PBF,
tembusan kepada Kepala Badan POM, Kepala Dinas Kesehatan Provinsi dan
sebagai berikut:
b. Susunan direksi/pengurus;
d. Akta pendirian badan hukum yang sah sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan;
bahwa izin PBF berlaku 5 tahun dan dapat diperpanjang selama memenuhi
peraturan.
berturut-turut.
tahun 2017 tentang Perubahan Kedua atas Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 11
2) PBF hanya dapat melaksanakan pengadaan obat dari industri farmasi dan/atau
sesama PBF.
3) PBF hanya dapat melaksanakan pengadaan bahan obat dari industri farmasi,
4) Pengadaan bahan obat melalui importasi sebagaimana dimaksud pada ayat (3)
5) PBF Cabang hanya dapat melaksanakan pengadaan obat dan/atau bahan obat
dari PBF pusat atau PBF Cabang lain yang ditunjuk oleh PBF pusatnya.
6) PBF dan PBF Cabang dalam melaksanakan pengadaan obat atau bahan obat
Tahun 2014 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 1148/
bahwa dalam melaksanakan tugas dan fungsinya PBF juga diberikan larangan
a. Setiap PBF dan PBF Cabang dilarang menjual obat atau bahan obat secara
eceran.
b. Setiap PBF dan PBF Cabang dilarang menerima dan/atau melayani resep
dokter.
Tahun 2017 tentang Perubahan kedua atas Peraturan Menteri Kesehatan Nomor
a. PBF dan PBF Cabang hanya melaksanakan penyaluran obat berdasarkan surat
jawab, atau tenaga teknis kefarmasian penanggung jawab untuk toko obat
mengenai gudang PBF menyatakan bahwa syarat dan ketentuan gudang PBF adalah:
a. Gudang dan kantor PBF atau PBF Cabang dapat berada pada lokasi yang
b. Dalam hal gudang dan kantor PBF atau PBF Cabang berada dalam lokasi
c. PBF dan PBF Cabang dapat melakukan penambahan gudang atau perubahan
Produk farmasi (obat) menurut CPOB harus disimpan pada suhu (dan
tentu akan mengurangi kualitas dan keamanan obat. Metodologi untuk melakukan
4. Kriteria Prosedur
8. Pemasangan EDLM
rutin dan berkala kepada pihak yang berwenang seperti yang disebutkan dalam
Kepala Badan, Kepala Dinas Kesehatan Provinsi dan Kepala Balai POM.
c. Setiap PBF dan PBF Cabang yang menyalurkan narkotika dan psikotropika
d. Laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) dapat dilakukan
e. Laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (4) setiap saat harus dapat
Menteri ini dapat dikenai sanksi administratif. Sanksi administratif yang dimaksud
berlaku paling lama 21 hari kerja dan harus dilaporkan kepada Direktur Jenderal.
Dalam hal PBF atau PBF Cabang diberikan sanksi administratif berupa
dilakukan jika PBF atau PBF Cabang telah membuktikan pemenuhan seluruh
Menteri ini.
Cara Distribusi Obat yang Baik (CDOB) harus diterapkan dalam setiap
Pedagang Besar Farmasi (PBF) sesuai dengan kebijakan pemerintah yaitu Surat
Keputusan Kepala Badan POM Nomor 6 tahun 2020 tentang Pedoman Teknis
Cara Distribusi Obat yang Baik. Standar distribusi obat yang baik diterapkan
a. Menjamin penyebaran obat secara merata dan teratur agar dapat diperoleh
c. Menjamin keabsahan dan mutu obat, agar obat yang sampai ke tangan
konsumen adalah obat yang efektif, aman, dan dapat digunakan sesuai dengan
tujuan penggunaanya.
proses dan sumber daya, serta kegiatan yang diperlukan untuk memastikan bahwa
efektivitasnya.
c. Obat dan atau bahan obat dikirimkan ke penerima yang tepat dalam jangka
d. Kegiatan yang terkait dengan mutu dicatat pada saat kegiatan tersebut
dilakukan.
dan diselidiki.
dan/atau bahan obat. Hal ini dapat dilaksanakan baik secara proaktif maupun
berkesinambungan untuk menilai resiko yang mungkin terjadi terhadap mutu dan
integritas obat dan/atau bahan obat. Sistem mutu harus disusun dan ditetapkan
untuk menangani setiap potensi resiko yang teridentifikasi. Sistem mutu harus
ditinjau ulang dan direvisi secara berkala untuk menangani resiko baru yang
distribusi obat dan/atau bahan obat yang benar sangat bergantung pada personil
yang menjalankannya. Harus ada personil yang cukup dan kompeten untuk
Tanggung jawab masing-masing personil harus dipahami dengan jelas dan dicatat.
Harus ada struktur organisasi untuk setiap bagian yang dilengkapi dengan
bagan organisasi yang jelas. Tanggung jawab, wewenang dan hubungan antar
18
semua personil harus ditetapkan dengan jelas. Tugas dan tanggungjawab harus
didefinisikan secara jelas dan dipahami oleh personil yang bersangkutan serta
jawab. Penanggung jawab harus seorang Apoteker yang memenuhi kualifikasi dan
identifikasi obat dan/atau bahan obat palsu ke dalam rantai distribusi. Penanggung
mutu.
lanjutan mengenai CDOB untuk semua personil yang terkait dalam kegiatan
distribusi.
dalam stok obat dan/atau bahan obat yang memenuhi syarat jual.
h. Turut serta dalam pembuatan perjanjian antara pemberi kontrak dan penerima
obat.
tidak berada di tempat dalam jangka waktu tertentu dan menyimpan dokumen
tugas, berdasarkan suatu prosedur tertulis dan sesuai dengan program pelatihan
Personil yang terkait dengan distribusi obat dan/atau bahan obat harus
memakai pakaian yang sesuai untuk kegiatan yang dilakukan. Personil yang
bahan yang sangat aktif (misalnya korosif, mudah meledak, mudah menyala,
kerja (K3).
dengan bidang yang dilatihkan. Evaluasi berkala dilakukan secara rutin, misalnya
fasilitas distribusi.
perlindungan dan distribusi obat dan/atau bahan obat. Hal-hal yang harus
b. Harus ada area terpisah dan terkunci antara obat dan/atau bahan obat yang
ruang reject).
dari kondisi cuaca dan harus didesain dengan baik serta dilengkapi dengan
peralatan yang memadai dan memiliki sistem pencegahan yang berupa sistem
e. Bangunan dan fasilitas penyimpanan harus bersih dan bebas dari sampah dan
debu. Selain itu bangunan dan fasilitas harus dirancang dan dilengkapi
f. Ruang istirahat, toilet, dan kantin untuk personil harus terpisah dari area
penyimpanan.
obat harus didesain, diletakkan, dan dipelihara sesuai dengan standar yang
ditetapkan serta harus ada program perawatan untuk peralatan vital, seperti
diinginkan.
j. Data harus dilindungi dengan membuat back up data secara berkala dan
teratur. Backup data harus disimpan di lokasi terpisah dan aman selama tidak
kebersihan bangunan.
2.3.4 Operasional
memastikan bahwa identitas obat dan/atau bahan obat tidak hilang dan
mempertimbangkan:
b. Obat dan/atau bahan obat tertentu yang rawan terhadap pemalsuan (kemasan,
sediaan).
c. Penawaran obat dan/atau bahan obat dalam jumlah besar yang biasanya hanya
dan/atau bahan obat hanya disalurkan kepada pihak yang berhak atau berwenang
Nomor 44 Tahun 2010 dilakukan setiap bulan secara online melalui e-NAPZA
(narkotika, psikotropika, dan zat adiktif). Tujuan pelaporan ini dikirim secara
online melalui e-napza adalah agar lebih ramah lingkungan (GoGreen) karena
psikotropika dan obat prekursor untuk setiap bulannya. Sedangkan untuk obat all
product dilakukan tiga bulan sekali secara online melalui e-report dan dilaporkan
kepatuhan terhadap pemenuhan CDOB dan untuk bahan tindak lanjut. Program
inspeksi diri harus dilaksanakan dalam jangka waktu yang ditetapkan dan
undangan, pedoman dan prosedur tertulis. Inspeksi diri harus dilakukan dengan
cara yang independen dan rinci oleh personil yang kompeten dan ditunjuk oleh
2.3.6 Keluhan, Obat dan/atau Bahan Obat Kembalian, Diduga Palsu dan
Recall
Semua keluhan dan informasi lain tentang obat dan/atau bahan obat yang
berpotensi rusak harus dikumpulkan, dikaji, dan diselidiki sesuai dengan prosedur
24
Semua keluhan dan informasi lain mengenai produk yang rusak dan
prosedur yang menjelaskan tentang tindakan yang harus dilaksanakan dan setiap
keluhan harus dikelompokkan sesuai dengan jenis keluhan dan dilakukan trend
Setiap keluhan tentang obat dan/atau bahan obat yang tidak memenuhi
syarat harus dicatat dan diselidiki secara menyeluruh untuk mengidentifikasi asal
b. Jumlah dan identifikasi obat dan/atau bahan obat kembalian harus dicatat
Obat dan/atau bahan obat kembalian harus disimpan terpisah dari obat
dan/atau bahan obat yang memenuhi syarat jual dan dalam area terkunci serta
diberi label yang jelas sampai ada keputusan tindak lanjut. Penilaian yang
diperlukan dan keputusan mengenai status obat dan/atau bahan obat tersebut harus
dan/atau bahan obat diduga palsu. Fasilitas distribusi harus segera melaporkan
obat dan/atau bahan obat diduga palsu kepada instansi yang berwenang, industri
25
farmasi dan/atau pemegang izin edar. Setiap obat dan/atau bahan obat diduga
palsu harus dikarantina di ruang terpisah, terkunci, dan diberi label yang jelas.
Penyalurannya harus dihentikan, dan menunggu tindak lanjut dari instansi yang
yang ditarik kembali yaitu obat dan/atau bahan obat harus ditempatkan secara
terpisah, aman, dan terkunci serta diberi label yang jelas. Proses penyimpanan
obat dan/atau bahan obat yang ditarik harus sesuai dengan persyaratan
dan/atau bahan obat harus didokumentasikan dan dilaporkan, serta dibuat laporan
akhir setelah selesai penarikan, termasuk rekonsiliasi antara jumlah yang dikirim
diharuskan oleh instansi berwenang atau industri farmasi dan/atau pemegang izin
edar.
2.3.7 Transportasi
memadai. Obat dan/atau bahan obat harus diangkut dengan kondisi penyimpanan
sesuai dengan informasi pada kemasan. Metode transportasi yang tepat harus
digunakan mencakup transportasi melalui darat, laut, udara atau kombinasi di atas.
Adapun metode transportasi yang dipilih, harus dapat menjamin bahwa obat
dan/atau bahan obat tidak mengalami perubahan kondisi selama transportasi yang
Pengiriman obat dan/atau bahan obat harus aman dan dilengkapi dengan
harus dilaksanakan oleh semua personil yang terlibat dalam transportasi. Untuk
obat dan/atau bahan obat yang memerlukan kondisi khusus selama transportasi
mengandung zat berbahaya lainnya yang dapat menimbulkan risiko khusus dalam
padatan dan gas bertekanan) harus disimpan dalam area terpisah dan aman, dan
diangkut dalam container dan kendaraan yang aman, dengan desain yang sesuai.
Pelanggan harus mendapatkan data suhu pada saat serah terima obat
dan/atau bahan obat. Jika diperlukan, pelanggan dapat memperoleh dokumen data
suhu untuk menunjukkan bahwa obat dan/atau bahan obat tetap dalam kondisi
distribusi.
b. Kontrak antara fasilitas distribusi dengan pihak penyedia jasa antara lain
dikontrakkan oleh pemberi kontrak. Fasilitas distribusi yang ditunjuk oleh fasilitas
persyaratan CDOB.
2.3.9 Dokumentasi
mutu. Dokumentasi tertulis baik secara manual maupun elektronik harus jelas
dokumen instruksi tertulis, dokumen kontrak, catatan, data, dan dokumen lain
yang terkait dengan pemastian mutu, baik dalam bentuk kertas maupun elektronik.
Dokumentasi yang jelas dan rinci merupakan dasar untuk memastikan bahwa
risiko kesalahan.
dokumentasi:
pedoman CDOB.
elektronik.
3. Dokumentasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) setiap saat
pengemasan ulang dan/atau pelabelan ulang adalah proses pembuatan bahan obat
29
e. Semua label harus dilepas dari wadah aslinya dan contoh label baru yang
bets.
f. Jika dalam prosesnya digunakan lebih dari satu bets label, maka contoh
bets.
Bahan obat boleh dikemas ulang hanya jika ada sistem pengendalian
udara yang dipasok ke area pengemasan ulang tersebut harus sesuai untuk
kegiatan yang dilakukan, misalnya system filtrasi yang efisien. Fasilitas distribusi
yang melakukan pengemasan ulang harus memastikan bahwa stabilitas bahan obat
Bahan obat yang tidak sesuai harus ditangani sesuai dengan prosedur yang
termasuk informasi mutu atau informasi regulasi, antara industri farmasi bahan
sekurang-kurangnya tentang:
a. Nama dari bahan obat, termasuk tingkat mutu (grade) dan farmakope acuan.
d. Nomor bets yang diberikan oleh industri farmasi bahan obat asal atau nomor
jawab dalam transportasi produk rantai dingin. Lokasi penyimpanan dipilih dan
cuaca ekstrim dan bahaya alamiah lainnya. Lokasi dijaga dari penumpukan debu,
produk rantai dingin yang akan dikirimkan pada kondisi suhu yang terjaga. Area
ini hendaknya dekat dengan area penyimpanan yang suhunya terjaga. Area
suhu terjaga, cold room/ chiller (+2 oC s/d +8 oC), freezer room/ freezer (-25oC
suhu.
6) Jika perlu, untuk memasuki area tertentu dilengkapi dengan sistem kontrol
akses.
room/ freezer room atau cara lain yang dapat menjamin keselamatan
personil.
chiller/freezer dan secara rutin dikalibrasi minimal satu kali dalam setahun.
terletak pada satu titik yang paling akurat mewakili profil suhu selama
operasi normal.
suhu.
a. Chiller atau cold room (suhu +2° s/d +8°C), untuk menyimpan vaksin dan
b. Freezer atau freezer room (suhu -15° s/ d -25°C) untuk menyimpan vaksin
OPV.
33
Penyimpanan vaksin dalam chiller dan freezer tidak terlalu padat sehingga
sirkulasi udara dapat dijaga, jarak antara kotak vaksin sekitar 1-2 cm. Harus
minimal dimonitor 3 (tiga) kali sehari setiap pagi, siang dan sore serta harus
didokumentasikan. Pelarut BCG dan pelarut campak serta penetes polio dapat
disimpan pada suhu kamar dan tidak diperbolehkan terpapar sinar matahari
langsung.
a. Hidupkan generator.
b. Jika generator tidak berfungsi dengan baik, maka dilakukan langkah- langkah
sebagai berikut:
2. Periksa termometer, pastikan bahwa suhu masih di antara +2°C s/d +8°C
3. Jika suhu chiller/cold room mendekati +8°C, masukkan cool pack (+2°C
4. Jika suhu freezer / freezer room mendekati -15°C, masukkan cold pack (-
c. Jika keadaan ini berlangsung lebih dari 1 hari, maka vaksin harus dievakuasi
dikalibrasi sekurang-kurangnya satu kali dalam satu tahun terhadap standard yang
harus terdokumentasi.
a. FEFO (First Expire First Out), produk yang tanggal kedaluwarsanya lebih
b. FIFO (First In First Out), produk yang lebih diterima agar lebih dulu
didistribusikan.
c. Untuk vaksin yang memiliki indikator, misalnya vaksin dengan VVM (Vaksin
Vial Monitor) dan kondisi indikator sudah mengarah atau mendekati ke batas
layak pakai (posisi VVM menunjukkan warna lebih gelap), maka vaksin
masih panjang.
dikuasai oleh penanggung jawab fasilitas distribusi dan personil lain yang
dikuasakan sesuai dengan uraian pekerjaan. Personil lain yang dimaksud adalah
1. Kualifikasi Pelanggan
distribusi lain yang memiliki izin khusus penyalur narkotika, instalasi farmasi
lain, apotek, rumah sakit, klinik dan puskesmas yang memiliki kewenangan
2. Pengadaan
a. Sistem elektronik harus bisa menjamin otoritas penggunaan sistem hanya oleh
b. Mencantumkan nama sarana sesuai izin (disertai nomor izin) dan alamat
lengkap (termasuk nomor telepon/ faksimili bila ada) dan stempel sarana.
angka dan huruf) dan isi kemasan (kemasan penyaluran terkecil atau tidak
dalam bentuk eceran) dari narkotika, psikotropika dan/ atau prekursor farmasi
yang dipesan.
e. Mencantumkan nomor urut surat pesanan, nama kota dan tanggal dengan
kebenarannya pada saat pemeriksaan, baik oleh pihak yang menerbitkan surat
data pada saat dibutuhkan oleh pihak yang menerbitkan surat pesanan dan/
secara elektronik dari pihak pemasok bahwa pesanan tersebut telah diterima.
3. Penerimaan
dan/atau bahan obat yang diterima benar dan tidak mengalami perubahan selama
transportasi.
kemasan harus sesuai dengan surat pengantar/ pengirirnan barang dan/ atau
b. Kondisi kontainer pengiriman dan/ atau kemasan termasuk segel, label dan/
pengiriman barang dan/ atau faktur penjualan harus sesuai dengan arsip surat
pesanan.
4. Pemusnahan
disaksikan oleh petugas Dinas Kesehatan Provinsi dan/ atau Balai Besar /Balai
Pengawas Obat dan Makanan (POM) setempat, serta dibuat berita acara
saksi.
e. Nama saksi-saksi.
5. Dokumentasi
dilakukan dengan tertib dan akurat. Pencatatan mutasi dapat dilakukan dalam
bentuk kartu stok manual maupun elektronik. Melakukan stock opname secara
dan/atau surat pengantar/ pengiriman barang/ dari industri farmasi atau dari
fasilitas distribusi lain, bukti retur dan/ atau nota kredit, wajib diarsipkan menjadi
38
satu berdasarkan nomor urut atau tanggal penerimaan barang dan terpisah dari
dokumen lain.
distributor untuk PT. Pharos Indonesia Milik Sekelompok Pharos/ Novel/ Etercon/
Century/ Medicastore. PT. Antar Mitra Sembada membentuk dua tim pemasaran,
yaitu tim Pemasaran Layanan Kesehatan dan tim Pemasaran OTC. Seiring
farmasi, tetapi juga alat kesehatan dan persediaan medis untuk mendukung
Indonesia timur). Dimulai dengan hanya satu kantor cabang, sejak Mei 2011,
alamat JL. Sei Belutu No. 28, Padang Bulan Selayang I, Kec Medan Selayang
kemudian pindah lokasi ke alamat JL. Sei Batang Hari No. 57, Babura Sunggal,
Kec. Medan Sunggal, Kota Medan. Dan sekarang berlokasi di Jl. Asoka No. 95/97
3.2.1 Visi
3.2.2 Misi
konsumen yang berkualitas tinggi dan memberikan nilai tambah bagi Perusahaan,
39
40
beralamat di Jl. Asoka No. 95/97 Kelurahan Asam kumbang, Medan Selayang,
Kota Medan.
PT. AntarMitra Sembada beraktivitas mulai hari Senin s/d Jumat pukul
wewenang dan tanggung jawab setiap pejabat dapat diketahui dengan jelas dan
sama secara harmonis. PT. Antarmitra Sembada Cabang Medan dikepalai oleh
( Kepala Seksi Logistik), APJ Alkes, KSA (Kepala Seksi Keuagan) dan lain-lain.
3.8 Perencanaan
Antarmitra Sembada Cabang Medan memakai sistem droping unit logistik sentral
Forecast (rencana jual) yang dibuat 2 minggu sebelum bulan baru. Pengadaan
bulan berikut dan buffer stock, pemesanan selanjutnya dilihat dari stok barang,
bila stok barang sudah minimum maka akan dilakukan pemesanan 2 minggu
sebelum awal bulan, hal ini dilakukan karena pertimbangan lead time (waktu
selama 7 hari, bila tidak ada kendala diperjalanan. Hal ini dilakukan demi
menjaga mutu obat saat berada diperjalanan mengingat penyimpanan obat harus
memerlukan penanganan yang tepat. Pengiriman barang melalui jasa udara dan
darat. Contoh obat yang dikirim menggunakan jasa udara yaitu obat CCP (Cold
Rumah Sakit, dan lain-lain. Obat-obat yang masuk atau yang datang harus
3.9 Pengadaan
obat Tertentu (OOT), tentunya terdapat batasan pemesanan yang harus ditaati,
3.10 Penerimaan
barang yang merupakan petugas gudang, yang disaksikan oleh Apoteker dan
Kepala gudang (KSL). Pengecekan barang berdasarkan kondisi fisik barang yang
sampai, jumlah No. batch, Expired Date (ED), No. registrasi harus sesuai dengan
a. Bukti pesanan barang dari gudang (untuk memastikan pesanan barang dalam
spesifikasi tepat).
3.11 Penyimpanan
dilakukan dengan cara penyimpanan obat harus disesuaikan dengan suhu tertentu
sesuai jenis obatnya. Pengaturan suhu dilakukan dengan tujuan agar obat yang
disimpan digudang dalam keadaan baik sehingga kualitas terjaga. Suhu yang tidak
sesuai dapat merusak mutu obat. Berikut adalah rentang suhu penyimpanan yang
Chiller = 20 – 80C
Colder = 80 – 150C
Chiller digunakan untuk menyimpan sediaan pada rentang suhu 2οC - 8οC
injeksi, Oxyla Injeksi, dan Atracurium Injeksi. PT. Antarmitra Sembada Cabang
disimpan di dalam Cool room seperti: sediaan kosmetik dari principal Surya
Dermatologi Medical (SDM) dan beberapa obat tablet yang disimpan pada
diruangan. Suhu ruangan (ambient) dengan rentang suhu 25οC – 30οC digunakan
untuk menyimpan Produk Obat Tradisional, Alkes, beberapa sediaan OTC dan
44
Tertentu (OOT) disimpan di dalam ruangan Cool room yang terpisah dari
penyimpanan sediaan lainnya dan diberi jeruji besi dan terkunci yang membatasi
akses keluar-masuk petugas, demi menjaga sediaan dari resiko yang tidak
diinginkan. Ruangan penyimpanan dilengkapi dengan lemari besi dan kartu stock
gudang. Setiap item obat disusun berdasarkan abjad, dan diterapkan sistem FIFO
(First In First Out) dan sistem FEFO (First Expire First Out). Setiap petugas
gudang yang akan menyiapkan orderan, harus mengambil sediaan berdasarkan no.
3.12 Pendistribusian
Packing list
Orderan diserahkan ke
Diserahkan ke ekspeditur Checker bersama faktur
untuk dikirim ke Outlet
3.13 Pelaporan
psikotropika dan prekursor yang dilaporkan setiap bulan sebelum tanggal 10 dan
triwulan.
penyaluran obat keras, obat bebas terbatas dan obat yang dijual selama 3 bulan.
46
Laporan tersebut yaitu Triwulan BPOM, Triwulan E-PBF dan AHA kosmetik.
eksternal dilakukan oleh Badan POM, sedangkan untuk tim internal salah satunya
47
bulan sekali. Jika pada saat inspeksi diri didapatkan temuan maka langsung dibuat
termasuk dalam kategori minor, mayor, critical, atau critical absolut. Untuk
kategori minor adalah tidak mempengaruhi sistem mutu dan kualitas produk.
berpengaruh besar pada sistem mutu dan produk. Sudah ada petunjuk tetapi tidak
dijalankan oleh sebagian kecil bagian yang berkaitan. Temuan critical adalah
prosedur tidak dijalankan oleh beberapa atau semua bagian. Kegiatan koreksi
dilakukan secepatnya. Ketika proses inspeksi diri internal akan dilakukan kembali,
3.19 Trasportasi
cabang Medan yaitu 10 motor dan 3 mobil. Kendaraan ini digunakan untuk
kebersihan dari kendaraan itu sendiri. Untuk menjaga kondisi dari kendaraan,
dilakukan perawatan setiap hari mengenai kebersihan kendaraan dan setiap satu
bulan sekali untuk kondisi mesin kendaraan. Pada setiap kendaraan ditempel
daftar produk yang termasuk dalam produk rantai dingin, sehingga setiap
ekspeditur mengetahui produk apa saja yang harus menggunakan cool box untuk
pengirimannya.
48
3.20 Dokumentasi
penyaluran yaitu dengan menyimpan copy faktur yang telah ditanda tangani
pelanggan dan surat pesananan dari pelanggan. Selain itu untuk Apoteker
dan obat-obat tertentu setiap satu bulan sekali (maksimal pada tanggal 10) melalui
4.1 Pembahasan
Deli Tua angkatan VIII di Pedagang Besar Farmasi (PBF) PT. AntarMitra
Sembada Cabang Medan di Jl. Bunga Asoka No. 95/97 Kelurahan Asam
dapat mengetahui tugas dan tanggung jawab seorang apoteker pada sarana
Tahun 2019 tentang Pedoman Teknis Cara Distribusi Obat yang Baik, PBF dan
obat dan/atau bahan obat wajib menerapkan Pedoman Teknis CDOB. PT.
Distribusi Obat yang Baik), sehingga dengan adanya sertifikat CDOB ini maka
Setiap PBF dan PBF Cabang harus memiliki apoteker penanggung jawab
penyimpanan dan penyaluran obat dan/atau bahan obat (Menkes RI, 2011).
Pelaksanaan dan pengelolaan sistem manajemen mutu yang baik serta distribusi
obat yang benar sangat bergantung pada personil yang menjalankannya. Untuk
49
50
personil wajib mengikuti pelatihan tentang CDOB serta menerima pelatihan dasar
melalui PT. Antarmitra Sembada Pusat. Hal ini sesuai dengan Peraturan Menteri
yang menyatakan bahwa PBF Cabang hanya dapat melaksanakan pengadaan obat
dan/atau bahan obat dari PBF pusat. Pengadaan dilakukan berdasarkan forecast
marketing, sales dan institusi. Dalam hal pengadaan produk PT. Antarmitra
Sembada dilakukan dengan mengirim purchase order (PO) ke NWD oleh PT.
bukti pesanan barang dari Gudang (untuk memastikan pesanan barang dalam
barang untuk memastikan bahwa kiriman obat yang diterima benar, berasal dari
pemasok yang disetujui, tidak rusak atau tidak mengalami perubahan selama
transportasi, nomor batch dan tanggal kadaluwarsa pada obat harus sesuai dengan
faktur. Jika terjadi ketidaksesuaian jumlah atau ditemukan adanya barang rusak
Teknis Cara Distribusi Obat yang Baik, kondisi penyimpanan untuk obat harus
sesuai dengan rekomendasi dari industri farmasi yang memproduksi obat tersebut.
ruang ambient, chiller, cold room, ruang karantina dan ruang bad stock. Semua
sediaan obat disusun rapi di dalam rak dengan posisi no. batch dan tanggal
gudang dalam mengambil barang yang dimaksud. Sediaan obat diletakkan di atas
palet sehingga sediaan tidak berkontak langsung dengan lantai yang dapat
kelembapan ruangan, dilakukan pencatatan suhu dan kelembapan tiap tiga kali
pemeliharaan ruangan/ceklis kebersihan setiap satu kali sehari. Inspeksi diri di PT.
penyimpangan dalam hal tidak sesuai dengan ceklis inspeksi diri dan Jika terjadi
terjadi.
dilakukan dengan melakukan stock opname yaitu stock opname harian, bulanan
dan tahunan. Stock opname nasional dilakukan satu kali dalam satu tahun. Stock
opname dilakukan terhadap jumlah fisik barang dan jumlah barang pada sistem
komputer. Setiap bulan dilakukan integrity stock oleh apoteker penanggung jawab
untuk sesuai fisik barang yang akan diantar dengan faktur. Random barang masuk
menyalurkan obat kepada PBF atau PBF Cabang lain dan fasilitas pelayanan
farmasi rumah sakit, puskesmas, klinik dan toko obat). Dalam hal
obatnya sesuai dengan surat pesanan. Untuk surat pesanan prekursor dan obat-
penanggung jawab PBF. Pada saat pengiriman untuk produk yang memerlukan
perlakuan khusus seperti obat yang harus disimpan pada suhu dingin maka
dikemas dalam cool box, untuk memastikan agar suhu tetap terjaga dilakukan
Teknis Cara Distribusi Obat yang Baik, keluhan obat dan/atau bahan obat harus
berdasarkan surat recall dari patner bisnis PBF barang yang melakukan penarikan
kembali, serta jumlah dan identifikasi obat dan/atau bahan obat kembalian harus
dari relasi kepada PT. Antarmitra Sembada Cabang Medan dapat dilakukan
dengan alasan kadaluarsa, rusak, recall atau tidak sesuai pesanan. Barang yang
dikembalikan diletakkan di lemari yang terpisah dengan obat lain dan diberi label
yang jelas.
menyampaikan laporan setiap satu bulan sekali untuk prekursor, obat-obat tertentu
kepada BPOM melalui e-NAPZA dan tiga bulan sekali untuk obat-obatan regular
53
melalui e-report. Pelaporan hasil inspeksi diri yang berupa evaluasi pelaksanaan
dilaporkan oleh tim inspeksi diri sekurang-kurangnya dua kali dalam satu tahun.
5.1 Kesimpulan
terdiri dari pengadaan, penerimaan dan penyaluran obat sesuai dengan Cara
54
55
5.2 Saran
Medan secara garis besar telah memenuhi CDOB. Dari hasil kegiatan PKPA yang
dilaksanakan di PT. AntarMitra Sembada Cabang Medan, ada beberapa hal yang
Peraturan Kepala BPOM RI. 2019. Petunjuk Pelaksanaan Cara Distribusi Obat
Yang Baik. Jakarta: Badan Pengawas Obat Dan Makanan Republik
Indonesia.
Peraturan Kepala BPOM RI. 2020. Petunjuk Pelaksanaan Cara Distribusi Obat
Yang Baik. Jakarta: Badan Pengawas Obat Dan Makanan Republik
Indonesia.
56
LAMPIRAN
57
Lampiran 2 Struktur organisasi PT. AntarMitra Sembada cabang Medan
58
Lampiran 3 Sertifikat CDOB PT. AntarMitra Sembada cabang Medan
59
60
Lampiran 4 Perubahan sertifikat CDOB PT. AntarMitra Sembada cabang Medan
61
Lampiran 5 Kartu monitoring suhu
62
Lampiran 6 Daftar Produk CCP (Cold Chain Product)
63
64