Tanggal : Rabu, 1 September 2021 Jam Kerja : 09:00 – 16:00 wib
No. Topik Kegiatan Uraian Kegiatan Paraf
Preseptor 1. Pembekalan Materi I - Direktur Utama : Apt. Drs. Nurtjahjo oleh : Apt. Dwitia Waluju Wibowo Oktaviani Tentang - Direktur Operasional : Apt. Abdul Aziz, Struktur Organisasi S.Si., MM KF Apotek Bandung - Direktur Keuangan dan SDM : Agus Chandra, MBA - Direktur Pengembangan Bisnis : Apt. Mahardiman, S.Si. - Manager KF Apotek Unit Bisnis Bandung : Apt. Oliv Fabia, S.Farm.
2. Profil Kimia Farma - Secara keseluruhan kimia farma terdiri
Unit Bandung dari 23 Klinik, 1 Klinik hemodialisa dan 56 Kimia farma apotek - 56 Kimia Farma terbagi atas beberapa bagian di antaranya sebagai berikut : Kota Bandung : 38 Apotek Kota Cimahi : 3 Apotek Kota Bandung : 6 Apotek Kota Bandung Barat : 5 Apotek Kota Sumedang : 3 Apotek Kota Subang : 1 Apotek
3. Tata Tertib Praktek Mengatur jadwal sesuai dengan jam
Kerja Profesi operasional kerja Apoteker Membuat daftar hadir Mengikuti standar grooming apotek Kimia Farma Melakanakan Greating
4. Penjabaran Apotek - Apotek adalah : Sarana pelayanan
Menurut PMK RI kefarmasian tempat dilakukan No.9 Tahun 2017 praktek kefarmasian oleh apoteker - Fasilitas Kefarmasian adalah : Sarana yang digunakan untuk melakukan pekerjaan kefarmasian - Tenaga Kefarmasian adalah : Tenaga yang melakukan pekerjaan kefarmasian yang terdiri dari Apoteker dan Tenaga Teknis Kefarmasian - Apoteker adalah : Sarjana farmasi yang telah lulus sebagai apoteker dan telah mengucapkan sumpah apoteker - Tenaga Teknis Kefarmasian adalah : Tenaga yang membantu apoteker dalam menjalankan pekerjaan kefarmasian, yang terdiri 5. Pendirian Apotek dari Sarjana Farmasi, Ahli Madya dan Analis Farmasi.
- Pendirian apotek harus memenuhi
persyaratan, meliputi : 1. Lokasi 2. Bangunan 3. Sarana, prasarana dan Peralatan 4. Ketenagaan - Bangunan apotek paling sedikit memiliki sarana ruang yang berfungsi, meliputi : 1)Penerimaan resep 2)Pelayanan resep dan peracikan 3)Penyerahan sediaan farmasi dan alat kesehatan 4)Konseling 6. Perizinan Apotek 5)Penyimpanan sediaan farmasi dan alat kesehatan 6)Arsip
- Berdasarkan keputusan menteri
7. Sumber Daya kesehatan Republik Indonesia Manusia Tentang Ketentuan dan Tata Cara Pemberian Izin Apotek
- Pelayanan kefarmasian di apotek
diselenggarakan oleh apoteker, dapat dibantu oleh apoteker pendamping dan atau tenaga teknis kefarmasian yang memiliki surat tanda registrasi (STRA) dan surat izin praktek (SIPA). No. Topik Kegiatan Uraian Kegiatan Paraf Preseptor 1. Pembekalan Materi - Standar Pelayanan Kefarmasian adalah II oleh : Apt. Derry tolak ukur yang dipergunakan sebagai Susanti pedoman bagi tenaga kefarmasian dalam Standar Pelayanan menyelenggarakan pelayanan Kefarmasian di kefarmasian. Apotek Menurut - Standar Pelayanan Kefarmasian di Permenkes RI No.73 apotek meliputi standar: Tahun 2016 a. Pengelolaan Sediaan Farmasi,Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai; dan b. Pelayanan farmasi klinik.
2. Pengelolaan Sediaan a. Perencanaan
Farmasi, Alat Perencanaan sediaan farmasi, alat Kesehatan dan Bahan kesehatandan BMHP merupakan tahap Medis Habis Pakai awal untuk menetapkan jenis serta jumlah sediaan farmasi, alat kesehatandan BMHP yang sesuai dengan kebutuhan. b. Pengadaan Pengadaan merupakan kegiatan untuk merealisasikan kebutuhan yang telah direncanakan dan disetujui, melalui pembelian. Untuk menjamin kualitas pelayanan kefarmasian maka pengadaan sediaan farmasi, alat BMHP harus melalui jalur resmi sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan. c. Penerimaan Penerimaan merupakan kegiatan untuk menjamin kesesuaian jenis spesifikasi, jumlah, mutu, waktu penyerahan dan harga yang tertera dalam surat pesanan dengan kondisi fisik yang diterima. Penerimaan dan pemeriksaan merupakan salah satu kegiatan pengadaan agar obat yang diterima sesuai dengan jenis, jumlah dan mutunya berdasarkan Faktu rPembelian dan /atau Surat Pengiriman Barang yang sah. d. Penyimpanan Penyimpanan adalah suatu kegiatan menyimpan dan memelihara dengan cara menempatkan perbekalan farmasi yang diterima pada tempat yang dinilai aman dari pencurian serta gangguan fisik yang dapat merusak mutu sediaan farmasi. Tujuan penyimpanan adalah untuk memilihara mutu sediaan farmasi. e. Pemusnahan dan Penarikan Sediaan farmasi kedaluwarsa atau rusak harus dimusnahkan sesuai dengan jenis dan bentuk sediaan. Pemusnahan sediaan farmasi kedaluwarsa atau rusak yang mengandung narkotika atau psikotropika dilakukan oleh Apoteker dan disaksikan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota. Pemusnahan sediaan farmasi selain narkotika dan psikotropika dilakukan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten/kota. Pemusnaan sediaan farmasi selin narkotika dan psikotropika dilakukan oleh Apoteker dan di saksikan oleh tenaga kefarmasian lain yang memiliki surat izin praktik atau surat izin kerja. Pemusnaan di buktikan dengan berita acara pemusnaan. f. Pengendalian Pengendalian dilakukan untuk mempertahankan jenis dan jumlah persediaan sesuai kebutuhan pelayanan, melalui pengaturan sistem pesanan atau pengadaan, penyimpanan dan pengeluaran. Hal ini bertujuan untuk menghindari terjadinya kelebihan, kekurangan, kekosongan, kerusakan,kadaluwarsa, kehilangan serta pengendalian persediaan dilakukan menggunakan kartu stok baik dengan cara manual atau elektronik. g. Pencatatan dan Pelaporan Pencatatan di lakukan pada setiap proses pengelolaan Sediaan Farmasi, AlatKesehatan, dan BMHP meliputi pengadaan (surat pesanan, faktur), penyimpanan (kartu stok), (penyerahan nota atau struk penjualan) dan pencatatan lainnya yang disesuaikan dengan kebutuhan . Pelaporan terdiri dari pelaporan internal dan eksternal. 3. Komponen Penjualan - Komponen KF Apotek terdiri dari Kimia Farma Apotek penjualan tunai dan penjualan kredit. - Penjualan tunai meliputi : Resep UPDS (Upaya pengobatan diri sendiri) HV/OTC Enggro - Penjualan kredit meliputi : Resep kredit Enggro No. Topik Kegiatan Uraian Kegiatan Paraf Preseptor 1. Pembekalan Materi - Standar Pelayanan Kefarmasian adalah III : Apt. Shintia tolak ukur yang dipergunakan sebagai Standar Pelayanan pedoman bagi tenaga kefarmasian dalam Kefarmasian di menyelenggarakan pelayanan Apotek menurut kefarmasian. Permenkes 73 Tahun - Standar Pelayanan Kefarmasian di 2016 apotek meliputi standar: A. Pengelolaan Sediaan Farmasi,Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai; dan B. Pelayanan farmasi klinik
2. Pelayanan Farmasi a. Pengkajian dan Pelayanan Resep
Klinik Pengkajian dan pelayana resep merupakan suatu yang meliputi ketersediaan, pengkajian resep, penyiapan sedian farmasi, alat kesehatan dan BMHP, termasuk peracikan obat dan penyerahan disertai pemberian informasi. Pengkajian dan pelayanan resep dilakukan untuk semua resep yang masuk tanpa kriteria pasien. b. Dispending Dispending bertujuan untuk menyiapkan, menyerahkan dan memberikan informasi obat yang akan diserahkan kepada pasien. Dispending dilaksanakan setelah kajian administratif, farmasetik dan klinik memenuhi syarat. c. Pelayanan Kefarmasian Obat Pelayanana Informasi Obat (PIO) merupakan kegiatan yang dilakukan olh apoteker dalam penyediaan dn pemberian informasi mengenai obat yang tidak memihak, dievaluasi dengan kritis dan dengan bukti terbaik dalam segala aspek penggunaan obat kepada profesi kesehatan lain, pasien atau masyarakat. d. Konseling Konseling obat merupakan proses intraktik antara Apoteker dengan interaktif antara Apoteker dengan pasien/keluarga untuk meningkatkan pengatahuan, pemahamann, kesadaran dan kepatuhan sehingga terjadi perubahan perilaku dalam penggunaan obat dan menyelesaikan masalah yang dihadapi pasien. Untuk mengawali konseling, Apoteker menggunakan three prime questions. Apabila tingkat kepatuhan pasien dinilai rendah, perlu dilanjutkan dengan metode Health Belief Model. Apotekr harus melakukan verifikasi bahwa pasien atau keluarga pasien atau keluarga pasien sudah memahami obat yang di gunakan. e. Home Pharmacy Care Apoteker dapat melakukan kunjungan pasien dan atau pendampingan pasien untuk pelayanan kefarmasian di rumah dengan persetujuan pasien atau keluarga terutama bagi pasien khusus yang membutuhkan perhatian lebih. Pelayanan dilakukan oleh apoteker yang kompeten, memberikan pelayanan untuk meningkatkan kesembuhan dan kesehatan serta pencegahan komplikasi, bersifat rahasia dan prsetjuan pasien, melakukan telah atas penatalaksanaan terapi, memelihara hubungan dengan tim kesehatan. f. Pemantauan Terapi Obat (PTO) Merupakan proses yang memastikan bahwa seorang pasien mendapatkan terapi obat yang efktif dan terjangkau dengan memaksimalkan efikasi dan meminimalkan efek samping. g. Monitoring Efek Samping Obat Merupakan kegiatan pemantauan setiap respon kegiatan pemantauan setiap respon terhadap obat yang merugikan atau tidak diharapkan yang terjadi pada dosis normal yang di gunakan pada manusia untuk tujuan profilaksis, diagnosis dan terapi atau memodifikasi fungsi fisiologis.