TINJAUAN KHUSUS
Pada tahun 1975 PT. Mutiara Mukti Farma adalah salah satu industri
Pharmaceutical Industry. Saat itu industri ini hanya memiliki 1 orang apoteker,
20 orang karyawan dan memiliki sekitar 30 jenis produk seperti sirup, bedak dan
Tahun 1980 yang bertepatan pada tanggal 13 Januari industri ini diambil
alih oleh Bapak W.H Siahaan. Kemudian terjadi penggabungan antara Sejati
yang sama indutri farmasi tersebut berganti nama menjadi PT. Mutiara Mukti
Farma atau lebih dikenal dengan sebutan PT. MUTIFA. Pada saat itu, PT.
MUTIFA berlokasi di Jln. Brigadir Jendral Katamso No.200, Medan. Setelah itu
dibebankan dalam produksi dan yang lainnya di Quality Control (QC) (Anonim,
2007).
saham dan manajemen industri farmasi, dimana pada tanggal 31 Januari 1989
1134.HT.01.04 tahun 1989 bahwa Bapak Jacob dan keluarganya telah terdaftar
27 Juli 1994 PT. MUTIFA pindah ke lokasi baru di Jln. Besar Namoramben
39
No.68 Pasar V Desa Sidodadi Kec. Deli Tua, Medan dengan luas area tanah
25.000 m2 dan luas area bangunan 6.259m2. Dua tahun kemudian, pada tanggal 31
Practice) dari BPOM (Badan Pengawas Obat dan Makanan). Produksi jenis obat
meningkat menjadi 120 jenis, termasuk tablet, kapsul, tablet salut, bedak/talkum,
cairan topikal dan yang lainnya. Jumlah karyawan juga meningkat menjadi 115
Jakarta, Jawa Timur, Riau, Jawa Barat, Sulawesi Utara, Sulawesi Selatan, Jawa
Tengah, Kalimantan dan Irian Jaya. Untuk bahan baku PT. MUTIFA memperoleh
dari distributor di Amerika, Jerman, Cina, Belanda, India, Taiwan, Jepang dan
2.2.1 Visi
Visi MUTIFA adalah “Anda sehat kami bangga”. Dari visi ini MUTIFA
dengan produk yang inovatif dan berkualitas tinggi, pelayanan yang unggul
melalui proses yang efektif dan efisien. Dengan demikian akan menimbulkan
2.2.2 Misi
melalui:
40
1. Melakukan inovasi pada produk-produk dan kegiatan operasional.
2.2.3 Logo
nama dari MUTIFA yang merupakan kepanjangan dari Mutiara Mukti Farma.
2.2.4 Tujuan
Tujuan dari PT. MUTIFA ini adalah untuk dapat menjadi salah satu
2.3 Lokasi
Sidodadi Kec. Deli Tua Kab. Deli Serdang, Medan, Sumatera Utara. MUTIFA
memiliki luas area tanah 25.000 m2 dan luas area bangunan 6.259m2 (Mirza,
2009).
41
yang langsung bertanggung jawab penuh kepada direktur utama. Struktur
(Pratiwi, 2009):
1. Departemen produksi
Bagian produksi cair non beta laktam ini juga dipimpin oleh
42
c. Jika ada kegagalan dalam produksi, mendiskusikan dengan
mulai dari pemesanan bahan baku dan kemasan obat sampai obat siap
baik.
jabatan.
43
f. Pengkajian terhadap semua dokumen yang terkait dengan proses
dalam izin edar serta peraturan lain yang berkaitan dengan aspek
ditangani sedemikian rupa agar mutu tetap dijaga selama masa edar
i. Tersedia prosedur inspeksi diri atau audit mutu yang secara berkala
44
l. Tersedia sistem persetujuan terhadap perubahan yang berdampak
berkesinambungan.
a. Unit QC
b. Bagian registrasi
c. Bagian standarisasi
bahwa :
45
Bagian standarisasi bekerja sama dengan departemen R&D dalam
46
Struktur organisasi departemen R&D dapat dilihat pada gambar 2.
Manajer R&D
Supervisol R&D
Formulator Administrasi
5. Departemen Personalia
penggajian karyawan.
7. Departemen Teknik
47
8. Departemen Production Planning and Inventory Control (PPIC)
produk. PPIC juga membawahi unit gudang obat jadi, gudang bahan baku,
a. Production Planning
pelanggan
48
2. Berkurangnya biaya produksi
b. Infentory Control
waktu pemesanan
persediaan (stockout)
49
3.6 Bangunan
1. Bangunan utama.
Bangunan utama ini terdiri dari kantor, gudang, ruang produksi non beta
2. Bangunan β-Laktam
dengan produk non beta laktam. Bangunan ini juga mempunyai sistem tata
udara yang berbeda dan terpisah dengan produk non beta laktam. Ruang
3. Bangunan teknik
4. Kantin
5. Bangunan R & D
3.7 Ruangan-Ruangan
1. Ruang perkantoran
c. Ruang pertemuan
50
e. Ruang Manajer, yaitu Ruang Manajer Produksi, Manajer QC, dan
Manajer QA.
2. Gudang
1. Gudang bahan baku. Di dalam gudang ini terdiri dari ruangan seperti
ruang kepala gudang bahan baku, ruang karantina, ruang dingin dan
ruang sampling.
seperti ruang kepala gudang bahan kemasan, ruang etiket dan brosur,
3. Gudang obat jadi. Di dalam gudang ini terdiri dari ruangan seperti
ruang kepala gudang obat jadi, ruang karantina, ruang tempat obat
4. Gudang alat
3. Ruang produksi
Ruang produksi terdiri dari ruangan produksi tablet, sirup, bedak, kapsul,
dan salep.
7. Janitor dll.
51
Tabel 1. Ukuran Ruangan Masing-Masing Bagian di PT. MUTIFA
3.8 Peralatan
tepat, ukuran juga memadai serta ditempatkan dan dikualifikasi dengan tepat
untuk menjamin mutu obat, untuk memudahkan pembersihan serta perawatan agar
52
Bagian bagian produksi PT. MUTIFA terdiri atas :
1. Unit tablet
pencetak tablet, oven lubrikan, FDB (Fluid Bed Dryer), mesin penyalut,
mesin strip dan mesin blister. Hal-hal yang diperiksa selama produksi
2. Unit kapsul
mesin pengisi kapsul dan oven. Pada produksi kapsul perlu diperhatikan
hancur, disolusi dan LOD. Bagan proses pembuatan kapsul dapat dilihat
pada lampiran 4.
3. Unit liquida
Unit liquida memproduksi sediaan bentuk cair seperti suspensi dan sirup.
Unit ini dilengkapi dengan mesin mixer dan mesin pengisi obat dalam
dan kebocoran wadah. Bagan proses pembuatan liquida dapat dilihat pada
lampiran 5.
53
Produk beta laktam diproduksi dalam bangunan tersendiri dan terpisah
dengan produk non beta lakatam. Ruang produksi dirancang sedemikian rupa
proses produksi obat serta lewatnya salah satu langkah dalam proses produksi.
persyaratan mutu serta memenuhi izin pembuatan dan izin edar (registrasi).
Produksi yang dilakukan di PT. MUTIFA dilakukan dan diawasi oleh personil
yang berkompeten. Penanganan bahan dan produk jadi, seperti penerimaan dan
instruksi tertulis.
pengeluaran dan jumlah bahan yang tersisa dicatat. Catatan ini berisi keterangan
mengenai pasokan, nomor batch atau lot, tanggal penerimaan, tanggal pelulusan
secara visual tentang kondisi umum, keutuhan wadah dan segelnya, ceceran atau
label dari pemasok. Bahan awal yang diterima ini nantinya akan dikarantina
sampai disetujui dan diluluskan untuk pemakaian oleh kepala bagian pengawasan
mutu. Untuk pemasok bahan baku akan sama perlakuannya. Pemasok bahan baku
di PT. MUTIFA ini berasal dari luar negeri seperti Amerika, Jerman, Cina,
54
Belanda, India, Taiwan, Jepang dan Swiss hal ini dikarenakan persediaan bahan
dipisahkan antara gedung beta laktam dengan gedung non beta laktam. Untuk
penimbangan dan penyerahan bahan awal, bahan pengemas, produk antara dan
prosedur yang ada. Bahan yang telah diolah akan menjadi produk antara, produk
ini akan di karantina dan diberi label sampai diluluskan oleh pengawasan mutu.
Setelah diberi label lulus produk antara akan dibawa ke mesin dicetak. Setelah
dicetak maka akan menjadi produk ruahan. Produk ini akan dikarantina dan diberi
label sampai diluluskan oleh pengawas mutu. Kemudian produk ruahan ini akan
dikemas dan menjadi produk jadi. Kemudian produk jadi ini juga akan mengalami
masa karantina dan diberi label sampai diluluskan oleh bagian pengawasan mutu.
Sarana penunjang lain seperti Air Handling Unit (AHU), generator disel,
listrik, dan kompresor. AHU digunakan dalam ruangan produksi beta laktam dan
non beta laktam. Supply udara yang disalurkan ke dalam ruang produksi ini
berasal dari 2 sumber, yaitu berasal dari udara yang disirkulasi kembali (sebanyak
80%) dan berasal dari udara bebas (sebanyak 20%). Supply udara tersebut
kemudian melewati filter yang terdapat di dalam filter house yang terdiri dari
55
prefilter yang memiliki efisiensi penyaringan sebesar 35% dan medium filter yang
melewati cooling coil (evaporator) yang akan menurunkan suhu (T) dan
static pressure fan (blower) ke dalam ruang produksi melalui ducting (saluran
udara). Jumlah udara yang masuk ke dalam ruang produksi diatur dengan
Kecepatan pertukaran udara dalam ruangan produksi beta laktam maupun non
beta laktam 20 kali per jam dan untuk koridor 25 kali per jam.
Sumber arus listrik PT. MUTIFA berasal dari Perusahaan Listrik Negara
(PLN), dan apabila arus listrik dari PLN terputus digunakan generator. Sumber air
berasal dari sumur pompa dan air PAM. Untuk keperluan produksi digunakan air
sumur yang telah mengalami proses pengolahan. Air PAM digunakan untuk
pencucian alat, mandi, dan bila aliran PAM mengalami masalah, untuk
menggantikan air PAM digunakan air sumur yang telah mengalami tiga kali
penyaringan. Bangunan penunjang lainnya terdiri dari mushola, kamar mandi, dan
pos jaga.
1. Manajemen Mutu
MUTIFA memiliki manajemen mutu sesuai dengan CPOB 2006. Hal ini
56
Departemen QA diwajibkan bertanggung dalam menjamin mutu
mulai dari pemesanan bahan baku dan kemasan obat sampai obat siap
d. Melaksanakan validasi
kembali
dihasilkan agar sesuai dengan persyaratan mutu obat yang telah ditetapkan
57
dan memastikan seluruh kegiatan yang terlibat dalam proses pembuatan
2. Personalia
saling bertanggung jawab satu dengan yang lain. Manager produksi dan
58
3. Bangunan dan Fasilitas
khusus untuk kegiatan tersebut. Area ini merupakan bagian dari area
produksi.
IPC
dust collector belum berfungsi dengan baik. Hal ini dapat dilihat pada saat
gudang bahan kemasan dan obat jadi. Gudang bahan baku terdiri dari
59
ruangan administrasi, karantina, penolakan, penyimpanan bahan baku
master dus, kotak karton dan botol. Gudang bahan jadi terdiri dari ruang
tidak berkontak langsung dengan lantai, tidak tercemar debu, kotoran dan
penyimpan.
4. Peralatan
terdapat satu atau dua peralatan yang berhubungan satu sama lain yaitu :
c. Ruangan pengering hanya terdapat alat osilator dan Fluid bed dryer
60
Tiap ruang dan tidak berhubungan secara langsung sehingga
sebelum memasuki area produksi. Sarana toilet dan tempat cuci tangan
6. Produksi
61
dalam produksi. Apabila memenuhi persyaratan spesifikasi maka
diluluskan dan bahan awal serta bahan pengemas tersebut dapat dipakai.
dihasilkan produk jadi. Produk jadi dikarantina pada area produksi. Bagian
7. Pengawasan mutu
atas :
62
c. Meyusun dan memvariasi prosedur tetap yang diperlukan departeman
QC
Bahan baku yang baru datang diberi status karantina. Gudang akan
bahan aktif dan bahan pembantu. Setiap bahan baku yang masik harus
Apabila bahan baku ditolak ditempelkan label reject (warna merah) dan
Produk ruahan adalah produk yang telah selesai diolah dan siap
berlangsung yaitu pada awal, tengah dan akhir. Produk ruahan harus
QA
63
8. Inspeksi Diri dan Audit Mutu
Inspeksi diri PT. MUTIFA diadakan satu tahun sekali. Inspeksi diri
dilakukan oleh tim inspeksi diri yang diketahui oleh manager QA. Inspeksi
a. Personalia
b. Bangunan
e. Peralatan
g. Dokumentasi
j. Kalibrasi alat
l. Penanganan keluhan
m. Pengawasan label
POM. Audit ini mencakup aspek CPOB. Badan POM didampingi manajer
64
9. Penanganan Keluhan terhadap Produk, Penarikan Kembali Produk dan
Produk Kembalian
dibagi atas :
a. Kategori A
mengandung resiko bagi pasien, laporan negatif dari media massa yang
b. Kategori B
mengandung resiko terhadap pasien (nomor kode tidak ada) dan cacat
estetik.
10. Dokumentasi
65
d. Penandaan (statur ruangan, mesin, label karantina, release, rejected)
f. Dokumen registrasi
g. Catatan kalibrasi
h. Catatan verifikasi
yang jelas dan rinci mengenai bidang tugas yang harus dilaksanakannya
dilakukan validasi.
untuk produk yang akan divalidasi. Kegiatan validasi akan dilakukan oleh
validasi. Setiap akhir validasi harus dibuat suatu laporan validasi sebagai
pertanggung jawaban.
66
Kualifikasi di PT. MUTIFA merupakan tanggung jawab
b. Instalation Qualification
melakukan OQ
67
3.12 Pengolahan Limbah
limbah dan tolak ukurnya agar memenuhi persyaratan baku mutu lingkungan.
Limbah di PT. MUTIFA dibagi dua yaitu limbah beta laktam dan limbah non beta
laktam.
Jenis limbah beta laktam dapat berupa limbah cair, padat, udara, dan suara.
Limbah cair berasal dari gedung produksi beta laktam berupa pencucian
alat/mesin. Limbah padat berupa wadah bekas bahan baku antibiotik beta laktam,
bahan baku beta laktam yang rusak, tong plastik, buangan proses produksi, dan
produk jadi antibiotik beta laktam yang rusak. Limbah udara berupa debu
produksi antibiotik beta laktam. Limbah suara berasal dari mesin produksi, genset,
a. Limbah cair
Limbah cair yang berasal dari gedung beta laktam dialirkan ke bak/kolam
b. Limbah padat
Limbah padat yang berupa wadah yang mengandung bahan antibiotik beta
laktam dicuci dan dibilas bersih dengan air bersih di ruang pencucian di
68
dalam gedung beta laktam. Air pencucian tersebut merupakan limbah cair
dari gedung beta laktam yang dialirkan ke bak perusak cincin beta laktam,
sedangkan wadah yang telah dicuci dan dibilas bersih tersebut dikeluarkan
dari gedung beta laktam dan ditangani limbahnya seperti pada pengelolaan
c. Limbah udara
Limbah udara berupa debu produksi disedot dan dikumpulkan oleh dust
collector.
d. Limbah suara
Jenis limbah non beta laktam di PT. MUTIFA ada 3 jenis yaitu:
1. Limbah cair
Limbah cair ini berasal dari limbah produksi, limbah laboratorium, limbah
tentang Baku Mutu Limbah Cair Industri seperti yang terdapat dalam tabel
2 di bawah ini.
69
Tabel 2. Tolak Ukur Pemantauan Limbah Cair di PT. MUTIFA
Parameter Formulasi
(Pencampuran) (mg/L)
BOD (Biological Oxygen Demand) 75
COD (Chemical Oxygen Demand) 150
TSS (Total Suspended Solid) 75
Total-N -
Fenol -
Ph 6,0-9,0
2. Limbah padat
botol, dus).
pada lampiran 7.
70
3. Limbah Suara
Limbah suara ini berasal dari mesin produksi, genset, mesin sistem
penunjang (AHU, mesin boiler). Cara pengendalian limbah suara ini dapat
angka kebisingan dan getaran di dalam dan di luar area pabrik yang diukur
7,5 Hz.
4. Limbah Udara
b. Debu produksi.
kualitas udara di dalam dan di luar lingkungan pabrik, meliputi kadar H2S,
NH2, SO2, CO, NO2, TSP. Sistem penanggulangan limbah udara antara
71
Tabel 3. Sistem Penanggulangan Limbah Udara di PT. MUTIFA
72